Anda di halaman 1dari 2

1.

Faktor Resiko Penyakit Menular Seksual


Dalam Infeksi menular seksual ( IMS ) yang dimaksud dengan perilaku resiko tinggi
ialah perilaku yang menyebabkan seseorang mempunyai resiko besar terserang penyakit
tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi menular seksual yaitu :
1. Penyebab penyakit (agent)
Penyakit menular seksual sangat bervariasi penyebabnya dapat berupa virus, parasit, bakteri,
protozoa.
2. Tuan (host)
Beberapa faktor yang terdapat pada host, berperan pada perbedaan insiden penyakit menular
adalah :
a. Umur
Umur merupakan salah satu variabel yang penting dalam mempengaruhi aktiitas seksual
seseorang, pada orang yang lebih dewasa memiliki pertimbangan lebih banyak dibandingkan
dengan orang yang belum dewasa. Pada remaja atau seseorang yang masih muda, sel-sel
organ reproduksi belum matang sehingga semakin mudah untuk terkena IMS. Usia yang
lebih muda juga akan mudah mendapat pelanggan dalam melakukan seks komersial
sehingga beresiko tertular IMS dan HIV AIDS. Pada kelompok muda dibandingkan pada
usia tua baik laki-laki maupun perempuan prevalensi tertinggi IMS pada kelompok umur 15-
30 tahun.
b. Pilihan dalam hubungan seksual
Ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu faktor predisposisi, faktor-
faktor pendukung dan faktor pendorong. Faktor predisposisi adalah yang memudahkan
terjadinya perilaku antara lain pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-
nilai pandangan dan persepsi, tradisi, norma sosial, pendapatan, pendidikan, umur dan status
sosial. Faktor pendukung adalah faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku antara lain
adanya keterampilan dan sumber daya seperti fasilitas, personal dan pelayanan kesehatan
serta memudahkan individu untuk mencapainya. Faktor pendorong adalah faktor yang
menguatkan seseorang untuk melakukan perilaku tersebut, diantaranya sikap dan perilaku
petugas kesehatan serta dorongan yang berasal dari masyarakat.
c. Lama bekerja sebagai pekerja seks komersial.
Pekerjaan seseorang berikatan erat dengan kemungkinan terjadinya PMS. Pada
beberapa orang yang bekerja dengan kondisi tertentu dan lingkungan yang memberikan
peluang terjadinya kontak seksual akan meningkatkan penderita PMS. Orang tersebut
termasuk dalam kelompok resiko tinggi terkena PMS. Semakin lama masa kerja seseorang,
maka semakin besar kemungkinan ia melayani pelanggan yang telah terinfeksi IMS.
Prevalensi HIV dan IMS pada yang baru memulai pekerjaan seks hampir sama tingginya
dengan dengan pengalaman yang lebih panjang.
d. Status Perkawinan
Insiden IMS lebih tinggi pada orang yang belum kawin, bercerai atau orang yang
terpisah dari keluarganya bila dibandingkan dengan orang yang sudah kawin karena
pemenuhan kebutuhan seksualnya terpenuhi.
e. Pemakaian Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual yang berfungsi untuk menegah kehamilan maupun
penularan infeksi menular seksual. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Budiman (2015) bahwa orang yang tidak menggunakan kondom beresiko 34 terkena IMS
(gonore) sebesar 3,987 kali dibandingkan dengan orang yang menggunakan kondom.

Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah :


1) Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom).
2) Gonta-ganti pasangan seks.
3) Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka atau radang
karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka disbanding epitel dinding
vagina.
4) Penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah dipakai penderita PMS

Referensi : Tuti Amalia. 2017. Faktor-faktor Infeksi Menular Seksual. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai