Tujuan:
Menilai berbagai unsur sel darah tepi : eritrosit,
leukosit, trombosit
Mencari adanya parasit: malaria, tripanosoma,
mikrofilaria, dll
Bahan Pemeriksaan
Darah vena atau kapiler
Darah dengan antikoagulan EDTA
EDTA kurang darah membeku
EDTA berlebih
Eritrosit : burr cells, target cells, pembentukan
rouleux, sferositosis, stomatositosis
Monosit, granulosit, limfosit terbentuk vakuolisasi
Trombosit : pembengkakan trombosit,
pseudotrombositopeni
Darah EDTA >24 jam lisis, vakuolisasi, degranulasi,
hipersegmentasi inti, karioreksis.
Membuat dan Mewarnai Sediaan Apus
Reagensia
1. Metanol absolut fiksasi sediaan hapus
2. Zat Warna Wright
Zat warna Wright eosin methylen blue 1g
Metanol absolut, bebas aseton 600 ml
3. Larutan dapar pH 6,4
Na2HPO4 2,56 g
KH2PO4 6,63 g
Air suling 1L
4. Zat Warna Giemsa
Zat Warna Giemsa 1g
Metanol Absolut 100 ml
Peralatan
1. Kaca objek ukuran 25 x 75 mm
2. Rak kaca objek
3. Pipet tetes
4. Deck Glass
Cara Membuat Sediaan Hapus
Pilih kaca objek yang bersih untuk sediaan hapus.
Pilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan
sebagai kaca penghapus (bisa juga menggunakan
deck glass)
Letakkan satu tetes kecil darah pada ± 2-3 mm pada
ujung kaca objek. Letakkan kaca penghapus dengan
sudut 30-45 derajat terhadap kaca objek di depan
tetes darah.
Tarik kaca penghapus ke belakang sehingga
menyentuh tetes darah, tunggu sampai darah
menyebar pada sudut tersebut.
Kemudian dorong kaca penghapus sehingga
terbentuk hapusan darah sepanjang 3 -4 cm hapusan
darah tidak boleh terlalu tipis atau tebal.
Biarkan darah megering di udara. Tulis idenitas
pasien.
Ciri Sediaan yang baik:
Tidak melebar sampai tepi kaca objek, panjangnya
setengah sama dua pertiga panjang kaca
Mempunyai bagian yng cukup tipis untuk diperiksa;
pada bagian itu eritrosit terletak berdekatan tanpa
bertumpuk
Rata, tidak berlubang dan tidak bergaris-garis
Mempunyai penyebaran leukosit yang baik, tidak
tidak bertumpuk pada pinggir atau ujung sediaan.
Cara Mewarnai Sediaan Hapus
Pewarnaan dengan prinsip Romanowsky, seperti
Wright, May Grunwald, atau Wright Giemsa
Pewarnaan Wright
Letakkan sediaan hapus pada rak pewarnaan
Fiksasi sediaan hapus dengan metanol absolut 2 – 3
menit
Genangi sediaan hapus dengan at warna Wright
biarkan selama 5 – 10 menit
Tambahkan larutan dapar dalam jumlah yang sama
dengan zat warna biarkan selama 10 – 12 menit.
Bilas dengan air. Kemudian letakkan sediaan hapus
pada posisi tegak sampai mengering.
Pewarnaan Giemsa
Letakkan sedian hapus di bak pewarnaan.
Fiksasi sediaan hapus dengan metanol absolut 2 – 3
menit
Genangi sediaan hapus dengan zat warna Giemsa
yang baru diencerkan. Giemsa yang dipakai adalah
larutan 5% yang telah diencerkan dulu dengan
larutan buffer. Biarkan selama 20 – 30 menit.
Bilas dengan air. Kemudian letakkan sediaan hapus
pada posisi tegak sampai mengering.
Cara melaporkan
Menilai eritrosit:
Ukuran : 6-8 µm, ± sebesar inti limfosit kecil
Berbentuk bulat dengan tengah berwarna lebih pucat
Warna
Menilai leukosit
Jumlah
Hitung jenis
Kelainan morfologi
Menilai trombosit
Jumlah
Aglutinasi trombosit
Kuran trombosit
Lain –lain
Parasit : malaria, mikrofilaria, tripanosoma
Kelainan Morfologi Sel
Darah Tepi
Kelainan Morfolofi
Eritrosit
Kelainan Ukuran Eritrosit:
Normosit : 6-8 µm, ± sebesar inti limfosit kecil
Mikrosit : Anemia hemolitik, anemi defisiensi besi,
thallasemia mayor, anemia penyakit kronik, sindrom
mielodispalsia.
Makrosit : Anemia megaloblastik, penyakit hati
kronik.
Anisositosis : Ukuran eritrosit yang tidak sama besar
Kelainan Bentuk Eritrosit:
Ovalosit: ovalositosis herediter (90% eritrosit
berbentuk oval)
Sferosit : Sferositosis herediter, Anemia Hemolitik
Autoimun (AIHA), SLE
Fragmentosit: thalasssemia dan ovalositosis herediter,
anemia megaloblastik, kelainan katup jantung, luka
bakar berat.
Bite cell: G6PD defisiensi karena pengaruh obat.
Sel target: thalassemia, anemia defisiensi besi berat,
penyakit hati kronik.
Sel sabit: penyakit sel sabit homozigit (HbSS).
Crenation: artefak pada sediaan hapus yang telah
disimpan 1 malam.
Sel Burr : Pada DIC
Akantosit: pasca spelenektomi, anemia hemilitik pada
sirosis hati karena alkoholisme, abetalipoproteinemia,
defisiensi piruvat kinase.
Tear drop cells : mielofibrosis, thalassmia mayor
Autoaglutinasi : AIHA, SLE
Rouleaux : mieloma, infeksi, keganasan, anemia berat.
Poikilositosis : Bentuk eritrosit yang bemacam-macam.
Thalassemia mayor dan anemia berat.
Kelainan Warna Eritrosit
Hipokrom: Kadar HB ↓, anemia defisiensi besi, anemia
sideroblastik, thalassemia mayor, infeksi menahun.
Polikrom: eritrosit lebih besar dan lebih biru. Anemia
hemolitik, anemia pasca perdarahan, dan hemopoiesis
ekstra medular.
Benda Inklusi dalam Eritrosit
Benda Howell Jolly : sisa inti eritrosit. Anemia
pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, atrofi limpa,
pasca splenektomi.
Parasit malaria: bnetuk topozoid malaria, ada yang
tunggal dan ganda.
Titik basofil : infeksi, keracunan timah hitam (Pb)
Eritrosit berinti: anemia berat, anemia hemolitik,
neonatis, septikemia, pasca splenektomi.
Kelainan Morfologi
Leukosit
Kelainan Sitoplasma
Granulasi Toksis: sitoplasma neutrofil erupa granula
kasar yang berwarna biru kehitaman. Pada infeksi
bakteri akut, luka bakar, dan intoksikasi.
Agranulasi Polimorfonuklear (PMN): granulasi sedikit
atau tidak ada dalam sitoplasma neutrofil. Sindroma
mielodisplasia, leukemia granulositik kronik.
Vakuolosasi: terdapat lubang dala sitoplasma maupun
inti sel. Pada pasien infeksi dan darah yang tidak
segar.
Batang Auer: batang kecil berwarna merah dalam
sitoplasma dari monoblas dan mieloblas.
Batang Auer multipel: batang Auer yang multiple
(Sultan bodies) dalam promielosit.
Limfosit Plasma Biru atau plasmacytoid lymphocyte:
limfodit dgn sitoplasma biru tua. Pada infeksi virus
spt DBD, influenza, hepatitis, infeksi virus sitomegalo.
Smudge cell: leukosit rusak pada pembuatan hapusan.
Pada CLL banyak dijumpai yang berasal dari limfosit.
Badan dari Dohle: sitoplasma neitrofil berwarna biru
kehitaman. Infeksi, intiksokasi endogen atau eksogen,
luka bakar.
Kelainan Inti Sel
Hipersegmentasi: anemia megaloblastik, infeksi dan
uremia. Kemungkinan pada leukemia granulositik
kronik
Anomali Pelger-Huet: pada Sindroma mielodisplasia
Mitosis: aktifitas hematopoiesi meningkat
Kelainan Morfologi Trombosit
Trombosit raksasa atau Giant Platelet:
trombositemia, mielofibrosis, trombositopeni dengan
trombopoiesis yang aktif
Bentuk bizare: pada ITP
Platelet satellitism: trombosit mengelilingi neutrofil.
Gumpalan trombosit: darah terlambat bercapur
dengan EDTA, agregasi trombosit dalam darah
EDTA karena anti platelet anti-EDTA antibodi.
Sehingga trejadi trombositopenia palsu.
Bone Marrow Puncture
Untk mendapatkan informasi hematopoesis
Membtu menegakkna diagnosa
Evaluasi pengobatan pada penyakit dengan kelainan
hematologi dan non hematologi
Indikasi
1. Diagnosis keganasan hematopoetik dan sistem
limfoid
1. Leukemia akut
2. Kelainan mieloproliperatif menahun
3. Kelainan limfoproliferatif menahun
4. Sindroma mieldisplasia
5. Lomfoma Hodgkin dan non Hodgkin
6. Neoplasma plasmosit (mieloma)
2. Staging keganasan mieloid dan tumor padat
3. Pasca pengobatan untuk pemantauan
Pasca kemoterapi dan radiasi
Pasca transplantasi sel stem
4. Deteksi infeksi atau fever unknown origin
Infeksi mycobacterium dan jamur
Granuloma
Sindroma hemofagositik
5. Penyakit sistemik primer
Kelainan metabolik (penyakit Gaucher)
Mastositosis sistemik
6. Lain-lain
Evaluasi cadangan besi
Evaluasi kasus dengan sitopenia
Lokasi dari aspirasi
Spina iliaka anterior superior (sias) kanan
Sternum
Cara Kerja
Lokasi aspirasi sumsum tulang dibersihkan dengan
menggunakan betadine alkohol 70%