Anda di halaman 1dari 42

SAMAKAH…...?

7 Maret 2016
Kelompok 2
Tutor : dr . Chandra S. Pratama
Ketua : Nurfitri Zulaika (405150183)
Sekretaris : Weldhia Anggun Pramesti (405150181)
Penulis : Mudita Dewi (404140016)
Anggota : Muh Fadhil Athief Islam (405120226)
Hario Surya Susilo (405140194)
I.G.B Badhista V.P (405150019)
Kristo Hadi Audric S (405150059)
Robert Suryajaya H (405150118)
Ayu Lestari (405150171)
Melynda Ajeng Saraswati (405150163)
Like Splendya (405140010)
William Tanaka (405150179)
Kompetensi Blok
• Memahami patogenesi berbagai kelainan retrogresif dan
progresif (neoplasia)
• Memahami peran bakteri,virus,dan jamur yang dapat
menimbulkan kondisi patologis
• Memahami parasit yang dapat menimbulkan kondisi patologis
• Memahami dasar – dasar pemeriksaan penunjang dasar
Mata Kuliah Penunjang Blok
 Neoplasia
 Neoplasma
 Tumor
 Parasit
 Patologi Klinis
 Virus
 Bakteri
Pemicu 4
SAMAKAH…..?

Seorang laki-laki berusia 45 tahun diantar istrinya datang ke poliklinik


RS dengan keluhan benjolan di lipat paha kanan disertai demam sejak
1 minggu yang lalu .
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 38,5o C . Palpasi : terasa
massa pada inguinal dextra , diameter 3 cm ,konsistensi kenyal,nyeri +,
mudah digerakkan dari dasarnya .
Ternyata istrinya yang berusia 43 tahun juga memiliki beberpa
benjolan pasa sebelah kanan lehernya sejak 6 bulan lalu,tetapi dia
tidak merasakan demam dan sakit. Istrinya bertanya apakah benjoln
tersebut sama dengan benjolan suaminyadan apakah ini suatu
keganasn. Untuk mengetahuinya,dokter menyarankan untuk dilakukan
pemerksaan dengan jarum untuk melihat sel-sel dalam benjolan
tersebut.
Apa yang dapat dipejari dari skenario diatas?
Learning Objective
• MM Definisi Tumor
• MM Etiologi Tumor
• MM Patofisiologi Tumor
• MM Jenis-Jenis Tumor
• MM Tanda dan Gejala Tumor
• MM Pemeriksaan penunjang “ sample neoplsma”
• MM Jenis dan definisi gangguan perkembangan sel
• MM Cara pengambilan sampel yang benar untuk meneggakan
diagnosa neoplsama
• MM Inform consern
Definisi Tumor
Learning Objective 1
Definisi Tumor
 Patologi UI : Kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-
sel yang tumbuh terus menerus serta tidak terbatas,tidak
terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna
bagi tubuh

 Robins : Massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya


berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan
jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan
yang memicu perubahan tersebut telah berhenti.
Etiologi Tumor
Learning Objective 2
Etiologi Tumor
o Radang : tumor terjadi akibat edema yaitu terkumpulnya
cairan ekstravaskular sebagai bagian dari eksudat radang serta
sel-sel radang yang bermigrasi ke tempat tersebut.

o Parasit : Nematoda Jaringan ( Wucheria Bancrofti , Brugia


Malayi , Brugia Timori ) , Trematoda Hati ( Clonorchis Sinensis)
, Trematoda Darah ( Schistosoma )
1. Wuncheria Bancrofti :
• Penyakit : Filariasis Bancrofti , Wukereriasi Bancrofti
• Vektor : Culex,Anopheles,Aedes
• Infektif : Mikrofilaria -> Occult Filariasi
Makrofilariasis -> Limfadenitis
2. Parasit : nematoda jaringan → Wuchereria bancrofti, Brugia
malayi dan Brugia timori, Loa-Loa, Onchocerca
volvulusBrugia Malayi & Timori :
• Penyakit : Filariasis Malayi & Timori
• Vektor : Anopheles dan Mansoni (Malayi) , Anopheles
(Timori)

o Virus

o Bakteri : M. Tuberculosis
Karsinogen
o Bahan Kimia
 Karsinogen yang bereaksi langsung :
 Golongan Alkylating Agents : Dimethyl sulfate, obat anti
kanker (cyclosphamide, chlorambucil, dll)
 Golongan Acylating Agents : Dimethyl carbamyl chlorida

 Prokarsinogen yang memerlukan perubahan metabolis :


 Hidrokarbon polisiklik aromatic (HPA)
 Amin aromatic dan pewarna Azo (Amino Azo Dyes)
 Nitrosamin
 Unsur Logam
Karsinogen
o Karsinogen Virus
 Golongan virus DNA :
 Human papilloma virus (HPV) : Tipe 1,2,4,7 → papilloma
skuamosa.
Tipe 16,18 31 → karsinoma serviks uteri.
 Epstein-Barr virus (EBV)→ karsinoma nasofaring, limfoma
Burkitt
 Virus Hepatitis B (HBV) → karsinoma sel hati
 Cytomegalovirus (CMV) → sarcoma Kaposi pada penderita
AIDS
 Golongan virus RNA :
 HTLV1 → leukemia sel T. Limfoma sel B pada penderita AIDS
berkaitan dengan HIV
Karsinogen
o Agen Biologik :
 Hormon
 Estrogen membantu pembentukan kanker endometrium
dan payudara. Hormon steroid merangsang pembentukan
karsinoma sel hati.
 Mikotoksin
 Toksin yang dibuat oleh jamur. Aspergilus flafus adalah
jamur yang terdapat pada kacang-kacangan yang kurang
baik pengolahan dan penyimpanannya, membuat alfatoksin
terutama alfatoksin B1 → penyebab karsinoma sel hati.
 Parasit
 Infeksi Schistosoma → kanker kandung kemih (karsinoma sel
skuamosa) dan infeksi Clonorchis sinensis →
adenokarsinoma kandung empedu.
Ko-karsinogen
Faktor yang mempercepat tumbuhnya kanker :
• Jenis kelamin
• Umur
• Ras (suku bangsa)
• Lingkungan (jenis pekerjaan, kebiasaan social)
• Geografik
• Herediter
• Penyakit pre-neoplastik
Patofisiologi Tumor
Learning Objective 3
Patofisiologi Tumor
Ada 7 perubahan penting dalam fisiologi sel yang merupakan
tanda kanker :
• Menghasilkan sendiri sinyal pertumbuhan
• Tidak peka terhadap sinyal penghambat pertumbuhan
• Menghindari apoptosis
• Potensi bereplikasi tanpa batas
• Mempertahankan angiogenesis
• Mampu menginvasi dan metastasis
• Ketidakstabilan genome dikarenakan cacat pada DNA repair.
Jenis-Jenis Tumor
Learning Objective 4
Klasifikasi Berdasarkan
Sifat Biologik Tumor
Tumor jinak/benigna
Tumbuhnya lambat, mempunyai simpai(kapsul), tidak
tumbuh infiltrative, tidak merusak jaringan sekitarnya, tidak
menimbulkan anaksebar pada tempat yang jauh, umumnya
dapat sembuh sempurna.

Tumor ganas/maligna
Tumbuhnya cepat, infiltrative dan merusak jaringan
sekitarnya, dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran
limfe atau aliran darah, sering menimbulkan kematian.

Intermediate
Antara tumor jinak & ganas, punya sifat invasive local tetapi
kemampuan metastasisnya kecil
Klasifikasi Berdasarkan Asal
Sel/Jaringan
Sel totipotent
Sel yang dapat berdiferensiasi ke dalam tiap jenis sel tubuh.

Sel embryonal pluripotent


Dapat berdiferensiasi ke dalam berbagai jenis sel dan sebagai
tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh.

Sel berdiferensiasi
Terdapat dalam bentuk sel alat-alat tubuh pada kehidupan
postnatal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel
berdiferensiasi.
Klasifikasi Berdasarkan
Morfologi
Neoplasma simpleks
Tersusun oleh satu jenis sel neoplasma tunggal

Neoplasma campur
Tersusun oleh lebih dari satu jenis sel neoplasma, berupa sel
multipoten dari satu lapisan germinativum

Neoplasma gabungan
Tersusun oleh lebih dari satu jenis sel neoplasma, berasal sel
totipoten lebih dari satu lapisan germinativum
Derajat Keganasan Tumor
• Melihat gambaran makroskopik : apakah tumor tumbuh
exophytic → jinak atau tumbuh invasif → ganas
• Melihat gambaran mikroskopik : melihat derajat
diferensiasinya, kelainan-kelainan yang terjadi pada inti, dan
banyaknya mitosis.

BRODERS membagi tumor ganas atas 4 tingkat (grade) :


Tingkat 1 : bila lebih dari 75% sel-selnya berdiferensiasi baik.
Tingkat 2 : bila 50-75% sel-selnya berdiferensiasi baik.
Tingkat 3 : bila 25-50% sel-selnya berdiferensiasi baik.
Tingkat 4 : bila 0-25% sel-selnya berdiferensiasi baik.
Tanda dan Gejala
Tumor
Learning Objective 5
Gejala-gejala Tumor
 Sering kali merasa tidak sehat
 Rasa lelah yang ekstrim
 Demam dan Mengigil
 Hilangnya nafsu makan
 Berkeringat pada malam hari
Tetapi tiap tumor memiliki gejala yang berbeda tergantung
pada jenis dan lokasi pertumbuhannya , contohnya :
• Kanker otak : sakit kepala tidak tertahankan,muntah-
muntah ,serta kejang

 Ada juga jenis tumor ganas yang bahkan tidak memiliki


gejala sampai stadium lanjut , contoh : kanker hati
Pemeriksaan
Penunjang
Learning Objective 6
 Traktus Respiratorius  sputum – fiksasi alkohol 95%
( sitologi paru)  Branchoscopi – cucian sikatan
broncus
 aspirasi

 Traktus Digestivus  Cairan lambung & endoscopi


( GIT)  Colon/ rektum : koloscopi/
rectoscopi
Traktus Urinarius (Urine)  urine

 Ronnga pelura ,Rongga pericard , Rongga sinovia , Rongga


abdomen, cairan serebrospinalis
Biopsi Aspirasi Jarum Halus : BAJAH
Fine Needle Aspiration Biopsi : FNAB
Fine Nededle Adpiration Cytology : FNAC
Definisi & Jenis
gangguan
perkebangan sel
Learning Objective 7
LO 7 MM Jenis & Definisi Gangguan
Perkembangan Sel
1. Anaplasia: kanker dari sel induk yg gagal berdiferensiasi.
 Anaplasia sitologik:
- Pleomorfik: ragam bentuk dan ukuran inti sel & sel tumor.
- Hiperkromatik: warna kromatin lebih gelap
- Gangguan mitosis: pembelahan terus menerus/tdk terkontrol
(tripolar/kuadripolar)
 Anaplasia posisional: gangguan hub. (polaritas) satu sel & sel
lainnya.
2. Metaplasia: adaptasi perubahan sel jenis tertentu menjadi
sel jenis lain karena adanya diferensiasi.
3. Hiperplasia: kenaikan jumlah sel dalam jaringan yg
mengakibatkan pembesaran jar. atau organ.
4. Displasia: kelainan diferensiasi sel yg sedang berpoliferasi,
sehingga ukuran, bentuk, & penampilan sel jd abnormal
disertai gangguan pengaturan dlm sel.

5. Hipertrofi: pembesaran jar. atau organ krn pembesaran


setiap sel. Dpt terlihat pada berbagai jaringan, tetapi lebih
mencolok pada brbagai jenis otot.

5. Gangguan mitosis : pada tumor ganas , terjadi pembelahan


yang multipel pd saat yg bersamaan sehingga dari sebuah sel
dpt terjadi 3 atau 4 anak sel.Pembelahan yg abnormal ini
akan memberikan gambaran mikroskopik mitosi yg atipik
seperti mitosis tripolar quadri, ataupun multipolar.
Cara Pengambil
Sampel
Learning Objective 8
Cara pengambilan sampel
• BIOPSI

 Jenisnya : kerokan epitel,biopsi jarum,biopsi


endoskopik,eksisi,insisi
1. Biopsi kulit
Alat dan Bahan
- Lidokain 2% - Klem jaringan
- Spuit - Needle holder
- Lulit kepalael - Jarum dan benang
- Pinset sirugis
- Gunting Jaringan
• Insisi :
1. Tandai daerah yg akan dibiopsi
2. Lakukan tindakan asepsi & antisepsis, serta lakukan
anestesi lokal
asepsi : sikap & perilaku dalam melakukan
tindakan secara bebaskuman / bakteri.
antisepsi : prosedur/ tindakan untuk membuat
kondisi bebas patogen pada jaringan
hidup untuk mencegah terjadinya sepsis
3. Buat insisi bentuk elips dengan bilah (mata pisau) ,kulit
yg dinsisi.
4.Angkat tepi kulit normal dgn pinset sirurgis
5.Insisi diteruskan hingga diperoleh contoh jaringan
6.Jahit luka bekas insisi.
• Eksisi
1. Tentukan daerah yg dibiopsi.
2.Rancang garis eksisi.
3. Lakukan tindakan asepsi & antisepsis, serta lakukan
anestesi lokal
asepsi : sikap & perilaku dalam melakukan
tindakan secara bebaskuman / bakteri.
antisepsi : prosedur/ tindakan untuk membuat
kondisi bebas patogen pada jaringan
hidup untuk mencegah terjadinya sepsis
4.Buat insisi bentuk elips dgn bilah hingga menyayat seluruh tebal
kulit
5.Jahit pd salah satu ujung jaringanagar dapat djadikan patokan
oleh ahli patologi
6.Inspeksi luka untuk atasi pendarah
7.Lakukan Jahitan subkutis
8. Bila perlu buat sayatan horizonal dibawah kulit sepanjang tepi
untuk mengurangi tegangan luka
8. Bila perlu buat sayatan horizonal dibawah kulit sepanjang tepi
untuk mengurangi tegangan daerah luka.
9. Jahit luka bekas insisi

• BIOPSI JARUM HALUS


Alat & Bahan
1.Handskun Steril 6. Kapas Alkohol
2. Jarum 256 7.Kaca Objek
3. Sputum 20 cc 8.Alkohol 90% fiksasi
4. Kasa Steril 9.Plester
5.Povidon Iodin 10.Label
Langkah Kerja :
1. Lokalisasi tumor/kgB yang akan dibiopsi
2. Lakukan tindakan aseptik & antiseptik dengan poviden iodin
& alkohol.
3. Kgb / massa difiksasi dgn 2 jari tangan kiri
4. Jarum ditusukkan ke massa / kelenjar dgn tangan kanan.
5. Jarum digerakkan perlahan dgn sudut & kedalam yg berbeda
6. Jarum diangkat spuit 20cc yg telah tesisi udara setengahnya
di di pasangkan pada ujung jarum
7. Aspirat disemprotkan ke kaca objek searah panjang spuit
8. Sediaan diapus dgn menempelkan kaca objek lainnya dgn
arah berlawanan
9. Kaca objek yg berisi aspirat dimasukkan ke dalam wadah
berisi alkohol 96%
Inform consent
Learning Objective 9
Informed Consent
Menurut Permenkes No. 585 / Menkes / Per / IX / 1989,
Persetujuan Tindakan Medik adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut.
Tujuan :
 Melindungi pasien terhadap segala tindakan medis yang
dilakukan tanpa sepengetahuan pasien.
 Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap
akibat yang tidak terduga dan bersifat negatif, misalnya
terhadap risk of treatment yang tak mungkin dihindarkan
walaupun dokter sudah mengusahakan semaksimal mungkin
dan bertindak dengan sangat hati-hati dan teliti.
Bentuk Informed Consent
• Implied Consent (dianggap diberikan)
Dokter dapat menangkap persetujuan tindakan medis tersebut
dari isyarat yang diberikan/dilakukan pasien. Demikian pula
pada kasus emergency sedangkan dokter memerlukan
tindakan segera sementara pasien dalam keadaan tidak bisa
memberikan persetujuan dan keluarganya tidak ada ditempat,
maka dokter dapat melakuakn tindakan medik terbaik
menurut dokter

• Expressed Consent (dinyatakan)


Dapat dinyatakan secara lisan maupun tertulis. Dalam tindakan
medis yang bersifat invasive dan mengandung resiko, dokter
sebaiknya mendapatkan persetujuan secara tertulis.
KESIMPULAN
• Tumor dapat muncul karena berbagai penyebab.
• Tumor dapat diartikan sebagai bengkak dan neoplasma
(benigna dan maligna)
• Terdapat berbagai hal yang dapat diperhatikan untuk
membedakan antara sel normal, benigna, dan maligna
• Benigna dan maligna termasuk penyakit genetik, karena
semuanya diawali dengan mutasi-mutasi pada genom.
• Terdapat berbagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis tumor
• Bila kita hendak melakukan tindakan medis kepada pasien,
terlebih dahulu kita harus mendapatkan izin dari
pasien/keluarga pasien (Informed consent)
SARAN
• Bila tampak benjolan-benjolan yang mencurigakan pada tubuh
kita, segeralah diperiksa.
Daftar Pustaka
• Pierce SA. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 6. Jakarta : EGC, 2006
• Sudarto P. Patofisiologi 1 (Umum). Edisi 1. Jakarta : Sagung
Seto, 2002
• Sutisna H. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta : Staf Pengajar
Bagian PA FKUI, 1985
• Sutanto I. Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI, 2008
• Lyana S. Prosedur Laboratorium Dasar Untuk Bakteriologi
Klinis. Edisi 2. Jakarta : EGC, 2010
• Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Robbins and Cotran
Pathologic Basis of Disease. 8th Edition. Philadelphia:
Saunders, an Imprint of Elsevier Inc; 2010

Anda mungkin juga menyukai