Anda di halaman 1dari 6

Sub materi pokok:perilaku beresiko

A.Tujuan:Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan


dengan perilaku beresiko remaja faktor yang paling
dominan yang berhubungan dengan perilaku beresiko
dan keterkaitan hubungan di antara masing-masing
perilaku beresiko pada remaja di Indonesia.
Khusus peserta:
1.dapat menjelaskan keburukan rokok bagi tubuh
2.dapat menyebutkan apa saja jenis napza yang ber
edar dan kandungan di dalamnye
3.dapat menyebutkan apa saja jenis-jenis alkohol
4.dapat menjelaskan mengapa remaja sekarang sering
seks pranikah

B.Tahapan
a.jika kegiatan di lakukan secara daring mengunakan
google met
Pertemuan 1
1.Pembuakaan:kata sambutan dari ketua forum genre
mempawah dan pengenalan para peserta
kegiatan,dalam perkenalan peserta harus
menyebutkan nama lengkap dan asal instansi
2.Sambiatan:pembacaan peraturan kegiatan yang telah
di siapkan panitai
1. Akses ke gemet akan dibuka 15 menit sebelum acara dimulai.
2. ID peserta dalam Webinar ini harus menggunakan nama asli, bukan nama perangkat
atau nama institusi.
3. Peserta yang mendapatkan akses kegemet harus berpakaian sopan dan berperilaku
sopan saat Webinar dilaksanakan.
4. Peserta sangat diharapkan untuk mematikan suara (mute) selama proses Webinar
berlangsung
5. Semua peserta yang mengikuti Webinar melalui gmet dapat mengajukan pertanyaan
dengan cara: Ketik TANYA, lalu dilanjutkan dengan menuliskan nama, asal instansi
dan pertanyaan secara ringkas. Moderator akan menyampaikan kepada pembicara
beberapa pertanyaan karena waktu untuk diskusi terbatas.
6. Sertifikat akan dibagikan bagi peserta yang mengikuti acara dari awal sampai
berakhirnya Webinar
7. Di akhir acara, link daftar hadir akan dibagikan. Link tersebut hanya akan aktif
selama 30 menit.
8. Peserta yang tidak mengisi google form pendaftaran sebelum acara dimulai dan atau
tidak mengisi daftar hadir saat acara selesai, TIDAK akan mendapatkan sertifikat.

3.Pihak panitia akan menampilkan sebuah gambar


tentang perilaku beserisok jadi para peserta
berargumen kenapa hal tersebut dapat terjadi
4.Kegiatan Game,fakta atau mitos seputar perilaku
beresiko ,para peserta dapat ber argumenatas pilihan
mereka tentunya harus mengacungkan tangan terlebih
dahulu mengunakan emot ,setelah peserta
menyampaikan argumenya panitia akan menjelaskan
lebih di tail fakta atau mitosnya.Adapun soal fakta atau
mitosnye sebagai berikut:
1. Mitos: Pendidikan seks hanya perlu diberikan kepada orang yang mau
menikah. Fakta: Menurut sebuah penelitian, sikap seperti itu tidak bakal menunda
aktivitas seksual di kalangan remaja. Justru pemahaman yang sangat sedikit dan
keliru tentang seksualitas memudahkan banyak remaja terjerumus ke dalam perilaku
seks tidak sehat.

2. Mitos: Pendidikan seks mendorong para pelajar menjadi aktif secara


seksual. Fakta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengevaluasi 47 program di
Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Dalam 15 studi, pendidikan seks dan
HIV/AIDS menambah aktivitas seksual dan tingkat kehamilan serta infeksi menular
seksual. Namun, 17 studi lain menunjukkan, pendidikan seks dan HIV/AIDS menunda
aktivitas seksual, mengurangi jumlah pasangan seksual, juga mengurangi tingkat
kejadian infeksi menular seksual dan kehamilan yang tak direncanakan.

3. Mitos: Mengajarkan alat kontrasepsi akan mendorong para pelajar aktif secara
seksual dan meningkatkan angka kehamilan pada remaja. Fakta: Para ahli yang
telah mempelajari isu ini menyimpulkan, pendidikan tentang seks dan HIV/AIDS yang
komprehensif, termasuk program ketersediaan kondom, tidak menambah aktivitas
seksual, tetapi justru efektif dalam mengurangi perilaku seksual berisiko tinggi di
antara para remaja.

4. Mitos: Kerap terjadi kegagalan alat kontrasepsi sehingga kita lebih baik mengajari para
remaja untuk bersikap menghindarinya. Fakta: Kontrasepsi modern sangatlah efektif,
asalkan memilih jenis yang benar-benar cocok dan digunakan secara benar. Rata-rata
kehamilan pada perempuan yang menggunakan suatu jenis pil sekitar 0,03 persen,
sementara yang memakai kondom untuk perempuan sekitar 21 persen, dan yang tanpa KB
sekitar 85 persen. Bandingkanlah.

5. Mitos: Alat kontrasepsi tidak menangkal HIV dan infeksi menular seksual
lainnya. Fakta: Memang hanya kondom yang memberikan perlindungan yang
signifikan terhadap penularan infeksi seksual, termasuk HIV. Itu sebabnya para
remaja sebaiknya mendapat pendidikan yang benar mengenai kondom.

6. Mitos: Kondom memiliki angka rata-rata kegagalan yang tinggi. Fakta: The


National Institutes of Health (TNIH) menjelaskan, kondom sangat efektif untuk
menangkal penularan HIV dan mencegah kehamilan. TNIH juga melaporkan, studi
laboratorium memperlihatkan bahwa kondom mampu mencegah penyakit akibat
infeksi menular seksual yang lain, seperti gonore, klamidia, dan trichomoniasis.

7. Mitos: Kondom tidak dapat melindungi kita dari HPV (Human


papillomavirus). Fakta: Kondom memang tidak dapat menangkal infeksi virus pada
bagian tubuh yang tidak tertutup kondom. Namun, TNIH melaporkan, penggunaan
kondom dapat mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan HPV, misalnya kanker
serviks. Penyakit jenis ini dapat dicegah dengan penggunaan kondom secara
konsisten dan efektif, serta deteksi dini HPV melalui pemeriksaan pap smear.

8 Mitos: Kondom tidak efektif untuk mencegah penularan HIV. Fakta: TNIH


mengonfirmasikan bahwa kondom merupakan alat kesehatan masyarakat yang
efektif untuk melawan infeksi HIV. Studi lain di Eropa terhadap yang disebut
pasangan HIV-serodiscordant (pasangan di mana salah satunya sudah terinfeksi
HIV dan yang satu sehat) menunjukkan tidak terjadi penularan pada pasangan yang
sehat, di antara 124 pasangan yang menggunakan kondom setiap kali mereka
berhubungan seks. Pada pasangan yang tidak secara konsisten menggunakan
kondom, sekitar 12 persen terjadi penularan pada pasangan yang sebelumnya tidak
terinfeksi.

Mitos 9: Berhenti merokok bisa membuat tubuh sakit.

Fakta: Orang yang terbiasa merokok dalam jumlah banyak pada jangka waktu
panjang umumnya telah mengalami kecanduan nikotin. Ini menyebabkan perokok
yang berhenti merokok akan mengalami kondisi tertentu seperti sakit
kepala, batuk, konstipasi, kecemasan, atau kelelahan. Kondisi ini merupakan situasi
yang umum terjadi dan akan membaik dalam hitungan minggu. Jadi gejala-gejala
tersebut bukanlah penyakit, tapi gejala penghentian nikotin yang akan membaik
dalam beberapa waktu.

Mitos 10 Saya telah merokok sekian lama sehingga terlambat untuk


memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.

Fakta: Tidak pernah terlambat untuk berhenti merokok. Rusaknya kesehatan organ
tubuh akibat rokok bersifat akumulatif. Makin lama seseorang merokok, dampak
buruk yang ditimbulkan akan makin tinggi. Berdasarkan penelitian, risiko seseorang
untuk mengalami kesehatan buruk akibat merokok bisa berkurang hingga 90 persen
jika dia berhenti merokok sebelum menginjak usia 35 tahun. Hanya dalam sebulan,
proses pernapasan akan terasa lebih maksimal. Selain itu, seorang perokok yang
telah setahun berhenti merokok dapat mengurangi risiko dirinya untuk
mengidap serangan jantung hingga 50 persen.

Mitos 11 Risiko merokok akan menurun dengan beralih ke produk rokok


berlabel “mild” atau “light”.

Fakta: Tiap produsen rokok memiliki patokan yang berbeda mengenai kadar yang
dapat disebut tinggi dan rendah. Seorang perokok yang beralih ke produk yang
mengklaim mengandung tar dan nikotin rendah akan merasa bahwa dia telah
mengurangi bahaya rokok. Tanpa disadari, perokok dengan kecanduan nikotin
secara otomatis akan menambah jumlah rokok yang dia isap dalam sehari dan
menghirup tiap rokok lebih dalam untuk mendapatkan tingkat efek atau kepuasan
tertentu. Oleh karena itu apa pun jenis rokoknya akan memiliki dampak buruk yang
sama.
Mitos 12.Saya sudah melakukan kebiasaan-
kebiasaan menyehatkan lainnya yang dapat mengurangi akibat yang
ditimbulkan dari merokok.

Fakta: Merokok dapat merusak organ tubuh bagian dalam. Anda tidak dapat
mencoba mengurangi kerusakan tersebut dengan menerapkan pola hidup sehat
seperti rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bernutrisi.

Mitos 13.Merokok tidak akan membahayakan siapapun selain diri si perokok.

Fakta: Orang yang tidak merokok, tapi terpapar oleh asap rokok atau disebut
perokok pasif,memiliki risiko 30 persen lebih tinggi untuk terkena penyakit kanker
dibandingkan mereka yang tidak terpapar oleh asap rokok. Selain itu, perokok pasif
juga berisiko untuk terkena penyakit jantung iskemik yang disebabkan oleh paparan
asap rokok.

Mitos 14: HIV sama dengan AIDS


Fakta: HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS adalah dua hal yang berbeda. HIV
adalah nama virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sementara AIDS adalah
tahap akhir dan kelanjutan dari infeksi HIV jangka panjang setelah sistem imun tubuh
akhirnya rusak.

AIDS adalah penyakit kronis dengan sekumpulan gejala yang terkait dengan penurunan
daya tahan tubuh, membuat pengidapnya sangat berisiko tinggi terhadap masalah
kesehatan lain yang lebih serius.

Tidak semua orang yang positif HIV otomatis juga terjangkit AIDS. Pengobatan HIV yang
tepat guna bisa memperlambat atau menghentikan perkembangan virus HIV, yang pada
akhirnya turut mencegah risiko AIDS.

Mitos 15

HIV dan AIDS dapat ditularkan lewat gigitan nyamuk


Fakta: HIV memang ditularkan melalui darah, namun sampai detik ini tidak ada bukti
medis yang dapat menunjukkan bahwa gigitan nyamuk bisa jadi perantara penyebaran
virus HIV bahkan di tempat yang rawan HIV dan banyak nyamuknya.

Saat nyamuk berpindah lokasi gigit, mereka tidak akan mengalirkan darah milik orang
sebelumnya kepada ‘mangsa’ selanjutnya. Selain itu, umur virus HIV dalam serangga
juga tidak akan bertahan lama.
5.foto bersama sebagai dukunentasi kegiatan yang telah di laksanakan

6.penutup:ucapan terimah kasih kepada peserta yang sudah mau menyempatka diri dlm
kegiatan ini

7.evaluasi kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai