Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

EVIDENCE BASED PRACTICE


DALAM
KEPERAWATAN MATERNITAS

DISUSUN OLEH
NAMA : MUHAMMAD AMIN KUTBI
NIM : P07120522031
PRODI : PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
2022
MEMBUAT PERTANYAAN PENELITIAN

No Aspek Jawaban Keyword


1 P sebanyak 42 orang yang terdiri dari Kontrasepsi Hormonal dan
(Population) kelompok kasus (kanker serviks +) dan Non Hormonal, Kanker
kelompok kontrol (tidak kanker serviks -). Serviks.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari
21 pemakaian kontrasepsi hormonal 18 orang
kanker serviks + dan 3 tidak kanker serviks -.
Sedangkan pada dari 21 pemakaian
kontrasepsi non hormonal 2 kanker serviks +
dan 19 tidak kanker serviks -.

2 I Berdasarkan analisis hubungan pemakaian


(Intervention) kontrasepsi hormonal dan non hormonal
dengan kejadian kanker serviks diperoleh dari
42 responden dimana semuanya menggunakan
kontrasepsi hormonal dan non hormonal, dari
hasil analisa berdasarkan umur responden
menunjukan bahwa paling banyak responden
berada pada kelompok umur 41-57 dan paling
sedikit berada pada kelompok umur 31-35.
Berdasarkan tingkat pendidikan dimana
responden yang paling banyak pada tingkat
SMA dan paling sedikit pada tingkat S1.
Berdasarkan kelompok pekerjaan responden
paling banyak berada pada kelompok IRT dan
paling sediki berada pada kelompok
pensiunan, lihat pada tabel
3. Sedangkan berdasarkan paritas paling
banyak rsponden memiliki 2 anak dan paling
sedikit 6 anak. Berdasarkan frekuensi
distribusi analisa data pemakaian kontrasepsi
hormonal menunjukan paling banyak
responden yang kanker serviks dimana
responden berada pada pemakaian kontrasepsi
pil, dan paling sedikit pemakaian kontrasepsi
suntik dan implant. Sedangkan Berdasarkan
distribusi ferkuensi pemakaian kontrasepsi
non hormonal
menunjukan paling banyak responden berada
pada pemakaian kontrasepsi IUD dan paling
sedikit system kalender dan kondom.

3 C Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dan Non


(Comparison) Hormonal Dengan Kejadian Kanke r Serviks
Kejadian
Kontrasep Tota P Nila
Si Tidak l I
Kanke Kanke OR
r R
Servik Servik
s S
Hormonal 3 1 21
8 0,0 0,18
0
Non 19 2 21
Hormonal
Total 22 2 42 100
0
Sumber : Data Primer 2013

4 O Berdasarkan hasil dan data penelitian yang


(Outcome) diperoleh dari 42 sampel maka dapat
disimpulkan bahwa pada umumnya responden
yang menggunakan kontrasepsi hormonal lebih
beresiko terkena kanker serviks melihat dampak
yang terjadi pada responden sebaiknya tenaga
Kesehatan memberikan informasi bahwa pada
penggunaan kontrasepsi hormonal tidak jarang
pula ditemukan dysplasia serviks sehingga
selama masih menggunakan kontrasepsi
hormonal sangat disarankan untuk melakukan
pemeriksaan ginekologik secara teratur, seperti
pemeriksaan pap’smear setiap 6 bulan sampai 1
tahun sekali untuk deteksi dini kanker serviks.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, di
antaranya pertanyaan dalamlembar observasi
yang dibuat oleh peneliti kurang tajam untuk
menganalisis adanya hubungan antara pemakaian
kontrasepsi hormonal dengan non hormonal.
Sebagai contoh pertanyaan tentang pemakaian
kontrasepsi pil,suntik, implant, IUD dan
sebagainya yang ditanyakan hanyapemakaian
saat ini bukan sewaktu sebelum menderita
Kanker serviks, selain itu lama pemakaian serta
apakah kontrasepsi pildipakai secara terus
menerus atau diselingi dengan kontrasepsi yang
lainnya juga tidak di tanyakan.

5 T E-jurnal keperawatan (e-Kp) volume1 nomor1


(Timeline) agustus 2013

Rumusan Pertanyaan Penelitian:


Bagaimana cara untuk menganalisis adanya hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan non
hormonal yang lebih cepat dan pemakaian kontrasepsi pil,suntik, implant, IUD dan sebagainya yang hanya
pemakaian saat ini bukan sewaktu sebelum menderita Kanker serviks, selain itu lama pemakaian serta
apakah kontrasepsi pil dipakai secara terus menerus atau diselingi dengan kontrasepsi yang lainnya?
PENELUSURAN LITERATUR

No Sumber Database Keyword Hasil Searching


1. Gogel Scholar Kontrasepsi Hormonal dan HUBUNGAN
Non Hormonal, Kanker PEMAKAIAN
Serviks. KONTRASEPSI
HORMONALDAN NON
HORMONAL DENGAN
KEJADIAN KANKER
SERVIKS DI RUANG D
ATAS B LU, PROF, Dr,
R. D. KANDOU
MANADO

2. Gogel Scholar Lama penggunaan alat HUBUNGAN LAMA


kontrasepsi; pil KB; IUD; IVA PENGGUNAAN ALAT
tes; resiko kanker serviks KONTRASEPSI ORAL (PIL KB)
DANINTRAUTERINE DEVICE
(IUD) TERHADAP RESIKO
KANKER SERVIKS DI
PUSKESMAS NGORESAN
SURAKARTA

3. Pubmed
Oral ORAL
Contraceptive CONTRACEPTIVE
Use For The USE FOR THE
Primary PRIMARY
Prevention Of PREVENTION OF
OvarianCancer OVARIAN
CANCER
RINGKASAN 3 LITERATUR UTAMA

Judul Penelitian Desain Populasi Tujuan Hasil Kelemahan Penelitian


Penelitian dan Penelitian Penelitian
Jumlah
Sampel
HUBUNGAN Jenis penelitian sampel untuk Berdasarkan Pene
PEMAKAIAN adalah penelitian sebanyak mengetahui hasil dan data litian
KONTRASEPSI observasional 42 orang hubungan penelitian yang ini
HORMONAL analitik dengan yang pemakaian diperoleh dari mem
DANNON pendekatan Case terdiri kontrasepsi 42 sampel iliki
Control Study dari hormonal maka dapat bebe
HORMONAL
(kasus kontrol). kelompok dan non disimpulkan rapa
DENGAN
kasus hormonal bahwa pada keter
KEJADIAN
(kanker dengan umumnya batas
KANKER
serviks +) kejadian responden yang an,di
SERVIKSDI
dan kanker menggunakan antar
RUANGD
kelompok serviks. kontrasepsi anya
ATASBLU,
kontrol hormonal lebih perta
PROF,Dr,R.D.
(tidak beresiko nyan
KANDOU kanker terkena kanker dala
MANADO
serviks -). serviks melihat m
Hasil dampak yang lemb
penelitian terjadi pada ar
ini responden obser
menunjuk sebaiknya vasi
an bahwa tenaga yang
dari 21 Kesehatan dibu
pemakaia memberikan at
n informasi oleh
kontrasep bahwa pada penel
si penggunaan iti
hormonal kontrasepsi kura
18 orang hormonal tidak ng
kanker jarang pula taja
serviks + ditemukan m
dan 3 dysplasia untu
tidak serviks k
kanker sehingga men
serviks -. selama masih ganal
Sedangka menggunakan isis
n pada kontrasepsi adan
dari 21 hormonal ya
pemakaia sangat hubu
n disarankan ngan
kontrasep untuk antar
si non melakukan a
hormonal pemeriksaan pema
2 kanker ginekologik kaian
serviks + secara teratur, kontr
dan 19 seperti aseps
tidak pemeriksaan i
kanker pap’smear horm
serviks. setiap 6 bulan onal
sampai 1 tahun deng
sekali untuk an
deteksi dini non
kanker serviks. horm
Penelitian ini onal.
memiliki Seba
beberapa gai
keterbatasan, di cont
antaranya oh
pertanyaan perta
dalamlembar nyaa
observasi yang n
dibuat oleh tenta
peneliti kurang ng
tajam untuk pema
menganalisis kaian
adanya kontr
hubungan aseps
antara i
pemakaian pil,s
kontrasepsi untik
hormonal ,
dengan non impl
hormonal. ant,
Sebagai contoh IUD
pertanyaan dan
tentang seba
pemakaian gain
kontrasepsi ya
pil,suntik, yang
implant, IUD ditan
dan sebagainya yaka
yang n
ditanyakan hany
hanya a
pemakaian saat pema
ini bukan kaian
sewaktu saat
sebelum ini
menderita buka
Kanker serviks, n
selain itu lama sewa
pemakaian ktu
serta apakah sebel
kontrasepsi pil um
dipakai secara men
terus menerus derit
atau diselingi a
dengan Kank
kontrasepsi er
yang lainnya servi
juga tidak di ks,
tanyakan. selai
n itu
lama
pema
kaian
serta
apak
ah
kontr
aseps
i pil
dipa
kai
secar
a
terus
mene
rus
atau
diseli
ngi
deng
an
kontr
aseps
i
yang
lainn
ya
juga
tidak
di
tanya
kan.

HUBUNGAN LAMA menggunakan Sampel untuk Sampel Tidak Ada


PENGGUNAAN ALAT metode sebanyak mengetah sebanyak 71
KONTRASEPSI ORAL kuantitatif kohort 71 ui responden
(PIL KB) DAN retrospektif, Alat responden hubungan didapatkan
INTRAUTERINE DEVICE ukur dalam didapatka ya usia paling
(IUD) TERHADAP penelitian ini n usia pemakain muda 18
RESIKO KANKER adalah lembar paling alat tahun dan
SERVIKS DI pengamatan yang muda 18 kontrasep usia tertua
PUSKESMAS digunakan untuk tahun dan si oral 32 tahun.
NGORESAN mendokumentasi usia tertua (pil KB) Responden
SURAKARTA kan data dari 32 tahun. dan IUD paling
Rekam Medis dengan banyak
responden. resiko memakai
Analisis bivariat kanker alat
menggunakan uji serviks di kontrasepsi
ETA. Puskesm pil KB
as sebanyak 62
Ngoresan orang
Surakarta (87,3%).
. Lama
penggunaan
2 jenis alat
kontrasepsi
tersebut
paling
banyak 3
tahun
(32,4%).
Hasil IVA
tes positif
sebanyak 1
responden
(1,4%)..
Besar nilai
korelasi
hubungan
lama
pemakaian
alat
kontrasepsi
oral (Pil
KB) dan
IUD dengan
Resiko
Kanker
Serviks di
Puskesmas
Ngoresan
Surakarta
sebesar
1,000 yang
mununjukk
an bahwa
korelasi
sangat kuat.
Kesimpula
n: Nilai F
hitung
(9,02) > F
tabel (3,98)
maka
kesimpulan
nya terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara
hubungan
lama
penggunaan
alat
kontrasepsi
pil dan IUD
terhadap
resiko
kanker
serviks.

Two We To estimate Ovarian cancer There isn’t any


ORAL
investigators reviewed the overall incidence was
CONTRACEP
screened each 55 studies balance of significantly
TIVE USE
abstract and full- relevant harms and reduced in OC
FOR THE
text article for to ovarian benefits from users (OR
PRIMARY inclusion; the cancer the potential [odds ratio],
PREVENTIO investigators outcomes, use of oral 0.73; 95% CI
N OF abstracted data, 66 contraceptive [confidence
OVARIAN and they relevant s (OCs) for interval], 0.66
CANCER performed to other the primary to 0.81), with
quality ratings, cancers, prevention of greater
applicability and 50 ovarian reductions seen
ratings, and relevant cancer with longer
evidence to duration of use.
grading. vascular Breast cancer
Random-effects events. incidence was
models were slightly but
used to compute significantly
summary increased in
estimates of OC users (OR,
effects. A 1.08; 95% CI,
simulation model 1.00 to 1.17),
was used to with a
estimate the significant
effects of OC use reduction in
on the overall risk as time
balance of since last use
benefits and increased. The
harms. risk of cervical
cancer was
significantly
increased in
women with
persistent
human
papillomavirus
infection who
used OCs, but
heterogeneity
prevented a
formal meta-
analysis.
Incidences of
both colorectal
cancer (OR,
0.86; 95% CI,
0.79 to 0.95)
and
endometrial
cancer (OR,
0.57; 95% CI,
0.43 to 0.76)
were
significantly
reduced by OC
use. The risk of
vascular events
was increased
in current OC
users compared
with nonusers,
although the
increase in
myocardial
infarction was
not statistically
significant. The
overall strength
of evidence for
ovarian cancer
prevention was
moderate to
low, primarily
because of the
lack of
randomized
trials and
inconsistent
reporting of
important
characteristics
of use, such as
duration. The
simulation
model
predicted that
the combined
increase in risk
of breast and
cervical
cancers and
vascular events
was likely to be
equivalent to or
greater than the
decreased risk
in ovarian
cancer,
although the
harm/benefit
ratio was much
more favorable
when
protection
against
endometrial
and colorectal
cancers was
added,
resulting in net
gains in life
expectancy of
approximately
1 month.
ESSAY SEDERHANA

Cara Mendeteksi Kanker Serviks sejak Dini


Mendeteksi kanker serviks sedini mungkin merupakan bagian dari upaya mencegah akibat yang fatal dari
kanker ini. Berikut adalah beberapa cara mendeteksi kanker serviks secara dini:

1. Pap smear
Pap smear bertujuan untuk melihat keberadaan sel-sel yang mungkin dapat berkembang menjadi kanker.
Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel sel di serviks (leher rahim).
Sel yang ada pada sampel kemudian dilihat menggunakan mikroskop untuk menentukan apakah sel normal,
memiliki sifat prakanker (calon kanker), atau bahkan sudah bersifat kanker.
Berikut adalah rekomendasi jadwal pemeriksaan pap smear berdasarkan usia:

• Wanita usia 25–49 tahun: setiap 3 tahun


• Wanita usia 50–64 tahun: setiap 5 tahun
• Wanita usia di atas 65 tahun: hanya jika ada keluhan tertentu pada serviks dan area sekitarnya atau
belum pernah melakukan Pap smear sejak usia 50 tahun

2. Kolposkopi
kolposkopi biasanya akan direkomendasikan dokter apabila ada hasil yang dicurigai tidak normal dari
tes pap smear.
Tes yang menggunakan alat khusus bernama kolposkop ini dilakukan untuk memeriksa bagian leher rahim,
vagina, dan vulva secara langsung. Jika pada saat tes kolposkopi ditemukan kelainan, sampel jaringan akan
diambil untuk diperiksa di laboratorium.

3. Tes Schiller
Tes Schiller dilakukan dengan mengoleskan larutan yodium pada leher rahim guna mendeteksi keberadaan
jaringan yang tidak normal. Jaringan yang sehat akan berwarna cokelat seterlah diolesi, sedangkan jaringan
yang tidak normal akan berwarna putih atau kuning.

4. Kuretase endoserviks (ECC)


Pemeriksaan kuretase endoserviks dilakukan untuk memeriksa bagian leher rahim yang tidak terjangkau saat
tes kolposkopi. Dalam pemeriksaan ini, bagian dalam serviks (endoserviks) akan sedikit dikikis
menggunakan alat khusus yang berbentuk seperti sendok kecil, untuk mendapatkan sampel pemeriksaan.
5. Biopsi kerucut (cone biopsy)
Tindakan medis ini biasanya dilakukan apabila terdapat hasil yang tidak normal dari hasil pap smear, tapi
bisa juga dilakukan untuk menghilangkan sel prekanker atau kanker serviks derajat ringan.
Biopsi kerucut dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari leher rahim. Sampel jaringan yang
diambil akan berbentuk menyerupai kerucut dan akan diperiksa menggunakan mikroskop.

6. Biopsi punch (punch biopsy)


Biopsi punch dilakukan dengan cara mengangkat sampel jaringan yang dibutuhkan dengan menggunakan
pisau berbentuk bundar. Prosedur ini mungkin akan dilakukan beberapa kali pada area sekitar serviks.
Beberapa pemeriksaan baru, seperti pemeriksaan mandiri menggunakan pad juga bisa Anda lakukan untuk
mendeteksi dini kanker serviks.

Anda mungkin juga menyukai