Morgentum
Morgentum
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat
balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada
proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif (Lakitan, 1995).
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar
dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang
tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan
dengan angka (Kimball, 1992).
Organisme disebut telah dewasa apabila telah mampu berkembang biak secara generatif.
Pada tumbuhan, hal itu ditandai dengan terbentuknya bunga. Sedang pada manusia dan mamalia
lainnya ditandai dengan telah berkembangnyagonade yang menghasilkan sel-sel kelamin
(gamet). Pada pria ditandai dengan dimulainya produksi sel sperma oleh testis, dan pada wanita
menghasilkan ovum (sel telur) yang dibentuk di ovarium.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat dibalikkan dalam
ukuran pada sistem biologi. Secara umum pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena
organisme multisel tumbuh dari zigot, pertumbuhan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga
dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan biologis
terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertambahan volume sel dan
pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi
protein, sedangkan pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel (Kaufman, dkk.,
1975).
B. Macam-Macam Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder (Lakitan, 1995).
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem
primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih
berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang dan ujung akar. Akibat
pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan bertambah panjang.
Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah
pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan
daerah diferensiasi.
a. Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru terus
menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah
meristematis.
b. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel hasil
pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah inilah yang
mengalami pemanjangan.
c. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh
mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi
epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan
sklerenkim.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder. Contoh
jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam
membentuk xilem atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu.
Akibat aktivitas jaringan meristem pada kambium, diameter batang dan akar bertambah besar.
Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan
sekunder (Dwidjoseputro. 1986).
Terdapat beberapa unsur yang diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah besar, yaitu karbon
(C), Oksigen (O), Hidrogen (H), dan Nitrogen (N). Di samping itu juga diperlukan unsur P
(fosfor). Kelima unsur ini merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan. Dinding sel tumbuhan
disusun oleh unsur C, H, dan O. Protein yang merupakan penyusun utama sitoplasma (cairan sel)
disusun oleh unsur C, H, O, dan N. Begitu pula asam inti yang merupakan penyusun kromosom
dan intisel, yang tersusun dari unsur C, H, O, N, dan P. Karbohidrat dan lemak juga merupakan
penyusun sitoplasma pada beberapa sel tumbuhan, tersusun dari unsur C, H, dan O
(Dwidjoseputro. 1986).
C. Kurva Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan umumnya diukur berdasarkan perubahan panjang, tinggi,
atau masa per unit waktu. Alur perubahan yang terjadi saat pertumbuhan suatu tumbuhan dapat
dilihat melalui kurfa pertumbuhan (Salisbury dan Ross, 1992).
1. Kurva sigmoid
Kurva sigmoid merupakan kurva yang paling dasar dengan berdasarkan waktu
a. Periode inisiasi : pertumbuhan lambat karena jumlah sel sedikit
b. Periode sentral : jumlah sel meningkat sangat cepat karena besarnya pembelahan sel.
c. Periode akhir : pertumbuhan menurun kemudian berhenti
Secara umum kurfa pertumbuhan berupa kurfa S (sigmoid). Pada kurva tersebut terdapat
beberapa fase. Yaitu fase lag, fase logaritmik, fase pertumbuhan linear, dan fase stasioner.
a. Fase Lag
Pertumbuhan pada fase ini berjalan lambat, dengan sedikit atau bahkan tidak ada proses
pembelahan sel atau perkembangan sel. Pada periode ini organisme dedang beradaptasi sumber
daya kehidupan missal adaptasi terhadap cadangan makanan dalam biji.
b. Fase Logaritmik
Pertumbuhan berjalan dengan kecepatan yang sangat cepat dan tak trkendali. Persediaan
nutrisi/makanan masih lengkap dan tercukupi. Produk sisa belum terakumulasi.
c. Fase Pertumbuha Linear
Pada fase ini tingkat dan kecepatan pertumbuhan mulai stabil dan relative konstan. Pertumbuhan
dibatasi oleh faktor internal maupun eksternal.
d. Fase Stasioner
Fase ini merupakan tingkat paling stabil dalam kurva pertumbuhan. Organisme dewasa telah
terbentuk. Namun, pertumbuhan belum terhenti sepenuhnya.
a. Hidup bertahun-tahun
b. Ada 2 type : Herba dan Berkayu
c. Herba : Bagian pucuk mati pada waktu musim kering atau dingin dan akan tumbuh kembali
sewaktu musim hujan atau semi misal : Umbi-umbian
d. Berkayu : hidup sepanjang tahun. Misal pohon.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah
sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah
perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia
memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah
tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga
kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan pada tumbuhan umumnya diukur berdasarkan perubahan panjang, tinggi,
atau masa per unit waktu. Alur perubahan yang terjadi saat pertumbuhan suatu tumbuhan dapat
dilihat melalui kurfa pertumbuhan.
Morfogensis Tumbuhan
05 March 2014 - dalam Kuliah Morfogenesis Tumbuhan S Oleh herypurba-fst
MORFOGENESIS TUMBUHAN
PENDAHULUAN
Definisi Morfogenesis:
Morfo berarti bentuk dan genesis berarti asal mula. Asal mula terjadinya suatu
bentuk
Beberapa pendapat:
- Adanya Teori sel yang dikemukakan oleh Scleiden & Schwann (1839).
Menunjukkan bahwa mengenal sel pada organisme hidup akan diikuti pengenalan
struktur, pertumbuhan dan perkembangnnya.
Menunjukkan bahwa perbanyakan sel diatur oleh organel tersebut dan menunjukkan
adanya kelompok organisme tanpa inti (prokariot) dan kelompok berinti
(eukariot).
1. Tahap seluler
2. Tahap organ
3. Tahap individu
TAHAP SELULER
Pembelahan sel
Selama sel masih hidup dan dalam pembelahan sel, akan terjadi pertambahan
plasma.
Salah satu pembuktian adanya pertambahan plasma dapat diukur dari berat kering,
atau dengan adanya penambahan volume serta oleh adanya perpanjangan sel.
Bagaimana dengan pengukuran berat kering biji yang sedang berkecambah? Tepatkah
mengukur pertambahan protoplas dari berat keringnya?.
Pada proses kecambah, biji akan kehilangan bobot melalui respirasi.
-Pengukuran perbanyakan sel, akan lebih realistis dan mudah daripada mengukur
protoplasma.
Bagaimana pada daun yang sedang mengalami turgid atau layu ? Dan pengukuran
diameter batang pada siang hari dan malam ?
Diferensiasi
UKURAN SEL
Makin cepat pembelahan sel, maka ukuran sel akan lebih kecil.
Pertambahan jumlah sel yang digambarkan pada grafik, umumnya pertumbuhan sel,
memperlihatkan gambaran Sigmoid.
Ukuran sel yang sangat berbeda dengan sel-sel sekelilingnya, dapat karena
polyploidi yang disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah sel, sebagai pengaruh
dari kromosom, misalnya adanya trisomik.
Pada tumbuhan dikenal adanya jaringan meristem, parenkim, mekanik (kolenkim dan
sklerenkim), jaringan epidermis, jaringan pengangkut, jaringan sekresi.
Mengelompokkan jaringan pada tumbuhan tidak selalu mutlak bentuknya dan fungsinya,
karena jaringa parenkim dapat diinduksi oleh lingkungan tertentu menjadi
jaringan pengangkut atau jaringan yang embrionik.
Adanya pembentukan kayu suban dan galih, yang dapat terbentuk pada jenis
tumbuhan kayu tertentu saja.
Ditentukan pula oleh faktor-faktor, yaitu faktor lokasi pembelahan, jenis yang
akan dibentuk, dan lingkungan (media/ nutrisi)
1. Perpanjangan trakeid pada batang atau ranting, terjadi dari pusat ke luar
melalui pertambahan lingkaran tahun.
2. Ukuran sel trakeid pada cabang lebih kecil daripada batang, tetapi
tergantung pada posisi batang.
Kayu galih, sel-selnya mati, karena sel-sel xilem yang terlebih dulu terbentuk,
warna selnya lebih gelap.
6. Hasil percobaan Asbhy, pada daun Ipomea pada batang utama yang berubah
dengan adanya pengurangan ukuran sel dan jumlah daun ternyata berkorelasi
dengan aktifitas karboksilase ribulosa difosfat serta daun akan cepat dewasa.
8. Pola pembelahan sel dapat mengikuti arsitek tajuk, yaitu banyaknya cahaya
dapat mempengaruhi pertumbuhan daun.
Analisis pertumbuhan:
2. Perbanyakan protoplas
3. Perbanyakan sel
Pertambahan panjang akar tunggang dapat diikuti oleh tingginya batang utama.
FENOMENA MORFOGENESIS
1. KORELASI
2. POLARISASI
3. KESIMETRISAN
4. DIFERENSIASI
5. REGENERASI
6. CHIMERA
7. ABNORMALISASI
KORELASI HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN ORGAN YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA
Contohnya:
Karena faktor zat kimia terhadap pertumbuhan, misal: pupuk anorganik dengan
hormon
Hasilnya :
POLARISASI
Polaritas struktur luar, dapat dilihat oleh adanya regenerasi dari organ
tumbuhan yang ditumbuhkan dengan tempat dan posisi yang berbeda
KESIMETRISAN
BENTUK TUBUH YANG KARAKTERISTIK YANG CENDERUNG UNTUK DAPAT MEMBENTUK TUBUH
YANG SIMETRIS PADA SUMBUNYA
Dipengaruhi oleh faktor luar : Cahaya, zat tertentu (zat tumbuh secara exogen)
atau adanya faktor genetis.
Bentuk simetris :
Radial
Bilateral
Dorsoventral
Radial
- Pilotaksis daun
Bilateral
Tipe yang mempunyai pertumbuhan organ yang mempunyai dua sisi yang berlawanan
sama besar; di depan dan di belakang sama besar atau di kiri dan dikanan sama
besar : membentuk amfitoniContoh: batang Opuntia
Dorsoventral
akar orchidaceae
DIFERENSIASI
1. Meristem terminal yang akan menentukan pembentukan primordia dari daun dan
tunas.
4. Bagian-bagian yang tidak nyata akibat dari adanya pengaruh lingkungan yang
kemudian berpotensi untuk berkembang.
Faktor yang mempengaruhi diferensiasi: genetis dan lingkungan karena sifat sel
tumbuhan adalah mempunyai totipotensi.
- terbentuknya kalus
4. Faktor fisiologi.
- Diferensiasi external
- Diferensiasi internal
Diferensiasi external
- Pembentukan bunga dari primordial bunga yang kemudian membentuk pola dengan
terbentuknya sepal, stamen dan karpel.
- Metagametosis
Diferensiasi internal
Secara umum akan terjadi diferensiasi adalah karena adanya proses ontogeni:
à dipengaruhi faktor genetis.
Adanya perubahan secara perlahan dari bentuk, sifat, tumbuh fase vegetatif à
fase generatif.
Perkembangan batang :
Pucuk batang, umumnya terdiri atas axis dengan ruas-ruasnya serta primordia
daun, yang akan tersusun pada batang dengan sebutan filotaksis.
Batang primer yang berkembang dari protoderm, prokambium dan meristem dasar.
Perkembangan daun:
Bentuk-bentuk daun yang akan berubah pada jenis tanaman tertentu, antara lain:
Perkembangan daun kapas pada setiap cabang memperlihatkan adanya bentuk yang
berbeda.
Yang paling umum diferensiasi tumbuhan secara cepat karena faktor zat kimia. Sedangkan
oleh adanya faktor cahaya, temperatur dan air, pengaruhnya perlahan. Sebagai
contoh perkecambahan biji kacang hijau, akan cepat apabila dalam keadaan tidak
ada cahaya. Temperatur yang cukup tinggi dapat mempengaruhi perubahan fase
vegetatif menjadi fase pembentukan organ generatif. Pada musim panas, maka fase
pembungan akan cepat terbentuk.
HUBUNGAN DIFERENSIASI DENGAN FISIOLOGI
a.l.: untuk pembentukan akar pada kultur jaringan memerlukan penambahan zat
pengatur tumbuh golongan auxin
REGENERASI
Regenerasi pada tumbuhan terbatas pada jaringan meristematis atau pada jaringan
dewasa yang sedang mengalami perubahan, menjadi jaringan yang bersifat
embrionik.
Regenerasi pada tumbuhan tingkat rendah: terjadi pada tumbuhan Thallophyta dan
Bryophyta.
Berdasarkan bahwa organisme yang bersel satu, regenerasi akan rutin terjadi.
Contoh:
Jenis alga Cladophora, yang mengalami plasmolisis à sel akan terpisah namun
akan terbentuk individu baru.
2. Regenerasi restorasi
1. Regerasi Rekonstitusi:
1. Rekonstitusi meristematis
Rekonstitusi meristematis:
Contoh:
- Pemotongan pada ujung akar sekitar 0,5 – 0,7 mm (daerah meristematis), maka
dipermukaan luka akan tumbuh jaringan meristematis sebagai penutup luka, yang
akan membentuk kalus dan akan membentuk akar adventif.
Contoh :
- Bagian vena daun yang dipotong-potong, akan membentuk benang-benang yang akan
menghubungkan sel-sel mesofil yang terpisah.
- Umbi kol yang masih muda, dipotong transversal dari ujung ke basal, awalnya
akan terjadi pembengkakan, namun struktur umbi akan kembali normal.
- Kolrahbi, yang terkelupas, maka bagian yang terkelupas akan membentuk lapisan
epidermis. yang seharusnya bila tidak terkelupas akan membentuk jaringan
kortek, namun adanya pengelupasan maka jaringan berkembang sesuai dengan
posisi.
2. Regenarasi Restorasi
Merupakan peristiwa perbaikan jaringan atau organ yang hilang, yang kemudian
karena adanya aktivitas jaringan yang bersifat meristem dekat jaringan rusak
tsbt.
Contoh:
- Batang dikotil yang dipotong-potong, maka tunas akan muncul di ujung apikal
dan akar di ujung basal dengan polaritas tertentu, tunas axila akan tumbuh,
namun apabila tunas tidak tumbuh maka akan tumbuh primordia yang dorman.
Bila pemotongan pada batang monokotil, regenerasi terbatas pada bagian karena
tidak mempunyai kambium meristem interkalar. Atau bagian yang hilangnya saja
dan terbatas pada bagian yang masih muda.
Munculnya tunas akar dari lapisan subepidermal batang yang terluka dari tanaman
Aristolochia.
Pada daun sukulen yang dipotong, maka akan muncul tunas adventif.
Karangan bunga yang di potong-potong akan membentuk akar atau tunas adventif.
Terjadi secara alami dan mucul tunas pada bagian vegetatif dan akan menjadi
individu baru. Banyak didapatkan pada tumbuhan rendah. Dan pada tumbuhan
tingkat tinggi terjadi pada tanaman Kanchoe (cocor bebek).
Munculnya embrio somatik dari pemotongan kalus akibat dari induksi zat tumbuh.
CAMPURAN JARINGAN
SISTIM SAMBUNG
Prinsipnya adalah menyambung dengan batang tanaman namun kedua kambium harus
kontak.
- Bentuk batang atas dan bawah, apabila batang atas mempunyai sistim
perakarannya kecil, maka akan terjadi pengurangan ukuran dan kekuatan sistim
pucuk.
- Jumlah auksin, pada tipe pohon yang beranting banyak, akan menunjukkan adanya
hambatan membentuk pucuk, sehingga memberikan kesempatan untuk berkembangnya
tunas lateral.
- Adanya perpindahan zat alkaloid dari batang bawah ke batang atas, jika
tanaman tomat disambung dengan tanaman tembakau, sehingga daun tomat akan
tercium bau tembakau.
- Tanaman bawah berbunga banyak sedangkan atas sedikit, maka batang atas akan
berbunga banyak.
- Menyambungkan batang atas dari varietas annual (membentuk bunga pada satu
musim) ke batang bawah yang binneal, maka pada kedua jenis tumbuhan akan
berbunga pada waktu yang bersamaan.
- Menyabungkan batang atas yang fertil dengan batang bawah yang steril, akan
menghasilkan batang atas yang steril.
CHIMERA
Jaringan pada batang, daun ataupun akar yang tersusun dari jaringan-jaringan
yang berbeda sumbernya secara genetik yang mengalami mutasi somatik, maka akan
terjadi percampuran jaringan meristem dan selanjutnya akan bersama-sama hidup
1. Chimera dua jaringan yang bercampur tidak beraturan, akan bertahan sementara
kemudian berganti struktur yang terorganisir.
2. Chimera meriklinal, tipe campuran dari jaringan yang membentuk lapisan tipis
akan melapisi bagian permukaan.
3. Chimera sektoral, tipe campuran dari berbagai jaringan yang berdekatan satu
sama lain tanpa garis batas yang simetri (tidak teratur).
MUTASI SOMATIK
Campuran jaringan yang muncul secara spontan akibat dari sel-sel vegetatif yang
bermutasi.
a.l: perlakuan pemberian temperatur yang rendah. Irradiasi atau zat-zat kimia,
yang semuanya dapat mempengaruhi kromosom
ABNORMALITAS
KONSEP PERTAMA:
KONSEP KEDUA:
MACAM-MACAM ABNORMALITAS:
1. METAMORFOSIS
3. PELORI
4. STRUKTUR AMORF
Metamorfosis
FASKIASI = FASIASI
Prosesnya karena adanya peleburan atau adanya penyambungan faktor genetis atau
kimia.
Hasil pemotongan epikotil Phaseolus multiflorus, maka yang tumbuh adalah tunas
yang bersatu dengan kotiledon yang bentuknya pipih
PELORI
Tipe abnormal dari floral, yang tadinya simetris dorsiventral menjadi simetris
radial.
Pertama yang menemukan fenomena pelori, adalah Lineus. Yang ditemukan pada:
tumbuhan Lineria spuria, Antirrhinum mafus dan Digitalis purpurea.
STRUKTUR AMORF
INTUMESENSI:
Bentuk seperti kutil atau pastula akibat kelebihan air dipermukaan daun kubis
(kol).
KALUS:
Struktur terbentuk akibat aktifitas kambium gabus pada daerah yang luka.
Struktur tersebut terdiri dari sel-sel yang parenkimatus dan terdiri dari
sel-sel yang sifatnya meristematis / embrionik.
CROWN GALL
Witches – broom:
Struktur yang terbentuk pada tumbuhan paku yang tumbuh ruas – ruas atau
cabang-cabang yang tidak memanjang, namun pertumbuhannya diikuti oleh
tunas-tunas yang bersifat dorman, sehingga bentuknya seperti sapu.
Air
Temperatur
Cahaya
PROSES MASUKNYA UNSUR-UNSUR HARA YANG TERJADI DALAM TUMBUHAN BERHUBUNGAN DENGAN
GERAKAN AIR MELALUI PERISTIWA DIFUSI,OSMOSA DAN IMBIBISI
LEBIH DARI 80% BERAT BASAH SEL DARI JARINGAN PADA TANAMAN ADALAH AIR,
KADAR AIR DAPAT MENURUN SAMPAI KURANG DARI 10% PADA BIJI ATAU PADA KUNCUP YANG
DORMAN
Morfogenesis adalah proses pertumbuhan dan diferensial sel-sel individu menjadi jaringan kemudian menjadi organ dan akhirnya menjadi organisme
yang dapat dikenali.[1] Proses ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, salah satunya adalah cahaya.[1] Morfogenesis pada tanaman terutama
terjadi melalui pertumbuhan diferensial.[2] Jaringan embrio permanen menghasilkan morfogenetik potensial yang bervariasi dengan lingkungan dan
terus menghasilkan organ baru sepanjang kehidupan tanaman.[2] Sementara itu, morfogenesis hewan terjadi melalu pertumbuhan dan
gerakan sel.[2] Awalnya, sebuah pola yang tetap terbentuk dan kemudian organisme ditentukan oleh bentuk dan ukuran.[2] Setelah itu, organ akan
terbentuk.[2] Ketika organ terbentuk maka tidak ada organ baru yang dihasilkan.[2]
Morfogenesis juga mencakup hal yang lebih kompleks yang melibatkan beberapa proses morfogenetik terkoordinasi seperti, bagaimana tulang
berbentuk, bagaimana katub jantung pada mamalia mereorganisasi dirinya sendiri dan terhubung dengan pembuluh darah untuk menghasilkan empat
bagian pada jantung orang dewasa.[3] Morfogenesis bahkan mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan biologis dan
perkembangan anatomi.[3]
b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)Tipe ini terjadi, jika plumula dan kotiledon
muncul di atas permukaan tanah. Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari cadangan
makanan karena belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan
dikotil makanan diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari
endosperm.
3. Pertumbuhan Primer
Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang terletak
di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem jaringan
primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada
akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan
xilem.
4. Pertumbuhan SekunderSetelah meristem primer membentuk jaringan permanen, kemudian
meristem sekunder mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada
tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim.
Jika sel kambium membelah ke arah luar, akan membentuk sel floem, sebaliknya jika sel kambium
membelah ke arah dalam akan membentuk xilem. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas
kambium disebut xilem sekunder dan floem sekunder. Pertumbuhan xilem dan floem tersebut
menyebabkan batang bertambah besar dan terbentuk lingkaran tahun yang dipengaruhi oleh aktivitas
pada musim kemarau dan musim penghujan.
6 Sifat jaringan meristem
Oleh Admin Pada 20/12/2018 In Biologi Tagged Jaringan, Jaringan meristem, Pengertian dari Jaringan meristematik
Jaringan meristematik, atau hanya meristem, adalah jaringan di mana sel-sel tetap selamanya
muda dan membagi secara aktif sepanjang kehidupan tanaman. Ketika sel meristematik membagi
menjadi dua, sel baru yang masih dalam meristem yang disebut awal, yang lain derivatif. Seperti
sel-sel baru yang lain ditambahkan oleh divisi mitosisberulang dari sel awal, derivatif didorong
lebih jauh dari zona divisi aktif.
Mereka meregang, memperbesar dan berdiferensiasi menjadi jenis lain dari jaringan pada saat
jatuh tempo. Sel-sel meristematik umumnya kecil dan kuboid dengan inti besar, vakuola kecil,
dan dinding tipis. Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah jaringan yang sel0sel nya
membelah diri secara mitosis. Kemampuan jaringan meristem bermitosis secara terus-menerus
menyebabkan terus bertambahnya sel-sel baru sehingga tumbuhan mengalami penambahan
tinggi dan volume.
Jaringan meristem memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Disusun oleh sel-sel muda yang aktif membelah dalam fase pertumbuhan dan perkembangan.
2. Tidak memiliki ruang antar sel (susunan sel rapat)
3. Sel-sel berbentuk bulat, lonjong, poligonan, kuboid, atau prismatik, dan memiliki dinding sel
yang tipis. Namun sel-sel tertentu pada meristem apikal mempunyai dinding sel yang tebal. Sel-
sel kambium juga memiliki dinding radial yang sangat tebal pada periode tertentu.
4. Di dalam sel mengandung protoplasma. Biasanya protoplasma tidak mengandung bahan
makanan cadangan dan kristal. Plastida yang masih berbentuk plastida. Namun, protoplasma
felogen dapat mengandung seluruh bahan tersebut.
5. Sel memiliki satu atau dua inti sel (nukleus) yang besar.
6. Vakuola sel sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Jaringan meristem dapat dikelompokan berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, asal-
usulnya, jaringan yang dihasilkannya, strukturnya, taraf perkembangannya, dan fungsinya.
1. Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-seknya
katif membelah. Pada umumnya terdapat di ujung batang atau (pucuk) dan ujung akar.
Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan vertikal yang
mengakibatkan perpanjangan batang dan akar. Meristem ini berasal dari sel-sel inisial
yang disebut promeristem. Promeristem adalah jaringan yang sudah ada ketika
tumbuhan masih dalam fase embrio, Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Harbelendt. Promeristem akan berkembang menjadi protoderm, prokambium dan
meristem dasar . Selanjutnya protoderm akan berdiferensiasi menjadi sistem jaringan
pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan
dasar)
2. Meristem Sekunder
Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel-sel
meristematik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma dan memiliki
vakuola yang besar di bagian tengahnya. Contohnya adalah kambium dan kambium
gabus (felogen). Kambium merupakan laisan sel-sel yang aktif membelah di antara
pembuluh angkut xilem dan floem. Kambium merupakan lapisan sel-sel yang aktif
membelah di antara pembuluh angkut xilem dan floem. Kambium disebut juga dengan
kambium pembuluh (kambium vaskuler). Kambium dapat ditemukan didalam batang
maupun akar tumbuhan dikotil (dicotylodeneae), Gymnospermae, dan beberapa
tumbuhan monokotil (misalnya Agave, Aloe, Yucca sp., dan Dracaena sp). Kambium
menyebabkan pertumbuhan sekunder sehingga batang menjadi bertambah besar.
Aktivitas kambium kearah dalam dalam membentuk pembuluh kayu (xilem),
sedangkan ke arah laur membentuk pembuluh tapis (floem). Pada fase pertumbuhan,
aktivitas kambium kearah dalam lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas
kambium ke arah luar, sehingga kayu pada batang atau akar menjadi lebih tebal
daripada kulitnya.
Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan
pelindung periderm (gabus). Kambium gabus terletak di bawah epidermis batang dan
akar yang sudah tua. Aktivitas kambium gabus (felogen) ke arah luar akan
membentuk felem (lapisan gabus), sedangkan ke arah dalam membentuk feloderm
(korteks sekunder). Lapisan gabus sangat sulit atau tidak bisa ditembus air. Pada
umumnya sel-sel gabus merupakan sel mati. Sementara itu, feloderm terdiri atas sel-
sel hidup.
Menurut Schmidt, terdapat dua bagian penting pada daerah ujung batang, yaitu korpus
dan tunika. Korpus merupakan bagian pusat dari titik tumbuh, denganarea yang luas,
tersusun dari sel-sel relatif besar, serta dapat membelah secara tidak beraturan ke
segala arah dan membentuk seluruh jaringan selain epidermis.
Tunika merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh, terdiri atas satu atau beberapa
lapis sel yang tersusun dari sel-sel berukuran relatif lebih kecil dan mengalami
pembelahan ke arah lateral lateral atau ke samping. Sel-sel tunika akan berdiferensiasi
menjadi epidermis.
Sementara itu, Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga daerah, yaitu dermatogen
yang akan berkembang menjadi epidermis , periblem yang akan berkembang menjadi
stele.