Anda di halaman 1dari 3

Pengangguran

Salah satu indikator keberhasilan ekonomi adalah seberapa efektif suatu perekonomian
menggunakan sumberdaya yang dimiliki dengan baik. Sumberdaya yang memegang kendali
utama dibanding sumberdaya yang lainnya adalah para pekerja dalam perekonomian itu sendiri
(tenaga kerja). Tugas para pemegang kebijakan ekonomi menjaga supaya para pekerja tersebut
dapat tetap bekerja. Namun, diantara sekian banyak penduduk yang mendiami suatu negara, pada
kenyataannya tidak semuanya mendapatkan pekerjaan. Mereka ingin bekerja, tetapi tidak
mendapatkan pekerjaan. Menganggur. Kurangnya kemampuan untuk bersaing membuat jumlah
penduduk yang kurang beruntung tersebut tiap tahun semakin meningkat. Survey yang dilakukan
oleh BPS terhadap rumah tangga menunjukkan tingkat pengangguran yang bisa dikelompokkan
dalam 3 kategori, yaitu:

1. Bekerja
Kategori ini merupakan seseorang yang pada saat survey dilakukan bekerja sebagai
pegawai/ pekerja yang menerima upah, bekerja pada usaha sendiri, atau bekerja sebagai
pegawai yang tidak menerima upah pada usaha keluarga. Kategori ini juga mencakup
mereka yang memiliki pekerjaan namun tidak sedang bekerja karena untuk sementara
waktu absen, misalnya karena sedang liburan, sakit, atau cuaca buruk.

2. Tidak bekerja
Kategori ini mencakup mereka yang tidak bekerja, memiliki keinginan untuk bekerja, dan
telah mencoba mencari pekerjaan selama 1 bulan terakhir. Kategori ini juga mencakup
mereka yang sedang menunggu panggilan kerja kembali dari tempat dimana mereka
dipecat.

3. Tidak masuk dalam angkatan kerja


Kategori ini mencakup mereka yang tidak termasuk dalam kategori awal. Diantaranya
adalah pelajar, ibu rumah tangga, dan pensiunan.
Ada juga golongan orang-orang yang sebenarnya ingin bekerja, tetapi tidak memiliki kemauan
untuk mencari kerja. Putus asa dalam mencari pekerjaan, menyerah. Golongan ini biasa disebut
“discourage worker”, tidak dianggap sebagai angkatan kerja. Masuk dalam kategori ketiga.

Angkatan kerja (labor force) adalah jumlah orang yang sedang bekerja dan orang yang
menganggur. Tingkat pengangguran (unemployment rate) merupakan persentase dari angkatan
kerja yang tidak bekerja.

Angkatan kerja = Jumlah Orang yang Bekerja + Jumlah Penganggur

Tingkat Pengangguran = Jumlah Penganggur x 100


Angkatan Kerja

Sedangkan persentase dari populasi orang dewasa yang ada dalam angkatan kerja atau yang
biasa disebut tingkat partisipasi angkatan kerja ( labor-force participation rate) dihitung dengan
cara:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = Angkatan Kerja x 100


Populasi Dewasa

Saat ini, banyak ekonom memperkirakan bahwa partisipasi angkatan kerja akan menurun selama
beberapa dekade ke depan. Hal ini dikarenakan alasan kependudukan (demografi). Masyarakat
kini hidup lebih lama dan cenderung memiliki jumlah anak lebih sedikit daripada masyarakat
seumuran mereka yang hidup pada generasi sebelumnya. Akibatnya, bagian dari populasi
semakin didominasi oleh kaum yang lebih tua. Kaum yang lebih tua lebih banyak yang sudah
pensiun dan lebih sedikit yang menjadi bagian dari angkatan kerja. Peningkatan jumlah kaum
tersebut dalam populasi akan cenderung mengurangi tingkat partisipasi angkatan kerja pada
perekonomian.

Melihat kenyataan tersebut, tentunya akan terjadi perubahan besar dalam dunia kerja. Menjadi
tugas besar bagi pembuat kebijakan untuk menentukan kearah mana bangsa ini akan dibawa.
Perbaiki mutu pendidikan agar terbentuk bibit-bibit unggul yang mumpuni dan dibutuhkan oleh
dunia kerja. Buatlah regulasi yang mengedepankan kesejahteraan rakyat dan negara. Menjamin
ketersediaan pekerjaan bagi warga negara sendiri Memancing para penganggur agar tertarik
memperbaiki kualitas diri dan ikut terjun dalam persaingan mencari kerja. Menjembatani sektor
ekonomi kreatif untuk berkreasi dengan riang gembira. Jika hal ini terlaksana, mudah-mudahan
angka pengangguran akan berkurang dan masyarakat akan semakin sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai