Anda di halaman 1dari 35

SEMINAR

“Rehabilitasi dan Mitigasi Pasca Bencana


Gempa Palu 28 September 2018”

Sistem Struktur dan Pondasi Bangunan


Tahan Gempa, Retakan tanah,
Liquifaksi, Aliran Tanah dan Gelombang
Tsunami untuk daerah Palu

Aula Kampus Pasca Sarjana


Universitas Katolik Parahyangan
BANDUNG
Gempa Palu 28 September 2018

1. Magnitude Gempa 7.4Mw


2. Kedalaman 11-20 km
3. Lokasi 80 km dari Palu, 20 km dari Donggala
4. Intensity VII-IX MMI
5. Korban 2200 Jiwa, 66926 Rumah
6. Kota Palu dilewati patahan Palu-Koro
7. Efek lain : Gempa vertikal, retakan tanah,
liquifaksi, lateral flow, tsunami, longsor
gunung, longsor bawah laut
8. Kompleks fenomena yang perlu diantisipasi
Dengan cara yang berbeda-beda
Berbagai Jenis Kerusakan Bangunan
akibat Gempa Palu

Bangunan Bertingkat Rendah


Berbagai Jenis
Kerusakan
Bangunan akibat
Gempa Palu

Bangunan
Bertingkat
Tinggi
Berbagai Jenis Kerusakan Bangunan
akibat Gempa Palu

Liquifaksi dan Lateral Flow


Berbagai Jenis Kerusakan Bangunan
akibat Gempa Palu

Jembatan dan Infrastruktur


Berbagai Jenis Kerusakan Bangunan
akibat Gempa Palu

Ada daerah di Kota Palu yang hanya


sedikit terdampak : WHY ?
Perubahan Beban & Peta Gempa Palu

Peta Gempa PGA Keterangan


2002 0.2 g Gempa 500 thn
2012 1.2 g Gempa 2500 thn
2017 1.5 g Gempa 2500 thn

Peta Gempa 2002 belum memperhitungkan


adanya Sesar sekitar Palu

Resiko besar untuk Bangunan yang didisain


sebelum 2012
Peta Gempa 2002

PGA = 0.2 g = Jakarta, Bandung


Peta Gempa 2012 → Sosialisasi masih
berlangsung sampai sekarang

PGA = 1.2 g (naik 600%)


Peta Gempa 2017 → Sosialisasi baru
mulai

PGA = 1.2-1.5 g (naik 25% dari 2012)


Gedung Mall Tatura yang dibangun
sebelum 2012

Terjadi kerusakan yang sangat parah


pada joint kolom dan keruntuhan
Gedung Hotel Mercure yang dibangun
sekitar 2012

Terjadi kerusakan yang sangat parah pada


joint kolom dan keruntuhan pancake
Gedung Hotel Roa-Roa yang dibangun
Thn 2012

Terjadi kerusakan yang sangat parah


pada joint kolom dan keruntuhan total
Perkembangan SNI Gempa 1983-2019
Perkembangan SNI Gempa 1983-2019
Efek Gempa Vertikal
● Lokasi Gempa yang dekat dan dangkal
● Efek “Near Fault Earthquake”
● Gempa Vertikal >= Gempa Horizontal
● Stasiun MPSI, av = 84.377 gals
● Av di Kota Palu, lokasi dekat patahan >>>
● Hindari : Balok prestress, balok panjang,
kantilever dan canopy panjang
● Gempa vertikal diakomodir dlm SNI sejak dulu
● Nilai av untuk “Near Fault” perlu dikoreksi
Efek Gempa Vertikal – Canopy roboh
Efek Gempa Vertikal – Jembatan Palu IV

Jembatan tergeser lateral 5m dan jatuh


Retakan Tanah dekat jalur patahan

Berapa lebar zona aman ?


Tanah Bergelombang dekat jalur patahan

Berapa lebar zona aman ?


Penentuan Lebar Zona Aman

Berapa lebar zona aman ?


FAZ = 2*HLU + ABW + 2*MSB, dimana

FAZ = Fault Avoidance Zone Width (m)


HLU = Horizontal Location Uncertainty (m), 10..125 m
ABW = Asymmetric Buffer Width (m) = HLU
MSB = Margin of Safety Buffer (m) = 20m

Tabel 4. Contoh Penentuan Fault Avoidance Zone Width


Contoh Penentuan Lebar Zona Aman
Tergantung akurasi koordinat garis
patahan : 70 – 415 m
Gedung dekat Jalur Patahan
Gedung pada daerah potensi Liquifaksi
AKIBAT LIQUIFAKSI:
- Penurunan total yang besar
- Differential settlement yang besar
- Pergerakan tanah ke arah lateral
- Berkurangnya daya dukung tanah dan kapasitas lateral tiang
- Tertariknya pile ke bawah (downdrag)

SOLUSI:
- Dihindari
- Pondasi Raft-Pile
- Bored Pile atau Preboring + Pile menembus lapisan liquifaksi
- Soil improvement (Cement Injection, etc)
Gedung pada daerah potensi Tsunami
AKIBAT TSUNAMI:
- Gaya horizontal yang besar pada bidang solid
- Gaya dari debris/sampah yang terbawah
- Scouring lapisan tanah dibawah gedung
- Gaya uplift yang besar pada lantai besmen dan gedung dangkal
- Korban jiwa

SOLUSI:
- Dihindari
- Bangunan dengan lantai dasar terbuka
- Tanggul dan Sea-wall
- Pondasi Raft-Pile + Pelindung Scouring
Gedung Palu Grand Mall

Setelah dilanda Tsunami


Gedung Palu Grand Mall
● Bangunan 4 lantai, 60,000 m2
● Tanah diurug sirtu 1-2m (Elevated ground 1m
dari Sea Level
● Pondasi Raft + Ribs (KSLL)
● 30 m dari garis retakan/patahan
● 50 m dari pantai dan kena Tsunami 6.0 m
● Didisain dengan Peta Gempa dan SNI 2012
● Lantai dasar bersifat terbuka (ruko + rolling
door) sehingga tidak menghambat air laut
● Tidak mengalami kerusakan struktur berarti
● Hari ke 14 sudah beroperasi kembali
Gedung Palu Grand Mall

Tidak ada kerusakan struktur yang


signifikan
Gedung Palu Grand Mall

Penggerusan di pantai akibat Tsunami


Gedung Palu Grand Mall

Sampah yang terbawa Tsunami di GF


Matriks Potensi Bahaya dan Solusinya
Matriks Potensi Bahaya dan Solusinya
Kesimpulan dan Saran
O Perencanaan struktur dan pondasi gedung dan jembatan di Kota
Palu harus memperhitungkan semua potensi bahaya gempa yang
dapat terjadi secara komprehensif : gempa horisontal, gempa
vertikal, retakan tanah, daerah dekat patahan, liquifaksi, lateral flow,
dan tsunami
O Perencanaan struktur dan pondasi gedung dan jembatan di Kota
Palu harus dilakukan dengan menggunakan peta gempa dan
pedoman perencanaan yang terbaru
O Peta zonasi gempa di Palu perlu dibuat dengan lebih teliti karena
kondisi geologi dan lapisan tanah yang bervariasi
O Peta zonasi potensi liquifaksi di Palu dan sekitarnya perlu ditinjau
kembali, terutama karena variasi jenis tanah di daerah Palu, dan
karena adanya perubahan muka air tanah yang naik secara
signifikan akibat dibangunnya jaringan irigasi Gumbasa
O Peta zonasi potensi Lateral Flow Liquifaction perlu disusun
dengan teliti, terutama untuk daerah yang berpotensi liquifaksi dan
terletak di lereng
Kesimpulan dan Saran
O Peta zonasi potensi Gelombang Tsunami akibat subduksi,
patahan, dan longsor bawah laut perlu disusun dengan teliti,
sehingga dapat diperkirakan tinggi gelombang dan waktu
kedatangan yang lebih akurat
O Mengingat begitu banyaknya dan kompleksnya variasi potensi
bahaya gempa yang dapat terjadi, perlu diadakan shelter untuk
dipakai sebagai evakuasi, baik untuk tsunami maupun untuk lateral
flow (shelter apung).
O Penggunaan Pondasi Raft-Pile sangat direkomendasikan untuk
daerah dengan potensi bahaya liquifaksi dan tsunami.
O Sistem struktur baja atau beton yang solid dan kaku lebih tepat
digunakan untuk daerah potensi tsunami dibandingkan dengan
struktur ringan seperti kayu atau baja ringan
O Bila suatu gedung didisain dengan baik, dengan beban gempa
yang tepat, material yang baik dan pendetailan yang benar, maka
struktur tersebut dapat menahan berbagai efek yang disebabkan
oleh gempa, kecuali efek lateral flow dan tsunami yg sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai