Anda di halaman 1dari 9

Pergaulan Bebas

Remaja (seks bebas)


Kelompok 7
Nama Anggota Kelompok :
- Gloria Sendy Paska (1910815220021)
- Muhammad Anroyi Rahmanath (1910815310005)
- Muhammad Iqbal Alfirdausy (1910815310008)
- Pirda Ikatul Jannah (1910815120002)
Pengertian Pergaulan Bebas
Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan
bebas yaitu lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan
sebagainya sehingga boleh bergerak, berbicara, berbuat dengan
leluasa), tidak terikat atau terbatas oleh aturan-aturan. Merujuk
dari pengertian diatas maka dapat diuraikan bahwa pergaulan
bebas adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individu
atau kelompok dengan tidak terkontrol dan tidak dibatasi oleh
aturan-aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Pergaulan
bebas dalam pemahaman keseharian identik dengan perilaku
yang dapat merusak tatanan nilai dalam masyarakat.
Bentuk Pergaulan Bebas
 Penyalahgunaan Narkoba

 Seks Bebas

 Kecanduan Alkohol
Seks Bebas
Minimnya pengetahuan remaja tentang edukasi seksual yang
kerap dianggap tabu oleh masyarakat Indonesia merupakan salah
satu penyebab masalah seks bebas yang ada di Indonesia. Seks
bebas sendiri merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat
seksual, dimana kebebasan tersebut melaranggar system dan
norma-norma yang terdapat dalam masyarakat. Perilaku seksual
yang tidak sehat ini marak terjadi pada remaja di kota-kota besar.
Survei yang dilakukan oleh Litbang Kesehatan bekerjasama
dengan UNESCO menunjukan sebanyak 5,6% remaja Indonesia
sudah melakukan seks pranikah.
Faktor Penyebab
I. Faktor Internal
• Rasa Ingin Tahu
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-
temannya mengatakan bahwa sensasi seks terasa di awang – awang , ditambah lagi
adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut
semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam
percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.

• Kurang Teredukasi
Kurangnya pengetahuan remaja mengenai bahaya dan dampak melakukan seks
bebas membuat remaja terjerumus kedalamnya hal ini juga dipengaruhi rasa ingin
tahu remaja yang tinggi.

• Kontrol Diri yang Lemah


Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
II. Faktor Eksternal
• Keluarga
Tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, perselisihan antar
anggota keluarga, kondisi kehidupan keluarga yang tidak sehat
(disharmonis), bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang
salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja salah satunya seks bebas.

• Hubungan yang Toxic


Hubungan yang toxic atau tidak sehat juga dapat menyebabkan perilaku
seks pranikah. Hubungan ini disebabkan adanya tekanan dari pasangan
atau kemauan kedua belah pihak yang mengarah ke seks bebas.

• Lingkungan Pergaulan
Remaja yang salah dalam memilih pergaulan berkemungkinan besar
mengikuti trend atau nilai yang dianggap benar dalam lingkaran
pertemannya walaupun hal tersebut melanggaran norma dan aturan
• Pronografi
Seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi yang
menghantarkan informasi dengan cepat dari mana saja dan
dapat diakses oleh siapa saja, konten dewasa seperti pornografi
dapat tersebar luas dan diterima begitu saja oleh remaja. Survei
skrining adiksi pornografi yang dilakukan di DKI Jakarta dan
Pandeglang menunjukan sebanyak 96,7% telah terpapar
pornografi dan 3,7% mengalami adiksi pornografi. Secara
fisiologis anatomis kecanduan pornografi lebih berbahaya
dibandingkan kecanduan narkoba dan kecanduan alkohol.
Akibatnya makin banyak kasus-kasus hubungan seks bebas
yang terjadi dimasyarakat.
Upaya Mengatasai Seks Bebas
Upaya untuk mengatasi hal ini dikelompokkan menjadi empat yaitu
tindakan pencegahan (preventif), pengentasan (curative),
pembetulan (corrective), dan penjagaan atau pemeliharaan
(preservative).
 Pencegahan (preventif)
Dapat dilakukan dengan memberikan sosialisai kepada remaja
mengenai seks bebas.

 Pengentasan (curative)
Upaya ini merupakan proses menyadarkan remaja. Hal ini dapat
dilakukan dengan menjabarkan mengenai bahaya dan dampak
seks pranikah sehingga remaja akan berpikir dua kali sebelum
melakukannya.
 Pembetulan (corrective)
Misalnya dengan memperhatikan teman dan lingkungan
pergaulan remaja dan mengarahkannya ke arah yang benar.
Melepaskan remaja dari hubungan yang toxic. Mengurangi
bahkan menghilangkan kecanduan remaja pada tontonan
yang tidak senonoh.

 Penjagaan atau Pemeliharaan (preservative)


Tidak membiarkan remaja terjebak kepada seks bebas
kemabali dengan memperhatikan tingkah laku dan tindakan
yang dilakukan remaja tanpa membuatnya merasa diawasi.

Anda mungkin juga menyukai