Anda di halaman 1dari 29

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat
balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada
proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif (Lakitan, 1995).
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar
dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang
tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan
dengan angka (Kimball, 1992).
Organisme disebut telah dewasa apabila telah mampu berkembang biak secara generatif.
Pada tumbuhan, hal itu ditandai dengan terbentuknya bunga. Sedang pada manusia dan mamalia
lainnya ditandai dengan telah berkembangnyagonade yang menghasilkan sel-sel kelamin
(gamet). Pada pria ditandai dengan dimulainya produksi sel sperma oleh testis, dan pada wanita
menghasilkan ovum (sel telur) yang dibentuk di ovarium.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat dibalikkan dalam
ukuran pada sistem biologi. Secara umum pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena
organisme multisel tumbuh dari zigot, pertumbuhan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga
dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan biologis
terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertambahan volume sel dan
pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi
protein, sedangkan pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel (Kaufman, dkk.,
1975).
B. Macam-Macam Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder (Lakitan, 1995).
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem
primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih
berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang dan ujung akar. Akibat
pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan bertambah panjang.
Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah
pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan
daerah diferensiasi.
a. Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru terus
menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah
meristematis.
b. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel hasil
pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah inilah yang
mengalami pemanjangan.
c. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh
mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi
epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan
sklerenkim.

2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder. Contoh
jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam
membentuk xilem atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu.
Akibat aktivitas jaringan meristem pada kambium, diameter batang dan akar bertambah besar.
Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan
sekunder (Dwidjoseputro. 1986).
Terdapat beberapa unsur yang diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah besar, yaitu karbon
(C), Oksigen (O), Hidrogen (H), dan Nitrogen (N). Di samping itu juga diperlukan unsur P
(fosfor). Kelima unsur ini merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan. Dinding sel tumbuhan
disusun oleh unsur C, H, dan O. Protein yang merupakan penyusun utama sitoplasma (cairan sel)
disusun oleh unsur C, H, O, dan N. Begitu pula asam inti yang merupakan penyusun kromosom
dan intisel, yang tersusun dari unsur C, H, O, N, dan P. Karbohidrat dan lemak juga merupakan
penyusun sitoplasma pada beberapa sel tumbuhan, tersusun dari unsur C, H, dan O
(Dwidjoseputro. 1986).

C. Kurva Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan umumnya diukur berdasarkan perubahan panjang, tinggi,
atau masa per unit waktu. Alur perubahan yang terjadi saat pertumbuhan suatu tumbuhan dapat
dilihat melalui kurfa pertumbuhan (Salisbury dan Ross, 1992).
1. Kurva sigmoid
Kurva sigmoid merupakan kurva yang paling dasar dengan berdasarkan waktu
a. Periode inisiasi : pertumbuhan lambat karena jumlah sel sedikit
b. Periode sentral : jumlah sel meningkat sangat cepat karena besarnya pembelahan sel.
c. Periode akhir : pertumbuhan menurun kemudian berhenti
Secara umum kurfa pertumbuhan berupa kurfa S (sigmoid). Pada kurva tersebut terdapat
beberapa fase. Yaitu fase lag, fase logaritmik, fase pertumbuhan linear, dan fase stasioner.
a. Fase Lag
Pertumbuhan pada fase ini berjalan lambat, dengan sedikit atau bahkan tidak ada proses
pembelahan sel atau perkembangan sel. Pada periode ini organisme dedang beradaptasi sumber
daya kehidupan missal adaptasi terhadap cadangan makanan dalam biji.
b. Fase Logaritmik
Pertumbuhan berjalan dengan kecepatan yang sangat cepat dan tak trkendali. Persediaan
nutrisi/makanan masih lengkap dan tercukupi. Produk sisa belum terakumulasi.
c. Fase Pertumbuha Linear
Pada fase ini tingkat dan kecepatan pertumbuhan mulai stabil dan relative konstan. Pertumbuhan
dibatasi oleh faktor internal maupun eksternal.
d. Fase Stasioner
Fase ini merupakan tingkat paling stabil dalam kurva pertumbuhan. Organisme dewasa telah
terbentuk. Namun, pertumbuhan belum terhenti sepenuhnya.

2. Kurva pertumbuhan tanaman semusim


a. Umumnya tanaman herba,
b. Hidup hanya satu musim (tidak lebih satu tahun) misal : padi, jagung dll.
c. Fase inisiasi bersifat negatif karena selama perkecambahan terjadi respirasi cadangan makana
dari biji.
d. Fase akhir mengalami penurunan berat karena penyebaran biji.

3. Tanaman bianual : Hidup komplet selama du musim atau dua tahun


a. Musim 1: Pertumbuhan vegetatif, menghasilkan batang dan daun, fotosintesis, penyimpanan
cadangan makanan di umbi
b. Musim 2: Cadangan makanan digunakan untuk pertumbuhan generatif,
c. Grafik pertumbuhan: dua sigmoid bergabung Contoh : Wortel, Jahe, Kunyit dll.
4. Kurva Pertumbuhan Tanaman Perenial:

a. Hidup bertahun-tahun
b. Ada 2 type : Herba dan Berkayu
c. Herba : Bagian pucuk mati pada waktu musim kering atau dingin dan akan tumbuh kembali
sewaktu musim hujan atau semi misal : Umbi-umbian
d. Berkayu : hidup sepanjang tahun. Misal pohon.

D. Pengontrolan Pertumbuhan dan Perkembangan


Pengontrolan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut (Srigandono, 199).
1. Pengaturan atau pengontrolan secara fisik
Pengaturan secara fisik dapat dilakukan dengan pemangkasan untuk mendapatkan
kualitas buah dan bunga. Tujuan dari pengaturan secara fisik adalah untuk merubah ukuran,
bntuk, arah tumbuh, serta untuk kesehatan tanaman dengan jalan membuang bagian tanaman
yang sakit.
2. Pengaturan atau pengontrolan secara kimia
Pengaturan secara kimia dapat dilakukan dengan hormon. Hormon tanaman atau
fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah
mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis terutana mengenai proses
pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan
tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman
3. Pengaturan atau pengontrolan secara biologi
Pengontrolan secara biologi yaitu pengontrolan pertumbuhan tanaman secara alami.
Contoh yang umum adalah menyambung tanaman, selain tujuan pembiakan digunakan juga
sebagai kontrol pertumbuhan. Tujuan penyambungan adalah untuk modifikasi sifat pertumbuhan
(growth habit), tahan terhadap penyakit tanaman, tahan terhadap kondisi tanah, dan memperbaiki
kualitas tanah (Goldsworthy dan Fisher, 1992).
E. Hormon Tumbuhan (auksin, giberelin, sitokinin, ethilen dan asam absisat)
Hormon adalah senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respons fisiologi
pada tumbuhan. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam
jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan
tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan. Hormon tumbuhan bermacam-macam, tetapi ada lima
hormon tumbuhan yang sangat penting, yaitu:
a. Auksin
Auksin adalah hormon yang berasal dari titik tumbuh tumbuhan, seperti ujung tunas,
kambium, bunga, buah, dan ujung akar. Auksin berfungsi merangsang pertumbuhan sel ujung
batang, pertumbuhan akar lateral dan akar serabut, dan merangsang pembentukan bunga dan
buah. Selain itu, auksin berfungsi mempercepat aktivitas pembelahan sel titik tumbuh dan
menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem.
Auksin yang dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang
utama, sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah
dominansi apikal (apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan
hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai
bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil
yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada
bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah
datangnya sinar (Sitompul dan Guritno. 1995).
b. Sitokinin
Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan
pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat
penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan dalam
memperpanjang usia jaringan (Srigandono, 1991).
Sitokinin adalah zat tumbuh yang pertama kali ditemukan pada batang tembakau.
Hormon ini memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.
2) Menunda pengguguran dan penuaan daun.
3) Memperkecil dominasi apikal sehingga mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan
daun.
4) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
5) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji.
c. Giberelin
Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga pertumbuhan
pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang
pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi) (Srigandono, 1991).
Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat seperti auksin. Giberelin terdapat di
hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin memiliki beberapa
fungsi, antara lain:
1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
2) Mempengaruhi perkembangan bunga dan buah.
3) Mempengaruhi perkecambahan biji.
4) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Untuk tumbuhan yang kerdil, jika diberi giberelin
akan tumbuh secara normal.
d. Gas Etilen
Gas etilen dihasilkan oleh buah yang sudah tua, tetapi masih berwarna hijau yang
disimpan dalam kantung tertutup agar cepat masak. Gas etilen juga berfungsi memacu
perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, menunda pembungaan, dan
menghambat pemanjangan batang kecambah.
Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon yang dapat
mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga
buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis.
e. Asam Absisat
Asam absisat adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tumbuhan. Hormon ini
sangat diperlukan tumbuhan pada saat kondisi lingkungan tidak baik. Contohnya, pada saat
musim kering atau musim dingin, tumbuhan menggugurkan daunnya untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan. Hal ini dilakukan dengan cara mengatur penutupan dan pembukaan
stomata, terutama pada saat kekurangan air.
Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa jenis
buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat
penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi
(menghambat perkecambahan biji) (Tjitrosomo, 1999).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah
sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah
perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia
memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah
tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga
kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan pada tumbuhan umumnya diukur berdasarkan perubahan panjang, tinggi,
atau masa per unit waktu. Alur perubahan yang terjadi saat pertumbuhan suatu tumbuhan dapat
dilihat melalui kurfa pertumbuhan.

Dwidjoseputro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Frank B Salisbury dan Cleon W Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan, jilid 3. Bandung: ITB.
Goldsworthy, P.R dan N.M. Fisher, 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press,
Gradner P. Franklin,et all.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonsia press.
Kimball, J.W., 1992, Biologi Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 1995. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Salisbury, F.B. dan Cleon W. Ross, 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB Press.
Srigandono, B. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tjitrosomo, G. 1999. Botani umum 2. Bandung: Angkasa.

Morfogensis Tumbuhan
05 March 2014 - dalam Kuliah Morfogenesis Tumbuhan S Oleh herypurba-fst
MORFOGENESIS TUMBUHAN

Merupakan cabang ilmu botani yang bertujuan memahami proses pembentukan


struktur tumbuhan, baik secara internal maupun pengaruh eksternal dan memahami
fenomena pertumbuhan, yaitu: diferensiasi, polarisasi, kesimetrisan,
regenerasi, chimera dan abnormalisasi.

PENDAHULUAN

Definisi Morfogenesis:

Morfo berarti bentuk dan genesis berarti asal mula. Asal mula terjadinya suatu
bentuk

Beberapa pendapat:

Menurut Strasburger (1978): Morfogenesis adalah proses pembentukan


organisme yang dipengaruhi faktor internal (endogen)dan fektor eksternal
(exogen).

Menurut Hill (1982): Morfogenesis adalah proses pertumbuhan dan perkembangan


bentuk, diferensiasi suatu organisme.

Strassburger (1978), menyatakan bahwa pengertian morfogenesis ada 2 kelompok,


yatu:

1. AUTOMORFOSE; yaitu proses pembentukan yang dipengaruhi gen, a.l:


Perkembangan organ generatif Angiospermae, yaitu selama pembentukan bunga yang
dilengkapi dengan pembentukan polen, maka kemudian dapat terbentuk biji,
sedangkan yang tidak dilengkapi oleh pembentukan polen, kemudian tidak berbiji.
2. HETEROMORFOSE; yaitu proses pembentukan yang dipengaruhi oleh adanya
induksi dari luar, a.l: oleh adanya cahaya (fotomorfose); adanya air (hidromorfose)
dan oleh pengaruh panas (termomorfose).

Berdasarkan kedua kelompok ini maka tumbuhnya organisme mengikuti konsep


morfogenesis.

DASAR- DASAR PERTUMBUHAN SEL

- Adanya Teori sel yang dikemukakan oleh Scleiden & Schwann (1839).

Menunjukkan bahwa mengenal sel pada organisme hidup akan diikuti pengenalan
struktur, pertumbuhan dan perkembangnnya.

-Didapatkannya inti sel;

Menunjukkan bahwa perbanyakan sel diatur oleh organel tersebut dan menunjukkan
adanya kelompok organisme tanpa inti (prokariot) dan kelompok berinti
(eukariot).

Sedangkan kalau dilihat dari jumlah inti, organisme dikelompokkan menjadi


organisme berinti tunggal atau organisme berinti banyak.

3 TAHAP PROSES PERTUMBUHAN

1. Tahap seluler

2. Tahap organ

3. Tahap individu

TAHAP SELULER

Pertumbuhan serta perkembangan sel, terdiri dari 4 tahap, yaitu:

Tahap pembelahan sel, pertambahan plasma, perpanjangan sel dan diferensiasi

Pembelahan sel

- Terbatas pada daerah meristem,

- Mitosis atau amitosis dan meiosis

Pertambahan plasma, dan perpanjangan sel.

Selama sel masih hidup dan dalam pembelahan sel, akan terjadi pertambahan
plasma.

Salah satu pembuktian adanya pertambahan plasma dapat diukur dari berat kering,
atau dengan adanya penambahan volume serta oleh adanya perpanjangan sel.

-Pengukuran pertumbuhan, dari adanya pertambahan protoplasma dapat diukur


melalui berat kering (Karena kandungan bahan hidup dari sel adalah: karohidrat,
lemak dan protein, sebagai hasil metabolisme).

Bagaimana dengan pengukuran berat kering biji yang sedang berkecambah? Tepatkah
mengukur pertambahan protoplas dari berat keringnya?.
Pada proses kecambah, biji akan kehilangan bobot melalui respirasi.

-Pengukuran perbanyakan sel, akan lebih realistis dan mudah daripada mengukur
protoplasma.

Bagaimana pengukuran tumbuhan yang mengalami etiolasi?.

-Pengukuran pertambahan volume, diukur pada volume yang permanen (irreversible).

Bagaimana pada daun yang sedang mengalami turgid atau layu ? Dan pengukuran
diameter batang pada siang hari dan malam ?

Diferensiasi

Setelah pembelahan sel, akan terjadi perubahan-perubahan, a.l: pembentukan


organel-organel sel seperti mitokondria, kloroplas, yang kemudian akan terjadi
pembentukan jaringan-jaringan khusus à perubahan ukuran sel dan bentuk sel.

UKURAN SEL

Makin cepat pembelahan sel, maka ukuran sel akan lebih kecil.

Menentukan ukuran sel, dapat berdasar pada:

Pertambahan jumlah sel yang digambarkan pada grafik, umumnya pertumbuhan sel,
memperlihatkan gambaran Sigmoid.

Dan berdasarkan lamanya pembelahan sel.

Bagaimankah menentukan adanya sel yang besar dengan ukuran sel ?

Ukuran sel yang sangat berbeda dengan sel-sel sekelilingnya, dapat karena
polyploidi yang disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah sel, sebagai pengaruh
dari kromosom, misalnya adanya trisomik.

volume inti berkorelasi dengan volume sel.

Bagaimanakah pola sel pada tumbuhan ?

Sangat bervariasi, Ditentukan oleh jenis jaringan dan jenis tumbuhan.

Pada tumbuhan dikenal adanya jaringan meristem, parenkim, mekanik (kolenkim dan
sklerenkim), jaringan epidermis, jaringan pengangkut, jaringan sekresi.

Mengelompokkan jaringan pada tumbuhan tidak selalu mutlak bentuknya dan fungsinya,
karena jaringa parenkim dapat diinduksi oleh lingkungan tertentu menjadi
jaringan pengangkut atau jaringan yang embrionik.

Adanya pembentukan kayu suban dan galih, yang dapat terbentuk pada jenis
tumbuhan kayu tertentu saja.

Adakah hubungan pola pertumbuhan sel dengan morfologi ?

Tergantung pada jenis tumbuhan

Ditentukan pula oleh faktor-faktor, yaitu faktor lokasi pembelahan, jenis yang
akan dibentuk, dan lingkungan (media/ nutrisi)

Contoh: pertumbuhan tumbuhan mengikuti pola:

1. Perpanjangan trakeid pada batang atau ranting, terjadi dari pusat ke luar
melalui pertambahan lingkaran tahun.

2. Ukuran sel trakeid pada cabang lebih kecil daripada batang, tetapi
tergantung pada posisi batang.

3. Terbentuknya kayu suban dan galih (merupakan xilem sekunder)

Kayu suban, sel-selnya mengandung protoplas, berfungsi sebagai pengangkut dan


penyimpan makanan, letaknya dekat dengan kambium.

Kayu galih, sel-selnya mati, karena sel-sel xilem yang terlebih dulu terbentuk,
warna selnya lebih gelap.

4. Pembentukan dinding sel baru ditentukan oleh posisi sel-sel plate.

5. Posisi kromosom dalam mitosis, menentukan pertumbuhan dan diferensiasi.

6. Hasil percobaan Asbhy, pada daun Ipomea pada batang utama yang berubah
dengan adanya pengurangan ukuran sel dan jumlah daun ternyata berkorelasi
dengan aktifitas karboksilase ribulosa difosfat serta daun akan cepat dewasa.

7. Pola pembentukan daun yang mengikuti konsep plastokrom, yang jumlah


primordianya akan meningkat sejalan dengan waktu.

8. Pola pembelahan sel dapat mengikuti arsitek tajuk, yaitu banyaknya cahaya
dapat mempengaruhi pertumbuhan daun.

PROSES PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN, MERUPAKAN SUATU KESATUAN YANG TIDAK


TERPISAHKAN YANG DAPAT TAMPIL SEBAGAI BENTUK.

Masa Vegetatif, terhenti dan diteruskan dengan generatif : PERTUMBUHAN


DETERMINAT.

Masa vegetatif terus berlangsung pada masa generatif: PERTUMBUHAN INDERTEMINAT.

Analisis pertumbuhan:

1. Pertambahan berat kering.

2. Perbanyakan protoplas

3. Perbanyakan sel

4. Pertambahan volume yang permanen.

5. Kinetika tumbuh, menurut Yulius Sachs.

Mengukur (daun, buah atau internodus) terhadap waktu, hasilnya dapat


menunjukkan kurva Sigmoid atau hyperbola.

Keterkaitan antara pertumbuhan dengan faktor dalam:

Pertambahan diameter batang dapat ditentukan oleh pertambahan diameter empulur.

Pertambahan tangkai buah dapat diikuti oleh perbesaran buah.

Pertambahan panjang akar tunggang dapat diikuti oleh tingginya batang utama.

Pertumbuhan, karena adanya pertambahan organ yang diikuti oleh pertambahan


organ lainnya, disebut berkorelasi positif.

Pertumbuhan, adanya pertambahan organ tertentu yang menghambat pertumbuhan


organ lainnya, disebut berkorelasi negatif.

DAPAT DI ANALISIS, MELALUI ANALISIS STATISTIK; KORELASI, YANG DINYATAN DALAM r


(r negatif: korelasi negatif dan r positif: korelasi positif).

FENOMENA MORFOGENESIS

1. KORELASI

2. POLARISASI

3. KESIMETRISAN

4. DIFERENSIASI

5. REGENERASI

6. CHIMERA

7. ABNORMALISASI

KORELASI HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN ORGAN YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA

Contohnya:

- Tinggi tanaman dengan luas daun.

- Jumlah daun dengan jumlah buah. dst

PENGAMATAN DAPAT SECARA FISISOLOGI DAN GENETIS

Karena faktor zat kimia terhadap pertumbuhan, misal: pupuk anorganik dengan
hormon

Faktor perkembangan organ oleh perkembangan organ lainnya. Misalnya: pemberian


hormon/ irradiasi terhadap jumlah kromosom

Hasilnya :

Positif atau negatif

Statistik Regresi korelasi

POLARISASI

Pertumbuhan yang berbeda padakedua kutubnya; yang disebabkan oleh proses


fisiologi atau genetik

Ada 3 aspek polaritas:

1. Oriented behaviour: adanya perbedaan pertumbuhan sel atau jaringan; jaringan


meristem yang ada dipaling ujung pertumbuhannya akan lebih cepat, sehingga akan
mempengaruhi ukuran sel; gerakan nutrisi akan lebih cepat apabila menuju ke
bawah.

2. Axiation: sumbu simetri: bentuk bunga umumnya akan menyeimbangkan bentuk


simetris, melalui susunan fibonaci; susunan felamen pada bunga.

3. Polar difference (perbedaan kutub): akibat perbedaan distribusi nutrisi


dikedua ujung tumbuhan
POLARITAS dapat ditinjau dari: struktur luar; struktur dalam atau polaritas
fisiologi

Polaritas struktur luar, dapat dilihat oleh adanya regenerasi dari organ
tumbuhan yang ditumbuhkan dengan tempat dan posisi yang berbeda

Polaritas struktur dalam; Pola pertumbuhan; a.l. fase-fase pada mitosis

Polaritas secara fisiologi: a.l: gerakan ratio C/N; gerakan N cenderung


bergerak ke atas, sedangkan C, gerakan cenderung ke bawah.Contoh yang lainnya
gerakan auxin; Aktifitas respirasi cenderung ujung meristem lebih aktif.

KESIMETRISAN

BENTUK TUBUH YANG KARAKTERISTIK YANG CENDERUNG UNTUK DAPAT MEMBENTUK TUBUH
YANG SIMETRIS PADA SUMBUNYA

Dipengaruhi oleh faktor luar : Cahaya, zat tertentu (zat tumbuh secara exogen)
atau adanya faktor genetis.

Bentuk simetris :

Radial

Bilateral

Dorsoventral

Radial

Tipe yang melingkari sumbu dengan bidang sama besar,

- Tumbuhnya akat letaral pada akar primer

- Pilotaksis daun

Bilateral

Tipe yang mempunyai pertumbuhan organ yang mempunyai dua sisi yang berlawanan
sama besar; di depan dan di belakang sama besar atau di kiri dan dikanan sama
besar : membentuk amfitoniContoh: batang Opuntia

bentuk bunga Cruciferaceae

Dorsoventral

Pertumbuhan organtumbuhan padasalah satu sisinya sama besar,tetapi sisi lain


tidak sama besar.

Contohnya: lumut hati

akar orchidaceae

DIFERENSIASI

Perkembangan tumbuhan yang berbeda dengan bentuk semula.


pembentukan ovula, polen, gamet jantan,gamet betina, zigot,embrio, tumbuhnya
organ-organ baru

Ditentukan oleh sifat dari adanya perubahan-perubahan dari jumlah sel,letak


pertumbuhan, sehingga akan mempengaruhi terbentuknya jaringan dan juga
pembentukan organ serta akan mempengaruhi individu

Yang mempengaruhi Diferensiasi, adalah:

1. Meristem terminal yang akan menentukan pembentukan primordia dari daun dan
tunas.

2. Sel-sel kambium yang akan membentuk jaringan pembuluh

3. Sel-sel yang sifatnya embrionik yang kemudian muncul jaringan-jaringan


tertentu sebagai primordia organ tertentu.

4. Bagian-bagian yang tidak nyata akibat dari adanya pengaruh lingkungan yang
kemudian berpotensi untuk berkembang.

Faktor yang mempengaruhi diferensiasi: genetis dan lingkungan karena sifat sel
tumbuhan adalah mempunyai totipotensi.

BAGAIMANA HUBUNGAN PERTUMBUHAN DENGAN DIFIRENSIASI :

1. Adakah pertumbuhan tanpa diferensiasi ?

2. Adakah diferensiasi tanpa pertumbuhan ?

1. Pertumbuhan tanpa diferensiasi:

- terbentuknya endosperm biji

- terbentuknya kalus

Diferensiasi tanpa pertumbuhan:

- Pembentukan sporocarp pada jamur lendir: Pembentukan agregasi myxoamoeba dan


membentuk pseudoplasmodium sorus

Proses diferensiasi dipelajari dari:


1. Struktur /Konfigurasi : sel jaringan diferensiasi.

2. Aspek ontogeni: perubahan dari tumbuhan muda dan dewasa.

3. Faktor lingkungan : perubahan struktur.

4. Faktor fisiologi.

STRUKTUR /KONFIGURASI DIFERENSIASI

Ada 2 macam diferensiasi :

- Diferensiasi external
- Diferensiasi internal

Diferensiasi external

- Pembentukan bagian vegetatif yang diteruskan menjadi pembentukan bagian


generatif.

- Pembentukan bunga dari primordial bunga yang kemudian membentuk pola dengan
terbentuknya sepal, stamen dan karpel.

- Metagametosis

Diferensiasi internal

- Mitosis dan meiosis

- Pembentukan jaringan (teori Hanstaein).

Adanya perubahan ukuran, ketebalan dinding sel, posisi sel

DIFERENSIASI SECARA ONTOGENI

Secara umum akan terjadi diferensiasi adalah karena adanya proses ontogeni:
à dipengaruhi faktor genetis.

Adanya perubahan secara perlahan dari bentuk, sifat, tumbuh fase vegetatif à
fase generatif.

Perkembangan batang :

Pucuk batang, umumnya terdiri atas axis dengan ruas-ruasnya serta primordia
daun, yang akan tersusun pada batang dengan sebutan filotaksis.

Batang primer yang berkembang dari protoderm, prokambium dan meristem dasar.

Perkembangan daun:

Bentuk-bentuk daun yang akan berubah pada jenis tanaman tertentu, antara lain:

Perkembangan daun kapas pada setiap cabang memperlihatkan adanya bentuk yang
berbeda.

Perkembangan daun Ipomea.

DIFERENSIASI KARENA LINGKUNGAN

Adanya perubahan struktur, akibat adanya pengaruh faktor: cahaya, air,


temperatur dan zat kimia.

Yang paling umum diferensiasi tumbuhan secara cepat karena faktor zat kimia. Sedangkan
oleh adanya faktor cahaya, temperatur dan air, pengaruhnya perlahan. Sebagai
contoh perkecambahan biji kacang hijau, akan cepat apabila dalam keadaan tidak
ada cahaya. Temperatur yang cukup tinggi dapat mempengaruhi perubahan fase
vegetatif menjadi fase pembentukan organ generatif. Pada musim panas, maka fase
pembungan akan cepat terbentuk.
HUBUNGAN DIFERENSIASI DENGAN FISIOLOGI

Umumnya proses diferensiasi, akibat adanya proses fisiologi.

a.l.: untuk pembentukan akar pada kultur jaringan memerlukan penambahan zat
pengatur tumbuh golongan auxin

Stamen pada tanaman Canabis, berasa asam.

Konsentrasi sukrosa dapat mempengaruhi pembentukan lobus pada primordia daun;


sukrosa rendah membentuk 2 lobus, sedangkan tinggi dapat membentuk lobus lebih
dari dua.

REGENERASI

Dapat terjadi pada organisme yang sedang berkembang yang melengkapi


bagian-bagian yang terlepas/rusak yang disebabkan karena adanya gangguan
fisiologis, kemudian menghasilkan tubuh yang lengkap.

Regenerasi pada tumbuhan terbatas pada jaringan meristematis atau pada jaringan
dewasa yang sedang mengalami perubahan, menjadi jaringan yang bersifat
embrionik.

Ada hubungan dengan Dediferensiasi

Regenerasi dapat terjadi pada tumbuhan tingkat tinggi dan rendah

Regenerasi pada tumbuhan tingkat rendah: terjadi pada tumbuhan Thallophyta dan
Bryophyta.

Berdasarkan bahwa organisme yang bersel satu, regenerasi akan rutin terjadi.

Contoh:

Jenis alga Cladophora, yang mengalami plasmolisis à sel akan terpisah namun
akan terbentuk individu baru.

Jenis lumut hati Sphaerocarpus,yang dipotong-potong, maka akan tumbuh


bagian-bagian organ, sesuai dengan tempat pemotongannya.

Pada tumbuhan tinggi, regenerasi ada 3 macam, yaitu:

1. Regenerasi rekonstitusi atau regenerasi awal.

2. Regenerasi restorasi

3. Regenerasi reproduktif atau regenerasi vegetatif.

1. Regerasi Rekonstitusi:

terjadi pada daerah jaringan embrionik, prosesnya ada 2 :

1. Rekonstitusi meristematis

2. Rekonstitusi jaringan dewasa.

Rekonstitusi meristematis:

Jaringan dapat berregenerasi sempurna.

Contoh:
- Pemotongan pada ujung akar sekitar 0,5 – 0,7 mm (daerah meristematis), maka
dipermukaan luka akan tumbuh jaringan meristematis sebagai penutup luka, yang
akan membentuk kalus dan akan membentuk akar adventif.

- Pemotongan ujung batang Podostemon ceratophyllum, maka dipermukaan bekas


potongan akan tumbuh sekelompok sel yang meristematis yang akan tumbuh tunas
adventif.

Rekonstitusi jaringan dewasa

Peristiwa penyembuhan, karena terjadinya aktifitas pembelahan sel didekat


jaringan yang terpotong.

Pembelahan secara periklinal dengan bagian yang terpotong, akibat adanya


pengaruh hormon luka, à menginduksi aktifitas kerja felogen membentuk jaringan
penutup luka (kalus) untuk membentuk akar atau daun.

Contoh :

- Bagian vena daun yang dipotong-potong, akan membentuk benang-benang yang akan
menghubungkan sel-sel mesofil yang terpisah.

- Umbi kol yang masih muda, dipotong transversal dari ujung ke basal, awalnya
akan terjadi pembengkakan, namun struktur umbi akan kembali normal.

- Kolrahbi, yang terkelupas, maka bagian yang terkelupas akan membentuk lapisan
epidermis. yang seharusnya bila tidak terkelupas akan membentuk jaringan
kortek, namun adanya pengelupasan maka jaringan berkembang sesuai dengan
posisi.

- Perlukaan di bagian batang ( apabila mengenai daerah kambium), maka akan


terbentuk jaringan yang akan membentuk tunas adventif, sehingga batang akan
bercabang.

2. Regenarasi Restorasi

Merupakan peristiwa perbaikan jaringan atau organ yang hilang, yang kemudian
karena adanya aktivitas jaringan yang bersifat meristem dekat jaringan rusak
tsbt.

Dapat terjadi pada bagian-bagian organ tumbuhan yang dipotong-potong, karena


adanya jaringan penutup luka akibat aktivitas jaringan kambium yang sifatnya
embrionik akan membentuk kalus dan kemudian akan membentuk organ baru à dapat
dijadikan dasar dalam perbanyakan vegetatif.

Contoh:

- Batang dikotil yang dipotong-potong, maka tunas akan muncul di ujung apikal
dan akar di ujung basal dengan polaritas tertentu, tunas axila akan tumbuh,
namun apabila tunas tidak tumbuh maka akan tumbuh primordia yang dorman.

Bila pemotongan pada batang monokotil, regenerasi terbatas pada bagian karena
tidak mempunyai kambium meristem interkalar. Atau bagian yang hilangnya saja
dan terbatas pada bagian yang masih muda.

Regenerasi yang cepat banyak dibantu oleh aktivitas hormon

Adanya klorofil, akan membantu pembentukan organ lainnya.

Regenerasi Restorasi, dapat terjadi pada:

Akar, membentuk kalus à membentuk jaringan embrionik bersifat meristematis dan


akan tumbuh tunas adventif dan muncul floem yang bukan dari adanya kambium.

Munculnya tunas akar dari lapisan subepidermal batang yang terluka dari tanaman
Aristolochia.

Pada daun sukulen yang dipotong, maka akan muncul tunas adventif.

Kotiledone yang diisolasi, dengan munculnya akar kotiledone.

Karangan bunga yang di potong-potong akan membentuk akar atau tunas adventif.

3. Regenerasi Reproduktif atau regenerasi Vegetatif.

Terjadi secara alami dan mucul tunas pada bagian vegetatif dan akan menjadi
individu baru. Banyak didapatkan pada tumbuhan rendah. Dan pada tumbuhan
tingkat tinggi terjadi pada tanaman Kanchoe (cocor bebek).

Munculnya embrio somatik dari pemotongan kalus akibat dari induksi zat tumbuh.

CAMPURAN JARINGAN

Yaitu: kombinasi jaringan yang berbeda secara genetik

Dapat dibentuk melalui:

Sistim sambung pada perbanyakan vegetatif, mosaik dan chimera.

SISTIM SAMBUNG

Prinsipnya adalah menyambung dengan batang tanaman namun kedua kambium harus
kontak.

Keberhasilan sistim sambung:

- Bentuk batang atas dan bawah, apabila batang atas mempunyai sistim
perakarannya kecil, maka akan terjadi pengurangan ukuran dan kekuatan sistim
pucuk.

- Jumlah auksin, pada tipe pohon yang beranting banyak, akan menunjukkan adanya
hambatan membentuk pucuk, sehingga memberikan kesempatan untuk berkembangnya
tunas lateral.

- Kekerabatan antar kedua jenis tanaman yang disambungkan.

Tumbuhan monokotil sulit disambungkan, karena sistim kambiumnya sedikit

CONTOH, HUBUNGAN TIMBAL BALIK SISTIM CAMPURAN JARINGAN

- Adanya perpindahan zat alkaloid dari batang bawah ke batang atas, jika
tanaman tomat disambung dengan tanaman tembakau, sehingga daun tomat akan
tercium bau tembakau.

- Tanaman bawah berbunga banyak sedangkan atas sedikit, maka batang atas akan
berbunga banyak.

- Tanaman leguminosa yang berkayu dan perenial, disambung dengan tanaman


buncis, maka buncis bersifat perenial.

- Menyambungkan batang atas dari varietas annual (membentuk bunga pada satu
musim) ke batang bawah yang binneal, maka pada kedua jenis tumbuhan akan
berbunga pada waktu yang bersamaan.
- Menyabungkan batang atas yang fertil dengan batang bawah yang steril, akan
menghasilkan batang atas yang steril.

Bentuk buah, umumnya dipengaruhi oleh gen

CHIMERA

Dapat terjadi pada:

Jaringan pada batang, daun ataupun akar yang tersusun dari jaringan-jaringan
yang berbeda sumbernya secara genetik yang mengalami mutasi somatik, maka akan
terjadi percampuran jaringan meristem dan selanjutnya akan bersama-sama hidup

Beberapa bentuk Chimera:

1. Chimera dua jaringan yang bercampur tidak beraturan, akan bertahan sementara
kemudian berganti struktur yang terorganisir.

2. Chimera meriklinal, tipe campuran dari jaringan yang membentuk lapisan tipis
akan melapisi bagian permukaan.

3. Chimera sektoral, tipe campuran dari berbagai jaringan yang berdekatan satu
sama lain tanpa garis batas yang simetri (tidak teratur).

4. Chimera periklinal, yaitu tipe campuran jaringan-jaringan yang sumbernya


berbeda, seperti dari hasil sambungan dua jenis tanaman yang menghasilkan bunga
yang warnanya dimiliki oleh kedua jenis tanaman tersebut. Dapat terjadi pula
pada tumbuhan yang diinduksi secara kimia seperti yang telah dilakukan
mencampurkan sel .

Contoh mencampurkan sel Solanum lycopersicom dengan S. nigrum, yang


menghasilkan 3 lapisan yang berbeda secara genetik, yaitu: 2n, 4n dan 8 n. Dan
Polyploidinya dapat terjadi beberapa kombinasi yang dibentuk pada setiap
lapisan, yang terlihat pada ukuran sel yang seimbang dengan jumlah kromosomnya.

MUTASI SOMATIK

Campuran jaringan yang muncul secara spontan akibat dari sel-sel vegetatif yang
bermutasi.

Dapat terjadi oleh adanya lingkungan yang berubah-ubah.

a.l: perlakuan pemberian temperatur yang rendah. Irradiasi atau zat-zat kimia,
yang semuanya dapat mempengaruhi kromosom

ABNORMALITAS

ADANYA BENTUK YANG BERLAINAN/ TIDAK SAMA DALAM SATU TUBUH

DAPAT TERJADI KARENA FAKTOR DALAM (GENETIS) ATAU LINGKUNGAN

KONSEP ABNORMALITAS, ADA 2 KONSEP, YAITU:

KONSEP PERTAMA:

BERDASARKAN POLA PROTOPLASMIK, KEMUDIAN CENDERUNG MENYESUAIKAN DIRI à AKIBATNYA


MEMPUNYAI EKSPRESI YANG CENDERUNG AKIBAT FAKTOR LINGKUNGAN YANG KEMUDIAN
DIIKUTI OLEH MORFOGENESIS

KONSEP KEDUA:

PERKEMBANGANNYA TIDAK MENUNJUKKAN EKSPRESI YANG BANYAK DAN DAPAT DIPENGARUHI


LINGKUNGAN, YANG KEMUDIAN PERKEMBANGANNYA MENJADI KONSTAN.

MACAM-MACAM ABNORMALITAS:

1. METAMORFOSIS

2. FASKIASI / FASIASI /FASCIATION

3. PELORI

4. STRUKTUR AMORF

Metamorfosis

• Adanya pertumbuhan pada salah satu organ mempunyai fungsi tertentu.

• Contoh: bentuk phyllody (filodi)

• Struktur petal & sepal seperti strukur daun

• Bentuk stamen bunga Eriophyces

• Tumbuhnya sulur pada ujung daun labu.

• Petal bunga Gloxinia menjadi besar

FASKIASI = FASIASI

Pembentukan struktur akibat dari bagian-bagian tumbuhan yang bersatu; dapat


terjadi pada organ batang atau akar.

Prosesnya karena adanya peleburan atau adanya penyambungan faktor genetis atau
kimia.

Contoh yang bersifat genetis: Colocasia cristata, Lycopodium, Anthurium.

Contoh fasiasi hasil percobaan:

Hasil pemotongan epikotil Phaseolus multiflorus, maka yang tumbuh adalah tunas
yang bersatu dengan kotiledon yang bentuknya pipih

PELORI

Tipe abnormal dari floral, yang tadinya simetris dorsiventral menjadi simetris
radial.

Pertama yang menemukan fenomena pelori, adalah Lineus. Yang ditemukan pada:
tumbuhan Lineria spuria, Antirrhinum mafus dan Digitalis purpurea.

STRUKTUR AMORF

Merupakan struktur yang spesifik, tipe-tipe yang termasuk amorf adalah:


INTUMESENSI, KALUS dan CROWN GALL.

INTUMESENSI:

Bentuk seperti kutil atau pastula akibat kelebihan air dipermukaan daun kubis
(kol).

Bentuk hiperplasia, akibat proliferasi sel-sel gabus menjadi meningkatnya


jumlah sel.
Terjadinya pembesaran sel, disebut hypertropi.

KALUS:

Struktur terbentuk akibat aktifitas kambium gabus pada daerah yang luka.

Struktur tersebut terdiri dari sel-sel yang parenkimatus dan terdiri dari
sel-sel yang sifatnya meristematis / embrionik.

CROWN GALL

• Struktur yang terbentuk di batang akibat dari aktivitas mikroorganisme


Agrobacterium tumefacien’

Pembentukan sel tumor primer

Bakteri Agrobacterium tumefaciens mengandung plasmid Ti (penginduksi tumor)


yang masuk pada sel-sel tumbuhan dan memperbanyak diri, kemudian DNA plasmid
dari bakteri tsbt diintegrasikan dan mampu menginduksi sel-sel membentuk enzim
baru yang dapat mensintesiskan opin melalui bantuan asam amino oktopinat dan
nopalinat yang digunakan sebagai sumber karbon dan nitrogen A.tumefaciens,
dengan demikian maka sel-sel tumbuhan mendapatkan produk fotosintesis secara
esklusif .

Witches – broom:

Struktur yang terbentuk pada tumbuhan paku yang tumbuh ruas – ruas atau
cabang-cabang yang tidak memanjang, namun pertumbuhannya diikuti oleh
tunas-tunas yang bersifat dorman, sehingga bentuknya seperti sapu.

Faktor- faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan: à HETEROMORFOGENESIS

Air

Temperatur

Cahaya

Zat pengatur tumbuh

PROSES MASUKNYA UNSUR-UNSUR HARA YANG TERJADI DALAM TUMBUHAN BERHUBUNGAN DENGAN
GERAKAN AIR MELALUI PERISTIWA DIFUSI,OSMOSA DAN IMBIBISI

AIR MERUPAKAN UNSUR YANG PALING PENTING UNTUK PROSES FISIOLOGI

LEBIH DARI 80% BERAT BASAH SEL DARI JARINGAN PADA TANAMAN ADALAH AIR,

KADAR AIR DALAMSELMERISTEMATIS DAPAT MENINGKAT SAMPAI 90%

KADAR AIR DAPAT MENURUN SAMPAI KURANG DARI 10% PADA BIJI ATAU PADA KUNCUP YANG
DORMAN
Morfogenesis adalah proses pertumbuhan dan diferensial sel-sel individu menjadi jaringan kemudian menjadi organ dan akhirnya menjadi organisme
yang dapat dikenali.[1] Proses ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, salah satunya adalah cahaya.[1] Morfogenesis pada tanaman terutama
terjadi melalui pertumbuhan diferensial.[2] Jaringan embrio permanen menghasilkan morfogenetik potensial yang bervariasi dengan lingkungan dan
terus menghasilkan organ baru sepanjang kehidupan tanaman.[2] Sementara itu, morfogenesis hewan terjadi melalu pertumbuhan dan
gerakan sel.[2] Awalnya, sebuah pola yang tetap terbentuk dan kemudian organisme ditentukan oleh bentuk dan ukuran.[2] Setelah itu, organ akan
terbentuk.[2] Ketika organ terbentuk maka tidak ada organ baru yang dihasilkan.[2]

Morfogenesis juga mencakup hal yang lebih kompleks yang melibatkan beberapa proses morfogenetik terkoordinasi seperti, bagaimana tulang
berbentuk, bagaimana katub jantung pada mamalia mereorganisasi dirinya sendiri dan terhubung dengan pembuluh darah untuk menghasilkan empat
bagian pada jantung orang dewasa.[3] Morfogenesis bahkan mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan biologis dan
perkembangan anatomi.[3]

1. Tahap Awal Pertumbuhan


Pertumbuhan pada biji telah dimulai pada saat proses fisika, kimia, dan biologi berlangsung. Mula-
mula terjadi proses fisika saat biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai biji ukurannya
bertambah dan menjadi lunak. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga
menghasilkan berbagai reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam
biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat
perkecambahan berlangsung yang dipakai untuk berkecambah.
2. Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian
plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Tipe
perkecambahan ada dua macam, tipe itu sebagai berikut.
a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Tipe ini terjadi, jika plumula (perhatikan gambar) muncul di atas permukaan tanah, sedangkan
kotiledon tetap berada di dalam tanah.

Sumber: Kamus Biologi Bergambar 2005


Gambar 1.1. Bagian-bagian Biji
Sumber: Kamus Biologi Bergambar 2005
Gambar 1.2. Epigeal

b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)Tipe ini terjadi, jika plumula dan kotiledon
muncul di atas permukaan tanah. Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari cadangan
makanan karena belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan
dikotil makanan diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari
endosperm.

Sumber: Kamus Biologi Bergambar 2005


Gambar 1.3. Hipogeal

Baca juga: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada


Tumbuhan

3. Pertumbuhan Primer
Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang terletak
di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem jaringan
primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada
akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan
xilem.
4. Pertumbuhan SekunderSetelah meristem primer membentuk jaringan permanen, kemudian
meristem sekunder mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada
tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim.

Sumber Gambar: Botani, 1982


Gambar 1.4. Tahapan pertumbuhan batang sekunder

Jika sel kambium membelah ke arah luar, akan membentuk sel floem, sebaliknya jika sel kambium
membelah ke arah dalam akan membentuk xilem. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas
kambium disebut xilem sekunder dan floem sekunder. Pertumbuhan xilem dan floem tersebut
menyebabkan batang bertambah besar dan terbentuk lingkaran tahun yang dipengaruhi oleh aktivitas
pada musim kemarau dan musim penghujan.
6 Sifat jaringan meristem
Oleh Admin Pada 20/12/2018 In Biologi Tagged Jaringan, Jaringan meristem, Pengertian dari Jaringan meristematik

Jaringan meristematik, atau hanya meristem, adalah jaringan di mana sel-sel tetap selamanya
muda dan membagi secara aktif sepanjang kehidupan tanaman. Ketika sel meristematik membagi
menjadi dua, sel baru yang masih dalam meristem yang disebut awal, yang lain derivatif. Seperti
sel-sel baru yang lain ditambahkan oleh divisi mitosisberulang dari sel awal, derivatif didorong
lebih jauh dari zona divisi aktif.
Mereka meregang, memperbesar dan berdiferensiasi menjadi jenis lain dari jaringan pada saat
jatuh tempo. Sel-sel meristematik umumnya kecil dan kuboid dengan inti besar, vakuola kecil,
dan dinding tipis. Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah jaringan yang sel0sel nya
membelah diri secara mitosis. Kemampuan jaringan meristem bermitosis secara terus-menerus
menyebabkan terus bertambahnya sel-sel baru sehingga tumbuhan mengalami penambahan
tinggi dan volume.
Jaringan meristem memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Disusun oleh sel-sel muda yang aktif membelah dalam fase pertumbuhan dan perkembangan.
2. Tidak memiliki ruang antar sel (susunan sel rapat)
3. Sel-sel berbentuk bulat, lonjong, poligonan, kuboid, atau prismatik, dan memiliki dinding sel
yang tipis. Namun sel-sel tertentu pada meristem apikal mempunyai dinding sel yang tebal. Sel-
sel kambium juga memiliki dinding radial yang sangat tebal pada periode tertentu.
4. Di dalam sel mengandung protoplasma. Biasanya protoplasma tidak mengandung bahan
makanan cadangan dan kristal. Plastida yang masih berbentuk plastida. Namun, protoplasma
felogen dapat mengandung seluruh bahan tersebut.
5. Sel memiliki satu atau dua inti sel (nukleus) yang besar.
6. Vakuola sel sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Jaringan meristem dapat dikelompokan berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, asal-
usulnya, jaringan yang dihasilkannya, strukturnya, taraf perkembangannya, dan fungsinya.

JARINGAN MERISTEM (JARINGAN EMBRIONAL)

A. Jaringan Meristem (Jaringan Embrional)


Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah jaringan yang sel-selnya aktif
membelah diri secara mitosis. Kemampuan jaringan bermitosis secara terus menerus
menyebabkan terus bertambahnya sel-sel baru sehingga tumbuhan mengalami
pertambahan tinggi dan volume.
Jaringan meristem memiliki sifat-sifat ,sebagai berikut.
• Disusun oleh sel-sel muda yang aktif membelah dalam fase pertumbuhan dan
perkembangan.
• Tidak memiliki ruang antarsel (susunan rapat)
• Sel-sel berbentuk bulat, lonong, poligonal, kuboid atau prismatik, dan memiliki
dinding sel yang tipis. Namun, sel-sel tertentu pada meristem apikal mempunyai
dinding sel yang tebal. Sel-sel kambium pembuluh juga memiliki dinding radial yang
sangat tebal pada periode tertentu.
• Di dalam sel mengandung banyak protoplasma. Biasanya protoplasma tidak
mengandung bahan makanan cadangan dan kristal. Plastida masih berbentuk
proplastida. Namun protoplasma felogen dapat mengandung seluruh bahan tersebut.
• Sel memiliki satu atau dua inti sel (nukleus) yang besar.
• Vakuola sel sangat kecil atau tidak ada sama sekali.

Jaringan meristem dapat dikelompokkan berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan,


asal-usulnya, jarigan yang dihasilkan strukturnya, taraf perkembangannya, dan
fungsinya. Berdasarkan asal terbentuknya jaringan meristem dikelompokkan menjdi
dua macam, yaitu jaringan meristem primer dan meristem sekunder.

1. Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-seknya
katif membelah. Pada umumnya terdapat di ujung batang atau (pucuk) dan ujung akar.
Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan vertikal yang
mengakibatkan perpanjangan batang dan akar. Meristem ini berasal dari sel-sel inisial
yang disebut promeristem. Promeristem adalah jaringan yang sudah ada ketika
tumbuhan masih dalam fase embrio, Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Harbelendt. Promeristem akan berkembang menjadi protoderm, prokambium dan
meristem dasar . Selanjutnya protoderm akan berdiferensiasi menjadi sistem jaringan
pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan
dasar)

2. Meristem Sekunder
Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel-sel
meristematik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma dan memiliki
vakuola yang besar di bagian tengahnya. Contohnya adalah kambium dan kambium
gabus (felogen). Kambium merupakan laisan sel-sel yang aktif membelah di antara
pembuluh angkut xilem dan floem. Kambium merupakan lapisan sel-sel yang aktif
membelah di antara pembuluh angkut xilem dan floem. Kambium disebut juga dengan
kambium pembuluh (kambium vaskuler). Kambium dapat ditemukan didalam batang
maupun akar tumbuhan dikotil (dicotylodeneae), Gymnospermae, dan beberapa
tumbuhan monokotil (misalnya Agave, Aloe, Yucca sp., dan Dracaena sp). Kambium
menyebabkan pertumbuhan sekunder sehingga batang menjadi bertambah besar.
Aktivitas kambium kearah dalam dalam membentuk pembuluh kayu (xilem),
sedangkan ke arah laur membentuk pembuluh tapis (floem). Pada fase pertumbuhan,
aktivitas kambium kearah dalam lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas
kambium ke arah luar, sehingga kayu pada batang atau akar menjadi lebih tebal
daripada kulitnya.
Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan
pelindung periderm (gabus). Kambium gabus terletak di bawah epidermis batang dan
akar yang sudah tua. Aktivitas kambium gabus (felogen) ke arah luar akan
membentuk felem (lapisan gabus), sedangkan ke arah dalam membentuk feloderm
(korteks sekunder). Lapisan gabus sangat sulit atau tidak bisa ditembus air. Pada
umumnya sel-sel gabus merupakan sel mati. Sementara itu, feloderm terdiri atas sel-
sel hidup.

Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, jaringan meristem dapat dibedakan


menjadi tiga macam, yaitu meristem apikal, meristem interkalar, dan meristem lateral.

a. Meristem apikal (meristem ujung)


Meristem apikal terdapat di ujung batang (pucuk) utama, ujung batang (pucuk) lateral,
dan ujung akar. Meristem apikal menyebabkan pemanjangan batang dan akar yang
disebut pertumbuhan primer. Semua jaringan yang terbentuk dari meristem apikal
disebut jaringan primer. Proses pemanjangan meristem apikal akan menghasilkan
daun, bunga, dan tunas apikal (tunas ujung) yang akan berkembang menjadi cabang
samping. Meristem apikal akan tampak melebar sebelum pembentukan daun,
kemudian akan menyempit kembali sesudah terbentuknya primordium daun. Proses
ini akan berulang kembali dengan adanya inisiasi dari setiap daun atau pasangan daun.

Menurut Schmidt, terdapat dua bagian penting pada daerah ujung batang, yaitu korpus
dan tunika. Korpus merupakan bagian pusat dari titik tumbuh, denganarea yang luas,
tersusun dari sel-sel relatif besar, serta dapat membelah secara tidak beraturan ke
segala arah dan membentuk seluruh jaringan selain epidermis.
Tunika merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh, terdiri atas satu atau beberapa
lapis sel yang tersusun dari sel-sel berukuran relatif lebih kecil dan mengalami
pembelahan ke arah lateral lateral atau ke samping. Sel-sel tunika akan berdiferensiasi
menjadi epidermis.

Sementara itu, Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga daerah, yaitu dermatogen
yang akan berkembang menjadi epidermis , periblem yang akan berkembang menjadi
stele.

b. Meristem interkalar atau aksilar (meritem antara)


Meristem interkalar terdapat di antara jaringan yang sudah berdiferensiasi. Contohnya
meristem pada pangkal ruas tumbuhan golongan rumput-rumputan (Graminae),
beberapa anggota spesies dari Caryophllaceae dan Polygonaceae, serta Equisetum sp.
Meristem interkalar merupakan daerah meristematik yang terisolasi di subapikal
batang, kemudian berkembang menuju pangkal (besipetal). Sel selnya membelah
untuk membentuk rangkaian sel yang sejajar sehingga disebut meristem rusuk.
Meristem interkalar menyebabkan pemanjangan ruas batang dan menyebabkan
terbentuknya bunga. Jaringan yang terbentuk oleh meristem interkalar termasuk
jaringan primer.

Miltenyi mengatakan bahwa meristem interkalar batang rumput tidak memiliki


kedudukan yang tetap, melainkan berubah-ubah bersamaan dengan memanjangnya
ruas, tetapi setelah perkembangan lakuna (interupsi di dalam jaringan pembuluh
silinder tengah)., aktivitas ini menjadi terbatas pada jaringan dasar perifer di daerah
sendi. Aktivitas meristematik sendi akan tetap aktif meskipun batang sudah menjadi
dewasa

a. Meristem Lateral (meristem samping)


Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaan batang atau akar, contohnya
kambium pembuluh, kambium gabus. Meristem lateral menyebabkan terjadinya
pertumbuhan sekunder pada batang maupun akar, sehingga batang dan akar tersebut
akan membesar. Aktivitas meristem lateral akan membentuk jaringan sekunder.
Kambium pembuluh , menyebabkan epidermis pecah. Jatringan pelindung (jaringan
gabus) kemudian mengambil alih fungsi epidermis. Gabus tersusun dari sel-sel mati
berbentuk pipih tanpa ruang antarsel. Sel-sel tersebut dibatasi oleh lapisan berlemak
suberin. Pada batang, gabus muncul pada sel-sel korteks terluar, seangkan pada akar
umumnya gabus dibentuk di dalam perisikel. Pada jaringan gabus terdapat
sekumpulan sel-sel yang memiliki ruang antarsel yang disebut lentisel. Lentisel
berfungsi sebagai jalur pertukaran udara atau oksigen untuk kebutuhan hidup yang
terletak di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai