Anda di halaman 1dari 6

Idea Nursing Journal Vol. VIII No.

1 2017
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 - 2445

PERASAAN KETIDAKBERDAYAAN DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN


ULKUS DIABETIK

Feelings of Powerlessness and Quality of Life of Diabetic Ulcer Patients

1
Febriyani, 2Devi Darliana
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
E-mail: devi.darliana@yahoo.co.id

ABSTRAK
Menderita penyakit kronik membuat individu merasakan perasaan ketidakberdayaan, yang dapat mengurangi
rasa percaya diri pasien dalam pengobatan, sehingga berdampak terhadap kualitas hidup, termasuk pada pasien
ulkus diabetik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perasaan ketidakberdayaan dengan kualitas
hidup pasien ulkus diabetik di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative dengan desain penelitian cross sectional study. Responden
sebanyak 66 pasien ulkus diabetik dengan grade II-V menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner baku The Powerlessness Assessment Tool
for Adult Patient dan kualitas hidup dari WHOQOL-BREF 2012. Analisa data menggunakan Chi Square test.
Hasil penelitian menunjukkan perasaan ketidakberdayaan berada pada kategori berat dengan jumlah 42
responden (63,6%) dan kualitas hidup pasien berada pada kategori kurang dengan jumlah 34 responden
(97,1%). Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai P-Value=0,00, berarti terdapat hubungan antara perasaan
ketidakberdayaan dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetik di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Diharapkan kepada perawat agar memberikan dukungan mental,
informasi, serta pendidikan kesehatan kepada pasien sehingga perasaan ketidakberdayaan dapat berkurang dan
pasien optimis dalam penyembuhan luka serta pasien mempersepsikan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

Kata kunci: Perasaan ketidakberdayaan, kualitas hidup, ulkus diabetik

ABSTRACT
Suffering from a chronic desease will make people feel helpless. Feelings of powerlessness can reduce the
patient’s confidence in the treatment, so that it brings impact to the quality of life, including diabetic ulcers. The
purpose of this research was to find out the relationship between feelings of powerlessness with the quality of
life of diabetic ulcer patients in Endocrine Polyclinic of dr. Zainoel Abidin General Hospital of Banda Aceh.
The type of this study was a descriptive correlational study with cross-sectional study desain. The respondents
were 66 diabetic ulcer patients with grade II-V optained by using purposive sampling method. The
questionnaires were standardized questionnaires that is Powerlessness Assessment Tool for Adult Patient and
quality of life from whoqol-breef 2012. The result showed that the feeling of powerlessness was in the severe
category with 42 respondents (63,6%) and the quality of life of the patients was in category with 34 people
(97,1%). The result of data processing showed that P-Value=0.00, which meant there was arelationship
between feelings of powerlessness and quality of lifeof the patients in Endocrine Polyclinic of dr. Zainoel Abidin
General Hospital of Banda Aceh. The nurses are expected to provide mental support, information support, and
health education to the patients so that the feelings of helpessness of the patients can be reduced, and the
patients will have optimism in wound healing, and they can perceive their quality of life much better.

Keywords: Feelings of powerlessness, quality of life, diabetic ulcer

PENDAHULUAN insulin yang dihasilkan. Insulin adalah


Diabetes mellitus (DM) adalah hormon yang mengendalikan kadar gula
penyakit metabolik yang ditandai dengan dalam darah dengan mengatur produksi dan
hiperglikemia akibat pankreas tidak penyimpananya (Smeltzer & Bare, 2001, p.
menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh 1220). Diabetes mellitus merupakan penyebab
tidak dapat secara efektif menggunakan langsung dari 1,5 juta kematian. Prevalensi

52
Idea Nursing Journal Vol. VIII No. 1 2017

global diabetes telah meningkat dari 4,7% Openheimer, Esposito, Almeida, & Ferreira,
pada tahun 1980 menjadi 8,5% di 2014 2014).
(WHO, 2016). DM menduduki urutan ke-4 Perasaan ketidakberdayaan adalah
penyakit tidak menular di Indonesia dengan persepsi bahwa tindakan yang dilakukan
prevalensi berdasarkan jawaban pernah individu tidak akan memberikan hasil yang
didiagnosis dokter sebesar 1,5% dan gejala bermakna sehingga menyebabkan hilangnya
sebesar 2,1%. Aceh menduduki urutan ke-7 kontrol atas situasi saat ini maupun yang akan
untuk penyakit DM dengan prevalensi terjadi (Wilkinston, 2012, p. 581). Pasien
berdasarkan pernah diagnosis dokter sebesar merasa bahwa tidak ada upaya yang akan
1,8% dan berdasarkan gejala DM sebesar mengubah luka yang diderita. Emosi seperti
2,6% (Riskesdas, 2013). rasa takut, perasaan kehilangan, dan
Tingginya pravelensi penyakit DM kesedihan, pada umumnya akan terjadi. Hal
disebabkan oleh beberapa faktor, salah tersebut juga terjadi akibat ketergantungan
satunya adalah keturunan. Faktor ini akan pasien dengan orang lain akan kebutuhannya,
membuat keadaan penyakit semakin sehingga pasien berada dalam keadaan
berbahaya apabila individu tidak bisa berduka (Pereira et al, 2014).
mengontrol penyakit DM yang diderita Perasaan ketidakberdayaan dapat
sehingga tingkat kesehatan juga akan semakin berdampak negatif terhadap kualitas hidup
menurun. Jika kondisi ini semakin berlanjut pasien (Pereira et al, 2014, p. 135). Kualitas
maka akan menimbulkan komplikasi yang hidup adalah sebuah konsep yang sangat
dapat mengganggu kesehatan (Susilo & subjektif dan multidimensi yang berkaitan
Wulandari, 2011, p. 7). Gangguan kesehatan dengan status kognitif, kepuasan, dan
akibat komplikasi DM dapat berupa gangguan kebahagiaan emosional. Penurunan kualitas
mata (retinopati), gangguan ginjal (nefropati), hidup dapat mempengaruhi keadaan
gangguan pembuluh darah (vaskulopati), dan psikologis, gangguan dalam berpikir, serta
kelainan pada kaki (ulkus diabetik). gangguan dalam hubungan sosial (Vileikyte,
Komplikasi yang paling sering terjadi yaitu 2005 dalam Ginanjar & Herawati, 2014).
ulkus diabetik. Ulkus diabetik merupakan Hasil data awal di Poliklinik Endokrin
luka yang terjadi dengan melibatkan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
gangguan pada saraf perifer dan otonom. Abidin Banda Aceh, jumlah pasien dengan
(Kirsner, 2010; Mayfield, 1998 dalam ulkus diabetik pada Februari 2017 adalah
Ginanjar & Herawati). sebanyak 70 orang. Berdasarkan wawancara
Angka kejadian ulkus kaki berkisar dengan 6 (enam) responden, 4 (empat) orang
antara 2% dan 10% di antara pasien dengan merasa pengobatan yang dilakukan tidak akan
diabetes melitus. Sebanyak 15% dari pasien menyembuhkan lukanya, dan 2 (orang) orang
diabetes akan mengalami ulkus kaki pada menyatakan lukanya akan sembuh jika rajin
beberapa waktu selama menderita diabetes melakukan pengobatan. Semua responden
mellitus (Rodrigues & Mitta, 2011, p. 121). mengatakan bahwa luka dikakinya
Untuk mencegah keparahan luka, upaya yang mengganggu aktivitas sehari-hari..
dapat dilakukan antara lain status gizi yang Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin
baik, pengendalian DM, pemeriksaan luka, mengetahui hubungan perasaan
perawatan kaki, dan senam kaki diabetes ketidakberdayaan dengan kualitas hidup
(Suyono, Waspdji, Soegondo, Soewondo, pasien ulkus diabetik di Poliklinik Endokrin
Subekti, Semiardji, Edi, Batubara, Ilyas, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Basuki, Rifki, Nurali, Irawati, Sukardji, Abidin Banda Aceh.
Tambunan, Yulia, Gultom, & Renowati,
2011, p. 324-326). Namun, proses METODE
penyembuhan luka dapat mempengaruhi Penelitian ini termasuk penelitian
persepsi pasien mengenai penyembuhan kuantitatif menggunakan desain descriptive
penyakitnya. Hal tersebut dapat correlative dengan pendekatan cross sectional
mempengaruhi keadaan emosional pasien. study yang dilaksanakan pada 27 April - 12
Jika luka gagal menunjukkan peningkatan Mei 2017 di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
dalam penyembuhan, pasien akan memiliki Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel dalam
perasaan ketidakberdayaan (Pereira, Salome, penelitian ini adalah 66 pasien DM dengan

53
Idea Nursing Journal Febriyani, dkk

ulkus diabetik di Poliklinik Endokrin dengan Pekerjaan


teknik purposive sampling. PNS 7 10,6
Pengumpulan data dilakukan dengan 6 Wiraswasta 24 36,4
wawancara terpimpin menggunakan Petani 3 4,5
Tidak bekerja 32 48,5
kuesioner yang terdiri dari tiga bagian, yaitu
data demografi, kuesioner baku The Lama menderita
7 4-6 bulan 16 24,2
Powerlessness Assessment Tool For Adult > 6 bulan 50 75,8
Patients (PAT) (Braga & Cruz, 2009), dan Jumlah 66 100
kuesioner baku kualitas hidup dari
WHOQOL-BREF (WHO, 2012). Semua Berdasarkan tabel 1, menunjukkan
pertanyaan menggunakan skala Likert dengan bahwa data demografi usia responden yang
lima poin (1-5). Data diolah dengan langkah- paling banyak adalah usia 51-60 tahun dengan
langkah: editing, coding, transferring, dan jumlah 24 responden (36,4%), jenis kelamin
tabulating (Notoatmodjo, 2010). yang paling banyak adalah laki-laki dengan
Penelitian dilakukan setelah jumlah 37 responden (56,1%), status
mendapatkan surat lulus uji etik dari Komite perkawinan yang paling banyak adalah
Etik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah menikah dengan jumlah 59 responden
Kuala yang bertujuan untuk melindungi dan (89,4%), pendidikan terakhir yang paling
menjamin kerahasiaan responden. Peneliti banyak adalah pendidikan menengah dengan
dalam penelitian ini menekankan beberapa jumlah 40 responden (60,4%), pekerjaan yang
etika yaitu: respect for human dignity, respect paling banyak adalah pensiunan/tidak bekerja
for privacy and confidentiality, respect for dengan jumlah 32 responden (48,5%), dan
justice an inclusiveness, dan balancing harms lama menderita ulkus yang paling banyak
and benefits (Notoatmodjo, 2010). adalah > 6 bulan dengan jumlah 50 responden
Analisa data terdiri dari analisa (75,8%).
univariat dan bivariat. Analisa univariat
digunakan untuk melihat distribusi frekuensi Tabel 2. Gambaran perasaan ketidakberdayaan
dari setiap variabel dan analisa bivariat Perasaan
No F %
dilakukan untuk melihat hubungan antar ketidakberdayaan
variabel. Penelitian ini menggunakan uji Chi- 1 Ringan 24 36,4
Square dengan derajat kemaknaan 5% (0,05) 2 Berat 42 63,6
(Notoatmojo, 2010). Total 66 100

HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel 2, menunjukkan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah bahwa sebanyak 42 orang (63,6%) pasien
dilakukan terhadap 66 responden, didapakan ulkus diabetik mengalami perasaan
hasil sebagai berikut: ketidakberdayaan berat.

Tabel 1. Karakteristik responden Tabel 3. Gambaran kualitas hidup


No Data demografi F % No Kualitas hidup F %
Usia 1 Kurang 40 60,6
31-40 tahun 1 1,5 2 Baik 26 39,4
1 41-50 tahun 19 28,8 Total 66 100
51-60 tahun 24 36,4
> 60 tahun 22 33,3 Berdasarkan tabel 3, menunjukkan
Jenis kelamin bahwa pasien ulkus dibetik yang
2 Laki-laki 37 56,1 mempersepsikan kualitas hidupnya kurang
Perempuan 29 43,9 berjumlah 40 orang (60,6%).
Status perkawinan
Belum menikah 1 1,5
3
59 89,4
Tabel 4. Hubungan perasaan ketidakberdayaan
Menikah
Duda/janda 6 9,1 dengan kualitas hidup
Pendidikan terakhir
4 Rendah 12 18,2
Menengah 40 60,4
Tinggi 14 21,2

54
Idea Nursing Journal Vol. VIII No. 1 2017

Kualitas Hidup
Total α P-value
No Perasaan Ketidakberdayaan Baik Kurang
F % F % F %
1 Ringan 18 69,2 6 15,0 24 36,4
0,05 0,00
2 Berat 8 30,8 34 85,0 42 63,6
Total 26 100 40 100 66 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan Openheimer, Esposito, Almeida, Ferreira,


bahwa dari 42 orang (63,6%) pasien ulkus 2014).
diabetik yang mengalami perasaan Hasil penelitian ini juga didukung oleh
ketidakberdayaan berat, terdapat 34 orang penelitian yang dilakukan oleh Aujaolat,
(85%) mempersepsikan kualitas hidupnya Luminet & Deccache (2007) yang
kurang. Melalui uji statisik Chi-Square Test, menjelaskan tentang perspektif pasien
didapatkan bahwa nilai P-value=0,00 (< terhadap perasaan ketidakberdayaan berupa
0,050) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima kehilangan seperti keamanan diri, salah satu
yang berarti ada hubungan antara perasaan bagian tubuh, kontrol terhadap lingkungan,
ketidakberdayaan dengan kualitas hidup dan hubungan sosial. Kondisi tersebut
pasien ulkus diabetik di Poliklinik Endokrin merupakan bagian dari domain kualitas hidup.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pereira
Abidin Banda Aceh. et al (2014) yang menunjukkan bahwa pasien
ulkus diabetik memiliki perasaan
PEMBAHASAN ketidakberdayaan berat. Perasaan tidak
Hubungan Perasaan Ketidak-berdayaan berdaya ini akibat adanya luka dengan bau
dengan Kualitas Hidup. Berdasarkan tabel 4 dan eksudat, sehingga pasien merasa frustasi,
dapat diketahui bahwa dari 42 orang (63,6%) marah, tidak berguna, putus asa, dan berkecil
pasien ulkus diabetik yang mengalami hati. Kondisi tersebut juga dapat menurunkan
perasaan ketidakberdayaan berat, terdapat 34 citra diri pasien, mengganggu kemampuan
orang (85%) mempersepsikan kualitas pasien untuk berpartisipasi dalam kegiatan
hidupnya kurang. Melalui uji statisik Chi- sosial dan rekreasi, mempengaruhi
Square Test, didapatkan bahwa nilai P-Value kesejahteraan pasien, dan mengurangi rasa
= 0,00 (<0,050) sehingga Ho ditolak dan Ha percaya diri pasien dalam pengobatan. Hasil
diterima yang berarti ada hubungan antara penelitian tersebut sejalan dengan penelitian
perasaan ketidakberdayaan dengan kualitas ini yang menunjukkan bahwa 42 orang
hidup pasien ulkus diabetik di Poliklinik (63,6%) pasien ulkus diabetik mengalami
Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. perasaan ketidakberdayaan berat.
Zainoel Abidin Banda Aceh. Perasaan ketidakberdayaan akan
Hasil penelitian ini didukung oleh mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari.
penelitian yang dilakukan oleh Paiva, Pasien akan ketergantungan untuk kebutuhan
Ferreira, Bosa dan Narvaez (2017) yang sehari-hari serta tidak berpartisipasi dalam
menunjukkan terdapat hubungan antara perawatan atau pengambilan keputusan pada
perasaan ketidakberdayaan dengan kualitas saat diberikan kesempatan. Pasien tidak
hidup. Pasien akan merasa pesimis tentang berkontribusi dalam memberikan pendapat
masa depannya ketika menerima pengobatan maupun membuat pilihan selama perjalanan
dalam jangka waktu lama. penyakitnya sehingga dapat berpengaruh pada
Pengobatan jangka panjang yang cara berpikir dan konsentrasi (Pereira et al,
dialami oleh pasien dengan ulkus biasanya 2014, Wilkinston, 2012, Braga & Cruz,
akan mempengaruhi keadaan emosional 2009).
pasien berupa perasaan ketidakberdayaan. Ulkus diabetik juga akan menimbulkan
Perasaan ketidakberdayaan dapat mengurangi bau, eksudat, dan perubahan fisik yang
rasa percaya diri pasien dalam pengobatan, membuat pasien merasa frustasi, marah, tidak
sehingga berdampak negatif terhadap kualitas berguna, putus asa, dan merasa pesimis.
hidup seperti perubahan pola tidur, perasan pasien juga menunjukkan atau
cemas, dan depresi (Pereira, Salome, menyembunyikan ekspresi tentang
ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan

55
Idea Nursing Journal Febriyani, dkk

untuk mengontrol situasi. Dalam keadaan antara perasaan ketidakberdayaan dengan


berat, pasien akan menunjukkan sikap apatis, kualitas hidup pasien ulkus diabetik di
perilaku menyerang, ansietas, ketidakpuasan, Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum
ketidakmudahan, pengunduran diri, perilaku Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
mencari perhatian, depresi, dan kepasifan. Hal Diharapkan bagi perawat di Poliklinik
ini akan berlanjut menjadi hilangnya kontrol Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr.
dan berdampak pada kualitas hidup (Pereira Zainoel Abidin Banda Aceh agar dapat
et al, 2014). memberikan dukungan mental, dukungan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh informasi, serta pendidikan kesehatan kepada
Syarif (2013) menunjukkan bahwa dari 33 pasien sehingga perasaan ketidakberdayaan
responden didapatkan data bahwa 57,6% pasien dapat berkurang dan memiliki
pasien memiliki kualitas hidup yang kurang. optimisme dalam penyembuhan luka,
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan sehingga pasien mempersepsikan kualitas
penelitian ini yang menunjukkan bahwa hidupnya menjadi lebih baik. Bagi pasien
pasien ulkus dibetik yang mempersepsikan ulkus diabetik diharapkan dapat
kualitas hidupnya kurang berjumlah 40 orang meningkatkan kepercayaan diri terhadap
(60,6%). Hal ini terjadi karena ulkus diabetik pengambilan keputusan dalam
menyebabkan hilangnya mobilitas yang dapat pengobatannya, serta pasien memiliki sikap
mempengaruhi kemampuan pasien dalam optimis dalam penyembuhan penyakitnya.
melakukan gerakan, tugas sehari-hari dan Bagi pengambil kebijakan di Rumah Sakit
berpartisipasi dalam seluruh kegiatan. Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Hasil penelitian juga menunjukkan Aceh agar dapat memberikan dukungan
bahwa usia responden yang paling banyak kepada pasien DM dengan membentuk klub
adalah usia 51-60 tahun sebanyak 24 diabetik. Bagi peneliti selanjutnya agar
responden (36,4%), diikuti usia > 60 tahun dapat melakukan penelitian mengenai
sebanyak 22 responden (33,5%). Hal ini hubungan motivasi dengan perawatan
sejalan dengan penelitian Pereira et al (2014, luka pada pasien ulkus diabetik.
p. 135) yang menyatakan bahwa pasien ulkus
diabetik berada pada usia > 60 tahun. Individu DAFTAR PUSTAKA
yang telah memasuki usia dewasa dan lanjut Aujoulat, I., Luminet, O., & Deccache, A.
usia sering dihadapkan dengan perubahan (2007). The perspective of patient on
fisik seperti kondisi fisik yang semakin their experience of powerlessness.
melemah dan berbagai penyakit sehingga 17(6) 722-785
menyebabkan perasaan ketidakberdayaan dan
dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Banon, B. (2011). Pengaruh terapi
Emosi negatif ini mempengaruhi perilaku reminiscence dan psikoedukasi
untuk mempertahankan kualitas hidup keluarga terhadap kondisi depresi dan
(Browman et al, 2004 dalam Banon, 2011). kualitas hidup lansia di Katulampa
Hasil penelitian di Poliklinik Endokrin Bogor. lib.ui.ac.id/ file-
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel digital/20280683-
Banda Aceh menunjukkan bahwa terdapat T%20endang%20Banon.pdf
hubungan antara perasaan ketidakberdayaan
dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetik. Braga, C. G. & Cruz, D. D. A. L. M. d.
Hal ini terlihat pada hasil penelitian 63,6% (2009). Powerlessness assessment tool
pasien ulkus diabetik yang mengalami for adult patients. Rev Esc Enferm
perasaan ketidakberdayaan berat USP. 43(Spe): 1062-9
mempersepsikan kualitas hidupnya kurang
seperti sulit melakukan aktivitas, kesulitan Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
berkonsentrasi, kesulitan dalam pengambilan penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
keputusan, serta hubungan sosial yang Cipta
kurang.
Paiva, C. B., Ferreira, I. B., Bossa, V. L &
KESIMPULAN Narvaez. J. C. (2017). Depression,
Berdasarkan hasil penelitian maka anciety, hopelessness, and quality of
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
56
Idea Nursing Journal Vol. VIII No. 1 2017

life in users of cocaine/crack outpatient Syarif, H. (2013). Kualitas hidup pasien ulkus
treatment. 39(1) 34-42 diabetik di poliklinik endokrin rsudza
Banda Aceh. Vol IV. No. 1
Pereira, M. J., Salome, G. M., Openheimer,
D. G., Esposito, V. H., Almeida, S. A. Utami, T. D., Karim, D., & Agrina. (2014).
& Ferreira, L. M. (2014). Feelings of Faktor-faktor yang mempengaruhi
powerlessness in patients with diabetic kualitas hidup pasien diabetes mellitus
foot ulcers. 26(6): 132-138 dengan ulkus diabetikum.
download.portalgaruda.org/article.php?
Riskesdas. (2013). Riset kesehatan dasar. Faktor-
www.depkes.go.id/resources/download faktor%20yang%20mempengaruhi%.
/general/Hasil%20Riskesdas%202013. diakses pada 21 November 2016
pdf, diakses pada 10 Oktober 2016
WHO. (2012). Programme on mental health
Rodrigues, J & Mitta, N. (2011). Diabetic foot whoqol manual user.
and gangrene, gangrene-current http://www.who.int/substance_abuse/re
concepts and management options. search_tools/whoqolbref/en/, diakses
India: Departmen of Surgery, Goa pada 21 November 2016
Medical College
WHO.(2016).http://www.diabetes.org/diabete
Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2002). Buku sbasics/statistics/?referrer=https://www
ajar keperawatan medikal bedah ed. 8. .google.co.id/diaksespada 21
Jakarta: EGC November 2016

Suyono, S., Waspdji, S., Soegondo, S.,


Soewondo, P., Subekti, I., Semiardji,
G., Edi, T. J., Batubara, J, R., Ilyas, E.
I., Basuki, E., Rifki, N., Nurali, I. A.,
Irawati, D., Sukardji, K., Tambunan,
M., Yulia, Gultom, Y & Renowati, T.
S. (2011). Penatalaksanaan diabetes
terpadu edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit
FIKUI

57

Anda mungkin juga menyukai