Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh budaya valentine terhadap remaja di Indonesia

A. Latar Belakang

Budaya merupakan suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok manusia, dan
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya memiliki banyak
arti bagi setiap orang. Dalam budaya ini pula terdapat ciri ciri seperti :budaya dapat
menyimbolkan suatu suku atau daerah tertentu, budaya harus melalui proses belajar dan bukan
suatu bawaan, budaya bisa diwariskan dari generasi ke generasi, budaya bisa disebarkan melalui
komunikasi ke individu, kelompok, maupun ke generasi berikutnya, budaya sifatnya dinamis
karena dapat berubah dari waktu ke waktu, budaya bersifat selektif dan menampilkan
pengalaman dan pola tingkah laku manusia, unsur-unsur budaya dapat saling berkaitan satu
sama lainnya, manusia cenderung mengklaim budayanya adalah yang terbaik, budaya dapat
berubah karena adanya proses globalisasi.

Oleh karena itu, seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi
budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Seperti yang kita ketahui saat ini zaman serba
canggih, kemutahiran dari perkembangan teknologi tidak bersamaan dengan budaya budaya
asing yang masuk ke Indonesia. Begitu pula budaya asing tersebut masuk secara bebas tanpa ada
filterisasi. Dan yang kita ketahui masyarakat Indonesia selalu terbuka dengan adanya inovasi-
inovasi yang hadir dalam kehidupan sekitar, tetapi msyarakat Indonesia belum bisa memilih
mana yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Negara Indonesia.

Dalam hal ini, budaya yang masuk ke Indonesia adalah budaya perayaan Valentine Day,
atau disebut juga Hari Kasih Sayang. budaya perayaan valentine tentunya bukan lah budaya di
Indonesia. Tetapi budaya valentine ini merupakan budaya yang berada di Amerika serikat.
Budaya perayaan valentine biasanya di rayakan setiap tanggal 14 Februari. Perayaan valentine
pada umumnya ditunggu oleh pasangan muda-mudi karena para pemuda seakan mendapat
kesempatan untuk melampiaskan kasih sayang pada hari itu, bahkan hal tersebut didukung
dengan menjamurnya acara bernuansa Valentine Day dengan banyaknya pernak-pernik berbau
Valentine Day yang menyebar di berbagai toko dan pusat perbelanjaan. Biasa nya satu bulan
sebelum tanggal perayaan valentine ditemui berbagai toko dan pusat perbelanjaan sudah mulai
menyiapkan pernak-pernik dari Valentine Day tersebut.

Pada kasus ini, Pengaruh budaya perayaan valentine terhadap remaja di Indonesia
berkaitan dengan komunikasi internasioal perspektif propagandistic atau propaganda budaya
karena seperti yang sudah penulis jelaskan di atas bahwa perayaan valentine pada awalnya bukan
lah budaya yang ada di Indonesia, tetapi merupakan budaya barat. dengan masuknya budaya
tersebut mengartikan bahwa masyarakat Indonesia secara tidak langsung sudah terpengaruhi
dengan masuk nya budaya perayaan Valentine Day tersebut. Disini seperti yang penulis pahami
bahwa Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi
yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Dan dengan begitu
masyarakat Indonesia menerima tanpa melihat budaya apa yang telah memasuki kehidupan
keseharian mereka bahkan tidak melihat apakah itu masuk kedalam norma norma yang berlaku
di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh budaya valentine terhadap remaja di Indonesia?

C. Pembahasan dan Analisis


Dalam pembahasan ini penulis akan memasukkan sejarah mengenai pertama munculnya
perayaan Valentine Day. Sejarah ada nya Valentine Day pertama muncul dari seorang pendeta
dari Roma bernama Valentine, yang memiliki akhir tragis. Legenda ini menceritakan bawah
Valentine dipukuli dan berakhir dipancung pada tanggal 14 Februari 278 Masehi. Bentuk eksekusi
ini merupakan sebuah hukuman karena pendeta Valentine dianggap menentang kebijakan
seorang Kaisar bernama Claudius II. Berdasarkan sejarah, Claudius II ini dikenal kejam setelah
membuat Roma terlibat dalam berbagai pertempuran berdarah. Hal ini agar Roma selalu menang
dalam peperangan. Sehingga sang Kaisar harus menunjukkan memiliki tentara yang kuat. Namun
hal tersebut ternyata sulit untuk diwujudkan, karena menurut sang Kaisar bala tentaranya
enggan pergi ke medan perang karena terikat pada istri atau kekasih mereka. Untuk
mengatasinya Claudius II melarang semua bentuk pernikahan serta pertunangan yang ada pada
Roma. Sayangnya pendeta Valentine ini menentang kebijakan tersebut, ia berusaha secara diam-
diam menikahkan pasangan muda. Tindakan ini ketahuan dan pada akhirnya pendeta Valentine
ditahan serta dihukum, kemudian tubuhnya dipukul hingga dipancung. Hukuman ini menjadikan
sebuah tanda sebagai peringatan atau perayaan yang dilakukan setiap tanggal 14 Februari.
Sejarah Valentine yang sebenarnya ini memang lebih banyak dipercaya, karena legenda yang
beredar menyebutkan bahwa Valentine meninggalkan catatan perpisahan untuk putri penjaga
penjara yang menjadi temannya. Dengan tulisan 'From Your Valentine' ini menjadi populer dan
banyak menginspirasi. Atas jasanya, Valentine dinobatkan sebagai orang suci hingga disebut
sebagai Santo Valentine. (dikutip dalam Sejarah dan Legenda di Balik Hari Valentine).

Tapi yang penulis amati ada banyak sejarah mengenai munculnya budaya perayaan Valentine
Day ini. Ada beberapa Daerah di Indonesia yang tidak menerima atau memperbolehkan rakyat
nya untuk merayakan hari Valentine ini. Di antara nya yaitu:
1) Daerah Provinsi Aceh,
Provinsi Aceh melarang adanya perayaan hari valentine. Gubernur Aceh Irwandi Yusuf
mengatakan, perayaan hari valentine bukan merupakan budaya Aceh dan tak sesuai ajaran
agama Islam. "Valentine's Day merupakan budaya yang tidak sesuai dengan Aceh dan ayariat
Islam," kata Irwandi Yusuf dalam rilis yang diterima kumparan (kumparan.com), Selasa (13/2).
Irwandi sebelumnya, sempat mengatakan perayaan hari valentine diperbolehkan asalkan tak
berlebihan dan melanggar aturan, saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa
(13/2). Namun, Irwandi mengklarifikasi bahwa perayaan hari valentine dilarang di Aceh.
“Kalau tahu pertanyaan (wartawan) saat itu tentang valentine pasti jawabannya dengan tegas
melarang perayaan tersebut, sedangkan tadi saya berbicara secara normatif saja,” ucap
Irwandi. Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh juga mengimbau masyarakat agar tak
merayakan hari valentine. Sebab perayaan tersebut tak ada hubungannya dengan ajaran
agama Islam. “Valentine ini tidak ada hubungan dengan syariat dan bukan untuk orang kita
(Muslim), Dikarenakan sifatnya tidak membawa maslahat tetapi mendatangkan kerusakan,”
kata Wakil MPU Aceh Teuku Faisal Ali atau akrab disapa Lem Faisal, saat dihubungi Kumparan
(kumparan.com), Sempat beredar imbauan larangan perayaan hari valentine di Kabupaten
Aceh Besar. Imbauan tersebut tertuang dalam Instruksi Bupati Nomor 451/882/2018 tentang
Imbauan Larangan Perayaan Valentine's Day. Imbauan tersebut ditandatangani Bupati Aceh
Besar, Mawardi Ali. Dalam imbauan itu, Mawardi mengatakan, perayaan hari valentine
adalah budaya yang bertentangan dengan syariat Islam dan Undang-undang Nomor 44 tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Selain itu
kebiasaan itu tidak sesuai dengan Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam nomor 11
tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam di bidang aqidah, ibadah, dan syiar Islam.
Mawardi juga meminta Satpol PP untuk mengawasi objek wisata dan tempat umum di Aceh
Besar agar tak digunakan untuk perayaan hari valentine.

2) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB)


Pemkot Mataram melarang masyarakat, khsususnya kalangan pelajar untuk merayakan
hari valentine. Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh menilai, perayaan hari valentine bukan
merupakan budaya bangsa yang harus dilestarikan. "Perayaan hari valentine bukan budaya
kita, karenanya kami tegas tidak boleh ada perayaan, apalagi di kalangan pelajar dan
lingkungan sekolah," katanya, Untuk menghindari adanya perayaan di kalangan pelajar,
Ahyar telah meminta Dinas Pendidikan Kota Mataram memberikan imbauan kepada pelajar
dan wali murid agar lebih fokus ke proses belajar. "Untuk memperkuat larangan tersebut,
Pemerintah Kota akan membuat surat edaran seperti tahun-tahun sebelumnya untuk disebar
ke semua kalangan masyarakat," katanya. Calon Gubernur NTB, Tuan Guru Haji Ahyar Abduh
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram akan berpatroli untuk mencegah dan
mengantisipasi adanya perayaan hari valentine di Mataram. Patroli akan dilakukan di tempat
umum dan lingkungan sekolah. Sementara, perayaan hari valentine di hotel dan kafe akan
dipantau oleh Satpol PP. Tujuannya agar perayaan hari valentine di tempat tersebut tak
menganggu ketertiban masyarakat. "Kami akan menurunkan satu peleton anggota untuk
patroli di malam perayaan valentine," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP)
Kota Mataram Bayu Pancapati.

3) Kota Depok, Jawa Barat


Pemkot Depok melalui Dinas Pendidikan Kota Depok melarang pelajar untuk merayakan
hari valentine. Pelarangan tersebut tertuang dalam surat edaran bernomor
421/01120/disdik/2018 yang diberikan ke seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta di
Kota Depok, Jawa Barat. "Betul, kami sudah membuat edaran tentang larangan merayakan
valentine's day,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Depok, Tinte Rosmiati saat
dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Senin (12/2). Menurut Tinte, langkah tersebut
merupakan komitmen Pemkot Depok dalam membangun karakter peserta didik yang
berahklak mulia. Tak hanya itu, pihaknya berupaya menjaga peserta didik agar terhindar dari
kegiatan yang bertentangan dengan norma agama, sosial dan budaya. "Penerbitan surat
edaran ini dilakukan sebagai upaya antisipasi terhadap maraknya aktivitas menyimpang di
kalangan pelajar saat merayakan valentine's day," ucapnya. Surat edaran larangan Valentine
dari Disdik Depok. (Foto: dok. SMP Islam Al Muhajirin Depok) Imbauan tersebut disambut
baik oleh pihak sekolah, salah satunya SMP Negeri 1 Depok. Sebab menurut mereka,
perayaan hari valentine cenderung banyak membawa pengaruh negatif dan hedonisme. "Ya
setiap tahun biasanya ada arahan dari Pemkot. Pemkot sudah melarang, karenanya ini
diumumkan jangan sampai ada kegiatan-kegiatan valentine," kata Ida Ahdiati selaku Humas
SMPN 1 Depok kepada kumparan di SMPN 1 Depok, Selasa (13/2). Hal senada pun
disampaikan oleh Irmawati, selaku Kepala Sekolah SMP Islam Al Muhajirin Depok. Irma sudah
menerima surat edaran dari Disdik Kota Depok terkait perayaan hari valentine, dan akan
segera disampaikan ke para siswa. "Kita tanamkan hari kasih sayang enggak harus menunggu
tanggal 14 Februari. Kasih sayang selalu ada, kapan saja, di mana saja. Sama saja dengan
permohonan maaf, jangan nunggu Lebaran," ucap Irmawati di SMP Islam Almuhajirin, Jalan
Nusantara Raya, Pancoran Mas, Kota Depok, Selasa (13/2). 1

Dalam hal ini penulis bertujuan memasukkan bukti bahwa memang benar adanya
beberapa daerah yang menolak aksi dari budaya perayaan Valentine Day tersebut. Saat penulis
membaca kembali beberapa daerah tersebut menentang adanya hal perayaan tersebut di
karenakan merunut mereka budaya tersebut tidak merupakan budaya yang ada di agama islam.
Bahkan sampai ada yang mengatakan bahwa itu budaya yang dimiliki oleh agama Kristen. Tapi
walaupun dengan begitu pihak Pemerintah tidak menentang adanya perayaan tersebut di
karenakan adanya perspektif propagandistic tersebut. Dalam Perspektif Propagandalistik,
Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang
dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Propaganda bertujuan
Penguatan dan perluasan dukungan dari negara lain, Mempertajam atau mengubah sikap dan
cara pandang terhadap suatu gagasan atau kebijakan luar negeri tertentu, Pelemahan atau
bahkan penggagalan kebijakan atau program nasional yang sedang ditempuh negara lawan atau
negara tidak bersahabat atau kelompok lain.

Lalu Bagaimana pengaruh budaya valentine terhadap remaja di Indonesia?


Remaja identik dengan masa dimana mencari identitas diri melalui bergaul dengan teman-teman
sebaya mereka, dan mencari pengalaman dengan mengikuti banyak kegiatan-kegiatan yang di
anggap baru bagi mereka. Serta kecenderungan para remaja mengikuti budaya yang tengah
trend, sehingga tidak sedikit para remaja terjebak dengan budaya dari Mancanegara yang masuk
ke Indonesia melalui informasi yang sangat mudah di dapatkan baik dari media Online maupun
media massa yang sekarang ini cukup mudah di dapatkan. Seperti budaya Valentine Day’s yang
di kalangan remaja lebih di kenal dengan sebutan Hari Kasih Sayang, seperti yang sudah penulis
katakana diatas budaya ini bukanlah budaya orang Indonesia melainkan adalah budaya orang

1
https://kumparan.com/kumparannews/3-daerah-di-indonesia-yang-serius-melarang-perayaan-hari-valentine,
diakses pada tanggal 11 januari 2020
mancanegara yang kemudian masuk ke Indonesia dan di sambut baik oleh kalangan anak-anak
muda kemudian menjadi budaya di kalangan para remaja (anak-anak muda).

Bagi Para remaja di Indonesia kata perayaan Valentine Day itu sudah tidak asing lagi di
dunia remaja, mereka lebih mengenal dan memahami di karenakan perayaan Valentine Day
identik dengan kata remaja dengan itu para remaja di Indonesia pun turut ikut serta dalam
merayakannya. Biasanya perayaan Valentine Day atau yang lebih sering disebut Hari Kasih Sayang
dirayakan kepada kekasih atau pasangan masing-masing dengan memberikan hadiah berupa
Cokelat,Boneka , Bunga yang di jadikan simbol kasih sayang, serta memberikan selamat kepada
kekasih atau pasangan masing-masing berupa kata-kata indah yang berisikan bait-bait kata yang
romantis sehingga membuat pasangan kita menjadi lebih sayang. Selain itu juga ada yang
menjadikan perayaan Valentine Day atau Hari Kasih Sayang sebagai saat yang tepat untuk
mengutarakan perasaan kepada seseorang yang ingin di jadikan pacar atau kekasih dengan
mengungkapkan isi hati tentang perasaanya kepada si seseorang tersebut.
Sebenarnya Valentine Day atau Hari Kasih Sayang itu baik dan bagus apabila di lakukan
dengan benar, karena didalamnya terdapat pesan-pesan yang baik yaitu mempererat dan
menyatukan rasa kasih sayang terhadap pasangan kita masing-masing. Sehingga memiliki peran
yang penting bagi keharmonisan dengan kekasih atau pasangan kita masing-masing, hanya saja
kita juga harus mengetahui asal mula dari perayaan Valentine Day tersebut sehingga kita tidak
memahami kata perayaan Valentine Day secara mentah (Salah) atau dalam artian menyamakan
dengan negara asalnya yang apabila di telusuri mempunyai perbedaan budaya serta tradisi yang
ada di masing-masing negara. maka bagi para remaja yang masih dalam tahap pencarian identitas
diri harus dapat menyaring segala informasi yang masuk dan berkembang sehingga tidak salah
dalam pemahaman informasi tersebut. Sebagai para remaja yang masih haus akan informasi dan
pengalaman sebagai identitas mereka hendaknya mengerti betul apa yang mereka lakukan,
seperti halnya Valentine Day atau Hari Kasih Sayang sehingga mereka tidak terjemurus dalam
kebudayaan asing yang tentu saja berbeda dengan kebudayaan di Indonesia yang mencerminkan
adat ketimuran.
D. Kesimpulan

Dalam makalah di atas penulis menyimpulkan bahwa masuknya budaya asing ke


Indonesia memunculkan perspektif propagandistic yang secara tidak langsung dan tidak disadari
masyarakat Indonesia sudah terpengaruhi dengan budaya asing tersebut, karena kebanyakan
masyarakat Indonesia terkhusus nya remaja di Indonesia sudah merapkan dan bahkan menerima
apa itu perayaan Valentine Day. Dan bahkan masyarakat Indonesia turut serta ambil bagian
disetiap tahun nya merayakan Valentine Day tersebut. Namun ada beberapa hal yang ingin
penulis sampaikan terutama kepada para remaja. Para remaja diharapkan untuk terlebih dahulu
mencari tahu asal mulanya Valentine Day. Agar tidak secara mentah atau salah mengartikan
Valentine Day tersebut.

E. Daftar Pustaka
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-budaya.html, diakses pada
tanggal 10 januari 2020
http://eprints.binadarma.ac.id/1389/1/KOMUNIKASI%20INTERNASIONAL%28KP%29%2
0MATERI%203.pdf, diakses pada tanggal 10 januari 2020
https://kumparan.com/kumparannews/3-daerah-di-indonesia-yang-serius-melarang-
perayaan-hari-valentine, diakses pada tanggal 11 januari 2020

Anda mungkin juga menyukai