Anda di halaman 1dari 64

Bab

HASIL ANALISIS
5.1 ANALISIS SPASIAL
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten perlu
menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Tasikmalaya dalam pengaturan tata ruang atau peruntukan kawasan
pariwisata. RTRW Kabupaten Tasikmalaya menetapkan rencana struktur ruang dan pola
pemanfaatan ruang kabupaten sebagai arahan dalam peruntukan kawasan di wilayah
Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu, terdapat pula penetapan rencana sistem jaringan
infrastruktur untuk mendukung pengembangan pariwisata.
Penetapan pola ruang kawasan di Kabupaten Tasikmalaya memberikan nilai
penting bagi pengembangan kegiatan pariwisata yang dapat terselenggara tidak hanya
di kawasan yang secara khusus diperuntukan bagi kawasan pariwisata, namun juga
kegiatan pariwisata dapat terselenggara di kawasan lainnya seperti kawasan lindung,
kawasan permukiman, kawasan perdagangan, dan kawasan lainnya.
Rencana struktur pola ruang memberikan arahan bagi pengembangan pusat-
pusat pelayanan pariwisata yang akan dikembangkan baik pusat primer maupun pusat
sekunder. Penetapan kawasan strategis wilayah pun memberikan arahan bagi
pengembangan pariwisata di kawasan yang memiliki nilai strategis.
Dalam analisis lebih lanjut dari sekian banyak objek pariwisata di Kabupaten
Tasikmalaya, dilakukan pemilihan prioritas pengembangan pada 2 objek pariwisata
karena 2 objek pariwisata ini kurang berkembang, padahal memiliki potensi dari sisi
ruang baik dari sisi struktur maupun pola ruangnya. Untuk lebih jelasnya mengenai
struktur dan pola ruang terkait dengan pariwisata dalam rencana tata ruang wilayah
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

LAP OR AN AK HIR 5-1


P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Tabel 5.1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Tasikmalaya
Rencana Struktur Kawasan strategis
Kawasan Wisata Rencana Pola Ruang
Ruang Kabupaten
Cipanas Cipatuh Di Sistem perkotaan kawasan hutan
Desa Sundakerta Kabupaten sebagai lindung
Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL).
Taman Batu Jasper di Sistem perkotaan Wisata Geologi KSK dari sudut
Desa Cibuniasih Kabupaten sebagai Batumulia Jasper kepentingan
Pusat Pelayanan pendayagunaan
Lingkungan (PPL). sumberdaya alam
dan atau teknologi
tinggi yaitu KSK Batu
Mulia Jasper
Sumber: RTRW Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Berdasarkan Perda Kabupaten Tasikmalaya Nomor 02 Tahun 2012 Tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031. Dilihat dari
rencana struktur ruang Kecamatan Pancatengah dan Kecamatan Sukahening termasuk
ke Pusat Pelayanan Lingkungan.
Distribusi permukiman perdesaan di Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan
keberagaman yang tinggi, yakni ada yang terpusat, terpencar, maupun berdekatan
dengan Kota Tasikmalaya. Adapun rencana pengembangan kawasan perdesaan di
Kabupaten Tasikmalaya dengan menetapkan 1 (satu) dan atau beberapa desa yang
berpotensi sebagai pusat pertumbuhan pada masing-masing wilayah kecamatan
sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
Berdasarkan rencana pola ruang Kabupaten Tasikmalaya Taman batu jasper di
Desa Cibuniasih Kecamatan Pancatengah dan Cipanas Cipatuh di Desa Sundakerta
Kecamatan Sukahening berada di kawasan lindung. Taman batu jasper di Desa
Cibuniasih Kecamatan Pancatengah termasuk kedalam kawasan cagar alam geologi.
Kawasan cagar alam geologi dan kawasan Kars merupakan bentang alam yang unik dan
langka. Karena terbentuk dengan proses yang berlangsung lama dan hanya dijumpai
pada daerah-daerah tertentu, sudah tentu kawasan kars menjadi objek eksplorasi dan
eksploitasi manusia. Kawasan cagar alam geologi berupa kawasan geologi jasper seluas
kurang lebih lima 5 (lima) hektar berada di Desa Buniasih Kecamatan Pancatengah.
Sedangkan untuk wisata Cipanas Cipatuh di Desa Sundakerta Kecamatan
Sukahening termasuk ke kawasan hutan lindung. Karena wisata Cipanas Cipatuh berada

LAP OR AN AK HIR 5-2


P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

di Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelerengan lapangan, jenis tanah, dan curah
hujan dengan nilai skor lebih dari 175, Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan
lapangan 40% atau lebih, dan pada daerah yang keadaan tanahnya peka terhadap erosi
dengan kelerengan lapangan lebih dari 25% dan Kawasan hutan yg mempunyai
ketinggian 2.000 meter atau lebih diatas permukaan laut.
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya buatan, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga
keseimbangan ekosistem antar wilayah, dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna
mendukung proses pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Tasikmalaya.
Selain itu Taman batu jasper di Desa Cibuniasih Kecamatan Pancatengah
merupakan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan Pendayagunaan
Sumberdaya Alam. Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan bagian wilayah
kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau
lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif.
Taman batu jasper di Desa Cibuniasih Kecamatan Pancatengah Merupakan
kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi di wilayah kabupaten, antara lain:
1. Fungsi bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan posisi geografis sumber daya alam strategi,
2. Sumber daya alam strategis.

5.2 ANALISIS PARIWISATA


5.2.1 Data Temuan Aspek Pariwisata
Pengembangan suatu destinasi pariwisata dapat dikaji melalui komponen
pariwisata menurut (Spillane, 1994) d an (Yoeti, 1997) untuk menjadi tempat wisata
yang baik hingga tercapainya industri wisata tergantung pada komponen tiga A (3A),
yaitu atraksi (attraction), mudah dicapai (accesibility), dan fasilitas (amenities).
Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat,
dinikmati seperti : tari-tarian, nyanyian kesenian rakyat tradisional, upacara adat, dan
lain – lain. Dalam (Yoeti, 1997) tourism disebut attractive spontance, yaitu segala yang

LAP OR AN AK HIR 5-3


P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang – orang mau
datang berkunjung ke tempat daya tarik wisata. Menurut (Edward, 1991) daya tarik
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : a) Natural attraction yaitu daya tarik yang tumbuh dari
bentukan dan lingkungan alami. Jenis Natural attraction yaitu iklim, pemandangan, flora
dan fauna serta keunikan alam lainnya. b) Cultural attraction yaitu daya tarik yang
berasal dari bentukan lingkungan dan budaya aktivitas manusia. Cultural attraction
mencakup sejarah, arkeologi, religi dan kehidupan tradisional.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengumpulan data dilapangan
didapatkan informasi mengenai pariwisata di kawasan wisata Cipanas Cipatuh dan
Taman Batu Jasper, Berikut adalah penjabaran mengenai daya tarik wisata Cipanas
Cipatuh dan Taman Batu Jasper yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.

5.2.1.1 Cipanas Cipatuh Desa Sundakerta, Kecamatan Sukahening


1. Attraction (Daya Tarik Wisata)
Wisata Alam Cipanas Cipatuh merupakan tempat wisata air panas dengan 7
pancuran yang terletak di Dusun Buniruum Desa Sundakerta, Kecamatan
Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya. Setiap pancuran memiliki kolam dan nama
yang berbeda-beda. Sedikit masyarakat Tasikmalaya yang mengenal tempat
wisata ini, karena lokasi tempat ini berada di perbatasan pegunungan Kabupaten
Tasikmalaya dan Kabupaten Garut yang berdekatan dengan Wisata Talaga Bodas
Kabupaten Garut.

LAP OR AN AK HIR 5-4


P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Kawasan wisata Cipanas Cipatuh ini berada di hutan lindung. Di kawasan


tersebut dikelilingi pepohonan. Banyak terdapat pohon pinus yang dimiliki oleh
perhutani. Dikawasan wisata tersebut masih terdapat hewan - hewan hutan
seperti burung, monyet, dan babi hutan. Hewan-hewan ini keluar dari hutan saat
sore hari.
Pemandangan dikawasan ini masih terjaga, disepanjang jalan menuju kawasan
wisata juga masih baik. Wisatawan bisa melihat pemandangan, karena posisi
daya tarik wisata ini berada di ketinggian atau berada di pegunungan. Selain
kebradaan wisata alamnya Desa Sundakerta memiliki potensi untuk
dikembangkan khususnya potensi seninya yaitu calung, pencak silat, reog dan
sisingaan.
Kawasan Cipanas Cipatuh ini awalnya adalah wisata air panas untuk pengobatan
dan ada ritual-ritual yang khas dan sakral. Tetapi sekarang kawasan wisata ini
nilai-nilai tersebut menjadi hilang. Kawasan Cipanas Cipatuh ini dikenal tujuh
pancuran air panas, dimaksud dari tujuh pancuran itu adalah bersumber dari
tujuh sumber mata air yaitu Ciengang, Ciateul, Cikajayaan, Cikahuripan,
Cipanyipuhan, Cirohmat, dan Cikawedukan.

Gambar 5.1. Lokasi Wisata Cipanas Cipatuh Desa Sundakerta

Yang sekarang dikelola oleh pihak ketiga itu bersumber dari cikahuripan, dan
sudah di desain lebih baik . Untuk potensi dari segi ekonomis nya desa

LAP OR AN AK HIR 5-5


P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

sundakerta mengkhasilkan gula aren, souvenir dari limbah bambu dan anyaman
bambu, serta Tas Rajut yang dirajut secara manual.

Kawasan wisata Cipanas Cipatuh ini dikenal sebagai wisata untuk pengobatan.
Bahwa air panas yang ada dikawasan wisata ini dipercaya dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit, seperti penyakit kulit, gatal-gatal, dan lainnya.

Selain untuk pengobatan Cipanas Cipatuh juga dipercaya jika wisatawan mandi
dikawasan tersebut, dapat membuang sial. Akan tetapi nilai-nilai ini sudah mulai
hilang. Karena di kawasan Cipanas ini sudah direnovasi, pancuran air nya sudah
diperbaiki.
Kawasan wisata Cipanas Cipatuh ini awalnya dikelola oleh pihak desa Sundakerta
dan Karangtaruna Desa sundakerta. Pada tahun 2017 Desa Sundakerta
melakukan kerjasama dengan pihak ke tiga yaitu Perhutani, CV. Kurnia makmur
abadi, dan Desa Sukasetia. Alasan kerjasama ini dikarenakan agar
pengembangan dan pengelolaan wisata lebih baik. Perjanjian PKS ini habis di
tanggal 30 agustus 2019. Dan sudah melakukan perpanjangan kontrak, akan
tetapi pihak Desa Sundakerta tidak diundang dalam perpanjangan kontrak
tersebut.
Menurut warga Desa Sundakerta dan pemerintahan Desa Sundakerta kerjasama
ini banyak mendatangkan hal negatif, salah satunya adalah pendapatan untuk
PAD ke desa menjadi sedikit dari awa lnya saat dikelola oleh pihak sundakerta
dapat menyumbang 1,5-2 juta / tahun sekarang setelah di kerjasamakan menjadi
800 ribu /pertahun. Selain itu pemberdayaan untuk masyarakat sundakerta juga
tidak dipenuhi.

LAP OR AN AK HIR 5-6


P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Berdasarkan hasil pengumpulan data selama dilapangan, maka dapat diketahui


daya tarik wisata aktual dan potensial serta aktivitas wisata apa saja yang
terdapat di daya tarik wisata Cipanas Cipatuh, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5.2. Daya Tarik Wisata Aktual Dan Potensial Serta Aktivitas Wisata
Di Cipanas Cipatuh
Check List
No. Jenis Aktivitas Wisata
Aktual Potensial
1. Hutan V Tracking
2 Flora V Fotografi
3 Fauna V Fotografi
4 Panorama V Fotografi
5. Pertanian V Tracking
Menyaksikan pertunjukan kesenian
6. Seni Pertujukan V
(calung, pencak silat, reog dan sisingaan)
7 pengobatan. V Pemandian air panas
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2019

2. Accessibilty (Aksesibilitas)
Untuk menuju ke daya tarik wisata Cipanas Cipatuh ini dapat dilalui dari 3 akses,
yaitu
a. Dapat di akses melalui kecamatan Kadipaten Tasikmalaya sekitar 15 Km untuk
sampai tujuan, 13 km kodisi jalan nya baik beraspal dengan lebar jalam 8 meter.
Dan 2 km menuju ke kawasan wisata masih sangat kurang karena kondisi nya
masih tanah.
b. Melalui Wanaraja Kabupaten Garut, akses melalui jalan ini lebih jauh sekitar 17
km. Dengan kondisi jalan 15 km baik dan 2 km kondisinya buruk.

LAP OR AN AK HIR 5-7


P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

c. Melalui jalan baru Cisinga, jika melalui jalan ini untuk sampai ke tempat wisata
hanya berjarak 12 km. Dengan kondisi 7 km kondisi jalannya baik dan 5 km
kondisinya buruk.

Gambar 5.2. Akses Menuju Wisata Cipanas Cipatuh Sundakerta

Berikut ini dapat dilihat jarak tempuh menuju Cipanas Cipatuh:


Tabel 5.3. Jarak menuju Cipanas Cipatuh
Dari Nama Jarak / km Keterangan
Ibu Kota Kecamatan Desa Sukaheuning 15 km Jarak dari Desa
Sundakerta ke ibukota
Kecamatan Sukahening

LAP OR AN AK HIR 5-8


P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Dari Nama Jarak / km Keterangan


Ibu Kota Kabupaten Desa Singaparna 25 km Jarak dari Desa
Sundakerta ke pusat
perkotaan kabupaten
Terminal bus Kecamatan Kadipaten 15 km Di desa Sundakerta ini
tidak memiliki terminal,
terminal paling dekat
itu di Kecamatan
Kadipaten.
Stasiun kereta api Stasiun Rajapolah 19 Km Jarak dari kantor desa
Stasiun Tasikmalaya 22 km Sundakerta
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2019

Mengenai kondisi jenis jalan yaitu jenis Jalan Raya yang merupakan kelas
jalan provinisi dengan panjang jalan 9 km, lebar jalan 8 m, kualitas jalan B,
kondisinya ialah baik. Dari jalan raya Ciawi menuju ke Desa Sundakerta ini kurang
lebih 18 km, untuk menuju ke kawasan wisata wisatawan hanya melewati jalan
provinsi sekitar 9 km.
Untuk kondisi jenis jalan akses yang merupakan kelas jalan Desa dengan
panjang jalan 7 km, lebar jalan 4 m, kualitas jalan B, Kondisi jalan dari kantor desa
menuju wisata sekitar 2 km itu kondisinya baik beraspal. Dan 5 km menuju
kawasan wisata kondisi nya kurang karena masih tanah. Jika mengakses dari
Desa Sundakerta tidak bisa sampai ke tujuan menggunakan kendaraan,
wisatawan harus berjalan sekitar 5 km.
Di Desa Sundakerta tidak terdapat terminal, terminal terdekat berada di
Kecamatan Kadipaten dengan jarak untuk mengkases ke terminal tersebut
sekitar 15 km. Di Desa Sundakerta tidak ada bus. Paling dekat wisatawan harus
ke Ciawi dengan jarak nya sekitar 15 km. Untuk kendaraan di dalam kawasan
wisata, wisatawan hanya dapat menggunakan ojeg sebagai transportasi.

3. Amenity (Fasilitas)
Setiap destinasi wisata memerlukan Fasilitas pendukung yang bisa memenuhi
kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di lokasi pariwisata. seperti
fasilitas penginapan untuk tempat tinggal bagi wisatawan yang datang, sarana
ibadah untuk wisatawan yang beragama, pondok setengah terbuka sebagai
tempat untuk duduk menikmati keindahan alam, restoran atau warung juga

LAP OR AN AK HIR 5-9


P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

sangat penting bagi wisatawan yang datang tidak membawa bekal makanan atau
yang menginap beberapa hari, tempat parkir merupakan salah satu fasilitas
pendukung yang sangat penting dengan tempat parkir yang memadai dapat
membatu wisatawan yang datang dengan kendaraan roda dua maupun roda
empat, tidak hanya itu juga dapat menambah pendapatan masyarakat setempat,
MCK. Jasa angkut, jasa komunikasi, jasa pemandu wisata, pos keamanan, dan
area pejalan kaki. Sehingga dapat memudah wisatawan yang datang berkunjung
di lokasi pariwisata. Maka dari itu Keberadaan fasilitas penunjang wisata
dibutuhkan oleh wisatawan selama melakukan kegiatan wisata. Berikut ini
konidisi fasilitas wisata yang terdapat di kawasan wisata Cipanas Cipatuh:
Tabel 5.4. Fasilitas Yang Ada Di Cipanas Cipatuh
Ketersediaan
Amenity
No Tidak Kondisi
(Fasilitas) Ada
Ada
1 Akomodasi 
2 Fasilitas  Terdapatnya fasilitas makan dan minum yaitu
Makanan & cafe-cafe yang berada sebelum menuju ke
Minuman kawasan wisata Cipatuh.

3 Sumber daya  Sumber daya listrik berasal dari Genset dan


listrik tenaga surya dengan kondisi kurang memadai,
Karena lokasi wisata berada di hutan akses listrik
masih sangat kurang, sumberlistrik yang
digunakan sekarang menggunakan tenaga surya.
4 Sumber air  Sumber air bersih berasal dari mata air Karena
bersih dikawasan tersebut terdapat banyak sumber
mata air., dengan kualitas air cukup jernih, rasa
air ialah tawar dan tidak berbau
5 Sistem  Untuk Sistem Pembuangan Limbah belum
Pembuangan tersedia, masyarakat hanya mengandalkan
Limbah solokan dengan kondisi yang kurang memadai

LAP OR AN AK HIR 5 - 10
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Ketersediaan
Amenity
No Tidak Kondisi
(Fasilitas) Ada
Ada

6 Sistem  Tidak adanya sistem komunikasi (internet)


Komunikasi
(jaringan
internet)
7 Fasilitas  Untuk fasilitas kesehatan terdapatnya Puskesmas
Kesehatan terdekat yang berada di Desa Calincing
8 Fasilitas  Terdapatnya Fasilitas Keamanan yang berada di
Keamanan depan gerbang masuk

9 Fasilitas  Terdapatnya Fasilitas Ibadah yaitu musola yang


Ibadah berjumlah 1 mushola

10 Area Parkir  Sudah tersedia lokasi parkir dengan luas sekitar 1


ha, jarak ke lokasi sekitar 500 m

LAP OR AN AK HIR 5 - 11
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Ketersediaan
Amenity
No Tidak Kondisi
(Fasilitas) Ada
Ada

11 Pintu Gerbang  Berjarak 500 m menuju lokasi daya tarik wisata

12 Visitor Center 
/ TIC
13 Tempat 
Belanja
14 Fasilitas 
Olahraga
15 Kios 
Cinderamata
16 Money 
Changer
17 WC Umum /  Kondisinya kurang memadai
MCK

18 Shelter  Terdapat shelter berupa gazebo beratapkan


jerami serta saung

LAP OR AN AK HIR 5 - 12
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Ketersediaan
Amenity
No Tidak Kondisi
(Fasilitas) Ada
Ada

19 Puskesmas  Puskesmas terdekat berada di Desa Calincing


dengan kondisi Baik, dan jarak dari day atarik
wisata sekitar 25 Km
20 ATM 
21 Pom Bensin  Terdapat 1 unit pertamini.
22 Interpretasi
- Brosur 
- Papan info 
- Rambu-  - Begitu pula untuk rambu lalu lintas belum ada.
rambu Adapun
- petunjuk jalan yang dibuat secara manual
- Khususnya di sekitar kawasan menuju wisata,
belum ada pengaman jalan.
- Interpreter 
- Peta Wisata 
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2019

Gambar 5.3. Fasilitas Wisata di sekitar Wisata Cipanas Cipatuh Desa Sundakerta

LAP OR AN AK HIR 5 - 13
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

5.2.1.2 Taman Batu Jasper Desa Cibuniasih, Kecamatan Pancatengah


1. Attraction (Daya Tarik Wisata)
Lokasi Taman Batu Jasper secara administratif berbatasan dengan Desa
Pangliaran Kec. Pancatengah disebelah utara, Dusun Pasirgintung Desa
Cibuniasih di sebelah barat, Desa Kalapagenep kecamatan cikalong di sebelah se
latan, Desa Kertaharja, Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran di sebelah
timur.
Daya Tarik wisata utama di Desa Cibuniasih ini adalah keberadaan batuan purba
di sekitar Sungai Cimedang yang dikenal dengan sebutan “Taman Batu Jasper”.
Warga lokal mengenal lokasi tersebut sebagai batu beureum atau batu merah.
Formasi batuan yang unik dan berwarna dalam jumlah banyak di kawasan Sungai
Cimedang merupakan pemandangan yang langka untuk dilihat.
Batu jasper merupakan salah satu varian dari batu kalsedon, tergolong kedalam
Siliceous Sedimentary Stone (Batuan sedimen dengan komposisi utama SiO2)
dengan tingkat Kekerasan 6,5-7 pada skala mohs. Batuan tersebut terbentuk
ketika aliran lava di bawah permukaan bumi tertimbun erosi atau mengalami
sedimentasi. Kemudian terjadi pengangkatan ke permukaan dengan adanya
terobosan magma yang mengadung larutan hidrotermal.

LAP OR AN AK HIR 5 - 14
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Gambar 5.4. Wisata Batu Jasper Desa Cibuniasih

Di lokasi ini, proses terbentuknya batuan ini diperkirakan terjadi pada zaman
miosen sekitar 20-25 juta tahun lalu saat Tasikmalaya selatan masih berada di
dasar laut. proses pembentukan yang mengandung larutan hidrotermal ini juga
yang mempengaruhi warna pada batu-batu tersebut. Saat ini terdapat batu

LAP OR AN AK HIR 5 - 15
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

mulia berwarna merah berjumlah 200 buah batu jasper dengan berat rata-rata
50 ton.
Kawasan Taman Batu Jasper berada di sepanjang sungai Cimedang, Namun
lokasi terbanyak ditemukan batuan tersebut terletak di Dusun Pasirgintung Desa
Cibuniasih. Lokasi Taman Batu Jasper tidak jauh dari pemukiman dan
perkebunan warga. Bahkan beberapa batu jasper berada di tanah perorangan
milik warga.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami jika aktivitas utama yang bisa
dilakukan di taman batu jasper merupakan aktivitas wisata edukatif. Terdapat
banyak wisatawan terutama mahasiswa yang melakukan kunjungan ke lokasi ini.
lokasi ini kaya akan ilmu pengetahuan kebumian dan informasi tentang batuan
terutama batu jasper.
Selain itu, kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah fotografi. formasi batuan
jasper yang ada cocok jika dijadikan latar belakang foto. selain itu, wisatawan
bisa memaksimalkan bentuk dan warna batuan yang tercipta akibat proses alami
sebagai objek foto yang menarik.
Namun, Taman batu jasper ini belum dikelola dengan baik oleh pemerintah
karena terkendala biaya. bahkan dahulu pernah ada aktivitas pertambangan
batu oleh pihak swasta. Aktivitas yang mengeksplorasi batuan tanpa aturan jelas
mengancam kelestarian taman batu jasper.
Dengan keadaan alam dan nilai heritage, Taman batu jasper berpotensi untuk
dijadikan lokasi wisata unggulan. salah satunya adalah faktor Keberadaan lokasi
batu mulia dengan jumlah besar yang sangat langka di Indonesia.
Berdasarkan hasil pengumpulan data selama dilapangan, maka dapat diketahui
daya tarik wisata aktual dan potensial serta aktivitas wisata apa saja yang
terdapat di daya tarik wisata Taman batu jasper, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:

LAP OR AN AK HIR 5 - 16
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Tabel 5.5. Daya Tarik Wisata Aktual Dan Potensial Serta Aktivitas Wisata
Di Taman Batu Jasper
Check List
No. Jenis Aktivitas Wisata
Aktual Potensial
1. Sungai V Geowisata, Edukasi
2 Flora V Fotografi
3 Fauna V Fotografi
4 Perkebunan V Tracking
5. Pertanian V Tracking
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2019

2. Accessibility (Aksesibilitas)
Desa Cibuniasih terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Barat yang terletak sekitar
170 km dimana dapat ditempuh selama 5 jam dan 30 menit dari Kota Bandung.
Infrastruktur jalan menuju lokasi ini adalah jalan provinsi yang dilanjutkan dengan
jalan kota/kabupaten dan jalan desa. berikut ini adalah informasi jarak menuju desa
Cibuniasih.
Tabel 5.6. Jarak, Waktu Tempuh Dan Moda Transportasi
Waktu
Jarak Kualitas
Dari Menuju tempuh Moda Transportasi Keterangan
(km) Jalan
(menit)
Desa Cibongas – Desa 9 20 Mobil, motor, Cukup Lebar jalan
Ibu kota Cibuniasih angkutan desa, 4m
Kecamatan bis
Pancatengah
Desa Singaarna – Desa 60 120 Mobil, motor, baik Lebar jalan
Ibu kota Cibuniasih angkutan desa, 4m
Kabuapten bis
Tasikmalaya
Desa Cibuniasih Taman Batu 5 10 Mobil, motor Cukup - Lebar jalan
Jasper Kurang 3m
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2019

Dari tabel diatas terlihat untuk menuju lokasi wisata taman batu jasper cukup
mudah. Dengan dukungan infrastruktur jalan dan moda transportasi yang ada
dibutuhkan sekitar 2 jam dari Desa Singaparna dan sekitar 20 menit dari desa
Cibongas. Kualitas jalan dari lokasi strategis di kecamatan atau kabupaten menuju
desa cibuniasih sudah cukup baik. sedangkan kualitas jalan menuju lokasi taman
batu jasper memerlukan perbaikan karena masih berupa tanah dan bebatuan.
Di Desa Cibuniasih sudah terdapat terminal mini bus yang biasa digunakan warga
menuju Tasikmalaya. jadwal keberangkatan bis dimulai dari jam 06.00 pagi hingga

LAP OR AN AK HIR 5 - 17
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

jam 16.00 sore dengan frekuensi keberangkatan setiap 4 jam sekali. pengunjung bisa
melanjutkan perjalanan menggunakan otor atau ojeg menuju lokasi taman batu
jasper.

Gambar 5.5. Kondisi Jalan Menuju Wisata Batu Jasper Desa Cibuniasih

Gambar 5.6. Moda Menuju Wisata Batu Jasper Desa Cibuniasih

3. Amenities (Fasilitas)
Sebagai sebuah lokasi wisata, fasilitas yang mendukung terjadinya aktivitas wisata
sangat penting. fasilitas wisata banyak mempengaruhi minat wisata dan lama
wisatawan berkunjung di lokasi tersebut.

LAP OR AN AK HIR 5 - 18
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Tabel 5.7. Kelengkapan Amenity


Ketersediaan
No Amenity (fasilitas) Keterangan
Ada Tidak ada
1 Akomodasi 
2 Fasilitas Makanan & Mini market, warung nasi, warung
Minuman kelontong ada di sekitar kantor
 desa cibuniasih dan pemukiman
warga, namun belum ada di lokasi
wisata
3 Sumber daya listrik Listrik sudah ada hingga
 permukiman, namun dilokasi
wisata belum tersedia
4 Sumber air bersih  Air bersih didapat melalui sumur
5 Sistem Pembuangan Pembuangan limbah
Limbah  memanfaatkan selokan dan
saluran irigasi
6 Sistem Komunikasi Kualitas jaringan internet cukup

(jaringan internet) memadai
7 Fasilitas Kesehatan Jarak ke posyandu sekitar 1 km
 sedangkan ke puskesmas
pembantu sekitar 5 km
8 Fasilitas Keamanan Belum ada pos polisi atau

keamanan desa di lokasi wisata
9 Fasilitas Ibadah Letaknya di pemukiman warga

sekitar 1 km
10 Area Parkir  Area parkir masih berupa tanah
11 Pintu Gerbang Tidak ada pintu gerbang, sehingga
 warga bisa mengakses dengan
bebas
12 Visitor Center / TIC 
13 Tempat Belanja

bentuknya toko sembako


14 Fasilitas Olahraga 
15 Kios Cinderamata 
16 Money Changer 
17 WC Umum / MCK 
18 Shelter 
19 Puskesmas Jaraknya sekitar 5 km dari lokasi

20 ATM 

LAP OR AN AK HIR 5 - 19
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Ketersediaan
No Amenity (fasilitas) Keterangan
Ada Tidak ada
21 Pom Bensin Berupa pertamini sebanya
k 3 unit berjarak 2 – 3 km dari
lokasi

22 Interpretasi
23 - Brosur 
- Papan info 
- Rambu-rambu 
- Interpreter 
- Peta Wisata 
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat jika beberapa fasilitas ada yang sudah memadai,
belum memadai dan belum tersedia. fasilitas yang sudah memadai adalah sumber
air bersih, system komunikasi, fasilitas kesehatan dan pombensin. fasilitas yang
belum memadai adalah fasilitas makan dan minum, sumber daya listrik, sistem
pembuangan limbah, fasilitas keamanan, dan area parkir. sedangkan fasilitas yang
belum tersedia adalah akomodasi, pintu gerbang, TIC, tempat belanja, fasilitas
olahraga, kios cinderamata, money changer, wc umum, shelter, ATM, dan media
interpretasi.

5.2.2 Analisis Tingkatan Perkembangan Daya Tarik Wisata


Secara umum, semua daya tarik wisata akan mengalami perkembangan mulai
dari awal dimulai atau beroperasinya suatu daya tarik wisata sampai waktu yang tidak
dapat dipastikan kapan akhirnya. Menurut Pasal 15 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025,

LAP OR AN AK HIR 5 - 20
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

arah kebijakan dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu perintisan daya tarik
wisata, pembangunan daya tarik wisata, pemantapan daya tarik wisata, dan revitalisasi
daya tarik wisata. Keempat kategori tersebut juga menunjukkan tingkat perkembangan
daya tarik wisata. Masing-masing tingkat perkembangan dicirikan oleh karakteristik atau
kondisi tertentu berikut ini:
a) Tingkat Perintisan
Tingkatan ini merupakan tahap mulai dibuka, beroperasi, atau dikenalnya suatu daya
tarik wisata. Jumlah wisatawan pada tahap ini relatif masih sedikit terutama pada
daya tarik wisata alam atau budaya, sedangkan pada daya tarik wisata buatan bisa
jauh lebih banyak jumlahnya. Sedikit atau banyak sebenarnya bersifat relatif
tergantung pada ukuran atau skala daya tarik wisatanya. Pada daya tarik wisata
alam, tingkat aksesibilitasnya biasanya masih rendah, begitu pula tingkat
penyediaan fasilitas penunjang juga masih terbatas. Sebagian besar unit usaha pada
tahap ini berada pada penguasaan penduduk lokal. Kualitas daya tarik wisata
biasanya masih baik dan sifat alamiahnya masih terpelihara dengan dampak yang
belum terasa.
b) Tahap Pembangunan
Pada tahap ini jumlah pengunjung terus bertambah dengan semakin dikenalnya
daya tarik wisata oleh pasar, baik melalui pemasaran formal maupun dari mulut ke
mulut. Kelengkapan fasilitas terus dilengkapi dengan kualitas pelayanan yang makin
meningkat. Peran penduduk lokal dalam pengelolaan unit usaha masih tinggi.
Dampak negatip, terutama sosial dan lingkungan, masih relative kecil dan dapat
dikendalikan. Pada daya tarik wisata alam, khususnya wisata ekologis, pembangunan
dilakukan dengan tetap mempertahankan daya dukung lingkungan yang ketat
sehingga jumlah pengunjung juga masih relatif terbatas.
c) Tahap Pemantapan
Jumlah pengunjung mencapai titik tertinggi seiring dengan pemasaran yang makin
mantap, kelengkapan dan kualitas fasilitas dan pelayanan terus meningkat,
penduduk lokal memperoleh banyak manfaat dari pengelolaan berbagai unit usaha,
namun dampak makin terasa seiring dengan jumlah pengunjung yang sangat
banyak. Secara ekonomi, daya tarik wisata ini memberikan sumbangan yang
signifikan pada keberlangsungan perekonomian daerah.

LAP OR AN AK HIR 5 - 21
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

d) Tahap Revitalisasi
Pada tahap ini biasanya ditandai dengan pertumbuhan atau bahkan jumlah
pengunjung mulai menurun, baik disebabkan oleh kualitas atau kondisi daya tarik
wisata yang menurun atau kalah bersaing dengan daya tarik wisata lain. Pada daya
tarik wisata alam, kualitas lingkungan terus mengalami penurunan. Pengelolaan unit
usaha sudah banyak diambil alih oleh penduduk dari luar daerah. Bila tidak dilakukan
suatu tindakan revitalisasi maka daya tarik wisata ini secara pelan-pelan atau cepat
akan mati atau kehilangan pengunjung.
Berdasarkan hasil temuan dilapangan bahwa tingkat perkembangan daya tarik wisata di
Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper dapat dianalisis sebagai berikut:

LAP OR AN AK HIR 5 - 22
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Tabel 5.8. Kriteria Tingkat Perkembangan Daya Tarik Wisata


TINGKAT Checklist Checklist Checklist Checklist
Taman Taman Taman Taman
PERINTISAN Cipanas PEMBANGUNAN Cipanas PEMANTAPAN Cipanas REVITALISASI Cipanas
KRITERIA Batu Batu Batu Batu
Cipatuh Cipatuh Cipatuh Cipatuh
Jasper Jasper Jasper Jasper
KUNJUNGAN Jumlah Jumlah kunjungan Jumlah kunjungan Jumlah
WISATAWAN kunjungan wisatawan meningkat wisatawan sudah kunjungan
wisatawan pesat pada musim atau mencapai angka wisatawan
masih sedikit, bulan tertentu, tertinggi, menurun tajam.
V V - - - - - -
belum ada pertumbuhan mulai pertumbuhan
pertumbuhan tinggi. stagnan atau
atau masih bahkan menurun.
sangat rendah.
LAMA
KUNJUNGAN Panjang/lama - - Relatif singkat V V Singkat - - Sangat singkat - -
WISATAWAN
FASILITAS, Belum ada Mulai ada Fasilitas dan Fasilitas dan
INFRASTRUKTUR fasilitas/baru pengembangan infrastruktur mulai infrastruktur
ada fasilitas fasilitas dalam jumlah menurun kondisinya
dasar, besar, infrastruktur dg kualitasnya. rusak.
V V - - - - - -
infastruktur kualitas baik tersedia.
baru dibangun
oleh
Pemerintah.
KETERLIBATAN Masyarakat Masyarakat mulai Masyarakat Keterlibatan
MASYARAKAT mulai terlibat terlibat juga dalam semakin banyak masyarakat
LOKAL dalam mempromosikan daya berinvestasi di mulai terbatas
menyediakan tarik wisata. daya tarik wisata, akibat semakin
berbagai Investasi dari luar tetapi dominasi banyaknya
V V - - - - - -
pelayanan jasa, mulai masuk ke daya investasi oleh pendatang,
sebagian kecil tarik wisata masyarakat luar. kebutuhan
mulai masyarakat
berinvestasi di mulai
tersisihkan.

LAP OR AN AK HIR 5 - 23
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

TINGKAT Checklist Checklist Checklist Checklist


Taman Taman Taman Taman
PERINTISAN Cipanas PEMBANGUNAN Cipanas PEMANTAPAN Cipanas REVITALISASI Cipanas
KRITERIA Batu Batu Batu Batu
Cipatuh Cipatuh Cipatuh Cipatuh
Jasper Jasper Jasper Jasper
daya tarik
wisata.
DAMPAK NEGATIF Belum ada Dampak negatif mulai Dampak negatif Dampak negatif
dampak negatif bermunculan, tetapi yang ditimbulkan yang
yang dengan peningkatan banyak dan ditimbulkan
ditimbulkan, yang masih rendah. peningkatan tinggi. sangat tinggi,
atau walaupun dan bahkan
V V - - - - - -
ada sangat mengancam
rendah. keberlanjutan
daya tarik
wisata dan
lingkungannya.
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

LAP OR AN AK HIR 5 - 24
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Dari hasil analisis tingkat perkembangan daya tarik wisata tersebut


terlihat bahwa daya tarik wisata Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper berada
pada tingkat perintisan. Hal tersebut dikarenakan (1) Jika dilihat dari Kunjungan
Wisatawan, Jumlah kunjungan wisatawan masih sedikit, belum ada
pertumbuhan atau masih sangat rendah serta belum terdatanya berapa jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper. (2) Jika
dilihat dari Lama Kunjungan Wisatawan, wisatawan yang berkunjung ke daya
tarik wisata Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper relatif singkat, lama
tinggalnya tidak lebih dari 8 jam. (3) Kemudian dari keberadaan Fasilitas
penunjang wisata serta Infrastruktur, kondisinya masih sedikit dan belum
memadai, adapun fasilitas yang sudah tersedia merupakan fasilitas dasar seperti
fasilitas makan dan minum, MCK, air bersih, lisrik, musola, area parkir. (4)
Selanjutnya mengenai Keterlibatan Masyarakat Lokal, Masyarakat mulai terlibat
dalam menyediakan berbagai pelayanan jasa seperti menjadi pemandu jalan
menuju daya tarik wisata Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper, serta sebagai
pengelola daya tarik wisata. (5) yang terakhir mengenai Dampak Negatif, Belum
ada dampak negatif yang ditimbulkan dalam kegiatan wisata di Cipanas Cipatuh
dan Taman Batu Jaspe, atau walaupun ada sangat rendah karena belum
banyaknya kunjungan wisatawan di kawasan tersebut.

Posisi DTW
Cipanas
Cipatuh dan
Taman Batu
Jasper

Gambar 5.7. Posisi Perkembangan Daya Tarik Wisata

LAP OR AN AK HIR 5 - 25
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Tingkat perintisan ini merupakan tingkat awal dalam pengembangan


suatu daya tarik wisata. Dalam tahap ini biasanya wisatawan yang datang baru
beberapa orang saja, penduduk lokal masih leluasa bertemu dan berinteraksi
dengan wisatawan. Keindahan alam yang dimiliki masih alamiah dan asli, dan
belum ada daya tarik wisata sekunder. Masyarakat dan pemerintah lokal sudah
mulai mengambil inisiatif untuk membangun infrastruktur pariwisata namun
masih dalam skala dan jumlah yang terbatas.
Maka dari itu pada tingkat perintisan upaya pengembangan yang harus
dilakukan ialah:
1. Pengembangan sumber daya pariwisata di daya tarik wisata
2. Pengembangan Kegiatan Wisata di Daya Tarik Wisata
3. Pengembangan fasilitas penunjang
4. Pengembangan prasarana pendukung
5. Pemasaran daya tarik wisata
6. Pengembangan SDM
7. Pengembangan organisasi pengelola
8. Pengembangan sistem pengelolaan pengunjung
9. Pengembangan sistem pengelolaan lingkungan
10. Pengembangan sistem mitigasi dampak

5.2.3 Analisis Destination Competitiveness


Pertumbuhan persaingan industri pariwisata yang semakin pesat membuat
suatu destinasi harus terus meningkatkan kualitasnya. competitiveness atau persaingan
adalah sebagai faktor yang paling penting dalam mengembangkan industri pariwisata
untuk menjadi destinasi yang sukses. Untuk menarik wisatawan, industri pariwisata
harus fokus pada daya saing tujuan wisata (destination competitiveness). Memahami
indikator-indikator pariwisata yang kompetitif dapat mempengaruhi keputusan seorang
wisatawan “apakah dia akan mengunjungi suatu destinasi atau tidak”. Untuk mengukur
destination competitiveness menurut The Travel & Tourism Competitiveness Index
(2015) dapat dilihat dari sisi Physiography and Climate, Market Ties, Tourism
Suprastructure, Safety and Security, Cost/Value, Accessibility, Cultural and History,

LAP OR AN AK HIR 5 - 26
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Awarness/Image, Location. Hal tersebut merupakan faktor penentu (utama) dalam


mengembangkan industri pariwisata.
Dengan demikian untuk pengembangan daya tarik wisata di Cipanas Cipatuh dan
Taman Batu Jasper perlu adanya penggalian keunggulan-keunggulan kompetitif dan
menganalisis daya saing destinasi.
Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan sepuluh variabel Destination
Competitiveness, yang dikembangkan menjadi 34 indikator memberikan skor: 1 =
rendah, 2 = sedang, 3 = tinggi, variabel tersebut meliputi:
Tabel 5.9. Variabel Destination Competitiveness
No. Variabel Indikator Keterangan Parameter Penilaian
1 Physiography and Rawan terjadinya berbagai 1 = Dalam 5 tahun terakhir
Climate bencana bencana alam (tanah sering terjadi bencana alam
longsor, banjir, 2 = pernah terjadi bencana
gempa bumi, gunung alam 10 tahun terakhir
meletus, dsb) yang 3 = tidak pernah terjadi
dapat mengganggu bencana alam
berlangsungnya
kegiatan pariwisata
Pengaruh iklim Adanya perubahan 1 = terjadinya perubahan
terhadap iklim dan cuaca iklim dan cuaca yang ekstrim
kunjungan terhadap kunjungan dalam 5 tahun terakhir
wisatawan ke daya 2 = pernah terjadi perubahan
tarik wisata (cuaca iklim dan cuaca yang ekstrim
cerah, banyak cahaya 10 tahun terakhir
matahari, kecepatan 3 = tidak pernah terjadi
angin, udara sejuk, perubahan iklim dan cuaca
kering, panas, dsb). yang ekstrim
2 Market Ties Wisatawan Jumlah dan 1 = tidak ada wisatawan
mancanegara persentase mancanegara yang
wisatawan yang berkunjung
berasal dari luar 2 = kurang dari 100
negeri wisatawan mancanegara
yang berkunjung setiap
bulannya.
3 = lebih dari 100 orang
wisatawan mancanegara
setiap bulannya
Wisatawan Jumlah dan 1 = tidak ada wisatawan
nasional persentase nasional yang berkunjung
wisatawan yang 2 = kurang dari 300 orang
berasal dari wisatawan nasional nasional
Indonesia di luar yang berkunjung setiap
Kabupaten Subang bulannya
3 = lebih dari 300 orang
wisatawan nasional yang
berkunjung setiap bulannya

LAP OR AN AK HIR 5 - 27
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

No. Variabel Indikator Keterangan Parameter Penilaian


Wisatawan Jumlah dan 1 = tidak ada wisatawan
lokal persentase lokal berkunjung
wisatawan yang 2 = kurang dari 500
berasal dari dalam wisatawan lokal yang
Kabupaten Subang berkunjung setiap bulannya
3 = lebih dari 500 wisatawan
lokal yang berkunjung setiap
bulannya
3 Culture and Memiliki latar Banyaknya daya tarik 1 = tidak memiliki daya tarik
History belakang wisata yang memiliki wisata sejarah
sejarah latar belakang 2 = terdapat kurang dari 5
sejarah (prasejarah, daya tarik wisata
kerajaan, perjuangan 3 = terdapat lebih dari 5
kemerdekaan daya tarik wisata sejarah
Indonesia, dsb)
Memiliki latar Banyaknya daya tarik 1 = tidak memiliki daya tarik
belakang wisata yang memiliki wisata lokal Jawa Barat
budaya lokal latar belakang 2 = terdapat sedikitnya
budaya lokal Jawa kurang dari 5 daya tarik
Barat (budaya wisata lokal Jawa Barat
setempat) 3 = terdapat lebih dari 5
daya tarik wisata lokal Jawa
Barat
4 Tourism Akomodasi Jumlah hotel bintang 1 = terdapat akomodasi
Superstructure berbintang 1 s.d 5 berbintang dengan jarak
sekitar lebih dari 35 km dari
lokasi daya tarik wisata
2 = terdapat akomodasi
berbintang dengan jarak
sekitar 20 km dari lokasi
daya tarik wisata
3 = tersedia akomodasi
berbintang dengan jarak
sekitar kurang dari 10 km
dari lokasi daya tarik wisata
Akomodasi Jumlah hotel melati, 1 = terdapat akomodasi non
non hostel, motel, wisma, berbintang dengan jarak
berbintang dsb sekitar lebih dari 35 km dari
lokasi daya tarik wisata
2 = terdapat akomodasi non
berbintang dengan jarak
sekitar 20 km dari lokasi
daya tarik wisata
3 = tersedia akomodasi non
berbintang dengan jarak
sekitar kurang dari 10 km
dari lokasi daya tarik wisata
Fasilitas Jumlah dan jenis 1 = tidak tersedia fasilitas
makan dan menu restoran, cafe, makan dan minum di lokasi
minum warung, dsb daya tarik wisata

LAP OR AN AK HIR 5 - 28
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

No. Variabel Indikator Keterangan Parameter Penilaian


(western, asia, 2 = tersedia sedikit fasilitas
Indonesia, dsb) makan dan minum di lokasi
daya tarik wisata
3 = banyak tersedia fasilitas
makan dan minum di lokasi
daya tarik wisata
Biro Jumlah biro 1 = tidak tersedia biro
perjalanan perjalanan yang perjalanan yang
menyediakan paket menyediakan paket wisata
wisata ke lokasi daya tarik wisata
2 = tersedia sekitar kurang
dari 5 biro perjalanan yang
menyediakan paket wisata
ke lokasi daya tarik wisata
3 = tersedia lebih dari 5 biro
perjalanan yang
menyediakan paket wisata
ke lokasi daya tarik wisata
Money Jumlah money 1 = tidak tersedia money
changer changer changer di sekitar lokasi
daya tarik wisata
2 = terdapat money changer
dengan jarak sekitar 20 km
dari lokasi daya tarik wisata
3 = banyak tersedia money
changer dengan jarak sekitar
kurang dari 10 km dari lokasi
daya tarik wisata
Sarana Jumlah rumah sakit, 1 = terdapat Sarana
kesehatan puskesmas, klinik, kesehatan dengan jarak
praktek dokter, dsb sekitar lebih dari 35 km dari
lokasi daya tarik wisata
2 = terdapat Sarana
kesehatan dengan jarak
sekitar 10 km dari lokasi
daya tarik wisata
3 = tersedia Sarana
kesehatan dengan jarak
sekitar kurang dari 5 km dari
lokasi daya tarik wisata,
ataupun terdapat didalam
kawasan daya tarik wisata
Pom bensin Jumlah dan sebaran 1 = terdapat Pom bensin
pom bensin dengan jarak lebih dari 35
km dari lokasi daya tarik
wisata
2 = terdapat Pom bensin
dengan jarak sekitar 20 km
dari lokasi daya tarik wisata

LAP OR AN AK HIR 5 - 29
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

No. Variabel Indikator Keterangan Parameter Penilaian


3 = tersedia Pom bensin
dengan jarak sekitar kurang
dari 10 km dari lokasi daya
tarik wisata
Bank/ATM Jumlah dan jenis 1 = terdapat ATM dengan
bank/ATM jarak lebih dari 20 km dari
lokasi daya tarik wisata
2 = terdapat ATM dengan
jarak sekitar 10 km dari
lokasi daya tarik wisata
3 = tersedia ATM dengan
jarak sekitar kurang dari 5
km dari lokasi daya tarik
wisata
5 Safety and Rawan Terjadinya berbagai 1 = dalam kurun waktu 1
Security kecelakaan macam kecelakaan tahun sering terjadi
lalu lintas kecelakaan
2 = dalam kurun waktu lebih
dari 2 tahun pernah terjadi
kecelakaan
3 = tidak pernah terjadi
kecelakaan
Pos keamanan Jumlah dan sebaran 1 = terdapat Pos Keamanan
pos polisi dengan jarak lebih dari 10
km dari lokasi daya tarik
wisata
2 = terdapat Pos Keamanan
dengan jarak sekitar lebih
dari 5 km dari lokasi daya
tarik wisata
3 = tersedia Pos Keamanan
didalam kawasan daya tarik
wisata
Tingkat Banyaknya kasus 1 = dalam kurun waktu 1
kriminalitas kejahatan dan tahun sering terjadi tindakan
pelanggaran kriminalitas
2 = dalam kurun waktu lebih
dari 2 tahun pernah terjadi
tindakan kriminalitas
3 = tidak pernah terjadi
tindakan kriminalitas
Rasa aman Rasa aman 1 = wisatawan merasa
wisatawan wisatawan terhadap terancam
copet, rampok, dsb 2 = wisatawan merasa tidak
aman
3 = wisatawan merasa
sangat aman
6 Cost/Value Keseuaian cost Kesesuaian biaya 1 = kesesuaian cost and
yang yang dikeluarkan value tidak sepadan

LAP OR AN AK HIR 5 - 30
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

No. Variabel Indikator Keterangan Parameter Penilaian


dikeluarkan wisatawan dengan 2 = kesesuaian cost and
dan value yang pengalaman dan value kurang sepadan
didapatkan kepuasan yang 3 = kesesuaian cost and
oleh didapatkan value sangat sepadan
wisatawan wisatawan
7 Accessibility Kondisi fisik Kondisi fisik jalan 1 = Kondisi fisik jalan sangat
jalan dalam keadaan buruk, banyak jalan
mantap (baik) berlubang,
2 = Kondisi fisik jalan kurang
baik, terdapat sedikit jalan
yang berlubang
3 = Kondisi fisik jalan sangat
baik, tidak ditemui jalan
berlubang
Keberadaan Jumlah transportasi 1 = tidak ada trayek
transportasi umum dan transportasi umum menuju
umum kemudahan menuju lokasi daya tarik wisata
daya tarik wisata 2 = terdapat transportasi
menggunakan umum menuju lokasi daya
transportasi umum tarik wisata, namun hanya
pada waktu-waktu tertentu
3 = sangat mudah
mendapatkan transportasi
umum menuju lokasi daya
tarik wisata selama 24 jam
Keberadaan Keberadaan signage 1 = tidak terdapat signage
signage menuju dan di daya yang menunjukan lokasi
tarik wisata daya tarik wisata
2 = terdapat signage yang
menunjukan lokasi daya tarik
wisata, namun kondisinya
tidak terawat dan tidak
berada di lokasi strategis.
3 = terdapat signage yang
menunjukan lokasi daya tarik
wisata yang berada di
beberapa lokasi strategis
dengan kondisi yang baik
Keberadaan Keberadaan 1 = terdapat simpul
simpul prasarana transportasi berada lebih
transportasi transportasi (bandar dari 40 km dari lokasi daya
udara, stasiun KA, tarik wisata
terminal) 2 = terdapat simpul
transportasi berada lebih
dari 20 km dari lokasi daya
tarik wisata
3 = terdapat simpul
transportasi kurang dari 20
km dari lokasi daya tarik
wisata

LAP OR AN AK HIR 5 - 31
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

No. Variabel Indikator Keterangan Parameter Penilaian


8 Awareness/Image Tingkat Daya tarik wisata 1 = tidak banyak orang yang
kepopuleran yang dikenal dan tahu mengenai keberadaan
destinasi disukai banyak daya tarik wisata
wisata wisatawan 2 = daya tarik wisata sudah
diketahui keberadaannya
namun masih minim
kunjungan wisatawan
3 = daya tarik wisata sudah
populer dan banyak
wisatawan yang berkunjung
ke daya tarik wisata tersebut
Tingkat ke- Daya tarik wisata 1 = daya tarik wisata ini tidak
khas-an yang unik dan memiliki keunikan dan
berbeda dari daya perbedaan dari daya tarik
tarik wisata lain wisata lainnya yang sejenis
2 = daya tarik wisata ini
memiliki beberapa keunikan
dan perbedaan dari daya
tarik wisata lainnya yang
sejenis
3 = daya tarik wisata ini
memiliki banyak keunikan
dan perbedaan dari daya
tarik wisata lainnya yang
sejenis
Memiliki icon Jumlah daya tarik 1 = di lokasi daya tarik wisata
destinasi wisata yang menjadi tidak memiliki icon destinasi
wisata icon wisata
(lambang/identitas) 2 = di lokasi daya tarik wisata
memiliki icon destinasi
wisata namun tidak dikenal
oleh wisatawan
3 = di lokasi daya tarik wisata
memiliki icon destinasi
wisata dan dikenal oleh
banyak wisatawan
9 Location Tingkat Adanya 1 = tidak ada kebijakan
kestrategisan kebijakan/peraturan daerah yang mendukung
daerah baik di tingkat pusat, 2 = sedikit kebijakan daerah
berdasarkan provinsi, kab/kota, yang mendukung dari
kebijakan terkait dengan beberapa SKPD
kestrategisan daerah 3 = banyak kebijakan daerah
(pengembangan yang mendukung dari
wilayah, membangun berbagai SKPD di Kab. Serang
daerah tertinggal,
dsb)
Kedekatan Jarak kedekatan 1 = lokasi daya tarik wisata
dengan pusat dengan pusat berada lebih dari 30 km dari
kegiatan pusat kegiatan

LAP OR AN AK HIR 5 - 32
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

No. Variabel Indikator Keterangan Parameter Penilaian


kegiatan/kota 2 = lokasi daya tarik wisata
terdekat berada lebih dari 20 km dari
pusat kegiatan
3 = lokasi daya tarik wisata
berada kurang dari 20 km
dari pusat kegiatan
10 Infrastructure Prasarana Ketersediaan 1 = tidak tersedia prasarana
listrik prasarana listrik yang listrik
memadai bagi 2 = tersedia prasarana listrik
kegiatan pariwisata namun belum memadai
3 = sudah tersedia prasarana
listrik yang memadai
Prasarana Ketersediaan 1 = tidak tersedia prasarana
telekomunikasi prasarana telekomunikasi
telekomunikasi yang 2 = tersedia prasarana
memadai bagi telekomunikasi namun
kegiatan pariwisata belum memadai
(telepon, HP, 3 = sudah tersedia prasarana
internet, WIFI) telekomunikasi yang
memadai
Prasarana Ketersediaan 1 = tidak tersedia prasarana
pengelolaan prasarana IPAL yang pengelolaan limbah
limbah memadai dan 2 = tersedia prasarana
pengolahan air pengelolaan limbah namun
limbah yang baik belum memadai
3 = sudah tersedia prasarana
pengelolaan limbah yang
memadai
Prasarana Ketersediaan 1 = tidak tersedia prasarana
persampahan prasarana pengolahan sampah
pengolahan sampah 2 = tersedia prasarana
yang memadai dan pengolahan sampah namun
pengolahan sampah belum memadai
yang baik 3 = sudah tersedia prasarana
pengolahan sampah yang
memadai
Prasarana air Ketersediaan air 1 = tidak memiliki
bersih bersih yang memadai ketersediaan air bersih
bagi kegiatan 2 = memiliki ketersediaan air
pariwisata bersih, namun debitnya tidak
besar
3 = sudah memiliki
ketersediaan air bersih
dengan debit yang besar
Sumber: The Travel & Tourism Competitiveness Index (2015)

LAP OR AN AK HIR 5 - 33
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Dari kondisi eksisting daya tarik wisata di Cipanas Cipatuh dan Taman Batu
Jasper, maka dapat dilakukan analisis variabel destination competitiveness untuk
mengukur sejauh mana daya tarik wisata tersebut dapat dikembangkan sebagai industri
pariwisata yang memiliki daya saing dan daya jual yang tinggi, adapun analisisnya dapat
dilihat berikut ini:
Tabel 5.10. Analisis Variabel Destination Competitiveness di Cipanas Cipatuh dan
Taman Batu Jasper
Skor
No Variabel Indikator Cipanas Taman
Cipatuh Batu Jasper
1 Physiography and Rawan bencana 3 3
Climate Pengaruh iklim terhadap kunjungan 3 3
2 Market Ties Wisatawan mancanegara 1 1
Wisatawan nasional 2 2
Wisatawan lokal 2 1
3 Culture and Memiliki latar belakang sejarah 1 2
History Memiliki latar belakang budaya lokal 2 1
4 Tourism Akomodasi berbintang 1 1
Superstructure Akomodasi non berbintang 1 1
Fasilitas makan dan minum 2 1
Biro perjalanan 1 1
Money changer 1 1
Sarana kesehatan 2 1
Pom bensin 2 3
Bank/ATM 1 1
5 Safety and Rawan kecelakaan 2 2
Security Pos keamanan 2 1
Tingkat kriminalitas 3 3
Rasa aman wisatawan 3 3
6 Cost/Value Keseuaian cost yang dikeluarkan dan
1 1
value yang didapatkan oleh wisatawan
7 Accessibility Kondisi fisik jalan 1 1
Keberadaan transportasi umum 2 1
Keberadaan signage 1 1
Keberadaan simpul transportasi 1 1
8 Awareness/Image Tingkat kepopuleran destinasi wisata 1 1
Tingkat ke-khas-an 1 3
Memiliki icon destinasi wisata 1 2
9 Location Tingkat kestrategisan daerah
2 2
berdasarkan kebijakan
Kedekatan dengan pusat kegiatan 1 1
10 Infrastructure Prasarana listrik 2 1
Prasarana telekomunikasi 1 3
Prasarana pengelolaan limbah 1 1
Prasarana persampahan 1 1
Prasarana air bersih 3 1

LAP OR AN AK HIR 5 - 34
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Skor
No Variabel Indikator Cipanas Taman
Cipatuh Batu Jasper
Total 55 53
Rata-rata (skor / 34 indikator) 1,6 1,5
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Variabel-variabel yang dikaji dalam analisis Destination ini terdiri dari unsur
physiography and climate, market ties, tourism suprastructur, safety and security,
cost/value, accessibility, cultural and heritage, awareness/image, location dan
infrastructure. Dari keseluruhan variabel ini diberikan skoring untuk dapat melihat
variabel mana saja yang memerlukan perhatian khusus dalam pengembangannya, yang
dapat dilihat pada spider web diagram berikut ini:

1
34 3 2
33 3
32 4
31 5
30 2 6
29 7
28 1 8
27 9
0
26 10
25 11
24 12
23 13
22 14
21 15
20 16
19 17
18

Cipanas Cipatuh Taman Batu Jasper

Gambar 5.8. Spider Web Diagram, Destination Competitiveness Cipanas Cipatuh &
Taman Batu Jasper

Berdasarkan spider web diagram tersebut dapat dilihat indikator yang memiliki skor
penilaian rendah ialah:
a. Untuk daya tarik wisata Cipanas Cipatuh diantaranya ialah:
- Akomodasi non berbintang
- Bank/ATM
- Biro perjalanan

LAP OR AN AK HIR 5 - 35
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

- Keberadaan signage
- Keberadaan simpul transportasi
- Kedekatan dengan pusat kegiatan
- Keseuaian cost yang dikeluarkan dan value yang didapatkan oleh
wisatawan
- Kondisi fisik jalan
- Memiliki icon destinasi wisata
- Memiliki latar belakang sejarah
- Money changer
- Prasarana pengelolaan limbah
- Prasarana persampahan
- Prasarana telekomunikasi
- Tingkat ke-khas-an
- Tingkat kepopuleran destinasi wisata
- Wisatawan mancanegara
b. Untuk daya tarik wisata Taman Batu Jasper diantaranya ialah:
- Akomodasi non berbintang v
- Bank/ATM v
- Biro perjalanan
- Keberadaan signage v
- Keberadaan simpul transportasi v
- Kedekatan dengan pusat kegiatan
- Keseuaian cost yang dikeluarkan dan value yang didapatkan oleh
wisatawan
- Kondisi fisik jalan
- Money changer v
- Prasarana pengelolaan limbah v
- Prasarana persampahan v
- Tingkat kepopuleran destinasi wisata
- Wisatawan mancanegara
- Fasilitas makan dan minum v
- Keberadaan transportasi umum

LAP OR AN AK HIR 5 - 36
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

- Memiliki latar belakang budaya lokal


- Pos keamanan
- Prasarana listrik
- Sarana kesehatan
- Wisatawan lokal
- Prasarana air bersih

Untuk indikator yang memiliki skor penilaian sedang, yang menjadi indikator perhatian
selanjutnya ialah:
a. Untuk daya tarik wisata Cipanas Cipatuh diantaranya ialah:
- Pom bensin
- Rawan kecelakaan
- Tingkat kestrategisan daerah berdasarkan kebijakan
- Wisatawan nasional
- Fasilitas makan dan minum
- Keberadaan transportasi umum
- Memiliki latar belakang budaya lokal
- Pos keamanan
- Prasarana listrik
- Sarana kesehatan
- Wisatawan lokal
b. Untuk daya tarik wisata Taman Batu Jasper diantaranya ialah:
- Memiliki icon destinasi wisata
- Memiliki latar belakang sejarah
- Rawan kecelakaan
- Tingkat kestrategisan daerah berdasarkan kebijakan
- Wisatawan nasional

Kemudian untuk skor indikator yang tinggi, yang juga dalam perkembangannya indikator
ini perlu adanya pengembangan agar dapat meningkatkan kualitasnya, diantaranya
ialah:

LAP OR AN AK HIR 5 - 37
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

a. Untuk daya tarik wisata Cipanas Cipatuh diantaranya ialah:


- Pengaruh iklim terhadap kunjungan
- Rasa aman wisatawan
- Rawan bencana
- Tingkat kriminalitas
- Prasarana air bersih
b. Untuk daya tarik wisata Taman Batu Jasper diantaranya ialah:
- Prasarana telekomunikasi
- Tingkat ke-khas-an
- Pom bensin
- Pengaruh iklim terhadap kunjungan
- Rasa aman wisatawan
- Rawan bencana
- Tingkat kriminalitas
Selain itu Berdasarkan hasil analisis Destination Competitiveness ini, diketahui
bahwa daya tarik wisata Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper masing
masing memiliki skor 55 dan 53 dengan skor rata-rata untuk Cipanas Cipatuh
1,6 dan Taman Batu Jasper 1,5. Maka dapat dilihat posisi Destination
Competitiveness daya tarik wisata di Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper
adalah sebagai berikut.

Gambar 5.9. Posisi Destination Competitiveness Daya Tarik Wisata di Cipanas


Cipatuh dan Taman Batu Jasper
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Kondisi diatas menunjukkan kemampuan daya tarik wisata Cipanas Cipatuh


dan Taman Batu Jasper berada pada nilai mendekati sedang, meskipun masih
jauh dari rentang tinggi. Hal tersebut memperlihatkan pada dasarnya Cipanas
Cipatuh dan Taman Batu Jasper sudah memiliki potensi produk wisata yang
cukup baik dengan karakteristik dari alam yang dominan dan juga didukung

LAP OR AN AK HIR 5 - 38
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

oleh kebudayaan masyarakat lokalnya, selain itu juga daerah ini didukung
dengan atraksi alam berupa pemandian air panas di Cipanas Cipatuh serta
batuan peninggalan prasejarah di Taman Wisata Batu Jasper. Hanya saja
kondisi alam yang memiliki potensi tersebut kurang didukung dengan fasilitas
wisata yang memadai, hal ini menyebabkan nilai skoring dari Cipanas Cipatuh
dan Taman Batu Jasper dilihat dari segi produk wisata hanya mendapatkan
nilai hampir mendekati sedang. Untuk itu diperlukan pembangunan dan
pengembangan sarana wisata yang bisa mendukung terhadap kegiatan
pariwisata yang akan dilakukan di Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper,
tentu pembangunan fasilitas wisata tersebut harus melalui proses
perencanaan yang komprehensif dengan mempertimbangkan semua aspek
pengembangan sehingga pembangunan yang dilakukan sesuai dengan tujuan,
tema, dan arahan yang ingin dicapai bagi kepariwisataan di Cipanas Cipatuh
dan Taman Batu Jasper. Hal-hal yang sangat perlu dikembangangkan
pembangunan ini tercapai diantaranya sebagai berikut:
c. Untuk daya tarik wisata Cipanas Cipatuh diantaranya ialah:
- Market Ties:
jika daya tarik wisata ini sudah siap jual skala internasional, perlu adanya
promosi untuk mengenalkan produk wisata tersebut kepada wisatawan
mancanegara
- Awareness/Image:
Keberadaan daya tarik wisata yang mampu mendatangkan wisatawan
sangat ditopang oleh unsur kepopuleran destinasi tersebut, tingkat
kekhasan, dan ikon yang dimiliki destinasi wisata tersebut atau dengan
kata lain image yang dimiliki destinasi wisata. Namun hal tersebut belum
dimiliki oleh daya tarik wisata Cipanas Cipatuh
- Infrastructure:
Kepuasan wisatawan juga seringkali ditunjang dengan adanya
ketersediaan infrastruktur yang secara tidak langsung menjadi bagian
dari kegiatan wisata di suatu daya tarik wisata. Keberadaan infrastruktur
yang memadai di suatu destinasi wisata dapat menunjang perkembangan
wisata di kawasan tersebut namun belum adanya infrastruktur Prasarana

LAP OR AN AK HIR 5 - 39
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

telekomunikasi, Prasarana persampahan, Prasarana pengelolaan limbah


di kawasan daya tarik wisata Cipanas Cipatuh
- Tourism Superstructure:
Keberadaan sarana penunjang pariwisata sangat mendukung eksistensi
suatu daya tarik wisata. Pariwisata bisa dikatakan cukup berkembang
apabila sarana di wilayah daya tarik wisata tersebut sudah memadai.
Namun belum tersedianya Akomodasi berbintang, Akomodasi non
berbintang, Biro perjalanan, Bank/ATM
- Culture and History:
Di kawasan Cipanas Cipatuh belum terdatanya daya tarik wisata yang
memiliki latar belakang sejarah (prasejarah, kerajaan, perjuangan
kemerdekaan Indonesia, dsb)
- Accessibility
Suatu daya tarik wisata akan lebih mudah dijangkau oleh wisatawan
apabila keadaan aksessibilitasnya dalam keadaan baik. Namun masih
terdapat banyak jalur dengan kondisi fisik jalan yang sangat kurang baik
dengan kndisi jalan berbatu, berlubang cukup dalam, kemudian beberapa
masih merupakan jalan tanah. Adapun Keberadaan signage dan
Keberadaan simpul transportasi juga belum tersedia di kawasan Cipanas
CIpatuh
- Cost/Value
Kesesuaian biaya yang dikeluarkan wisatawan dengan pengalaman dan
kepuasan yang didapatkan wisatawan masih sangat jauh dari ekspektasi,
karena belum banyak aktifitas yang dapat dilakukan di kawasan wisata
tersebut
- Location
Selain keberadaan daya tarik yang khas, berbagai sarana yang
melengkapinya dan aksesibilitas yang memadai, dapat menjadikan
destinasi tersebut didatangi wisatawan. Namun untuk lokasi kedekatan
dengan pusat daya tarik wisata ini cukup jauh dengan waktu tempuh bisa
mencapai 2 jam perjalanan.

LAP OR AN AK HIR 5 - 40
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

d. Untuk daya tarik wisata Taman Batu Jasper diantaranya ialah:


- Market Ties:
Di daya tarik wisata Taman Batu Jasper ini untuk kunjungan Wisatawan
mancanegara serta wisatawan lokal masih sangat sedikit.
- Culture and History:
Tidak memilikinya latar belakang budaya lokal yang dapat memperkaya
sumber daya pariwisata khususnya wisata budaya di kawasan wisata
tersebut
- Tourism Superstructure:
Di kawasan wisata Taman Batu Jasper belum tersedianya fasilitas
Akomodasi berbintang, Akomodasi non berbintang, Fasilitas makan dan
minum, Biro perjalanan, Money changer, Sarana kesehatan, Bank/ATM
yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan selama berkunjung ke
kawasan tersebut
- Safety and Security:
Tidak adanya pos keamanan yang dapat dipergunakan untuk fasilitas
keamanan dan kenyamanan wisatawan selama berkunjung ke kawasan
wisata tersebut
- Cost/Value
Kesesuaian biaya yang dikeluarkan wisatawan dengan pengalaman dan
kepuasan yang didapatkan wisatawan masih sangat jauh dari ekspektasi,
karena belum banyak aktifitas yang dapat dilakukan di kawasan wisata
tersebut.

5.3 ANALISIS EKONOMI KREATIF (ANALISIS PEMASARAN)


Selain 3 subsector Ekraf yang sudah ada di Kab Tasikmalaya, dapat dikembangkan
juga subsector lain yang menunjang dengan keberadaan wisata alam, antara lain
Arsitektur, Film Animasi Video, Fotografi, dan Periklanan. Dengan latar belakang
langsung dengan lokasi Cipanas/Air Pancuran dan Taman Batu Jasper yang sudah
menjadi bagian dari situs Geopark Kab. Tasimalaya. Pengembangan wisata keluarga
seperti outbound, tracking, serta disediakan outlet souvenir.

LAP OR AN AK HIR 5 - 41
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Gambar 5.10. Kondisi Eksisting dan Potensi Subsector Ekonomi Kreatif yang
Berkembang pada Wisata Cipanas Ciaptuh dan Taman Batu Jasper

5.4 ANALISIS MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA TASIK


5.4.1 Analisis PESTEL
Analisis PESTEL adalah suatu teknik dalam manajemen strategis yang digunakan
untuk melihat faktor-faktor lingkungan luar/eksternal bisnis yang berpengaruh terhadap
suatu hal (perusahaan, proyek, masalah, dan lain-lain). Menurut Ward and Peppard
(2002) Analisis PEST adalah analisa terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang
meliputi bidang politik, ekonomi, sosial dan Teknologi. PEST digunakan untuk menilai
pasar dari suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PEST adalah kerangka
untuk menilai sebuah situasi dan menilai strategi, arah perusahaan, rencana pemasaran
atau ide. Analisis ini cukup mempengaruhi kebijakan dari suatu perusahaan karena
dengan analisis ini dapat di ambil suatu peluang atau ancaman baru bagi konsep atau
bisnis perusahaan.
Faktor-faktor dari lingkungan biasanya di dianggap bersama-sama dalam tahap
awal pemikiran strategis. Untuk melengkapi analisis tersebut, seringkali ditambahkan
dengan analisis lingkungan (environtment) dan legal (law), sehingga sering disebut
dengan PESTEL.

LAP OR AN AK HIR 5 - 42
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

1) Political
Faktor politik meliputi hukum yang berlaku, kebijakan pemerintah, dan aturan
formal atau informal di lingkungan perusahaan Dalam hal ini, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dan Passion dari pemimpin daerah sangat
menentukan berkembangnya Industri Pariwisata di suatu daerah.
Menurut Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS)
yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011,
Tercantum bahwa visi pembangunan kepariwisataan nasional adalah
terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia,
berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan
kesejahteraan rakyat.
Dari paparan tersebut, secara politis tentunya perkembangan industri pariwisata
merupakan salah satu bidang yang didukung oleh negara. Selain itu, dalam
rangka mendukung perkembangan dan pertumbuhan industri pariwisata
Indonesia serta untuk menambah pendapatan devisa negara, pemerintah juga
mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2015
tentang Bebas Visa Kunjungan bagi orang asing dari negara tertentu untuk masuk
wilayah Indonesia.

LAP OR AN AK HIR 5 - 43
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Dengan bertambahnya jumlah negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa


tersebut menjadi 174 negara, diharapkan kunjungan wisatawan ke Indonesia
pun akan meningkat.

2). Economic
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari
customer dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu daerah. Dalam Pertemuan
Tahunan Bank Indonesia di di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya pada
Kamis 20 Desember 2018, dinyatakan bahwa Pertumbuhan ekonomi wilayah
Priangan Timur mencapai 5,8 persen pada 2018. Angka itu menunjukkan kenaikan
atau akselerasi dibanding pertumbuhan ekonomi pada 2017 yang hanya 5,4
persen.
Di wilayah Priangan Timur, daerah yang inflasinya termasuk dalam perhitungan
inflasi nasional adalah Kota Tasikmalaya, Inflasi Kota Tasikmalaya tercatat lebih
rendah dibandingkan inflasi Jabar maupun nasional. Pada November 2018, inflasi
Kota Santri hanya sebesar 0,26 persen atau lebih rendah dari rata-rata historis lima
tahun terakhir sebesar 0,36 persen. Secara keseluruhan untuk tahun 2018 inflasi
Kota Tasikmalaya diperkirakan mencapai 2,4 persen.
Dari sisi penyaluran kredit, Priangan Timur juga mengalami pertumbuhan sebesar
8,1 persen dengan risiko kredit yang masih terjaga yakni NPL sebesar 3,0 persen.
Sementara itu, penghimpuan DPK tumbuh 10,4 persen. Dengan beberapa indikasi
ekonomi yang baik ini, diasumsikan akan ada banyak penduduk atau masyarakat
dari berbagai kelas ekonomi yang akan melakukan perjalanan wisata.
Industri Pariwisata mendapatkan peluang yang sangat besar karena pertumbuhan
ekonomi yang terjadi. Bertumbuhnya jumlah masyarakat kelas menengah atas
yang menjadikan perjalanan wisata merupakan salah satu hal wajib juga
merupakan indikasi ekonomi yang baik. Destinasi-destinasi wisata akan mudah
mendapatkan konsumen yang ingin berwisata dengan menawarkan pilihan objek
wisata yang baru dengan onsep yang menarik dibandingkan dengan objek wisata
yang lain.

LAP OR AN AK HIR 5 - 44
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

3) Social
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari
pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada
seperti tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi
lingkungan sosial dan lingkungan kerja.
Tren perkembangan kehidupan sosial budaya terkait dengan produksi dan
konsumsi pariwisata juga merupakan salah satu factor pendukung bagi
berkembangnya industri Pariwisata. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang
secara langsung melibatkan masyarakat lokal, sehingga membawa beberapa
manfaat dan dampak terhadap masyarakat lokal. Melalui interaksi antar
penduduk lokal di tempat wisata tersebut dan para wisatawan yang datang akan
memberikan pengertian dan pemahaman antar budaya.
Tidak sedikit masyarakat usia muda mulai menjadikan travelling sebagai bagian
dari gaya hidup. Para wisatawan dapat mengenal budaya dan mengetahui sejarah
penduduk lokal, serta dapat mengamati dan memahami budaya masyarakat lokal.
Namun, perlu dipertimbangkan dampak negatif yang sering mungkin dapat
terjadi, yaitu akan adanya perubahan sosial budaya akibat kedatangan wisatawan.
Hal tersebut dapat dicegah dengan adanya penyaringan terhadap kedatangan
wisatawan, serta penekanan mengenai kebijaksanaan lokal (local wisdom) yang
berlaku pada daerah tersebut dan wajib dpatuhi oleh wisatawan.
Kabupaten dan Kota Tasikmalaya terkenal dengan Kota Santri. Maka, dapat
dikembangkan sebuah daerah pariwisata menyeluruh yang meliputi meliputi
aspek agama, adat, budaya, sosial, ideologi, politik, ekonomi dan teknologi. Selain
itu perlu dikembangkan juga pembangunan pariwisata berkelanjutan dimana
usaha ini menjamin sumber daya alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan
sebagai sumber pembangunan pariwisata dewasa ini yang dilestarikan untuk
generasi mendatang.

4) Technological
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi
tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis perusahaan.
Perkembangan dunia teknologi informasi ditandai dengan penggunaan internet

LAP OR AN AK HIR 5 - 45
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

yang meningkat dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam


pengembangan dunia kepariwisataan di indonesia.
Saat ini, dengan maraknya pemberitaan bebas melalui sosial media, para
wisatawan juga dapat mempromosikan lokasi pariwisata secara langsung. Hal ini
dapat memudahkan pemerintah daerah tanpa harus bekerjasama dengan media
penyiaran swasta. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi ini juga
memudahkan informasi bagi para wisatawan untuk mengetahui lebih dalam
tentang objek-objek wisata dengan sarana dan prasarana pendukungnya seperti
informasi tentang rute, jarak, biaya dan moda yang dapat digunakan untuk
mencapai suatu lokasi wisata.
Perubahan dan perkembangan teknologi informasi juga dapat mempermudah
wisatawan untuk mendapatkan informasi melalui akses internet. Melalui media
internet wisatawan dapat dengan mudah dan cepat mencari informasi, membaca
review dari pengunjung sebelumnya, dan jika mereka tertarik untuk melakukan
perjalanan ke destinasi tersebut, wisatawan dapat melakukan proses transaksi
secara langsung melalui berbagai platform. Calon konsumen tidak perlu datang ke
kantor ataupun menghubungi melalui telepon, hanya dengan duduk di depan
komputer ataupun melalui smartphone, mereka dapat dengan mudah melakukan
transaksi pembelian paket wisata yang diinginkan. Teknologi informasi ini
memberikan manfaat bagi jasa biro perjalanan dan pengguna jasa biro perjalanan.
Teknologi merupakan salah satu pendukung dalam tren berwisata.
Teknologi mempermudah para wisatawan untuk memenuhi perlengkapan dalam
melakukan perjalanan wisata. Dengan duduk di depan komputer ataupun
bersantai dengan gadget, masyarakat bebas menentukan dan memilih destinasi,
memesan tiket transportasi untuk pergi dan pulang, serta memilih dan
menyiapkan akomodasi yang akan digunakan ditempat wisata yang menjadi
tujuan.
Berkembangnya millenial travelers pada saat ini tercatat sekitar 1,75 miliar jiwa di
seluruh dunia, dan 64 juta jiwa di antaranya berada di Indonesia. Sementara itu,
pengguna internet di seluruh dunia pada 2015 mencapai 100 juta jiwa, dan 30% di
antaranya merupakan pasar yang cocok untuk pemasaran travel secara online
karena memanfaatkan internet lebih dari 3 jam per hari Sehingga potensi pasarnya

LAP OR AN AK HIR 5 - 46
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

akan sangat besar bagi Biro Perjalanan Wisata untuk mengembangkan bisnis biro
perjalanan dengan berbasis e-commerce, di mana para millenial generation sudah
akrab dengan perangkat mobile dan transaksi online. Pertumbuhan transaksi
melalui e-commerce sudah mulai terlihat, dan dalam tiga tahun ke depan
diprediksi akan mendominasi penjualan tiket, hotel dan paket tur.

5) Environment
Faktor lingkungan dapat digunakan ketika melakukan perencanaan strategis atau
mencoba mempengaruhi keputusan pembeli seperti faktor lokasi geografis.
Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik,
karena lingkungan fisik merupakan daya tarik utama dari kegiatan wisata.
Kabupaten Tasikmalaya memiliki Beberapa lokasi yang masih sangat alami.
Wilayah Cipanas Cipatuh contohnya, memiliki batasan wilayah yang dikelilingi oleh
hutan pinus. Hal ini merupakan salah satu hal yang dapat menjadi pembeda
dengan lokasi pemandian air panas yang lainnya. Namun hubungan lingkungan
alam dan pariwisata harus lebih diperhatikan, karena tidak sedikit kerusakan yang
ditinggalkan di berbagai lokasi pariwisata alam setelah didatangi wisatawan. Oleh
karena itu, diperlukan peraturan dan analisis lebih lanjut sebelum mendirikan
fasilitas pariwisata seperti hotel, restoran, fasilitas wisata, took cinderamata, dan
bangunan lainnya. Seiring dengan pembangunan tersebut jumlah wisatawan akan
meningkat beserta jumlah kendaraan.
Hal ini akan menyebabkan pembebasan lahan yang sangat luas. Selain dari
bangunan-bangunan yang dibutuhkan di tempat wisata, lahan parker juga akan
membutuhkan lahan yang sangat luas. Untuk itu pemerintah harus melakukan
manajemen pengelolaan pengunjung dan penataan wilayah kota atau desa serta
dibantu oleh masyarakat lokal.

6) Legal
Faktor legal meliputi pengaruh hukum seperti perubahan undang-undang yang
ada atau yang akan datang. Peraturan atau perundang-undangan tersebut
merupakan kebijakan pemerintah yang mengatur dan membatasi segala gerak
modal, barang ataupun jasa. Salah satu contoh peraturan yang ditetapkan

LAP OR AN AK HIR 5 - 47
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

pemerintah daerah tentang Industri Pariwisata adalah Peraturan Pemerintah Kota


Tasikmalaya Nomor 8 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.
Dengan adanya peraturan ini diharapkan usaha pariwisata dapat mendorong iklim
investasi dibidang pariwisata dengan tetap mengedepankan aspek perlindungan
terhadap nilai-nilai budaya, agama, dan karakteristik wilayah Tasikmalaya. Selain
itu, dengan peraturan ini penyelenggaraan pariwisata dapat berjalan dengan baik
dengan mengikuti prinsip yang telah ditetapkan, yaitu menjunjung tinggi norma
agama dan nilai budaya, keragaman budaya, dan kearifan lokal, memberikan
manfaat untuk kesejahteraan masyarakat, memelihara kelestarian alam dan
perlindungan lingkungan, dan hal lainnya.

5.4.2 Analisis SWOT


Menurut Blocher et al., (2007) analisis SWOT merupakan prosedur sistematis
untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu kesuksesan yang dimiliki oleh organisasi
yakni kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal.
Sedangkan menurut Wanti et.al., (2014) analisis SWOT adalah suatu alat perencanaan
stratejik yang penting untuk membantu perencanaan untuk membandingkan kekuatan
dan kelemahan internal perusahaan dengan peluang dan ancaman dari eksternal.
Analisis SWOT didasarkan pada kesesuaian antara sumber daya internal
perusahaan dengan situasi eksternalnya. Kesesuaian yang baik akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang perusahaan serta meminimalisir kelemahan dan ancaman.
Strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) adalah faktor manajemen yang
sepenuhnya dalam kendali manajemen, dimana kekuatan adalah faktorfaktor yang
selama ini berhasil dikendalikan sehingga memberikan dampak positif bagi organisasi.
Sedangkan kelemahan adalah faktor yang tidak berhasil dikelolasehingga memberikan
dampak yang negatif bagi perusahaan. Opportunities (peluang) adalah faktor yang ada
diluar kendali manajemen, tetapi kemunculannya akan memberikan suatu peluang
sukses bagi perusahaan. Jika perusahaan mempunyai kkeuatan yang cukup untuk
beradaptasi. Threats (ancaman) adalah faktor-faktor yang berada diluar manajemen,
tetapi bila muncul akan mengancam hidup organisasi. Ancaman merupakan penghalang
utama bagi organisasi dalam mencapai posisi saat ini atau posisi yang diinginkan.

LAP OR AN AK HIR 5 - 48
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

5.4.2.1 Analisis SWOT pada Lokasi Cipanas-Cipatuh


Analisis SWOT dilakukan berdasarkan 4 (empat) kategori utama, yaitu kategori
Destinasi Pariwisata, Kategori Industri Pariwisata, Kategori Kelembagaan Pariwisata, dan
Kategori Pemasaran Pariwisata.
A. Analisis SWOT Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Destinasi Wisata
Berdasarkan analisis yang telah dijabarkan pada bab ini sebelumnya, terdapat
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancama dalam sisi destinasi wisata sebagai berikut;
Tabel 5.11. Analisis SWOT Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Destinasi Wisata
No Faktor Destinasi Wisata (Internal dan Eksternal) Kategori
Kekuatan (Strength)
Cipanas Cipatuh memiliki daya tarik wisata unggulan, yaitu Destinasi Pariwisata
1
pemandian air panas yang bermanfaat bagi kesehatan (Accessibilities)
Sudah ada transportasi umum (ojek) dalam kawasan Destinasi Pariwisata
2
Cipanas Cipatuh (Accessibilities)
Sudah terdapat kantung parkir terdekat yaitu di depan Destinasi Pariwisata
3
pintu gerbang Cipanas Cipatuh (Accessibilities)
Sudah terdapatnya beberapa fasilitas penunjang
Destinasi Pariwisata
4 pariwisata seperti warung penjual makanan dan
(Amenities)
minuman; toilet, mushola, dan gazebo/shelter
Kental dengan tema alam, khususnya wisata pemandian Destinasi Pariwisata
5
air panas dan pemandangan alam. (Amenities)
Kelemahan (Weakness)
Memiliki latar belakang sejarah dan budaya namun tidak
Destinasi Pariwisata
1 dijaga dan dikembangkan seperti keberadaan pancuran
(Attraction)
tujuh, atraksi kesenian, dll.
Jalur yang dilalui di beberapa kawasan di daerah Desa
Destinasi Pariwisata
2 Sundakerta masih berupa jalan tanah merah terjal dengan
(Accessibilities)
kapasitas 2 (dua) sepeda motor saja
Akses cenderung menanjak dan licin, belum memadai Destinasi Pariwisata
3
untuk kendaraan roda 4 (empat) terutama di (Accessibilities)
Faktor prasarana transportasi yang masih relatif minim,
ditandai dengan minimnya frekuensi dan ketersediaan
Destinasi Pariwisata
4 moda trasnportasi umum untuk menuju destinasi wisata,
(Accessibilities)
sehingga perlu dijangkau dengan kendaraan pribadi serta
berjalan kaki dalam waktu yang relatif lama.
Belum ada signage (penunjuk arah) yang sudah dipasang
Destinasi Pariwisata
5 oleh pengelola untuk memudahkan pengunjung
(Accessibilities)
menjangkau kawasan wisata Cipanas Cipatuh
Belum tersedianya fasilitas penunjang pariwisata di
Kawasan Cipanas Cipatuh seperti:
- Akomodasi non berbintang atau homestay
- Bank/ATM serta money changer Destinasi Pariwisata
- Biro perjalanan, tour and travel, tour guide, jasa (Amenities)
informasi pariwisata (Tourist Information Center
- Keberadaan signage
- Money changer

LAP OR AN AK HIR 5 - 49
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

No Faktor Destinasi Wisata (Internal dan Eksternal) Kategori


Lingkungan alam yang rentan terhadap dampak berbagai Destinasi Pariwisata
6
kegiatan pariwisata (Amenities)
Prasarana dan sarana/fasilitas pendukung kepariwisataan Destinasi Pariwisata
7
yang ada belum memenuhi standar (Amenities)
Belum adanya sistem pengelolaan limbah sehingga
Destinasi Pariwisata
8 sampah berserakan di kawasan wisata tersebut dan
(Amenities)
menimbulkan bau tidak sedap
Minimnya penyediaan prasarana sampah dikawasan
Destinasi Pariwisata
9 tersebut sehingga wisatawan membuang sampah
(Amenities)
sembarangan
Sistem telekomunikasi dikawasan tersebut tidak memadai, Destinasi Pariwisata
10
tidak adanya sinyal telepon dikawasan tersebut (Amenities)
Belum adanya penerapan pengelolaan mitigasi bencana,
Destinasi Pariwisata
11 misal dengan disediakannya jalur dan ruang evakuasi,
(Amenities)
bangunan tahan gempa, dll.
Di area parkir belum ada pengelolaan yang jelas apakah
Dinas Perhubungan atau Dinas Pariwisata, kemudian jika Destinasi Pariwisata
12
tidak ada retribusi tiket parkir yang resmi, maka (Amenities)
dikhawatirkan akan ada pungutan liar
Peluang (Opportunity)
Potensi kawasan hutan dan pertanian dapat
Destinasi Pariwisata
1 dikembangkan untuk atraksi wisata trecking, juga
(Atrraction)
agrowisata
Potensi pengembangan atraksi wisata edukasi serta
Destinasi Pariwisata
2 fotografi dengan memanfaatkan keberadaan flora dan
(Atrraction)
fauna, dan panorama di kawasan tersebut
Potensi pengembangan wisata budaya dengan
Destinasi Pariwisata
3 diangkatnya cerita rakyat mengenai kesakralan pancuran
(Atrraction)
tujuh yang memiliki 7 mata air yang berbeda
Terdapatnya potensi seni pertunjukan dapat
dikembangkan menjadi wisata budaya, yang ditunjang Destinasi Pariwisata
4
oleh fasilitas pertunjukannya itu sendiri seperti (Aminities)
ampitheater, atau panggung terbuka
Potensi pengembangan konsep adventure untuk Destinasi Pariwisata
5 wisatawan milenial (Aminities)

Ancaman (Threats)
Terdapat banyak daya tarik wisata di Kab Tasikmalaya
1 Destinasi Pariwisata
yang lebih menarik minat iwisatawan untuk berkunjung
Ancaman kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap
2 daya tarik wisata (misal kegiatan penambangan, Destinasi Pariwisata
penebangan hutan, dll).
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Setelah mengidentifikasi poin-poin SWOT di atas, tahapan berikutnya adalah membuat


matriks SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan:

LAP OR AN AK HIR 5 - 50
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Tabel 5.12. Matriks SWOT Untuk Merumuskan Strategi Pengembangan Cipanas


Cipatuh Dilihat Dari Destinasi Wisata
Strength Weakness
S-O W-O
• Memperbaiki fasilitas penunjang • Melakukan branding destinasi wisata
pemandian air panas seperti toilet, sebagai destinasi wisata adventure,
mushola, shelter, dan penjual dan nature photography (W2, W3,
makanan agar para pengunjung W4, W5, W6, W12, O1, O5)
yang selesai melakukan adventure, • Memetakan dan membangun dua
tracking, atau kegiatan lainnya jalur berbeda bagi wisatawan yang
dapat beristirahat dengan nyaman menyenangi jalur tracking/offroad
(S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2) dengan jalur umum (W2, W3, W4,
• Melakukan konservasi budaya W5, W6, W12, O5)
mengenai kesakralan Air Pancuran • Menentukan spot fotografi di tempat-
Opportunity

Tujuh melalui tulisan, flyer, atau tempat khusus dan membangun


dengan mengadakan seni sarana yang dibutuhkan (W2, W3,
pertunjukkan yang sarat dengan W4, W5, W6, W12, O1)
kisah dan cerita rakyat. (S1, S5, O3, • Membangun panguung terbuka untuk
O4) pertunjukan mengenai seni dan cerita
rakyat (W1, O3, O4)
• Membuat prasarana dan
sarana/fasilitas pendukung
kepariwisataan yang memenuhi
standar seperti sistem pengolahan
limbah, sistem telekomunikasi,
pengelolaan mitigasi bencana, dan
sistem pengelolaan yang jelas. (W7,
W8, W9, W10, W11, W12, O1, O2, O3,
O4, O5)
S-T W-T
• Melakukan benchmarking dan • Memanfaatkan alam yang masih
analisis pasar pada DTW lain di Kab alami sebagai identitas daya tarik
Tasikmalaya dan merumuskan wisata yang cocok untuk millenial
strategi branding khusus dengan yang hobi dengan kegiatan outdoor
target pasar yang lebih dan adventure. (W1, W2, W3, W4,
Threat

terdefinisikan. (S1, S2, S3, S4, T1) W5, W6, W7, T1)
• Membuat pengelolaan yang baik • Membangun koordinasi yang jelas
bekerjasama dengan masyarakat antara pihak-pihak terkait agar dapat
sekitar agar tidak terjadi perusakan mengelola bersama daya tarik wisata
yang akan berdampak negatif pada dengan sistem community based
daya tarik wisata (S5, T2) tourism (CBT) (W8, W9, W10, W11,
W12, T2)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

B. Analisis SWOT Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Kelembagaan Pariwisata

LAP OR AN AK HIR 5 - 51
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Daya Tarik atau destinasi wisata tentu saja tidak lepas dari upaya pengelolaan
daya Tarik tersebut. Adapun analisis SWOT dari sisi kelembagaan (pengelolaan) adalah
sebagai berikut;
Tabel 5.13. Analisis SWOT Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Kelembagaan Pariwisata
No Faktor Kelembagaan (Internal dan Eksternal)
Kekuatan (Strength)
1 Sudah terdapat lembaga yang mengelola daya tarik wisata Cipanas Cipatuh
Di Cipanas Cipatuh sudah diterapkan sistem bagi hasil dari retribusi daya tarik
2
wisata antara Perhutani, CV. Kurnia makmur abadi, dan Desa Sukasetia
Kelemahan (Weakness)
1 Masyarakat belum sepenuhnya sadar wisata
2 Pokdarwis (kelompok sadar wisata) belum ada,
Belum ada pemberdayaan masyarakat terhadap pengembangan wisata di Cipanas
3
CIpatuh
Terbatasnya kemampuan SDM yang bergerak di bidang usaha pariwisata,
4
sehingga memerlukan pelatihan dalam mengasah kemempuan.
Kemitraan yang selama ini terjadi antara Perhutani, CV. Kurnia makmur abadi, dan
Desa Sukasetia tidak melibatkan pihak Desa Sundakerta yang mana Cipanas
Cipatuh berada di Desa Sundakerta, serta pemberdayaan untuk masyarakat
5 sundakerta juga tidak dipenuhi. Hal tersebut menjadi permasalahan dalam
pembangunan kepariwisataan di kawasan Cipanas Cipatuh khususnya untuk
permasalahan pendapatan (PAD), sehingga PAD Desa Sundakerta merosot tajam
dikarenakan kerjasama ini.
Peluang (Opportunity)
Adanya komitmen pemerintah di tingkat Kabupaten untuk mengembangkan daya
1
tarik wisata yang potensial dan belum berkembang
2 Dukungan masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata Cipanas Cipatuh
Faktor pendanaan (dari pusat, daerah, donatur) dapat dimanfaatkan bagi
3
pengembangan pariwisata menurut prioritas pengembangannya.
4 Adanya Program CSR yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan pariwisata.
5 Keberadaan usia produktif yang berpotensi sebagai SDM pariwisata.
Adanya program BUMDes yang dapat diterapkan di kawsan tersebut untuk
6
membantu manajerial pengelolaan Cipanas Cipatuh
Keilmuan Pariwisata dapat diusulkan untuk masukan ke muatan lokal
7
Pendidikan, agar masyarakat sudah sadar wisata sejak dini
Ancaman (Threats)
Pegawai yang dikirim dari daerah luar Kabupaten Tasikmalaya dikhawatirkan
1
akan mengurangi kesempatan kerja SDM lokal.
Ketidaksinkronan kebijakan berikut implementasi kebijakan pemerintah pusat
2
dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah.
Kepemilikan lahan di kawasan wisata Cipanas Cipatuh ialah masyarakat lokal,
3 yang dikhawatirnkan akan menghambat pengembangan dan pembangunan
pariwisata
Pengelolaan yang tidak terorganisir akan dikhawatirkan adanya Pemungutan liar
4
di kawasan wisata
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

LAP OR AN AK HIR 5 - 52
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Adapun matriks strategi pengembangan yang dihasilkan dari analisis kelembagaan


adalah sebagai berikut;
Tabel 5.14. Matriks Strategi Pengembangan Cipanas Cipatuh Dilihat Dari
Kelembagaan Pariwisata
Strength Weakness
S-O W-O
• Melakukan mediasi untuk evaluasi • Menginisiasi adanya Pokdarwis di
kinerja kerjasama antara pihak daerah sekitar (W1, W2, W3, W4, W5,
yang terlibat dalam pengelolaan O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7)
daya tarik wisata (S1, S2, O1, O2, • Melakukan edukasi terkait keilmuan
O3, O4, O5, O6, O7) kepariwisataan baik di sekolah formal
• Merumuskan pengelolaan berbasis maupun dalam organisasi desa (W1,
Opportunity

komunitas yang lebih W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5,
menguntungkan bagi semua pihak O6, O7)
dan membuat garis waktu • Mempersiapkan masyarakat sebagai
perencanaan pelaksanaannya (S1, bagian dari pengelolaan community
S2, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7) based tourism (W1, W2, W3, W4, W5,
• Mempertimbangkan pelibatan O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7)
pihak lain yang dapat
menyumbangkan dana
pengelolaan seperti dana CSR atau
sumber pendanaan lainnya (S1, S2,
O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7)
S-T W-T
• Memperbarui kerjasama dengan • Melakukan edukasi dan pembentukan
CV Kurnia Makmur Abadi dan Pokdarwis bagi warga sekitar agar
membuat kesepakan dan siap menjadi bagian dari community
monitoring mengenai pelibatan based tourism (W1, W2, W3, W4, W5,
masyarakat lokal (S1, S2, T1, T2) T1, T4)
• Bersama pihak yang telah
bersepakat, melakukan sosialisasi
ke pemerintah daerah, provinsi
dan pusat untuk menyepakati
kebijakan terkait pelaksanaan
Threat

kelembagaan daya tarik wisata (S1,


S2, T2)
• Melakukan focus group discussion
dengan para stakeholder
(termasuk warga, pemerintah
desa, dan lain-lain) untuk
menemukan solusi terbaik yang
disepakati bersama mengenai
kepemilikan lahan (S1, S2, T3)
• Membentuk rencana
komprehensif mengenai
pengelolaan wisata berbasis
komunitas (S1, S2, T4)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

LAP OR AN AK HIR 5 - 53
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

A. Analisis SWOT Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Industri Pariwisata


Pelibatan industri wisata sebagai penunjang daya Tarik wisata tentu sangat
dibutuhkan untuk berlangsungnya pengembangan daya tarik wisata. Dalam hal ini,
analisis SWOT pada industri pariwisata dapat diuraikan sebagai berikut;
Tabel 5.15. Analisis SWOT Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Industri Pariwisata
No Faktor Industri Pariwisata (Internal dan Eksternal)
Kekuatan (Strength)
Memiliki produk industri yang bisa dikembangkan menjadi buah tangan wisatawan
1
diantaranya : anyaman bambu, serta Tas Rajut
Kelemahan (Weakness)
Hasil produk industri yang sudah ada belum ada produksi secara luas sebagai oleh-
1
oleh
Belum diterapkannya standarisasi pengelolaan usaha pariwisata secara umum (misal
2
homestay dan rumah makan).
Belum adanya penataan dan perijinan (Legal kepengurusan atau pengelolaan) untuk
3
UMKM di kawasan tersebut
Belum adanya Identifikasi produk industri untuk UMKM di kawasan wisata CIpanas
4
CIpatuh
5 Belum adanya Aspek Legal UMKM/surat ijin usaha
Peluang (Opportunity)
Sudah ada pengrajin yang mengajak beberapa masyarakat untuk ikut memproduksi
1
anyam bambu dan tas rajut
Terbukanya kesempatan berinvestasi dalam pengembangan usaha pariwisata, baik
2
bagi pihak asing maupun dalam negeri.
Ancaman (Threats)
Industri pariwisata cenderung lebih banyak berkembang di dekat ibu kota
1
kabupaten Tasikmalaya
Adanya persaingan yang ketat antar daerah dalam menarik jumlah wisatawan,
2 seperti Pangandaran dan Garut yang memiliki kelebihan sarana dan prasarana
pendukung yang baik untuk kegiatan pariwisata.
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disusun matrik strategi pengembangan


sebagai berikut;
Tabel 5.16. Strategi Pengembangan Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Industri Pariwisata
Strength Weakness
S-O W-O
• Mengadakan program untuk • Mengadakan program untuk
Opportunity

memberdayakan masyarakat memberdayakan masyarakat agar


agar dapat lebih dapat lebih mengembangkan
mengembangkan produksi produksi anyam bambu dan tas rajut
anyam bambu dan tas rajut (S1, (W1, O2, O3)
O1, O2)

LAP OR AN AK HIR 5 - 54
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Strength Weakness
• Melakukan pendekatan dengan • Melibatkan masyarakat dalam
investor dan pihak-pihak perencanaan konsep besar pariwisata
penyedia dana lainnya untuk di daerah Cipatuh (W2, O2)
pengembangan industri • Bekerjasama dengan lembaga terkait
pariwisata yang mendukung untuk mengedukasi dan
daya tarik wisata (S1, O2) menggerakkan industri Pariwisata di
sekitar Cipatuh (W3, W4, W5, O1, O2)
S-T W-T
• Bersama masyarakat dan • Melibatkan warga dan pelaku industri
pelaku industri pariwisata pariwisata sekitar untuk bersama-sama
setempat merumuskan menyusun target jangka panjang
keunikan khas daerah Cipatuh pembangunan dan pelaksanaan industri
agar dapat bersaing dengan pariwisata (W1, W2, W3, T1, T2)
Threat

industri pariwisata di daerah • Melakukan analisis dan perencanaan


lainnya (S1, T1, T2) pembangunan industri yang lebih dalam
dan detail (W4, T1, T2)
• Bekerjasama dengan lembaga terkait
untuk mempermudah legal bagi pelaku
industri pariwisata di daerah CIpatuh
(W5, T1, T2)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

B. Analisis SWOT Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Pemasaran Pariwisata


Setelah melakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki kelembagaan,
industry serta destinasi pariwisata, maka hal yang paling penting adalah melakukan
analisis terhadap pemasaran pariwisata. Berikut uraian analisis SWOT Cipanas Cipatuh
pada pemasaran pariwisata:
Tabel 5.17. Analisis SWOT Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Pemasaran Pariwisata
No Faktor Pemasaran Pariwisata (Internal dan Eksternal)
Kekuatan (Strength)
Cipanas Cipatuh sudah dikunjungi oleh wisatawan lokal dengan infomasi sebagian
1
besar dari mulut ke mulut.
Kelemahan (Weakness)
Belum ada Branding daya tarik wisata Cipanas Cipatuh yang terencana dan
1
terpromosikan dengan baik.
2 Daya tarik wisata budaya/ kesenian belum banyak diketahui oleh wisatawan
Wisatawan yang datang sebagian besar berasal dari Tasikmalaya, belum ada kunjungan
3
dari luar Tasikmalaya karena promosi yang belum optimal
Belum adanya studi pasar pariwisata yang lebih mendalam untuk mengetahui
4
karakteristik wisatawan, pola perjalanan, serta preferensi wisatawan.
5 Masih minimnya upaya pemasaran dan promosi daya tarik wisata yang tepat sasaran.
6 Belum ada website resmi (official website) tentang kepariwisataan di Cipanas Cipatuh.
7 Tingkat kepopuleran Cipanas Cipatuh masih belum banyak dikenal masyarakat

LAP OR AN AK HIR 5 - 55
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Peluang (Opportunity)
Media promosi seperti media sosial (Instagram, youtube, facebook) dapat membantu
1
promosi
Kerjasama dengan selebgram atau youtuber, serta jurnalis wisata dapat membantu
2
mempromosikan Cipanas Cipatuh
Adanya tren wisatawan yang memilih wisata alam dan adventure sebagai wisata favorit
3
untuk dikunjungi terutama kaum milenial.
4 Belum memilikinya icon destinasi wisata yang khas yang dikenal wisatawan
Terdapatnya komunitas fotografi wisata dapat berpotensi untuk menjadi mitra dalam
5
pembuatan profiling daya tarik wisata Cipanas Cipatuh untuk media promosi
Untuk menarik minat wisatawan dapat dibuatkannya kalender event, bisa dibuat
6 sendiri oleh pengelola Cipanas Cipatuh, ataupun berkolaborasi dengan dayatarik wisata
lainnya di sekitar Cipanas CIpatuh
Saat ini terdapatnya Tren millennial traveler serta
7
Tren wisata petualangan (adventurer) yang dapat menjadi target pasar
Ancaman (Threats)
Belum siapnya pemerintah daerah dalam memanfaatkan teknologi informasi.untuk
1
kegiatan promosi
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan matrik strategi pengembangan pada


pemasaran pariwisata Cipanas Cipatuh:
Tabel 5.18. Matrik Strategi Pengembangan Dilihat Dari Pemasaran Pariwisata
Cipanas Cipatuh
Strength Weakness
S-O W-O
 Mengadakan campign • Merumuskan branding kit untuk daya tarik
terkait konten marketing wisata Cioanas Cipatuh (W1, O1, O2, O3, O4,
Cipanas Cipatuh melalui O5, O6, O7)
kanal youtube, instagram, • Merumuskan paket wisata adventure yang
facebook, dan social media dipaketkan dengan pertunjukan
lainnya (S1, O1, O2, O3, O5, budaya/kesenian sekitar (W2, (S1, O1, O2, O3,
O6, O7) O5, O6, O7)
Opportunity

 Bekerjasama dengan • Bekerjasama dengan daya tarik wisata lain di


selebgram atau social media sekitar untuk berkolaborasi membuat event
influencer untuk tahunan (W1, W2, W3, W7, O1, O2, O3, O6)
memasarkan daya tarik • Pembuatan laman daring (website, sosial
wisata (S1, O1, O2, O3, O5, media, dan lain-lain) untuk memperkenalkan
O6, O7) daya tarik wisata pada khalayak umum (W1,
 Merumuskan icon dan W2, W3, W5, W6, W7, O1, O2, O3, O4, O5, O7)
branding kit untuk daya • Melakukan analisis pariwisata yang lebih
tarik wisata Cioanas Cipatuh mendalam dan menyusun dokumen akademik
(S1, O4) serta rencana tahunan yang lebih mendetail
(W4, O1, O2, O3, O4, O5, O7)

S-T W-T
Threat

• Mengadakan campign • Melibatkan pihak-pihak, lembaga, dan


terkait konten komunitas terkait untuk berkolaborasi
marketing Cipanas membuat kegiatan promosi daya tarik wisata

LAP OR AN AK HIR 5 - 56
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Strength Weakness
Cipatuh melalui kanal Cipanas Cipatuh W1, W2, W3, W4, W5, W6,
youtube, instagram, W7, T1)
facebook, dan social
media lainnya oleh
pengunjung (S1, T1)

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

5.4.2.2 Analisis SWOT Untuk Lokasi Taman Batu Jasper


A. Analisis SWOT Taman Batu Jasper Dilihat Dari Destinasi Wisata
Sebagai daya Tarik wisata yang sarat dengan ilmu pegetahuan, analisis SWOT
lokasi Taman Batu Jasper dapat dikategorikan sebagai berikut;
Tabel 5.19. Analisis SWOT Taman Batu Jasper Dilihat Dari Destinasi Wisata
No Faktor Destinasi Pariwisata (Internal dan Eksternal) Kategori
Kekuatan (Strength)
Taman Batu Jasper memiliki daya tarik wisata unggulan,
Destinasi Pariwisata
1 yaitu keberadaan batuan Jasper berwarna merah yang
(Accessibilities)
terbentuk jutaan tahun yang lalu
Sudah ada transportasi umum (ojek) dalam kawasan Destinasi Pariwisata
2
Taman Batu Jasper (Accessibilities)
Destinasi Pariwisata
3 Sudah terdapat kantung parkir
(Accessibilities)
Kental dengan tema alam yang sarat akan ilmu Destinasi Pariwisata
4
pengetahuan alam khususnya bebatuan alam (Amenities)
Kelemahan (Weakness)
Akses di jalur Desa Cibuniasih menuju Taman Batu Jasper
masih berupa jalan tanah bebatuan sehingga perlu Destinasi Pariwisata
1
perbaikan untuk kenyamanan wisatawan menuju lokasi (Accessibilities)
wisata
Faktor prasarana transportasi yang masih relatif minim,
ditandai dengan minimnya frekuensi dan ketersediaan Destinasi Pariwisata
2
moda trasnportasi umum untuk menuju destinasi wisata, (Accessibilities)
sehingga perlu dijangkau dengan kendaraan pribadi
Belum ada signage (penunjuk arah) yang dipasang oleh
Destinasi Pariwisata
3 pengelola untuk memudahkan pengunjung menjangkau
(Accessibilities)
kawasan wisata Taman Batu Jasper
Belum tersedianya fasilitas penunjang pariwisata di
Kawasan Taman Batu Jasper seperti:
- Akomodasi non berbintang atau hometay
- Fasilitas makan dan minum Destinasi Pariwisata
4
- Bank/ATM (Amenities)
- Biro perjalanan, tour and travel, tour guide, jasa
informasi pariwisata (Tourist Information Center)
- Keberadaan signage

LAP OR AN AK HIR 5 - 57
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

No Faktor Destinasi Pariwisata (Internal dan Eksternal) Kategori


- Money changer
- Pos keamanan
- Sarana kesehatan
Destinasi Pariwisata
5 Belum adanya sistem pengelolaan limbah
(Amenities)
Minimnya penyediaan prasarana sampah dikawasan Destinasi Pariwisata
6
tersebut (Amenities)
Belum adanya penerapan pengelolaan mitigasi bencana,
Destinasi Pariwisata
7 misal dengan disediakannya jalur dan ruang evakuasi,
(Amenities)
bangunan tahan gempa, dll.
Di area parkir belum ada pengelolaan yang jelas apakah
Dinas Perhubungan atau Dinas Pariwisata, kemudian jika Destinasi Pariwisata
8
tidak ada retribusi tiket parkir yang resmi, maka (Amenities)
dikhawatirkan akan ada pungutan liar
Peluang (Opportunity)
Dengan adanya tren Pembelajaran abad 21 yang
menuntut critical thinking dan proses belajar langsung di Destinasi Pariwisata
1
lapangan menjadi potensi bagi day atarik wisata Taman (Atrraction)
Batu Jasper untuk mengembangkan konsep eduwisata
Potensi kawasan perkebunan dan pertanian dapat
Destinasi Pariwisata
2 dikembangkan untuk atraksi wisata trecking, juga
(Atrraction)
agrowisata
Terdapatnya keberadaan flora dan fauna di kawasan
Destinasi Pariwisata
3 tersebut dapat berpotensi untuk pengembangan atraksi
(Atrraction)
wisata edukasi serta fotografi
Dengan kondisi kawasan wisata yang berada di alam
bebas, serta dengan kondisi aksesibilitas dan fasilitas yang Destinasi Pariwisata
4
belum memadai bisa dikembangkan konsep wisata (Aminities)
adventure untuk wisatawan milenial
Ancaman (Threats)
Terdapat banyak daya tarik wisata di Kab Tasikmalaya
1 Destinasi Pariwisata
yang lebih menarik minat iwisatawan untuk berkunjung
Ancaman kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap
2 daya tarik wisata (misal kegiatan penambangan, Destinasi Pariwisata
penebangan hutan, dll).
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Berdasarkan uraian tersebur, dapat dirumuskan matrik strategi pengembangan


destinasi pariwisata Taman Batu Jasper adalah sebagai berikut;
Tabel 5.20. Matrik Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Taman Batu
Jasper
Strength Weakness
Opportu

S-O W-O
nity

• Melakukan analisa dan • Memperbaiki akses jalan menuju Taman


perencanaan lebih mendalam Batu Jasper agar dapat dilintasi transportasi

LAP OR AN AK HIR 5 - 58
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Strength Weakness
mengenai konsep edutrip dan massal atau minimal kendaraan roda
eduwisata Taman Batu Jasper empat (W1, O1, O2, O3, O4)
(S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4) • Bekerjasama dengan instansi terkait untuk
meyediakan transportasi umum yang
melintas ke wilayah Taman Batu Jasper
(W2, O1, O2, O3, O4)
• Bekerjasama dengan instansi terkait untuk
pemasanga petunjuk arah (W3, O1, O2, O3,
O4)
• Mendirikan fasilitas penunjang pariwisata
lainnya seperti Bank, ATM, homestay, biro
perjalanan, dan lain-lain (W4, O1, O2, O3,
O4)
• Merancang dan membangun sistem
pengelolaan limbah beserta masyarakat
yang tergabung (W5, W6, O1, O2, O3, O4)
• Perancangan pengembangan community
based tourism untuk pengelolaan Taman
Batu Jasper (W7, W8, O1, O2, O3, O4)
S-T W-T
• Melakukan benchmarking dan • Membuat analisis dan perencanaan yang
analisis pasar pada DTW lain lebih detail mengenai pengembangan daya
di Kab Tasikmalaya dan tarik wisata Taman Batu Jasper serta
merumuskan strategi menyusun garis waktu pembangunan
branding khusus dengan fasilitas penunjang daya tarik wisata (W1,
target pasar yang lebih W2, W3, W4, W5, W6, T1, T2)
Threat

terdefinisikan. (S1, S2, S3, S4, • Membangun koordinasi yang jelas antara
T1) pihak-pihak terkait agar dapat mengelola
• Membuat pengelolaan yang bersama daya tarik wisata dengan sistem
baik bekerjasama dengan community based tourism (CBT) (W7, W8,
masyarakat sekitar agar tidak T2)
terjadi perusakan yang akan
berdampak negatif pada daya
tarik wisata (S5, T2)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

B. Analisis SWOT Taman Batu Jasper Dilihat Dari Industri Pariwisata


Karena daya Tarik wisata Taman Batu Jasper belum dikembangkan sebagai
destinasi wisata, maka Taman Batu Jasper belum memiliki kekuatan di bidang industry
pariwisata. Uraian analisis SWOT industri pariwisata Taman Batu Jasper dapat diuraikan
sebagai berikut;

LAP OR AN AK HIR 5 - 59
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Tabel 5.21. Analisis SWOT Taman Batu Jasper Dilihat Dari Industri Pariwisata
No Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Kekuatan (Strength)
1 Belum ada kekuatan di daya tarik wisata dalam hal Industri Pariwisata
Kelemahan (Weakness)
1 Hasil produk industri yang belum ada produksi secara luas sebagai oleh-oleh
Belum diterapkannya standarisasi pengelolaan usaha pariwisata secara umum
2
(misal homestay dan rumah makan).
Belum adanya penataan dan perijinan (Legal kepengurusan atau pengelolaan)
3
untuk UMKM di kawasan tersebut
Belum adanya Identifikasi produk industri untuk UMKM di kawasan wisata Taman
4
Batu Jasper
5 Belum adanya Aspek Legal UMKM/surat ijin usaha
Peluang (Opportunity)
Terbukanya kesempatan berinvestasi dalam pengembangan usaha pariwisata, baik
1
bagi pihak asing maupun dalam negeri.
Ancaman (Threats)
Industri pariwisata cenderung lebih banyak berkembang di dekat ibu kota
1
kabupaten Tasikmalaya
Adanya persaingan yang ketat antar daerah dalam menarik jumlah wisatawan,
2 seperti Pangandaran dan Garut yang memiliki kelebihan sarana dan prasarana
pendukung yang baik untuk kegiatan pariwisata.
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disusun matriks rencana pengembangan industry


pariwisata Taman Batu Jasper sebagai berikut;
Tabel 5.22. Matriks Rencana Pengembangan Industry Pariwisata Taman Batu Jasper
Strength Weakness
S-O W-O
N/A • Melakukan analisis dan perencanaan
pengembangan yang lebih detail
mengenai pengembangan industri
pariwisata di Taman Batu Jasper (W1, W2,
W4, O1)
• Mengadakan program untuk
Opportunity

memberdayakan masyarakat agar dapat


lebih mengembangkan industri
pariwisata di daerah Taman Batu Jasper
(W2, W3, O1)
• Melibatkan masyarakat dalam
perencanaan konsep besar pariwisata di
daerah Cipatuh (W1, W2, W4, O1)
• Bekerjasama dengan lembaga terkait
untuk mengedukasi dan menggerakkan
industri Pariwisata di sekitar Taman Batu
Jasper (W3, W5, O1)

LAP OR AN AK HIR 5 - 60
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Strength Weakness
S-T W-T
• N/A • Melibatkan warga dan pelaku industri
pariwisata sekitar untuk bersama-sama
menyusun target jangka panjang
pembangunan dan pelaksanaan industri
pariwisata (W1, W2, W3, T1, T2)
Threat

• Melakukan analisis dan perencanaan


pembangunan industri yang lebih dalam
dan detail (W4, T1, T2)
• Bekerjasama dengan lembaga terkait
untuk mempermudah legal bagi pelaku
industri pariwisata di daerah Taman BAtu
Jasper (W5, T1, T2)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

C. SWOT Taman Batu Jasper pada Kelembagaan Pariwisata


Taman Batu Jasper belum dikelola secara kelembagaan oleh pihak manapun.
Bahkan, sebagian lahannya merupakan lahan milik warga. Dalam hal ini, analisis SWOT
Taman Batu Jasper di sisi Kelembagaan Pariwisata dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 5.23. Analisis SWOT Taman Batu Jasper di sisi Kelembagaan Pariwisata
No Faktor Kelembagaan Pariwisata (Internal dan Eksternal)
Kekuatan (Strength)
Taman Batu Jasper belum dikelola sebagai daya Tarik wisata yang khusus, jadi secara
1
kelembagaan destinasi wisata ini belum memiliki kekuatan
Kelemahan (Weakness)
1 Masyarakat belum sepenuhnya sadar wisata
2 Pokdarwis (kelompok sadar wisata) belum ada,
Belum ada pemberdayaan masyarakat terhadap pengembangan wisata di Taman
3
Batu Jasper
Terbatasnya kemampuan SDM yang bergerak di bidang usaha pariwisata, sehingga
4
memerlukan pelatihan dalam mengasah kemempuan.
5 Belum adanya pengelolaan wisata di daya tarik wisata Taman Batu Jasper
Peluang (Opportunity)
Adanya komitmen pemerintah di tingkat Kabupaten untuk mengembangkan daya
1
tarik wisata yang potensial dan belum berkembang
2 Dukungan masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata Taman Batu Jasper
Faktor pendanaan (dari pusat, daerah, donatur) dapat dimanfaatkan bagi
3
pengembangan pariwisata menurut prioritas pengembangannya.
4 Adanya Program CSR yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan pariwisata.
Adanya program BUMDes yang dapat diterapkan di kawasan tersebut untuk
5
membantu manajerial pengelolaan Taman Batu Jasper
6 Keilmuan Pariwisata dapat diusulkan untuk masukan ke muatan lokal Pendidikan,
agar masyarakat sudah sadar wisata sejak dini

LAP OR AN AK HIR 5 - 61
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

No Faktor Kelembagaan Pariwisata (Internal dan Eksternal)

Ancaman (Threats)
Pegawai yang dikirim dari daerah luar Kabupaten Tasikmalaya dikhawatirkan akan
1
mengurangi kesempatan kerja SDM lokal.
Ketidaksinkronan kebijakan berikut implementasi kebijakan pemerintah pusat
2
dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah.
Kepemilikan lahan di kawasan wisata Taman Batu Jasper ialah masyarakat lokal, yang
3
dikhawatirkan akan menghambat pengembangan dan pembangunan pariwisata
Pengelolaan yang tidak terorganisir akan dikhawatirkan adanya Pemungutan liar di
4
kawasan wisata Taman Batu Jasper
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Berdasarkan uraian analisis tersebut, dapat dirumuskan matrik strategi pengembangan


kelembagaan pariwisata Taman Batu Jasper sebagai berikut;
Tabel 5.24. Matrik Strategi Pengembangan Kelembagaan Pariwisata
Taman Batu Jasper
Strength Weakness
S-O W-O
• N/A • Menginisiasi adanya Pokdarwis di daerah sekitar (W1,
W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7)
Opportunity

• Melakukan edukasi terkait keilmuan kepariwisataan


baik di sekolah formal maupun dalam organisasi desa
(W1, W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7)
• Mempersiapkan masyarakat sebagai bagian dari
pengelolaan Community Based Tourism (W1, W2, W3,
W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7)
S-T W-T
• N/A • Melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan para
stakeholder (termasuk warga, pemerintah desa, dan
lain-lain) untuk menemukan solusi terbaik yang
disepakati bersama mengenai kepemilikan lahan (W1,
Threat

W2, W3, W4, W2, T3, T4)


• Membentuk rencana komprehensif mengenai
pengelolaan wisata berbasis komunitas (W5, T4)
• Melakukan edukasi dan pembentukan Pokdarwis bagi
warga sekitar agar siap menjadi bagian dari
Community Based Tourism (W1, W2, W3, W4, W5, T1,
T4)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

LAP OR AN AK HIR 5 - 62
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

D. SWOT Taman Batu Jasper pada Pemasaran Pariwisata


Dalam hal ini, analisis SWOT Taman Batu Jasper di sisi pemasaran Pariwisata
dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 5.25. Analisis SWOT Taman Batu Jasper di sisi Pemasaran Pariwisata
No Faktor Pemasaran Pariwisata (Internal dan Eksternal)
Kekuatan (Strength)
Taman Batu Jasper sudah dikunjungi oleh wisatawan lokal (mahasiswa) dengan
1
infomasi sebagian besar dari mulut ke mulut.
Kelemahan (Weakness)
Belum ada Branding daya tarik wisata Taman Batu Jasper yang terencana dan
1
terpromosikan dengan baik.
Wisatawan yang datang sebagian besar berasal dari Tasikmalaya, belum ada
2
kunjungan dari luar Tasikmalaya karena promosi yang belum optimal
Belum adanya studi pasar pariwisata yang lebih mendalam untuk mengetahui
3
karakteristik wisatawan, pola perjalanan, serta preferensi wisatawan.
4 Masih minimnya upaya pemasaran dan promosi daya tarik wisata yang tepat sasaran.
Belum ada website resmi (official website) tentang kepariwisataan di Taman Batu
5
Jasper
6 Tingkat kepopuleran Taman Batu Jasper masih belum banyak dikenal masyarakat
Peluang (Opportunity)
Media promosi seperti media sosial (Instagram, youtube, facebook) dapat membantu
1
promosi
Kerjasama dengan selebgram atau youtuber, serta jurnalis wisata dapat membantu
2
mempromosikan Taman Batu Jasper
Adanya peluang bagi sekolah dan institusi pendidikan untuk melakukan studi tour dan
3
melakukan pembelajaran lapangan terkait diberlakukannya pembelajaran abad 21
Untuk menarik minat wisatawan dapat dibuatkannya kalender event, bisa dibuat
4 sendiri oleh pengelola Taman Batu Jasper, ataupun berkolaborasi dengan dayatarik
wisata lainnya di sekitar Taman Batu Jasper
Ancaman (Threats)
Belum siapnya pemerintah daerah dalam memanfaatkan teknologi informasi.untuk
1
kegiatan promosi
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan matrik strategi pengembangan pada


pemasaran pariwisata Taman Batu Jasper:

LAP OR AN AK HIR 5 - 63
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A

Tabel 5.26. Matrik Strategi Pengembangan Pemasaran Pariwisata


Taman Batu Jasper
Strength Weakness
S-O W-O
• Mengadakan campign terkait • Merumuskan branding kit untuk daya tarik
konten marketing Cipanas wisata Taman Batu Jasper (W1, O1, O2, O3,
Cipatuh melalui kanal youtube, O4, O5, O6, O7)
instagram, facebook, dan social • Membuat paket penawaran pada sekolah-
media lainnya (S1, O1, O2) sekolah untuk berkunjung dan melakukan
• Bekerjasama dengan pembelajaran lapangan di Taman Batu
selebgram atau social media Jasper terkait penelitian batuan (W1, O3)
Opportunity

influencer untuk memasarkan • Bekerjasama dengan daya tarik wisata lain di


daya tarik wisata (S1, O1, O2 sekitar untuk berkolaborasi membuat event
• Merumuskan icon dan tahunan (W1, W2, W3, W7, O1, O2, O3, O6)
branding kit untuk daya tarik • Pembuatan laman daring (website, sosial
wisata Taman Batu Jasper (S1, media, dan lain-lain) untuk
O3) memperkenalkan daya tarik wisata pada
khalayak umum (W1, W2, W3, W5, W6, W7,
O1, O2, O3, O4, O5, O7)
• Melakukan analisis pariwisata yang lebih
mendalam dan menyusun dokumen
akademik serta rencana tahunan yang lebih
mendetail (W4, O1, O2, O3, O4, O5, O7)
S-T W-T
• Mengadakan campign terkait • Melibatkan pihak-pihak, lembaga, dan
konten marketing Taman Batu komunitas terkait untuk berkolaborasi
Jasper melalui kanal youtube, membuat kegiatan promosi daya tarik
instagram, facebook, dan social wisata Taman Batu Jasper (W1, W2, W3, W4,
Threat

media lainnya oleh pengunjung W6, T1)


(S1, T1)
• Melakukan pendataan pada
pengunjung eksisting dan
menawarkan paket kunjungan
wisata massal (S1, T1)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

LAP OR AN AK HIR 5 - 64

Anda mungkin juga menyukai