Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM STUDI S2 PROMKES

SOAL UJIAN

MATA KULIAH : ILMU PERILAKU KESEHATAN

WAKTU: 2 JAM

SOAL A.

1. Aplikasikan dua teori perilaku kesehatan yang telah anda pelajari

sebelumnya, dan menurut anda yang paling cocok dengan topik tesis

saudara.

2. Jelaskan alasannya mengapa teori tersebut cocok dengan materi tesis

anda.

SOAL B.

Artikel:
Pendahuluan
Perilaku seksual pada kelompok dewasa muda Australia menempatkan mereka
pada risiko terinfeksi virus human immunodeficiency virus (HIV) dan juga terhadap
infeksi menular seksual lainnya. Meskipun kurang dari 10% kejadian infeksi HIV di
Australia telah disebabkan oleh penularan secara heteroseksual. Proporsi infeksi baru
HIV yang disebabkan oleh penularan secara heteroseksual cenderung meningkat.
Demikian juga, infeksi menular seksual lainnya telah menempati level yang tinggi
dibandingkan dengan HIV, dan kelompok dewasa muda memiliki risiko tinggi terinfeksi
IMS.
Meskipun kondom efektif dalam menghambat penularan HIV dan IMS, tetapi
hanya 30-40% orang dewasa muda heteroseksual yang selalu menggunakan kondom.
Sebagian besar mereka adalah pengguna kondom yang tidak konsisten. Rendahnya
angka konsistensi penggunaan kondom pada remaja dikawatirkan terjadi pada remaja
yang sering berganti pasangan. Informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
remaja dalam penggunaan kondom akan memudahkan kita dalam mendesain strategi
promosi Kesehatan yang efektif untuk meningkatkan penggunaan kondom konsisten.
Sebagian besar penelitian yg bertujuan untuk memahami pemakaian kondom
pada masyarakat sering menggunakan teori perilaku dengan pengambilan keputusan
yang rasional seperti Health Belief Model, Theory of Reasoned Action atau Theory of
Planned Behavior. Studi-studi tersebut memperlihatkan bahwa pola penggunaan
kondom dapat dilihat dengan merujuk pada karakteristik trait-like/karakteristik individu.
Penelitian yg didasari oleh teori tsb menjelaskan bahwa penggunaan kondom oleh
individu disebabkan karena respon rasional dari individu tsb terhadap ancaman infeksi
HIV/infeksi menular seksual, dan ini merupakan tujuan dari menggunakan kondom.
Menurut teori tersebut, faktor utama penyebab penggunaan kondom adalah tingkat
pengetahuan seseorang tentang HIV/penyakit menular seksual (knowledge); tingkat
persepsi seseorang thd risiko dan keparahan akibat infeksi (perceived risk); ekspresi
sikap positif terhadap penggunaan kondom (attitudes); tingkat kepercayaan bahwa
orang lain atau teman mendukung penggunaan kondom (subjective norm);
mempercayai bahwa teman-teman sebaya juga menggunakan kondom (peer behavior);
kemampuan diri untuk menggunakan kondom secara efektif (self-efficacy); dan
kepercayaan thd factor kontrol perilaku (perceived behavioral control).
Penelitian yang didasarkan pada teori tsb juga memperlihatkan bahwa niat dapat
memprediksi penggunaan kondom. Pada dasarnya pengaruh karakteristik individu
terhadap penggunaan kondom tidak terlalu significant. Sehingga intervensinya tidak
mempunyai dampak yang besar pada perilaku penggunaan kondom konsisten, sebab
tingkat pengetahuan dan kepercayaan atau keyakinan seseorang tidak memberikan
pengaruh yang kuat pada perilaku penggunaan kondom.
Salah satu kelemahan utama teori tersebut adalah lemahnya kekuatan hubungan
antara niat menggunakan kondom dengan praktek penggunaan kondom. Salah satu
alasannya adalah bahwa karakteristik pasangan seksual dapat mempengaruhi niat
seseorang dalam menggunakan kondom saat hubungan seksual. Hasil studi mahasiswa
universitas di Australia, menemukan bahwa niat yang dibentuk pada waktu sebelum
terjadi hubungan seksual sangat mungkin berubah. Studi ini menunjukkan bahwa
pengukuran ‘niat dalam bertindak’ (intention in action) –menggunakan kondom saat
sedang berhubungan seksual tidak pasti sama dengan niat menggunakan kondom
sebelum berhubungan seksual. Selanjutnya, state-like niat dalam bertindak merupakan
prediktor penggunaan kondom yang paling baik daripada trait-like ‘niat sebelum
bertindak’.
Kenyataan memperlihatkan bahwa faktor niat yang tidak stabil menyebabkan
lemahnya hubungan karakteristik trait-like individu dan karakteristik pasangan seksual
yang memungkinkan mempengaruhi niat seseorang menggunakan kondom sebelum
melakukan hubungan seksual.
Gambar 1 menunjukkan model perilaku penggunaan kondom yang memberikan
informasi tentang teori yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Teori ini tidak
hanya memasukkan korelasi trait-like penggunaan kondom, tetapi juga memasukkan
pengaruh waktu thd faktor event-specific, dan memasukkan perbedaan antara niat
sebelum melakukan hubungan seksual dan niat pada saat hubungan seksual
berlangsung.
Sedikit sekali hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa di antara
kelompok dewasa muda yang heteroseksual, kondom terutama digunakan untuk
kontrasepsi dibandingkan untuk pencegahan HIV/IMS, sedangkan penelitian tentang
kehamilan yang tidak diinginkan justru cukup banyak, tetapi penelitian yang
berhubungan dg HIV/infeksi menular seksual lebih sedikit jumlahnya.
Analisis event-specific telah menunjukkan bahwa penggunaan kondom menjadi
berkurang jika alat kontrasepsi lain digunakan. Dalam salah satu studi, sebagian besar
alasan yang paling sering diberikan untuk tidak memakai kondom adalah penggunaan pil
KB. Hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa dalam rangka memahami mengapa
kondom digunakan atau tidak digunakan selama berhubungan seksual, maka perlu
mempertimbangkan penggunaan alat kontrasepsi lainnya.
Penggunaan kondom juga dipengaruhi oleh hubungan antar pasangan seksual.
Kelompok dewasa muda yang heteroseksual secara signifikan sedikit yang menggunakan
kondom bila berhubungan seksual dengan pasangan tetapnya seperti pacar
dibandingkan dengan pasangan tidak tetap atau WPS. Penjelasannya adalah bahwa
kondom secara simbolik diartikan sebagai bukti ketidaksetiaan. Selanjutnya, telah
disarankan bahwa hubungan seksual yang aman sulit terjadi pada hubungan romantik
heteroseksual. Penggunaan kondom juga sangat sulit dilakukan pada hubungan dg
pasangan tetap, karena alasan pragmatis. Pasangan seksual sangat mungkin mengubah
niat mereka dari memakai kondom menjadi pil KB untuk mencegah kehamilan yang
tidak dikehendaki. Penggunaan kondom merupakan respon rasional terhadap ancaman
kehamilan yang tidak diinginkan atau infeksi dengan HIV/infeksi menular seksual, tetapi
faktor penggunaan alkohol dan obat-obatan menurunkan kemungkinan penggunaan
kondom. Global Association Studies tentang karakteristik trait-like menunjukkan bahwa
intoksikasi alkohol dan obat-obatan lainnya berhubungan dengan rendahnya
penggunaan kondom. Sebaliknya, analisis event-specific umumnya telah gagal untuk
menunjukkan hubungan antara intoksikasi dengan kurangnya penggunaan kondom.
Analisis hubungan antara rangsangan seksual dengan penggunaan kondom telah
memberikan hasil yang meragukan. Hal ini penting karena bagaimanapun juga dapat
digunakan untuk menilai intoksikasi dan rangsangan dalam event-specific analysis
penggunaan kondom.
Agar penggunaan kondom terjadi, mungkin diperlukan proses negosiasi dan
kesepakatan penggunaan kondom. Penelitian telah menunjukkan kurangnya diskusi atau
negosiasi penggunaan kondom menurunkan kemungkinan penggunaan kondom.
Pertimbangan negosiasi penggunaan kondom membuat kita berfikir untuk
mempertimbangkan hubungan gender yang merupakan posisi penting dalam hubungan
heteroseksual. Hasil penelitian terdahulu telah menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara sikap laki-laki dan perempuan terhadap kondom dan perbedaan prediktor
penggunaan kondom pada pria dan wanita. Penelitian juga telah menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita dalam hal sexual self-esteem dan self-
efficacy.
Event-specific analysis memberikan kesempatan untuk menjelaskan penggunaan
kondom yang tidak konsisten di antara kelompok dewasa muda yang heteroseksual.
Studi ini adalah event-specific analysis penggunaan kondom selama hubungan seksual
pada kelompok mahasiswa yang heteroseksual. Hasil penelitian terdahulu telah
menyatakan bahwa banyak mahasiswa yang heteroseksual memiliki risiko yang
meningkat untuk terinfeksi oleh HIV/infeksi menular seksual sebagai akibat penggunaan
kondom yang tidak konsisten dan tingginya angka berganti-ganti pasangan. Oleh karena
itu fokus dari penelitian ini adalah penggunaan kondom pada kelompok mahasiswa yang
heteroseksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji variabel-variabel event-
independent dan event-specific. Diharapkan kedua faktor tersebut akan berhubungan
dengan penggunaan kondom, tetapi karakte ristik-karakteristik hubungan seksual
tertentu juga akan berhubungan kuat dengan penggunaan kondom daripada dengan
variabel-variabel event-independent.

1. Jelaskan teori perilaku apa yang digunakan dalam artikel ini, jelaskan

seperti apa teorinya (variabelnya) dan mengapa menggunakan teori

tersebut.

2. Dengan melihat masalah penelitian di artikel ini, kira2 teori perilaku

apa saja yang dapat digunakan dalam penelitian ini? Jelaskan mengapa

teori tersebut dapat digunakan.

Anda mungkin juga menyukai