4
DOI: 10.20473/jkl.v11i4.2019.300-308
ISSN: 1829 - 7285
E-ISSN: 2040 - 881X
terdapat dampak negatif yaitu dapat keracunan karbon monoksida adalah 38,91 per
menimbulkan peningkatan aktivitas manusia. 100.000.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia Peningkatan jumlah kendaraan roda dua
dapat menghasilkan limbah yang menimbulkan yang sangat signifikan juga diiringi oleh
penurunan kualitas lingkungan (Puspita, dkk, perkembangan jumlah bengkel yang
2016). Pencemaran lingkungan timbul akibat menyediakan jasa perawatan (Basri, dkk, 2017).
aktivitas manusia misalnya pencemaran yang Tingginya aktivitas di dalam bengkel mampu
diakibatkan dari industri pabrik, kendaraan meningkatkan jumlah pencemar, salah satunya
bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, gas karbon monoksida di udara (Seprianto &
dan peristiwa alam. Sainab, 2015). Keberadaan gas karbon
Udara memiliki beragam komponen gas monoksida tersebut berasal dari aktivitas
dan uap air yang mengelilingi atmosfer bumi pekerja mekanik yang terbiasa menyalakan
yang setiap komponen tersebut tidak selalu mesin di dalam ruangan bengkel sehingga emisi
berada dalam keadaan konstan. Artinya gas kendaraan akan berkumpul dalam ruangan.
komponen tersebut dapat berubah bergantung Hal tersebut didukung dengan kurangnya
pada banyak faktor, salah satunya aktivitas yang ventilasi atau sistem pertukaran udara yang
dilakukan oleh manusia. Pencemaran udara kurang baik di dalam ruangan (Dewanti, 2018).
dapat diartikan sebagai masuknya atau Kadar karbon monoksida yang tinggi di
dimasukkannya zat, energi dan komponen lain udara dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
yang dapat mengakibatkan turunnya kualitas Karbon monoksida yang masuk ke dalam tubuh
udara sehingga mempengaruhi kesehatan manusia akan bereaksi dengan hemoglobin dan
manusia. Pencemaran udara yang terjadi saat terbentuk karboksihemoglobin atau HbCO.
ini salah satunya sangat dipengaruhi oleh Karbon monoksida dan oksigen yang masuk ke
pekembangan transportasi baik laut, darat, dalam tubuh akan saling bersaing untuk
maupun udara (Abidin & Purqon, 2016). mengikat hemoglobin. Akan tetapi sifat karbon
Diantara ketiga transportasi tersebut, monoksida yang lebih mudah berikatan dengan
transportasi darat memiliki peningkatan jumlah hemoglobin menyebabkan kadar hemoglobin
yang sangat signifikan. Jumlah kendaraan yang berikatan dengan oksigen menjadi
bermotor yang dimiliki masyarakat di Indonesia berkurang, sehingga menyebabkan hipoksia
menunjukkan peningkatan, berdasarkan data arteri (WHO, 2010). Bengkel merupakan salah
BPS (Badan Pusat Statistik), pada tahun 2016 satu lingkungan kerja yang memiliki berisiko
menunjukkan kendaraan bermotor baik memiliki konsentrasi karbon monoksida yang
kendaraan berjenis mobil penumpang, mobil bis, tinggi. Hal tersebut dikarenakan asap kendaraan
mobil barang, maupun sepeda motor mencapai bermotor yang berada di ruangan bengkel.
129.281.079 unit. Berdasarkan data yang sama, Ruangan bengkel cenderung terletak di dalam
kepemilikan sepeda motor mendominasi dengan dan memiliki sirkulasi udara yang kurang baik.
jumlah mencapai 105.150.082 unit (BPS, 2017) Konsentrasi CO yang ada di bengkel kendaraan
Peningkatan jumlah angka kendaraan bermotor ditemukan mencapai 600mg/m3 dan
bermotor tersebut juga diiringi dengan karbon monoksida yang ada di darah para
peningkatan emisi gas karbon yang ada di pekerja bengkel tersebut adalah lima kali lebih
udara. Karbon monoksida (CO) merupakan tinggi dari kadar normal. Selain itu kadar HbCO
penyumbang terbesar dalam pencemaran udara darah dapat meningkat apabila memiliki
yang bersumber dari buangan gas kendaraan kebiasaan merokok. Asap rokok merupakan
bermotor. Karbon monoksida adalah salah satu hasil dari pembakaran rokok. Pembakaran rokok
parameter pencemaran udara yang perlu tersebut menghasilkan emisi yaitu sisa hasil
diperhatikan karena bentuk karbon monoksida pembakaran berupa karbon monoksida dan
berbentuk gas yang tidak terlihat, tidak berbau, karbon dioksida (Rizaldy & Sabri, 2016).
tidak berasa, tidak menyebabkan iritasi, akan Berdasarkan hasil uraian mengenai
tetapi jika dalam konsentrasi yang tinggi dapat dampak kardar HbCO dalam darah terhadap
menyebabkan gangguan kesehatan bahkan kesehatan manusia tersebut peneliti
kematian, sehingga karbon monoksida sering menganggap bahwa penelitian mengenai
disebut silent killer (ATSDR, 2012). Penelitian di pengaruh kadar karbon monoksida di udara
Kota Wuhan, China menyebutkan bahwa bengkel dan kebiasaan merokok terhadap kadar
terdapat beberapa kejadian akibat keracunan HbCO dalam darah pekerja mekanik bengkel
karbon monoksida termasuk karbon monoksida motor di Surabaya perlu dilakukan. Hal tersebut
dalam bencana kebakaran, kebocoran gas, gas dilakukan agar dapat menjadi pertimbangan baik
cair, pembakaran batu bara atau arang. Kasus untuk pemilik bengkel maupun pekerja sehingga
keracunan karbon monoksida juga terjadi di Iran, timbul kesadaran agar memperhatikan risiko
berdasarkan penelitian diperkirakan insiden kesehatan yang dihadapi dalam lingkungan
kerja.
301
Jurnal Kesehatan Lingkungan/10.20473/jkl.v11i4.2019.300-308 Vol. 11 No. 4 Oktober 2019 (300-308)
302
Jurnal Kesehatan Lingkungan/10.20473/jkl.v11i4.2019.300-308 Vol. 11 No. 4 Oktober 2019 (300-308)
303
Jurnal Kesehatan Lingkungan/10.20473/jkl.v11i4.2019.300-308 Vol. 11 No. 4 Oktober 2019 (300-308)
304
Jurnal Kesehatan Lingkungan/10.20473/jkl.v11i4.2019.300-308 Vol. 11 No. 4 Oktober 2019 (300-308)
dalam kelompok tidak terpapar dalam penelitian lebih dari 20 batang dalam satu hari (Dewanti,
ini adalah 3,4%. 2018).
Penelitian lain yang telah dilakukan Tabel 5.
menyebutkan bahwa faktor yaitu umur, lama Kebiasaan Merokok
kerja, dan kebiasaan merokok pada pekerja Kebiasaan Jumlah
Persentase (%)
akan memengaruhi kadar karbon monoksida di Merokok (orang)
dalam darah (Basri, dkk, 2017). Namun, selain Tidak Merokok 9 25
faktor tersebut terdapat faktor lain yang dapat Perokok ringan 21 58,3
mempengaruhi kadar karboksihemoglobin Perokok sedang 5 13,9
(HbCO) dalam darah, faktor tersebut adalah Perokok berat 1 2,8
jenis kelamin, kebiasaan merokok, kadar
hemoglobin, dan kadar gas CO yang terdapat di Pada tabel 5 tersebut dapat diketahui
lingkungan. bahwa sebagian besar responden pada
penelitian ini memiliki kebiasaan merokok yaitu
Tabel 4 sebanyak 30 orang merupakan pekerja yang
Kadar HbCO dalam Darah pada Kelompok Tidak Terpapar mempunyai kebiasaan merokok sedangkan
Kadar HbCO hanya terdapat 9 responden yang tidak
Responden
dalam darah (%) mempunyai kebiasaan merokok. Responden
AA1 4,72 yang mempunyai kebiasaan merokok sebagian
AA2 2,90 besar berada dalam kategori kelompok perokok
AA3 3,45 ringan yaitu sebanyak 21 orang (58,3%)
AA4 3,47 responden dengan konsumsi rokok sebanyak 11
AA5 2,89 sampai 20 batang dalam sehari. Terdapat 5
AA6 3,01 orang (13,9%) responden yang tergolong
AB1 3,48 perokok sedang dan terdapat sebanyak 1 orang
AB2 2,01 (2,8%) responden merupakan perokok dalam
AB3 4,49 kategori perokok berat.
AB4 3,97
Merokok merupakan kebiasaan yang
AB5 4,43
sangat umum dilakukan oleh masyarakat
AB6 2,33
Indonesia. Kebiasaan merokok tetap dilakukan
AC1 2,79
di Indonesia karena kebiasan ini masih dianggap
AC2 4.96
wajar oleh masyarakat walaupun memiliki
AC3 2,72
dampak yang buruk bagi kesehatan. Jumlah
AC4 3,09
AC5 4,50
perokok terus bertambah salah satunya karena
AC6 3,09
perilaku merokok masih dapat dimaklumi oleh
masyarakat di Indonesia (Rizaldy & Sabri, 2016).
Rerata 3,4
305
Jurnal Kesehatan Lingkungan/10.20473/jkl.v11i4.2019.300-308 Vol. 11 No. 4 Oktober 2019 (300-308)
Analisis pengaruh kadar karbon monoksida karbon monoksida adalah pembakaran pada
di udara bengkel terhadap kadar HbCO dalam mesin, peralatan berbahan bakar gas, minyak,
darah dilakukan dengan uji statistik yaitu uji kayu, atau batu bara, dan pembuangan limbah
regresi linier sederhana. Berikut merupakan padat. Selain itu penggunaan rokok atau kayu
hasil uji statistik: bakar untuk kegiatan memasak merupakan
contoh akumulasi CO dalam ruangan yang
Tabel 6 tertutup (Wu & Wang, 2005).
Analisis Pengaruh Kadar CO di Udara terhadap Kadar Analisis yang digunakan untuk mengetahui
HbCO dalam darah Pekerja Mekanik Bengkel Motor pengaruh kebiasaan merokok terhadap kadar
AHASS Surabaya HbCO dalam darah dalam penelitian ini
Kadar CO di Udara dilakukan dengan cara uji statistik. Uji statistik
CI yang digunakan adalah uji regresi linier
Variabel
β t Þ Skor Skor sederhana dengan hasil sebagai berikut :
atas bawah
Kadar Tabel 7
3,276 8,889 0,000 2,527 4,025
HbCO Analisis Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Kadar
*
p < 0,05 (signifikan/berpengaruh) HbCO dalam darah Pekerja Mekanik Bengkel Motor
AHASS Surabaya
Pada tabel 5 diketahui bahwa kadar karbon Kadar HbCO Darah
monoksida yang terdapat di udara memiliki CI
Variabel
pengaruh terhadap kadar HbCO dalam darah β t Þ Skor Skor
pekerja karena nilai signifikan p<0,05. Pajanan Atas Bawah
yang diterima oleh tiap – tiap individu yang Kebiasaan
0,220 9,786 0,000 0,152 0,263
berada pada bengkel yang sama di asumsikan Merokok
mirip, dan pengukuran pajanan dilakukan 1 kali *
p < 0,05 (signifikan/berpengaruh)
per bengkel untuk seluruh pekerja yang ada di
bengkel yang sama. Penelitian ini sejalan Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa
dengan Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdapat pengaruh antara kebiasaan merokok
lain yang menyebutkan bahwa konsentrasi CO dengan kadar HbCO dalam darah pekerja
yang ada di bengkel kendaraan bermotor mekanik bengkel motor AHASS Surabaya.
ditemukan mencapai 600 mg/m3 dan karbon Penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang
monoksida yang ada di dalam darah para menyebutkan bahwa kadar karboksihemoglobin
pekerja bengkel tersebut adalah lima kali lebih akan meningkat pada perokok. Kadar karbon
tinggi dari kadar normal (Wardhana, 2004). monoksida dalam darah pada bukan perokok
Dengan kata lain, Kadar CO yang tinggi di adalah 0,81% sedangkan kadat HbCO pada
lingkungan dapat meningkatkan kada HbCO perokok dapat mencapai 5,33% (Khudaverdyan
dalam darah. Penelitian lain juga menyebutkan & Vaseashta, 2013). Selain itu penelitian lain
bahwa kadar karbon monoksida yang ada di juga menyebutkan hal yang sama bahwa
lingkungan memiliki pengaruh terhadap kadar terdapat perbedaan antara kadar HbCO dalam
HbCO dalam darah pekerja, artinya semakin darah pada perokok dan bukan perokok, kadar
tinggi kadar karbon monoksida di lingkungan, HbCO dalam darah pada perokok lebih tinggi
semakin tinggi pula kadar HbCO dalam darah dibandingkan dengan bukan perokok.
(Wicaksono, 2018).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kadar HbCO dan Kebiasaan Merokok
Terdapat tiga unsur komponen yang Peningkatan jumlah kendaraan bermotor
terkandung dalam asap rokok sebagai hasil dari terutama kendaraan roda saat ini berasosiasi
pembakaran putung rokok yaitu gas karbon dengan tingginya gas pencemar yang timbul
monoksida, nikotin, dan tar yang dapat terhirup akibat emisi gas kendaraan bermotor, salah
masuk kedalam tubuh perokok aktif maupun satunya adalah gas karbon monoksida.
pasif. Sekitar 3-5% asap yang dihasilkan oleh Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa
pembakaran rokok tersebut terdiri atas gas CO seluruh lokasi penelitian yang terletak pada tiga
oleh karena itu kebiasaan merokok pada pekerja lokasi bengkel memiliki kadar karbon monoksida
mekanik motor dapat memperburuk kadar CO di dibawah standar baku mutu yang telah
udara bengkel, terlebih lagi apabila merokok ditetapkan. Akan tetapi seluruh pekerja mekanik
saat bekerja dan berada di dalam ruangan. Hasil sebagai kelompok terpapar memiliki kadar
pembakaran yang tidak sempurna dari proses HbCO yang tinggi dan melewati kadar yang telah
alam mengandung bahan bakar karbon akan ditentukan. Berdasarkan uji statistik yang
menghasilkan gas karbon monoksida. Aktivitas dilakukan terdapat pengaruh antara kadar gas
manusia yang paling banyak menghasilkan gas karbon monoksida di udara dengan kada HbCO
306
Jurnal Kesehatan Lingkungan/10.20473/jkl.v11i4.2019.300-308 Vol. 11 No. 4 Oktober 2019 (300-308)
dalam darah pekerja mekanik bengkel motor. Waterplace, Surabaya. Jurnal Kesehatan
Selain itu uji statistik juga dilakukan untuk Lingkungan, Vol. 10, No.1, Januari, 59–69.
mengetahui pengaruh antara kebiasaan http://dx.doi.org/10.20473/jkl.v10i1.2018.5
merokok dengan kadar HbCO dalam darah 9-69
pekerja yang juga menunjukkan pengaruh. Faroqi, A., Halim, D. K., Sanjaya, M., & Ph, D. W. S.
Pemilik bengkel sangat disarankan
(2017). Perancangan Alat Pendeteksi Kadar
melakukan pengukuran rutin untuk memantau
Polusi Udara Menggunakan Sensor Gas MQ-7
kadar gas CO yang ada di bengkel, selain itu
bengkel membutuhkan sistem sirkulasi udara Dengan Teknologi Wireless HC-05. Jurnal
yang memadai sehingga gas pencemar tidak Istek, Vol. 10, No.2, Juli, 33–47.
berkumpul di dalam ruangan, penyediaan alat http://journal.uinsgd.ac.id
pelindung diri berupa masker juga sangat Khairina, M. (2019). The Description of CO Levels,
dibutuhkan oleh pekerja. Saran juga diberikan COHb Levels, And Blood Pressure of
untuk pekerja mekanik motor agar memulai gaya Basement Workers X Shopping Centre,
hidup sehat dan mengurangi kebiasaan Malang. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 11,
merokok, serta meningkatkan kesadaran No.2, April, 150-157.
mengenai penggunaan alat pelindung diri https://doi.org/10.20473/jkl.v11i2.2019.150
berupa masker untuk meminimalkan konsentrasi
-157
gas pencemar termasuk gas CO yang masuk ke
Khudaverdyan, D., Vaseashta, A. (2013). Advanced
dalam tubuh.
Sensors for Safety and Security. Springer.
https://doi.org/10.1007/978-94-007-7003-
DAFTAR PUSTAKA 4
Kurniawati, I. D., & Nurullita, U. (2017). Indikator
Abidin, J., & Purqon, A. (2016). Pemodelan Polusi
Pencemaran Udara Berdasarkan Jumlah
Udara dengan Gaussian Plume. Prosiding
Kendaraan Dan Kondisi Iklim (Studi di
Seminar Nasional Inovasi Dan Pembelajaran
Wilayah Terminal Mangkang dan Terminal
Sains, 444–452.
Penggaron Semarang). Jurnal Kesehatan
American Conference of Governmental Industrial
Masyarakat Indonesia, Vol. 12, No.2,
Hygienist, & (ACGIH). (2001). Carbon
Oktober, 19–24.
monoxide. in: Threshold Limit Values for
https://jurnal.unimus.ac.id
Chemical Substances and Physical Agents and
Profil Kesehatan Indonesia. (2014). Profil
Biological Exposure Indices.
Kesehatan Indonesia 2013.
Anggarani, D. N., Rahardjo, M., & Nurjazuli. (2016).
https://doi.org/10.1088/0305-
Hubungan Kepadatan Lalu Lintas dengan
4470/14/8/037
Konsentrasi COHB pada Masyarakat Berisiko
Profil Kesehatan Indonesia. (2016). Profil
Tinggi di sepanjang jalan Nasional Kota
Kesehatan RI 2015. In Profil Kesehatan
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.
Indonesia Tahun 2015.
4, No.2, April, 139–148. http://ejournal-
https://doi.org/10.1111/evo.12990
s1.undip.ac.id
Puspita, I., Ibrahim, L., & Hartono, D. (2016).
ATSDR. (2012). Toxicological Profile for Carbon
Pengaruh Perilaku Masyarakat Yang Bermukim
Monoxide.
Di Kawasan Bantaran Sungai Terhadap
https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp20
Penurunan Kualitas Air Sungai Karang Anyar
1.pdf
Kota Tarakan. Jurnal Manusia Dan
Badan Standarisasi Nasional. (2005). Nilai Ambang
Lingkungan, Vol. 23, No.2, Juli, 249–258.
Batas (NAB) zat kimia di udara tempat kerja.
https://doi.org/10.22146/jml.18797
In Standar Nasional Indonesia.
Rizaldy, A. B., & Sabri, Y. S. (2016). Hubungan
Basri, S., Mallapiang, F., Ibrahim, I. A., Ibrahim, H.,
Perilaku Merokok dengan Ketahanan
& Basri, S. (2017). Gambaran Konsentrasi
Kardiorespirasi ( Ketahanan Jantung-Paru )
Karbon Monoksida Dalam Darah ( COHb ) Pada
Siswa SMKN I Padang. Jurnal Kesehatan
Mekanik General Repair Servis Dan Suku
Andalas, Vol. 5, No. 2, Juni, 325–329.
Cadang Dealer Otomotif Makassar. Higiene,
https://doi.org/10.25077/jka.v5.i2.p%25p.2
Vol. 3, No.3, 177–184. http://journal.uin-
016
alauddin.ac.id
Seprianto, S., & Sainab, S. (2015). Studi Kadar CO
BPS. (2017). Perkembangan Jumlah Kendaraan
Udara & Kadar COHb Darah Karyawan
Bermotor Menurut Jenis, 1949-2016.
Mekanik Otomotif Bengkel Perawatan &
Dewanti, R. I. (2018). Darah Serta Keluhan
Perbaikan Suzuki PT. Megahputera Sejahtera
Kesehatan Di Basement Apartemen
307
Jurnal Kesehatan Lingkungan/10.20473/jkl.v11i4.2019.300-308 Vol. 11 No. 4 Oktober 2019 (300-308)
308