I. Deskripsi Jurnal
1. Tujuan Utama penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan penderita
gangguan ISPA pada masyarakat akibat pencemaran udara dari kegiatan
pembersihan lahan dalam pembangunan rel kereta api koridor kereta api
Jakarta-Surabaya.
2. Hasil Penelitian
Hasil dari perhitungan dalam penelitian tersebut bahwa penambahan
masyarakat yang beresiko menderita penyakit ISPA tanpa adanya kegiatan
pembebasa lahan pada masing-masing wilayah terdapat pningkatan kasus
sebesar 36% artinya nilai ini masih relatif rendah.
3. Kesimpulan Penelitian
a. Pencemaran udara berasal dari kegiatan pembersihan lahan dan
kegiatan pendukung berupa transportasi material berupa gas dari
knalpot dan debu.
b. Gas knalpot berdampak negative terhadap sehatan yang dapat memicu
kerusakan pada sitem pernapasan dan merusak peredaran darah.
c. Berdasarkan perhitungan penambahan kasus penyakit ISPA pada
masyarakat beresiko dengan adanya kegiatan pembebasan lahan bahwa
1
tanpa adanya kegiatan lahan masyarakat yang penambahan kasus
penderita ISPA sebesar 3% dan dengan adanya kegiatan pembersihan
lahan jumlah penambahan kasus penderita ISPA sebesar 36% hal ini
menunjukkan dampak pembersihan lahan cukup berarti terhadap
kesehatan masyarakat.
2
o Namun kekurangannya dalam judul penelitian ini tidak di
sebutkan bagaimana cara penanggulangan dalam mengurangi
penderita ISPA.
4. Abstrak :
Kelebihan ;
a. Dari abstrak yang ditulis telah sesuai dengan judul serta
pembahasan yang di tulis peneliti. Yang menjelaskan bahwa
kegiatan pembersihan lahan dalam pembangunan rel kereta api
berdampak negatif.
b. Penulisan abstrak ini juga rapi dan muda dipahami.
c. Abstrak juga teresdia dalam bahasa Inggris dengan tulisan yang
dicetak miring.
Kekurangan :
a. Pada abstrak infromasi tertulis cenderung ada selera dari peneliti,
namun pada abstrak sudah tertera beberapa informasi penting untuk
melakukan penelitian ini.
3
2. Konsistensi logis :
Laporan penelitian telah mengikuti langkah-langkah yang seharusnya
yaitu : di mulai dari judul penelitian, abstrak, pendahuluan, metodelogi,
pembahasan, hasil, kesimpulan dan daftar pustaka.
3. Literatur review :
a. Angka kejadian penyakit ISPA secara nasional pada tahun 2010
sebesar 758 per seribu penduduk pada usia balita dan 16 provinsi
mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan case Fatality Rate
(CFR) sebesar 7,16% (Anonim, 2010). Angka case fatality rate
(CFR) penderita penyakit ISPA pada tahun 2012 ialah sebesar
8,45% dimana angkanya mengalami peningkatan dari tahun 2011
bertambah sebanyak 1.200 menjadi 8.852 penderita ISPA
(Mardjanis,S, 2010).
b. Gas buang (emisi) dari kendaraan, atau yang lebih dikenal sebagai
asap knalpot, adalah produk sisa dari pembakaran mesin kendaraan
yang tidak sempurna. Gas yang dibuang mengandung berbagai zat
kimia dan dengan mudah terhirup manusia di sekitar kendaraan
yang mengeluarkan emisi. Tanpa disadari, paparan tersebut
memasuki sistem pernapasan dan peredaran darah sehingga
menyebabkan kerusakan tubuh meskipun membutuhkan waktu yang
lama (Segerstedt, B; Forsberg, B, 2006).
c. Debu jalan terdiri dari partikel padat yang dihasilkan oleh
pemrosesan material mekanis, termasuk penghancuran,
penggilingan, dampak cepat, penanganan, detonasi, dan penipisan
bahan organik dan anorganik seperti batu, bijih, dan logam. Ketika
debu ini melayang di udara, terutama oleh gesekan ban yang
bergerak di jalan tanah tak beraspal dan jalan beraspal tertutup
debu, ini disebut sebagai debu jalan (Kentucky Division of Air
Quality Fugitive dust, 2018).
4
d. Penilaian risiko kesehatan manusia adalah "proses untuk
memperkirakan sifat dan kemungkinan efek terhadap kesehatan
yang merugikan pada manusia yang mungkin terkena bahan kimia
di media lingkungan yang terkontaminasi, sekarang atau di masa
depan" (Ostro, B. (1994).
4. Theoritical kerangka :
Penyakit
ISPA
5. Tujuan/ sasaran/ pertanyaan penelitian/ hipotesis :
Hipotesis: Pencemaran udara yang diakibatkan oleh kegiatan
permbersihan lahan pembangunan rel kereta api menyebabkan
penambahan penderita gangguan ISPA terhadap penduduk yang berada
di lokasi rencana kegiatan pembangunan rel
5
6. Sampel
Prosedur penelitian : teknik penelitian sumber data yang digunakan
adalah dengan observasi, kuisoner dan wawacara dengan masyarakat
yang ada disekitar jalur rel kereta api.
a. Pengambilan sampel
Kegiatan penyebaran kuesioner dilakukan di 4 provinsi yaitu
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur disekitar rel
kereta api koridor Jakarta-Surabaya. Jumlah kuesioner yang
disebarkan sebanyak 420 buah dengan responden.
b. Prosedur penetapan sampel
Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 420 buah dengan
responden yang diutamakan berlokasi dekat stasiun, pemukiman
padat, dekat persilangan kereta api dan daerah
perkantoran/komersil/sosial yang padat.
7. Defenisi operasional :
Pada jurnal tidak dilengkapi dengan Definisi Operasional.
8. Metodologi:
o Jenis penelitian ini adalah: penelitian Kuantitatif
o Variable bebas adalah:
a) Debu
b) Asap knalpot
c) Gas/asap dari kendaraan
d) Kualitas udara
e) Kesehatan masyrakat
f) Kenyamana hidup
o Hipotesis dalampenelitian ini adalah: penambahan penderita
gangguan ISPA pada masyarakat akibat pencemaran udara dari
kegiatan pembersihan lahan dalam pembangunan rel kereta api
koridor kereta api
o Pengujian reliability dan validasi instrument:
6
9. Data analisis/ hasil :
Studi literatur yang mengumpulkan data sekunder dan mengetahui
permasalahan yang terjadi dari kegiatan pembersihan lahan melalui
survei awal yang meliputi pengamatan lokasi rencana pembersihan
lahan dan penentuan lokasi yang akan disurvai, penyebaran kuesioner
dan wawancara dengan masyarakat di sepanjang jalur rel kereta api.
Kemudian pengolahan data dan analisis hasil dengan pengumpulan
kuesioner tersebut dan menghitung peningkatan penderita ISPA
berdasarkan analisis kuesioner dan data data kualitas udara di daerah
penelitian.
10. Pembahasan temuan hasil penelitian :
Kelebihan :
a. Hasil dari survei yang telah dikumpulkan dari kuisoner disajikan
dalam betuk diagram dan tabel sehingga memudahkan pembaca
untuk menangkap intinya.
b. Hasil dari peneltian mengatakan kalau nilai penambahan gangguan
ISPA pada masyarakat masih relatif rendah.
Kekurangan :
a. Pada penelitian tidak dijelaskan secara detail tentang metode
penelitian, dan variable yang terdapat didalamnya.
11. Referensi :
Pada jurnal ini dilengkapi dengan daftar pustaka yang mana terdapat
bebrbagai referensi yang dapat didapatkan oleh pembaca.
12. Kesimpulan dan Saran
Kelebihan : terdapat kesimpulan yang menjelaskan dari hasil penelitian
yang dilakukan secara singkat dan rinci. Sehingga memudahkan
pembaca untuk menarik kesimpulan dari penelitian yag dilakukan.
7
1. Teori Tentang Jurnal
Pada jurnal yang terlampir jenis pencemaran udara yang
membahayakan kesehatan manusia terdiri atas gas yang dikeluarkan dari
knalpot mobil alat-alat berat dan debu yang diakibatkan kegiatan di lokasi
pembersihan lahan, seperti: debu dari jalan raya dan aktifitas pembersihan
lahan dari tanaman maupun bahanbahan yang tidak diperlukan untuk
kegiatan pembangunan. Pencemaran udara dapat di jelaskan sebagai
berikut:
- Gas dari knalpot mobil
- Debu
Pencemaran udara yang dihasilkan oleh gas dan debu tersebut
menimbulkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di sekitar jalan
dan menyebabkan masalah pencemaran udara serta dampak terhadap
kesehatan yang disebabkan oleh terakumulasinya cemaran udara secara
terus menerus. Gangguan kesehatan misalnya ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Atas), kanker pada paru
paru atau organ tubuh lainnya, penyakit pada saluran tenggorokan yang
bersifat akut maupun khronis, dan kondisi yang diakibatkan karena
pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain seperti paru, misalnya
sistem syaraf. ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas
penyakit menula di dunia. ISPA khususnya pneumonia masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama pada balita.
Berkaitan dengan hal-hal diatas, maka makalah ini akan membahas
pencemaran udara yang menyebabkan penambahan penderita gangguan
ISPA terhadap penduduk yang berada di lokasi rencana kegiatan
pembangunan rel kereta api.
Perhitungan peningkatan gangguan penderita ISPA akibat kegiatan
pekerjaan pembersihan lahan yang aktifitasnya terdiri dari pembersihan
lahan maupun pengangkutan material dari kegiatan pembersihannya.
Kegiatan ini menyebabkan perubahan kualitas lingkungan yang berakibat
pada peningkatan gangguan pernafasan atau ISPA masyarakat
disekitarnya. Untuk mengetahui peningkatan gangguan ini didasarkan atas
8
data eksisting kesehatan masyarakat dan perkiraan penambahan penderita
ISPA akibat adanya kegiatan pembersihan lahan di sekitar jalur rel kereta.
Pencemaran udara yang makin parah dampak kemarau panjang dan
gas buangan kendaraan makin mengkhawatirkan. Dampaknya kesehatan di
kota itu tergaggu dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakatnya.
Dua penyakit pernapasan yang paling umum terjadi akibat dampak
pencemaran udara ini yaitu, TB dan ISPA. Tak hanya itu, polusi yang
masuk kedalam pembuluh darah dapat menyebabkan jantung korener.
Pencemaran udara tidak disadari berdampak pada meningkatnya penyakit-
penyakit tidak menular seperti kanker. Secara tidak langsung, masyarakat
yang sakit akan membebani negara.
9
Ada baiknya untuk diberikan pemeriksaan gratis terkait
dengan pernafasan untuk masyarakat sekitar dan pekerja
yang ada di area pembangunan rel kereta api. Bertujuan
untuk mengetahui lebih dini apakah terkana penyakit ISPA.
Lebih cepat mengethuinya, maka akan lebih cepat diberikan
pengobatan yang mana dapat mengurangi jumlah penderita
penyakit ISPA.
f) Menganjurkan masyrakat untuk menkonsumsi makanan
bergizi agar terhindar dari gangguan ISPA, karena kondisi
penyakit pernapasan seperti ISPA menyerang bila kondisi
fisiknya lemah.
g) Meminta agar masyarakat tidak membakar sampah yang ada
dilingkungannya. Selain akibat asap knalpot kendaraan,
penyakit ISPA juga bisa disebabkan oleh pembkaran
sampah.
10