Anda di halaman 1dari 5

ANAK PAPUA BERDINAS DI SATUAN BRIMOB RESIMEN II PASPELOPOR BOGOR

MENEMBAK MELUMPUHKAN MENDAPAT SANKSI PELANGGARAN HUKUMAN PIDANA


DAN KODE ETIK PROFESI POLRI/BERAT DISKRIMINASI.

SEBALIKNYA

ANGGOTA BRIMOB/POLRI YANG BERDINAS DI POLDA PAPUA DAN MAKO KORPS


BRIMOB KELAPA II DEPOK MENEMBAK MATI ORANG PAPUA DAN MENGHILANGKAN
NYAWA ORANG BEGITU BANYAK MENDAPAT SANKSI RINGAN.
Perihal: Pengaduan a/n Briptu Philipus Weyai Kepada
Keberatan dengan sanksi-sanksi Yth. Kepala Kepolisian Republik Indonesia
pelanggaran hukum pidana, pelanggaran (Kapolri)
kode etik Polri diskriminasi di
Jakarta

Bahwa yang melakukan pengaduan di bawah ini:


Nama : Philipus Weyai
Tempat/Tanggal Lahir : Merauke, 27 Oktober 1973
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Anggota Kompi 3 Detasemen B Resimen II Pas Pelopor Brimob Bogor
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kelurahan Tabri RT 01/RW 01 Distrik Nimboran Kabupaten Jayapura
Provensi Papua

Bersama ini Kapolri Atasan Tertinggi Briptu Philipus Weyai melakukan pengaduan Keberatan
dengan sanksi-sanksi pelanggaran hukum pidana maupun pelanggaran kode etik propesi Polri yang
diskriminasi kepada: Briptu Philipus Weyai yang dilakukan oleh Kepala Satuan II Pelopor Korps Brimob
Bogor dan Provos Satuan II Pelopor Brimob Bogor yang lama pada tahun 2005 sampai 2018 lalu.

Kapolri Atasan Tertinggi Polri menunjuk instruksi Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Boy Rafli Amar,
M.H. pada 18 Maret 2018 berharap PTDA atau pemecatan terhadap 14 oknum polisi bisa menjadi koreksi
bagi intitusi Polri dan anggota Polri lainya ada instruksi Kapolda Papua pada 18 Maret 2018 lalu sebagai
berikut:

1. Kapolri menjadi koreksi intitusi Polri dan angkam, anggota Polri memberikan sanksi-sanksi
pelanggaran hukum pidana maupun pelanggaran kode etik Polri yang diskriminasi.
- Komitmen Polri untuk membersihkan intitusi Polri dari oknum anggota melawan hukum.
- Menjadi koreksi Briptu Philipus Weyai anak Papua berdinas Satuan II Pelopor Brimob Bogor
pada 20 Juni 2005 lalu menembak seorang massa di jalan Jasmin Kabupaten Bogor Provensi Jawa
Barat lalu dengan cepat Komandan tangkap saya, diberikan sanksi-sanksi hukum pidana dan kode
etik Polri berat dan diskriminasi.

Kapolri begitu juga teman-teman saya oknum anggota Brimob/Polri berdinas di Polda Papua dan
Korps Brimob Polri Kelapa II Depok, menembak mati menghilangkan nyawa orang Papua dari
tahun 1998 sampai 2018 lalu, oknum anggota Brimob/Polri mendapat sanksi hukuman ringan
tidak setimpal dengan perbuatannya, apakah nyawa orang Papua nyawa binatang? Pelaku ini
mendapat hukuman ringan.

2. Terdapat oknum angota Polri terbukti melakukan pelanggaran baik itu pelanggaran hukum pidana
maupun pelanggaran kode etik Polri.
- Angkum memperlakukan sesama anggota Polri sebagai subjek bermartabat yang ditandai oleh
pengakuan akan hak dan kewajiban yang sama di mata hukum pidana maupun kode etik profesi
Polri.
- Briptu Philipus Weyai anak Papua menembak melumpuhkan mendapat sanksi hukuman berat.
- Oknum anggota Brimob/Polisi menembak mati orang Papua, narkoba, perampok, curanmor roda 2
dan 4 mendapat sanksi hukuman ringan.
- Angkum di sisi lain menegakkan hukum dan komitmen Polri untuk membersihkan dan
melindungi intitusi Polri dari oknum anggota melawan hukum.
- Di sisi lain Angkum melindungi oknum-oknum angota Polri terbukti lalai menggunakan senjata
api, mengakibatkan menghilangkan nyawa orang, narkoba, perampok, curanmor roda 2 dan 4
bahwa hukuman pelanggaran pidana dan kode etik Polri dihukum ringan bahkan oknum anggota
Brimob/Polri dihukum ringan bahkan ada yang tidak dihukum.
3. Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Boy Rafli Amar, M.H. minta kepada seluruh pimpinan di jajarannya
Polda Papua untuk melakukan pengawasan terhadap anggotanya dalam memberikan arahan kepada
anggota Polda Papua secara berjenjang.
4. - Sanksi Pertama
1) Komandan Satuan II Pelopor dengan cepat menahan Briptu Philipus Weyai dan pemeriksaan
dilakukan selama 11 jam.
2) Briptu Philipus Weyai ditahan di dalam sel khusus Mako Satuan II Pelopor selama 21 hari
dengan pintu sel tetap terkunci.
3) Briptu Philipus Weyai dikenakan pasal 351 KUHP.
4) Dakwaan Briptu Philipus Weyai diubah dari pasal 351 diganti dengan Undang-undang Darurat
Nomor 12 Tahun 1951 yang hukumannya lebih berat.
5) Briptu Philipus Weyai dikenakan pasal UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951, tuntutan hukuman
6 tahun dengan pertimbangan:
a. Belum pernah melakukan pelanggaran.
b. Selalu mengabdi di daerah konflik seperti Aceh, Ambon, Papua, dan lain-lain. Briptu
Philipus Weyai telah mengabdi kepada Bangsa dan Negara selama 1 tahun 6 bulan.
c. Pada tahun 2006 Briptu Philipus Weyai sudah menjalani sidang kode etik profesi Polri,
tetapi salinan dan keputusan sanksi-sanksi apa yang diberikan kepada Briptu Philipus
Weyai tidak pernah diberikan.
d. Menjalani tahanan di 4 rumah tahanan:
(1) Rumah tahanan sel khusu Mako Satuan II Pelopor Brimob Bogor.
(2) Rumah tahanan Lapas Paledang kota Bogor.
(3) Rumah tahanan Lapas Cirebon kota Cirebon.
(4) Rumah tahanan Lapas Karawang kota Karawang dan bebas pada tahun 2007.
- Sanksi kedua setelah bebas dari tahanan
1) Briptu Philipus Weyai lapor Komandan Satuan II Pelopor Brimob Bogor mulai aktif dinas dan
bergabung dengan Peleton Pengawasan Provos ada beberapa kasus:
a. Penembakan melumpuhkan 1 orang
b. Perampokan 3 orang
c. Curanmor roda 2 dan 4 3 orang
d. Disersi 4 orang
e. Narkoba 1 orang
2) Kanit Provos pangil kita semua yang bermasalah. Komandan berkata: “masalah anggota mau
diurus Provos atau mau diurus sendiri ke Mabes Polri?”.
3) Kasus perampokan, curanmor, dan narkoba diurus oleh Provos Satuan. Dilakukan sidang kode
etik dan mendapat sanksi dimutasikan ke daerah asal.
5. Provos Briptu Philipus Weyai urus masalah sendiri ke Mabes Polri
Saya ke Mabes Polri, saya lapor ke Devisi Propam Mabes Polri, mereka cek laporan masuk, mereka
berkata: “Dek Philipus belum ada laporan dari satuan bapak, coba bapak lapor ke DSDM”. Lalu saya
laporkan masalah saya ke DSDM, lalu mereka cek. Mereka bilang: “Dek, belum ada laporan dari
satuan ade. Dek, kebijakan Angkum Satuan lapor arahan dari Mabes Polri. Kebijkan Angkum:
1) Gaji ditahan.
2) Pangkat ditahan.
3) Kerja bakti di halaman Mako Satuan II Pelopor tiap pagi.
4) Mendapat mutasi dari Kompi 3 Detasemen B ke Mako Satuan II Pelopor Brimob Bogor.
- Mendapat mutasi dari Mako Satuan II Pelopor ke Korps Brimob Polri Kelapa II Depok.
- Mendapat mutasi dari Mako Korps Brimob Polri kembali ke Mako Satuan II Pelopor.
- Berdinas Mako Satuan II Pelopor selama 2 tahun dan pada Desember 2008 dimutasikan dari
Mako Satuan II Pelopor Brimob Bogor Ke Polda Papua dengan biaya sendiri.
- Pada bulan Januari 2009 melaksanakan Dinas di Polda Papua.
- Pada bulan Mei 2009 dipindahkan dari Polda Papua ke Brimob Polda Papua.
6. Pada Juni 2009 Briptu Philipus Weyai di PTDH oleh Angkum Satuan II Pelopor Brimob Bogor.
- Saya belum ada SKep yang resmi dari Satuan II Pelopor yang lama.
- Komandan, Angkum Satuan Baru Polda Papua belum ada kabar pemberhentian anggota Polda
Papua.
- Pada tahun 2011 Staff Korps Brimob Polri Kelapa II Depok telepon saya: “Briptu Philipus Weyai
sudah ada di PTDH”.
- Beberapa kali saya tanya masalah saya ke Kabid Propam Polda Papua, mereka cek dan staf bilang:
“belum ada”.
- Pada 7 maret 2018 saya gugat masalah ke Kapolda Papua, Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Boy Rafli
Amar, M.H. membuat rujukan yang ditujukan ke Paminal dan Kabid Propam Polda Papua, lalu
Staf DSDM Polda Papua memberikan Skep Pemberhentian pada tanggal 7 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai