Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENCEMARAN UDARA DAN KEBISINGAN

SERTA PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL KOTA BITUNG

Dosen Pengampu :

Muhammad Firmansyah S.T., M.T

Disusun Oleh :

Anissa Fitri

1910815720001

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirrobil ‘alamin, rasa syukur saya panjatkan ke khadirat


Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmatnya berupa kesehatan,
kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah Analisis Pencemaran
Lingkungan tentang sebuah jurnal lingkungan yang berjudul “Analisis
Pencemaran Udara Dan Kebisingan Serta Persepsi Masyarakat Tentang
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Kota Bitung” bisa terselesaikan dengan waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas dari Ujian
Akhir Semester Ganjil.

Saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah


pengetahuan rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca
umumnya. Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat dengan mudah
dibaca oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnnya saya meminta maaf
bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak
lupa saya berharap adanya masukan dan kritikan yang membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Banjarbaru, 04 Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................6

A. Tingkat Pencemaran Udara Yang Diakibatkan PLTD ......................6


B. Persepsi Masyarakat ..........................................................................6

BAB III PENUTUP........................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran ..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pencemaran udara ialah salah satu masalah lingkungan yang
mana disebabkan oleh berbagai macam sumber salah satunya ialah
pabrik industri. Asap yang dibuang berupa gas-gas beracun sehingga
dapat mengganggu kesehatan pada manusia dan merusak lingkungan
sekitar bahkan limbah yang dihasilkan dibuang secara sembarangan
sehingga menyebabkan kerusakan dan kerugian yang cukup besar
apabila tidak ditangani dengan cepat dan bijak. Hal ini dikarenakan
dengan meningkatnya perkembangan industri dunia yang semakin pesat
sehingga menyebabkan tingkat pencemaran udara yang tidak stabil dan
memberikan dampak lingkungan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sektor pembangunan yang kian bertambah dan meningkat
setiap tahunnya membuat perusahaan industri menggunakan berbagai
macam teknologi canggih untuk digunakan.
Perkembangan yang semakin pesat menyebabkan kemerosotan
kualitas lingkungan antara lain, adanya pencemaran lingkungan dari
bahan berbahaya dan beracun serta limbah lainnya, tercemarnya
kebutuhan manusia seperti air, udara, tanah, bahkan sering terjadi hujan
asam, serta adanya kenaikan suhu pada atmosfer yang berdampak pada
iklim dan cuaca yang sekarang tidak menentu. Pencemaran udara dan
kebisingan lainnya ialah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
mesin ini beroperasi menggunakan bahan bakar yang didalamnya
terkandung zat-zat arang atau karbon yang tidak terbakar secara
sempurna sehingga menyebabkan endapan dan kotoran pada minyak. Di
kawasan timur Indonesia tepatnya dikota Bitung yang merupakan kota
industri mempunyai tingkat pencemaran udara dan kebisingan yang
cukup tinggi, penggunaan PLTD dikota Bitung yang mulai digunakan

4
pada tahun 1977 dianggap sebagai sumber pencemaran udara dan
kebisingan pada kota tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pencemaran udara yang diakibatkan PLTD di kota
Bitung?
2. Bagaimana persepsi masyarakat kota Bitung mengenai pencemaran
udara dan kebisingan ?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui tingkat pencemaran udara dari PLTD kota Bitung
2. Agar mengetahui persepsi masyarakat

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tingkat Pencemaran Udara Yang Diakibatkan PLTD


Meningkatnya perkembangan industri, maka semakin meningkat pula
tingkat pencemaran udara yang dihasilkan dari buangan limbah-limbah
industri. Tingkat pencemaran udara dan kebisingan yang diakibatkan oleh
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dikota Bitung dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian, ada dua macam jenis data yang digunakan
yaitu data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui tingkat kebisingan
yang dikeluarkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:Kep-
48/MENLH/11/1996, maka perlu dicari dengan melakukan pengukuran
dilapangan dengan memperhatikan rumus-rumus dan nilai baku mutu yang
berlaku. Data primer didapat dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
dilakukan secara rutin, data primer kebisingan ini dikumpulkan dengan
menggunakan alat sound level meter dan ada juga data primer mengenai
persepsi masyarakat tentang pencemaran udara dan kebisingan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebisingan yang diakibatkan dari
kegiatan PLTD ialah pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi
selama 16 jam. Hasil analisis pengukuran tingkat kebisingan sebagai
dampak dari PLTD kota Bitung diperoleh dari lokasi pengamatan pada jarak
100 m kebawah telah melewati batas baku mutu kebisingan yang diperoleh
yaitu sebesar 70 dBA untuk kawasan industri. Tingkat kebisingan pusat
kegiiatan yaitu berkisar 98,4-107,7 dBA. Tingkat kebisingan dsekitar PLTD
kota Bitung yaitu pada jarak 100 m kebawah sudah melampui ambang btas
tingkat kebisingan untuk permukiman.
Hasil analisis kualitas udara disekitar PLTD kota Bitung menunjukkan
bahwa unuk sampel udara, debu berada diatas ambang batas menurut SK.
MENKH No-Kep.01/MENKLH/I/1988 19 Januari 1988, namun untuk
parameternya masih berada dibawah ambang batas. Berdasarkan hasil

6
analisis contoh uudara yang diambil pada empat titik pengamatan,
menunjukkan hasil bahwa seluruhnya berada dibawah ambang batas baku
mutu kualitas udara ambien.

B. Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat tentang pencemaran udara dan kebisingan yang
diakibatkan oleh PLTD ialah dengan menggunakan kuisioner. Persepsi
masyarakat yang dikelompokkan berdasarkan : umur, tingkat pendidikan,
pekerjaannya, dan penghasilan. Sebagian besar masyarakat kota Bitung
sudah mengetahui tentang pencemaran udara dan kebisingan yang terjadi
disekitar tepat tinggalnya, namun terdapat beberapa perbedaan persepsi
masyarakat setempat. Perbedaan persepsi ini dipengaruhi oleh seberapa
lama masyarakat tersebut tinggal disekitar PLTD dan seberapa jauh jarak
PLTD dari rumah masyarakat, ada yang mengatakan pencemaran udara
setelah penggunaan PLTD ini lebih kotor dari sebelumnya dan ada juga
yang berpendapat bahwa kondisi udara saat ini sangat kotor. Namun dari
pernyataan masyarakat tersebut masih ada responden yang menjawab tidak
mengetahui pencemaran udara dan kebisingan yang terjadi disekitarnya.
Masyarakat setempat sebagian besar merasa dirugikan karena keberadaan
PLTD yang menyebabkan pencemaran udara dan kebisingan di Kota
Bitung. Masyarakat ketika ditanyakan tindakan yang dilakukan sebagian
menjawab pasrah dan melakukan berbagai upaya seperti menutup jendela
dan lain-lain serta mencoba melaporkan pada pihak pemerintah namun tidak
ada tanggapan sama sekali hingga akhirnya pasrah dan menerima keadaan.
Masyarakat merasa sangat terganggu kesehatannya dikarenakan asap dari
PLTD dan merasa terganggu dengan kebisingannya, masalah kesehatan
yang paling sering ditemui masyarakat ialah saluran pernapasan seperti
batuk dan inluenza sebab menghirup udara yang tidak sehat. Persepsi
masyarakat mengenai lama tinggal di sekitar LPTD menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan mengenai persepsinya tentang kebisingan,
bahkan data menunjukkan bahwa semakin lama masyaraka tinggal disekitar

7
PLTD mereka semakin terbiasa dengan faktor kebisingan sehingga ada
sebagian masyarakat yang tidak mempermasalahkan itu.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kualitas udara dikota Bitung menunjukkan bahwa seluruhnya diperoleh
dibawah ambang batas baku mutu kualitas udara ambien. Tingkat
kebisingan yang diberikan oleh PLTD Kota Bitung diperoleh dari lokasi
pengukuran yang berjarak 100 m kebawah pun telah melewati batas ambang
batas baku mutu kebisingan yang diperbolehkan. Berbagai faktor dengan
lama tinggal masyarakat dengan sumber pencemaran yang secara erat
memiliki hubungan dengan persepsi masyarakat tentang pencemaran udara,
Hal yang sama juga dengan kebisingan jarak rumah masyarakat dengan
PLTD menyebabkan beberapa munculnya persepsi.
B. Saran
Pencemaran udara dan kebisingan yang terjadi di Bitung memanglah
sangat tidak nyaman dan mengganggu aktifitas sehari-hari, adanya berbagai
masalah kesehatan yang terjadi pun membuat ketidaknyaman masyarakat
untuk tetap selalu berada di sekitar sumber pencemar. Sarannya pemerintah
diharapkan untuk segera bertindak dan melihat serta memastikan secara
langsung kondisi yang sedang dihadapi warganya, setidaknya dengan lebih
memperhatikan tata kota agar permukiman warga tidak menyatu dengan
sumber industri. Upaya yang dapat dilakukan juga ialah dengan menanam
pohon disekitar kawasan penduduk yang berfungsi untuk meredam bunyi
bising.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tampang.,B., L.2018. Analisis Pencemaran Udara Dan Kebisingan Serta


Persepsi Masyarakat Tentang Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Kota
Bitung. Jurnal Sains Dan Teknologi-PAL 1(1).

V. Bolaños-Benítez et al. 2020. Engineered Silver Nanoparticle (Ag-NP)


Behaviour In Domestic On-Site Wastewater Treatment Plants And In
Sewage Sludge Amended-Soils. Science of the Total Environment. 722
(137794)
V. Bolanos-Benitez et al. 2020. Engineered Silver Nanoparticle (Ag-NP)
Behaviour In Domestic On-Site Wastewater Treatment Plant And In
Sewage Sludge Amended-Soils. Science Of The Total Environment. B

10

Anda mungkin juga menyukai