Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT

DAN TIDUR

A. Konsep Gangguan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur


1. Pengertian Istirahat Tidur
Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian
dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan (Potter & Perry,
2015). Tidur adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun
dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar,
2011). Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh
ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak
dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2016). Sedangkan istirahat
adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan
istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan Dasar, 2011).
Istirahat adalah suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun
yang berakibat badan menjadi lebih segar (Tarwoto, 2016).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas
atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman
atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya (Lynda Juall,
2012). Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas
waktu tidur akibat faktor eksternal (NANDA, 2012).
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur
yang menghambat fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang
tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodic dan alami secara terus
menerus). Kesiapan meningkatkan tidur adalah pola “tidur ayam”
yang periodic dan alami yang memberi istirahat adekuat,
mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan
(NANDA, 2012).

2. Klasifikasi Tidur
Berdasarkan prosesnya tidur dibagi menjadi :
a. Non REM
Pola atau tipe tidur biasa ini juga disebut NREM ( Non Rapid Eye
Movement) yaitu gerakan mata tidak cepat. Pola tidur NREM
merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang
pendek, karena gelombang otak selama NREM lebih lambat dari
pada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak
dalam keadaan tidur. Tanda – tanda tidur NREM adalah :
1) Mimpi berkurang
2) Keadaan istirahat ( otot mula berelaksasi)
3) Tekanan darah menurun
4) Kecepatan pernafasan turun
5) Metabolisme turun
6) Gerakan mata lambat
b. Tidur NonREM ini terbagi menjadi 4 tahap:
1) Tahap I
a) Tahap transmisi
b) Berlangsung dalam 5 menit
c) Beralih dari sadar menjadi tidur
d) Seseorang merasa kabur dan rileks
e) Mata bergerak ke kanan ke kiri
f) Kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas
g) Gelombang alpha sewaktu orang masih sadar diganti
dengan gelombang beta yang lebih lambat
h) Dapat bangun dengan mudah
2) Tahap II
a) Tahap tidur ringn
b) Proses tubuh terus menurun
c) Mata masih bergerak – gerak
d) Kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas
e) Suhu tubuh dan metabolisme menurun
f) Ditandai dengan gelombang “ sleep spindles”
g) Berakhir dari waktu 10 – 15 menit
h) Berlangsung pendek

3) Tahap III
a) Denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh
lainnya lambat akibat dominasi
b) Sistem saraf parasimpatik
c) Sulit dibangunkan
d) Gelombang otak lebih teratur
e) Penambahan gelombang delta yang lambat

4) Tahap IV
a) Kecepatan jantung dan pernafasan menurun
b) Jarang bergerak dan sulit dibangunkan
c) Gerak bola mata cepat
d) Sekresi lambung turun
e) Tonus otak menurun
c. REM
Pola atau tipe tidur Paradoksikal ini disebut juga ( Rapid Eye
Movement ) yaitu gerakan mata cepat. Tidur tipe ini disebut “
paradoksial” karena hal ini bersifat “paradoks” yaitu seseorang
dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata.
Ringkasnya tidur REM atau Paradoks ini merupakan pola atau
tipe dimana otak benar – benar dalam keadaan aktif. Pola atau
tipe tridur REM adalah :
1) Bola mata bergerak dengan kecepatan tinggi
2) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi
3) Pernafasan tidak terartur
4) Nadi ireguler
5) Metabolisme meningkat
6) Lebih sulit dibangunkan

3. Faktor-faktor yang memengaruhi tidur


a. Penyakit
b. Lingkungan
c. Kelelahan
d. Gaya hidup (alkohol, diet, merokok)
e. Stress emosional
f. Stimulan
g. Motivasi

4. Macam-Macam Gangguan Tidur


a. Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur,
baik secara kualitas maupun kuantitas.
b. Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau
muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada
anak-anakmisal; tidur berjalan, engigau, mimpi buruk.
c. Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia yaitu tidur yang
berkelebihan terutama pada siang hari disebabkan oleh kondisi
tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau
ginjal, atau karena gangguan metabolisme (misal;
hipertiroidisme).
d. Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang
muncul secara tiba-tiba pada siang hari.Gangguan ini disebut juga
sebagai “serangan tidur” atau sleep attack.
e. Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas
secara periodic pada saat tidur atau ketidakmampuan untuk
mengatur tidur dan bernafas pada saat yang bersamaan.
f. Katapleksi adalah serangan tidur mendadak, tubuh langsung jatuh
lemas, tanpa ada penahan sama sekali, terjadi sewaktu-waktu,
dipicu tekanan emosi yang kuat: kesedihan dan kemarahan yang
amat sangat.

5. Tanda dan Gejala


a. Dewasa:
1) Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
2) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
3) Perubahan mood
4) Agitasi
5) Mengantuk sepanjang hari
b. Anak :
1) Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan
ketakutan, enuresis, atau respons tidak konsisten dari orang
tua terhadap permintaan anak untuk mengubah peraturan
dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam
2) Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama
orang tua
3) Sering bangun saat malam hari.
6. Pathway

Stress /
emosional

Kecemasan,
tegang
/frustasi

Sering
Insomnia terbangun

Tidak dapat tidur


dengan kualitas Gangguan
bak

Tidak dapat tidur


dengan kualitas
Akibat faktor Gangguan
baik
eksternal pola tidur

7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang
mengalami gangguan atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui
penilaian terhadap:
a. Pola tidur penderita
b. Pemakaian obat-obatan , alkohol, atau obat terlarang
c. Tingkat stres psikis
d. Riwayat medis
e. Aktivitas fisik
i. Tidur dapat diukur secara objektif menggunakan alat yang disebut
polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram
(EEG), elektromiogram (EMG), dan elektrookulogram (EOG)
sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien
selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut
bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di malam
hari.

8. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-
obatan karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek
ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain:
1) Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress
yang dapat menganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak
membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan
pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
2) Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih
dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti
kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat
nyaman untuk tidur.
3) Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur penderita
mengikuti irama sirkadian tidur normal penderita. Jadi
penderita harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya.
4) Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress
berat yang menyebabkan penderita sulit tidur.
5) CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif penderita
dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya,
dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga
penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih
berharga.
6) Sleep Restriction Therapy
Digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita
gangguan tidur.
7) Stimulasi Control Therapy
Stimulasi control therapy berguna untuk mempertahankan
waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan
memperhatikan waktu tidur malam dan melarang penderita
untuk tidur siang hari meski hanya sesaat.
8) Cognitive Therapy
Digunakan untuk mengidentifikasi sikap dan keoercayaan si
penderita yang salah mengenai tidur.
9) Imagery Training
Digunakan untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang
tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran menyenangkan.
10) Mengubah Gaya Hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur,
menghindari rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan
meluangkan waktu untuk berekrasi ke tempat-tempat terbuka
seperti pantai dan gunung.
b. Terapi Farmakologi
Obat – obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
1) Golongan obat hipnotik
2) Golongan obat antidepresan
3) Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
4) Golongan obat antihistamin

9. Pengkajian Keperawatan
a. Pengakjian umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab
pasien dengan format: nama, umur, jenis kelamin, status,
agama,pekerjaan, sku bansa,alamat,pendidikan, diagnosa medis,
sumber biaya, hubungan antara pasien engan penanggung jawab.
1) Riwayat kesehatan
Keluhan utama: apa yang dirasakan klien, apakah masalah
atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba, atau
perlahan dan sejak kapan dirasakan, bagaimana gejala itu
memengaruhi aktivitas hidup sehari-hari, apakah ada
perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien
2) Riwayat penyakit sekarang
Kaji kondisi penyakit yang dirasakan klien sekarang
3) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada
tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami
oleh klien
4) Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali
atau sudah sering mengalami penyakit tersebut
5) Kebutuhan Biopsikososial Spiritual
Bernapas, nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat tidur,
berpakaian, pengaturan suhu tubuh, personal hygiene, rasa
aman nyaman, komunikasi, spiritual, rekreasi, bekerja,
pengetahuan atau belajar
6) Data pengkajian fisik
a) Keadaan umum klien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit,
warna kulit.
b) Gejala kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c) Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung,
mulut, telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
Secara umum teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam
memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi.
d) Data pemeriksaan penunjang Meliputi data laboratorium
e) Pengkajian psikososial
Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman serta
bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.

10. Diagnosa Keperawatan


a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan karena
pasangan tidur, halangan lingkungan (misal bising, pajanan
cahaya/gelap,suhu,kelembapan,lingkungan yang tidak dikenal),
imobilisasi,kurang privasi,pola tidur tidak menyehatkan (misal
karena tanggung jawab menjadi pengasuh, menjadi orang tua,
pasangan tidur)
b. Insomnia berhubungan dengan kenyamanan fisik
11. Rencana Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1 Insomnia Setelah dilakukan Environmet
tindakan Management
keperawatan selama 1. memanipulasi
....x 24 jam, lingkungan
diharapkan sekitar pasien
gangguan pola tidur untuk
klien teratasi dengan meningkatkan
KH: kenyamanan
Sleep : Extent and yang optimal
Pattern 2. memfasilitasi
1. Perasaan segar siklus tidur
sesudah tidur terjaga teratur.
atau istirahat 3. Ciptakan
2. Jumlah jam lingkungan yang
tidur dalam nyaman
batas normal 6-
8 jam/hari
3. Pola tidur
,kualitas dalam
batas normal
2 Gangguan Pola Setelah dilakukan Sleep Enhancement
Tidur tindakan 1. Determinasi
keperawatan selama efek-efek
....x 24 jam, medikasi
diharapkan terhadap pola
gangguan pola tidur tidur
klien teratasi dengan 2. Jelaskan
KH: pentingnya tidur
Sleep : Extent and yang adekuat
Pattern 3. Fasilitas untuk
1. Perasaan segar mempertahankan
sesudah tidur aktivitas sebelum
atau istirahat tidur
2. Jumlah jam 4. Ciptakan
tidur dalam lingkungan yang
batas normal 6- nyaman
8 jam/hari 5. Kolaborasi
3. Pola tidur pemberian obat
,kualitas dalam tidur
batas normal
DAFTAR PUSTAKA

Huda, A & Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC . Yogyakarta: MediAction.

Moyet, C & Juall, L. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta:


EGC.

NANDA International. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. 2015. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Potter & Perry. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,


Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:


Salemba Medika.

Vanghans, B,W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Rapha


Publishing.

Anda mungkin juga menyukai