Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No.

1 2017, Hal. 16-19

PERAN GURU UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI EMAS YANG BERKARAKTER

Susanti
Mahasiswa Magister Pendidikan Dasar Unimed
Corresponding Author: Susanti.susanti1980@gmail.com

Abstrak
Dalam menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045 atau yang sering disebut dengan generasi emas Indonesia 2045 peran
pendidikan menjadi penting. Tahun 2045 merupakan momentum paling penting dalam perjalanan sejarah bangsa
Indonesia, di mana pada saat itu Indonesia menduduki usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia dan Indonesia akan diisi
oleh generasi yang memiliki usia produktif dalam jumlah yang mayoritas di antara usia penduduk lain di Indonesia. Generasi
2045 merupakan generasi emas yang berkarakter yang mampu membawa Indonesia pada perbaikan kehidupan bangsa
menjadi bangsa yang bermartabat, harmonis, dan berkualitas. Untuk membangun generasi emas yang berkarakter
diperlukan asuhan, pendidikan, dan latihan yang efektif sejak dini agar kemampuan dan karakter mereka tumbuh dan
berkembang secara optimal agar terwujud impian bangsa Indonesia, yaitu munculnya generasi emas yang berkarakter dan
mampu memberikan kebaikan dan kebesaran bangsa Indonesia serta melahirkan peserta didik yang berkualitas sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Pasal 3. Oleh karena itu, pendidikan yang dilaksanakan harus merupakan pendidikan yang berkualitas dari segi kurikulum,
pendidik, serta sarana dan prasana yang menunjang dalam pelaksanaan pendidikan. Manajemen tenaga pendidikan yang
professional diperlukan juga untuk mewujudkan generasi emas, seorang pendidik dan tenaga kependidikan harus memiliki
jiwa profesional yang berkarakter dan inovatif, serta bisa menjadi teladan. Sehingga melalui pendidikan manusia Indonesia
masa depan akan menjadi warga negara yang beriman, bertakwa, cerdas, komperatif, kompetitif, sehingga mampu menjadi
teladan bagi bangsa.

Kata Kunci: Generasi Emas, Pendidik, Karakter, Teladan, Momentum

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, Bangsa dan Negara (UU
No.20 Tahun 2003pasal 1 butir 1). Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang –
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk generasi emas yang berkarakter.
Guru sebagai pendidik inspiratif mengupayakan pembelajaran yang juga inspiratif dengan harapan hasil pembelajaran
mampu mengembangkan anak didik, sehingga selain jujur dan rajin, juga cerdas ditandai dengan karakter ke Indonesiaan
yang utuh; bukan jujur tetapi tersungkur, bukan cerdas tetapi culas. Cerdas adalah ketika anak didik yang belajar bisa
menyeimbangkan empat unsur utama kecerdasan yang dimiliki, yakni kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, dan
kinestetis. Langkah aplikatif yang dapat dilakukan dalam memberikan pembelajaran yang inspiratif untuk anak didik adalah
dengan mengenali cara kerja otak, memperhatikan gaya belajar, mengamati pola adopsi informasi, menguasai ranah proses
penyampaian, sintesiskan eksistensi diri, mensinergikan naluri, serta membulatkan batin. Guru merupakan pendidik dan
ujung tombak membangun generasi emas Indonesia, maka guru sebagai pendidik diharapkan kompeten baik dalam hal
pedagogik, sosial, kepribadian, dan professional sehingga dapat mewujudkan generasi-generasi emas yang memiliki
karakter ke Indonesiaan.

PEMBAHASAN
Konsep Dasar Generasi Emas
Generasi merupakan aset bangsa yang sangat berharga, karena maju mundurnya suatu bangsa sangat
bergantung pada generasi yang akan melanjutkannya. Tujuan pembangunan nasional dapat tercapai bila didukung oleh
seluruh komponen bangsa, termasuk generasi muda. Pemuda mempunyai peranan penting dalam menentukan masa
depan bangsa. oleh karena itu bidang pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan generasi yang

http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak)


ISSN: 2598-2796 (media online)

16
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1 2017, Hal. 16-19

berkarakter agar mampu meningkatkan daya saing bangsa. Sudah seharusnya “Pemuda Indonesia sebagai generasi
penerus bangsa harus memiliki daya saing dan daya juang agar dapat melanjutkan pembangunan Indonesia diera
globalisasi”.(Sri Sularsih, 2010).
Generasi EMAS adalah generasi Energik, Multitalenta, Aktif dan Spiritual. Jadi, Membangun generasi EMAS
adalah sebuah produk generasi baru yang Energik, Multitalenta, Aktif dan Spiritual. Generasi yang cerdas (smart), generasi
yang siap bersaing diera modern, globaliasi dan penuh kompetitif. Mereka siap pakai dalam bidang kerja apapun. Bukan
hanya siap bersaing di tingkat kabupaten, propinsi tetapi juga pada tingkat nasional dan internasional.

Definisi Pendikan Karakter


Menurut kamus umum bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yag lain; tabiat; watak. Berkarakter artinya mempunyai tabiat; mempunyai kepribadian;
watak (W. J. S Poerwadarminta. 1926: 669).
Hermawan Kertajaya mengemukakan bahwa karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau
individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut. Dan merupakan
“mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar dan merespons sesuatu. Ciri khas inipun yang
diingat oleh orang lain tentang orang tersebut dan menentukan suka atau tidak sukanya mereka terhadap sang individu.
Karakter memungkinkan perusahaan atau individu mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan karena karakter
memberikan konsistensi, integritas dan energi (M. Furqon Hidayatullah. 2010: 13).
Sedangkan menurut Hamka karakter adalah watak atau sifat, fitrah yang ada pada diri manusia. Sebagai contoh
sederhana adalah kayu yang ada di hutan, yang masih berupa pohon-pohon adalah karakter. Sedangkan kayu yang sudah
menjadi bangku, meja, lemari, dan sebagainya adalah komoditas. Pada hakikatnya semua adalah kayu hutan. Bedanya,
kayu yang masih ada di hutan belum dicemari oleh gergaji, mesin, bahan atau zat kimia tertentu dan lain sebagainya.
Sedangkan kayu yang sudah menjadi komoditas; meja, kursi, lemari dan sebagainya, sudah dikemas oleh “polesan dunia”
berupa berbagai macam bentuk, desain, fungsi, dan zat kimia yang menempel pada kayu tersebut (Hamka Abdul Aziz.
2011: 73).
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Nilai tentang
karakter meliputi; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan , cinta tanah air, menghargai, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan
tanggung jawab. Butir-butir nilai karakter dikelompokkan menjadi 4 nilai utama, yaitu:
1. Nilai-nilai prilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa
2. Diri sendiri
3. Sesama manusia
4. Lingkungan dan kebangsaan.
Nilai-nilai utama yang dimaksud adalah; 1) Nilai karakter dalam hubungan dengan Tuhan yaitu religius, pikiran,
perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran
keagamaan; 2) Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (personal), yaitu jujur, bertanggung jawab, bergaya
hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, dan inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta
ilmu; 3) Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, yaitu sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh
pada aturan-aturan sosial. Menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, demokratis; 4) Nilai karakter dalam
hubungannya dengan lingkungan, yaitu peduli sosial dan lingkungan, nilai kebangsaan, nasionalis, menghargai
keberagaman. Semua nilai karakter ini di tanamkan ke peserta didik melalui pendidikan, baik pendidik formal, informal
maupun non formal. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster
optimal character development”. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian,
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu,
pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus
berkarakter.

Generasi emas yang berkarakter


Membangun generasi berkarakter merupakan gagasan tujuan penting yang akan membawa dampak besar bagi
bangsa karena sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai sukubangsa dengan nuansa kedaerahan yang kental, bangsa
Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya dan karakter yang holistik sebagai bangsa. Hal itu sangat

http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak)


ISSN: 2598-2796 (media online)

17
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1 2017, Hal. 16-19

penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan, dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Faktor-faktor dalam membentuk karakter generasi emas bangsa Indonesia antara
lain :
1. Ideologi
2. Politik
3. Ekonomi
4. Sosial Budaya
5. Agama
6. Normatif ( Hukum & Peraturan Perundangan )
7. Pendidikan
8. Lingkungan
9. Kepemimpinan
Membangun Generasi emas yang berkarakter bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter para
generasi penerus bangsa sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Generasi emas
yang berkarakter adalah kualitas perilaku para penerus bangsa yang baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman,
rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga
seseorang atau sekelompok orang. Membangun generasi yang cerdas dan berkarakter adalah upaya kolektif-sistemik
suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi,
konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang
berkeadaban untuk membentuk generasi bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Iptek berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Peran Guru Dalam Mewujudkan Generasi Emas yang Berkarakter


Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara
individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah, ini berarti seorang guru minimal memiliki dasar-dasar
kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Untuk itu seorang guru perlu memiliki
kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi. Bila guru tidak
memiliki kepribadian, tidak menguasai bahan pelajaran dan cara-cara mengajar, maka guru akan gagal menunaikan
tugasnya, sebelum berbuat lebih banyak dalam pendidikan dan pengajaran. Oleh Karena itu, kompetensi mutlak dimiliki
guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian
kompetensi guru berarti pemilikan pengetahuan keguruan, dan pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai guru
dalam melaksanakan tugasnya.
Guru Berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja melampaui standar yang telah ditetapkan oleh satuan
pendidikan, yang mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial
dan mampu menghasilkan karya inofatif yang diakui baik pada tingkat daerah, nasional dan/atau internasional; dan secara
langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. Guru
berprestasi adalah pertama, unggul/mumpuni dilihat dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; kedua,
menghasilkan karya kreatif dan inovatif; dan ketiga secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di
bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler.
Disamping profesionalitas guru berjalan maka juga harus diiringi dengan pengembangan kurikulum yang mampu
mendorong dan mendongkrak nilai-nilai pendidikan saat ini. Oleh karena itu, pada kurikulum 2013 dengan menekankan
kepada pendidikan penguatan karakter diharapkan mampu memberikan pendidikan karakter bagi siswa didik yang nantinya
akan membawa perubahan dalam kualitas pendidikan di Indonesia dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2045. Jadi
Indonesia mampu membawa bangsa ini menuju bangsa yang komparatif, dengan kualitas pendidikan yang berkarakter,
cerdas dan berkompetitif maka akan mampu bersaing dalam tingkat nasional mampu tingkat internasional.

SIMPULAN
Mewujudkankan generasi emas yang berkarakter merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai pendukung pendidikan yang disebut sebagai tripusat
pendidikan dan guru memiliki idealisme menjadi seorang pendidik. Guru dituntut untuk kembali seperti yang di ajarkan Ki
Hajar Dewantara, yakni seorang guru yang ing ngarso sung tulado, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani yang

http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak)


ISSN: 2598-2796 (media online)

18
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1 2017, Hal. 16-19

dikenal dengan istilah trilogi pendidikan. Fungsi dan peranan trilogi dan tripusat pendidikan, merupakan faktor penting dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan generasi emas
yang berkarakter.

REFERENSI
Indra Djati Sidi, 2003. Menuju Masyarakat Belajar Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Paramadina
Masnur Muslich, 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Mohamad Ali, 2009. Pendidikan Nasional untuk Pembangunan Nasional. Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan
Berdaya Saing Tinggi. Bandung. PT Imperial Bhakti Utama.

http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak)


ISSN: 2598-2796 (media online)

19

Anda mungkin juga menyukai