Anda di halaman 1dari 4

Berpikir Ilmiah

1. Pengertian Berpikir Ilmiah


Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Berpikir
dapat dibedakan dua yaitu menjadi berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir
alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh
alam sekelilingnya, sedangkan berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan pola
dan sarana tertentu secara teratur. Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan
empiris. Logis: masuk akal, empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta
yang dapat dipertanggung jawabkan. Berpikir ilmiah yaitu berpikir dalam hubungan
yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian
(Menurut Kartono: 1996 dalam Khodijah, 2006:118).

Berpikir ilmiah juga harus melalui proses yang panjang dan benar karena akan
menyangkut kebenaran. Sehingga ide tersebut dapat diterima orang lain. Dalam
berpikir ilmiah seseorang harus memperhatikan dasar-dasarnya yang didalamnya
menyangkut apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Biasanya hal itu digunakan
untuk mencari rumusan masalah dan mencari solusi atau kesimpulan suatu masalah.
Berpikir ilmiah sangat penting dalam melakukan sesuatu, tidak hanya di lingkungan
masyarakat tetapi juga di lingkungan sekolah.

Berpikir ilmiah juga sangat penting dalam melakukan sesuatu penelitian, baik
tentang tanaman, hewan, manusia dan sebagainya. Pasti dalam membuat dan
mengumpulkan data itu sendiri harus sesuai dengan kebenaran karena untuk
menjelaskan hasil dari penelitian kita dibutuhkan suatu pemikiran yang ilmiah. Setiap
manusia disamping berpikir ilmiah harus didukung dengan berpikir positif serta
pemikiran-pemikiran yang yang baik. Untuk menjadikan setiap pendapat kita selalu
dapat dipercaya dan diterima oleh semua orang.

Manfaat Berpikir ilmiah, yaitu sebagai berikut.

a. Seseorang yang selalu berpikir ilmiah tidak akan mudah percaya terhadap sesuatu.
b. Pendapatnya akan dapat dipercaya dan diterima orang lain.
c. Dalam memecahkan masalah tidak dengan emosi.

Ciri-ciri Berpikir Ilmiah


1. Obyektif
Seorang yang berpikir obyektif selalu menggunakan data yang benar. Data
yang benar adalah data yang benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada, tidak
kurang dan tidak lebih serta diperoleh dari sumber dan cara yang benar.
2. Rasional
Seorang berpikir ilmiah harus mampu menggunakan logika yang benar.
Mereka bisa mengenali kejadian atau peristiwai mulai apa yang menjadi sebab dan
akibatnya. Informasi, pendapat atau pandangan baru bagi seseorang yang selalu
berikir ilmiah tidak segera diterimanya. Mereka akan mencari tahu informasi itu
tentang sumbernya, siapa yang membawa, dan kalau perlu diuji terlebih dahulu atas
kebenarannya.
3. Terbuka
Seorang yang terbuka adalah selalu siap mendapatkan masukan, baik berupa
pikiran, pandangan, pendapat dan bahkan juga data atau informasi baru dari manapun
asal atau sumbernya.
4. Selalu berorientasi pada kebenaran, dan bukan pada kalah dan menang
Seorang yang berpikir ilmiah lebih mengedepankan kebenaran daripada
sekedar kemenangan. Kebenaran menjadi tujuan utamanya. Oleh karena itu,
seseorang yang berpikir ilmiah, dalam suasana apapun harus mampu mengendalikan
diri, agar tidak bersikap emosional, subyektif, dan tertutup. Kekalahan itu tidak
dirasakan sebagai sesuatu yang mengecewakan dan menjadikan dirinya merasa
rendah.

Sarana Berpikir Ilmiah

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah.

Dalam proses pendidikan, sarana berpikir harus memperhatikan 2 hal, yaitu:

a. Sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan


metode ilmiah.
b. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk
menelaah ilmu secara baik. Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat
bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan
metode ilmiah.
Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan
dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi
cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya. Untuk dapat
melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa,
logika, matematika, dan statistika.

1. Bahasa ilmiah
Merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan
informasi yang berupa pengetahuan, dengan syarat-syarat bebas dari unsur emotif,
reproduktif, obyektif, eksplisit. Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi
utama, yakni: pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai
sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa
tersebut.
2. Matematika dan logika
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan
yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat ”artifisial" yang
baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Matematika
merupakan alat yang memungkinkan ditemukannya serta dikomunikasikannya
kebenaran ilmiah lewat berbagai disiplin keilmuan. Matematika dan logika sebagai
sarana berpikir deduktif mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana
penalarannya, sedang matematika sudah jauh lebih terperinci.
Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif sifat:
1) Jelas, spesifik dan informatif
2) Tidak menimbulkan konotasi emosional
3) Kuantitatif

3. Statistika
Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan data,
menganalisis dan menyajikan data serta mendapatkan suatu kesimpulan yang sah
secara ilmiah. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif
untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum. Statistika sangat berperan
dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian. Dari
penelitianlah ditemukan teori-teori baru. Prof. A. A. Mattjik (2000) menegaskan
bahwa sasaran utama dari mempelajari statistika adalah menggugah untuk
memikirkan secara jelas prosedur pengumpulan data dan membuat interpretasi
dari data tersebut menggunakan teknik statistika yang banyak digunakan dalam
penelitian. Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif yang
bersifat dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian dan untuk menentukan
hubungan kausalitas antar faktor yang terkait.

Sumber :

Hiriza. 2013. Berpikir Ilmiah. Diakses pada tanggal 21 agustus 2016. Dari :
http://www.slideshare.net/hiriza/berpikir-ilmiah-29376372

Anda mungkin juga menyukai