Anda di halaman 1dari 10

7.

Hikmah&manfaat dari sifat


syaja’ah

Islam memerintahkan agar sifat syaja’ah atau perwira


dimiliki oleh setiap umat islam. Sebab selain merupakan sifat
terpuji,juga dapat mendatangkan berbagai hikmah kebaikan bagi
kehidupan beragama,berbangsa dan bernegara.

Diantara hikmah tersebut adalah:

1) Syaja’ah(Perwira) akan mendatangkan hikmah dalam


bentuk sifat mulia seperti cepat,tanggap,perkasa
,memaafkan,tangguh, menahan amarah dan tenang.
2) Menjauhkan diri dari sifat ceroboh , takabur, meremehkan
orang lain dan ujub (suka merasa bangga)
3) Menjauhkan diri dari sifat rendah diri ,cemas , kecewa, kecil
hati dan sebagainya.
4) Dapat melawan rasa takut(al-mujahadah’ala al-khauf)
5) Dapat mewariskan hal hal yang baik(al-tauris’ala al-
khairiyyah)
6) Dapat tabah dalam ketaatan (as-sabaru ‘alaatta’ah)

Hikmah Syaja'ah
Dalam menerapkan sikap berani, seseorang dapat mendapatkan
sebuah keuntungan dalam kehidupan. Bahkan dengan kita
bersikap syaja'ah maka kita dapat mengambil hikmah dari semua
itu, beriku hikmah berani.

1. Timbulnya sikap untuk maju, keberanian merupakan sebuah


sikap yang perlu diterapkan dalam keadaan tertentu, hal ini
dapat dicontohkan ketika Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya berperang melawan kaum quraisy. Mereka
berani melawan musuh walaupun jumlah musuh lebih
banyak dari kaum muslimin. Mereka berpikir bahwa
pertolongan Allah selalu menyertai mereka shingga mereka
tidak ragu untuk berperang. Keberanian mereka dapat
ditarik hikmahnya bahwa keberanian dapat menimbulkan
sikap maju.
2. Mendorong sikap kreatif dan produktif, melakukan kegiatan
kreativitas membutuhkan sebuah keberanian untuk
melakukan sehingga ide kreatif tersebut dapat berbuah hasil
yang baik. Dengan sikap berani dalam melangkah untuk
berkreasi akan menghasilkan yang baik pula. Setalah
kreativitas telah terbangun dengan baik, mereka akan
melakukan produksi dengan melakukan keberanian dalam
menentukan prosedur pembuatan atau produksi.
3. Dengan menerapkan sikap syaja'ah atau berani maka dalam
hidupnya akan timbul ketentraman. Suatu kedamaian tidak
dapat datang secara sendirinya. Kita harus berani dalam
mengambil keputusan dengan percaya bahwa ini merupakan
jalan yang baik. Berani dalam mengambil keputusan dengan
baik maka hasil tidak akan mengingkari usaha tersebut.

Manfaat Syaja'ah
Syaja'ah atau disebut juga seikap berani, berani di sini dapat
diartikan berani dalam membela kebenaran dan memerangi
kemungkaran yang ada. Dengan melaksanakan syaja'ah ini
dalam kehidupan sehari hari, dapat memberikan dampak atau
manfaat yang baik. Berikut manfaat syaja'ah.

1. Kejahatan atau kemungkaran di lingkungan masyarakat


secara berlahan akan berkurang, hal ini ditimbulkan karena
adanya seseorang yang memiliki sikap syaja'ah yaitu berani
dalam melawan kemungkaran.
2. Mencapai kehidupan yang sukses, dengan melakukan
keberanian dalam melangkah dan berkreativitas maka akan
secara berlahan mencapai kesuksesan yang dinginkan.
Kesuksesan ini dikarenakan keberanian dalam mengambil
langkah untuk mencapai kesuksesan itu sendiri.
3. Keputusan yang diambil dalam kegiatan musyawarah dapat
menghasilkan keputusan yang baik bagi kemasyalakhatan
masyarakat, hal ini karena adanya sikap berani
mengeluarkan pendapat.
B. keterkaitan makna syaja’ah (Berani
membela kebenaran ) dengan upaya
mewujudkan kejujuran dalam kehidupan
sehari-hari

1.konsep syaja’ah dengan kejujuran.


Antara syaja’ah dengan kejujuran merupakan dua kata
yang memiliki makna yang berbeda. Syaja’ah berarti sikap
berani. Sedangkan kejujuran dari kata dasar jujur, artinya sikap
apa adanya. Atau jujur merupakan bentuk perilaku yang sesuai
dengan aturan norma.
Dalam penerapannya, antara syaja’ah dengan kejujuran
merupakan dua perilaku yang tidak dapat dipisahkan. Artinya
antara sikap syaja’ah dengan sikap kejujuran saling berkaitan.
Seseorang yang memiliki sifat syaja’ah (berani) harus dilakukan
secara jujur, atau sikap keberanian dipergunakan untuk
menegakkan kebenaran dan kejujuran. Tidak sebaliknya,
seseorang memiliki sifat syaja’ah, namun asal berani dan tidak
jujur. Atau keberanian untuk mengakkan ketidak jujuran.
Apabila hal seperti ini terjadi, pasti akan menimbulkan bencana
dalam kehidupan sehari manusia, baik di dunia maupun di
akhirat. Firman alllah dalam (Q.S. taha/20: 123-124):

ْ َ ِ‫قَا َل ا ْهب‬
‫اي فَال‬َ َ‫ض َعد ُو فَإ ِ َّما يَأتِيَنَّ ُك ْم ِمنِي ُهدًى فَ َم ِن اتَّبَ َع ُهد‬ٍ ‫ض ُك ْم ِلبَ ْع‬
ُ ‫طا ِم ْن َها َج ِميعًا بَ ْع‬
َ ً‫شة‬
ُ ‫ض ْن ًكا َون َْح‬
‫ش ُرهُ يَ ْو َم‬ َ ‫ض َع ْن ِذ ْك ِري فَإ ِ َّن لَهُ َم ِعي‬ َ ‫) َو َم ْن أَع َْر‬123( ‫ض ُّل َوال يَ ْشقَى‬ ِ َ‫ي‬
124( ‫ع َمى‬ ْ َ ‫ْال ِقيَا َم ِة أ‬

Dia (Allah) berfirman, "Turunlah kamu berdua dari surga


bersama-sama, sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian
yang lain, maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, lalu
barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari
perintah-Ku, maka sesungguhnya dia akan menjalani kehidupan
yang sempit dan Kami akan mengumpulkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta.”
(Q.S. Taha/20: 123-124)

2.kaitan antara perilaku syaja’ah dengan perilaku


kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap syaja’ah sangat berkaitan dengan perilaku
kejujuran.Artinya sikap syaja’ah harus senantiasa disertai
dengan sikap jujur, agar misi sikap syaja’ah dapat
mendatangkan manfaat kepada manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Sikap syaja’ah dan kejujuran harus di pergunakan
untuk mengawal segala bentuk kebenaran, baik kebenaran
ajaran islam, maupun kebenaran hokum positif dalam
kehidupan masyarakat. Jangan sampai terjadi sebaliknya, kalau
ini sampai terjadi, maka kehancuran akan terjadi. Dan kondisi
demikian sangat bertentangan dengan dambaan kehidupan
masyarakat, yaitu: kehidupan yang damai, tentram, sejahtera,
dan bahagia.
Ada beberapa cara untuk mewujudkan kesuksesan dalam
menegakkan kebenaran malalui sikap syaja’ah dan kejujuran,
yaitu;

1).Kebenaran harus datang dari sumber yang benar.

Sumber segala kebenaran hanya berasal dari allah swt.,


dalam Q.S. al-baqarah (2):147;
‫ا َ ْل َح ُّق ِمن َّربِ َك فَالَ ت َ ُك ْون ََّن ِمنَ ْال ُم ْمت َ ِريْن‬
Artinya:
“Kebenaran adalah dari Tuhan engkau, maka sekali-kali
janganlah engkau termasuk dari orang-orang yang
ragu.”(Q.S. al-baqarah/2: 147)

2).Senantiasa memohon kepada allah agar ditunjukkan


jalan yang benar.
Di samping melalui berusaha yang sungguh-sungguh, di
dalam mengakkan kebenaran malalui sikap berani dan jujur,
juga senantiasa meminta bimbingan dan petunjuk kepada
allahswt. Seperti doa abu bakar yang dikutip oleh imam al-
ghazali sebagai berikut;

ْ ‫اط ََّل َوأ َ ِرنَا التِبَاع ََّةَ َو‬


.َّ‫ار ُز ْقنَا َحقّاَّ ال َحقَّ أ َ ِرنَا الل ُهم‬ ِ َ‫اطلَّ الب‬ ِ َ‫ار ُز ْقنَا ب‬
ْ ‫َو‬
ُ‫اجتِنَابَ َّه‬،
ْ ‫ك‬ ََّ ِ‫ين أ َ ْر َح ََّم يَا ِب َر ْح َمت‬
ََّ ‫اح ِم‬
ِ ‫الر‬.
Artinya:
“Ya Allah Tunjukilah kami kebenaran dan berikan kami jalan
untuk mengikutinya, dan tunjukanlah kami kebatilan dan
berikan kami jalan untuk menjauhinya”.

3).Didalam menegakkan kebenaran dilakukan dengan


penuh hikmah.
Didalam menegakkan kebenaran dengan sikap syaja’ah dan
kejujuran dilakukan dengan sopan dan santun. Karena suatu
kebenaran dapat diterima bukan karena meterinya yang benar,
akan tetapi juga karena cara yang dipergunakan dalam
menegakkan kebenaran. Firman allah swt. Dalam Q.S. an-
nahl/16: 125;
َ ‫سنَ ِة ۖ َو َجاد ِْل ُه ْم بِالَّتِي ِه‬
َ ‫ي أ َ ْح‬
‫س ُن ۚ إِ َّن‬ َ ‫ظ ِة ْال َح‬ َ ‫سبِي ِل َربِ َك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬َ ‫ع إِلَ ٰى‬
ُ ‫ا ْد‬
‫سبِي ِل ِه ۖ َو ُه َو أ َ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهت َدِين‬
َ ‫ض َّل َع ْن‬ َ ‫َرب ََّك ُه َو أ َ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬

Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalanTuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebihmengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S. An-
nahl/16:125)”

Teladan yang luar biasa dilakukan oleh Rasulullah saw.


Ketika suatu hari ada seorang arab badui yang kencing di Masjid,
sedangkan Rasulullah Saw. dan para sahabat berada di dalam
masjid tersebut. Para sahabat marah dan hendak memukul orang
tersebut. Namun, Rasulullah Saw. tidak ikut terpancing emosi.
Rasulullah saw. memerintahkan kepada para sahabat untuk
membiarkan terlebih dahulu orang tersebut menyelesaikan
hajatnya, baru kemudian meminta para sahabat untuk
mengambil air dan menyiramkan bekas air kencingnya.

4).Bersikap kasih sayang terhadap orang-orang yang


belum melakukan kebenaran.

Terhadap orang-orang yang belum mengerti, sehingga


menyimpang dari kebenaran, kita harus bersikap dengan penuh
kasih sayang, sebagaimana menyayangi kepada orang-orang
yang kita cintai. Bersikap dengan penuh empati terhadap
kekeliruan mereka dan akibat yang mereka alami. Dengan
demikian, kita akan bersungguh-sungguh dalam mengingatkan,
meyakinkan, dan mencegah mereka agar tidak mengambil
tindakan yang salah. Karena hal tersebut merupakan perangai
Rasulullah saw. yang harus diteladani oleh umat islam. Firman
Allah swt. Dalam Q.S. At-Taubah/9: 128;

ُ ‫يز أَنفُ ِس ُكمْ ِمنْ َر‬


ْ‫سولْ َجا َء ُكمْ لَقَد‬ ْ ‫َر ُءوفْ بِال ُمؤ ِمنِينَْ َعلَي ُكمْ َح ِريصْ َعنِتُّمْ َما َعلَي ِْه َع ِز‬
ْ‫َر ِحيم‬
Artinya:

“sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu


sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia)
sangat meninginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,
penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman”
(Q.S.At-Taubah/9:128)

5).Mengedepankan sebagai teladan dalam menegakkan


kebenaran.

Kebenaran tidak hanya cukup untuk dikatakan saja, tetapi


harus didemonstrasikan agar masyarakat mengetahui secara
pasti perbedaan antara yang benar dan yang salah dan
manfaatnya bagi kehidupan mereka. Kebatilan itu bagaikan
kegelapan dan kebenaran itu bagaikan cahaya. Gelap tidak akan
pernah berubah hanya dengan mengataka: Wahai terang
datanglah dan wahai gelap pergilah. Kegelapan hanya akan
lenyap ketika kita datang membawa cahaya. Firman Allah swt.
Dalam Q.S. al-Isra’/17:81 ;

ْ ُ‫ق َجا َءْ َوق‬


‫ل‬ ُّْ ‫ل َوزَ هَقَْ ال َح‬
ُْ ‫اط‬
ِ َ‫ل إِنْ ۚ الب‬ ِ َ‫زَ ُهوقًا َكانَْ الب‬
َْ ‫اط‬
Artinya:

“Dan katakanlah; “kebenaran telah datang dan yang batil telah


lenyap” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap” (Q.S.Al-
Isra’/17:81)

6). Jangan bosan untuk senantiasa berdoa kepada Allah


swt, semoga Allah memberi petunjuk.

Sebelum Umar bin khatab masuk islam, Rasulullah saw.


selalu berdoa agar kekuatan islam diperkokoh dengan masuknya
salah satu dari dua umar:

“Ya Allah, Islamkanlah salah satu diantara dua umar. Dua Umar
tersebut yaitu; Umar bin khatab dan Amru bin Hisyam (Abu
jahal) yang pada awal dakwah islam merupakan tokoh paling
keras permusuhannya terhadap Rasulullah saw. dan kaum
muslimin”.
TUGAS MAKALAH AGAMA
ISLAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
ANGGUN TRIANA

FAKHIRA MILDA ERZA

IRWANDI

M.RYAN HIDAYAT

M.SATRIA PERDANA.P (Ketua)

RESTU DIMAS

RAMADHANI

TEGUH SUBAGIO (Wakil)

KELAS XI MIPA 4

Anda mungkin juga menyukai