• Pencemaran Udara adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke
dalam Udara Ambien oleh kegiatan manusia sehingga melampaui Baku Mutu Udara Ambien yang
telah ditetapkan.
• Mutu Udara adalah ukuran kondisi udara pada waktu dan tempat tertentu yang diukur dan/atau diuji
berdasarkan parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan ketentuan peraruran perundang-
undangan.
• Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara yang selanjutnya disingkat RPPMU adalah
perencanaan yang memuat potensi, masalah, dan upaya Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara
dalam kurun waktu tertentu.
• Wilayah Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara yang selanjutnya disingkat WPPMU adalah
wilayah yang dibagi dalam beberapa area untuk perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Mutu
Udara.
Komponen Pengelolaan
Pencemaran Udara
Sumber: [1] Manisalidis, I., Stavropoulou, E., Stavropoulos, A., & Bezirtzoglou, E. (2020). Environmental and Health Impacts of Air Pollution: A
Review. Frontiers in public health, 8, 14. https://doi.org/10.3389/fpubh.2020.00014
Dampak Kesehatan
https://www.researchgate.net/publication/8175956_The_effects_of_particulate_air_pollution_on
PM10
_daily_deaths_A_multi-city_case_crossover_analysis
Judul Paper:
The effects of particulate air pollution on daily
deaths: A multi-city case crossover analysis
Peneliti:
Joel Schwartz
Tahun:
2005
Kesimpulan:
• jika pada konsentrasi PM10 10 𝜇 g/m3
(annual) terjadi kematian harian sejumlah
10.000 jiwa (per 1.000.000 jiwa dan daily
dead rate = 1%), maka pada PM10 20
𝜇g/m3 (annual) akan terjadi peningkatan
kematian harian sebesar 750 jiwa,
sehingga kematian harian menjadi
10.750 jiwa (per 1.000.000 jiwa dan daily
dead rate = 1,075%). Jumlah Kematian
= %daily deaths rate x (1 + %Change in Daily Deaths) x Populasi
Metodologi
• Pemantauan terhadap PM10 satu kali dalam setiap
enam hari di 10 kota di Amerika Serikat.
• Data kematian harian di dapat dari National
Center for Health Statistics (NCHS) dari 1986
sampai 1993.
• Analisis yang digunakan adalah Logistic Regression
untuk mencari korelasi antara data konsentrasi
PM10 dengan data kematian harian.
Hasil
• Terdapat korelasi yang signifikan antara
PM10 dengan Kematian Harian.
• Korelasi menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan Kematian Harian sebanyak
0,35% per 10 ug/m3.
Judul Paper:
Ozone (O3) Monitoring the impact of ambient Ozone on human health using time series analysis and
air quality model approaches (Javanmardi et al., 2017)
Tempat Studi & Tahun:
Ahvaz, Iran & 2017
Metodologi Metodologi
• Penilaian risikp kesehatan dari polutan ozon (O3) • Air Q Model Data Analysis berdasarkan persamaan statistical.
menggunakan analisis time series menggunakan aplikasi Analisis kematian akibat emisi ozon di Ahvaz, Iran dihitung
statistik MINITAB versi 16 dan pemodelan dari WHO yaitu Air menggunakan model Air Q2.2.3. data lainnya seperti nilai resiko
Q2.2.3 dan nilai kecelakaan akibat emisi diperoleh dari data WHO.
• Data emisi ozon (setiap jam) diperoleh dari Irianian EPA, • Proporsi atribut diperoleh dari persamaan berikut.
sedangkan data meteorologi diperoleh dari Badan
Meteorologi Iranian.
• Keuntungan menggunakan time series model yaitu nilai yang
dimodelkan adalah data historis sehingga memudahkan
dalam interpretasi dan pemantauan karakteristik udara.
Keuntungan kedua adalah, estimasi future value berdasarkan
data historis dan struktur data stokastik.
Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/320894033_Monitoring_the_impact_of_ambient_Ozone_on_human_health_using_time_series_analysis_and_air_qua
lity_model_approaches/link/5a0171feaca2725286e31471/download
Ozone (O3)
• Pada konsentrasi Ozone dalam udara ambien sebesar 100 𝜇g/m3 (annual), terjadi kasus kematian
dikarenakan kardiovaskular sejumlah 50 jiwa (tingkat kematian per 100.000 populasi).
• Pada konsentrasi Ozone dalam udara ambien sebesar 100 𝜇g/m3 (annual), terjadi kasus kematian
dikarenakan serangan jantung sejumlah 60 jiwa (tingkat kematian per 100.000 populasi).
• Baku mutu ozon (tahunan) pada PP 22/2021 yaitu sebesar 35 𝜇g/m3 jauh dibawah nilai hasil
penelitian, dan nilai ini pun dijadikan acuan dalam penentuan baku mutu tiap kelas di WPPMU.
Timbal (Pb)
Judul Paper:
Children’s blood lead and standardized test performance response as indicators of
neurotoxicity in metropolitan New Orleans elementary schools
Peneliti: S. Zahran, H.W. Mielke, S. Weiler, K.J. Berry, C. Gonzales
Tahun: 2009
Kesimpulan:
• Pada anak yang terpapar Pb dalam darahnya sebesar 0 - 2,4 𝜇g/dL, umumnya memiliki
skor test prestasi sebesar 2,6 – 3,1.
• Dan seterusnya dengan pola hubungan berlawanan arah (semakin tinggi paparan Pb maka
anak akan semakin rendah prestasi).
• Terdapat pengaruh antara paparan Pb terhadap kesehatan saraf anak, sehingga
mempengaruhi prestasi anak dalam test di sekolah.
• Riset – riset sebelumnya juga menunjukkan hal yang senada, yaitu dengan terjadinya
paparan Pb dalam darah (BPb) akan mempengaruhi IQ sehingga terjadinya penurunan
kapasistas pembelajaran di sekolah.
https://www.researchgate.net/publication/26772613_Children's_blood_lead_and_standardized_test_performance_response_as_indicators_of_neurotoxicity_in_
metropolitan_New_Orleans_elementary_schools
Judul Paper:
NMHC Exposure To Benzene: A Major Public Health Concern (WHO, 2019)
Tempat Studi & Tahun:
(Benzene) Ahvaz, Iran & 2017
Sumber: https://en.gazdetect.com/gas-information/c6h6-benzene-gas-detector/
Studi literatur
Pada konsentrasi tertentu, NMHC
(benzene) akan berbahaya bagi
kesehatan manusia.
Metodologi:
Traceback Time-series analysis dari data Kematian Harian dan data Konsentrasi SO2 yang
terjadi pada Tragedi London Smog tahun 1952 di Kota London, Inggris.
Tahun: 2004
Kesimpulan:
Semakin tinggi konsentrasi SO2 dalam udara ambien, maka akan semakin tinggi tingkat
kematian
• Pada tragedi London Smog, terjadi kematian yang cukup signifikan dikarenakan konsentrasi SO2 berlebih
dalam udara ambien.
https://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.publhealth.25.102802.124329
SO2
Tren menunjukkan bahwa
dengan rerata konsentrasi
SO2 sebesar 0,39 ppm, terjadi
kematian sebesar 565 jiwa.
Pendekatan time-series
analysis menggambarkan
hubungan antara perubahan
jangka pendek tingkat
konsentrasi polusi dengan
perubahan jangka pendek
dalam kematian harian.
Judul Paper:
Nitrogen Association of indoor nitrogen dioxide with respiratory symptoms and pulmonary function
Dioksida in children (Neas, L. M., et al, 1991)
Tempat Studi & Tahun:
(NO2) Amerika & 1991
Metodologi
• Sampling acak terhadap anak anak di berbagai wilayah di Amerika.
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner.
• Pengukuran kualitas udara indoor: sampling selama 1 minggu pada
musim salju (winter) dan musim panas (summer), menggunakan alat
Palmes’ passive diffusion tubes.
• Karakteristik responden ditentukan melalui kuesioner termasuk ras,
usia, dan penyakit bawaan.
• Hasil dari kuesioner pada penelitian ini diakumulasikan dengan hasil
kuesioner yang sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
• Pengukuran fungsi paru-paru pada anak dilakukan menggunakan
recording survey spirometreter di sekolah.
• Fungsi paru-paru akibat polutan digambarkan melalui pemodelan
regresi.
Sumber: https://www.epa.gov/no2-pollution/basic-information-about-no2
NO2 Semakin tinggi konsentrasi rerata NO2
dalam udara ambien, maka akan
semakin tinggi peluang relatif untuk
gejala pernapasan bagian bawah pada
anak, sehingga semakin banyak anak
yang terdampak dan mengalami gejala
gangguan pernapasan bagian bawah.
Di Indonesia baku mutu NO2 berdasarkan PP 22/2021 yaitu sebesar 50 𝜇g/m3 (tahunan)
• Keracunan karbon monoksida adalah
keadaan darurat medis yang relatif umum,
CO
menyebabkan cedera dan kematian dalam
kecelakaan, upaya bunuh diri, dan
kebakaran. Efeknya adalah gangguan rantai
transpor 02 dengan penggantian 02 pada
molekul hemoglobin dan dengan menggeser
kurva disosiasi oksihemoglobin ke kiri.
• Semua konsentrasi COHb di atas 20%
menghasilkan gejala hipoksia serebral atau
miokard. Inisiasi cepat dari terapi definitif
sangat penting.
• Seratus persen 02 pada tekanan atmosfer
atau hiperbarik harus diberikan untuk
membalikkan hipoksia dan mempercepat
eliminasi CO. Terapi tambahan untuk edema
serebral mungkin diperlukan jika hipoksia Sumber: P. M. Winter. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/989121/
sudah parah.
Semakin tinggi konsentrasi CO dalam udara
ambien, maka akan semakin tinggi %COHb
dalam darah yang berdampak pada
kesehatan
Karena afinitas CO untuk hemoglobin adalah 230 menjadi 270 kali lebih besar dari O 2, yang terakhir
dengan cepat dipindahkan dan kapasitas pembawa O2 secara bersamaan berkurang. Jadi,
konsentrasi CO yang sangat kecil menyebabkan tinggi Tingkat COHb.
Baku Mutu Udara Ambien di Beberapa Negara
Baku Mutu Udara Ambien PP 22 Tahun 2021 Baku Mutu Udara Ambien Malaysia
Sumber: https://www.doe.gov.my/portalv1/wp-
content/uploads/2013/01/Air-Quality-Standard-BI.pdf
Baku Mutu Udara Ambien Singapura Baku Mutu
Udara Ambien
Filipina
Sumber: https://www.nea.gov.sg/our-services/pollution-control/air-pollution/air-quality
Sumber: Philippines
Environment Monitor
(WHO), 2002
Baku Mutu Udara Ambien Jepang
Sumber : https://www.env.go.jp/en/air/aq/aq.html
Ambient Air Quality Standards in certain Asian countries (µg/m3) (WHO, 2014)
Annual
Annual
Annual
Annual
Annual
Countries
24-hr
24-hr
24-hr
24-hr
1-hr
8-hr
1-hr
8-hr
Bangladesh 65 50 150 50 365 80 - 100 235 157 40 10 0.5
China - - 50 40 50 20 80 40 160 - 10 - 1
Grade I
Sumber : Halim, 2015 dalam disertasi berjudul Assessment of Malaysian Ambient Air Quality Guidelines
Ambient Air Quality Standards in certain Asian countries (µg/m3) (WHO, 2014)
Countries
24 Hour
24 Hour
24 Hour
24 Hour
Annual
Annual
Annual
Annual
Annual
1 Hour
1 Hour
8 Hour
8 Hour
India 2 60 40 100 60 80 20 80 30 180 100 4 2 0.5
Sumber : Halim, 2015 dalam disertasi berjudul Assessment of Malaysian Ambient Air Quality Guidelines
Baku Mutu Udara Ambien PP 22 Tahun 2021
Rangkuman Data Baku Mutu Udara Ambien Beberapa Negara dan Regulasi
Indonesia, Malaysia,
Waktu Singapura Filipina Japan Bangladesh China I
No Parameter 2021 2020 India I (μg/m3) USA (μg/m3)
Pengukuran (μg/m3) (μg/m3) (μg/m3) (μg/m3) (μg/m3)
(μg/m3) (μg/m3)
5. Hidrokarbon Non
Metana (NMHC) 3 jam 160 - - - - - - - 120
WPPMU
RPPMU
Usulan Konsep RPPMU
(Pengendalian Jangka Panjang dan Pendek)
● Menetapkan standar/baku mutu emisi dari industri yang semakin ketat secara
berkala dan berkelanjutan
● Menetapkan standar/baku mutu emisi dari kendaraan bermotor yang semakin ketat
secara berkala dan berkelanjutan
● Menetapkan target pemakaian bahan bakar minyak yang semakin bersih secara
berkala dan berkelanjutan
● Memasukkan komponen DDDT udara, WPPMU dan RPPMU kedalam penyusunan
Rencana Tata Ruang, RPPLH, KLHS, Amdal dan UKL/UPL
● Memasukkan komponen DDDT udara, WPPMU dan RPPMU kedalam penyusunan
Rencana Umum Energi dan Rencana Umum Energi Daerah (RUED)
● Integrasi IE, WPPMU dan RPPMU kedalam penyusunan Rencana Aksi Daerah GRK
● Mendorong penggunaan energi terbarukan seperti kendaraan dengan tenaga
listrik atau gas alam
2. Strategi Pengendalian Jangka Pendek
Setelah dilakukan penurunan beberapa fungsi matematika, dapat dibuat pernyataan matematis umum
untuk pengendalian pencemar berbiaya rendah:
Dimana,
C : rencana pengendalian dengan biaya paling rendah
G : berbagai tingkatan emisi
E (x,t): setiap tingkatan emisi
Diasumsikan bahwa:
● Distribusi emisi spasial dan temporal dapat diabaikan. Oleh karena itu discharge function, En (x,t),
n = 1, …., N, yang merupakan ukuran total emisi suatu wilayah
● Batasan kualitas udara dapat diterjemahkan secara langsung menjadi batasan total besarnya
emisi di wilayah yang diinginkan
● Masalah bersifat statis (pengoptimalan dilakukan untuk jangka waktu yang tetap di masa depan)
● Ada sejumlah jenis sumber emisi yang terbatas. Untuk setiap jenis sumber, file aktivitas
pengendalian yang tersedia memiliki biaya satuan yang konstan dan pengurangan emisi satuan
yang konstan.
Inventarisasi Emisi
Metodologi Umum Perhitungan Emisi
Fossil fuel combustion
BC*10
N₂O*10
PM₂₅
PM₁₀
NH₃
NOx
SO₂
Emission (Gg/year)
Pembakaran Sampah
secara Terbuka
Inventarisasi Emisi saat terjadi Kebakaran Hutan
Kontribusi Emisi dari Asia Tenggara
Contoh: Emisi BC dan CO
a) BC b) CO
t/year/grid t/year/grid
Emisi Pencemar Udara Tahun 2019 (Asep Sofyan dkk, 2020)
IE Jabodetabek
Q adalah laju emisi (g/s), u : rata-rata kecepatan angin (m/s), y: jarak penampang melintang angin (m), sy
and sz: parameter dispersi arah horizontal dan vertical, K adalah koefisien penskalaan ke unit yang
dikehendaki, V: distribusi vertical kepulan Gauss dan D adalah parameter penghilangan polutan karena
proses fisik atauapun kimia. zr: ketinggian reseptor (m), he: tinggi efektif cerobong (m), hs: tinggi fisik
cerobong (m), ∆h: tinggi kepulan, dan zi: tinggi pencampuran (m).
Contoh Keluaran Aermod Kebutuhan Data Aermod
Wilayah terkena kepulan No. Parameter Satuan
Sumber Emisi:
Wilayah tidak terkena 1 Lokasi cerobong (emiter polutan) UTM
kepulan 2 Laju emisi cerobong dan gram/detik
kontinuitasnya (g/s)
3 Elevasi cerobong meter
4 Kecepatan luaran cerobong meter/detik
5 Temperatur luaran cerobong K
6 Diameter dalam cerobong meter
Reseptor yang ditinjau:
1 Lokasi reseptor dan batas batasnya UTM
2 Jarak reseptor ke sumber emisi meter
Meteorologi (tiap jam):
1 Kecepatan angin meter/detik
2 Arah angin derajat (°)
3 Temperatur ambien K
4 Stabilitas atmosfer A-F
5 Tinggi Pencampuran (mixing height) meter
Huboyo, 2018
Konsentrasi sebaran polutan dalam 1 jam maksimum
atau 24 jam maksimum
Contoh Keluaran Aermod
Emission Dust Control
No Activities Units
Factor Efficency
1 Coal Stockpile 0.0000331 g/s/m2 No control
0.000099
40% with
Transfer material (Unit 2)
2. g/s/m2 enclosed
(conveyor) 0.00016
conveyor belt
(Unit 1)
50% with
Stacking – Reclaiming
3. 0.013 g/s water
(S-R)
suppression
Faktor emisi dari Burchill and Vermon, 2017
Huboyo, 2020
Model Puff
Puff models
62
Skema Lagrangian Model
• Koordinat yang
bergerak sejalan
dengan waktu
• Fokus pada keadaan
partikel pada setiap
kondisi
perpindahan.
Contoh Lagrangian output
Contoh Model
Dispersi Udara
Lainnya
10/27/2022 65
Eulerian Vs Lagrangian Model
Eulerian vs. Lagrangian
• Eulerian • Lagrangian
– Fixed coordinate – Moving coordinate
– Focus on the statistical properties of fluid – Focus on the statistical properties of the
displacements of groups of particles
velocities
– No closure problem
– Eulerian statistics are readily measurable
– Difficult to accurately determine the
– Directly applicable when there are required particle statistics
chemical reactions – Not directly applicable to problems
– Closure problem – no generally valid involving nonlinear chemical reactions
solutions
Eulerian Model
Eulerian Model
Eulerian Model
Evaluasi Hasil Pemodelan Level Nasional