Anda di halaman 1dari 21

PENYUSUNAN/EVALUASI

PETA JABATAN DAN


JABATAN FUNGSIONAL UMUM
Biro Organisasi dan Tata Laksana

Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI


DASAR HUKUM

1. UU Nomor 5 Tahun 2015 tentang Aparatur Sipil Negara


2. Pasal 66 Peraturan Presiden 83/2015 tentang Kementerian
Agama “Kementerian Agama harus menyusun analisis jabatan,
peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap
seluruh jabatan di lingkungan Kementerian Agama”.
3. Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010 – 2025
4. Permenpan Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi
Jabatan
5. Permenpan Nomor 39 Tahun 2013 tentang Penetapan Kelas
Jabatan di Lingkungan Instansi Pemerintah
6. Keputusan Menteri Agama Nomor 48 Tahun 2014 tentang
Pengangkatan PNS Dalam JFU di Kementerian Agama.
APA ITU PETA JABATAN?

Peta Jabatan merupakan susunan jabatan yang


menggambarkan seluruh jabatan (termasuk JFU) yang
ada dan kedudukannya dalam unit kerja, baik secara
vertikal maupun horizontal menurut struktur
kewenangan, tugas, dan tanggung jawab, serta
kompetensi jabatan.
APA ITU JFU?

Jabatan Fungsional Umum (JFU) adalah kedudukan


yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak seorang PNS dalam rangka menjalankan
tugas-tugas keahlian dan/atau keterampilan untuk
mencapai tujuan organisasi yang mengangkatan dalam
jabatan dan kenaikan pangkatnya tidak disyaratkan
dengan angka kredit.
KETENTUAN MENYUSUN
PETA JABATAN
1. Menyusun Peta jabatan harus mengacu pada:
• PMA ttg Ortaker Kementerian Agama atau Satker
• KMA 158 tahun 2010 ttg Pedoman Penyusunan Analisis Jabatan di
Lingkungan Kementerian Agama
• Permenpan-RB 34 Tahun 2011 ttg Pedoman Evaluasi Jabatan
2. Penamaan JFU mengacu PMA 48 tahun 2014 ttg Pengangkatan PNS dalam
JFU (hasil validasi Tim Kemenpan RB dan BKN.
3. Penempatan jabatan fungsional tertentu yang memiliki kelas jabatan > 9
berada dibawah Eselon II/Kepala UPT diletakkan di posisi leher.
4. Kolom bezetthing (B) diisi dengan jumlah pegawai saat ini.
5. Kolom kebutuhan(K) diisi dengan jumlah kebutuhan pegawai dalam jabatan
berdasarkan hasil analisa beban kerja (ABK).
6. Kolom +/- diisi dengan cara mengurangkan K dengan B.
7. Format pembuatan Peta menggunakan Microsoft Office.
8. Tidak ada kelas jabatan fungsional yang melebihi kelas jabatan kepala kantor
atau eselon II
KETENTUAN MENYUSUN
NAMA JFU
1. Penamaan JFU berdasarkan hasil analisis jabatan eselon IV. Mengapa?
Karena di eselon IV semua tugas dibagi habis.
2. Penamaan JFU harus ringkas, substantif, jelas dan dapat memberikan
pengertian yang tepat bagi pembaca.
3. Penamaan JFU/JFT dapat mengacu pada PMA 48 Tahun 2014 ttg
Pengangkatan PNS dalam JFU (hasil validasi Tim Kemenpan RB dan BKN.
4. Pemberian nama JFU (administrasi) tidak terlalu spesifik misal:
- Pengadministrasi Kepegawaian (daripada pemproses mutasi kepegawaian )
5. Contoh Penamaan JFU dapat dirumuskan berdasarkan:
- Bahan (Pengumpul, Pengadministrasi)
- Alat (Operator)
- Hasil (Penyusun, Pengonsep, Pengevaluasi, Analis)
- Proses (Pemroses, Pengolah, Pengelola)
RUMPUN
JABATAN FUNGSIONAL UMUM

1. Rumpun Jabatan Administrasi, adalah kelompok jabatan yang


melakukan kegiatan tata usaha.
2. Rumpun Jabatan Teknis, adalah kelompok jabatan yang melakukan
cara membuat sesuatu atau melakukan sesuatu dengan cara dan
metode tertentu.
3. Rumpun Jabatan Operasional, adalah kelompok jabatan yang
melakukan proses kerja yang ditandai dengan mengoperasikan
sesuatu peralatan/mesin.
4. Rumpun Jabatan Pelayanan adalah kelompok jabatan yang membantu
atau melayani dalam bentuk jasa, guna memenuhi kebutuhan internal
maupun ekternal organisasi.
Kriteria Dalam Merumpunkan
Jabatan Fungsional Umum
1. Terintegrasi dalam kelompok-kelompok kegiatan yang mempunyai
saluran-saluran teratur dalam melaksanakan fungsi tiap satuan
organisasi;
2. Memiliki sifat tugas yang sama;
3. Memiliki kemampuan dan/atau persamaan objek pekerjaan; dan
4. Memiliki kemiripan dan/atau persamaan metoda pelaksanaan
pekerjaan.
Kapan Penyempurnaan/Evaluasi
Peta Jabatan dan JFU?

1. Adanya data pegawai yang berubah dalam Peta Jabatan dan


Jabatan Fungsional Umum.
2. Adanya nama Jabatan Fungsional Umum yang baru atau
perubahan.
3. Adanya terdapat perubahan struktur organisasi satuan kerja atau
organisasi.
4. Adanya perubahan regulasi.
CARA MENGAJUKAN
NAMA JFU BARU
1. Menyampaikan nama JFU baru kepada Sekretaris Jenderal C.q.
Kepala Biro Ortala dengan melampirkan:
a. urian jabatan JFU baru
b. hasil analisa beban kerja JFU baru yang memenuhi atau minimal
0,5
c. apabila hasil analisa beban kerja JFU baru tersebut belum
mencapai 0,5 maka tugas-tugas tersebut menjadi tugas tambahan
untuk JFU lainnya.
2. Bila surat tersebut memenuhi huruf a, b, dan c maka Menteri Agama
menyurati Menteri PAN-RB untuk memvalidasi usulan tersebut.
3. Pembahasan usulan nama JFU/Peta Jabatan baru oleh Tim
Kemenpanrb, BKN, dan Kemenag.
4. Surat persetujuan dari Menteri PAN-RB keluar dan untuk selanjutnya
menyusun Peraturan Menteri Agama.
MENGAPA JFU MENJADI PENTING?
Struktur
Organisasi
Apabila dalam Penyusunan SKP tidak
sesuai maka harus melihat Analisis
Memastikan adanya peta Jabatan dan Analisis Beban Kerjanya.
jabatan dan sesuai dengan
hasil validasi dari Apabila dalam Penyusunan Analisis
Kemenpan-RB dan BKN Peta Jabatan
Beban Kerja tidak sesuai maka harus
melihat Analisis Jabatan.

Apabila dalam Penyusunan Analisis


Memastikan nama jabatan Nama Jabatan Jabatan tidak sesuai maka harus
sesuai dengan peta jabatan
(struktural & fungsional) melihat Nama Jabatan.

Apabila Nama Jabatan tidak sesuai


maka harus melihat Peta Jabatan.
Memastikan tugas jabatan
sesuai dengan nama Analisis Jabatan Apabila Peta Jabatan tidak sesuai
jabatan
(Uraian Tugas) maka harus melihat Struktur
Organisasi, khususnya jabatan Eselon
Memastikan jumlah IV.
pemangku jabatan
fungsional umum (JFU)
sesuai dengan analisis Analisis
beban kerja jabatan Beban Kerja

 Jumlah PNS yg
proporsional
Memastikan SKP sesuai
dengan tugas jabatan dan Sasaran Kerja Pegawai  Profesional dlm
bekerja
tugas atasan langsung (SKP)
PENGANGKATAN
PNS DALAM JFU-1

1. CPNS sebelum diangkat menjadi PNS ditempatkan dalam unit kerja


sebagai masa percobaan sekurang-kurangnya 1 tahun dan paling
lama 2 tahun sehingga CPNS tidak menyandang jabatan fungsional.
2. Penentuan jumlah JFU berdasarkan hasil Analisis Beban Kerja (ABK).
3. PNS yang tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan
fungsional tertentu diangkat dalam JFU.
4. Pengangkatan PNS dalam JFU ditetapkan oleh Menteri.
5. Pengangkatan PNS dalam JFU dilaksanakan sesuai dengan formasi
JFU yang ditetapkan oleh menteri yang menangani pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi.
PENGANGKATAN
PNS DALAM JFU-2

• Pengangkatan PNS dalam JFU dilaksanakan sesuai dengan formasi


JFU yang ditetapkan oleh menteri yang menangani pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi.
• PNS yang diberhentikan dari Jabatan Struktural atau Jabatan
Fungsional Tertentu diangkat dalam JFU sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Pengangkatan PNS dalam JFU berdasarkan pendidikan,
kompetensi, dan kinerja.
• Pengangkatan PNS dalam JFU dilaksanakan dalam tenggang waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
JENJANG KEPANGKATAN & HUBUNGANNYA
DGN JOB & JFU
PENYUSUNAN
ANALISIS BEBAN KERJA (ABK)
DI KEMENTERIAN AGAMA
DASAR HUKUM
ANALISIS BEBAN KERJA

1. Pasal 56 Undang-Undang 5/2014 tentang Aparatur Sipil negara


“Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah
dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis
beban kerja”.
2. Pasal 66 Peraturan Presiden 83/2015 tentang Kementerian
Agama “Kementerian Agama harus menyusun analisis jabatan,
peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap
seluruh jabatan di lingkungan Kementerian Agama”.
3. Peraturan Kepala BKN19/2011 tentang Pedoman Umum
Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil.
4. Keputusan Menteri Agama 164/2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di Kementerian Agama
PENGERTIAN

Analisis Beban Kerja adalah suatu metode untuk


mengetahui jumlah pegawai di suatu unit organisasi yang
dilakukan secara sistematis dan membandingkan
kebutuhan pns dengan persediaan yang ada sehingga
dapat diketahui kebutuhan riil pegawai
ABK KEMENTERIAN YANG SAMA

1. Permenkeu 140/2006 tentang Pedoman ABK di Lingkungan


Departemen Keuangan (1500)
2. Permendagri 12/2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah
(1300)
3. PMA 164/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban
Kerja di Lingkungan Kementerian Agama (1322)
4. Permenha 23/2011 tentang Pedoman Analisi Beban Kerja
Kementerian Pertahanan (1300)
5. Permenhub 40/2012 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja
Kementerian Perhubungan (1200)
6. Kepmen Kelautan dan Perikanan 56/2004 tentang Pedoman
Standar Penghitungan Beban Kerja Unit Organisasi di Departemen
Kelautan dan Perikanan (1300)
PERBANDINGAN
ABK KEMENTERIAN
KATA AKHIR

Manusia sebagai intangible assets dalam organisasi sangat


penting. Seiring tuntutan teknologi dan persaingan dunia,
maka kompetensi SDM dalam organisasi harus dapat
dioptimalkan melalui rekrutmen, diklat dan pengembangan
SDM berbasis kompetensi.
Hal ini memberikan dampak yang positif ketika SDM yang
kompeten mampu membawa keberhasilan pribadinya pada
peningkatan kinerja organisasi. Pengembangan manusia
dalam organisasi memberikan kualitas dan kemampuan
kerja yang akan berdampak pada peningkatan kinerja
organisasi dan pengembangan organisasi berikutnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai