Anda di halaman 1dari 78

Definisi Pencemaran Udara (PP 22/2021)

• Pencemaran Udara adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke
dalam Udara Ambien oleh kegiatan manusia sehingga melampaui Baku Mutu Udara Ambien yang
telah ditetapkan.
• Mutu Udara adalah ukuran kondisi udara pada waktu dan tempat tertentu yang diukur dan/atau diuji
berdasarkan parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan ketentuan peraruran perundang-
undangan.
• Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara yang selanjutnya disingkat RPPMU adalah
perencanaan yang memuat potensi, masalah, dan upaya Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara
dalam kurun waktu tertentu.
• Wilayah Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara yang selanjutnya disingkat WPPMU adalah
wilayah yang dibagi dalam beberapa area untuk perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Mutu
Udara.
Komponen Pengelolaan
Pencemaran Udara

1. Menetapkan hukum dan peraturan


perundangan
2. Menganalisis sumber pencemaran udara
3. Melakukan inventarisasi emisi dari berbagai
sumber pencemaran udara
4. Melakukan pemantauan (monitoring) udara
ambien;
5. Melakukan pemodelan pencemaran udara
menggunakan model dispersi;
6. Melakukan analisis data dan interpretasi untuk
menilai dampak dan risiko pencemaran udara;
7. Menetapkan perencanaan strategi
pengendalian dan pengembangan untuk
memperbaiki kualitas udara
BAKU MUTU KUALITAS UDARA OLEH WHO
Baku Mutu Udara Ambien dan Dampak Kesehatan

Dampak Berbagai Polutan terhadap Kesehatan

WHO menyatakan 1 (satu) dari 8 (delapan) orang di dunia


meninggal akibat pencemaran udara. Ozon udara ambien dapat
menyebabkan penyakit asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif
Kronik). Berdasarkan matriks DALYs (Disability-Adjusted Life Years),
penyakit asma masuk ke dalam 25 penyakit terbanyak di dunia,
sedangkan PPOK termasuk ke dalam 10 penyakit terbanyak di dunia
(Octaviani & Utami, 2014).
Dampak Polusi Udara terhadap Fungsi Otak [1]

Sumber: [1] Manisalidis, I., Stavropoulou, E., Stavropoulos, A., & Bezirtzoglou, E. (2020). Environmental and Health Impacts of Air Pollution: A
Review. Frontiers in public health, 8, 14. https://doi.org/10.3389/fpubh.2020.00014
Dampak Kesehatan
https://www.researchgate.net/publication/8175956_The_effects_of_particulate_air_pollution_on

PM10
_daily_deaths_A_multi-city_case_crossover_analysis

Judul Paper:
The effects of particulate air pollution on daily
deaths: A multi-city case crossover analysis

Peneliti:
Joel Schwartz

Tahun:
2005

Kesimpulan:
• jika pada konsentrasi PM10 10 𝜇 g/m3
(annual) terjadi kematian harian sejumlah
10.000 jiwa (per 1.000.000 jiwa dan daily
dead rate = 1%), maka pada PM10 20
𝜇g/m3 (annual) akan terjadi peningkatan
kematian harian sebesar 750 jiwa,
sehingga kematian harian menjadi
10.750 jiwa (per 1.000.000 jiwa dan daily
dead rate = 1,075%). Jumlah Kematian
= %daily deaths rate x (1 + %Change in Daily Deaths) x Populasi
Metodologi
• Pemantauan terhadap PM10 satu kali dalam setiap
enam hari di 10 kota di Amerika Serikat.
• Data kematian harian di dapat dari National
Center for Health Statistics (NCHS) dari 1986
sampai 1993.
• Analisis yang digunakan adalah Logistic Regression
untuk mencari korelasi antara data konsentrasi
PM10 dengan data kematian harian.

Hasil
• Terdapat korelasi yang signifikan antara
PM10 dengan Kematian Harian.
• Korelasi menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan Kematian Harian sebanyak
0,35% per 10 ug/m3.
Judul Paper:
Ozone (O3) Monitoring the impact of ambient Ozone on human health using time series analysis and
air quality model approaches (Javanmardi et al., 2017)
Tempat Studi & Tahun:
Ahvaz, Iran & 2017

Metodologi Metodologi
• Penilaian risikp kesehatan dari polutan ozon (O3) • Air Q Model Data Analysis berdasarkan persamaan statistical.
menggunakan analisis time series menggunakan aplikasi Analisis kematian akibat emisi ozon di Ahvaz, Iran dihitung
statistik MINITAB versi 16 dan pemodelan dari WHO yaitu Air menggunakan model Air Q2.2.3. data lainnya seperti nilai resiko
Q2.2.3 dan nilai kecelakaan akibat emisi diperoleh dari data WHO.
• Data emisi ozon (setiap jam) diperoleh dari Irianian EPA, • Proporsi atribut diperoleh dari persamaan berikut.
sedangkan data meteorologi diperoleh dari Badan
Meteorologi Iranian.
• Keuntungan menggunakan time series model yaitu nilai yang
dimodelkan adalah data historis sehingga memudahkan
dalam interpretasi dan pemantauan karakteristik udara.
Keuntungan kedua adalah, estimasi future value berdasarkan
data historis dan struktur data stokastik.

Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/320894033_Monitoring_the_impact_of_ambient_Ozone_on_human_health_using_time_series_analysis_and_air_qua
lity_model_approaches/link/5a0171feaca2725286e31471/download
Ozone (O3)

• Pada konsentrasi Ozone dalam udara ambien sebesar 100 𝜇g/m3 (annual), terjadi kasus kematian
dikarenakan kardiovaskular sejumlah 50 jiwa (tingkat kematian per 100.000 populasi).
• Pada konsentrasi Ozone dalam udara ambien sebesar 100 𝜇g/m3 (annual), terjadi kasus kematian
dikarenakan serangan jantung sejumlah 60 jiwa (tingkat kematian per 100.000 populasi).
• Baku mutu ozon (tahunan) pada PP 22/2021 yaitu sebesar 35 𝜇g/m3 jauh dibawah nilai hasil
penelitian, dan nilai ini pun dijadikan acuan dalam penentuan baku mutu tiap kelas di WPPMU.
Timbal (Pb)
Judul Paper:
Children’s blood lead and standardized test performance response as indicators of
neurotoxicity in metropolitan New Orleans elementary schools
Peneliti: S. Zahran, H.W. Mielke, S. Weiler, K.J. Berry, C. Gonzales
Tahun: 2009

Kesimpulan:
• Pada anak yang terpapar Pb dalam darahnya sebesar 0 - 2,4 𝜇g/dL, umumnya memiliki
skor test prestasi sebesar 2,6 – 3,1.
• Dan seterusnya dengan pola hubungan berlawanan arah (semakin tinggi paparan Pb maka
anak akan semakin rendah prestasi).
• Terdapat pengaruh antara paparan Pb terhadap kesehatan saraf anak, sehingga
mempengaruhi prestasi anak dalam test di sekolah.
• Riset – riset sebelumnya juga menunjukkan hal yang senada, yaitu dengan terjadinya
paparan Pb dalam darah (BPb) akan mempengaruhi IQ sehingga terjadinya penurunan
kapasistas pembelajaran di sekolah.

https://www.researchgate.net/publication/26772613_Children's_blood_lead_and_standardized_test_performance_response_as_indicators_of_neurotoxicity_in_
metropolitan_New_Orleans_elementary_schools
Judul Paper:
NMHC Exposure To Benzene: A Major Public Health Concern (WHO, 2019)
Tempat Studi & Tahun:
(Benzene) Ahvaz, Iran & 2017

Dampak Paparan Benzene Sumber Pencemaran Benzene


• Paparan benzena pada manusia telah dikaitkan dengan • Proses Industri: termasuk proses pengolahan minyak bumi,
berbagai efek kesehatan dan penyakit akut dan jangka panjang, coking of coal, produksi toluene, xylene, dan senyawa
termasuk kanker dan anemia aplastik. aromatic lainnya, penggunaan di industri sebagai bahan
• Paparan dapat terjadi di tempat kerja dan di area industri, pemanas.
sebagai akibat dari penggunaan produk minyak bumi yang • Udara Indoor residensial: ditemukan kandungan benzene di
mengandung benzena di mana-mana, termasuk bahan bakar
dan pelarut motor. area residensial yaitu tinggi, hal ini diakibatkan dari material
bangunan seperti cat tembok, bahan adhesive, dll, paling
• Paparan aktif dan pasif asap tembakau juga merupakan sumber
paparan yang signifikan. Benzene sangat mudah menguap, dan besar disebabkan oleh asap rokok.
paparan sebagian besar terjadi melalui penghirupan. • Didalam kendaraan: diperoleh akibat pemanasan kendaraan.
• Tindakan terhadap kesehatan masyarakat diperlukan untuk Rekomendasi Mitigasi
mengurangi paparan baik pekerja maupun populasi umum • Menggunakan bahan alternatif pelarutan pada industri.
terhadap benzena. • Implementasi kebijakan untuk menghilangkan benzene dari
produk konsumen.

Sumber: https://en.gazdetect.com/gas-information/c6h6-benzene-gas-detector/
Studi literatur
Pada konsentrasi tertentu, NMHC
(benzene) akan berbahaya bagi
kesehatan manusia.

Semakin tinggi konsentrasi Benzene


dalam udara ambien, maka akan
semakin berbahaya dampak
kesehatannya.

Di Indonesia berdasarkan PP 22/2021


baku mutu Hidrokarbon Non Metana
(NMHC) pada waktu pengukuran 3 jam
yaitu sebesar 160 𝜇g/m3 nilai ini
dijadikan acuan dalam penentuan
baku mutu di tiap kelas WPPMU.
SO2
Judul Paper: Time-series Studies Of Particulate Matter

Peneliti: Michelle L. Bell, Jonathan M. Samet, and Francesca Dominici

Metodologi:
Traceback Time-series analysis dari data Kematian Harian dan data Konsentrasi SO2 yang
terjadi pada Tragedi London Smog tahun 1952 di Kota London, Inggris.

Tahun: 2004

Kesimpulan:
Semakin tinggi konsentrasi SO2 dalam udara ambien, maka akan semakin tinggi tingkat
kematian
• Pada tragedi London Smog, terjadi kematian yang cukup signifikan dikarenakan konsentrasi SO2 berlebih
dalam udara ambien.

https://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.publhealth.25.102802.124329
SO2
Tren menunjukkan bahwa
dengan rerata konsentrasi
SO2 sebesar 0,39 ppm, terjadi
kematian sebesar 565 jiwa.

Pendekatan time-series
analysis menggambarkan
hubungan antara perubahan
jangka pendek tingkat
konsentrasi polusi dengan
perubahan jangka pendek
dalam kematian harian.
Judul Paper:
Nitrogen Association of indoor nitrogen dioxide with respiratory symptoms and pulmonary function
Dioksida in children (Neas, L. M., et al, 1991)
Tempat Studi & Tahun:
(NO2) Amerika & 1991

Metodologi
• Sampling acak terhadap anak anak di berbagai wilayah di Amerika.
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner.
• Pengukuran kualitas udara indoor: sampling selama 1 minggu pada
musim salju (winter) dan musim panas (summer), menggunakan alat
Palmes’ passive diffusion tubes.
• Karakteristik responden ditentukan melalui kuesioner termasuk ras,
usia, dan penyakit bawaan.
• Hasil dari kuesioner pada penelitian ini diakumulasikan dengan hasil
kuesioner yang sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
• Pengukuran fungsi paru-paru pada anak dilakukan menggunakan
recording survey spirometreter di sekolah.
• Fungsi paru-paru akibat polutan digambarkan melalui pemodelan
regresi.

Representasi skematik proses pemilihan dan


Sumber: penelitian oleh Lucas et al, 1991 dalam jurnal American Journal of Epidemiology sample attrition
• Menghirup udara dengan konsentrasi NO2 yang tinggi dapat mengiritasi sistem pernapasan manusia. Paparan
seperti itu dalam waktu singkat dapat memperburuk penyakit pernapasan, terutama asma, dan berpotensi
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan. Orang dengan asma, serta anak-anak dan orang
tua umumnya berisiko lebih besar terhadap efek kesehatan dari emisi NO2.
• NO2 bersama dengan NOx lainnya bereaksi dengan bahan kimia lain di udara untuk membentuk materi partikulat
dan ozon. Keduanya berbahaya bila dihirup karena efeknya pada sistem pernapasan.

Sumber: https://www.epa.gov/no2-pollution/basic-information-about-no2
NO2 Semakin tinggi konsentrasi rerata NO2
dalam udara ambien, maka akan
semakin tinggi peluang relatif untuk
gejala pernapasan bagian bawah pada
anak, sehingga semakin banyak anak
yang terdampak dan mengalami gejala
gangguan pernapasan bagian bawah.

Pada konsentrasi rerata NO2 dalam


udara ambien sebesar 7 𝜇g/m3 (annual),
terjadi kasus gangguan saluran
pernapasan bagian bawah pada 263
jiwa anak.
Pada konsentrasi rerata NO2 dalam
udara ambien sebesar 14 𝜇g/m3
(annual), terjadi kasus kematian
dikarenakan serangan jantung sejumlah
360 jiwa anak.

Di Indonesia baku mutu NO2 berdasarkan PP 22/2021 yaitu sebesar 50 𝜇g/m3 (tahunan)
• Keracunan karbon monoksida adalah
keadaan darurat medis yang relatif umum,
CO
menyebabkan cedera dan kematian dalam
kecelakaan, upaya bunuh diri, dan
kebakaran. Efeknya adalah gangguan rantai
transpor 02 dengan penggantian 02 pada
molekul hemoglobin dan dengan menggeser
kurva disosiasi oksihemoglobin ke kiri.
• Semua konsentrasi COHb di atas 20%
menghasilkan gejala hipoksia serebral atau
miokard. Inisiasi cepat dari terapi definitif
sangat penting.
• Seratus persen 02 pada tekanan atmosfer
atau hiperbarik harus diberikan untuk
membalikkan hipoksia dan mempercepat
eliminasi CO. Terapi tambahan untuk edema
serebral mungkin diperlukan jika hipoksia Sumber: P. M. Winter. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/989121/

sudah parah.
Semakin tinggi konsentrasi CO dalam udara
ambien, maka akan semakin tinggi %COHb
dalam darah yang berdampak pada
kesehatan

Pada konsentrasi tertentu, CO dalam udara


ambien akan berpengaruh pada %COHb dalam
darah, sehingga akan berbahaya bagi
kesehatan manusia.

Efek CO dalam konsentrasi yang ditemui secara


klinis sepenuhnya didasarkan pada
kombinasinya dengan hemoglobin,
perpindahan oksigen, dan gangguan akibatnya
sistem transportasi O2. Karbon monoksida
bersaing dengan O2 untuk tempat pengikatan
pada molekul hemoglobin, dan
karboksihemoglobin (COHb) tanpa fungsi
praktis sebagai pembawa O2.

Karena afinitas CO untuk hemoglobin adalah 230 menjadi 270 kali lebih besar dari O 2, yang terakhir
dengan cepat dipindahkan dan kapasitas pembawa O2 secara bersamaan berkurang. Jadi,
konsentrasi CO yang sangat kecil menyebabkan tinggi Tingkat COHb.
Baku Mutu Udara Ambien di Beberapa Negara

Baku Mutu Udara Ambien PP 22 Tahun 2021 Baku Mutu Udara Ambien Malaysia

Sumber: https://www.doe.gov.my/portalv1/wp-
content/uploads/2013/01/Air-Quality-Standard-BI.pdf
Baku Mutu Udara Ambien Singapura Baku Mutu
Udara Ambien
Filipina

Sumber: https://www.nea.gov.sg/our-services/pollution-control/air-pollution/air-quality

Sumber: Philippines
Environment Monitor
(WHO), 2002
Baku Mutu Udara Ambien Jepang

Sumber : https://www.env.go.jp/en/air/aq/aq.html
Ambient Air Quality Standards in certain Asian countries (µg/m3) (WHO, 2014)

PM2,5 PM10 SO2 NO2 O3 CO (‘000) Pb

Annual
Annual

Annual

Annual

Annual
Countries

24-hr

24-hr

24-hr

24-hr

1-hr

8-hr

1-hr

8-hr
Bangladesh 65 50 150 50 365 80 - 100 235 157 40 10 0.5

Cambodia - - - - 300 100 100 - 200 - 40 10 0.5

China - - 50 40 50 20 80 40 160 - 10 - 1
Grade I

Chine - - 150 100 150 60 120 80 200 - 10 - 1


Grade II

China - - 250 150 250 100 120 80 200 - 20 - 1


Grade III

Hong Kong - - 180 55 350 80 150 80 240 - 30 10 -


SAR

Sri Lanka 50 25 100 50 80 - 100 - 200 - 30 10 -

Thailand - - 120 50 300 100 - - 200 140 34.2 10.3 -

India 1 60 40 100 60 80 50 80 40 180 100 4 2 0.5

Indonesia (PP - - 150 - 365 60 150 100 235 - 30 - 1


41/1999)

Sumber : Halim, 2015 dalam disertasi berjudul Assessment of Malaysian Ambient Air Quality Guidelines
Ambient Air Quality Standards in certain Asian countries (µg/m3) (WHO, 2014)

PM2.5 PM10 SO2 NO2 O3 CO (‘000) Pb

Countries

24 Hour

24 Hour

24 Hour

24 Hour

Annual
Annual

Annual

Annual

Annual

1 Hour
1 Hour

8 Hour

8 Hour
India 2 60 40 100 60 80 20 80 30 180 100 4 2 0.5

Indonesia (PP - - 150 - 365 60 150 100 235 - 30 - 1


41/1999)

Philippines - - 150 60 180 80 150 - 140 60 35 10 1

Nepal* - - 120 - 70 50 80 40 - - - 10 0.5

Republic of - - 100 50 131 52 113 56 196 118 28.6 10.3 0.5


Korea

Vietnam - - 150 50 125 50 - 40 - 120 30 10 0.5

Malaysia - - 150 50 105 350* 10 320* 200 120 35 - 1.5

Sumber : Halim, 2015 dalam disertasi berjudul Assessment of Malaysian Ambient Air Quality Guidelines
Baku Mutu Udara Ambien PP 22 Tahun 2021
Rangkuman Data Baku Mutu Udara Ambien Beberapa Negara dan Regulasi

Indonesia, Malaysia,
Waktu Singapura Filipina Japan Bangladesh China I
No Parameter 2021 2020 India I (μg/m3) USA (μg/m3)
Pengukuran (μg/m3) (μg/m3) (μg/m3) (μg/m3) (μg/m3)
(μg/m3) (μg/m3)

1. 1 jam 150 250 - - 100 - - - 75


Sulfur Dioksida
(SO2) 1 tahun 45 - - 80 - 50 20 50 -
2. Karbon Monoksida 1 jam 10.000 30.000 30.000 35.000 - 40.000 10.000 4.000 35.000
(CO)
8 jam 4.000 10.000 10.000 10.000 20.000 10.000 - 2.000 9.000
3. Nitrogen Dioksida 1 jam 200 280 200 - - - - - 100
(NO2)
24 jam 65 70 - - 40-60 - 80 80 53
4. Oksidan fotokimia 1 jam 150 180 - 140 - 235 160 180 -
(Ox) sebagai Ozon
(O3) 8 jam 100 100 100 60 - 157 - 100 70
1 tahun 50 - - - 35 - - - -

5. Hidrokarbon Non
Metana (NMHC) 3 jam 160 - - - - - - - 120

6. Timbal (Pb) 24 jam 2 1,5 - 1-1.5 - 0.5 1 0.5 0.15


(3 bulan) (3 bulan) (1 tahun) (1 tahun) (1 tahun) (3 bulan)
WPPMU (BERDASARKAN PP 22/2021)
1. Wilayah Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara yang selanjutnya disingkat
WPPMU adalah wilayah yang dibagi dalam beberapa area untuk perencanaan
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara (Pasal 1).
2. Baku Mutu Udara Ambien digunakan sebagai dasar penyusunan dan penetapan
nilai konsentrasi Udara Ambien tertinggi dikelas WPPMU (Pasal 174)
3. WPPMU terdiri atas: (a) WPPMU nasional (b) WPPMU lintas provinsi, (c) WPPMU
Provinsi, (d) WPPMU lintas kabupaten/kota, dan (e) WPPMU kabupaten/kota.
(Pasal 175 ayat 1).
WPPMU (BERDASARKAN PP 22/2021)
Pasal 175 ayat 2
WPPMU terdiri atas:
a. WPPMU kelas I, untuk peruntukan pelestarian dan pencadangan udara
bersih
b. WPPMU kelas II, untuk peruntukan kawasan permukirnan, komersial,
pertanian, perkebunan, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
kelas yang sama
c. WPPMU kelas III, untuk peruntukan industri dan peruntukan lain yang
mempersyaratkan kelas yang sama

Pasal 175 ayat 4

Dalam hal suatu wilayah memiliki kawasan pristine, kawasan tersebut


dikategorikan ke dalam WPPMU Kelas I
WPPMU (BERDASARKAN PP 22/2021)
Kawasan pristine adalah kawasan WPPMU kelas I yang berfungsi
untuk pelestarian dan pencadangan udara bersih

Kelas I Kelas II Kelas III


1. Kawasan pristine: 1. Kawasan 1. Kawasan industri
• Hutan lindung permukiman 2. Peruntukan lain
• Taman 2. Kawasan komersil: yang ditetapkan
Nasional • Perkantoran sebagai kawasan
• Taman Hutan • Perdagangan kelas III
Raya & Jasa
• Cagar alam • Pariwisata
• Peruntukan • Pendidikan
lain yang • Fasilitas
ditetapkan umum/sosial
sebagai 3. Lahan produktif:
kawasan • Pertanian
lindung • Perkebunan
4. Peruntukan lain
yang ditetapkan
sebagai kawasan
kelas II
WPPMU (BERDASARKAN PP 22/2021)
Pasal 175 ayat 3
WPPMU disusun paling sedikit berdasarkan:

a. Hasil penghitungan Emisi


b. Nilai konsentrasi Udara Ambien
c. Rencana tata ruang wilayah
d. kesamaan karakteristik bentang alam
e. Kondisi iklim dan rneteorologi.
Korelasi WPPMU
dan RPPMU
Korelasi WPPMU
dan RPPMU

WPPMU

RPPMU
Usulan Konsep RPPMU
(Pengendalian Jangka Panjang dan Pendek)

Dominan oleh Pemerintah dan


pemerintah Partisipasi masyarakat
Konsep RPPMU
(Pengendalian Jangka Panjang dan Pendek)

Persyaratan untuk pengendalian Persyaratan untuk pengendalian


jangka panjang: waktu nyata (real-time control):
1. Target mutu udara kelas WPPMU 1. Target mutu udara kelas
2. Hasil Airshed model WPPMU WPPMU
(dinamis atau statis, tergantung 2. Hasil Airshed model WPPMU
tujuan) (model dinamis)
3. Survei biaya yang dibutuhkan 3. Komunikasi yang cepat
untuk menghitung analisis CBA 4. Penegakan tindakan yang
(cost-benefit analysis) cepat
4. Perhitungan DDDT udara
(koefisien ventilasi dan potensi
asimilatif)
Konsep RPPMU
(Pengendalian Jangka Panjang dan Pendek)

1. Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara Jangka Panjang

● Menetapkan standar/baku mutu emisi dari industri yang semakin ketat secara
berkala dan berkelanjutan
● Menetapkan standar/baku mutu emisi dari kendaraan bermotor yang semakin ketat
secara berkala dan berkelanjutan
● Menetapkan target pemakaian bahan bakar minyak yang semakin bersih secara
berkala dan berkelanjutan
● Memasukkan komponen DDDT udara, WPPMU dan RPPMU kedalam penyusunan
Rencana Tata Ruang, RPPLH, KLHS, Amdal dan UKL/UPL
● Memasukkan komponen DDDT udara, WPPMU dan RPPMU kedalam penyusunan
Rencana Umum Energi dan Rencana Umum Energi Daerah (RUED)
● Integrasi IE, WPPMU dan RPPMU kedalam penyusunan Rencana Aksi Daerah GRK
● Mendorong penggunaan energi terbarukan seperti kendaraan dengan tenaga
listrik atau gas alam
2. Strategi Pengendalian Jangka Pendek

Pengendalian jangka pendek bersifat darurat dan lebih ketat daripada


pengendalian jangka panjang yang efeknya terus menerus. Berikut
merupakan beberapa strategi yang dapat dilakukan:

● Pelarangan penggunaan mobil dengan penumpang kurang dari


tiga orang menggunakan jalur jalan raya tertentu
● Pelarangan penggunaan bahan bakar tertentu di beberapa
daerah
● Pelarangan aktivitas tertentu, seperti pembakaran sampah

Sebaiknya melibatkan partisipasi masyarakat (kelompok masyarakat,


universitas, LSM)
Skema Pengendalian Pencemaran Udara Jangka Pendek (Real-time Control System)
RPPMU berbasis Analisis Biaya (Damage vs Control Cost)

Contoh Analisis Biaya:

Damage cost, biaya bagi masyarakat yang


tinggal di pemukiman dengan udara
tercemar, misalnya biaya untuk kerugian
nyata seperti kerusakan barang dan
tanaman, dan untuk kerugian tidak
berwujud seperti berkurangnya jarak
pandang dan iritasi mata

Control cost, biaya yang dikeluarkan oleh


penghasil emisi (dan masyarakat) untuk
mengurangi emisi. Misalnya biaya langsung
yang harus dikeluarkan untuk biaya
pembelian alat dan biaya tidak langsung
seperti adanya pengangguran akibat
penutupan pabrik/relokasi
RPPMU berbasis CBA (Cost-Benefit Analysis) untuk menentukan
Strategi Menentukan Biaya Minimum (Least-cost)

Metodologi : dapat menggunakan optimasi


dengan menggunakan metode program
linier
RPPMU berbasis CBA (Cost-Benefit Analysis) untuk menentukan
Strategi Menentukan Biaya Minimum (Least-cost)

Setelah dilakukan penurunan beberapa fungsi matematika, dapat dibuat pernyataan matematis umum
untuk pengendalian pencemar berbiaya rendah:

Dimana,
C : rencana pengendalian dengan biaya paling rendah
G : berbagai tingkatan emisi
E (x,t): setiap tingkatan emisi

Diasumsikan bahwa:
● Distribusi emisi spasial dan temporal dapat diabaikan. Oleh karena itu discharge function, En (x,t),
n = 1, …., N, yang merupakan ukuran total emisi suatu wilayah
● Batasan kualitas udara dapat diterjemahkan secara langsung menjadi batasan total besarnya
emisi di wilayah yang diinginkan
● Masalah bersifat statis (pengoptimalan dilakukan untuk jangka waktu yang tetap di masa depan)
● Ada sejumlah jenis sumber emisi yang terbatas. Untuk setiap jenis sumber, file aktivitas
pengendalian yang tersedia memiliki biaya satuan yang konstan dan pengurangan emisi satuan
yang konstan.
Inventarisasi Emisi
Metodologi Umum Perhitungan Emisi
Fossil fuel combustion

For fuel type m, sector k,


Emm,k is emission
Am,k is activity rate
EFm,k, is emission factors
ηm,k is removal efficiency

Biomass open burning

For fuel type m, sector k


Ek,m is emission
Mk,m is amount of biomass burned
Cm is burning efficiency
EFm is emission factor
Review Emisi Indonesia
OC*5

BC*10

N₂O*10

PM₂₅

PM₁₀

NH₃

NOx

SO₂

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Emission (Gg/year)

Energy industry Manufacturing industry Transportation


Residential Fugitive emission Industrial processes
Crop residue Forest fire Solid waste
Livestock and fertilizer
Inventarisasi Emisi dari Biomass Open Burning
Pembakaran Sisa
Pertanian

Pembakaran Sampah
secara Terbuka
Inventarisasi Emisi saat terjadi Kebakaran Hutan
Kontribusi Emisi dari Asia Tenggara
Contoh: Emisi BC dan CO
a) BC b) CO

t/year/grid t/year/grid
Emisi Pencemar Udara Tahun 2019 (Asep Sofyan dkk, 2020)

Emisi SO2 Emisi PM10

Emisi NOx Emisi PM2,5


Emisi Pencemar Udara Tahun 2019 (Asep Sofyan dkk, 2020)
Emisi BC Emisi CO

Emisi CH4 Emisi CO2


Emisi Pencemar Udara Tahun 2019 (Asep Sofyan dkk, 2020)
Emisi N2O Emisi NMVOC

Emisi NH3 Emisi OC


Progres: Pendetailan Inventarisasi Emisi Per Pulau

Peta sebaran emisi di Pulau


Jawa (Asep Sofyan, 2020)
Progres: Pendetailan Inventarisasi Emisi Per Pulau

Peta sebaran emisi NOx di Pulau


Sumatera untuk sektor (a) pertanian,
(b) kehutanan, (c) limbah, (d) energi,
(e) industri

(Asep Sofyan, 2020)


Pendetailan
Inventarisasi
Emisi Per Pulau

(Asep Sofyan, 2020)

Peta sebaran emisi NOx di


Pulau Kalimantan untuk
sektor (a) pertanian, (b)
kehutanan, (c) limbah, (d)
energi, (e) industri
Pendetailan
Inventarisasi
Emisi Per Pulau

(Asep Sofyan, 2020)

Peta sebaran emisi CO di


Pulau Sulawesi dan Papua
untuk sektor (a) pertanian,
(b) kehutanan, (c) limbah,
(d) energi, (e) industri
Inventarisasi Emisi Per
Kabupaten/Kota

Data traffic transportasi Sebaran kawasan industri

IE Jabodetabek

Sebaran daerah Komersial Kepadatan Penduduk


Pemodelan Pencemaran Udara
Model Dispersi Gauss
• Berdasarkan asumsi:
• Penyebaran plume (kepulan X
Z
asap) dihitung berdasarkan
molecular diffusion (difusi Q
molekular)
• Penyebaran konsentrasi plume u
ke arah horisontal dan vertikal
Y
dihitung berdasarkan distribusi
H
normal (double Gaussian
distribution)
• Penyebaran dan bentuk plume
mengikuti kondisi meteorologi
(kecepatan dan arah angin)
10/27/2022 57
Penyebaran konsentrasi plume ke arah horisontal dan vertikal dihitung berdasarkan distribusi normal
(double Gaussian distribution)

Data terdistribusi Normal

Data tidak terdistribusi Normal


Aermod mengikuti persamaan dasar Gauss:

Q adalah laju emisi (g/s), u : rata-rata kecepatan angin (m/s), y: jarak penampang melintang angin (m), sy
and sz: parameter dispersi arah horizontal dan vertical, K adalah koefisien penskalaan ke unit yang
dikehendaki, V: distribusi vertical kepulan Gauss dan D adalah parameter penghilangan polutan karena
proses fisik atauapun kimia. zr: ketinggian reseptor (m), he: tinggi efektif cerobong (m), hs: tinggi fisik
cerobong (m), ∆h: tinggi kepulan, dan zi: tinggi pencampuran (m).
Contoh Keluaran Aermod Kebutuhan Data Aermod
Wilayah terkena kepulan No. Parameter Satuan
Sumber Emisi:
Wilayah tidak terkena 1 Lokasi cerobong (emiter polutan) UTM
kepulan 2 Laju emisi cerobong dan gram/detik
kontinuitasnya (g/s)
3 Elevasi cerobong meter
4 Kecepatan luaran cerobong meter/detik
5 Temperatur luaran cerobong K
6 Diameter dalam cerobong meter
Reseptor yang ditinjau:
1 Lokasi reseptor dan batas batasnya UTM
2 Jarak reseptor ke sumber emisi meter
Meteorologi (tiap jam):
1 Kecepatan angin meter/detik
2 Arah angin derajat (°)
3 Temperatur ambien K
4 Stabilitas atmosfer A-F
5 Tinggi Pencampuran (mixing height) meter
Huboyo, 2018
Konsentrasi sebaran polutan dalam 1 jam maksimum
atau 24 jam maksimum
Contoh Keluaran Aermod
Emission Dust Control
No Activities Units
Factor Efficency
1 Coal Stockpile 0.0000331 g/s/m2 No control
0.000099
40% with
Transfer material (Unit 2)
2. g/s/m2 enclosed
(conveyor) 0.00016
conveyor belt
(Unit 1)
50% with
Stacking – Reclaiming
3. 0.013 g/s water
(S-R)
suppression
Faktor emisi dari Burchill and Vermon, 2017

Prediksi ditentukan oleh ada/tidak ada kontrol emisi, misalnya


ada penyiraman debu akan mengubah prediksi dampak.

Jika hasil prediksi dampak melebihi baku mutu udara ambien,


maka kontrol emisi perlu diperketat.

Huboyo, 2020
Model Puff

• Untuk memperbaiki kekurangan dari Gaussian Plume Model,


dibuat Puff Model.
Puff
• Contoh software model puff model adalah CALPUFF.
• CALLPUF merupakan non-steady state Lagrangian puff
dispersion model. Perbandingan Model Puff dan Plume

• Kelebihan CALPUFF dibandingkan Model Dispersi Gauss


adalah dapat mensimulasikan secara lebih realistis untuk
kondisi yang calm wind, kondisi stagnan, terrain yang
kompleks, dan kondisi pesisir yang memiliki angin laut dan
darat

Puff models
62
Skema Lagrangian Model

• Koordinat yang
bergerak sejalan
dengan waktu
• Fokus pada keadaan
partikel pada setiap
kondisi
perpindahan.
Contoh Lagrangian output
Contoh Model
Dispersi Udara
Lainnya

10/27/2022 65
Eulerian Vs Lagrangian Model
Eulerian vs. Lagrangian
• Eulerian • Lagrangian
– Fixed coordinate – Moving coordinate
– Focus on the statistical properties of fluid – Focus on the statistical properties of the
displacements of groups of particles
velocities
– No closure problem
– Eulerian statistics are readily measurable
– Difficult to accurately determine the
– Directly applicable when there are required particle statistics
chemical reactions – Not directly applicable to problems
– Closure problem – no generally valid involving nonlinear chemical reactions
solutions
Eulerian Model
Eulerian Model
Eulerian Model
Evaluasi Hasil Pemodelan Level Nasional

Musim Penghujan : Februari Musim Kemarau : Agustus


Evaluasi Hasil Pemodelan Level Nasional

Musim Penghujan : Februari Musim Kemarau : Agustus


Evaluasi Hasil Pemodelan Level Pulau

Musim Penghujan : Januari Musim Kemarau : Agustus


Evaluasi Hasil Pemodelan Level Provinsi

Musim Penghujan : Januari Musim Kemarau : Agustus


Evaluasi Hasil Pemodelan Level Provinsi

Musim Penghujan : Januari Musim Kemarau : Agustus


Evaluasi Hasil Pemodelan Level Provinsi

Musim Penghujan : Januari Musim Kemarau : Agustus


Evaluasi Hasil Pemodelan Level
Kabupaten/Kota
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai