Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN PELAYANAN STERILISASI SINGLE

USE

DI RE- USE

INSTALASI PUSAT STERILISASI DAN LOUNDRY

RSUD DR SOEROTO NGAWI


TAHUN 2019

1
KEPUTUSAN
DIREKTUR RSUD Dr.SOEROTO NGAWI
NOMOR : / / / 2019
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN STERILISASI SINGLE USE DI RE USE
RSUD Dr. SOEROTO NGAWI

DIREKTUR RSUD Dr.SOEROTO NGAWI

MENIMBANG : a. bahwa RSUD. DR.Soeroto Ngawi merupakan salah satu rumah


sakit kelas C melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat
pertama maupun pelayanan kesehatan rujukan.
b. Bahwa dalam rangka menunjang peningkatkan mutu pelayanan
kesehatan serta mencegah infeksi nosokomial di Rumah Sakit
perlu penanganan sterilisasi single use dengan baik;
c. Bahwa salah satu mata rantai untuk pengendalian infeksi perlu
adanya pengaturan tentang sentralisasi single use di Rsud
dr.Soeroto Ngawi.
d. Bahwa dalam pengelolaan sterilisasi single use dan doubel use di
instalasi pusat sterilisasi membutuhkan kebijakan sentralisasi
pelayanan sterilisasi single use dan doubel use sebagai acuan
kerja untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi di RSUD.
DR.Soeroto Ngawi.
e. bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut diatas, dipandang
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur;
MENGINGAT : 1. Undang - Undang Negara Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
436/MENKES/SK/VI/1993 tanggal 3 Juni 1993 tentang Berlakunya
Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standart Pelayanan Medis di
Rumah Sakit:
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
382/MENKES/SK/III/2007 tanggal 27 Maret 2007, tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan Lainnya:
5. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Propinsi Jawa
Timur.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD. Dr.Soeroto Ngawi tentang


2
SENTRALISASI PELAYANAN STERILISASI DAN LOUNDRY DI RSUD.
Dr.Soeroto Ngawi
Pertama : Memberlakukan Kebijakan Sentralisasi Pelayanan Sterilisasi Single
Use,Double Use sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
Kedua : Dalam melaksanakan tugas Instalasi pusat sterilisasi dan loundry
agar mengacu pada Kebijakan Sentralisasi Pelayanan Sterilisasi
sebagamana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini;

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan atau kekurangan
dalam keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan dan
penyempurnaan sebagaiman mestinya.

DITETAPKAN DI : NGAWI
PADA TANGGAL : Desember 2019

DIREKTUR RSUD Dr. SOEROTO NGAWI

Dr.YUDHONO,M.Mkes

Nip :196508281999101001

BAB I
DEFINISI

3
Ada beberapa definisi yang harus dipahami terkait pengelolaan peralatan medis single use yang
dilakukan reuse, adalah sebagai berikut:
1. Peralatan Medis atau alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin dan atau inplant yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
2. Peralatan medis sekali pakai (Single use medical device) adalah peralatan sekali pakai, atau
disebut juga alat disposibel dimana digunakan untuk satu pasien dalam sekali tindakan. Tidak di
intended untuk di proses kembali melalui kegiatan pembersihan, desinfeksi dan atau sterilisasi) dan
digunakan untuk pasien lain.
3. Peralatan medis yang dapat digunakan kembali (Reuse able medical devices) merupakan
perangkat yang dapat diproses ulang dan digunakan kembali oleh beberapa pasien.(Food Drug
Association)
4. Peralatan medis yang digunakan kembali (reuse able medical devices) adalah Perangkat yang
ditujukan untuk penggunaan berulang baik pada yang sama atau berbeda pasien, dengan
pembersihan yang tepat dan pemrosesan ulang lainnya di antara penggunaan
5. Peralatan medis sekali pakai yang digunakan kembali (Single-use Re-use) adalah peralatan medis
yang ditetapkan sebagai alat sekali pakai, dilakukan reprosesing dan digunakan kembali untuk
pasien lain.
6. Single-use Re-use for single patient adalah peralatan medis yang ditetapkan sebagai alat sekali
pakai, dilakukan reprosesing dan digunakan kembali untuk pasien yang sama (satu pasien).
7. Reprosesing adalah pemrosesan kembali termasuk seluruh langkah-langkah kegiatan untuk
membuat alat yang terkontaminasi menjadi siap digunakan kembali oleh pasien. Langkah-langkah
yang dimaksud terdiri dari cleaning, fungtional testing, repackaging, relabeling, disinfeksi atau
sterilisasi)
8. Larutan pembersih enzymatic adalah larutan yang digunakan untuk untuk mengangkat bahan
organik yang melekat/menempel pada instrument sebelum dilakukan disinfeksi (mis., protease
untuk membantu menghilangkan protein).
9. Disinfeksi: Suatu proses yang menghancurkan patogen dan mikroorganisme lainnya secara fisik
atau secara kimia.
10. Kode Single use reuse adalah kode khusus yang berupa huruf dan angka yang menunjukkan nama
alat dan jumlah penggunaan alat yang ditempelkan pada kemasan
11. Desinfeksi Tingkat Tinggi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan medis golongan
semi kritis dengan menggunakan desinfektan untuk membunuh semua bentuk mikroorganisme
kecuali endospora.
12. Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan medis golongan kritis dengan
menggunakan mesin sterilisator untuk membunuh semua mikroorganisme termasuk endospora.
13. Barcode adalah Lembar kode yang terdapat pada instrumen bedah digunakan untuk
mengidentifikasi secara unik setiap instrumen yang disterilkan satu per satu. Ada 2 jenis yaitu
barcode alat dari pabrikan alat dan barcode yang dibuat oleh CSSD setelah reprosesing alat di
CSSD.
14. Surveilans Infeksi Rumah Sakit adalah suatu proses pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interpretasi dari data kesehatan atau data infeksi di rumah sakit.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Secara umum peralatan medis steril dibedakan atas dua jenis yaitu single use dan reuse. Kategori
pengelolaan peralatan medis dijelaskan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Perlakukan dalam Pemakaian Alat :


a. Peralatan Medis Single Use
Peralatan medis yang digunakan hanya sekali pakai dalam artian untuk satu pasien dan satu kali
tindakan, kemudian dibuang, sesuai daftar formularium alat kesehatan disposible yang berlaku di
Rsud dr.Soeroto Ngawi. (Daftar alat terlampir)

b. Peralatan Medis Reuse


Alat kesehatan yang dapat digunakan kembali (reuse-able) adalah peralatan medis yang dapat
diproses ulang oleh penyedia layanan kesehatan dan digunakan kembali pada pasien.
Alat kesehatan yang dapat digunakan kembali (reuse-able) dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu; Alat
yang memiliki penetapan batas masa pakai dari pabrikan dan alat yang tidak memiliki ketentuan
batas masa pakai.

c. Peralatan Medis Single Use– Reuse


Peralatan medis yang ditetapkan sebagai alat sekali pakai (disposable) dan dilakukan reprosesing
dan digunakan kembali untuk pasien yang lain atau berbeda.
1) Jenis dan Nama Alat Kesehatan Single Use Re-use
Jenis dan nama alat kesehatan yang ditetapkan untuk dilakukan reprosesing kembali sesuai
dengan daftar alat single use reuse yang telah di sahkan oleh Direktur Rsud dr.Soeroto Ngawi.
(Daftar alat terlampir)
2) Waktu Penggunaan Kembali Alat (Reuse life)
Jumlah maksimum pemakaian dari setiap alat secara spesifik akan ditentukan berdasarkan
evidence based practice atau berdasarkan pengalaman klinis dari Dokter penanggung jawab
5
pasien yang menggunakan alat tersebut, dan alat tidak dipakai lagi bila secara visual nampak
berubah bentuk, berubah warna, retak, robek, pecah dan lain-lain, tanda ketidaklayakan alat
untuk dipakai, dan dokter operator menyatakan alat tidak layak;
Ketentuan jumlah maksimal penggunaan kembali setiap alat kesehatan single use reuse tidak
sama, ditunjukkan dengan Kode khusus alat yang terdapat dalam kartu control alat single use
reuse.
Contoh kode alat single use reuse
Cout 01/10/01
01=kode nama alat,10 =kode jumlah maksimal reuse,01= proses reprosesing alat

2. Klasifikasi Alat Berdasarkan Risiko Infeksi


a. Alat Kritikal
Peralatan yang menyentuh jaringan steril atau system vaskuler harus dalam kondisi steril.
b. Alat Semikritikal
Peralatan yang menyentuh membrane mukosa atau kulit yang terbuka harus dilakukan proses
desinfeksi tingkat tinggi yang membunuh semua mikroorganisme kecuali spora dalam jumlah besar
c. Alat Non Kritikal
Peralatan yang menyentuh kulit utuh dan membutuhkan desinfeksi tingkat rendah.

3. Berdasarkan Tingkat Risiko Terhadap Pasien


Berdasarkan risiko yang mungkin terjadi terhadap pasien pengguna alat kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu:
a. Kelas A (Risiko Rendah)
adalah alat kesehatan yang memiliki resiko rendah dalam penggunaannya.
Contoh: Nasopharyngeal Catheter/Nasopharyngeal,
b. Kelas B (Resiko Rendah-Sedang)
adalah alat kesehatan yang memiliki resiko rendah sampai sedang dalam penggunaannya.
Contoh: Ultrasonic imaging Catheter, Forceps endoscopic, Angiographic Catheter, Balloon Dialation
Vessel Catheter
c. Kelas C (Resiko Sedang-Tinggi)
adalah alat kesehatan yang memiliki resiko sedang sampai tinggi dalam penggunaannya
Contoh: Vein Ablation Device, Coronary Dilation Catheter, Diagnostic Radiology Catheters
d. Kelas D (Resiko Tinggi)
adalah alat kesehatan yang memiliki resiko tinggi dalam penggunaannya
Contoh: Pacemaker, Angiographic Guide Wire, Coronary stent, Cardiac Catherization Kit.

4. Lingkup Area Peralatan Medis Singleuse-Reuse


Dengan mempertimbangkan keselamatan pasien serta mutu pelayanan, Rsud dr.Soeroto Ngawi
melakukan pengendalian dan evaluasi yang ketat terhadap pelaksanaan kebijakan single use reuse
pada peralatan medis.
a. Sistem pelayanan proses sterilisasi peralatan single use yang bisa dilakukan re-use adalah
sentralisasi di Istalasi Sterilisasi Sentral (ISS).
b. Unit kerja sebagai pengguna peralatan single use yang bisa dilakukan re-use adalah semua
ruangan dan poli yang menerapkan penggunaan alat single use yang di reuse.

5. Prosedur Pengelolaan Peralatan Medis


a. Peralatan Medis Reuse
Alur dan prosedur pengelolaan peralatan medis reuse meliputi:
Distribusi alat kotor dari pengguna ke cssd,dekontaminasi,cleaning/pencu
Cian,pengepakan,labeling,sterilisasi.penyimpanan dan distribusi alat steril.
6
b. Peralatan Medis Single Use Reuse
Prosedur Reprosesing alat single use re use dan alat medis reuse able terdiri dari proses:
a. Collecting dan Shiping
Alat single use yang akan dilakukan reprosesing, akan dikumpulkan oleh petugas di unit pemakai
setelah dokter operator memastikan kelayakan fisik dan fungsi alat, kemudian dilakukan
pembersihan minimal awal pada alat dari sisa produk cairan tubuh atau jaringan. Kemudian alat
dikirim ke CSSD oleh petugas khusus dengan menggunakan container khusus anti tembus.
b. Dekontaminasi dan Cleaning
Sebagai tahap awal pengelolaan peralatan single use yang di re-use akan melalui tahapan prabilas
(pre cleaning), pembersihan (cleaning),sebelum dilakukan DTT dan atau sterilisasi. Prosedur
tersebut akan dilakukan oleh petugas yang telah terlatih khusus dalam menangani alat single use
re use.
c. Tes Fungsi dan Kualitas
Untuk mengetahui fungsi dan kualitas alat yang akan dilakukan reprosesing, dokter operator yang
menggunakan alat akan melakukan uji fungsi dan kualitas awal setelah alat digunakan terakhir
kalinya. Pada saat reprosesing petugas CSSD akan melakukan uji fisik pada alat sebelum
dilakukan pengemasan dan pelabelan. Sedangkan uji kualitas pasca reprosesing akan dilakukan
kembali oleh petugas atau operator di kamar tindakan saat persiapan alat.
d. Pengemasan dan Pelabelan
Pengemasan alat single use re-use menggunakan pouches yang disediakan sesuai standar yang
ditetapkan oleh rumah sakit dr.soeroto ngawi dan dilakukan pelabelan sesuai dengan kode alat
yang telah ditentukan dalam kebijakan single use re-use Rsud dr.soeroto Ngawi
e. Sterilisasi
Proses sterilisasi yang akan dilakukan pada alat singe use reuse sesuai denga kriteria alat.
Sterilisasi alat menggunakan suhu panas (steam) atau suhu rendah (plasma) disesuaikan dengan
kriteria alat.

BAB III
TATA LAKSANA

Prosedur pengelolaan alat single use re-use di Rsud dr.Soeroto Ngawi adalah sebagai berikut:
1. Peralatan Medis Single Use
Alat yang ditetapkan sebagai single use (sekali pakai) tidak boleh digunakan kembali. Periksa kemasan
atau alat untuk memastikan terdapat tulisan disposibel atau tanda seperti berikut.

Gambar 3.1 : Tanda Peralatan Medis Sekali Pakai (Single use/ Disposible)
Peralatan medis single use digunakan hanya untuk satu pasien dan untuk satu kali tindakan pada
pasien yang sama. Setelah digunakan peralatan medis dibuang dalam kantong sampah medis
infeksius (berwarna kuning)

2. Peralatan Medis Reuseable

7
Peralatan steril reusable merupakan perbekalan steril yang dapat dilakukan sterilisasi ulang, seperti :
instrument pembedahan untuk di kamar operasi, set rawat luka, heacting serta sirkuit ataupun scope
(endoscope, colonoscope) dan alat kesehatan lain yang membutuhkan kondisi steril.
Siklus pengelolaan peralatan medis reuseable meliputi:
a. Transportasi Pasca Pemakaian oleh Pengguna (User)
Pengiriman instrument bedah atau peralatan medis reuseable yang akan dilakukan dekontaminasi
ke CSSD ditempatkan dalam kantong kuning (bertanda infeksius) dan diletakkan dalam container
tahan tusukan atau troly transportasi barang kotor.
b. Cleaning dan Dekontaminasi
Pembersihan (cleaning) diawali dengan pembersihan awal yang dilakukan dititik point of use
dengan membersihkan bekas jaringan atau cairan tubuh yang melekat dipermukaan alat
menggunakan kasa basah atau lembab. Kemudian dilakukan pre cleaning menggunakan larutan
enzymatic dan dilanjutkan melakukan cleaning secara manual ataupun menggunakan mesin
menggunakan washer disinfector.
c. Pemeriksaan Alat
Setelah alat dalam keadaan bersih kemudian dilakukan pemeriksaan alat untuk memastikan
kelayakan kondisi fisik dan fungsi alat sebelum dilakukan pengemasan.
d. Pengemasan dan Sterilisasi
Pengemasan peralatan
e. Penyimpanan dan Trasportasi ke Unit Pengguna

3. Peralatan Medis Single-use Reuse


a. Penentuan Alat Medis Single Use yang di Re-use
Rsud dr.Soeroto Ngawi pada saat ini menetapkan beberapa kriteria alat single use yang dilakukan
reprosesing (re-use). Beberapa kriteria atau pertimbangan yang ditentukan dalam menetapkan alat
tersebut akan direuse adalah sangat dibutuhkan, sulit diperoleh dalam waktu segera/langka, jumlah
produksi terbatas dan harga tidak terjangkau oleh pribadi atau asuransi (mahal). Pemilihan dan
penetapan alat single use-reuse dilaksanakan melalui rapat koordinasi antara unit penggunaa alat
medis single use, Farmasi, Komite PPI dan bidang pelayanan medis sebagai perwakilan
managemen rumah sakit. Namun demikian, penggunaan kembali alat kesehatan sekali pakai
(single use) tersebut, harus dengan pertimbangan bahwa alat tersebut secara fungsi dan fisik masih
optimal, dan telah melalui proses reprosesing dari tahapan dekontaminasi hingga sterilisasi serta
melalui uji mikrobiologi.
Adapun kriteria alat medis single use yang diijinkan untuk di reuse adalah:
1) Masuk dalam daftar kebijakan single use re-use Rsud dr.Soeroto Ngawi
2) Telah dilakukan uji fisik dan uji fungsi dan masih berfungsi optimal.
3) Pemakaian belum mencapai batas maksimum reuse.
4) Sebelumnya tidak digunakan pada pasien yang teridentifikasi menderita HBV dan atau HIV.
b. Prosedur Reprosesing Alat Single Use Re-use
Secara Umum prosedur reprosesing alat single use adalah melalui proses dekontaminasi, cleaning,
testing, packing dan labelling serta sterilisasi. Namun setiap alat memiliki kekhususan tersendiri
sehingga prosedur yang akan dilewati sedikit berbeda walaupun secara prinsip sama. Adapun
tahapan alur yang dilalui oleh setiap alat single use reuse yang akan di reuse di Rsud dr.Soeroto
Ngawi adalah seperti berikut ini:
1) Penggunaan awal alat single use
Setelah penggunaan alat single use yang akan di reuse untuk pertama kalinya, maka petugas
pengguna alat harus melakukan identifikasi pengguna alat dan melakukan pre cleaning alat

8
segera setelah alat digunakan.

Sebelum alat single use akan dilakukan reprosesing, maka petugas operator harus memastikan
kondisi alat masih dalam kondisi baik dari segi fisik ataupun fungsi dengan melakukan uji fisik dan
fungsi tahap awal. Kegiatan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pre cleaning alat
yaitu dengan melakukan spooling internal lumen alat serta permukaan alat menggunakan larutan
Nacl/saline kemudian mengguna-kan larutan enzymatic dilakukan oleh petugas yang telah terlatih
sebagai pembersihan minimal pada alat tersebut. Setelah alat dinyatakan layak untuk di
reprocessing, kemudian alat tersebut diberi label koding alat sesuai kebijakan Rsud dr.Soeroto
Ngawi, lalu masukkan alat kedalam container tahan tembus untuk kemudian dilakukan pengiriman
ke CSSD.

Gambar 3.2 : Kontainer Wadah Pengiriman Alat dari Unit ke CSSD


2) Cleaning dan Desinfeksi
Setibanya alat di CSSD, alat akan diterima oleh petugas khusus kemudian melaksanakan serah
terima dan pencatatan di kartu register penerimaan alat, sambil mencocokkan kode alat di kartu
kontrol alat dan kode pada alat. Kemudian alat dilakukan pembersihan secara terpisah jika
jumlah alat lebih dari satu jenis. Setiap alat akan diberikan kartu kode sementara selama
kegiatan cleaning dilakukan.
Alat single use yang di reprosesing akan direndam terlebih dahulu dalam larutan enzymatic
kemudian dilakukan pembersihan secara manual.
3) Tahap Uji Fisik dan Fungsi
Alat single use yang akan dilakukan reprosesing atau re-use melalui tahap uji fisik dan fungsi
pertama kali sesaat setelah alat selesai digunakan oleh dokter operator. Setelah alat di CSSD
dan telah melewati proses pembersihan dan desinfeksi masing-masing bagian alat akan
dilakukan validasi hasil pembersihan secara visual dibawah kaca pembesar, kemudian
dilakukan uji mikrobiologis secara acak.
4) Packing dan Labeling
Alat yang sudah melalui tahap uji fungsi dan fisik dikemas dengan menggunakan pouches
sesuai jenis sterilisasi yang digunakan (plasma). Pengemasan untuk alat-alat berukuran
panjang, diatur alat dalam kemasan agar tidak mengalami penekukan yang bisa merusak atau
menurunkan fungsi alat. Setiap alat single use yang dilakukan reuse memiliki kode alat dengan
keterangan alat singleuse reuse tersendiri (terlampir). Untuk keperluan monitoring, setiap alat
single use reuse disiapkan ekstra barcode penanda steril dan kode alat sebanyak 2 buah.
Contoh labelling dan coding alat single use reuse.
Jad / 05-12-2019/Ed:5-05-2020 dan Cout 01/10/01
Ket :
Jad = nama petugas,05-12-2019 =tanggal di sterilkan,Ed:5-05-2020=masa kedaluarso alat.
Cout 01=nama alat,10 jumlah maksimal reuse,01= pemrosesan yang ke1.

5) Sterilisasi
Setiap alat single use yang di reuse akan melalui tahap sterilisasi sesuai dengan kriteria alat.

9
Metode sterilisasi yang digunakan untuk alat kritikal menggunakan plasma./ sterilisasi steam
/DTT

6) Distribusi dan Penyimpanan


Alat single use reuse yang telah melewati proses sterilisasi akan dikirimkan atau dijemput oleh
unit pengguna menggunakan troli atau container khusus alat steril. Penyimpanan alat single use
reuse yang telah steril disimpan dalam lemari atau container yang bersih tahan tembus dan
kering. Syarat ruangan penyimpanan sesuai standard CSSD yaitu 18°C – 22°C, Kelembaban
35 % - 75 %.
7) Reprosesing Pasca Reuse ke-1
Stiker indikator bukti kegiatan reprocessing 1,2,3 dan seterusnya yang ada pada kemasan
CSSD ditempelkan pada lembar monitoring di RM pasien. Barcode ekstra dalam kondisi steril
dalam kemasan digunakan sebagai penanda alat saat digunakan atau dimeja operasi untuk
membedakan alat satu dengan yang lain jika ada 2 atau lebih alat sejenis yang digunakan pada
kegiatan saat itu.
Setelah prosedur selesai dilaksanakan tempelkan stiker barcode CSSD pada alat tersebut ke
kartu kontrol alat, kemudian alat diberi identitas kartu yang tahan air sesuai dengan kode alat di
kartu control. Kemudian alat melaui tahap yang sama seperti diatas. Setiap prosedur
reprosesing alat single use re-use harus mengikuti SPO atau Standar Prosedur Reprosesing
Alat single use re-use (terlampir).

4. Pemantauan Proses dan Kualitas


Setiap alat single use yang dire-use, masing-masing memiliki kartu control yang berfungsi sebagai
identifikasi, kontrol dan dokumentasi setiap proses yang dilewati oleh alat tersebut untuk memastikan
kelayakan dan keamanan bagi pasien yang akan menggunakan. Jika alat dalam keadaan rusak atau
malfungsi walaupun batas maximal reuse belum tercapai, maka alat tersebut harus dihapuskan atau tidak
direprosesing kembali. Setiap alat single use yang direprosesing memiliki indicator steril baik internal
ataupun eksternal yang menjamin alat tersebut aman secara mikrobiologi.
5. Pemantauan Infeksi
Untuk memastikan pasien aman dalam menggunakan alat single use yang di re-use terutama dari
risiko infeksi, maka petugas IPCN akan melakukan pemantauan (surveilans) terhadap pasien tersebut,
selama masa perawatan pasien di rumah sakit, dicatat dan dibuatkan pelaporan.
6. Pelaporan
Setiap pasien yang menggunakan alat single use re-use akan dicatat dan dilakukan pemantauan.
Hasil pemantauan akan dilaporkan ke direktur

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Kartu Kendali Alat Single Use Re-use

10
Setiap alat single use yang dilakukan re-use di Rsud.dr.Soeroto Ngawi masing-masing di lengkapi
dengan kartu kontrol alat yang berbeda, yang menjelaskan kapan alat digunakan, nama penderita
yang menggunakan, serta kondisi alat secara fisik dan fungsi

2. Register Reprosesing Alat Single Use Re-Use di CSSD.


Setiap alat single use reuse yang diterima dan dilakukan reprosesing di CSSD akan dicatat didalam
buku register khusus (Buku Register Alat Single Use Re-Use)

DITETAPKAN DI : NGAWI
PADA TANGGAL : desember 2019
DIREKTUR RSUD DR.SOEROTO NGAWI

dr.YUDONO M,M.Kes.
Pembina Tk 1
NIP. 19650828199910 1 001

DAFTAR PUSTAKA

A.Kapoor,et.al. (2017) Guidance on reuse of cardio-vascular catheters and devices in India: A consensus
document, India: Indian Heart Journal

https://www.fda.gov/RegulatoryInformation/Guidances.

Indian Pharmacopoeia Commission. (2018) A Guidance Document For Medical Devices, India: Ministry of
Health & Family Welfare

Mansur,J. (2017) Reuse of Single-Use Devices: Understanding Risks and Strategies for Decision-Making
for Health Care Organizations, USA: Joint Commission International

11
Kementerian Kesehatan RI. (2016) Pedoman Klasifikasi Ijin Edar Alat Kesehatan, Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI.

©Sterilmed, Inc. 2014

12
DAFTAR ALAT KESEHATAN SEKALI PAKAI (SINGLE USE) YANG DIPAKAI KEMBALI (REUSE)
DI RSUD DR.SERTO NGAWI

Nama Alat Medis Klasifikasi Alat Kode alat Metode Sterilisasi Unit Pengguna
Maksimal Re-use
No Sterilization Divisi
Medical Device Name Classification Code of device Maximum Reuse Users
Methods
1 Ecu pencil / kabel couter Semi Kritikal Plasma 8 kali Ruang Ibs

2 Selang/sirkuit ventilator Non Kritikal Plasma 5 kali Ruang icu

3 Cpap Semi Kritikal Dtt kimia / Plasma 6 kali Ruang Nicu


Dtt kimia,di rendam
4 Hollow fiber Semi kritikal cairan renalin 3.5% 5 kali Ruang hd
selama 2x 24 jam

DITETAPKAN DI : NGAWI
PADA TANGGAL : Desember 2019
DIREKTUR RSUD DR.SOEROTO NGAWI

dr.YUDHONO M,M.Kes.
Pembina Tk 1
NIP. 19650828199910 1 001

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai