Anda di halaman 1dari 179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEPSI MASYARAKAT RANGGU MANGGARAI


BARAT FLORES NTT TERHADAP BUDAYA PESTA
SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PENGGALANGAN DANA
PENDIDIKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:
Euveniati Martini
NIM: 141324035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIDKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

 Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberikan berkat dan rahmat-Nya

sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu

 Kedua orang tua tercinta, Bapak Benyamin Andar dan Ibu Regina Seli yang

selalu setia memberikan dukungan moril dan materi serta doa yang tanpa

henti untuk kesuksesan saya.

 Adik-adik tercinta yang sudah memberikan dukungan, semangat dan doanya

untuk keberhasilan saya

 Dosen pembimbing dan penguji yang sudah meluangkan waktunya untuk

membimbing dan menuntun saya sampai skripsi ini selesai

 Sahabat dan teman tersayang (Ancik, Rista,Yustin, Maya, Warau, Intan, kk

Raty, Ocha,vera,Yeni,Ecik) yang sudah membantu, memberikan dukungan

dan doa untuk kelancaran skripsi ini, serta semua teman-teman pendidikan

Ekonomi 2014 untuk semua canda, tawa, tangis, dan perjuangan yang kita

lewati bersama selama ini. Terimakasih untuk kenangan manis yang terukir

selama ini, mudah-mudahan kita semua bisa menjadi orang yang sukses

meskipun ditempat dan pilihan yang berbeda

 Untuk semua orang yang tanpa saya sadari sudah mendukung dan membantu

saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Better to feel how hard education is at this time rather than fell the bitterness of

stupidity, later (lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa

pahitnya kebodohan kelak)

Jangan mengaku KALAH ! kita terlahir untuk menjadi PEMENANG.

Bangkit, bangkit, dan bangkit lagi.

Jangalah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini

Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan

memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Yesaya 41:10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali ang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Juli 2018

Penulis

Euveniati Martini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Euveniati Martini

Nomor Mahasiswa : 141324035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERSEPSI MASYARAKAT RANGGU MANGGARAI BARAT


FLORES NTT TERHADAP BUDAYA PESTA SEKOLAH
SEBAGAI UPAYA PENGGALANGAN DANA PENDIDIKAN
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 3 Agustus 2018

Yang menyatakan

Euveniati Martini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

PERSEPSI MASYARAKAT RANGGU MANGGARAI BARAT FLORES


NTT TERHADAP BUDAYA PESTA SEKOLAH SEBAGAI UPAYA
PENGGALANGAN DANA PENDIDIKAN

Euveniati Martini
Universitas Sanata Dharma
2018

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan persepsi orang tua di


Ranggu Manggarai Barat Flores NTT terhadap budaya pesta sekolah sebagai
upaya penggalangan dana pendidikan; 2) mendeskripsikan persepsi mahasiswa
Ranggu Manggarai Barat Flores NTT terhadap budaya pesta sekolah sebagai
upaya penggalangan dana pendidikan; 3) mendeskripsikan faktor-faktor yang
melatarbelakangi lahirnya budaya pesta sekolah pada masyarakat Ranggu
Manggarai Barat Flores NTT; dan 4) mendeskripsikan faktor-faktor yang
mepemngaruhi keberhasilan pesta sekolah.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan
kualitatif. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Ranggu yakni
kepala adat, dua orang tua yang pernah menyelenggarakan pesta sekolah dan dua
mahasiswa yang pernah menyelenggarakan pesta sekolah. Pengolahan data dalam
penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil analisis data menunjukan bahwa: 1) persepsi orang tua terhadap
budaya pesta sekolah sebagai upaya penggalangan dana pendidikan positif
(bermanfaat dalam mengatasi kesulitan biaya pendidikan); 2) persepsi mahasiswa
terhadap budaya pesta sekolah sebagai upaya penggalangan dana pendidikan
positif (bermanfaat dalam mengatasi kesulitan biaya pendidikan); 3) faktor-faktor
yang melatarbelakangi lahirnya pesta sekolah ada dua yakni keterbatasan ekonomi
dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan; dan 4) faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pesta sekolah ada enam, yakni relasi sosial yang baik
dari tuan pesta, partisipasi aktif dalam setiap rangkaian acara pesta sekolah, cuaca
yang baik, musim panen, “manajemen dapur” dan protokol (MC) dalam acara
pesta sekolah.

Kata kunci: persepsi masyarakat dan budaya pesta sekolah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF RANGGU WEST MANGGARAI FLORES, NTT


SOCIETY ON “SCHOOL PARTY” CULTURE AS AN EDUCATIONAL
FUNDRAISING EFFORT

Euveniati Martini
Sanata Dharma University
2018

This research was aimed to: 1) describe the perception of parent in


Ranggu West Manggarai Flores NTT on the practice of “school party”as a
fundraising efforts for education; 2). describe the perception of university
students in Ranggu West Manggarai Flores NTT on the practice of “school
party”as a fundraising efforts for education; 3) describe factors caused the
practice of “school party” exist in comunity of Ranggu West Manggarai Flores
NTT and 4) describe factors caused the success of school party.
This research was concerned adds a filed research (study case) used
qualitative approach. The participant of the study was the community of Ranggu
including the customary head, and two person in the community who conducted
“school party”. The data analysis technique descriptive qualitative method.
The results of data analysis can be seen as follow: 1) the response of the
comunity about the practice of “school party” as a fundraising efforts for
education is positive (useful in overcoming the difficulties of educational fee); 2)
the response of university students about the practice of “school party” as a
fundraising efforts for education is positive (useful in overcoming the difficulties
of educational fee; 3) factors that caused the practice of “school party” are
economy condition and the consciousness of comunity about the importance of
education; 4) factors that caused the succes of “school party” are social relation
of the event creator, the participation of the event creator in every “school party”
practice, weather condition, harvest season, “kitchen management”, as well as
the master of ceremony in “school party” event.

Keywords: society’s preception and “school party” culture


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan.

Selama penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

yang sudah memberikan banyak dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini

2. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. Selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi dan juga selaku

dosen pembimbing yang sudah banyak memberikan dukungan,

menyediakan berbagai fasilitas dan meluangkan waktunya dalam

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini serta telah banyak membantu

memberikan bimbingan, kritikan serta saran kepada penulis dalam

penulisan skripsi ini

3. Segenap dosen di prodi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi

yang telah membekali saya dengan banyak ilmu serta membantu saya

dalam menemukan jati diri yang sesungguhnya.

4. Segenap Staf sekertariat prodi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan

Ekonomi yang telah banyak membantu dalam meberikan fasilitas serta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

melancarkan segala kegiatan yang berkaitan dengan prodi dan kariawan

kampus yang telah berperan juga dalam membantu kelancaran kegiatan

studi saya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Orang tua yang telah memberikan segala fasilitas, dana, dukungan doa

demi terselesaikannya skripsi ini

6. Teman-teman Pendidikan Ekonomi, serta semua pihak yang telah

memberikan dukungan, semangat, bantuan, dan menyumbangkan saran

demi kelancaran skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat atas

semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis merasa bahagia

dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini, namun penulis juga

menyadari masih banyak kekurangan yang dihadapi dalam penyusunan skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat dan menambah

wawasan bagi para pembaca.

Penulis

Euveniati Martini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ........ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ....... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ........... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... ........ iv
MOTTO................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS............................................................................... vii
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
ABSTRACT .............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ....................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Persepsi ..................................................................................................... 8
1. Pengertian Persepsi .............................................................................. 8
2. Syarat Terjadinya Persepsi ................................................................... 9
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ....................................... 9
4. Proses Persepsi ..................................................................................... 11
B. Masyarakat ................................................................................................ 12
C. Kebudayaan ............................................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

D. Pesta Sekolah ............................................................................................ 15


1. Sejarah Lahirnya Pesta Sekolah ........................................................... 15
2. Pengertian Pesta Sekolah ..................................................................... 18
3. Undangan Pesta Sekolah ...................................................................... 19
4. Rangkaian Acara Pesta Sekolah ........................................................... 21
E. Teori Modal .............................................................................................. 24
1. Modal Ekonomi .................................................................................... 24
2. Modal Budaya ...................................................................................... 26
3. Modal Sosial ......................................................................................... 31
F. Modal Manusia ......................................................................................... 37
G. Kemiskinan ............................................................................................... 42
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 47
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 47
C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 47
D. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 48
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 50
F. Tahap-tahap Penelitian .............................................................................. 53
G. Analisis Data ............................................................................................. 54
BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografis Desa Ranggu ............................................................... 57

B. Budaya pesta Sekolah Pada Masyarakat Ranggu Manggarai Barat

Flores NTT ................................................................................................ 58

1. Sejarah Pesta Sekolah di Desa Ranggu Manggarai Barat Flores

NTT.................................................................................................. 58

2. Rangkaian Acara Pesta Sekolah di Desa Ranggu Manggarai Barat

Flores NTT....................................................................................... 63

C. Pendidikan Masyarakat Ranggu Manggarai Barat Flores NTT ................ 67


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ........................................................................................... 71

B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................... 72

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 89

B. Keterbatasan .............................................................................................. 94

C. Saran ......................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 97


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

Daftar Tabel

Tabel 4.1 Daftar nama masyarakat Desa Ranggu yang pernah melakukan pesta

sekolah pada tahun 2007-2010 dan status pekerjaan............................ 69


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

Daftar Gambar

Gambar 4.1 Arisan Sekolah Pada Tahun 1986 ....................................................... 59

Gambar 4.2 musyawarah dan evaluasi kelompok..............................................62


Gambar 4.3 Acara Wuat Wa’i ............................................................................62
Gambar 4.4 Acara Lonto Leok .......................................................................... 63
Gambar 4.5 Acara Tuak Kapu dan Tudak ......................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan Observasi

Lampiran 2. Daftar Pertanyaan wawancara

Lampiran 3. Surat Keterangan Izin dari Fakultas Ekonomi USD

Lampiran 6. Jawaban hasil observasi

Lampiran 7. Jawaban hasil wawancara

Lampiran 8. Dokumentasi hasil penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu

berkembang dalam pendidikan. Pendidikan melepaskan kungkungan pikiran

dan memaksa seseorang untuk berpikir dan mempertanyakan suatu hal. Hal

ini membuat seseorang sadar akan hak-haknya di masyarakat.

Sadar akan arti pentingnya pendidikan membuat banyak orang tua

berusaha agar anaknya dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Hal

ini juga turut dirasakan oleh para orang tua di Manggarai, Flores, NTT,

keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi

begitu besar, namun untuk dapat mengenyam pendidikan tentu dibutuhkan

biaya pendidikan yang tidak sedikit jumlahnya, karena semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar pula biaya pendidikan

yang harus ditanggungnya.

Menyadari akan mahalnya biaya pendidikan, maka tentunya ada banyak

usaha yang kerap dilakukan oleh para orang tua. Bentuk-bentuk upaya itu

bervariasi yakni dengan menabung di bank, bergabung di asuransi

pendidikan, bergabung di koperasi, menggadaikan barang-barang berharga,

membuat arisan sekolah, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini

dilakukan agar anaknya berkesempatan untuk mengenyam pendidikan.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Masyarakat Manggarai Flores NTT adalah masyarakat yang kehidupannya

masih terikat erat oleh budaya. Meskipun begitu, perkembangan budayanya

juga sebagian besar sudah terbuka terhadap perkembangan zaman. Bagi

masyarakat Flores budaya juga memberi peran penting dalam mendorong

pembangunan pendidikan. Budaya gotong royong yang sangat dijunjung

tinggi oleh masyarakat Manggarai menjadi dasar bagi banyak lapisan

masyarakat untuk membantu generasi muda mengatasi masalah ketiadaan

biaya dalam mengenyam pendidikan. Budaya gotong-royong dalam

membantu penggalangan dana pendidikan ini dinamakan dengan pesta

sekolah.

Pesta bukan sekedar hiburan atau mencari kesenangan belaka. Bagi

masyarakat Manggarai, Pesta Sekolah menjadi suatu tradisi dalam upaya

penggalangan dana sosial untuk pendidikan. Pesta sekolah merupakan sebuah

aplikasi dari budaya gotong royong yang hingga saat saat ini menjadi budaya

atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat untuk meringankan beban

seseorang yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi.Hasil yang

didapatkan dari pesta sekolahpun tidaklah sedikit, biasanya mencapai puluhan

juta. Hingga saat ini budaya atau kebiasaan pesta sekolah masih dipegang

teguh oleh masyarakat Manggarai sebagai sebuah solidaritas masyarakat

dalam membantu menjawab persoalan biaya pendidikan.

Faktor umum yang melatarbelakangi lahirnya pesta sekolah sebagai

budaya di masyarakat Manggarai Flores NTT ada tiga .Yang pertama karena

kesadaran orag tua dan masyarakat akan pentinya pendidikan, kedua, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kondisi geografis Manggarai yang memungkinkan sebagian besar

masyarakat bermatapencaharian sebagai petani, sehingga sulit untuk

memperoleh pendapatan yang cukup untuk membiayai pendidikan. Ketiga

relasi sosial yang baik antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain.

Relasi yang begitu erat pada masyarakat Manggarai telah mendorong

masyarakat untuk selalu memelihara budaya gotong royong. Jika dilihat dari

kaca mata ekonomi faktor-faktor yang melatarbelakangi lahirnya pesta

sekolah bisa dikaitkan dengan 4 teori modal yaitu modal manusia (human

capital), modal ekonomi (economy capital), modal sosial (social capital) dan

modal budaya (cultural capital).

Menurut Turner (Fukuyama,2001), modal sosial menunjuk pada kekuatan-

kekuatan yang meningkatkan potensi untuk perkembangan ekonomi dalam

masyarakat untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan sosial dan

pola organisasi sosial. Backer mendefenisikan modal sosial(social capital)

sebagai sumber daya yang diraih oleh pelakunya melalui struktur sosial yang

spesifik dan kemudian digunakan untuk memburu kepentingannya, modal

sosial tersebut diciptakan lewat perubahan-perubahan dalam hubungan antar

pelakunya. Dalam hal ini pesta sekolah dibentuk karena adanya relasi sosial

yang baik diantara masyarakat Manggarai. Hubungan antara masyarakat yang

satu dan yang lainnya sangat erat, sehingga masyarakat mampu menciptakan

sebuah budaya gotong royong dalam bentuk pesta sekolah sebagai sarana

untuk menjawab masalah kekurangan dana dalam membiayai pendidikan

anak dalam masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Modal ekonomi (economy capital) adalah sumber daya yang bisa

menjadi sarana produksi dan sarana finansial. Dalam hal ini masyarakat di

Desa Ranggu Kabupaten Manggarai Barat mencari dana sosial berupa uang

untuk pendidikan dengan membuat acara pesta sekolah.

Modal manusia (human capital) berperan penting dalam pembangunan

ekonomi. Backer (2002) mendefenisikan modal manusia sebagai

pengetahuan, informasi, ide, keahlian, dan kesehatan dari individu.

Masyakakat Manggarai adalah masyarakat yang sadar akan kondisi geografis

yang memungkinkan masyarakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan

dana yang cukup besar bagi pendidikan. Oleh karena kesadaran ini

masyarakat memanfaatkan budaya gotong royong melalui pesta sekolah

sebagai sarana untuk mendapatkan dana untuk membantu anak-anak dalam

masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan tetapi mengalami kesulitan

dalam hal dana.

Modal budaya (cultural capital) pada dasarnya berupa keyakinan akan

nilai-nilai mengenai segala sesuatu yang dipandang benar dan senantiasa

diikuti dengan upaya untuk mengaktualisasikannya. Dalam hal ini masyarakat

Manggarai adalah masyarakat yang masih memegang erat dan menjunjung

tinggi budaya gotong royong. Masyarakat Manggarai beranggapan bahwa

dengan bergotong royong maka masalah apapun akan dengan mudah dapat

teratasi. Hingga saat ini budaya gotong-royong ini masih dilestarikan melalui

budaya pesta sekolah. Budaya pesta sekolah ini dibuat dengan tujuan yang

sangat mulia yakni membantu menjawab persoalan kekurangan dana bagi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

anak-anak yang ingin melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Meski

hingga saat ini sebagian besar masyarakat sudah mampu membiayai

pendidikan untuk anaknya sendiri hingga perguruan tinggi, akan tetapi

budaya pesta sekolah tetap dilakukan setiap tahun sebagai salah satu bentuk

perhatian masyarakat terhadap pendidikan.

Penelitian ini pada dasarnya termotivasi dari penelitian sebelumnya

yakni penelitian deskriptif kualitatif studi etnografik yang dilakukan oleh

Rasman pada tahun 2015 dengan judul “Persepsi Masyarakat Waerana

Terhadap Pesta Sekolah di Kelurahan Rongga Koe, Kecamatan Kota Komba,

Kabupaten Manggarai Timur”. Yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah, bahwa pada penelitian sebelumnya lebih

menelaah soal budaya pesta sekolah pada Kelurahan Rongga Koe, Kecamatan

Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur yakni bagaimana budaya pesta

sekolah menurut msyarakat Kelurahan Rongga Koe, Kecamatan Kota

Komba, Kabupaten Manggarai Timur dan pada penelitian sebelumnya lebih

fokus pada budaya dan masyarakatnya.dan yang lebih membedakan adalah

pada penelitian sebelumnya penelitiannya dilakukan di Manggarai Timur

yang mana budayanya sangat berbeda dengan budaya masyarakat di

Manggarai Barat. Jadi aplikasi budaya pesta sekolah di Manggarai Timur

berbeda dengan aplikasi pesta sekolah yang ada di Manggarai Barat. Dalam

penelitian ini peneliti ingin menelaah lebih dalam terkait budaya pesta

sekolah yang ada di Manggarai Barat khususnya di Desa Ranggu Kecamatan

Kuwus Kabupaten Manggarai Barat. Pada penelitian lanjutan ini peneliti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lebih menekankan pada persepsi masyarakat Ranggu Manggarai Barat terkait

faktor-faktor yang mendorong terbentuknya budaya pesta sekolah jika

dikaitkan dengan teori modal yang dikemukakan oleh Pierre Bourdeu yakni,

Human capital, cultural capital, economic capital dan social capital.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih fokus dan mendalam,

penulis membatasi penelitian ini terkait dengan persepsi masyarakat yakni

orang tua dan mahasiswa terkait budaya pesta sekolah sebagai upaya

penggalangan dana pendidikan di masyarakat Flores Manggarai NTT.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi orang tua di Ranggu Manggarai Flores NTT terhadap

budaya pesta sekolah sebagai upaya penggalangan dana pendidikan?

2. Bagaimana persepsi mahasiswa di Ranggu Manggarai Flores NTT

terhadap budaya pesta sekolah sebagai upaya penggalangan dana

pendidikan?

3. Faktor-Faktor apa saja yang melatarbelakangi lahirnya pesta sekolah pada

masyarakat Ranggu Manggarai Flores NTT?

4. Faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pesta sekolah?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui persepsi orang tua Manggarai Flores NTT terhadap

budaya pesta sekolah sebagai upaya penggalangan dana pendidikan

2. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa Manggarai Flores NTT terhadap

budaya pesta sekolah sebagai upaya penggalangan dana pendidikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi lahirnya pesta

sekolah pada masyarakat Manggarai Flores NTT

4. Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi keberhasilan pesta

sekolah

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat-manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini yakni:

1. Bagi Peneliti

Memperluas wawasan terkait budaya pesta sekolah sebagai sarana

penggalangan dana pendidikan di masyarakat Manggarai Flores NTT.

2. Bagi Masyarakat

a) Memperluas wawasan masyarakat terkait budaya pesta sekolah sebagai

upaya penggalangan dana pendidikan.

b) Generasi muda memperoleh referensi tentang budaya pesta sekolah

sehingga budaya pesta sekolah tetap dilestarikan dari waktu ke waktu

c) Masyarakat semakin menyadari akan pentingnya pendidikan

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lanjutan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran,

pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi (Sarwono, 2009; 24). Menurut

Sugihartono, dkk. (Sugihartono, 2007: 8) persepsi adalah proses untuk

menerjemahkan atau menginterpretasikan stimulus yang masuk melalui alat

indra. Dalam proses persepsi seseorang, memori akan merinci masukan

(input) stimulus, dengan menemukan ciri-ciri tertentu yang sesuai dengan

spesifikasi suatu konsep. Persepsi tentang sesuatu menyangkut proses-

proses transaksional antara si perseptor dan objek persepsinya. Objek itu

melakukan sesuatu terhadap dirinya, dan ia berbuat sesuatu terhadap objek

itu (Newcomb, dkk. 1981: 208). Itu artinya persepsi merupakan proses

seseorang memahami setiap informasi yang diterima sehingga dapat

mempengaruhi sikap atau perilaku, tindakan dan keputusan yang akan

diambil.

Starbuck dan Mezias (Hanurawan, 2010: 34) mendefinisikan secara

umum persepsi sosial atau persepsi interpersonal sebagai suatu proses

pemahaman oleh seseorang terhadap orang lain atau proses pemahaman

seseorang terhadap suatu realitas sosial.

Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan suatu proses menilai, menafsirkan dan memilih informasi atau

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan kata lain persepsi merupakan suatu aktivitas yang berlangsung pada

diri kita untuk mengetahui dan mengevaluasi orang lain.

2. Syarat-Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (Sunaryo, 2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi

adalah sebagai berikut:

a. Adanya objek yang dipersepsi

b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam mengadakan persepsi

c. Adanya alat indra/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus

d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang

kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Miftah Toha (Toha, 2009: 154), faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,

keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,

gangguan kejiwaan,nilai, kebutuhan, minat, dan motivasi

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh

pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,

pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidakasingan suatu

objek.

Menurut Bimo Walgito (Toha, 2004: 70) faktor-faktor yang berperan

dalam persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar individu yang memersepsikan, tetapi

juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang

langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera, syaraf, dan susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di

samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,

yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan

respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang

c. Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka

mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi

dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sekumpulan

objek.

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama

lain dan akan berpengaruh pada individu dalam memersepsi suatu objek,

stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang

atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok

lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada

adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaan dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada

dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang,

namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar dan

pengetahuan.

4. Proses Persepsi

Menurut Mitfah Toha (Toha, 2003: 145), proses terbentuknya persepsi

didasari pada beberapa tahapan, yaitu:

a. Stimulus atau Rangsangan

Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada satu

stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

b. Registrasi

Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme

fisik yang berupa pengindraan dan syaraf seseorang berpengaruh

melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan

atau melihat informasi yang terkirim kepadanya. Seseorang dapat

mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya,

kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya

tersebut.

c. Interpretasi

Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat

penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang

diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara

pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa, persepsi merupakan

proses aktif, yang mana masing-masing individu menganggap,

mengorganisasi, dan juga berupaya untuk mengintepretasikan yang

diamatinya secara selektif. Oleh karena itu, persepsi merupakan dinamika

yang terjadi dalam diri seseorang pada saat ia menerima stimulus dari

lingkungan dengan melibatkan indra, emosional, serta aspek kepribadian

lainnya. Dalam proses persepsi itu, individu akan mengadakan

penyeleksian, apakah stimulus itu berguna atau tidak baginya, serta

menentukan apa yang terbaik untuk dikerjakannnya. Persepsi cenderung

berkembang dan berubah, serta mendorong orang yang bersangkutan

untuk menentukan sikap.

Dalam kaitannya dengan persepsi terhadap pesta sekolah, persepsi

masyarakat tidak hanya berkaitan dengan penerimaan stimulus, akan tetapi

persepsi positif masyarakat terhadap budaya pesta sekolah juga akan

mempengaruhi kontribusinya dalam pelaksanaan pesta sekolah. Ketika

salah seorang masyarakat berpersepsi positif terhadap pesta sekolah maka

tentunya dia akan berpartisipasi aktif dalam mengikutinya begitupun

sebaliknya, ketika pesepsi sesorang dalam masyarakat negatif terhadap

pesta sekolah maka tingkat partisipasinya pasti kurang dibandingkan

dengan yang memiliki persepsi positif.

B. Masyarakat

Menurut Linton (Soekanto, 1982: 22), masyarakat merupakan setiap

kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dapat mengatur dan menganggap diri masing-masing sebagai suatu kesatuan

sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Sedangkan menurut

Sadulloh, dkk. (2011: 204), masyarakat mencakup sekelompok orang yang

berinteraksi antar sesamanya, saling bergantung dan terkait oleh nilai dan

norma yang ada, serta pada umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu,

dan adakalanya memiliki hubungan darah atau memiliki kepentingan bersama.

Soemardjan (1982: 22) menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-

orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Sedangkan

menurut Iver masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri seperti

dikemukakan oleh Tirtarahadja dan La Sulo (Sadulloh, dkk. 2011: 205) yaitu

antara lain:

1. Ada interaksi antara warga-warganya dan

2. Pola tingkah laku warganya diatur oleh adat istiadat, norma-norma,

hukum, dan aturan-aturan yang khas; Ada rasa identitas kuat yang

mengikat para warganya. Kesatuan wilayah, kesatuan adat istiadat,

rasa identitas, dan rasa loyalitas kesetiaan terhadap kelompoknya

merupakan pangkal dari perasaan bangsa sebagai patriotism, jiwa

korps, dan kesetiakawanan sosial, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa,

masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu

hubungan sosial yang mempunyai kesamaan budaya, wilayah, identitas, dan

kebiasaan. Masyarakat yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah orang-orang

yang berdomisili di Ranggu, Manggarai, Flores, NTT.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

C. Kebudayaan

Geertz (Saifussin, 2005: 208) mengemukakan beberapa definisi dari

konsep kebudayaan yakni:

a) Suatu sistem keteraturan dari berbagai makna dan simbol-simbol yang

dengan makna dan simbol-simbol tersebut individu-individu

mendefInsisikan dunia mereka, mengekspresikan perasaan mereka, dan

membuat penilaian mereka.

b) Suatu pola makna yang ditransmisikan secara historis yang terkandung

dalam bentuk simbolik yang melalui bentuk simbolik tersebut manusia

berkomunikasi, memantapkan dan mengembangkan pengetahuan

mengenai dan bersikap terhadap kehidupan.

c) Suatu peralatan simbolik untuk mengontrol perilaku, simbol-simbol

ekstrasomatik dari informasi.

d) Kebudayaan sebagai simbol yang harus dipelajari, dipahami, dan

diinterprestasi.

Dari pengertian kebudayaan yang dikemukakan oleh Geertz, bisa

disimpulkan bahwa kebudayaan adalah: suatu sistem makna dan simbol yang

mana melalui sistem makna dan simbol-simbol tersebut masyarakat

menunjukan eksistensi mereka dalam banyak aspek kehidupan, yang meliputi

sifat-sifat, cara pandang, nilai-nilai yang mereka anut untuk mengontrol dan

menjadi pedoman hidup mereka. Sebagai suatu simbol, kebudayaan harus

dipahami, dipelajari dan diinterprestasikan. Melalui kebudayaan, masyarakat

menunjukan keberadaan dan identitas mereka kepada dunia. Dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

kebudayaan, berbagai macam aspek kehidupan masyarakat dapat diketahui,

seperti struktur sosial, cara pandang, pola pikir, kehidupan sosial ekonomi dan

lain sebagainya.

Pesta sekolah adalah salah satu bagian dari kebudayaan Manggarai yang

tentu saja memiliki makna sendiri bagi masyarakatnya. Pesta sekolah menjadi

suatu simbol yang menunjukkan seperti apa dan bagaimana orang Manggarai

itu. Budaya pesta sekolah juga memberikan gambaran kecil mengenai pola

hidup dan cara pandang masyarakat Manggarai. Sikap gotong royong dan

saling membantu tercermin dari budaya ini. Budaya adalah komunikasi dan

komunikasi adalah budaya, (Hall dalam Mulyana, 2004: 250 sebagai suatu

simbol, budaya menjadi media bagi masyarakatnya untuk mengkomunikasikan

berbagai aspek yang berkaitan dengan detil-detil kehidupan mereka dan

kehidupan yang mereka lihat di sekeliling mereka). Budaya

mengkomunikasikan pandangan hidup, situasi dan kondisi masyarakat serta

nilai-nilai yang mereka anut.

D. Pesta Sekolah

1.Sejarah Lahirnya Pesta Sekolah

Pesta sekolah sebagai suatu kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat

Manggarai dapat dikaji melalui Ilmu Antropologi. Menurut Koenjaningrat

(Rasman, 2015), antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada

umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, masyarakat serta

kebudayaan yang dihasilkan masyarakat, sebagai kumpulan dari manusia

memiliki inisiatif menciptakan kebudayaan, hidup berbudaya, dan membudaya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Hal itu selaras dengan pandangan Majir, (2015: 80) yang menyatakan bahwa,

kebudayaan dipergunakan sebagai wahana atau alat pemenuhan kebutuhan dalam

rangka mencapai tujuan. Selanjutnya ia menegaskan bahwa, kebudayaan

merupakan bagian integral dari manusia. Karena itu, kebudayaan bukan

merupakan bagian yang berada di luar manusia melainkan meliputi perbuatan

manusia itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rasman (2015) pesta

sekolah yang dibudayakan di Manggarai Timur sebagai hasil perbuatan manusia

memiliki sejarah yang cukup unik. Berdasakan hasil wawancara penelitiannya

dengan Alosius Romas seorang warga masyarakat Waerana pada hari Sabtu 24

Januari 2015 pukul 14.30-16.00, pesta sekolah di Kelurahan Rongga Koe,

Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur lahir dari kebiasaan dalam

keluarga yang membuat acara wuat wa’i sebelum seorang anak meninggalkan

rumah untuk mengenyam pendidikan di tempat yang jauh. Acara wuat wa’i

biasanya dilaksanakan pada malam hari. Tujuan utamanya ialah meminta doa

kepada leluhur agar menyertai si anak yang hendak pergi untuk melanjutkan

studi. Dalam acara ini hewan yang disembelih biasanya adalah seekor ayam

jantan yang berwarna putih. Mengapa harus ayam yang berwarna putih? Dalam

keyakinan masyarakat Waerana Manggarai, ayam berwarna putih melambangkan

diri si anak yang belum mendapatkan pendidikan atau ilmu. Keluarga berharap,

suatu saat kelak anak itu dapat menjadi pribadi yang berilmu. Harapan itu sering

disampaikan go’et yang menyatakan, lalong bakok du lakon, lalong rombeng du

kolen. Go’et ini mengisaratkan bahwa, begitu besar ekspektasi dari keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

kepada anak yang akan diutus tersebut. Keluarga dalam hal ini orang tua anak

tersebut berharap agar anaknya itu dapat menjadi “terang” bagi keluarga di suatu

saat nanti. Harapan-harapan sama juga disampaikan lewat torok (acara ritual) pada

saat wuat wa’i tersebut. Lebih lanjut ia menjelaskan bentuk torok dalam acara

wuat wa’i adalah sebagai berikut:

Io…. Eghi anak koe ngo to sekolah, embong meu, anak meu, ngo too sekolah,
le meu keta do’ok agu deri, neka palang le katang, neka do’ong le woko, neka
pales le kazek. Gau keta anak teki etan agu teki len. Gau mbu nusi do’ok agu
derin. Ko semua ko da’a don, le meu kepe agu kesn, ramba toon molor, kolen
lomes. Kakor lalong gia bambar sama kaba.

Isi dari torok di atas yaitu, harapan dan doa kepada leluhur supaya anak

yang hendak mengenyam pendidikan ini, selalu diberkati, diberikan kemudahan

dalam usaha, dijauhkan dari bahaya serta dapat menjadi pribadi yang berguna bagi

keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Dalam acara wuat wa’i ini, semua anggota keluarga maupun tetangga dekat

diundang untuk hadir. Pada kesempatan itu, biasanya keluarga atau tetangga yang

hadir memberikan uang kepada si anak untuk membeli jajan dalam perjalanan

menuju tempat pendidikannya. Tradisi ini lama-kelamaan berkembang menjadi

sebuah acara yang disebut dengan inu wae getek anak koe sekolah. Inu wae getek

anak koe sekolah adalah suatu kegiatan yang dibuat untuk mengumpulkan dana

untuk anak sekolah. acara ini bukan saja mengundang keluarga dan tetangga dekat

saja, tetapi juga mengundang seluruh warga kampung. Kemudian seiring

berjalannya waktu, masyarakat mulai menyadari bahwa acara inu wae getek anak

koe sekolah merupakan tren positif yang perlu didesain dalam bentuk lain yang

dapat menghasilkan dana yang lebih besar untuk kebutuhan anak sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Akhirnya lama-kelamaan konsep brilian itu terwujud lahirnya acara yang dikenal

dengan sebutan pesta sekolah. Merujuk pada hasil wawancara di atas, maka dapat

dikatakan bahwa, pesta sekolah lahir dari inisiatif masyarakat yang menaruh

perhatian pada anak sekolah.

Pesta sekolah biasanya dilakukan pada bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus.

Acara ini dilakukan pada bulan-bulan tersebut karena pada bulan tersebut

merupakan akhir tahun pelajaran sekaligus menjadi awal tahun pelajaran yang

baru bagi pelajar. Ada yang masuk sekolah, ada yang naik kelas, adapula yang

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti kuliah. Bagi kelurga

yang kurang mampu atau keluarga yang kekurangan dana tentu hal ini menjadi

masalah, akan tetapi bagi masyarakat manggarai pesta sekolah bisa menjadi

alternatif yang tepat untuk menjawab masalah ini.

2. Pengertian Pesta Sekolah

Pesta sekolah menurut Romas (Rasman 2015) ialah “acara yang

menghadirkan keluarga, sahabat, kenalan, dan orang-orang terdekat lainnya

dalam rangka mengumpulkan dana untuk kebutuhan seorang atau beberapa orang

anak yang hendak melanjutkan atau sedang dalam bangku pendidikan”.

Sementara itu menurut Petrus Pit Tasik pesta sekolah ialah “acara yang

melibatkan kizo (sebutan untuk anggota suku), dan keluarga lainnya guna

memberikan dukungan material pada anak yang mengalami kendala keuangan

pada saat tengah berada di Perguruan Tinggi.

Pesta sekolah bukan pesta untuk bersenang-senang atau berfoya-foya, tetapi

untuk mencari dana agar membantu si anak yang dipestakan. Jadi dalam pesta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

sekolah makanan dan minuman yang dihidangkaan untuk para undangan hanya

sealakadarnya saja. Bahkan para undangan harus mengeluarkan sejumlah uang

lagi untuk mendapatkan jenis hidangan khusus yang disediakan oleh tuan pesta.

Anak-anak yang dipestakan adalah anak-anak yang hendak atau sedang

belajar di bangku Perguruan Tinggi. Asumsinya adalah di Perguruan Tinggi biaya

pendidikannya relatif besar. Jadi hal itu yang menjadi alasan mengapa pesta

sekolah dibuat untuk anak-anak yang hendak dan sedang dalam bangku Perguruan

Tinggi dan tidak digelar untuk anak-anak yang hendak dan sedang mengenyam

pendidikan di bawah jenjang Perguruan Tinggi.

Berdasarkan bebrapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pesta sekolah

merupakan sebuah pesta yang dilakukan dengan tujuan mencari dana untuk

membiayai pendidikan anak yang hendak melanjutkan studi ke perguruan tinggi

atau yang sedang studi di perguruan tinggi.

3. Undangan Pesta Sekolah

Menurut Rasman (2015) ada beberapa sebutan untuk undangan yang

menghadiri pesta sekolah. Pertama, anak ranar atau dalam Bahasa Manggarai

sering dikenal dengan sebutan anak rona. Menurut Petrus Pit Tasik yang

diwawancarai Rasman pada Minggu 25 Januari 2015, pukul. 17.00-18.00, anak

ranar ialah keluarga laki-laki (saudara) dari ibu si anak yang sedang dipestakan.

Biasanya anak ranar menyumbangkan hewan berupa babi, beras, dan uang. Hal

ini dikarenakan oleh keyakinan masyarakat Kelurahan Rongga Koe, Kecamatan

Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur yang menganggap anak ranar sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

sumber rezeki. Saat kegiatan atau rencana dari seseorang didukung oleh anak

ranar maka kegiatan itu diyakini akan menuai kesuksesan.

Kedua, laran yang dalam bahasa Manggarainya disebut anak wina. Menurut

Alosius Romas yang diwawancarai peneliti pada Sabtu 24 Januari 2015, pukul.

14.30-16.00, laran adalah keluarga/saudari wanita dari ayah si anak yang sedang

dipestakan. Biasanya laran menyumbangkan dana yang besar dalam pesta

sekolah.

Ketiga, kizo arisan. Arti kata Kizo ialah anggota keluarga dalam satu suku.

Namun dalam pesta sekolah kizo bukan hanya sebutan untuk anggota satu suku,

tetapi semua orang yang tergabung dalam arisan sekolah. Jadi kizo arisan adalah

orang-orang yang sudah atau hendak terikat kesepakatan dengan tuan pesta untuk

melakukaan arisan sekolah. Dalam pesta sekolah orang-orang ini akan menemui

tuan pesta untuk melakukan kesepakatan dan menyerahkan sejumlah uang yang

sudah disepakati bersama. Sesudah menemui tuan pesta, anggota arisan tetap

mengikuti rangkaian acara yang sudah dirancangkan oleh pemilik pesta.

Keempat, undangan biasa adalah orang-orang yang menghadiri pesta

sekolah namun tidak termasuk keluarga inti dan kizo arisan. Kelompok ini

hadir dalam pesta sekolah dan sumbangsihnya tetap dicatat oleh tuan pesta.

Meskipun nominal uang yang dimasukkan oleh kelompok ini biasanya lebih

sedikit ketimbang yang dimasukan oleh kelompok undangan lainnya, namun

keterlibatan kelompok ini dalam pesta itu sangat diperhitungkan oleh tuan pesta.

Artinya bila di kemudian hari mereka melakukan pesta pekolah maka tuan pesta

dalam acara itu tentu akan mengambil bagian di dalamnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

4. Rangkaian Acara Pesta Sekolah

Ada beberapa rangkaian acara pesta sekolah yang biasa diselenggarakan di

Waerana antara lain (1) acarabeling anak ranar. (2) acara dambu kizo, (3) acara

Tiba lime, (4) acara Tuak Kapu, (5) acara pelelangan.

1. Acara Beling Anak Ranar .

Acara ini merupakan kegiatan perdana sebuah acara pesta sekolah. Acara

ini dilakukan di rumah dan dimaksudkan untuk meminta rezeki kepada anak

ranar (pihak keluarga dari ibu si anak yang dipestakan). Pada kesempatan

itu ayah atau yang mewakili ayah si anak yang dipestakan melakukan torok

(menyampaikaan sesuatu yang dalam Bahasa Indonesia torok diartikan

sebagai doa atau harapan). Hasil wawancara peneliti dengan Alosius Romas

pada Sabtu 24 Januari 2015, pukul. 14.30-16.00, contoh torok dalam acara

itu adalah sebagai berikut: Io…Salak neki ndoi riwu do eghi zondi, olo

nggita anak ranar le olon ramba ngo alas dulang. Mbaen wewa kanan

eghi goet zao. Kepok………

Isi dari torok di atas ialah meminta kepada pihak anak ranar (saudara laki-

laki dari ibu si anak yang dipestakan) untuk memberikan rezeki (uang)

sebagai dasar atau alas tempat penyimpanan uang dalam acara itu. Setelah

menyebut kata (kepok…) orang yang melakukan torok menyerahkan

sebotol tuak (moke/sopi) kepada anak ranar.

Setelah menerima tuak (sopi/moke) pihak anak ranar akan

melakukan wale (menjawab) melalui torok juga. Berikut adalaah

contoh torok tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Io…Woko semeti tombo ko nggita, mbae dung salan a….


Ko nggami emang morin alas dulang ti….Eghi goet ko nggami.

Jawaban di atas artinya anak ranar dengan seenang hati menerima

permintaan tuan pesta. Sebagai bukti penerimaan itu, pihak anak

ranar menyerahkan sejumlah uang kepada tuan pesta. Penyerahan uang itu

dilakukan pada saat setelah orang yang melakukan torok

menyampaikan go’et (kata-kata) terakhir.

2. Acara Dambu Kizo.

Acara ini masih dilakukan di rumah tuan pesta. Dalam acara tersebut,

sebutan kizo diperuntukan bagi dua kelompok.

(1) kizo asli artinya anggota dalam satu suku. Anggota kizo ini

biasanya selalu bersama pada saat salah satu anggotanya

melakukan hajatan seperti kelas (pesta kenduri), peting (Pesta

panen) dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam acara pesta

sekolah kizo bukan orang baru bagi tuan pesta.

(2) kizo arisan artinya anggota arisan sekolah. Kizo arisan dalam

pesta sekolah bukan keluarga dari anak yang dipestakan tetapi

orang yang dianggap keluarga karena sudah terikat kesepakataan

dengan tuan pesta.

3 Acara Tiba Lime’. Tiba lime’ merupakan acara pertama yang dilakukan

dalam kema pesta sekolah.Tiba lime’ artinya acara jabat tangan antara

undangan dengan anak yang dipestakan. Dalam acara tiba lime’setiap

undangan memberikan sejumlah uang kepada si anak yang dipestakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

4. Acara Tuak Kapu. Acara tuak kapu yaitu penerimaan undangan secara adat

oleh tuan pesta. Dalam acara itu salah satu orang yang mewakili keluarga

tuan pesta memegang sebotol sopi atau moke dan

melakukan torok (sambutan) terhadap undangan yang sudah

berada didalam kema atau tempat acara. Hasil wawancara peneliti dengan

Alosius Romas pada sabtu, 24 januari 2015, pkl. 14.30-16.00,

Contoh torok dalam acara tuak kapu adalah sebagai berikut:

Io…….Woko sai ga nggita ta nenge le zao, paus pasun naskinga, ramba


ngo sekolah anak nggita, to’ang nggita, aze ka’eng nggita. Zadi eghi za’o
kepok ga. Sundung le za’o, agu kapu kanggo le za’o. Woko nggita sai ga,
wegan ta rumut, eghi sapu tangan le botol ramba koso rumut nggta. Eti
san. Ata zuan, ata siap le anak nggita muzi wena ti tu’u-tu’u ko ute dao
kazu neka manga ata siping.

Torok di atas berisi tentang ucapan selamat datang, terima kasih, dan

selamat mengikuti acara selanjutnya. Selain itu pembicara meminta kepada

tamu yang hadir untuk menyantap hidangan yang dihidangkan oleh tuan

pesta sebagai sayur, sehingga tidak boleh ada lauk (daging) yang tidak

boleh (pemali) dimakan.

5. Pelelangan.

Acara pelelangan yang dimaksud adalah penawaran minuman seperti bir,

sopi atau moke, dan sate (jenis masakan) kepada undangan. Biasanya

harga minuman dan makanan itu dua kali lipat dari harga pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

F. Teori Modal

Teori modal dicetuskan pertama kali oleh Piere Bourdieu. Fungsi modal, bagi

Bourdieu adalah relasi sosial dalam sebuah sistem pertukaran, yang

mempresentasikan dirinya sebagai sesuatu yang langka, yang layak dicari dalam

bentuk sosial tertentu (Fukuyama, 2001). Beragam jenis modal dapat

dipertukarkan dengan jenis modal-modal lainnya. Penukaran yang paling dramatis

adalah penukaran dalam ben tuk simbolik. Sebab dalam bentuk simbolik inilah

bentuk modal-modal yang berbeda dipersepsi dan dikenali sebagai sesuatu yang

menjadi mudah dilegitimasi. Ada beberapa kategorisasi modal yang dikemukakan

oleh Piere Bourdeu yaitu; Human capital, cultural capital, social capital dan

economy capital.

1. Modal Ekonomi (economy capital)

Modal ekonomi adalah sumber daya yang bisa menjadi sarana

produksi dan sarana finansial. Modal ekonomi ini merupakan jenis modal

yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk-bentuk modal lainnya. Modal

ekonomi ini mencakup alat-alat produksi (mesin, tanah, buruh), materi

(pendapatan dan benda-benda), dan uang. Semua jenis modal ini mudah

digunakan untuk segala tujuan serta diwariskan dari generasi ke generasi

selanjutnya.

Lebih lanjut terkait modal ekonomi, Firmanzah (Firmanzah,

2008; 85) mengkategorisasikan lebih jelas bahwa modal ekonomi yang

nampak adalah uang. Sebenarnya modal ekonomi ini adalah tradisi

Marxian. Bentuk-bentuk modal didefinisikan dengan merujuk pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

penguasaan ekonomi. Konsepsi Marxian tentang modal dianggap terlalu

menyempitkan pandangan atas gerak sosial yang terjadi dalam masyarakat.

Namun Bourdieu tetap menganggap penting modal ekonomi, yang di

antaranya adalah alat-alat produksi (mesin, tanah, tenaga kerja), materi

(pendapatan, benda-benda), dan uang. Modal ekonomi merupakan modal

yang secara langsung bisa ditukar, dipatenkan sebagai hak milik individu.

Modal ekonomi merupakan jenis modal yang relatif paling independen dan

dan fleksibel karena modalekonomi secara mudah bisa digunakan atau

ditransformasi ke dalam ranah ranah lain serta fleksibel untuk diberikan

atau diwariskan pada orang lain.

Dari penjelasan di atas dijelaskan bahwa sesuatu yang nampak

dari modal ekonomi adalah uang. Modal memang tidak harus berbentuk

uang, tetapi juga bisa dalam bentuk alat-alat produksi dan materi. Bagi

masyarakat Manggarai Flores NTT modal ekonomi merupakan hal utama

yang menjadi prioritas. Sebagaimana jika dilihat dari kondisi geografisnya

masyarakat Manggarai adalah masyarakat yang bertekun pada sektor

pertanian. Oleh karena itu modal ekonomi yang paling besar berbentuk

alat-alat produksi. Akan tetapi alat produksi yang dimaksud disini masih

sederhana dan tidak berupa mesin. Alat produksinya berupa tanah dan

hasil perkebunan. Masyarakat Manggarai adalah masyarakat yang

sebagian besar masyarakatnya hidup bergantung pada hasil alam, oleh

karenanya kecil kemungkinan untuk memperoleh uang dalam jumlah yang

besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Kesulitan memperoleh uang dalam jumlah yang besar

menimbulkan masalah yang besar bagi masyarakat. Khususnya bagi

keluarga atau orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke perguruan

tinggi. Sadar akan kesulitan ini, masyarakat manggarai memanfaatkan

budaya gotong-royong sebagai sarana dalam memcahkan masalah

kekurangan dana bagi keluarga yang mengalami kesulitan dalam

membiayai pendidikan anak, yakni dengan membuat acara pesta sekolah.

Dalam acara pesta sekolah ini masyarakat dalam satu kampung/desa

bergotong royong dan bersatu padu mengumpulkan sejumlah uang untuk

membantu biaya pendidikan bagi anak yang akan melakukan studi ke

perguruan tinggi. Uang dijadikan sebagai modal ekonomi untuk biaya

pendidikan anak tersebut.

2. Modal Budaya (cultural capital)

Pembangunan ekonomi yang berkesinambunagn meliputi

pembangunan yang bersifat fisik (tangible) dan non fisik (intangible).

Pembangunan fisik berupa pembangunan yang berwujud benda atau

materi seperti pembangunan sarana pelayanan publik (jalan, gedung,

tempat hiburan, dll). pembangunan non fisik berupa pembangunan yang

tidak berwujud seperti caracter building, social capital dan cultural capital.

Pembangunan non fisik seringkali terabaikan karena sifatnya yang tidak

mudah diukur.

Pembangunan ekonomi tidak dapat terlepas dari faktor budaya.

Budaya pada masyarakat pra industri berpegang pada nilai-nilai religius


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

dengan perubahan yang lambat. Budaya pada masyarakat moderen lebih

sekuler, rasional dan terbuka terhadap perubahan apa yang sebenarnya

terjadi adalah bagaimana sistem norma yang menjadi pegangan

masyarakat tidak berkembang. Sistem norma sosial menentukan anggota

masyarakat tertentu menempati posisi tertentu

a. Asal Usul Teori Modal Budaya

Pierre Bourdieu merupakan tokoh sosiologi yang terkenal dan merupakan

salah seorang tokoh yang mengkaji fungsi amalan- amalan pendidikan

yang menyumbang kepada ketidaksamaan sosial. Bourdieu pada awalnya

menghasilkan karya-karya yang memaparkan sejumlah pengaruh teoritis,

termasuk fungsionalisme, strukturalisme dan eksistensialisme, terutama

pengaruh Jean Paul Sartre dan Louis Althusser. Pada tahun 60an ia mulai

mengolah pandangan-pandangan tersebut dan membangun suatu teori

tentang model masyarakat. Gabungan antara pendekatan teori objektivis

dan teori subjektivis sosial yang dituliskan dalam buku yang berjudul

”Outline Of A Theory Of Practice” dimana di dalamnya ia memiliki posisi

yang unik kerana berusaha menganalisiskan kedua pendekatan

metodologi dan epistemologi tersebut. Beliau menganalisis bagaimana

sekolah telah menyumbang kepada reproduksi kelas sosial. Ketidaksamaan

sosial telah dipindahkan dari satu generasi kepada generasi yang lain.

Antara konsep-konsep penting yang telah beliau sumbangkan untuk

menganalisis proses reproduksi adalah ‘habitus’, ‘modal budaya’ dan

‘penganiayaan simbolik’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Bourdieu, dalam penelitiannya mengemukakan konsep modal

budaya atau Cultural Capital untuk menjelaskan hubungan antara kelas

sosial dengan budaya. Inti penelitian Bourdieu adalah bahwa modal

budaya memiliki sebuah struktur nilai tersendiri, yang terlepas dari modal

ekonomi serta berperan penting dalam mereproduksikan ketidaksetaraan

antar kelas sosial bukan hanya modal ekonomi tetapi juga modal budaya.

Dalam kaitannya dengan modal budaya, yang penting adalah bahwa modal

budaya, Menurut Bourdieu adalah sebuah modal yang diperoleh seseorang

dengan cara yang terbentuk dan terinternalisasi padanya sejak dia kecil,

misalnya melalui ajaran dari orang tuanya serta pengaruh dari lingkungan

keluarga. Sehubungan dengan itu, ia menyatakan bahwa cita rasa atau

taste seseorang dapat dianggap systems of distinction sebagai sebuah

modal budaya. Juga, dinyatakannya bahwa cita rasa seseorang sangat

mengandalkan pada modal budaya yang dimilikinya sekaligus

menunjukkan kelas sosialnya. Sehubungan dengan hal itu Bourdieu

menyatakan bahwa modal budaya yang dimiliki seseorang tidak hanya

memperlihatkan sosial statusnya, tetapi juga menimbulkan sistem

pembedaan. Menurut Bourdieu, habitus merupakan sistem cita rasa atau

ciri khas yang dimiliki kelompok sosial tertentu. Habitus itu dapat menjadi

sebuah strategi untuk membedakan dirinya sendiri dengan orang lain, jika

habitus diperlihatkannya dengan sengaja. Dalam hal ini, seseorang itu juga

ingin menunjukkan dirinya sebagai yang tergolong dalam kelas sosial


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

tertentu secara langsung maupun tidak. Hal ini kadang-kadang terlihat

sangat wajar, karena habitus itu terinternalisasi pada orang itu.

b. Pengertian Modal Budaya

Modal budaya (Eryanto, 2013; 46) adalah keseluruhan kualifikasi

intelektual yang bisa diproduksi melalui pendidikan formal maupun

warisan keluarga, seperti kemampuan menampilkan diri di depan publik,

kepemilikan benda-benda budaya bernilai tinggi, pengetahuan dan

keahlian tertentu hasil pendidikan formal, sertifikat (termasuk gelar

sarjana). Contoh lain modal kultural adalah kemampuan menulis, cara

pembawaan dan cara bergaul yang berperan dalam penentukan kedudukan

sosial. Dengan demikian modal kultural merupakan representasi

kemampuan intelektual yang berkaitan dengan aspek logika, etika,

maupun estetika. Atau dalam bahasa lainnya disebut sebagai modal yang

berdasar pada pengetahuan yang dilegitimasi.

c. Tipe-tipe Modal Budaya

Bourdieu (Eryanto dan Rika, 2013; 46) membedakan modal budaya

ke dalam tiga jenis modal, yaitu:

1. Modal budaya berwujud, yaitu modal budaya yang diwujudkan baik

secara sadar diperoleh secara pasif dari "mewarisi" sifat-sifat diri

sendiri.

2. Modal budaya objektifikasi, yaitu modal budaya yang dapat dilihat

dari objek. Terdiri dari benda-benda fisik yang dimiliki, seperti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

instrumen ilmiah atau karya seni. Barang-barang budaya dapat

menular baik untuk keuntungan ekonomi dan untuk tujuan simbolis.

3. Modal budaya yang dilembagakan, yaitu modal budaya yang terdiri

dari pengakuan kelembagaan, paling sering dalam bentuk kualifikasi

dari modal budaya yang dimiliki oleh seorang individu.

Budaya memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi.

budaya adalah modal kultural (cultural capital) dapat dikembangkan

menjadi produk ekonomi berupa wisata budaya. Budaya sebagai aset

berarti budaya sebagai wadah atau sarana dalam pembangunan ekonomi.

salah satu contoh peran budaya dalam pembangunan ekonomi pada

masyarakat manggarai adalah budaya pesta sekolah. pesta sekolah

memiliki arti bahwa budya memiliki peran dalm memecahkan maslah

keterbatas ekonomi masyarakat dalam menunjang pendidikan, dimana

masyarakat saling bekerja sama untuk mengumpulkan dana demi

meningkatkan presentase pertumbuhan ekonomi melalui sektor

pendidikan.

Modal budaya pada masyarakat Manggarai Flores NTT adalah

bentuk kualifikasi intelektual yang diproduksi melalui warisan keluarga.

Warisan keluarga yang dimaksud disini adalah warisan budaya gotong

royong yang dikembangkan hingga membentuk sebuah budaya pesta

sekolah. Budaya pesta sekolah pada dasrnya memang baru dibentuk

sekitar sepuluh tahun terakhir ini. Dimana pesta sekolah ini dibentuk

sebagai perluasan dari sebuah kebiasan masyarakat dalam melakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

wuaat wa,i bagi anak yang hendak melanjutkan studi di perguruan

tinggi. Selain itu juga, yang menjadi alasan lain terbentuknya perluasan

acara wuat wa’I ini menjadi sebuah acara pesta sekolah adalah karena

kesadaran dari masyarakat akan keterbatasan ekonomi, sehingga pesta

sekolah dibuat dengan tujuan agar dana yang diperoleh lebih besar

sehingga dapat membantu menjawab persoalan ekonomi masyarakat.

C. Modal sosial (social capital)

Modal sosial memiliki pengaruh yang besar dalam peningkatan

pertumbuhan ekonomi suatu negara bahkan bagi dunia. Salah satu tolak

ukur dalam modal soaial adalah relasi soaial dan rasa kepecayaan. Relasi

sosial dan rasa kepercayaan sangat dibutuhkan dalam kerja sama suatu

organisasi atau instansi yang satu dengan yang lainnya untuk menggapai

tujuan .

Konsep modal sosial dapat diaplikasikan dalam upaya percepatan

peningkatan keberdayaan masyarakat sebagai salah satu langkah penting

untuk mencapai keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi (Syahara,

2003: 5). Prinsip dasar dari modal sosial adalah bahwa hanya

sekelompok masyarakat yang memiliki seperangkat nilai sosial dan

budaya yang menghargai pentingnya kerjasama yang dapat maju dan

berkembang dengan kekuatan sendiri.

Suatu kelompok masyarakat tidak cukup hanya mengandalkan

bantuan dari luar untuk mengatasi kesulitan ekonomi, tetapi mereka

sendiri juga harus secara bersama-sama memikirkan dan melakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

langkah-langkah terbaik guna mengatasi masalah tersebut dengan

mengarahkan segenap potensi dan sumberdaya yang dimiliki.

Dalam teori pertumbuhan ekonomi ada tiga modal yang menjadi

kunci keberhasilan pembangunan suatu wilayah yaitu: modal alam,

modal fisik (uang dan bangunan), dan modal manusia (Syahara, 2003: 8).

Ketiga macam modal tersebut merupakan faktor penentu keberhasilan

pembangunan, sehingga setiap negara idealnya memiliki ketiga modal

tersebut. Analisis ini dilakukan oleh para ekonom terutama dari aliran

Neo-klasik dikatakan bahwa ada interaksi para aktor ekonomi di pasar.

Interaksi yang dimaksud meliputi upaya membangun jaringan, transaksi

dan proses entertain yang merupakan kebiasaan dalam dunia usaha.

Interaksi seperti ini dianggap sebagai wilayah budaya dan sosial yang

tidak mempunyai hubungan langsung dengan produktivitas sehingga

diabaikan dalam analisis ekonomi neoklasik. Hubungan budaya dengan

kemakmuran ekonomi sebenarnya sudah pernah ditulis Max Weber

dalam karya klasiknya tentang etika protestan dan kapitalisme. Pada

intinya kajian budaya dalam pembangunan menekankan bahwa

keberhasilan suatu masyarakat tidak hanya tergantung pada sumber daya

alamiah tetapi sumber daya masyarakat sipil ikut menentukan

pertumbuhan ekonomi.

Hal ini menunjukan bahwa ada sumber daya lain di luar modal

fisik dan modal manusia yang berperan dalam pembangunan ekonomi.

walaupun pada awalnya ada perbedaan pandangan antar para ekonom


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

dan ahli ilmu sosial lain tentang peran faktor non-ekonomi, namun pada

akhirnya mereka sepakat bahwa yang sering dilupakan dalam analisis

pertumbuhan ekonomi adalah “modal sosial” (social capital). Modal

sosial memainkan peran penting dalam masyarakat sebagai aset sosial

yang memungkinkan individu dan masyarakat bekerja secara lebih

efisien. Jika suatu masyarakat berhasil menggalang kepercayaan yang

kuat antar anggota, mereka dapat menyelesaikan pekerjaan dengan modal

uang yang lebih sedikit.

1) Defenisi Modal Sosial

Pandangan para pakar dalam mendefenisikan konsep modal

sosial dapat dikategorikan dalam dua kelompok. Kelompok pertama

menekankan pada jaringan hubungan sosial (social network), sedangkan

pada kelompok kedua lebih menekankan pada karakteristik (traits) yang

melekat pada individu yang terlibat dalam sebuah interaksi sosial.

Pendapat kelompok pertama ini diwakili oleh antara lain para

pakar berikut ini. Brehmdan Rahn (Ancok, 2003) berpendapat bahwa

modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang

memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dialami.

Woolcock (Ancok, 2003) mendefenisikan modal sosial sebagai

kumpulan dari hubungan yang aktif diantara manusia yang berupa saling

percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai serta perilaku yang

mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang

memungkinkan adanya kerjasama. Jadi menurut kelompok pertama ini


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

modal sosial akan semakin kuat apabila sebuah komunitas atau

organisasi memiliki jaringan hubungan kerjasama baik secara internal

komunitas atau organisasi,atau hubungan antara komunitas atau

organisasi.kelompok ini melihat modalsosial sebagai satu kelompok yang

memiliki ciri kohesivitas yang tinggi.

Pendapat kelompok kedua di wakili oleh antara lain para pakar

berikut ini. Fukuyama (Ancok, 2003) menjelaskan bahwa modal sosial

merupakan serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang

dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang

memungkinkan terjalinnya kerjasama.

Bank dunia (1998) menyatakan modal sosial secara spesifik

sebagai norma-norma dan hubungan sosial yang melekat dalam struktur

sosial masyarakat dan memungkinkan orang-orang untuk

mengkordinasikan kegiatan serta mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Lin (2001) modal sosial dapat meningkatkan efektivitas

pembangunan melalui:

1. Tersedianya aliran informasi (flow of information)

2. Terbangunya pengaruh yang semakin kuat antar pelaku

pembangunan dalam pengambilan keputusan

3. Adanya jaminan sosial (soaial credentials) untuk memperoleh akses

yang lebih baik terhadap berbagai sumber daya

4. Terbangunnya rasa saling berbagi antar anggota organisasi sehingga

tersedia dukungan emosional dan pengakuan public


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Perkembangan pemikiran mengenai modal sosial memang tidak

terlepas dari kritik, terutama berasal dari para ahlli ekonomi klasik (Arrow,

1997; Solow, 2000; Sobel 2002) yang meragukan ketepatan istilah modal

dalam menyatakan modal sosial. Modal (capital) dalam pengertian klasik

adalah stok dari faktor produksi alam atau buatan manusia yang

diharapkan dapat menghasilkanjasa yang produktif (Solow,2000).

2) Sumber dan dimensi modal soaial

Pengelompokan modal sosal disesuaikan dengan pendekatan yang

digunakan dalam pengukuran modal sosial tersebut. Pantoja (1999)

mengelompokan modal sosial berdasarkan sumber terbentuknya menjadi

enam, yaitu:

1. Hubungan kekeluargaan yang terjadi karena kelahiran

2. Kehidupan berorganisasi yang meliputi semua organisasi horizontal

dan vertical

3. Jaringan kerja

4. Masyarakat politik

5. Aturan formal dan norma yang mengatur kehiduan public

6. Nilai-nilai

Serta dimensi sosial yangterbangun dari berbagai sumber modal sosial

tersebut adalah ;

1. Rasa percaya

2. Norma

3. Dan jaringan kerja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Bank dunia (1998) menyatakan modal sosial secara spesifik sebagai

norma-norma dan hubungan sosial yang melekat dalam struktur sosial

masyarakat dan memungkinkan orang-orang untuk mengkordinasikan

kegiatan serta mencapai tujuan yang diinginkan

Dalam hal ini hubungan sosial yang melekat pada masyarakat Manggarai

Flores mendorong masyarakat untuk mengaplikasikan budaya gotong

royong untuk meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan melalui

pesta sekolah sebagai sarana pengumpulan dana untuk membantu

masyarakat yang mengalami kesulitan dalam menjawab persoalan

mahalnya biaya pendidikan.

3) Manfaat modal sosial

1. Manfaat pada masyarakat: manfaat dari adanya modal ssosial

menurut Fukuyama (1995), dan Putnam (1993) adalah dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada suatu masyarakat.

2. Manfaat pada organisasi: Sulasmi (2003) dalam penelitian

disertasinya menemukan bahwa semangat kerjasama, rasa saling

percaya berkolerasi dengan intensitas kerjasama yang selanjutnya

mempengaruhi kualitas sinergi kerja organisasi

3. Manfaat pada individu: Goleman (1995) mengemukan konsep

inteligensi emosional yang komponennya banyak kesamaan dengan

berbagai sifat yang mendukung terbentuknya modal sosial. Goleman

beragumentasi bahwa kemajuan karir seseorang lebih ditentukan

oleh angka kecerdasan emosional dari pada angka kecerdasan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

bersifat kognitif. Gabay (1998) melaporkan bahwa individu yang

memiliki modal sosial yang tinggi ternyata lebih maju dalam karir

jika dibandikan dengan individu yang modal sosialnya rendah.

4) Upaya untuk meningkatkan modal sosial

1. Belajar bersama dalam sebuah kelompok

2. Pendidikan karakter untuk mengembangkan kemampuan individu agar

bisa berinteraksi dengan orang lain.

3. Silahturahmi

4. Pendidikan di sekolah dan dalam keluarga

5) Sisi Negatif Modal Sosial

modal sosial akan menjadi bencana apabila dimiliki oleh kelompok

manusia yang tidak bermoral sebab solidaritas dan kerjasama yang intens

dapat digunakan ke arah yang buruk. Oleh karena itu, setiap pengembangan

modal sosial harus di dasari oleh semangat spiritual dan etika yang tinggi.

Solidaritas yang kuat dalam sebuah kelompok berdasarkan penelitian

Gargiulo (1999) jusrtu dapat menimbulkan sikap diskriminatif pada

kelompok lain. Indikasi ini perlu di waspadai pada kondisi bangsa

indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, yaitu sejak di berlakunya

otonomi daerah.

D. Modal Manusia (human capital)

Secara luas modal memiliki peran penting dalam proses pertumbuhan

dan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan dan kemajuan ekonomi yang

dicapai sangat tergantung pada peningkatan pembentukan modal baik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

pembentukan modal fisik maupun modal alam. Menurut World Bank

(2001), modal fisik dan modal alam merupakan faktor penting yang

mempengaruhi pertumbuhan sebuah negara. Selain modal fisik dan modal

alam, modal manusia (human capital) juga merupakan faktor yang sangat

penting dan merupakan kunci dalam pertumbuhan ekonomi dan dapat

meningkatkan produktivitas.

1) Pengertian Modal Manusia

Teori Human Capital pertama kali diperkenalkan oleh Theodore W.

Schultz pada tahun 1961. Schultz (1961) menyatakan bahwa manusia

merupakan suatu bentuk modal sebagaimana bentuk modal lain,

seperti; mesin dan teknologi. Teori Human Capital menekankan

bahwa pendidikan, pengetahuan, kesehatan, dan keterampilan adalah

bentuk modal manusia. Seperti halnya investasi dalam modal fisik,

investasi dalam modal manusia menghasilkan return di masa depan.

Pada tahun 1993, Becker (1993) mengembangkan konsep pemikiran

Schultz yang mendefinisikan human capital sebagai berikut :

“Value added to a laborer when the laborer acquires knowledge,


skills, and other assets useful to the employer or firm in the
production and exchange process, human capital is the added value
embedded in the laborer themselves. Typically, human capital is
operationalized and measured by education, training, and
experience”.
Menurut Becker (1993) manusia bukan sekedar sumber daya

namun juga merupakan investasi yang menghasilkan pengembalian

dan pengeluarannya dilakukan untuk mengembangkan kualitas dan

kuantitas manusia. Nilai tambah dalam diri manusia tercipta ketika


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

pendidikan dan keterampilan berguna bagi suatu perusahaan. Human

capital diukur dengan pendidikan dan pelatihan.

Todaro (2000) mengungkapkan bahwa modal manusia dapat

diinvestasikan melalui bidang pendidikan dan kesehatan. Pendidikan

memainkan peran penting dalam hal kemampuan suatu perekonomian

untuk mengadopsi teknologi modern dan membangunan sebuah

kapasitas bagi pertumbuhan yang berkelanjutan. Kesehatan juga

merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas. Dengan

demikian, pendidikan dan kesehatan bisa juga dilihat sebagai

komponen vital dalam pertumbuhan dan pembangunan, sebagai input

bagi fungsi produksi agregat.

Pendidikan dan latihan merupakan faktor penting dalam

pengembangan modal manusia. Pendidikan dan latihan dapat menjadi

nilai tambah seorang pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan penghasilan yang tinggi

pula untuk seorang pekerja. Dengan demikian, investasi modal

manusia dalam bidang pendidikan merupakan faktor yang penting,

karena melalui pendidikan akan terlahir modal manusia yang

berkualitas sehingga dapat memberikan multiplier effect dan

berkontribusi dalam pembangunan perekonomian suatu negara.

Selain pendidikan dan latihan, kesehatan juga menunjang

pengembangan modal manusia. Kesehatan adalah dasar bagi

produktivitas kerja dan kapasitas untuk meningkatkan pendidikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih produktif

dalam bekerja dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Kesehatan

yang baik merupakan input penting bagi modal manusia dalam

meningkatkan produktivitas.

Menurut Schermerhon (2005; 33), human capital diartikan

sebagai nilai ekonomi dari sumber daya manusia yang terkait dengan

kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi,energi dan komitmennya.

Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasya sehingga dapat

menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai

tambah yang dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan

tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue dimasa

mendatang bagi suatu organisasi

Stockley (2003) mendefinisikan pengertian human capital adalah


“The term of human capital is recognition that people in
organization and bisiness are an important an essential asset who
contribute to development and growth, in a similar way as physical
asset such as machines and money. The collective attitude, skill and
abilities of people contribute to organization performance and
productivity. Any expenditure in training, development, health and
support is an investement not just an expense”.

Artinya bahwa human capital merupakan konsep yang menjelaskan

bahwa manusia dalam organisasi dan bisnis merupakan aset yang

penting dan beresensi, yang memiliki sumbangan terhadap

pengembangan dan pertumbuhan, sama seperti halnya aset fisik

misal mesin dan modal kerja. Sikap dan ketrampilan dan

kemampuan manusia memiliki kontribusi terhadap kinerja dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

produktivitas organisasi. Pengeluaran untuk pelatihan,

pengembangan, kesehatan dan dukungan merupakan investasi dan

bukan hanya biaya tapi merupakan investasi.

2) Komponen Human Capital (Modal Manusia)

Manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam proses

inovasi. Manusia dengan segala kemampuannya bila dikerahkan

keseluruhannya akan menghasilkan kinerja yang luar biasa. Ada

enam komponen dari modal manusia menurut Ancok 2002 , yakni:

A. Modal intelektual

B. Modal emosional

C. Modal sosial

D. Modal ketabahan

E. Modal moral

F. Modal kesehatan

Dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya

masyarakat Manggarai Flores berusaha agar tetap berkontribusi

dalam meningkatkan pembangunan dalam sektor pendidikan.

Pembangunan dalam dunia pendidikan membutuhkan modal dan

tekad yang besar. Menyadari akan kondisi geografis dan

keterbatasan ekonomi, masyarakat Manggarai mencoba menerapkan

ide-ide yang dapat menngatasi masalah yang mmenghambat

pembangunan pendidikan. Ide-ide yang diaplikasikan masyarakatpun

membentuk sebuah budaya yakni pesta sekolah. Melalui budaya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pesta sekolah masyarakat Manggarai berkontribusi dalam

pembangunan disektor pendidikan dengan mengumpulkan dana guna

mengatasi keterbatasan ekonomi masyarakat.

F. Kemiskinan

1. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi

untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah.

Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan,

sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga

akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar

hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar

pendidikan.

Kondisi masyarakat yang disebut miskin dapat diketahui

berdasarkan kemampuan pendapatan dalam memenuhi standar hidup. Pada

prinsipnya, standar hidup di suatu masyarakat tidak sekedar tercukupinya

kebutuhan akan pangan, akan tetapi juga tercukupinya kebutuhan akan

kesehatan maupun pendidikan. Tempat tinggal ataupun pemukiman yang

layak merupakan salah satu dari standar hidup atau standar kesejahteraan

masyarakat di suatu daerah. Berdasarkan kondisi ini, suatu masyarakat

disebut miskin apabila memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rata-

rata pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan untuk

mensejahterakan dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan

adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang

tidak terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar yang

menjadi hak seseorang atau sekelompok orang meliputi kebutuhan pangan,

kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,

sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau

ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam

penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik.

Laporan Bidang Kesejahteraan Rakyat yang dikeluarkan oleh

Kementrian Bidang Kesejahteraan (Kesra) tahun 2004 menerangkan pula

bahwa kondisi yang disebut miskin ini juga berlaku pada mereka yang

bekerja akan tetapi pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar.

Kemiskinan membuat banyak orang dan masyarakat kehilangan

hak-haknya di masyarakat yakni hak untuk memperoleh pendidikan yang

layak dan lain sebagainya. Kemiskinan ini turut dirasakan oleh masyarakat

di Desa Ranggu Kecamatan Kuwuws Kabupaten Manggarai Barat Flores

NTT dimana karena kondisi geografis dan karena keterbatasan sumber

daya modal serta sumber daya manusia masyarakat tidak memperoleh

haknya untuk dapat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang lebih

tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Masyarakat di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat Flores NTT adalah masyarakat yang hampir 90%

bermatapencaharian sebagai petani, pendapatan utama masyarakat

diperoleh dari hasil panen. Ketika masyarakat mengalami gagal panen

maka otomatis masyarakat akan terlilit kemiskinan. Oleh karena itu ada

banyak usaha yang kerap dilakukan masyarakat Ranggu Manggarai barat

dalam mengatasi masalah kemiskinan salah satunya adalah melakukan

pesta sekolah untuk mengatasi masalah kekurangan biaya bagi anak yang

hendak mengenyam pendidikan.

Pesta sekolah merupakan sebuah aplikasi budaya gotong royong

masyarakat Manggarai dalam mengatasi masalah kemiskinan (ketiadaan

biaya dalam menunjang pendidikan) dimana setiap anggota masyarakat

bergotong royong dalam mengumpulkan dana untuk menunjangf

pendidikan seorang anak yang hendak atau sedang berada di bangku

pendidikan.

2. Indikator Kemiskinan Berdasarkan Dimensi Ekonomi

Berdasarkan sudut pandang ekonomi, kemiskinan adalah bentuk

ketidakmampuan dari pendapatan seseorang maupun sekelompok orang

untuk mencukupi kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar. Dimensi

ekonomi dari kemiskinan diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang

dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf

kesejahteraan seseorang baik secara finansial maupun jenis kekayaan

lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

masyarakat. Dari pengertian ini, dimensi ekonomi untuk kemiskinan

memiliki dua aspek, yaitu aspek pendapatan dan aspek konsumsi atau

pengeluaran. Aspek pendapatan yang dapat dijadikan sebagai indikator

kemiskinan adalah pendapatan per kapita, sedangkan untuk aspek

konsumsi yang dapat digunakan sebagai indikator kemiskinan adalah garis

kemiskinan.

a. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita menyatakan besarnya rata-rata pendapatan

masyarakat di suatu daerah selama kurun waktu 1 tahun. Besarnya

pendapatan per kapita (income per capita) dihitung dari besarnya output

dibagi oleh jumlah penduduk di suatu daerah untuk kurun waktu 1 tahun

(Todaro, 1997: 437). Indikator pendapatan per kapita menerangkan

terbentuknya pemerataan pendapatan yang merupakan salah satu indikasi

terbentuknya kondisi yang disebut miskin. Pendapatan per kapita dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Todaro, 1997: 437-

438)

Yper kapita = Yt

Pop t

di mana:

YPer Kapita = Pendapatan per kapita

Yt = Pendapatan pada tahun t

Popt = Jumlah penduduk pada tahun t.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Variabel pendapatan dapat dinyatakan sebagai Produk Domestik Bruto

(PDB), Pendapatan Nasional, atau Produk Domestik Regional Bruto,

sedangkan jumlah penduduk menyatakan banyaknya penduduk pada

periode t di suatu daerah yang diukur pendapatan per kapitanya.

b. Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan merupakan salah satu indikator kemiskinan yang

menyatakan rata-rata pengeluaran makanan dan non-makanan per

kapita pada kelompok referensi (reference population) yang telah

ditetapkan (BPS, 2004). Kelompok referensi ini didefinisikan sebagai

penduduk kelas marjinal, yaitu mereka yang hidupnya dikategorikan

berada sedikit di atas garis kemiskinan. Berdasarkan definisi dari BPS,

garis kemiskinan dapat diartikan sebagai batas konsumsi minimum

dari kelompok masyarakat marjinal yang berada pada referensi

pendapatan sedikit lebih besar daripada pendapatan terendah. Pada

prinsipnya, indikator garis kemiskinan mengukur kemampuan

pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pokok/dasar atau mengukur

daya beli minimum masyarakat di suatu daerah. Konsumsi yang

dimaksudkan dalam garis kemiskinan ini meliputi konsumsi untuk

sandang, pangan, perumahan, kesehatan, dan pendidikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. penelitian kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Sukardi,

2003)

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Metode studi kasus

merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar

belakang, status dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok,

institusi dan komunitas masyarakat tertentu. Penelitian studi kasus dilakukan

untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna

sesuatu atau subjek yang diteliti (Endang 2009: 63)

Dengan menggunakan metode ini, diharapkan peneliti dapat memperoleh

informasi yang mendalam tentang presepsi masyarakat tentang budaya pesta

sekolah sebagai salah satu upaya untuk penggalangan dana pendidikan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ranggu, Kecamatan Kuwus, Kabupaten

Manggarai Barat, Provinsi NTT pada bulan April 2018.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Ranggu, Kecamatan

Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT, yang meliputi

1. kepala adat (1 orang)

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

2. orang tua (2 orang) dan

3. mahasiswa (2 orang)

Peneliti memilih kepala adat sebagai subjek karena peniliti ingin

menelaah lebih dalam tentang budaya pesta sekolah yang dilaksanakan di

Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat dan kepala

adat merupakan pakar budaya yang akan membantu peneliti dalam

memberikan banyak informasi tentang budaya pesta sekolah. Selain kepala

adat peneliti juga memilih orang tua dan mahasiswa (yang sudah pernah

melakukan pesta sekolah) sebagai subjek karena mereka sudah merasakan

manfaat dari adanya pesta sekolah ini.

Objek dalam penelitian ini adalah persepsi Orangtua dan

Mahasiswa terhadap budaya pesta sekolah sebagai upaya penggalangan

dana pendidikan, faktor-faktor yang melatarbelakangi lahirnya pesta

sekolah dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pesta sekolah

di Desa Ranggu, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat,

Provinsi NTT

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal. Data

kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum objek penelitian

budaya pesta sekolah di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat Flores NTT yang meliputi: persepsi Orangtua dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Mahasiswa di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai

Barat Flores NTT terkait budaya pesta sekolah, sejarah singkat adanya

budaya pesta sekolah di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat Flores NTT, rangkaian acara pesta sekolah, faktor-

faktor yang melatarbelakangi lahirnya pesta sekolah di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT, dan

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pesta sekolah di Desa

Ranggu, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi

NTT.

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini ada dua sumber

yang digunakan yaitu;

a. Sumber Data Primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertama. Adapun yang menjadi sumber data

primer dalam penelitian ini adalah Ketua adat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT, orang

tua, dan Mahasiswa yang pernah melakukan pesta sekolah.

b. Sumber Data Sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan

oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama yang berupa

dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini dokumentasi merupakan

sumber data skunder berupa foto-foto.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan meode studi kasus ini

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Observasi adalah penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-

keterangan secara faktual. Dalam observasi ini penulis melakukan

pengamatan langsung dalam banyak kesempatan, karena penulis

sendiri adalah warga Desa Ranggu yang hampir setiap tahun

mengikuti berbagai acara pesta sekolah.

Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana rangkaian acara

pesta sekolah yang dilaksanakan di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT, hambatan dan faktor yang

mendorong keberhasilan sebuah acara pesta sekolah

Panduan pertanyaan observasi:

1. Bagaimana rangkaian acara pesta sekolah yang dilaksanakan di

Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat

Flores NTT?

2. Hal apa yang menyebabkan pesta sekolah berhasil?

3. Apa hambatan yang kerap dialami dalam acara pesta sekolah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu . Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) dan yang

diwawancarai. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang

terkandung dalam pikiran dan hati orang lain (Nasution,1996: 73).

Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mengetahui

bagaimana persepsi orangtua dan mahasiswa yang melakukan pesta

sekolah sebagai upaya penggalangan dana pendidikan dan mengetahui

manfaat pesta sekolah serta untuk mengetahui latar belakang lahirnya

budaya pesta sekolah.

Daftar pertanyaan wawancara:

1. Bagaimana pandangan atau persepsi bapak/ibu/saudara terkait adanya

budaya pesta sekolah dalam membantu penggalangan dana

pendidikan di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat Flores NTT?

2. Apa faktor utama yang mendorong masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT untuk

membuat pesta sekolah?

3. Apa manfaat yang diperoleh dari adanya budaya pesta sekolah bagi

orang tua dan mahasiswa di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

4. Apa hambatan yang kerap dialami saat pelaksanaan pesta sekolah?

5. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

6. Apa saja faktor-faktor yang mendorong keberhasilan sebuah acara

pesta sekolah?

7. Seberapa besar kontribusi budaya pesta sekolah terhadap peningkatan

kualitas pendidikan bagi masyarakat di Desa Ranggu Kecamatan

Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

8. Apa hanya berupa uang yang diperoleh dari pesta sekolah atau

apakah ada dalam bentuk lainnya?

9. Apakah pesta sekolah ini lahir dari kebiasaan atau norma yang

dipegang teguh oleh masyarakat?

10. Apakah pesta sekolah ini lahir karena;

a. Hubungan kekeluargaan yang erat pada masyarakat

b. Kehidupan berorganisasi masyarakat

c. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat

d. Jaringan kerja masyarakat

e. Rasa percaya atau kepercayaan yang tinggi antar masyarakat

11. Setujukah Anda bahwa pesta sekolah ini merupakan hasil ide dan

pengetahuan masyarakat dalam memecahkan masalah ekonomi di

masyarakat?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

12. Apakah dampak positif dari budaya pesta sekolah?

13. Apa dampak negatif yang kerap ditimbulkan dari sebuah acara pesta

sekolah?

14. Hal apakah yang menjadi pendorong masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus untuk tetap melestarikan budaya pesta sekolah?

15. Apakah setiap anggota keluarga di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat ini melakukan pesta sekolah?

16. Apakah ada keluarga diantara kalangan masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat tidak melaksanakan

pesta sekolah ? jika ada, apa alasannya!

F. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian, yang dilakukan adalah;

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal

terkait subjek penelitian dan masalah yang ingin diteliti

b. Memilih dan merumuskan masalah yang ingin dieksplorasi lebih

mendalam

c. Menetapkan judul dan lokasi penelitian

d. Menyusun proposal penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari

responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti, yakni

sebagai berikut:

a. Memilih responden. Dimaksudkan untuk membatasi siapa saja

subjek yang bisa memberikan informasi yang berhubungan dengan

topik yang akan diteliti

b. Menghubungi responden, baik itu orang tua, mahasiswa yang pernah

membuat pesta sekolah ataupun ketua adat dalam masyarakat.

c. Melaksanakan wawancara dengan responden, kemudian hasil

wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan

lengkap.

G. Analisis Data

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna

untuk meberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis

data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian

dengan menggunakan metode kualitatif bertolak dari asumsi tentang

realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan komplek. Didalamnya

terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi atau

keragaman. Dalam penelitian ini ada 4 tahapan analisis data yakni;

1. Pengumpulan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Peneliti mencatat dan merekam semua data secara obyektif dan apa

adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.

Hasil wawancara kemudian direkan secara verbaltim.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus

penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data-data yang telah direduksi untuk memberikan

gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan.

3. Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

4. Pengambilan keputusan atau verifikasi

Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau

verifikasi.

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan 4

metode di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data

dengan menggunakan analisis secara deskriptif kualitatif. Analisis

deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan

menginterpretasikan arti data yang telah terkumpul dengan

memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara

umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografis Desa Ranggu

Desa Ranggu adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kuwus,

Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Desa ini berpenghuni

sekitar 1.109 jiwa dari 250 kepala keluarga (data desa tahun 2012). Desa

Ranggu sendiri terdiri dari 3 dusun, yaitu dusun Ranggu, yang terletak di

paling luar, Dusun Nggorong terletak di wilayah pertengahan, dan Dusun

Tado terletak di wilayah ujung. Di Dusun Ranggu terdapt 3 RT yaitu RT

01 sekitar 35 KK, RT 02 sekitar 65 KK, dan RT 03 sekitar 86 KK. Di

Dusun Nggorong terdapat 50 KK, dan Tado sekitar 68 KK.

Perjalanan ke Ranggu dari Ibu kota Kecamatan Kuwus dapat ditempuh

dalam waktu sekitar 2 jam. Saat memasuki daerah Ranggu dapat dilihat

sebuah lapangan besar, gereja, dan kantor desa yang cukup kecil, gedung

SD, SMP, dan SMA Santo Trinitas Ranggu serta gedung Puskesmas.

Sekitar 200 meter dari gedung Puskesmas terdapat kampung besar Dusun

Ranggu. Di kampung besar inilah sebagian besar penduduk Desa Ranggu

bermukim. Di sini terdapat situs budaya yang dinamakan Batu Besar

(Watu Ranggu), menurut kepercayaan masyarakat setempat batu ini bisa

berjalan-jalan sendiri dan sewaktu-waktu dapat kembali lagi ketempat

asalnya.

Hampir 90% penduduk di Desa Ranggu adalah petani dan sisanya meliputi

PNS, guru, dan wiraswasta.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

B. Budaya Pesta Sekolah Pada Masyarakat Ranggu Manggarai Barat

Flores NTT

1. Sejarah Pesta Sekolah di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala adat yang dilakukan

peneliti pada April 2018 terkait budaya pesta sekolah di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT, dijelaskan

bahwa awal mula diselenggarakannya pesta sekolah dimulai sejak tahun

1982. Pesta sekolah pertama kali diselenggarakan pada masa

kepemimpinan Bapak Pius Mahan sebagai kepala adat. Pada masa itu

pesta sekolah dibuat tidak hanya untuk anak yang hendak melanjutkan

studi tetapi juga untuk anak yang hendak merantau. Pada saat itu pula

nama pesta sekolah masih berupa arisan sekolah. Hasil yang diperoleh dari

acara arisan sekolah ini dijadikan sebagai bekal bagi anak yang hendak

merantau untuk melanjutkan studi juga yang hendak merantau mencari

pekerjaan.

Arisan sekolah yang dilakukan pada masa itu berbeda dengan

rangkaian pesta sekolah yang dilakukan pada saat ini. Pada masa

kepemimpinan Bapak Pius Mahan, untuk menghadiri acara arisan sekolah

setiap anggota masyarakat wajib membawa uang sebesar Rp 3.000 dan

beras sebanyak 3 kg per orang. Penetapan jumlah pada waktu itu

ditentukan oleh kepala adat. Ketetapan ini berlangsung hingga

kepemimpinan Bapak Pius Mahan berakhir sekitar tahun 1998.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Bapak Pius Mahan wafat pada tahun 1998. Kemudian jabatan

kepala adat digantikan oleh Bapak Mikhael yang hingga saat ini masih

menjabat sebagai kepala adat. Selama pergantian kepala adat ada banyak

perubahan yang dibuat khususnya perubahan dalam kegiatan arisan

sekolah

arisan sekolah pada tahun 1986

Gambar 4.1

Gambar 4.1 di atas menunjukan acara arisan sekolah yang

dilakukan pada tahun 1986. Pada masa itu acara arisan sekolah masih

sangat sederhana dan masyarakat hanya sekedar mengumpulkan uang dan

beras. Sementara itu pada tahun 1998 saat Bapak Mikhael menjabat

sebagai kepala adat, banyak peraturan dalam pesta sekolah yang mulai

diubah. Aturan-aturan itu diantaranya:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

1. Nama “arisan” diubah menjadi “acara pesta sekolah”. Hal ini dibuat

karena masyarakat menyadari bahwa arisan saja tidak cukup untuk

meringankan biaya pendidikan. Karenanya masyarakat memutuskan

untuk membuat pesta pengumpulan dana sehingga undangan yang

datang bukan hanya masyarakat dalam satu kampung tetapi juga dari

desa atau kampung yang lain dapat hadir.

2. Dalam pesta sekolah ketetapan sumbangan tidak disepakati besar

dan jumlahnya. Besar kecilnya sumbangan tergantung belas kasih

dari pihak yang menyumbangkan.

Setelah sekitar 12 tahun kesepakatan ini dijalankan, masyarakat bersama

kepala adat melakukan evaluasi dan musyawarah kembali.

Dalam musyawarah tersebut ada beberapa keputusan yang dihasilkan yakni:

1. Pesta sekolah hanya dilakukan empat kali dalam setahun

2. Pesta sekolah hanya boleh dilakukan untuk anak yang hendak

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (artinya tujuannya hanya

untuk sekolah)

3. Kesepakatan dalam pengumpulan uang minimal Rp 50.000 per

kepala keluarga, sementara untuk anak-anak tidak diberi batasan

jumlah.

Selain itu rangkaian acara pesta sekolah pun diubah menjadi lebih

terstruktur. Rangkaian acaranya adalah sebagai berikut:

1. Sebelum menyelenggarakan acara pesta sekolah harus

mendaftarkan diri kepada kepala adat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

2. Setelah mendapatkan nama-nama yang ingin melakukan pesta

sekolah kepala adat membuat pertemuan bersama seluruh warga

Desa Ranggu di Rumah adat untuk menetapkan siapa saja yang

dipilih untuk melakukan pesta sekolah pada tahun tersebut. Dalam

setahun hanya empat orang yang boleh menyelenggarakan pesta

sekolah. Pilihan tersebut didasarkan pada hasil musyawarah

3. Setelah mendapatkan kesepakatan mengenai siapa saja yang

terpilih untuk melakukan pesta sekolah, kepala adat dan

masyarakat menentukan tanggal yang tepat untuk pesta. Pemilihan

tanggal didasarkan pada hasil kesepakatan dan musyawarah

masyarakat bersama dengan kepala adat.

4. Setelah bermusyawarah, maka pihak yang akan menggelar pesta

berhak menyebarkan undangan atas izin masyarakat dan kepala

adat supaya bisa menyelenggarakan pesta.

5. Tidak hanya sampai di situ hal lain yang perlu dilakukan adalah

evaluasi. Dalam evaluasi tuan pesta harus melaporkan hasil dana

yang diperoleh beserta hal penting lainnya dalam musyawarah

kelompok.

6. Setelah selesai rangkaian acara pesta sekolah ini, langkah terakhir

yang dilakukan adalah keluarga membuat acara wuat wa’i sebagai

ucapan syukur dan doa untuk mengiringi langkah anak yang ingin

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dalam acara wuat wa’i ini

keluarga menyediakan satu ekor ayam putih sebagai persembahan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

kepada nenek moyang agar senantiasa mendoakan anak cucunya

yang hendak masuk ke perguruan tinggi.

Musyawarah dan evaluasi kelompok

Gambar 4.2

Acara wuat wa’i

Gambar 4.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

2. Rangkaian Acara Pesta Sekolah di Desa Ranggu Manggarai Barat

Flores NTT

Rangkaian acara dalam pesta sekolah yang diselenggarakan di Desa

Ranggu Kecamatan Kuwus Manggarai Barat meliputi:

a. Acara Lonto Leok (kumpul bersama) Keluarga Satu Suku

b. Acara Tiba Meka (terima tamu)

c. Acara sau Lime (jabat tangan)

d. Acara tuak kapu dan tudak

e. Acara pelelangan

f. Acara Hiburan

g. Acara Wuat wa’i

Berikut ini adalah penjelasan dari keenam rangkaian acara pesta

sekolah:

a. Acara Lonto Leok (kumpul bersama) keluarga satu suku

Acara kumpul bersama keluarga satu suku

Gambar 4.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Acara lonto leok merupakan sebuah acara pembuka sebelum

pelaksanaan pesta sekolah, dimana dalam acara ini keluarga satu

suku dari tuan pesta berkumpul di rumah tuan pesta. Dalam

perkumpulan ini keluarga dalam satu suku melakukan acara teing

hang (memberi makan kepada nenek moyang atau leluhur) untuk

meminta doa agar pesta sekolah berjalan dengan lancar.

b. Acara Tiba Meka (terima tamu)

Acara tiba meka (terima tamu) merupakan acara dimana tuan pesta

dan protokol pesta (MC) menerima dan menyambut tamu yang

datang ke pesta tersebut.

c. Acara sau Lime (jabat tangan)

Dalam acara ini para undangan atau tamu yang hadir berjabat

tangan dengan tuan pesta sambil memberikan sejumlah uang

sumbangan dan sesuai kesepakatan jumlah sumbangan uang yang

disumbangkan minimal sejumlah Rp 50.000 per orang.

d. Acara tuak kapu dan tudak

Acara tuak

Gambar 4.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acara tuak kapu merupakan acara penerimaan para

undangan secara adat oleh tuan pesta. Biasanya pada acara ini yang

melakukan tuak kapu adalah kepala adat atau orang paling tua dari

keluarga tuan pesta, karena yang memimpin acara tuak kapu ini

melakukan torok (ungkapan doa orang Manggarai) yang ditujukan

kepada Tuhan, sang pencipta dan wura agu ceki (roh atau leluhur).

Torok dipimpin oleh orang terpilih yang biasanya memiliki

kemampuan dengan ungkapan-ungkapan (go’et) penuh makna dan

mengandalkan keindahan tutur kata. Setelah melakukan torok

biasanya berlanjut dengan acara tuak kapu dimana tuan pesta

menyampaikan ucapan terima kasih kepada undangan yang hadir

serta berdoa bagi kesuksesan undangan yang hadir dengan

memberikan satu botol tuak sebagai lambang terima kasih.

e. Acara pelelangan

Dalam acara pelelangan tuan pesta melakukan penjualan

barang seperti bir, sopi, sate, minuman seperti sprite dan fanta

kepada setiap tamu yang datang. Harga jual dari barang-barang

tersebut biasanya dua kali lipat dari harga asli. Sebagai contoh

sprite seharga Rp 5.000 dalam pesta sekolah dijual dengan harga

Rp 10.000, begitu pula bir yang harga aslinya Rp 30.000 dalam

acara pesta sekolah dijual dengan harga Rp 50.000. Setiap tamu

yang hadir wajib membeli beberapa dari barang yang ditawarkan

oleh tuan pesta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

f. Acara Hiburan

Selayaknya pesta pada umumnya, dalam acara pesta

sekolah juga ada hiburan. Akan tetapi dalam pesta sekolah

hiburanpun menjadi sumber dana bagi tuan pesta. Dalam pesta

sekolah ketika ada yang hendak bernyanyi atau menyumbangkan

lagu maka harus membayar kepada tuan pesta. Satu lagu dihargai

dengan jumlah Rp 50.000. Acara hiburan ini dilengkapi dengan

musik selayaknya pesta pada umumnya.

Selain musik hiburan, yang mendatangkan dana bagi tuan

pesta adalah permainan judi kartu. Pada dasarnya judi memang hal

tidak baik menurut hukum dan agama. Akan tetapi, dalam budaya

pesta sekolah judi bukanlah hal yang dipandang buruk karena uang

hasil judi sebagian besar akan disumbangkan kepada tuan pesta

untuk menambah dana bagi anak yang hendak masuk ke perguruan

tinggi.

g. Acara Wuat Wa’i

Acara wuat wa’i adalah acara yang hanya dihadiri oleh

keluarga besar dari anak yang telah melakukan pesta sekolah atau

yang hendak masuk ke perguruan tinggi. Dalam acara ini keluarga

melakukan torok (doa yang berisi harapan dengan menggunakan

pribahasa dalam Bahasa Manggarai), misalnya

Yoo.. Mori...
Hoo dami anak te lako one tana data kawe bate mohe pereng
ringko lite mori. Pereng nong manuk bakok du lakon agu nung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

manuk rombeng du kolen. Pereng wake seler nggerwa haong


bembang nggereta.
Kepookkkk..........
Isi dari torok di atas adalah penyerahan anak yang

hendak merantau ke dalam tangan Tuhan. Dan berharap

sekembalinya dari tanah rantau membawa bekal banyak ilmu.

Setelah melakukan torok biasanya diikuti dengan acara tudak

yakni menyembelih ayam sebagai persembahan kepada Tuhan dan

nenek moyang agar anak yang hendak merantau untuk melanjutkan

studi selalu didoakan.

C. Pendidikan Masyarakat Ranggu Manggarai Barat Flores NTT

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam

kehidupan masyarakat. Pendidikan menjadi barometer pengukur

kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dibedakan menjadi

pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.

Pendidikan formal adalah pendidikan yang diterima atau dilaksanakan

di lembaga-lembaga pendidikan yang resmi, terorganisir, dan memiliki

seperangkat aturan tersendiri. Misalnya: SD, SMP, dan SMA.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan

formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang,

misalnya lembaga kursus, lembaga pelatihan dll. Sedangkan pendidikan

informal adalah pendidikan yang diterima atau diberikan tanpa melalui

lembaga-lembaga pendidikan yang resmi, misalnya pendidikan yang

diberikan oleh orang tua di rumah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Budaya pesta sekolah merupakan budaya yang menunjukan

kesadaran masyarakat Manggarai akan pentingnya pendidikan untuk

kemajuan masyarakatnya. Pesta sekolah mencerminkan kepedulian

masyarakat Manggarai akan pendidikan yang baik bagi generasi

penerus masyarakat. Budaya pesta sekolah menjadi suatu simbol yang

mengkomunikasikan cara pandang dan pola pikir masyarakat

Manggarai terhadap masa depan, keberlanjutan masyarakat,

kebudayaan, dan cara pandang dalam menyikapi arus kemajuan zaman.

Budaya pesta sekolah menunjukan bahwa masyarakat memiliki cara

pandang yang luas tentang masa depan.

Melalui pesta sekolah diharapkan banyak generasi muda

Manggarai mendapatkan kesempatan yang luas untuk dapat

mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Kesediaan

masyarakat untuk menyumbang dana dalam pesta sekolah

mencerminkan suatu kesadaran masyarakat Manggarai akan pentingnya

pendidikan sebagai salah satu faktor utama yang menentukan kemajuan

dan kesejahteraan masyarakatnya.

Besar kecilnya pengaruh pesta sekolah terhadap tingkat pendidikan

salah satu tolak ukurnya adalah dengan melihat seberapa banyak anak-

anak dari Desa Ranggu yang telah berhasil masuk ke perguruan tinggi

hingga mendapatkan gelar dan pekerjaan yang layak. Berikut adalah

daftar anak yang pernah melakukan pesta sekolah di Desa Ranggu

beserta status atau pekerjaanya saat ini .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 4.1

Daftar nama masyarakat Desa Ranggu yang pernah melakukan pesta

sekolah pada tahun 2007-2010 dan status pekerjaan.

Tahun pesta

No Nama sekolah Status/ Pekerjaan

1. Altus Daru Sarjana (PNS)

2. Rita Jemiun Sarjana (Guru)

3. Lista Matun 2007 Sarjana (Perawat)

4. Heribertus Jani Magister (Dosen)

5. Frederikus Setiawan Sarjana (Pegawai)

6 Weinaus Datong Magister (Dosen)

7. Stafanus Budiman 2008 Sarjana (Mantri)

8. Yulianti Cembes Sarjana (Guru)

9. Fransiskus Silgantara Sarjana (Pegawai)

10. Ican Jebada 2009 Sarjana (Dokter)

11. Korby Nomer Magister (Pengacara)

10. Margareta Yulia Dogon POLWAN

11. Stefy Ndehe D3 (Bidan)

12. Sebastian Ngamal 2010 Sarjana (Wiraswasta)

13. Minseni Ichen Mbatung D4 (Bidan)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Dari tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa pesta sekolah memberikan

pengaruh yang besar bagi pendidikan masyarakat. Sekitar 4 orang pada

tiap tahunnya berkesempatan untuk dapat mengenyam pendidikan di

perguruan tinggi hingga memperoleh gelar. Semakin banyak masyarakat

yang terbantu dengan adanya pesta sekolah maka akan semakin besar pula

peran pesta sekolah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang bagaimana persepsi orang tua dan

mahasiswa terhadap budaya pesta sekolah di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat. Selain itu peneliti juga akan membahas lebih

dalam mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi lahirnya pesta sekolah di

Desa Ranggu juga faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pesta

sekolah.

A. DESKRIPSI DATA

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara kepada beberapa

responden diantaranya yakni Bapak Mikhael yang menjabat sebagai kepala

adat dari tahun 1998 hingga saat ini, dua orang tua yakni Bapak Yohanes Ote

yang merupakan petani dan distributor gula merah di Desa Ranggu dan Ibu

Regina Seli yang merupakan pegawai yang pernah menyelenggarakan pesta

sekolah di Desa Ranggu, serta dua mahasiswa yang sudah melakukan pesta

sekolah di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat yakni

Heribertus Jani yang sudah menyelesaikan studi S2 Linguistik di Universitas

Gajah Mada Yogyakarta dari hasil Pesta sekolah dan Fransiskus Silgantara

yang telah menyelesaikan studi S1 program Akuntasi di Universitas Kristen

Indonesia.

Selain dengan wawancara data dalam penelitian ini juga diperoleh dari

observasi yang dilakukan peneliti di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT. Selanjutnya dalam bab ini akan

disajikan dan dideskripsikan hasil wawancara serta observasi yang dilakukan

peneliti dengan metode deskriptif kualitatif.

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Persepsi Orang Tua di Desa Ranggu Manggarai Barat Flores NTT

Terhadap Budaya Pesta Sekolah Sebagai Upaya Penggalangan Dana

Pendidikan

Pesta sekolah merupakan kegiatan mengumpulkan dana. Bagi

masyarakat NTT khususnya masyarakat Manggarai pesta sekolah

bukanlah hal yang asing. Mungkin di beberapa daerah pesta sekolah

diartikan sebagai sebuah acara pesta untuk merayakan ulang tahun sekolah

atau pesta kelulusan sekolah, akan tetapi bagi masyarakat Manggarai pesta

sekolah merupakan sebuah pesta yang hingga kini menjadi budaya yang

dilakukan setiap tahun untuk membantu anak-anak yang hendak

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dalam mencari dana. Setiap orang

tentunya memiliki pandangan atau persepsi tersendiri terhadap budaya

pesta sekolah ini.

Berbicara soal persepsi tentunya tidak terhindar dari kata positif

dan negatif. Setiap orang pasti memiliki persepsi yang berbeda terhadap

hal-hal yang terjadi di lingkungannya atau terhadap masalah-masalah yang

kerap dialami. Begitu pula halnya terhadap budaya pesta sekolah. Orang

tua di Desa Ranggu tentunya memiliki pandangan atau persepsi yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

berbeda terhadap pesta sekolah. Hanes Ote (orang tua yang pernah

merayakan pesta sekolah) mengatakan bahwa:

“pesta sekolah merupakan budaya masyarakat Manggarai yang


tujuannya sangat membantu para orang tua dalam mencari dana untuk
membiayai pendidikan anak. Pesta sekolah bukan sekedar pesta untuk
bersenang senang akan tetapi dibalik pesta sekolah ada manfaat yang
begitu besar yang diperoleh masyarakat”.

Manfaat pesta sekolah yang dirasakan oleh masyarakat

menggambarkan besar kecilnya peran pesta sekolah dalam mengatasi

masalah keterbatasan ekonomi yang dihadapi. Besarnya manfaat yang

dirasakan oleh masyarakat menunjukan bahwa masyarakat memiliki

persepsi yang positif terhadap budaya pesta sekolah, karena dengan

persepsi positif masyarakat yang besar terhadap pesta sekolah akan sangat

mempengaruhi keikutsertaan masyarakat untuk berperan aktif mengikuti

berbagai acara pesta sekolah

Sementara itu menurut Ibu Regina Seli yang diwawancarai peneliti

pada Jumat 27 April 2018 mengatakan bahwa

“Pesta sekolah merupakan sebuah pesta yang dibuat khusus


mencari dana untuk pendidikan. Bagi kami para orangtua yang
memiliki banyak tanggungan pendidikan, pesta sekolah merupakan
jalan keluar dari masalah keterbatasan dana dalam menyekolahkan
anak, ditambah lagi ketika kami memiliki anak yang hendak masuk
ke perguruan tinggi, dimana uang awal masuk ke jenjang
perkuliahan itu sangatlah besar. Jadi beruntunglah kita dalam hidup
bermasyarakat ini memiliki budaya yang mendorong masyarakat
untuk lebih maju dan masyarakat yang memiliki jiwa sosial yang
sangat tinggi”.

Menurutnya pesta sekolah adalah jalan keluar. Menjadikan pesta sekolah


sebagai jalan keluar atas masalah ketiadaan biaya yang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

masyarakat dalam menyekolahkan anak menunjukan bahwa budaya pesta


sekolah memiliki nilai-nilai positif yang berguna bagi kehidupan
masyarakat.
Begitu pula menurut kepala adat yang diwawancarai peneliti pada

Sabtu 28 April 2018. Menurutnya:

“pesta sekolah merupakan sebuah acara mencari dan


mengumpulkan dana untuk pendidikan”.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat narasumber sebelumnya bahwa


menurut Bapak Mikael (kepala adat Desa Ranggu Kecamatan Kuwus
Kabupaten Manggarai Barat) :

“pesta sekolah merupakan sebuah budaya yang baik yang harus terus
dilestarikan karena pesta sekolah bisa mendongkrak semangat anak untuk
terus melanjutkan pendidikannya tanpa memikirkan banyak beban biaya.
Memang pada dasarnya pesta sekolah tidak menjamin keberhasilan anak
dalam studi. Tetapi bagi masyarakat di Desa Ranggu pesta sekolah
memberi pengaruh yang besar dalam mengatasi ketiadaan biaya untuk
menyekolahkan anak ke perguruan tinggi”.

Hal ini didukung oleh beberapa pendapat anggota masyarakat yang


mengatakan bahwa biaya awal masuk kuliah sangatlah besar. Namun
karena semangat gotong royong yang tinggi dalam masyarakat,
masyarakat di Desa Ranggu mampu menemukan solusi yang sangat
membantu dalam menanggung beban biaya awal kuliah bagi anak yang
hendak masuk ke perguruan tinggi.
Dari ketiga pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

orang tua di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat

memiliki pandangan atau persepsi yang positif terhadap adanya pesta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

sekolah. Hal ini terlihat dari pendapat mereka yang mengatakan bahwa

pesta sekolah merupakan budaya yang sangat membantu orang tua dalam

mengatasi kesulitan biaya pendidikan anak-anaknya. Selain itu dari hasil

wawancara yang dilakukan pada orang tua di Desa Ranggu bahwa pesta

sekolah mendatangkan dampak positif bagi masyarakat diantaranya yakni

banyak masyarakat merasa terbantu dan Jumlah anak yang bisa

mengenyam pendidikan di perguruan tinggi semakin bertambah. Dan

hampir tidak ada dampak negatif yang ditimbulkan dari pesta sekolah.

2. Persepsi Mahasiswa Ranggu Manggarai Flores NTT Terhadap

Budaya Pesta Sekolah Sebagai Upaya Penggalangan Dana Pendidikan

Budaya pesta sekolah budaya khas Manggarai mempunyai

implikasi langsung terhadap aspek kehidupan masyarakat Manggarai

terutama dalam bidang pendidikan. Hal ini terutama dirasakan oleh

beberapa mahasiswa Manggarai yang pernah melakukan pesta sekolah.

Bagi anak-anak yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi namun

memiliki kendala dalam hal biaya tentunya pesta sekolah menjadi jalan

keluar yang tepat. Akan tetapi apakah pesta sekolah bisa menjadi tolak

ukur keberhasilan mereka? Ataukah budaya pesta sekolah ini hanya

menjadi jalan pintas bagi mahasiswa untuk mendapatkan dana? Untuk

menjawab pertanyaan ini peneliti mendasarkan pada hasil wawancara

peneliti dengan kedua mahasiswa Ranggu Manggarai yang pernah

melakukan pesta sekolah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Menururt Herry Jani (salah satu anggota masyarakat Ranggu yang

pernah melakukan pesta sekolah dan telah menyelesaikan studi S2

Linguistik di Universitas Gajah Mada pada tahun 2014) yang

diwawancarai peneliti pada Jumat 18 Mei 2018 mengatakan bahwa:

“Pesta sekolah merupakan sebuah sarana atau alternatif bagi


masyarakat dalam mencari dana untuk pendidikan. Karena pesta
sekolah ini selalu dilaksanakan setiap tahunnya dan hingga
sekarang ini pesta sekolah sudah menjadi budaya atau warisan
bagi masyarakat di Desa Ranggu. Pesta sekolah ini sendiri
merupakan perluasan dari budaya gotongroyong masyarakat
Manggarai”.

Menurutnya pesta sekolah ini merupakan perluasan dari budaya

gotong royong masyarakat Manggarai. Pesta sekolah juga mendatangkan

manfaat yang besar bagi mahasiswa yakni dengan pesta sekolah

mahasiswa berkesempatan untuk menimba pendidikan yang selayaknya

dia dapatkan. Akan tetapi dilain sisi Herry Jani mengatakan bahwa:

“pesta sekolah Membuat orang malas. Dalam arti orang tidak mau
berjuang lebih untuk menghasilkan sesuatu untuk menyekolahkan
anak. Karena orang terbuai dengan bantuan masyarakat melalui
pesta sekolah sehingga mengabaikan kualitas individu untuk
berjuang sendiri”

Sementara itu Fransiskus Silgantara (masyarakat Ranggu yang

pernah melakukan pesta sekolah, dan sudah menyelesaikan studi S1

Akuntansi pada tahun 2015) yang diwawancarai peneliti pada Rabu 2 Mei

2018 mengatakan bahwa:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

“budaya pesta sekolah merupakan budaya yang sangat baik karena


membawa banyak manfaat positif bagi masyarakat di daerah
Manggarai umumnya dan masyarakat di Desa Ranggu khususnya.
Salah satu manfaatnya yaitu, dapat mengumpulkan dana sebagai
modal awal bagi seorang anak yang mempunyai tekat yang kuat
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun
mempunyai keterbatasan dari segi biaya atau keuangan. Selain itu
manfaat yang bisa diperoleh dari budaya pesta sekolah ini adalah
masyarakat dapat mengumpulkan dana dengan jumlah tertentu
dalam waktu yang singkat, juga bisa memberikan kebanggaan
tersendiri bagi orang tua karena beban biayanya menjadi lebih
ringan.
Pesta sekolah merupakan budaya yang memberikan banyak
manfaat dan bagi mahasiswa yang pernah menyelenggarakan pesta
sekolah, budaya ini menjadi alternatif yang mebuka jalan bagi masyarakat
untuk dapat mennggapai pendidikan yang di cita-citakan.dengan pesta
sekolah banyak anak yang terbantu mengatasi keterbatasan ekonomi.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
yang pernah menyelenggarakan pesta sekolah memiliki persepsi yang
positif terhadap budaya pesta sekolah. Hal ini terlihat dari pendapat
mereka yang mengatakan bahwa pesta sekolah mendatangkan banyak
manfaat yakni:
1. Mahasiswa berkesempatan untuk menimba pendidikan yang

selayaknya dia dapatkan.

2. Masyarakat dapat mengumpulkan dana dengan jumlah tertentu

dalam waktu yang singkat

3. Bisa memberikan kebanggaan tersendiri bagi orang tua karena

beban biayanya menjadi lebih ringan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

3. Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Lahirnya Pesta Sekolah pada

Masyarakat Ranggu Manggarai Flores NTT?

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya pesta sekolah.


Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Desa Ranggu Kecamatan
Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT. Yang pertama dari hasil
wawancara peneliti kepada kepala adat, Bapak Mikhael mengatakan
bahwa:
“Faktor yang melatarbelakangi lahirnya pwsta sekolah adalah
karena kesadararan masyarakat akan kekurangan. Kekurangan disini
maksudnya adalah tidak mampu membiayai anak melanjutkan studi ke
perguruan tinggi tetapi kami para orangtua memiliki harapan yang besar
bahwa anak-anak kami kelak semuanya bisa mendapatkan gelar yang
tinggi.”

Masyarakat Ranggu pada dasarnya 90% bermata pencaharian


sebagai petani. Masyarakat hidup bergantung pada hasil alam. Pada
umumnya masyarakat di Desa Ranggu sudah terbiasa hidup berkecukupan
jika kebutuhannya hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk sehari-
hari saja, misalnya kebutuhan akan makanan karena kebutuhan pokok
akan makanan sudah disediakan oleh alam. Yang dimaksud disini adalah
setiap anggota masyarakat di Desa Ranggu pasti memiliki ladang untuk
berkebun dan dengan berkebun seperti menanam padi, cengkeh, coklat,
sayur, kopi, kelapa, dan buah-buahan masyarakat bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Akan tetapi disisi lain, selain memenuhi
kewajiban untuk mencari makan masyarakat juga sadar akan
kewajibannya terhadap pendidikan anak-anaknya. Dengan bergantung
pada hasil alam atau musim panen saja masyarakat Ranggu akan
mengalami kesulitan dalam menyekolahkan anak cucunya ke perguruan
tinggi karena untuk masuk ke perguruan tinggi tentunya dibutuhkan biaya
yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena kesadaran akan kekurangan ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

masyarakat membuat pesta sekolah sebagai jalan keluar untuk mengatasi


masalah keterbatasan ekonomi masyarakat guna menunjang pendidikan
anak.
Bapak Hanes Ote, Ibu Regina Seli dan Farnsisikus Silgantara

sependapat juga dengan Bapak Mikael selaku kepala adat bahwa faktor

yang melatarbelakangi lahirnya pesta sekolah ini adalah karena

keterbatasana ekonomi. Begitu pula halnya menurut mahasiswa yang

pernah menyelenggarakan pesta sekolah yakni Herry Jani mengatakan

bahwa:

“faktor yang paling utama melatarbelakangi lahirnya pesta

sekolah ada dua yakni kesadaran masyarakat akan kondisi ekonomi yang

lemah dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Kedua

faktor ini membuat masyarakat termotivasi untuk membuat acara pesta

sekolah dan juga membuat masyarakat selalu ingin melestarikan budaya

ini”.

Kesadaran masyarakat akan kondisi ekonomi serta kesadaran

masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi masa depan generasi penerus

membuat masyarakat terdorong untuk mencari jalan keluar dari masalah

ini. Masyarakat terdorong dan termotivasi agar setiap anak dapat

mewujudkan mimpi besarnya untuk dapat mengenyam pendidikan hingga

ke perguruan tinggi. Dengan memanfaatkan budaya gotong royong,

masyarakat tergerak untuk melestarikan budaya pesta sekolah sebagai

alternatif yang tepat dalam menjawab masalah keterbatasan ekonomi di

masyarakat Manggarai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa secara

umum ada dua faktor yang melatarbelakangi lahirnya pesta sekolah yakni:

1. Keterbatasan ekonomi

2. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan

Selain kedua faktor di atas faktor lain yang melatarbelakangi lahirnya

pesta sekolah bisa dilihat dari 4 hal berikut ini

1. Human Capital

Human capital dapat diartikan sebagai nilai ekonomi dari sumber daya

manusia yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide,

inovasi, energi dan komitmennya. Kombinasi dari beberapa hal

tersebut bisa menciptakan nilai-nilai penting dalam mencapai sebuah

tujuan.

Masyarakat Ranggu adalah masyarakat yang memegang teguh

nilai-nilai kerja sama atau gotong royong dalam kehidupan

bermasyarakat. Dalam wawancara peneliti yang dilakukan pada Sabtu

28 April 2018 dengan Kepala adat Bapak Mikhael mengatakan bahwa:

“saya setuju bahwa masyarakat Ranggu memanfaatkan ide dan


pengetahuannya dalam memecahkan masalah ekonomi”.

Ide itu tertuang dalam bentuk budaya pesta sekolah. Pesta sekolah

menjadi sarana bagi masyarakat untuk menggapai tujuan. Tujuan

utama masyarakat yakni anak cucunya bisa memperoleh gelar yang

tinggi atau sukses dalam pendidikan. Karena masyarakat Ranggu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

percaya bahwa pendidikan merupakan tombak bagi anak bangsa dalam

menggapai kesuksesan hidup.

2. Economy Capital

Modal ekonomi (Economy Capital) adalah sumber daya yang

bisa menjadi sarana produksi dan sarana finansial. Modal ekonomi

merupakan jenis modal yang bisa dikonversasikan kedalam bentuk-

bentuk modal lainnya. Modal ekonomi merupakan modal yang secara

langsung bisa ditukar dan dipatenkan sebagai hak milik individu.

Contoh modal ekonomi yang nampak adalah uang.

Pesta sekolah merupakan pesta yang dibuat khusus untuk

mencari dana pendidikan. Masyarakat memanfaatkan budaya gotong

royong sebagai sarana atau jalan keluar dalam memecahkan maslah

ekonomi. Dari hasil wawancara peneliti dengan ke 5 narasumber

bahwa modal yang diperoleh dari pesta sekolah pada saat ini hanya

berupa uang. Seperti yang dikatakan oleh Heri Jani dari hasil

wawancara peneliti bahwa:

“judulnya memang pesta sekolah mencari dana, jadi yang


disumbangkan hanya berupa uang”.

Uang atau dana yang diperoleh menjadi modal ekonomi bagi anak

yang hendak masuk ke perguruan tinggi sebagai warisan dari

masyarakat.

3. Social Capital

Bank dunia (1998) menyatakan bahwa modal sosial secara spesifik

sebagai norma-norma dan hubungan sosial yang melekat dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

struktur sosial masyarakat dan memungkinkan orang-orang untuk

mengkordinasikan kegiatan serta mencapai tujuan yang diinginkan.

Ada 6 sumber modal sosial yakni:

a. Hubungan kekeluargaan yang erat pada masyarakat

b. Kehidupan berorganisasi masyarakat

c. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat

d. Jaringan kerja masyarakat

e. Rasa percaya atau kepercayaan yang tinggi antar masyarakat

Dari hasil wawancara peneliti dengan 5 narasumber yakni mereka

setuju bahwa lahirnya pesta sekolah di Desa Ranggu disebabkan karena

kelima sumber modal sosial diatas. Dalam hasil wawancara dengan

Herry Jani pada Jumat 18 Mei 2018 mengatakan bahwa:

“kelima faktor diatas sangat berkesinambungan hingga akhirnya


membentuk sebuah acara pesta sekolah. Masyarakat di Desa Ranggu
memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat antara yang satu
dengan yang lainnya, lalu dalam masyarakatpun selalu hidup
berorganisasi tetapi berorganisasi yang dimaksud adalah hidup dalam
satu suku yang saling bekerja sama. Kemudian ada nilai yang hingga
saat ini sudah melekat pada jiwa masyarakat Manggarai yakni Gotong
royong. Karena nilai ini maka dibuatlah pesta sekolah sebagai salah
satu cara untuk membantu sesama di masyarakat. Dalam hidup
bermasyarakatpun setiap keluarga menggantungkan diri pada anggota
keluarga lain itu karena saling percaya dan lagi karena budaya gotong
royong itu yang menjadi penguat pemersatuan”.

Dari hasil wawancara yang dilakukan, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa pesta sekolah merupakan implikasi dari modal

sosial masyarakat yang sangat baik. Masyarakat memiliki rasa

kepercayaan yang tinggi antar sesama dan hidup berdampingan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

menerapkan nilai dan semangat gotong royong yang tinggi dalam

memecahkan masalah –masalah yang terjadi dalam masyarakat. Salah

satu contohnya adalah budaya pesta sekolah sebagai solusi atas

masalah keterbatasan ekonomi di Desa Ranggu.

4. Cultural Capital

Modal budaya (Cultural Capital) pada dasarnya berupa keyakinan

akan nilai-nilai mengenai segala sesuatu yang dipandang benar dan

senantiasa diikuti dengan upaya untuk mengaktualisasikannya. Dalam

hal ini masyarakat di Desa Ranggu memiliki keyakinan bahwa

semangat gotong royong merupakan nilai dan semangat yang harus

terus dilestarikan, karena dengan gotong royong masyarakat dapat

keluar dari masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat. Pesta

sekolah merupakan wujud dari budaya gotong royong yang hingga saat

ini dipandang baik dan benar oleh masyarakat. Pesta sekolah menjadi

solusi atau jalan keluar dari masalah ekonomi dan masalah pendidikan

yang dihadapi masyarakat.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada april 2018 dengan

kepala adat mengatakan bahwa:

“salah satu kebiasaan masyarakat manggarai secara keseluruhan


adalah gotong royong. Pada zaman dahulu masyarakat selalu
bergotong-royong. Bergotong royong dalam membangun rumah,
bergotong royong dalam membantu sesama petani memanen dan masih
banyak lagi, hanya pada saat ini gotong-royong yang kita lakukan
sudah berbeda. Bukan lagi membantu atau bahu membahu membangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

rumah tetapi bahu membahu mengumpulkan dana untuk biaya


pendidikan dalam bentuk pesta sekolah”.

Masyarakat percaya pesta sekolah lahir dari kebiasaan atau norma yang

dipegang teguh oleh masyarakat Manggarai. Kebiasaan bergotong royong

masyarakat menjadi tolak ukur bagi masyarakat untuk tetap melestarikan

budaya pesta sekolah.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pesta Sekolah

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada Sabtu 21 April 2018-

Minggu 22 April 2018 pada acara pesta sekolah yang dilakukan oleh

Denshi ada tiga faktor utama yang mempengaruhi berhasilnya pesta

sekolah yakni:

a. Cuaca yang baik sehingga banyak undangan yang hadir

b. Mnajemen dapur yang baik dimana sajian makanannya bervariasi dan

enak sehingga menarik banyak orang untuk membeli. Hasil yang

diperoleh dari jualanpun sangat besar yakni mencapai Rp 8.000.000 an

c. Relasi keluarga yang baik sehingga para undangan yang datang banyak

tidak hanya dari keluarga atau dari masyarakat Ranggu tetapi juga dari

masyarakat diluar Desa Ranggu

Sementara itu dari hasil wawancara peniliti ada beberapa faktor yang

mempengaruhi berhasilnya sebuah pesta sekolah. Menurut Hery Jani yang

diwawancarai peneliti pada Jumat 18 Mei 2018 mengatakan bahwa:

ada 5 faktor yang mempengaruhi berhasilnya sebuah acara pesta sekolah

yakni:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

a. Relasi sosial yang baik dari tuan pesta, ketika tuan pesta memiliki
relasi yang baik maka masyarakat yang datang saat dia membuat
pesta sekolah akan banyak.
b. Partisipasi tuan pesta dalam pesta sekolah orang lain, ketika tuan
pesta sering hadir saat acara pesta sekolah di masyarakat maka
orang banyak juga akan turt berpartisipasi dalam pesta sekolahnya.
c. Penjualan (Manajemen dapur)
Dalam pesta sekolah ada banyak hal yang dilakukan tuan pesta
untuk mendapatkan uang, salah satunya adalah penjualan daging,
sate dll. Ketika manajemen dapurnya baik dalam artian
menyediakan makanan yang menarik banyak orang untuk membeli
maka itu dapat mendorong keberhasilan sebuah acara pesta
sekolah.
d. Cuaca yang baik
e. Musim panen
Berbeda halnya dengan Hery Jani, menurut Fransiskus Silgantara
faktor yang mendorong keberhasilan pesta sekolah ada dua yakni:
a. Kondisi keuangan masyarakat di Desa ranggu saat pelaksanaan
pesta sekolah.
b. Kepercayaan masyarakat di Desa ranggu akan keseriusan untuk
anak yang dilakukan pesta sekolah untuk melanjutkan kuliah di
perguruan tinggi.

Sementara itu berbeda halanya dengan pendapat kedua mahasiswa

diatas, dari sudut pandang orang tua yang pernah melakukan pesta

sekolah, Bapak Mikhael dan Hanes Ote memiliki pendapat yang sama

bahwa:

ada tiga faktor yamng mempengaruhi keberhasilan pesta sekolah


yakni:
1. Sering berpartisipasi dalam pesta sekolah orang lain. Karena
ketika kita banyak berpartisipasi dalam pesta orang lain maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

yang hadir pada saat kita melakukan pesta sekolah akan banyak
pula. Jadi ada sistem balas jasa disini.
2. Banyak berelasi. Ketika relasi kita luas maka orang yang hadir
dalam pesta sekolah juga akan banyak. Dan banyak
menyebarkan undangan.
3. Protokol dalam pesta sekolah (MC)
Tugas seorang protokol dalam pesta sekolah sangatlah besar,
seorang protokol pesta harus memiliki banyak trik agar mampu
menarik perhatian banyak tamu undangan.

Melihat dari sisi yang berbeda Ibu Regina Seli memiliki pendapat

yang berbeda dari pendapat-pendapat sebelumnya, menurutnya:

“faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah pesta sekolah


adalah dengan banyak menjual pada saat pesta sekolah. keberhasilan
pesta sekolah diukur dari besarnya atau banyaknya uang yang didapat.
jadi tuan pesta harus menyediakan banyak barang jualan. Selain itu
cuaca juga sangat berpengaruh, karena ketika musim cerah undangan
yang datang banyak jadi otomatis pestanya akan berhasil”.

Dari pendapat-pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa ada 6 faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah acara

pesta sekolah yakni:

a. Relasi sosial yang baik dari tuan pesta

Keteika tuan pesta memiliki banyak relasi atau memiliki relasi

yang baik dengan masyarakat maka masyarakat yang berpartisipasi

dalam pestanya banyak, akan tetapi sebaliknya ketika relasi tuan

pesta sedikit atau tidak memiliki relasi sosial yang baik dalam

masyarakat maka akan sedikit orang yang berpartisipasi dala pesta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

sekolahnya. Hal ini bisa disebut sebagai hukum sosial dalam

kehidupan bermasyarakat.

b. Partisipasi aktif disetiap acara pesta sekolah

Partisipasi yang dimaksud disini adalah, partisipasi aktif tuan pesta

terhadap pesta sekolah lainya. Ketika tuan pesta berpartisipasi aktif

dalam setiap acara pesta sekolah di masyarakat maka akan banyak

orang yang datang dalam pesta sekolah yang dibuatnya. Begitupun

sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya hukum balas jasa

dalam budaya pesta sekolah ini.

c. Cuaca yang baik

Cuaca juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi

keberhasilan pesta sekolah. Ketika cuacanya cerah maka undangan

yang hadir saat pelaksanaan pesta sekolah banyak akan tetapi

ketika pada hari pesta sekolah cuacanya buruk atau ketika sedang

hujan maka hal itu akan menghambat karena undangan yang hadir

menjadi lebih sedikit.

d. Musim panen

90% masyarakat di Desa Ranggu bermatapencaharian sebagai

petani, dimana penghasilannya diperoleh saat musim panen.

Masyarakat di Desa Ranggu percaya bahwa musim panen

sangatlah mempengarihi besar kecilnya dana yang diperoleh saat

pesta sekolah. Ketika pesta sekolah dilakukan saat musim panen

maka sumbangan yang diberikan masyarakat besar, sebaliknya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

ketika pesta sekolah dilakukan di luar musim panen maka

sumbangan masyarakat terhadap pesta sekolah lebih kecil.

e. Penjualan (Manajemen dapur)

Salah satu cara untuk mencari dana dalam pesta sekolah adalah

penjualan. Barang-barang yang dijual dalam pesta sekolah pada

dasarnya berupa makanan yakni sate, sup, rendang dll. Semakin

banyak varian makan yang disediakan maka semakin besar pul

dana yang didapatkan. Jadi ketika manajemen dapurnya baik maka

aka sangat mendorong keberhasilan dalam acara pesta sekolah.

f. Protokol dalam pesta sekolah (MC)

Tugas seorang protokol dalam pesta sekolah sangatlah besar,

seorang protokol pesta harus memiliki banyak trik agar mampu

menarik perhatian banyak tamu undangan untuk memberi

sumbangan dalam jumlah yang besar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada April 2018 di

Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat,

disimpulkan bahwa:

1. Persepsi Orangtua Manggarai Flores NTT Terhadap Budaya Pesta

Sekolah Sebagai Upaya Penggalangan Dana Pendidikan

Orangtua di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat memandang pesta sekolah sebagai sebuah budaya yang

mendatangkan banyak manfaat. Hal ini terlihat dari pendapat narasumber

yang menyatakan bahwa pesta sekolah merupakan sebuah budaya yang

sangat membantu orang tua dalam mengatasi masalah ketiadaan biaya

dalam membiayai pendidikan anak untuk masuk ke perguruan tinggi.

Budaya pesta sekolah merupakan jalan keluar dari masalah keterbatasan

ekonomi yang dihadapi masyarakat Ranggu pada umumnya. Dengan

adanya budaya pesta sekolah maka pada setiap tahunnya ada sekitar 4

anak yang terbantu untuk dapat masuk ke perguruan tinggi. Hal ini

menunjukan bahwa orang tua di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat memiliki persepsi yang positif terhadap

adanya budaya pesta sekolah

2. Persepsi Mahasiswa Manggarai Flores NTT Terhadap Budaya Pesta

Sekolah Sebagai Upaya Penggalangan Dana Pendidikan

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Budaya pesta sekolah memiliki implikasi langsung terhadap

kehidupan masyarakat Manggarai khususnya bagi mahasiswa yang

pernah menyelenggarakan pesta sekolah. Dari hasil wawancara peneliti

dengan kedua mahasiswa yang pernah melakukan pesta sekolah dapat

disimpulkan bahwa pesta sekolah merupakan budaya yang baik yang

mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, pesta sekolah

merupakan alternatif bagi masyarakat untuk keluar dari masalah

keterbatasan ekonomi. Dengan adanya pesta sekolah masyarakat tidak

terbebani dengan mahalnya biaya pendidikan sehingga setiap anak bisa

mewujudkan mimpinya untuk dapat menimba pendidikan di perguruan

tinggi.

3. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Lahirnya Peesta Sekolah pada


Masyarakat Ranggu Manggarai Flores NTT
Adapun faktor utama yang melatarbelakangi lahirnya pesta sekolah

di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat yakni:

a. kesadaran masyarakat akan keterbatasan ekonomi dan

b. kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.

Masyarakat sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

kesuksesan sesorang dalam masyarakat, karena itu masyarakat memiliki

harapan yang besar agar anak-anak kelak sukses dalam pendidikan

dengan mendapatkan gelar yang tinggi. Akan tetapi disisi lain

masyarakat sadar bahwa untuk mendapatkan gelar yang tinggi dalam

pendidikan tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya.

Masyarakat Ranggu pada dasarnya tingkat ekonominya sangat rendah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Karena masalah ini masyarakat melakukan pesta sekolah sebagai solusi

dari keterbatasan ekonomi.

Selain itu lahirnya pesta sekolah juga merupakan implikasi dari 4

teori yang dikemukakan oleh Piere Bourdeu yaitu: human capital (modal

manusia), economi capital (modal ekonomi), social capital (modal

sosial), dan cultural capital (modal budaya).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pesta Sekolah

Pada dasarnya keberhasilan pesta sekolah dapat diukur dengan

besarnya hasil yang diperoleh dari pesta sekolah. Ada 6 faktor yang

mempengaruhi keberhasilan sebuah acara pesta sekolah yakni: relasi sosial

yang baik dari tuan pesta, partisipasi aktif tuan pesta disetiap acara pesta

sekolah lainya, musim panen, cuaca yang baik, manajemen dapur

(persiapan dalam menyiapkan barang-barang dapur seperti makanan dan

minuman yang baik untuk dijual dalam acara pesta sekolah) sehingga

mendorong keberhasilan proses penjualan dalam pesta sekolah,

kekreatifan protokol dalam pesta sekolah (MC).

B. Keterbatasan

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah orang tua dan

mahasiswa yang pernah melakukan pesta sekolah yang pernah merasakan

manfaat dari adanya budaya pesta sekolah. Oleh karena itu, data yang

diperoleh masih kurang lengkap karena hanya melihat dari satu sudut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

pandang saja yakni dari masyarakat yang pernah menyelenggarakan pesta

sekolah sementara masyarakat yang belum pernah melaksanakan pesta

sekolah memiliki keterlibatan penuh dalam setiap rangkaian acara pesta

sekolah juga perlu diteliti agar memperoleh data lengkap dari sudut

pandang yang berbeda sebagai pihak yang menyumbangkan dana tetapi

belum merasakan manfaat dari adanya budaya pesta sekolah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil amalisis data, maka penulis mencoba

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat Flores NTT

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan April di Desa

Ranggu, peneliti menemukan banyak manfaat yang diperoleh dari

adanya budaya pesta sekolah, maka dari itu peneliti mengharapkan

agar budaya pesta sekolah terus dilestarikan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti budaya pesta

sekolah yang ada di Desa Ranggu Manggarai Barat. Sementara

itu, budaya pesta sekolah ini merupakan budaya pesta yang

dimiliki oleh masyarakat Manggarai secara keseluruhan yakni

Manggarai Barat, Manggarai Tengah dan Manggarai Timur.

Akan tetapi setiap kabupaten memiliki tata cara yang berbeda

dalam pesta sekolah dan pandangan masyarakat pula bereda-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

beda. Jadi peneliti mengharapkan agar pada penelitian

selanjutnya sebaiknya mengkaji semua budaya pesta sekolah

pada ketiga kabupaten ini.

b. Dalam penelitian ini masih ada keterbatasan yakni peneliti hanya

meneliti persepsi masyarakat yang pernah merasakan manfaat

dari pesta sekolah atau dengan kata lain masyarakat yang pernah

menyelenggarakan acara pesta sekolah sehingga peneliti hanya

memperoleh informasi dari satu sudut pandang saja. Oleh karena

itu dalam penelitian selanjutnya peneliti mengaharapkan agar

melakukan pengamatan juga terhadap persepsi dari sudut

pandang yang lain yakni masyarakat yang belom pernah

menyelenggarakan pesta sekolah atau masyarakat yang belum

pernah merasakan manfaat dari adanya pesta sekolah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D. (2003). “Modal Sosial dan Kualitas Masyarakat”. Journal of Psychologyc.


8, (8), 5-13.

Endang, M. (2011). Riset Terapan.Yogyakarta: UNY Press.

Endry. (2015). “Peran Human Capital dalam Meningkatkan Kinerja Perusahan”.


Journal of Science and Culture. 3, (1), 2344-2347.

Eryanto, H. dan Rika, D. (2013). ”Pengaruh Modal Budaya, Tingkat Pendidikan


Orang Tua dan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Prestasi Akademik pada
Mahasiswa Fakultasekonomi Universitas Negeri Jakarta”. Journal of Economy
Accounting. 5, (2), 44-47.

Firmanzah. (2008). Marketing Politik. Jakarta: OBOR

Fukuyama. (2001). “Social Capital, Civil Society and Develovpment”. Journal of


Psychology. 7, (2), 23-30.

Geertz, C. (1966). Religion as a Cultural System. Anthropological Approaches to the


Study of Religion, ed. M. Banton, 1-46. London: Tavistock.

Hadi, S. (1989). Metodelogi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hanurawan, F. (2010). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Majir, A. (2015). 8 Landasan Manajemen Pendidikan. Jakarta: Cipta Restu Fellynda.

Maulana, C. (2015). “Ritual “Nyeker” Cultural Capital dan Mobilitas Politik di


Indramayu”.Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Miles, B.M. dan Huberman, M.A. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Newcomb, dkk. (1981). Psikologi Sosial. Bandung: CV. Diponegoro.

Nggoro, A. M. (2006). Budaya Manggarai Selayang Pandang. Ende: Nusa Indah.

Primadona. (2015). “Peranan Modal Sosial dan Modal Manusia dalam Wirausaha”.
Journal of Economy. 2, (1), 26-35.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Rasman, N. (2015). “Persepsi Masyarakat Waerana Terhadap Pesta Sekolah Di


Kelurahan Rongga Koe, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur”.
Skripsi. STKIP St.Paulus Ruteng.

Sarwono, W.S. dan Meinarno, E.A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.

Soekanto. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.

Soekanto, S. dan Sulistyowati, M.A. (2015). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:


Grafindo Persada.

Somantri, R.G. (2005). “Memahami metode kualitatif. Depok: Universitas Indonesia”.


9, (2), 57-65.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres.

Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC

Syahara, Rusydi. (2003). “Konsep dan Aplikasi Modal Sosial”.Jurnal Masyarakat dan
Budaya. 5, (1), 5-12.

Syamni, G. (2010). “Profil Social Capital Suatu Kajian Literature”. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. 17, (2), 174 – 182.

Todaro, Michael P. (1997. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Diterjemahkan


oleh Haris A, Munandar. Jakarta: Penerbit Erlangga,

Toha Mitfah. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali.

Vipriyanti, U.N. (2007). “Studi Sosial Ekonomi Tentang Keterkaitan antara Modal
Sosial dan Pembangunan Ekonomi Wilayah”. Journal of Economy. 9, (1), 38-56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 1
Surat izin penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Lampiran 2
Daftar pertanyaan Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

1. Bagaimana rangkaian acara pesta sekolah yang dilaksanakan di Desa

Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores

NTT?

2. Hal apa yang menyebabkan pesta sekolah berhasil?

3. Apa hambatan yang kerap dialami dalam acara pesta sekolah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Lampiran 3
Daftar Pertanyaan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

1. Bagaimana pandangan atau persepsi bapak/ibu/saudara terkait adanya

budaya pesta sekolah dalam membantu penggalangan dana

pendidikan di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat Flores NTT?

2. Apa faktor utama yang mendorong masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT untuk

membuat pesta sekolah?

3. Apa manfaat yang diperoleh dari adanya budaya pesta sekolah bagi

orang tua dan mahasiswa di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

4. Apa hambatan yang kerap dialami saat pelaksanaan pesta sekolah?

5. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

6. Apa saja faktor-faktor yang mendorong keberhasilan sebuah acara

pesta sekolah?

7. Seberapa besar kontribusi budaya pesta sekolah terhadap peningkatan

kualitas pendidikan bagi masyarakat di Desa Ranggu Kecamatan

Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

8. Apa hanya berupa uang yang diperoleh dari pesta sekolah atau

apakah ada dalam bentuk lainnya?

9. Apakah pesta sekolah ini lahir dari kebiasaan atau norma yang

dipegang teguh oleh masyarakat?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

10. Apakah pesta sekolah ini lahir karena;

f. Hubungan kekeluargaan yang erat pada masyarakat

g. Kehidupan berorganisasi masyarakat

h. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat

i. Jaringan kerja masyarakat

j. Rasa percaya atau kepercayaan yang tinggi antar masyarakat

11. Setujukah Anda bahwa pesta sekolah ini merupakan hasil ide dan

pengetahuan masyarakat dalam memecahkan masalah ekonomi di

masyarakat?

12. Apakah dampak positif dari budaya pesta sekolah?

13. Apa dampak negatif yang kerap ditimbulkan dari sebuah acara pesta

sekolah?

14. Hal apakah yang menjadi pendorong masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus untuk tetap melestarikan budaya pesta sekolah?

15. Apakah setiap anggota keluarga di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat ini melakukan pesta sekolah?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

16. Apakah ada keluarga diantara kalangan masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat tidak melaksanakan

pesta sekolah ? jika ada, apa alasannya!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Lampiran 4
Hasil Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

1.Bagaimana rangkaian acara pesta sekolah yang dilaksanakan di Desa

Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

Jawab

Rangakaian pesta yang dilaksanakan di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Barat Kabupaten Manggarai Barat adalah;

a.Persiapan

Acara persiapan ini biasanya dilakukan sehari sebelum pesta

dilaksanakan. Yang dilakukan pada acara persiapan ini adalah;

Keluarga satu suku (suku dari keluarga yang melakukan pesta sekolah)

berkumpul di rumah tuan pesta untuk membantu tuan pesta menyiapkan

makanan. Yang biasa dilakukan pada H-1 pesta sekolah adalah

menyembelih babi atau sapi yang telah disiapkan untuk menjadi jamuan

pada acara pesta sekolah dan selama sehari hingga malam dan bahkan

biasanya hingga pagi keluarga satu suku ini menyiapkan masakan yang

berupa sate, rendang, dan lain sebagainya dan itu adalah bagian dari

tugas para ibu. Sementara tugas para bapak adalah menyiapkan kemah

untuk pesta sekolah.

b.Puncak acara

Pada puncak acara, dari awal pesta hingga akhir yang bertanggung jawab

penuh adalah panitia pesta. Dan panitia yang paling besar pengaruhnya

adalah protokol pesta atau biasa disebut MC .pada awal pesta protokol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

memimpin acara dengan ucapan terimakasih untuk para tamu yang hadir

lalu setiap tamu yang hadir langsung diberi kesempatan untuk berjabat

tangan dengan pengantin pesta dengan memberikan sejumlah uang. Dan

sesuai kesepakatan wajib menyerahkan uang minimal Rp 50.000 per

orang dan nama-nama orang yang hadir dicatat dalam sebuah buku tamu

beserta besarnya jumlah uang jabat tangan yang mereka sumbangkan.

Dalam acara pesta sekolah biasanya cara lain untuk mendapatkan uang

adalah dengan penjualan. Barang-barang yang dijual saat pesta sekolah

biasanya makanan dan minuman yakni: sate, rendang, bir, anggur, sprite,

fanta, coca cola dll. dalam acara pesta sekolah setiap tamu wajib membeli

makanan atau minuman yang telah diberikan oleh tuan pesta dan harga

jualnya adalah dua kali lipat dari harga asli. Sebagai contoh misalnya bir

harga aslinya adalah Rp 30.000 tetapi saat pesta bir di jual dengan harga

kisaran Rp 50.000 an keatas.

Selain dari hasil penjualan uang saat pesta sekolah di peroleh dari hasil

setoran judi. Jadi dalam acara pesta sekolah judi bukanlah hal yang

negatif lagi karena ketika ada yang menang saat judi maka dia wajib

memberikan setengah dari hasilnya kepada tuan pesta.

c.Evaluasi

Setelah selesai pesta biasanya ada evaluasi. Yakni menghitung uang

hasil pesta dan hasilnya harus di beritahu kepada seluruh tamu atau

undangan yang masih ada.dan jika ada makanan yang belum terjual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

maka tuan pesta akan mengembalikan sisanya di warung atau toko

untuk menjual kembali bir, anggur, sprite dll sementara sisa makanan

dapur akan dibagikan kepada anggota keluarga dari tuan pesta yang

telah bersama-sama membantu tuan pesta menyiapkan acara pesta.

2.Hal apa yang menyebabkan pesta sekolah berhaisl?

Dari hasil pengamatan pada pesta sekolah ysng dilkukan pada hari sabtu

21 April di Desa Ranggu atas nama Densi, bisa dilihat bahwa hal yang

menyebabkan pesta itu berhasil adalah:

a. Cuaca yang baik sehingga banyak undangan yang hadir

b. Mnajemen dapur yang baik dimana sajian makanannya bervariasi

dan enak sehingga menarik banyak orang untuk membeli. Hasil

yang diperoleh dari jualanpun sangat besar yakni mencapai Rp

8.000.000 an

c. Relasi keluarga yang baik sehingga para undangan yang datang

banyak tidak hanya dari keluarga atau dari masyarakat Ranggu

tetapi juga dari masyarakat diluar Desa Ranggu.

3.Apa hambatan yang kerap dialami dalam acara pesta sekolah

Menurut pengamatan saya hampir tidak ada hambatan karena pestanya

berjalan lancar dan hasil yang diperolehpun sangat besar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Lampiran 5
Hasil Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

HASIL WAWANCARA

(PENGUMPULAN DATA) SECARA VERBALTIM

Narasumber : Mikhael (Ketua Adat)

Hari/taggal : Kamis / 26 April 2018

Jam : 18.00- 20.00

Lokasi : Rumah kediaman Narasumber

Penulisan catatan : Kamis 26 April 2018 (20.11

WITA)

1. Bagaimana pandangan atau persepsi bapak terkait adanya budaya

pesta sekolah dalam membantu penggalangan dana pendidikan di

Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores

NTT?

Jawaban;

Pesta sekolah merupakan sebuah acara mencari dan mengumpulkan

dana untuk pendidikan. Jadi di Desa Ranggu ini pesta sekolah hanya

dikhususkan untuk anak yang hendak masuk ke perguruan tinggi.

Berbeda di tempat lain atau di daerah lain seperti Desa Pacar, Desa

Orong dll, disana pesta sekolah dilakukan tidak hanya untuk anak

yang akan atau hendak masuk ke perguruan tinggi akan tetapi bagi

yang hendak merantau mencari kerja ke tanah jawa juga dilakukan

pesta sekolah dan hasilnya itu sebagai bekal bagi mereka di jalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Tetapi kalau kita di Desa Ranggu ini pestanya terarah dan jelas

karena yang dipestakan hanya anak yang hendak masuk ke perguruan

tinggi atau ingin melanjutkan sekolah dan di Desa Ranggu ini pesta

sekolah dibatasi hanya boleh dilakukan 4 kali dalam setahun. Alasan

kenapa dibatasi adalah karena jika tidak dibatasi maka akan bnyak

masyarakat yang membuat pesta sekolah dan menjadi tidak jelas

penggunaanya , tidak hanya itu bahka hasil yang diperolehpun akan

menjadi sedikit karena banyaknya pesta.

pesta sekolah merupakan sebuah budaya yang baik yang harus terus

dilestarikan karena pesta sekolah bisa mendongkrak semangat anak

untuk terus melanjutkan pendidikannya tanpa memikirkan banyak

beban biaya. Memang pada dasarnya pesta sekolah tidak menjamin

keberhasilan anak dalam studi. Tetapi bagi masyarakat di Desa

Ranggu pesta sekolah memberi pengaruh yang besar dalam

mengatasi ketiadaan biaya untuk menyekolahkan anak ke perguruan

tinggi

2. Apa faktor utama yang mendorong masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT untuk

membuat pesta sekolah?

Jawab:

Faktor pendorongnya adalah karena kesadararan masyarakat akan

kekurangan. Kekurangan disini maksudnya adalah tidak mampu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

membiayai anak melanjutkan studi ke perguruan tinggi tetapi kami

para orangtua memiliki harapan yang besar bahwa anak-anak kami

kelak semuanya bisa mendapatkan gelar yang tinggi namun seperti

yang kita lihat kebanyakan dari kita berprofesi sebagai petani. Yang

mengandalkan hidup pada hasil panen. Panen cengkeh, coklat, fanili,

padi dll. Nasib kita masyarakat bahkan tergantung pada musim,

sementara dilain sisi kami para orang tua berharap agar kalian semua

dapat mengenyam pendidikan. Jadi kami para orangtua

bermusyawarah dan saling bertukarpikiran agar bisa mengatasi

masalah ini. Hasil dari musyawarah ini adalah adanya pesta sekolah

yang sekarang menjadi budaya yang terus kita lestarikan. Meskipun

sekarang kehidupan kita masyarakat di Desa Ranggu ini tebilang

lebih meningkat dari sebelumnya tetapi pesta sekolah ini tetap kita

lestarikan.

3. Apa manfaat yang diperoleh dari adanya budaya pesta sekolah bagi

orang tua dan mahasiswa di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

Jawab:

Manfaatnya pastilah orangtua merasa sangat terbantu dan anak yang

dipestakan bisa berkesempatan untuk melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.

4. Apa hambatan yang kerap dialami saat pelaksanaan pesta sekolah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Jawab:

Sejauh ini belum ada hambatan yang besar. Bahkan justru hasil yang

didapatkan selalu meningkat. Hanya saja kadang ada perkelahian

antar anak muda karena mabuk. Karena dalam pesta sekolah ada sesi

penjualan. Salah satunya adalah bir. Ketika bir yang mereka minum

banyak maka bisa menyebabkan banyak orang mabuk dan kehilangan

kesadaran. Karena kehilangan kesadaran inilah kadang memicu

terjadinya perkelahian. Baik antara sesama yang mabuk atau dengan

istrinya. Tetapi perkelahian ini juga jarang kita alami. Mungkin dari

tahun ketahun yang saya amati baru dua kali terjadi hal seperti ini.

5. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

Jawab;

Cara mengatasinya sebenarnya tergantung kesadaran dan kepekaan

dari masing-masing orang. Dan yang penting juga keamanan dari

panitia ketika ada yang minum dalam jumlah yang banyak harus

ditegur juga demi kesehatannya dan keamanan juga kelancaran pesta.

6. Apa saja faktor-faktor yang mendorong keberhasilan sebuah acara

pesta sekolah?

Jawab;

Yang membuat pesta sekolah berhasil adalah;

4. Sering berpartisipasi dalam pesta sekolah orang lain. Karena


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

ketika kita banyak berpartisipasi dalam pesta orang lain maka

yang hadir pada saat kita melakukan pesta sekolah akan banyak

pula. Jadi ada sistem balas jasa disini.

5. Banyak berelasi. Ketika relasi kita luas maka orang yang hadir

dalam pesta sekolah juga akan banyak

6. Protokol dalam pesta sekolah (MC)

Tugas seorang protokol dalam pesta sekolah sangatlah besar,

seorang protokol pesta harus memiliki banyak trik agar mampu

menarik perhatian banyak tamu undangan.

Salah satu trik protokol yang baru saya temukan akhir-akhir ini

adalah; ketika ada yang ingin bernyanyi pada pesta sekolah atau

ingin meriquest lagu maka harus membayar terlebih dahulu.

7. Seberapa besar kontribusi budaya pesta sekolah terhadap peningkatan

kualitas pendidikan bagi masyarakat di Desa Ranggu Kecamatan

Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

Jawab:

Berbicara soal takaran besar kecil saya sebenarnya tidak misa

manakarnya, akan tetapi jika dilihat dari hasilnya bisa dipastikan

lumayan besar karena selama evaluasi saya berpikir bahwa hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

diperoleh itu besar. Biasnya minimal 30 an juta dan maksimal 40 an

juta.

8. Apa hanya berupa uang yang diperoleh dari pesta sekolah atau

apakah ada dalam bentuk lainnya?

Jawab;

Kalau pada masa kita sekarang ini hanya berupa uang. Tetapi pada

zaman dahulu sekitar tahun 1982 tidak hanya uang yang diperoleh

akan tetapi juga berupa beras. Jadi pada zaman dimana yang

menjabat sebagai ketua adat adalah bapak Pius Mahan ada

kesepakatan yang diperoleh dari musyawarah kelompok yakni dalam

acara pesta sekolah setiap orang wajib mengumpulkan uang sebesar

Rp 3.000 dan beras sebanyak 3 kg/ orang.

9. Apakah pesta sekolah ini lahir dari kebiasaan atau norma yang

dipegang teguh oleh masyarakat?

Jawab;

Iya, salah satu kebiasaan kita masyarakat manggarai secara

keseluruhan adalah gotong royong. Pada zaman dahulu masyarakat

kita selalu bergotong-royong. Bergotong royong dalam membangun

rumah. Bergotong royong dalam membantu sesama petani memanen.

Dan masih banyak lagi hanya pada saat ini gotong-royong yang kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

lakukan sudah berbeda. Bukan lagi memantu atau bahu membahu

membangun rumah tetapi bahu membahu mengumpulkan dana untuk

biaya pendidikan dalam bentuk pesta sekolah.

17. Apakah pesta sekolah ini lahir karena;

k. Hubungan kekeluargaan yang erat pada masyarakat

l. Kehidupan berorganisasi masyarakat

m. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat

n. Jaringan kerja masyarakat

o. Rasa percaya atau kepercayaan yang tinggi antar masyarakat

Jawab;

a) Hubungan kekeluargaan yang erat pada masyarakat

Iya, kita masyarakat manggarai memiliki ikatan kekeluargaan

yang erat. Karena ikatan ini rasa ingin membantu satu dengan

yang lainnyapun besar

b) Kehidupan berorganisasi masyarakat

Ini juga iya . dan kehidupan berorganisasi atau berkrlompok

ini lahir dari rasa kekeluargan yang pertama tadi. Kita hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

dalam lingkungan suku. Berkumpul dalam satu suku dan

bertemu suku lain dalam hal saling bergotong royong.

c) Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat

Iya ini seperti yang sudah kita bicarakan tadi bahwa nilai

yang kita pegang teguh selalu adalah gotong royong

d) Jaringan kerja masyarakat

Jaringan kerja ini sebenarnya terbentuk dari organisasi tadi.

Hidup berkelompok dan dalam satu suku saling bahu

membahu dalam bekerja.

e) Rasa percaya atau kepercayaan yang tinggi antar masyarakat

Relasibaik kita antara masyarakat yang satu dengan yang

lainnya tentu lahir dari rasa kepercayaan kita yang tinggi.

18. Setujukah anda bahwa pesta sekolah ini merupakan hasil ide dan

pengetahuan masyarakat dalam memecahkan masalah ekonomi di

masyarakat?

Jawab;

Iya setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

19. Apakah dampak positif dari budaya pesta sekolah ?

Jawab;

Dampak positifnya yakni

a. Masyarakat merasa terbantu

b. Jumlah anak yang bisa mengenyam pendidikan di perguruan

tinggi semakin bertambah

20. Apa dampak negatif yang kerap ditimbulkan dari sebuah acara pesta

sekolah?

Jawab;

Menurut saya tidak ada dampak negatifnya

21. Hal apakah yang menjadi pendorong bagi masyarakat di Desa

Ranggu Kecamatan Kuwus utuk tetap melestarikan budaya pesta

sekolah?

Jawab:

Hal yang mendorong adalah kebutuhan

22. Apakah setiap anggota keluarga di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat ini melakukan pesta sekolah?

Jawab

Tidak. Mungin ada satu dua orang yang tidak melakukan pesta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

sekolah akan tetapi yang lainya belum karena anaknya memang

belum menginjak usia masuk perguruan tinggi atau anaknya masih

kecil

23. Apakah ada keluarga diantara kalangan masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat tidak melaksanakan

pesta sekolah ? jika ada, apa alasannya!

Jawab;

Ada, alasannya kebanyakan karena gengsi. Atau memang kerena

berasal dari kelurga yang sudah sangat mampu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

HASIL WAWANCARA

(PENGUMPULAN DATA) SECARA VERBALTIM

Narasumber : Yohanes Ote (ketua RT)

Hari/taggal : Kamis / 26 April 2018

Jam : 19.00- 21.00

Lokasi : Rumah kediaman Narasumber

Penulisan catatan : Kamis 26 April 2018 (22.20 WITA)

1. Bagaimana pandangan atau persepsi bapak/ibu/saudara terkait adanya

budaya pesta sekolah dalam membantu penggalangan dana

pendidikan di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat Flores NTT?

Jawaban;

Pesta sekolah merupakan budaya masyarakat manggarai yang

tujuannya bukan hanya sekedar untuk mencari kesenangan akan

tetapi membantu masyarakat manggarai khususnya orang tua dalam

mencari dana pendidikan untuk membayai anak yang hendak

melanjutkan studi keperguruan tinggi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

2. Apa faktor utama yang mendorong masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT untuk

membuat pesta sekolah?

Jawab:

Faktor utama yang mendorong masyarakat membuat pesta sekolah

adalah karena faktor tdak mampu atau keterbatasan ekonomi. Jadi ini

semua berawal dari rasa kekurangan, tidak bisa dipungkiri bahwa di

desa kita ini banyak keluarga tidak mampu atau dengan kata lain

banyak petaninya. Jadi karena kekurangan ini masyarakat mulai

bermusyawarah dan ketika musyawarah ini semua orangtua

menyampaikan keluh kesahnya. Dari hasil musyawarah inilah kami

para orangtua mengemukakan berbagai macam pendapat agar bisa

saling membantu satu sama lain.

3. Apa manfaat yang diperoleh dari adanya budaya pesta sekolah bagi

orang tua di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai

Barat Flores NTT?

Jawab:

Manfaatnya adalah; bisa membantu beban orangtua dalam

membiayai pendidikan anak. khususnya anak yang hendak masuk ke

perguruan tinggi. Ditambah lagi biaya masuk perguruan tinggi yang

besar. Jadi ketika hasilnya besar maka sangat terbantu sekaliuntuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

biaya sekolah anak juga dengan biaya hidupnya.

4. Apa hambatan yang kerap dialami saat pelaksanaan pesta sekolah

Jawab:

Hambatan yang kerap dialami adalah:

 misalnya ketika kita menyebarkan 800 undangan tetapi pada

saat pesta sekolah yang hadir hanya 400 orang . hal ni bisa

mendatamgkan kerugian.

5. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

Jawab;

 membangun relasi yang baik dengan banyak orang.

 memilih tanggal atau hari yang musimnya baik saaat pesta

sekolah sehingga para undangan yang datang banyak.

6. Apa saja faktor-faktor yang mendorong keberhasilan sebuah acara

pesta sekolah?

Jawab;

Yang membuat pesta sekolah berhasil adalah;

1. Banyak relasi dengan orang . tidak hanya dengan orang

sekampung tetapi juga dari desa lain.agar pada saat kita

melakukan acara seperti pesta sekolah ini banyak yang datang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

2. banyak menyebar undangan. Karena ketika undangan yang kita

sebar banyak maka yang hadir akan banyak pula.

3. memilih protokol yang baik untuk memimpin acara pesta. Jadi

peran protokol dalam pesta sekolah itu besar. Protokol bisanya

bisa menarik para undangan agar bisa membeli barang-barang

yang dijual dalam pesta sekolah. Dengan kata lain protokol harus

memiliki banyak ide agar pestanya berjalan lancar dengan hasil

yang memuaskan.

7. Seberapa besar kontribusi budaya pesta sekolah terhadap peningkatan

kualitas pendidikan bagi masyarakat di Desa Ranggu Kecamatan

Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

Jawab:

Kontribusinya sangatlah besar karena hasil yang diperoleh pada

dasarnya sangat besar. mencapai 50 an juta.

Dan jumlah itu diperoleh dari;

a. Uang jabat tangan (per orang wajb menyerahkan minimal Rp

50.00)

b. uang penjualan ( harga penjualan biasanya dua kali lipat dari

harga normal) misalnya; bir harga normalnya adalah Rp

30.000 tetapi di dalam pesta sekolah itu di jual dengan harga

Rp 50.000. dan setiap kepala keluarga yang datang ke pesta

sekolah wajib membeli bir ini. Selain bir masih banyak lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

yang dijual yakni; sate Rp 10.000 per 2 tusuk, rendang,

fanta,sprite, dan rokok. Semua barang pasar di jual denngan

harga dua kali lipat dengan harga asli.

c. Uang judi; dalam pesta sekolah judi bukan lagi menjadi hal

yang tabu. Karena dalam permainan disetiap rondenya 50%

hasil judi dari pemenang akan di berikan kepada tuan pesta.

Semakin banyak kelompok yanng melakukan perjudian maka

semakin banyak sumbangannya untuk tuan pesta.

8. Setujukah Anda bahwa faktor terbentuknya budaya pesta sekolah ini

merupakan implikasi dari teori yang dikemukakan oleh Piere

Bourdeu tentang teori modal yang dispesifikan menjadi 4 yaitu,

economy capital, cultural capital, modal capital, dan social capital ?

jelaskan!

(peneliti menjelaskan terlebih dahulu secara spesifik mengenai teori

modal Bourdeu kepada responden)

Jawaban;

Saya pribadi memang bukan orang yang berpendidikan tinggi, tetapi

saya yakin bahwa teori itu memang lahir dari apa yang kami atau

kita lakukan di masyarakat seperti halnya pesta sekolah ini. Peta

sekolah ini adalah budaya kita di Desa Ranggu, akan tetapi ini bisa

dijadikan teori. Seperti yang pewawancara lakukan saat ini, meneliti

pesta sekolah untuk dijadikan teori. Nah kalau soal empat teori tadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

saya setuju bahwa memang iya kalau dilihat dari penjelasannya ini

adalah implikasi dari teori itu misalnya tadi modal ekonomi itu

wujudnya adalah uang, dan dalam peta sekolah ini kita mencari yang

namanya uang jadi itulah modal ekonomimnya. Lalu yang kedua

modal sosial, yang saya tangkap dari penjelasan tadi itu berkaitan

dengan kehidupan sosial berkaitan dengan kepercayaan dengan

sesama dan relasi sosial, nah jika dikaitkan dengan pesta sekolah ini

modal sosial itu nampak dari relasi sosial kita di Desa Ranggu ini

yang begitu erat dan bahkan sangat erat menurut saya pribadi. Nah

dari relasi sosial ini pula ada yang namanya gotong royong, saling

bahu membahu dalam menyelesaikan masalah yang kita alami di

desa ini. Contoh murni yang kita lihat adalah yang kita bahas saat ini

yakni pesta sekolah. Dalam pesta sekolah ini kita saling bahu

membahu membantu saudara kita untuk dapat menikmati pendidikan

tinggi. Saya bangga dengan masyarakat di desa ini karena dengan

relasi yang baik yang tetap terjaga ini kita selalu bisa bermusyawarah

dalam mengatasi banyak masalah, bukan hanya masalah ekonomi

tetapi masalah lainnya juga.lalu yang ketiga tadi modal manusia ,

pesta sekolah ini ada karena hasil musyawarah. Dalam musyawarah,

masyarakat mengemukakan semua idenya dan masalah-masalah yang

terjadi. Nah dari maslah-masalah ini masyarakat secara bersama-

sama memikirkan jalan keluar dari stiap masalah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Yang kempat tadi modal budaya. Peta sekolah ini merupakan budaya

dan itu merupakan aplikasi dari budaya gotong royong kita.

9. Apakah dampak positif dari budaya pesta sekolah

Jawaban;

Dampak positifnya yakni kita merasa terbantu dan kita bisa keluar

dari masalah kurangnya biaya untuk menyekolahkan anak ke jenjang

perguruan tinggi.

10. Apa dampak negatif yang kerap ditimbulkan dari sebuah acara pesta

sekolah.

Jawaban;

Menurut saya sendiri kalau dilihat dari pengalaman tidak ada dampak

negatif dari pesta sekolah ini. Karena masyarakat sadar bahwa pesta

ini memiliki tujuan yang mulia jadi bermodal kesadaran ini jarang

saya temukan dampak negatifnya.

11. Hal apakah yang menjadi pendorong bagi masyarakat di Desa

Ranggu Kecamatan Kuwus utuk tetap melestarikan budaya pesta

sekolah

Jawaban;

Menurut saya yang menjadi pendorong itu karena kebutuhan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

12. Apakah setiap anggota keluarga di D esa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat ini melakukan pesta sekolah?

Jawab;

Tidak semua

13. Apakah ada keluarga diantara kalangan masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat tidak melaksanakan

pesta sekolah ? jika ada, apa alasannya!

Jawaban;

Ada

Alasanya, karena memiliki keterbatasan modal untuk membuat pesta

sekolah dan juga karena faktor gengsi. Keterbatasan modal disini

maksudnya adalah, ketika kita hendak membuat pesta sekolah maka

sebagai tuan pesta ada beberapa hal tertentu yang harus kita

persiapkan misalnya babi, sapi, dll yang akan menjadi pendatang

rezeki dalam pesta sekolah.atau dengan kata lai tentunya tuan pesta

harus menyiapkan makanan untuk para undangan .akan tetapi ketika

kita tidak punya modal untuk menyiapkan ini maka tidak bisa kita

lakukan pesta sekolah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Narasumber : Regina Seli

Hari/taggal : Jumat / 27 April 2018

Jam : 15.00-16.30

Lokasi : Rumah kediaman Narasumber

Penulisan catatan : Jumat 27 April 2018 (18.00 WITA)

1. Bagaimana pandangan atau persepsi ibu terkait adanya budaya pesta

sekolah dalam membantu penggalangan dana pendidikan di Desa

Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

Jawaban;

Pesta sekolah merupakan sebuah pesta yang dibuat khusus mencari

dana untuk pendidikan. Bagi kami para orangtua yang memiliki

banyak tanggungan pendidikan, pesta sekolah merupakan jalan keluar

dari masalah keterbatasan dana dalam menyekolahkan anak,

ditambah lagi ketika kami memiliki anak yang hendak masuk ke

perguruan tinggi, dimana uang awal masuk ke jenjang perkuliahan itu

sangatlah besar. Jadi beruntunglah kita dalam hidup bermasyarakat

ini memiliki budaya yang mendorong masyarakat untuk lebih maju

dan masyarakat yang memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

2. Apa faktor utama yang mendorong masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT untuk

membuat pesta sekolah?

Jawab:

Hal yang mendorong masyarakat di Desa Ranggu ini untuk terus

melakukan pesta sekolah adalah;

Yang pertama, karena kepedulian masyarakat yang tinggi terhadap

pendidikan anak pada masa sekarang ini. Kami para orang tua sangat

ingin bahwa anak-anak kami di Desa Ranggu ini bisa memiliki gelar

yang tinggi, kami tidak ingin anak-anak kami putus sekolah, kami

para orang tua memiliki harapan yang besar bahwa kelak kami ingin

melihat anak-anak kami semua di Desa Ranggu ini sukses dengan

memiliki ijazah dari jenjang perguruan tinggi namun tidak bisa

dipungkiri bahwa kami para orang tua juga memiliki banyak

keterbatasan, lihat saja di Desa Ranggu ini hampir 95% masyarakat

berprofesi sebagai petani yang notabene mengharapkan penghasilan

dari apa yang tersedia di kebun yakni dari hasil cengkeh, padi,

coklat, vanili dll yang baru bisa diperoleh pada masa panen yang

hanya satu atau dua kali saja dalam setahun. Sementara ketika kita

menyekolahkan anak kita ke perguruan tinggi memerlukan uang

yang harus kita kirim setiap bulan. Oleh karena masalah-masalah ini

masyarakat terdorong untuk membuat pesta sekolah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Lalau yang kedua karena keadaan ekonomi. jujur sebagian besar

masyarakat di Desa Ranggu ini bermata pencaharian sebagai petani

yang notabene tidak memiliki gaji tetap. Sementara sebagai orang

tua kita memiliki tanggungjawab penuh terhadap biaya pendidikan

anak, ya mungkin kita agak terbantu dengan banyaknya bantuan dari

pemerintah seperti BOS dll untuk biaya pendidikan di bangku SD,

SMP, dan SMA akan tetapi di bangku perkuliahan itu membutuhkan

biaya yang besar, dan tidak semua anak bisa memperoleh bantuan.

3. Apa manfaat yang diperoleh dari adanya budaya pesta sekolah bagi

orang tua di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai

Barat Flores NTT?

Jawab:

Manfaatnya bagi kami orang tua adalah kami merasa terbantu

4. Apa hambatan yang kerap dialami saat pelaksanaan pesta sekolah

Jawab:

Hambatan yang kerap dialami adalah cuaca. Ketika pada saat pesta

terjadi hujan maka itu bisa menghambat pesta karena undangan yang

datang sedikit.

5. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

Jawab;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Mungkin harus memilih hari yang baik. Ya intinya pada hari itu tidak

hujan

6. Apa saja faktor-faktor yang mendorong keberhasilan sebuah acara

pesta sekolah?

Jawab;

Faktor yang mendorong keberhasilan sebuah pesta sekolah itu

sebenarnya banyak itu misalnya.

Dengan banyak menjual pada saat pesta sekolah. Karena keberhasilan

pesta sekolah ini kan diukur dari besarnya atau banyaknya uang yang

didapat jadi tuan pesta harus menyediakan banyak barang jualan lalu

cuaca juga, ketika musim cerah pastinyakan undangan yang datang

banyak jadi otomatis pestanya akan berhasil.

7. Seberapa besar kontribusi budaya pesta sekolah terhadap peningkatan

kualitas pendidikan bagi masyarakat di Desa Ranggu Kecamatan

Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

Jawab:

Kalau menurut saya pribadi ukuran besar tidaknya pengaruh dari

pesta sekolah ini sebenarnya bisa diihat dari banyaknya jumlah anak

yang bisa masuk keperguruan tinggi di setiap tahunnya. Dan memang

tiap tahunnya selalu meningkat.

8. Apa hanya berupa uang yang diperoleh dari pesta sekolah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

apakah ada dalam bentuk lainnya?

Jawab;

Ia, hanya berupa uang. Kan judul pestanya pesta mencari dana. Dan

dana itu semuanya berupa uang.

9. Apakah pesta sekolah ini lahir dari kebiasaan atau norma yang

dipegang teguh oleh masyarakat?

Jawab;

Ia tepat sekali pesta sekolah ini sebenarnya lahir dari kebiasaan

masyarakat yang saling membantu satu sama lain

10. Apakah pesta sekolah ini lahir karena;

a. Hubungan kekeluargaan yang erat pada masyarakat

b. Kehidupan berorganisasi masyarakat

c. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat

d. Jaringan kerja masyarakat

e. Rasa percaya atau kepercayaan yang tinggi antar masyarakat

Jawab;

Saya jawab langsung saja ya semuanya, menurut saya iya kelima

unsur ini mempengaruhi lahirnya sebuah budaya pesta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

sekolah.hubungan keluarga kita dalam masyarakat memang sangat

erat antara yang satu dengan yang lainnya, lalu dalam

bermasyarakatpun kita hidup berorganisasi. Pesta sekolah ini lahir

karena musyawarah kita dalam organisasi di Desa Ranggu

ini,begitupun selanjutnya . penulis bisa melihat sendirilah di

Masyarakat kita di Desa Ranggu ini.

11. Setujukah anda bahwa pesta sekolah ini merupakan hasil ide dan

pengetahuan masyarakat dalam memecahkan masalah ekonomi di

masyarakat?

Jawab:

Iya, sangat setuju

12. Apakah dampak positif dari budaya pesta sekolah

Jawaban;

Dampak positifnya yakni kita merasa terbantu dan kita bisa keluar

dari masalah kurangnya biaya untuk menyekolahkan anak ke jenjang

perguruan tinggi.

13. Apa dampak negatif yang kerap ditimbulkan dari sebuah acara pesta

sekolah.

Jawaban;

Menurut saya sendiri kalau dilihat dari pengalaman tidak ada dampak

negatif dari pesta sekolah ini. Karena masyarakat sadar bahwa pesta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

ini memiliki tujuan yang mulia jadi bermodal kesadaran ini jarang

saya temukan dampak negatifnya.

14. Hal apakah yang menjadi pendorong bagi masyarakat di Desa

Ranggu Kecamatan Kuwus utuk tetap melestarikan budaya pesta

sekolah

Jawaban;

Menurut saya yang menjadi pendorong itu karena kebutuhan.

15. Apakah setiap anggota keluarga di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat ini melakukan pesta sekolah?

Jawab;

Tidak semua

16. Apakah ada keluarga diantara kalangan masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat tidak melaksanakan

pesta sekolah ? jika ada, apa alasannya!

Jawaban;

Ada. Kalau yang saya amati sejauh ini ada keluarga yang tidak

melakukan pesta sekolah itu lebih karena mereka adalah keluarga

yang sudah mampu secara ekonomi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Narasumber : Heribertus Jani

Hari/taggal : Jumat / 18 Mei 2018

Jam : 10.00-12.30

Lokasi : Mrican Yogyakarts

Penulisan catatan : Jumat 18 Mei 2018 (14.20 WIB)

1. Bagaimana pandangan atau persepsi bapak terkait adanya budaya

pesta sekolah dalam membantu penggalangan dana pendidikan di

Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores

NTT?

Jawaban;

Pesta sekolah merupakan sebuah sarana atau alternatif bagi

masyarakat dalam mencari dana untuk pendidikan. Karena pesta

sekolah ini selalu dilaksanakan setiap tahunnya dan hingga sekarang

ini pesta sekolah sudah menjadi budaya atau warisan bagi masyarakat

di Desa Ranggu. Pesta sekolah ini sendiri merupakan perluasan dari

budaya gotongroyong masyarakat Manggarai. Secara historis sejarah

hingga dibentuknya pesta sekolah ini sebenarnya sangat unik hanya

saja hingga saat ini kita belum mengetahui secara jelas awal mula

lahirnya pesta sekolah ini, karena setiap desa atau kabupaten

memiliki cerita yang berbeda terkait awal mula terbentuknya pesta

sekolah ini. Bahkan rangkaian acara pesta sekolah di kabupaten


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Manggarai Timur itu berbeda dengan rangkaian pesta sekolah di

Kabupaten Manggarai Barat. Nah mungkin hal ini perlu kita telaah

lebih dalam lagi agar bisa dijadikan acuan penting dalam menelaah

soal budaya.

2. Apa faktor utama yang mendorong masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT untuk

membuat pesta sekolah?

Jawab:

Faktor utama yang mendorong masyarakat untuk membuat pesta

sekolah adalah;

1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sehingga

masyarakat berusaha mencari cara agar anak cucunya bisa

menjadi sarjana.

2. Kesadaran masyarakat akan kondisi ekonomi yang lemah.

Meskipun masyarakat di Desa Ranggu sebagian besar bermata

pencaharian sebagai petani akan tetapi masyarakat Ranggu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

memiliki solidaritas sosial yang tinggi dan buadaya gotong

royong yang menjadi penguat bagi masyarakat untuk membuat

budaya pesta sekolah ini sebagai solusi bagi masyarakat dalam

mengatasi masalah ketiadaan biaya bagi keluarga yang ingin

anaknya bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

3. Apa manfaat yang diperoleh dari adanya budaya pesta sekolah bagi

mahasiswa di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat Flores NTT?

Jawab:

Manfaat yang dioeroleh yakni mahasiswa berkesempatan untuk

menimba pendidikan yang selayaknya dia dapatkan

4. Apa hambatan yang kerap dialami saat pelaksanaan pesta sekolah

Jawab:

1. Cuaca : ketika cuaca buruk maka itu dapat menghambat orang-

orang untuk datang ke pesta

2. Musim panen ; ketika pesta sekolah dilakukan pada bulan krisis

maka itu juga dapat menghambat keberhasilan sebuah pesta. Kita

orang Ranggu patokan musim panen adalah ketika musim panen

cengkeh.orang Ranggu itu hampir 90% penduduknya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

bermatapencaharian sebagai petani. Petani ini mendapatkan uang

dari hasil panen cengkeh, maka ketika pesta dilakukan pada masa

krisis maka itu bisa mempengaruhi besar kecilnya hasil yang

didapatkan dalam pesta.

5. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

Jawab;

Cara mengatasi hambatannya adalah:

Dalam musyawarah kelompok untuk penetapan tanggal atau hari

pesta perlu dipertimbangkan berapa hal diatas tadi, yakni musim

panen dan juga cuaca

6. Apa saja faktor-faktor yang mendorong keberhasilan sebuah acara

pesta sekolah?

Jawab;

Faktor yang mendorong keberhasilan sebuah acara pesta sekolah

menurut saya adalah:

f. Relasi sosial yang baik dari tuan pesta, ketika tuan pesta memiliki

relasi yang baik maka masyarakat yang datang saat dia membuat

pesta sekolah akan banyak.

g. Partisipasi tuan pesta dalam pesta sekolah orang lain, ketika tuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

pesta sering hadir saat acara pesta sekolah di masyarakat maka

orang banyak juga akan turt berpartisipasi dalam pesta

sekolahnya.

h. Manajemen dapur

Dalam pesta sekolah ada banyak hal yang dilakukan tuan pesta

untuk mendapatkan uang, salah satunya adalah penjualan daging,

sate dll.ketika manajemen dapurnya baik dalam artian

menyediakan makanan yang menarik banyak orang untuk

membeli maka itu dapat mendorong keberhasilan sebuah acara

pesta sekolah.

i. Cuaca yang baik

j. Musim panen

7. Seberapa besar kontribusi budaya pesta sekolah terhadap peningkatan

kualitas pendidikan bagi masyarakat di Desa Ranggu Kecamatan

Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

Jawab:

Besranya kontribusi pesta sekolah terhadap pendidikan ini bisa kita

lihat melalui angka kenaikan jumlah anak yang sudah berhasil dan

angka kenaikan jumlah anak yang bisa melanjutkan studi ke

perguruan tinggi. Dan kalau saya lihat angka ini selalu meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

tiap tahunnya

8. Apa hanya berupa uang yang diperoleh dari pesta sekolah atau

apakah ada dalam bentuk lainnya?

Jawab;

Iya. Karena judulnya memang ppesta sekolah mencari dana, jadi

yang disumbangkan hanya berupa uang.

9. Apakah pesta sekolah ini lahir dari kebiasaan atau norma yang

dipegang teguh oleh masyarakat?

Jawab;

Iya itu benar

10. Apakah pesta sekolah ini lahir karena;

a. Hubungan kekeluargaan yang erat pada masyarakat

b. Kehidupan berorganisasi masyarakat

c. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat

d. Jaringan kerja masyarakat

e. Rasa percaya atau kepercayaan yang tinggi antar masyarakat

Jawab;\

Saya rasa kelima faktor ini sangat berkesinambungan hingga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

akhirnya membentuk sebuah acara pesta sekolah. Karena pesta

sekolah ini ada karena kelima faktor ini yakni masyarakat di Desa

Ranggu memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat antara

yang satu dengan yang lainnya, lalu dalam masyarakatpun selalu

hidup berorganisasi tetapi berorganisasi yang dimaksud disini

adalah hidup dalam satu suku yang saling bekerja sama.

Kemudian ada nilai yang hingga saat ini sudah melekat pada jiwa

masyarakat Manggarai yakni Gotong royong. Karena nilai ini

maka dibuatlah pesta sekolah sebagai salah satu cara untuk

membantu sesama di masyarakat. Dalam hidup bermasyarakatpun

setiap keluarga menggantungkan diri pada anggota keluarga lain

itu karena saling percaya dan lagi karena budaya gotong royong

itu yang menjadi penguat pemersatuan.

11. Setujukah anda bahwa pesta sekolah ini merupakan hasil ide dan

pengetahuan masyarakat dalam memecahkan masalah ekonomi di

masyarakat?

Jawab:

Iya, setuju. Karena terbentuknya pesta sekolah ini merupakan hasil

musyawarah dari masyarakat setempat. Jadi dalam musyawarah

setiap anggota masyarakat saling bertukar pikiran untuk memecahkan

masalah-masalah yang kerap timbul di masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

12. Apakah dampak positif dari budaya pesta sekolah

Jawaban;

Dampak positif dari pesta sekolah menurut saya adalah:

1. Semua keluarga berpeluang untuk meyekolahkan anaknya. Orang

tidak akan kepikiran lagi soal biaya, karena semua orang

memiliki kesempatan untuk itu

2. Banyak orang yang menggantungkan diri pada pendidikan,

sehingga pendidikan itu yang kemudian menghidupi dia di

kemudian hari.

3. Memacu semangat orang untuk kuliah. Karena pesta semacam

menjadi beban moril bagi dia yang sudah pesta untuk

bertanggungjawab terhadap sekolahnya. Jadi ada tuntutan dari

dalam diri untuk tidak mennyianyiakan pengorbanan masyarakat.

4. Ada kontrol sosial dari masyarakat terhadap orang yang sekolah

itu. Jadi misalnya ketika orang sekolah dari hasil uang dari

masyarakat jadi masyarakat memiliki hak untuk mengikuti

perkembangannya. Jadi ada kontrol sosial dari masyarakat agar

anak tersebut segera menyelesaikan sekolahnya.

13. Apa dampak negatif yang kerap ditimbulkan dari sebuah acara pesta

sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Jawaban;

Dampak negatif yang ditimbulkan menurut saya adalah:

Membuat orang malas. Dalam arti orang tidak mau berjuang lebih

untuk menghasilkan sesuatu untuk menyekolahkan anak. Karena

orang terbuai dengan bantuan masyarakat melalui pesta sekolah

sehingga mengabaikan kualitas individu untuk berjuang sendiri.

14. Hal apakah yang menjadi pendorong bagi masyarakat di Desa

Ranggu Kecamatan Kuwus utuk tetap melestarikan budaya pesta

sekolah

Jawaban;

Karena mereka melihat ada keuntungan-keuntungan yang diperoleh

dari pesta sekolah, diataranya:

1. Beban biaya kuliah bisa ditanggung

2. Interaksi antar masyarakat juga menjadi semakin bagus karena

pesta sekolah menjadi ajang bagi masyarakat untuk saling

bertemu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

15. Apakah setiap anggota keluarga di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat ini melakukan pesta sekolah?

Jawab;

Hal yang menjadi pendorongnya adalah:

Ya seperti yang sudah saya jelaskan diatas tadi, karena keuntungan-

keuntungan yang diperoleh dari pesta sekolah.

16. Apakah ada keluarga diantara kalangan masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat tidak melaksanakan

pesta sekolah ? jika ada, apa alasannya!

Jawaban;

Tidak, karena dalam masyarakat ada juga keluarga yang sudah

mampu secara ekonomi sehingga mereka tidak membutuhkan pesta

sekolah ini sebagai sarana untuk mencari dana dalam menyekolahkan

anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Narasumber : Fransiskus Silgantara

Hari/taggal : Rabu 2 Mei 2018

Jam : 14.00-15.10

Lokasi : Mrican Yogyakarta

Penulisan catatan : Rabu 02 Mei 2018 (18.00 WIB)

1. Bagaimana pandangan atau persepsi anda terkait adanya budaya

pesta sekolah dalam membantu penggalangan dana pendidikan di

Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores

NTT?

Jawaban;

Menurut pendapat atau pandangan saya, budaya pesta sekolah

merupakan budaya yang sangat baik karena membawa banyak

manfaat positif bagi masyarakat di daerah manggarai umumnya dan

masyarakat di Desa ranggu khususnya. Salah satu manfaatnya yaitu,

dapat mengumpulkan dana sebagai modal awal untuk seorang anak

yg punya tekat kuat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,

namun mempunyai keterbatasan dari segi biaya atau keuangan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

2. Apa faktor utama yang mendorong masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT untuk

membuat pesta sekolah?

Jawab:

Faktor utama yang mendorong masyarakat di Desa ranggu membuat

pesta sekolah yaitu karena adanya keterbatasan keuangan atau biaya

untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

3. Apa manfaat yang diperoleh dari adanya budaya pesta sekolah bagi

mahasiswa di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Kabupaten

Manggarai Barat Flores NTT?

Jawab:

Manfaat yang di peroleh dari adanya pesta sekolah bagi orang orang

tua di Desa Ranggu yaitu:

1. Dapat mengumpulkan dana dengan jumlah tertentu dalam waktu

yang singkat yang berguna untuk membayar biaya pendaftaran

sampai biaya perkuliahan.

2. Dapat mewujudkan mimpi untuk melanjutkan pendidikan di

perguruan tinggi dan mendapatkan gelar akademik.

3. Memberikan kebanggaan tersendiri bagi orang tua

4. Apa hambatan yang kerap dialami saat pelaksanaan pesta sekolah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Jawab:

Hambatan – hambatan saat pelaksanaan pesta sekolah yaitu

1. Terjadinya gagal panen hasil perkebunan. Sebagian besar

masyarakat di Desa ranggu merupakan petani, apabila saat musim

pesta sekolah di periode bulan April – Agustus setiap tahunnya

terjadi gagal panel perkebunan hasil cengke, kopi dll maka sangat

berimbang pada hasil dari pesta sekolah yang dilaksanakan saat

itu.

2. Adanya prosesi kegiatan adat yg lain. Saat di laksanakan pesta

sekolah, harapan terbesar yaitu dapat mengumpulkan banyak

orang di tempat acara pesta sekolah karena dengan terkumpulnya

banyak orang maka dapat mengumpulkan dana yang besar

(ukuran untuk masyarakat desa Ranggu). Akan tetapi ketika saat

pelaksanaan pesta sekolah ada prosesi atau kegiatan adat yang

lain maka akan mempengaruhi jumlah orang yang hadir karena

adanya acara yang bersamaan.

5. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?

Jawab;

Cara untuk mengatasi hambatan diatas:

1. Sebelum dilaksanakan pesta sekolah orangtua yang anaknya akan

melaksanakan pesta sekolah harus memperhatikan keadaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

ekonomi masyarakat di Desa ranggu saat itu.

2. Sebelum dilaksanakan pesta sekolah harus dilakukan acara

kumpul bersama seluruh masyarakat di Desa ranggu, untuk

memastikan tanggal pelaksanaan pesta sekolah sehingga tidak ada

kegiatan atau prosesi adat yang lain saat laksanakan pesta

sekolah.

6. Apa saja faktor-faktor yang mendorong keberhasilan sebuah acara

pesta sekolah?

Jawab;

Faktor faktor keberhasilan pesta sekolah:

1. Kondisi keuangan masyarakat di Desa ranggu saat pelaksanaan

pesta sekolah.

2. Kepercayaan masyarakat di Desa ranggu akan keseriusan untuk

anak yang dilakukan pesta sekolah untuk melanjutkan kuliah di

perguruan tinggi.

7. Seberapa besar kontribusi budaya pesta sekolah terhadap peningkatan

kualitas pendidikan bagi masyarakat di Desa Ranggu Kecamatan

Kuwus Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT?

Jawab:

Kontribusi pesta sekolah di Desa Ranggu lumayan besar, karena


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

setiap tahun 5 sampai 8 orang anak dapat melanjutkan pendidikan di

perguruan tinggi karena hasil dari acara pesta sekolah.

8. Apa hanya berupa uang yang diperoleh dari pesta sekolah atau

apakah ada dalam bentuk lainnya?

Jawab;

Tidak hanya uang yang di peroleh saat di laksanakan pesta sekolah

tetapi selain itu yang di peroleh yaitu adanya gotong royong atau

kebersamaan dari masyarakat di Desa ranggu sebagai modal dasar

untuk mendukung acara pesta sekolah.

9. Apakah pesta sekolah ini lahir dari kebiasaan atau norma yang

dipegang teguh oleh masyarakat?

Jawab;

Ya, pesta sekolah lahir dari kebiasaan atau norma masyarakat di

daerah manggarai umumnya dan di Desa Ranggu khususnya. Pesta

sekolah lahir karena kesadaran masyarakat di Desa ranggu bahwa

pendidikan merupakan hal yang sangat penting, namun karena

adanya keterbatasan biaya maka cara yang pilih oleh masyarakat

manggarai melibatkan seluruh seluruh elemen untuk membantu

mengumpulkan dana.

10. Apakah pesta sekolah ini lahir karena;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

a. Hubungan kekeluargaan yang erat pada masyarakat

b. Kehidupan berorganisasi masyarakat

c. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat

d. Jaringan kerja masyarakat

e. Rasa percaya atau kepercayaan yang tinggi antar masyarakat

Jawab:

Nilai-nilai yang di pegang teguh oleh masyarakat.

11. Setujukah anda bahwa pesta sekolah ini merupakan hasil ide dan

pengetahuan masyarakat dalam memecahkan masalah ekonomi di

masyarakat?

Jawab:

Setuju dalam hal memecahkan masalah ekonomi untuk biaya awal

saat masuk ke perguruan tinggi.

12. Apakah dampak positif dari budaya pesta sekolah

Jawaban;

a. Membantu keluarga yang mempunyai keterbatasan ekonomi,

namun anaknya mempunyai semangat dan niat untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

b. Menumbuhkan kebersamaan atau gotong royong di

masyarakat.

13. Apa dampak negatif yang kerap ditimbulkan dari sebuah acara pesta

sekolah.

Jawaban;

a. Memberikan ruang yang bebas oleh masyarakat di Desa

ranggu kepada individu atau orang yg suka main kartu remi.

(Salah satu cara untuk mengumpulkan uang saat pesta sekolah

yaitu: mengambil potongan uang dari hasil judi kartu remi).

b. Kebiasaan masyarakat minum minuman alkohol, di dukung

oleh panitia pesta sekolah karena menjual minuman alkohol.

c. Adanya miskomunikasi yang berujung pada ada fisik.

14. Hal apakah yang menjadi pendorong bagi masyarakat di Desa

Ranggu Kecamatan Kuwus utuk tetap melestarikan budaya pesta

sekolah

Jawaban;

Hal mendorong masyarakat di Desa ranggu tetap melestarikan pesta

sekolah yaitu karena selain mengumpulkan biaya untuk meringankan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

pendidikan di perguruan tinggi, pesta sekolah juga menjadi sarana

yang dapat mempererat kebersamaan masyarakat di Desa ranggu.

15. Apakah setiap anggota keluarga di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus

Kabupaten Manggarai Barat ini melakukan pesta sekolah?

Jawab;

Di Desa Ranggu, tidak semua keluarga melakukan pesta sekolah.

16. Apakah ada keluarga diantara kalangan masyarakat di Desa Ranggu

Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat tidak melaksanakan

pesta sekolah ? jika ada, apa alasannya!

Jawaban;

Ya ada, alasannya yaitu karena keluarga tersebut secara ekonomi

masih bisa membiayai pendidikan anaknya di perguruan tinggi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Lampiran 6
Dokumentasi Hasil Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Narasumber Wawancara

Kepala adat

Orang Tua (Yohanes Ote dan Ibu Regina Seli)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Mahasiswa yang pernah menyelenggarakan pesta sekolah

(Heribertus Jani dan Fransiskus Silgantara)

Anda mungkin juga menyukai