HASIL ANALISIS
5.1 ANALISIS SPASIAL
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten perlu
menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Tasikmalaya dalam pengaturan tata ruang atau peruntukan kawasan
pariwisata. RTRW Kabupaten Tasikmalaya menetapkan rencana struktur ruang dan pola
pemanfaatan ruang kabupaten sebagai arahan dalam peruntukan kawasan di wilayah
Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu, terdapat pula penetapan rencana sistem jaringan
infrastruktur untuk mendukung pengembangan pariwisata.
Penetapan pola ruang kawasan di Kabupaten Tasikmalaya memberikan nilai
penting bagi pengembangan kegiatan pariwisata yang dapat terselenggara tidak hanya
di kawasan yang secara khusus diperuntukan bagi kawasan pariwisata, namun juga
kegiatan pariwisata dapat terselenggara di kawasan lainnya seperti kawasan lindung,
kawasan permukiman, kawasan perdagangan, dan kawasan lainnya.
Rencana struktur pola ruang memberikan arahan bagi pengembangan pusat-
pusat pelayanan pariwisata yang akan dikembangkan baik pusat primer maupun pusat
sekunder. Penetapan kawasan strategis wilayah pun memberikan arahan bagi
pengembangan pariwisata di kawasan yang memiliki nilai strategis.
Dalam analisis lebih lanjut dari sekian banyak objek pariwisata di Kabupaten
Tasikmalaya, dilakukan pemilihan prioritas pengembangan pada 2 objek pariwisata
karena 2 objek pariwisata ini kurang berkembang, padahal memiliki potensi dari sisi
ruang baik dari sisi struktur maupun pola ruangnya. Untuk lebih jelasnya mengenai
struktur dan pola ruang terkait dengan pariwisata dalam rencana tata ruang wilayah
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Tasikmalaya
Rencana Struktur Kawasan strategis
Kawasan Wisata Rencana Pola Ruang
Ruang Kabupaten
Cipanas Cipatuh Di Sistem perkotaan kawasan hutan
Desa Sundakerta Kabupaten sebagai lindung
Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL).
Taman Batu Jasper di Sistem perkotaan Wisata Geologi KSK dari sudut
Desa Cibuniasih Kabupaten sebagai Batumulia Jasper kepentingan
Pusat Pelayanan pendayagunaan
Lingkungan (PPL). sumberdaya alam
dan atau teknologi
tinggi yaitu KSK Batu
Mulia Jasper
Sumber: RTRW Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031
di Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelerengan lapangan, jenis tanah, dan curah
hujan dengan nilai skor lebih dari 175, Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan
lapangan 40% atau lebih, dan pada daerah yang keadaan tanahnya peka terhadap erosi
dengan kelerengan lapangan lebih dari 25% dan Kawasan hutan yg mempunyai
ketinggian 2.000 meter atau lebih diatas permukaan laut.
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya buatan, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga
keseimbangan ekosistem antar wilayah, dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna
mendukung proses pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Tasikmalaya.
Selain itu Taman batu jasper di Desa Cibuniasih Kecamatan Pancatengah
merupakan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan Pendayagunaan
Sumberdaya Alam. Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan bagian wilayah
kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau
lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif.
Taman batu jasper di Desa Cibuniasih Kecamatan Pancatengah Merupakan
kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi di wilayah kabupaten, antara lain:
1. Fungsi bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan posisi geografis sumber daya alam strategi,
2. Sumber daya alam strategis.
terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang – orang mau
datang berkunjung ke tempat daya tarik wisata. Menurut (Edward, 1991) daya tarik
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : a) Natural attraction yaitu daya tarik yang tumbuh dari
bentukan dan lingkungan alami. Jenis Natural attraction yaitu iklim, pemandangan, flora
dan fauna serta keunikan alam lainnya. b) Cultural attraction yaitu daya tarik yang
berasal dari bentukan lingkungan dan budaya aktivitas manusia. Cultural attraction
mencakup sejarah, arkeologi, religi dan kehidupan tradisional.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengumpulan data dilapangan
didapatkan informasi mengenai pariwisata di kawasan wisata Cipanas Cipatuh dan
Taman Batu Jasper, Berikut adalah penjabaran mengenai daya tarik wisata Cipanas
Cipatuh dan Taman Batu Jasper yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
Yang sekarang dikelola oleh pihak ketiga itu bersumber dari cikahuripan, dan
sudah di desain lebih baik . Untuk potensi dari segi ekonomis nya desa
sundakerta mengkhasilkan gula aren, souvenir dari limbah bambu dan anyaman
bambu, serta Tas Rajut yang dirajut secara manual.
Kawasan wisata Cipanas Cipatuh ini dikenal sebagai wisata untuk pengobatan.
Bahwa air panas yang ada dikawasan wisata ini dipercaya dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit, seperti penyakit kulit, gatal-gatal, dan lainnya.
Selain untuk pengobatan Cipanas Cipatuh juga dipercaya jika wisatawan mandi
dikawasan tersebut, dapat membuang sial. Akan tetapi nilai-nilai ini sudah mulai
hilang. Karena di kawasan Cipanas ini sudah direnovasi, pancuran air nya sudah
diperbaiki.
Kawasan wisata Cipanas Cipatuh ini awalnya dikelola oleh pihak desa Sundakerta
dan Karangtaruna Desa sundakerta. Pada tahun 2017 Desa Sundakerta
melakukan kerjasama dengan pihak ke tiga yaitu Perhutani, CV. Kurnia makmur
abadi, dan Desa Sukasetia. Alasan kerjasama ini dikarenakan agar
pengembangan dan pengelolaan wisata lebih baik. Perjanjian PKS ini habis di
tanggal 30 agustus 2019. Dan sudah melakukan perpanjangan kontrak, akan
tetapi pihak Desa Sundakerta tidak diundang dalam perpanjangan kontrak
tersebut.
Menurut warga Desa Sundakerta dan pemerintahan Desa Sundakerta kerjasama
ini banyak mendatangkan hal negatif, salah satunya adalah pendapatan untuk
PAD ke desa menjadi sedikit dari awa lnya saat dikelola oleh pihak sundakerta
dapat menyumbang 1,5-2 juta / tahun sekarang setelah di kerjasamakan menjadi
800 ribu /pertahun. Selain itu pemberdayaan untuk masyarakat sundakerta juga
tidak dipenuhi.
2. Accessibilty (Aksesibilitas)
Untuk menuju ke daya tarik wisata Cipanas Cipatuh ini dapat dilalui dari 3 akses,
yaitu
a. Dapat di akses melalui kecamatan Kadipaten Tasikmalaya sekitar 15 Km untuk
sampai tujuan, 13 km kodisi jalan nya baik beraspal dengan lebar jalam 8 meter.
Dan 2 km menuju ke kawasan wisata masih sangat kurang karena kondisi nya
masih tanah.
b. Melalui Wanaraja Kabupaten Garut, akses melalui jalan ini lebih jauh sekitar 17
km. Dengan kondisi jalan 15 km baik dan 2 km kondisinya buruk.
c. Melalui jalan baru Cisinga, jika melalui jalan ini untuk sampai ke tempat wisata
hanya berjarak 12 km. Dengan kondisi 7 km kondisi jalannya baik dan 5 km
kondisinya buruk.
Mengenai kondisi jenis jalan yaitu jenis Jalan Raya yang merupakan kelas
jalan provinisi dengan panjang jalan 9 km, lebar jalan 8 m, kualitas jalan B,
kondisinya ialah baik. Dari jalan raya Ciawi menuju ke Desa Sundakerta ini kurang
lebih 18 km, untuk menuju ke kawasan wisata wisatawan hanya melewati jalan
provinsi sekitar 9 km.
Untuk kondisi jenis jalan akses yang merupakan kelas jalan Desa dengan
panjang jalan 7 km, lebar jalan 4 m, kualitas jalan B, Kondisi jalan dari kantor desa
menuju wisata sekitar 2 km itu kondisinya baik beraspal. Dan 5 km menuju
kawasan wisata kondisi nya kurang karena masih tanah. Jika mengakses dari
Desa Sundakerta tidak bisa sampai ke tujuan menggunakan kendaraan,
wisatawan harus berjalan sekitar 5 km.
Di Desa Sundakerta tidak terdapat terminal, terminal terdekat berada di
Kecamatan Kadipaten dengan jarak untuk mengkases ke terminal tersebut
sekitar 15 km. Di Desa Sundakerta tidak ada bus. Paling dekat wisatawan harus
ke Ciawi dengan jarak nya sekitar 15 km. Untuk kendaraan di dalam kawasan
wisata, wisatawan hanya dapat menggunakan ojeg sebagai transportasi.
3. Amenity (Fasilitas)
Setiap destinasi wisata memerlukan Fasilitas pendukung yang bisa memenuhi
kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di lokasi pariwisata. seperti
fasilitas penginapan untuk tempat tinggal bagi wisatawan yang datang, sarana
ibadah untuk wisatawan yang beragama, pondok setengah terbuka sebagai
tempat untuk duduk menikmati keindahan alam, restoran atau warung juga
sangat penting bagi wisatawan yang datang tidak membawa bekal makanan atau
yang menginap beberapa hari, tempat parkir merupakan salah satu fasilitas
pendukung yang sangat penting dengan tempat parkir yang memadai dapat
membatu wisatawan yang datang dengan kendaraan roda dua maupun roda
empat, tidak hanya itu juga dapat menambah pendapatan masyarakat setempat,
MCK. Jasa angkut, jasa komunikasi, jasa pemandu wisata, pos keamanan, dan
area pejalan kaki. Sehingga dapat memudah wisatawan yang datang berkunjung
di lokasi pariwisata. Maka dari itu Keberadaan fasilitas penunjang wisata
dibutuhkan oleh wisatawan selama melakukan kegiatan wisata. Berikut ini
konidisi fasilitas wisata yang terdapat di kawasan wisata Cipanas Cipatuh:
Tabel 5.4. Fasilitas Yang Ada Di Cipanas Cipatuh
Ketersediaan
Amenity
No Tidak Kondisi
(Fasilitas) Ada
Ada
1 Akomodasi
2 Fasilitas Terdapatnya fasilitas makan dan minum yaitu
Makanan & cafe-cafe yang berada sebelum menuju ke
Minuman kawasan wisata Cipatuh.
LAP OR AN AK HIR 5 - 10
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Ketersediaan
Amenity
No Tidak Kondisi
(Fasilitas) Ada
Ada
LAP OR AN AK HIR 5 - 11
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Ketersediaan
Amenity
No Tidak Kondisi
(Fasilitas) Ada
Ada
12 Visitor Center
/ TIC
13 Tempat
Belanja
14 Fasilitas
Olahraga
15 Kios
Cinderamata
16 Money
Changer
17 WC Umum / Kondisinya kurang memadai
MCK
LAP OR AN AK HIR 5 - 12
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Ketersediaan
Amenity
No Tidak Kondisi
(Fasilitas) Ada
Ada
Gambar 5.3. Fasilitas Wisata di sekitar Wisata Cipanas Cipatuh Desa Sundakerta
LAP OR AN AK HIR 5 - 13
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 14
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Di lokasi ini, proses terbentuknya batuan ini diperkirakan terjadi pada zaman
miosen sekitar 20-25 juta tahun lalu saat Tasikmalaya selatan masih berada di
dasar laut. proses pembentukan yang mengandung larutan hidrotermal ini juga
yang mempengaruhi warna pada batu-batu tersebut. Saat ini terdapat batu
LAP OR AN AK HIR 5 - 15
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
mulia berwarna merah berjumlah 200 buah batu jasper dengan berat rata-rata
50 ton.
Kawasan Taman Batu Jasper berada di sepanjang sungai Cimedang, Namun
lokasi terbanyak ditemukan batuan tersebut terletak di Dusun Pasirgintung Desa
Cibuniasih. Lokasi Taman Batu Jasper tidak jauh dari pemukiman dan
perkebunan warga. Bahkan beberapa batu jasper berada di tanah perorangan
milik warga.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami jika aktivitas utama yang bisa
dilakukan di taman batu jasper merupakan aktivitas wisata edukatif. Terdapat
banyak wisatawan terutama mahasiswa yang melakukan kunjungan ke lokasi ini.
lokasi ini kaya akan ilmu pengetahuan kebumian dan informasi tentang batuan
terutama batu jasper.
Selain itu, kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah fotografi. formasi batuan
jasper yang ada cocok jika dijadikan latar belakang foto. selain itu, wisatawan
bisa memaksimalkan bentuk dan warna batuan yang tercipta akibat proses alami
sebagai objek foto yang menarik.
Namun, Taman batu jasper ini belum dikelola dengan baik oleh pemerintah
karena terkendala biaya. bahkan dahulu pernah ada aktivitas pertambangan
batu oleh pihak swasta. Aktivitas yang mengeksplorasi batuan tanpa aturan jelas
mengancam kelestarian taman batu jasper.
Dengan keadaan alam dan nilai heritage, Taman batu jasper berpotensi untuk
dijadikan lokasi wisata unggulan. salah satunya adalah faktor Keberadaan lokasi
batu mulia dengan jumlah besar yang sangat langka di Indonesia.
Berdasarkan hasil pengumpulan data selama dilapangan, maka dapat diketahui
daya tarik wisata aktual dan potensial serta aktivitas wisata apa saja yang
terdapat di daya tarik wisata Taman batu jasper, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
LAP OR AN AK HIR 5 - 16
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Tabel 5.5. Daya Tarik Wisata Aktual Dan Potensial Serta Aktivitas Wisata
Di Taman Batu Jasper
Check List
No. Jenis Aktivitas Wisata
Aktual Potensial
1. Sungai V Geowisata, Edukasi
2 Flora V Fotografi
3 Fauna V Fotografi
4 Perkebunan V Tracking
5. Pertanian V Tracking
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2019
2. Accessibility (Aksesibilitas)
Desa Cibuniasih terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Barat yang terletak sekitar
170 km dimana dapat ditempuh selama 5 jam dan 30 menit dari Kota Bandung.
Infrastruktur jalan menuju lokasi ini adalah jalan provinsi yang dilanjutkan dengan
jalan kota/kabupaten dan jalan desa. berikut ini adalah informasi jarak menuju desa
Cibuniasih.
Tabel 5.6. Jarak, Waktu Tempuh Dan Moda Transportasi
Waktu
Jarak Kualitas
Dari Menuju tempuh Moda Transportasi Keterangan
(km) Jalan
(menit)
Desa Cibongas – Desa 9 20 Mobil, motor, Cukup Lebar jalan
Ibu kota Cibuniasih angkutan desa, 4m
Kecamatan bis
Pancatengah
Desa Singaarna – Desa 60 120 Mobil, motor, baik Lebar jalan
Ibu kota Cibuniasih angkutan desa, 4m
Kabuapten bis
Tasikmalaya
Desa Cibuniasih Taman Batu 5 10 Mobil, motor Cukup - Lebar jalan
Jasper Kurang 3m
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2019
Dari tabel diatas terlihat untuk menuju lokasi wisata taman batu jasper cukup
mudah. Dengan dukungan infrastruktur jalan dan moda transportasi yang ada
dibutuhkan sekitar 2 jam dari Desa Singaparna dan sekitar 20 menit dari desa
Cibongas. Kualitas jalan dari lokasi strategis di kecamatan atau kabupaten menuju
desa cibuniasih sudah cukup baik. sedangkan kualitas jalan menuju lokasi taman
batu jasper memerlukan perbaikan karena masih berupa tanah dan bebatuan.
Di Desa Cibuniasih sudah terdapat terminal mini bus yang biasa digunakan warga
menuju Tasikmalaya. jadwal keberangkatan bis dimulai dari jam 06.00 pagi hingga
LAP OR AN AK HIR 5 - 17
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
jam 16.00 sore dengan frekuensi keberangkatan setiap 4 jam sekali. pengunjung bisa
melanjutkan perjalanan menggunakan otor atau ojeg menuju lokasi taman batu
jasper.
Gambar 5.5. Kondisi Jalan Menuju Wisata Batu Jasper Desa Cibuniasih
3. Amenities (Fasilitas)
Sebagai sebuah lokasi wisata, fasilitas yang mendukung terjadinya aktivitas wisata
sangat penting. fasilitas wisata banyak mempengaruhi minat wisata dan lama
wisatawan berkunjung di lokasi tersebut.
LAP OR AN AK HIR 5 - 18
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
20 ATM
LAP OR AN AK HIR 5 - 19
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Ketersediaan
No Amenity (fasilitas) Keterangan
Ada Tidak ada
21 Pom Bensin Berupa pertamini sebanya
k 3 unit berjarak 2 – 3 km dari
lokasi
22 Interpretasi
23 - Brosur
- Papan info
- Rambu-rambu
- Interpreter
- Peta Wisata
Sumber: Hasil Survey Lapangan, Tahun 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat jika beberapa fasilitas ada yang sudah memadai,
belum memadai dan belum tersedia. fasilitas yang sudah memadai adalah sumber
air bersih, system komunikasi, fasilitas kesehatan dan pombensin. fasilitas yang
belum memadai adalah fasilitas makan dan minum, sumber daya listrik, sistem
pembuangan limbah, fasilitas keamanan, dan area parkir. sedangkan fasilitas yang
belum tersedia adalah akomodasi, pintu gerbang, TIC, tempat belanja, fasilitas
olahraga, kios cinderamata, money changer, wc umum, shelter, ATM, dan media
interpretasi.
LAP OR AN AK HIR 5 - 20
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
arah kebijakan dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu perintisan daya tarik
wisata, pembangunan daya tarik wisata, pemantapan daya tarik wisata, dan revitalisasi
daya tarik wisata. Keempat kategori tersebut juga menunjukkan tingkat perkembangan
daya tarik wisata. Masing-masing tingkat perkembangan dicirikan oleh karakteristik atau
kondisi tertentu berikut ini:
a) Tingkat Perintisan
Tingkatan ini merupakan tahap mulai dibuka, beroperasi, atau dikenalnya suatu daya
tarik wisata. Jumlah wisatawan pada tahap ini relatif masih sedikit terutama pada
daya tarik wisata alam atau budaya, sedangkan pada daya tarik wisata buatan bisa
jauh lebih banyak jumlahnya. Sedikit atau banyak sebenarnya bersifat relatif
tergantung pada ukuran atau skala daya tarik wisatanya. Pada daya tarik wisata
alam, tingkat aksesibilitasnya biasanya masih rendah, begitu pula tingkat
penyediaan fasilitas penunjang juga masih terbatas. Sebagian besar unit usaha pada
tahap ini berada pada penguasaan penduduk lokal. Kualitas daya tarik wisata
biasanya masih baik dan sifat alamiahnya masih terpelihara dengan dampak yang
belum terasa.
b) Tahap Pembangunan
Pada tahap ini jumlah pengunjung terus bertambah dengan semakin dikenalnya
daya tarik wisata oleh pasar, baik melalui pemasaran formal maupun dari mulut ke
mulut. Kelengkapan fasilitas terus dilengkapi dengan kualitas pelayanan yang makin
meningkat. Peran penduduk lokal dalam pengelolaan unit usaha masih tinggi.
Dampak negatip, terutama sosial dan lingkungan, masih relative kecil dan dapat
dikendalikan. Pada daya tarik wisata alam, khususnya wisata ekologis, pembangunan
dilakukan dengan tetap mempertahankan daya dukung lingkungan yang ketat
sehingga jumlah pengunjung juga masih relatif terbatas.
c) Tahap Pemantapan
Jumlah pengunjung mencapai titik tertinggi seiring dengan pemasaran yang makin
mantap, kelengkapan dan kualitas fasilitas dan pelayanan terus meningkat,
penduduk lokal memperoleh banyak manfaat dari pengelolaan berbagai unit usaha,
namun dampak makin terasa seiring dengan jumlah pengunjung yang sangat
banyak. Secara ekonomi, daya tarik wisata ini memberikan sumbangan yang
signifikan pada keberlangsungan perekonomian daerah.
LAP OR AN AK HIR 5 - 21
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
d) Tahap Revitalisasi
Pada tahap ini biasanya ditandai dengan pertumbuhan atau bahkan jumlah
pengunjung mulai menurun, baik disebabkan oleh kualitas atau kondisi daya tarik
wisata yang menurun atau kalah bersaing dengan daya tarik wisata lain. Pada daya
tarik wisata alam, kualitas lingkungan terus mengalami penurunan. Pengelolaan unit
usaha sudah banyak diambil alih oleh penduduk dari luar daerah. Bila tidak dilakukan
suatu tindakan revitalisasi maka daya tarik wisata ini secara pelan-pelan atau cepat
akan mati atau kehilangan pengunjung.
Berdasarkan hasil temuan dilapangan bahwa tingkat perkembangan daya tarik wisata di
Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper dapat dianalisis sebagai berikut:
LAP OR AN AK HIR 5 - 22
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 23
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E N G E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 24
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Posisi DTW
Cipanas
Cipatuh dan
Taman Batu
Jasper
LAP OR AN AK HIR 5 - 25
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 26
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 27
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 28
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 29
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 30
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 31
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 32
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 33
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Dari kondisi eksisting daya tarik wisata di Cipanas Cipatuh dan Taman Batu
Jasper, maka dapat dilakukan analisis variabel destination competitiveness untuk
mengukur sejauh mana daya tarik wisata tersebut dapat dikembangkan sebagai industri
pariwisata yang memiliki daya saing dan daya jual yang tinggi, adapun analisisnya dapat
dilihat berikut ini:
Tabel 5.10. Analisis Variabel Destination Competitiveness di Cipanas Cipatuh dan
Taman Batu Jasper
Skor
No Variabel Indikator Cipanas Taman
Cipatuh Batu Jasper
1 Physiography and Rawan bencana 3 3
Climate Pengaruh iklim terhadap kunjungan 3 3
2 Market Ties Wisatawan mancanegara 1 1
Wisatawan nasional 2 2
Wisatawan lokal 2 1
3 Culture and Memiliki latar belakang sejarah 1 2
History Memiliki latar belakang budaya lokal 2 1
4 Tourism Akomodasi berbintang 1 1
Superstructure Akomodasi non berbintang 1 1
Fasilitas makan dan minum 2 1
Biro perjalanan 1 1
Money changer 1 1
Sarana kesehatan 2 1
Pom bensin 2 3
Bank/ATM 1 1
5 Safety and Rawan kecelakaan 2 2
Security Pos keamanan 2 1
Tingkat kriminalitas 3 3
Rasa aman wisatawan 3 3
6 Cost/Value Keseuaian cost yang dikeluarkan dan
1 1
value yang didapatkan oleh wisatawan
7 Accessibility Kondisi fisik jalan 1 1
Keberadaan transportasi umum 2 1
Keberadaan signage 1 1
Keberadaan simpul transportasi 1 1
8 Awareness/Image Tingkat kepopuleran destinasi wisata 1 1
Tingkat ke-khas-an 1 3
Memiliki icon destinasi wisata 1 2
9 Location Tingkat kestrategisan daerah
2 2
berdasarkan kebijakan
Kedekatan dengan pusat kegiatan 1 1
10 Infrastructure Prasarana listrik 2 1
Prasarana telekomunikasi 1 3
Prasarana pengelolaan limbah 1 1
Prasarana persampahan 1 1
Prasarana air bersih 3 1
LAP OR AN AK HIR 5 - 34
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Skor
No Variabel Indikator Cipanas Taman
Cipatuh Batu Jasper
Total 55 53
Rata-rata (skor / 34 indikator) 1,6 1,5
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019
Variabel-variabel yang dikaji dalam analisis Destination ini terdiri dari unsur
physiography and climate, market ties, tourism suprastructur, safety and security,
cost/value, accessibility, cultural and heritage, awareness/image, location dan
infrastructure. Dari keseluruhan variabel ini diberikan skoring untuk dapat melihat
variabel mana saja yang memerlukan perhatian khusus dalam pengembangannya, yang
dapat dilihat pada spider web diagram berikut ini:
1
34 3 2
33 3
32 4
31 5
30 2 6
29 7
28 1 8
27 9
0
26 10
25 11
24 12
23 13
22 14
21 15
20 16
19 17
18
Gambar 5.8. Spider Web Diagram, Destination Competitiveness Cipanas Cipatuh &
Taman Batu Jasper
Berdasarkan spider web diagram tersebut dapat dilihat indikator yang memiliki skor
penilaian rendah ialah:
a. Untuk daya tarik wisata Cipanas Cipatuh diantaranya ialah:
- Akomodasi non berbintang
- Bank/ATM
- Biro perjalanan
LAP OR AN AK HIR 5 - 35
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
- Keberadaan signage
- Keberadaan simpul transportasi
- Kedekatan dengan pusat kegiatan
- Keseuaian cost yang dikeluarkan dan value yang didapatkan oleh
wisatawan
- Kondisi fisik jalan
- Memiliki icon destinasi wisata
- Memiliki latar belakang sejarah
- Money changer
- Prasarana pengelolaan limbah
- Prasarana persampahan
- Prasarana telekomunikasi
- Tingkat ke-khas-an
- Tingkat kepopuleran destinasi wisata
- Wisatawan mancanegara
b. Untuk daya tarik wisata Taman Batu Jasper diantaranya ialah:
- Akomodasi non berbintang v
- Bank/ATM v
- Biro perjalanan
- Keberadaan signage v
- Keberadaan simpul transportasi v
- Kedekatan dengan pusat kegiatan
- Keseuaian cost yang dikeluarkan dan value yang didapatkan oleh
wisatawan
- Kondisi fisik jalan
- Money changer v
- Prasarana pengelolaan limbah v
- Prasarana persampahan v
- Tingkat kepopuleran destinasi wisata
- Wisatawan mancanegara
- Fasilitas makan dan minum v
- Keberadaan transportasi umum
LAP OR AN AK HIR 5 - 36
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Untuk indikator yang memiliki skor penilaian sedang, yang menjadi indikator perhatian
selanjutnya ialah:
a. Untuk daya tarik wisata Cipanas Cipatuh diantaranya ialah:
- Pom bensin
- Rawan kecelakaan
- Tingkat kestrategisan daerah berdasarkan kebijakan
- Wisatawan nasional
- Fasilitas makan dan minum
- Keberadaan transportasi umum
- Memiliki latar belakang budaya lokal
- Pos keamanan
- Prasarana listrik
- Sarana kesehatan
- Wisatawan lokal
b. Untuk daya tarik wisata Taman Batu Jasper diantaranya ialah:
- Memiliki icon destinasi wisata
- Memiliki latar belakang sejarah
- Rawan kecelakaan
- Tingkat kestrategisan daerah berdasarkan kebijakan
- Wisatawan nasional
Kemudian untuk skor indikator yang tinggi, yang juga dalam perkembangannya indikator
ini perlu adanya pengembangan agar dapat meningkatkan kualitasnya, diantaranya
ialah:
LAP OR AN AK HIR 5 - 37
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 38
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
oleh kebudayaan masyarakat lokalnya, selain itu juga daerah ini didukung
dengan atraksi alam berupa pemandian air panas di Cipanas Cipatuh serta
batuan peninggalan prasejarah di Taman Wisata Batu Jasper. Hanya saja
kondisi alam yang memiliki potensi tersebut kurang didukung dengan fasilitas
wisata yang memadai, hal ini menyebabkan nilai skoring dari Cipanas Cipatuh
dan Taman Batu Jasper dilihat dari segi produk wisata hanya mendapatkan
nilai hampir mendekati sedang. Untuk itu diperlukan pembangunan dan
pengembangan sarana wisata yang bisa mendukung terhadap kegiatan
pariwisata yang akan dilakukan di Cipanas Cipatuh dan Taman Batu Jasper,
tentu pembangunan fasilitas wisata tersebut harus melalui proses
perencanaan yang komprehensif dengan mempertimbangkan semua aspek
pengembangan sehingga pembangunan yang dilakukan sesuai dengan tujuan,
tema, dan arahan yang ingin dicapai bagi kepariwisataan di Cipanas Cipatuh
dan Taman Batu Jasper. Hal-hal yang sangat perlu dikembangangkan
pembangunan ini tercapai diantaranya sebagai berikut:
c. Untuk daya tarik wisata Cipanas Cipatuh diantaranya ialah:
- Market Ties:
jika daya tarik wisata ini sudah siap jual skala internasional, perlu adanya
promosi untuk mengenalkan produk wisata tersebut kepada wisatawan
mancanegara
- Awareness/Image:
Keberadaan daya tarik wisata yang mampu mendatangkan wisatawan
sangat ditopang oleh unsur kepopuleran destinasi tersebut, tingkat
kekhasan, dan ikon yang dimiliki destinasi wisata tersebut atau dengan
kata lain image yang dimiliki destinasi wisata. Namun hal tersebut belum
dimiliki oleh daya tarik wisata Cipanas Cipatuh
- Infrastructure:
Kepuasan wisatawan juga seringkali ditunjang dengan adanya
ketersediaan infrastruktur yang secara tidak langsung menjadi bagian
dari kegiatan wisata di suatu daya tarik wisata. Keberadaan infrastruktur
yang memadai di suatu destinasi wisata dapat menunjang perkembangan
wisata di kawasan tersebut namun belum adanya infrastruktur Prasarana
LAP OR AN AK HIR 5 - 39
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 40
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 41
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Gambar 5.10. Kondisi Eksisting dan Potensi Subsector Ekonomi Kreatif yang
Berkembang pada Wisata Cipanas Ciaptuh dan Taman Batu Jasper
LAP OR AN AK HIR 5 - 42
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
1) Political
Faktor politik meliputi hukum yang berlaku, kebijakan pemerintah, dan aturan
formal atau informal di lingkungan perusahaan Dalam hal ini, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dan Passion dari pemimpin daerah sangat
menentukan berkembangnya Industri Pariwisata di suatu daerah.
Menurut Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS)
yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011,
Tercantum bahwa visi pembangunan kepariwisataan nasional adalah
terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia,
berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan
kesejahteraan rakyat.
Dari paparan tersebut, secara politis tentunya perkembangan industri pariwisata
merupakan salah satu bidang yang didukung oleh negara. Selain itu, dalam
rangka mendukung perkembangan dan pertumbuhan industri pariwisata
Indonesia serta untuk menambah pendapatan devisa negara, pemerintah juga
mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2015
tentang Bebas Visa Kunjungan bagi orang asing dari negara tertentu untuk masuk
wilayah Indonesia.
LAP OR AN AK HIR 5 - 43
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
2). Economic
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari
customer dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu daerah. Dalam Pertemuan
Tahunan Bank Indonesia di di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya pada
Kamis 20 Desember 2018, dinyatakan bahwa Pertumbuhan ekonomi wilayah
Priangan Timur mencapai 5,8 persen pada 2018. Angka itu menunjukkan kenaikan
atau akselerasi dibanding pertumbuhan ekonomi pada 2017 yang hanya 5,4
persen.
Di wilayah Priangan Timur, daerah yang inflasinya termasuk dalam perhitungan
inflasi nasional adalah Kota Tasikmalaya, Inflasi Kota Tasikmalaya tercatat lebih
rendah dibandingkan inflasi Jabar maupun nasional. Pada November 2018, inflasi
Kota Santri hanya sebesar 0,26 persen atau lebih rendah dari rata-rata historis lima
tahun terakhir sebesar 0,36 persen. Secara keseluruhan untuk tahun 2018 inflasi
Kota Tasikmalaya diperkirakan mencapai 2,4 persen.
Dari sisi penyaluran kredit, Priangan Timur juga mengalami pertumbuhan sebesar
8,1 persen dengan risiko kredit yang masih terjaga yakni NPL sebesar 3,0 persen.
Sementara itu, penghimpuan DPK tumbuh 10,4 persen. Dengan beberapa indikasi
ekonomi yang baik ini, diasumsikan akan ada banyak penduduk atau masyarakat
dari berbagai kelas ekonomi yang akan melakukan perjalanan wisata.
Industri Pariwisata mendapatkan peluang yang sangat besar karena pertumbuhan
ekonomi yang terjadi. Bertumbuhnya jumlah masyarakat kelas menengah atas
yang menjadikan perjalanan wisata merupakan salah satu hal wajib juga
merupakan indikasi ekonomi yang baik. Destinasi-destinasi wisata akan mudah
mendapatkan konsumen yang ingin berwisata dengan menawarkan pilihan objek
wisata yang baru dengan onsep yang menarik dibandingkan dengan objek wisata
yang lain.
LAP OR AN AK HIR 5 - 44
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
3) Social
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari
pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada
seperti tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi
lingkungan sosial dan lingkungan kerja.
Tren perkembangan kehidupan sosial budaya terkait dengan produksi dan
konsumsi pariwisata juga merupakan salah satu factor pendukung bagi
berkembangnya industri Pariwisata. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang
secara langsung melibatkan masyarakat lokal, sehingga membawa beberapa
manfaat dan dampak terhadap masyarakat lokal. Melalui interaksi antar
penduduk lokal di tempat wisata tersebut dan para wisatawan yang datang akan
memberikan pengertian dan pemahaman antar budaya.
Tidak sedikit masyarakat usia muda mulai menjadikan travelling sebagai bagian
dari gaya hidup. Para wisatawan dapat mengenal budaya dan mengetahui sejarah
penduduk lokal, serta dapat mengamati dan memahami budaya masyarakat lokal.
Namun, perlu dipertimbangkan dampak negatif yang sering mungkin dapat
terjadi, yaitu akan adanya perubahan sosial budaya akibat kedatangan wisatawan.
Hal tersebut dapat dicegah dengan adanya penyaringan terhadap kedatangan
wisatawan, serta penekanan mengenai kebijaksanaan lokal (local wisdom) yang
berlaku pada daerah tersebut dan wajib dpatuhi oleh wisatawan.
Kabupaten dan Kota Tasikmalaya terkenal dengan Kota Santri. Maka, dapat
dikembangkan sebuah daerah pariwisata menyeluruh yang meliputi meliputi
aspek agama, adat, budaya, sosial, ideologi, politik, ekonomi dan teknologi. Selain
itu perlu dikembangkan juga pembangunan pariwisata berkelanjutan dimana
usaha ini menjamin sumber daya alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan
sebagai sumber pembangunan pariwisata dewasa ini yang dilestarikan untuk
generasi mendatang.
4) Technological
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi
tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis perusahaan.
Perkembangan dunia teknologi informasi ditandai dengan penggunaan internet
LAP OR AN AK HIR 5 - 45
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 46
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
akan sangat besar bagi Biro Perjalanan Wisata untuk mengembangkan bisnis biro
perjalanan dengan berbasis e-commerce, di mana para millenial generation sudah
akrab dengan perangkat mobile dan transaksi online. Pertumbuhan transaksi
melalui e-commerce sudah mulai terlihat, dan dalam tiga tahun ke depan
diprediksi akan mendominasi penjualan tiket, hotel dan paket tur.
5) Environment
Faktor lingkungan dapat digunakan ketika melakukan perencanaan strategis atau
mencoba mempengaruhi keputusan pembeli seperti faktor lokasi geografis.
Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik,
karena lingkungan fisik merupakan daya tarik utama dari kegiatan wisata.
Kabupaten Tasikmalaya memiliki Beberapa lokasi yang masih sangat alami.
Wilayah Cipanas Cipatuh contohnya, memiliki batasan wilayah yang dikelilingi oleh
hutan pinus. Hal ini merupakan salah satu hal yang dapat menjadi pembeda
dengan lokasi pemandian air panas yang lainnya. Namun hubungan lingkungan
alam dan pariwisata harus lebih diperhatikan, karena tidak sedikit kerusakan yang
ditinggalkan di berbagai lokasi pariwisata alam setelah didatangi wisatawan. Oleh
karena itu, diperlukan peraturan dan analisis lebih lanjut sebelum mendirikan
fasilitas pariwisata seperti hotel, restoran, fasilitas wisata, took cinderamata, dan
bangunan lainnya. Seiring dengan pembangunan tersebut jumlah wisatawan akan
meningkat beserta jumlah kendaraan.
Hal ini akan menyebabkan pembebasan lahan yang sangat luas. Selain dari
bangunan-bangunan yang dibutuhkan di tempat wisata, lahan parker juga akan
membutuhkan lahan yang sangat luas. Untuk itu pemerintah harus melakukan
manajemen pengelolaan pengunjung dan penataan wilayah kota atau desa serta
dibantu oleh masyarakat lokal.
6) Legal
Faktor legal meliputi pengaruh hukum seperti perubahan undang-undang yang
ada atau yang akan datang. Peraturan atau perundang-undangan tersebut
merupakan kebijakan pemerintah yang mengatur dan membatasi segala gerak
modal, barang ataupun jasa. Salah satu contoh peraturan yang ditetapkan
LAP OR AN AK HIR 5 - 47
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 48
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 49
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Ancaman (Threats)
Terdapat banyak daya tarik wisata di Kab Tasikmalaya
1 Destinasi Pariwisata
yang lebih menarik minat iwisatawan untuk berkunjung
Ancaman kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap
2 daya tarik wisata (misal kegiatan penambangan, Destinasi Pariwisata
penebangan hutan, dll).
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019
LAP OR AN AK HIR 5 - 50
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
terdefinisikan. (S1, S2, S3, S4, T1) W5, W6, W7, T1)
• Membuat pengelolaan yang baik • Membangun koordinasi yang jelas
bekerjasama dengan masyarakat antara pihak-pihak terkait agar dapat
sekitar agar tidak terjadi perusakan mengelola bersama daya tarik wisata
yang akan berdampak negatif pada dengan sistem community based
daya tarik wisata (S5, T2) tourism (CBT) (W8, W9, W10, W11,
W12, T2)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019
LAP OR AN AK HIR 5 - 51
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Daya Tarik atau destinasi wisata tentu saja tidak lepas dari upaya pengelolaan
daya Tarik tersebut. Adapun analisis SWOT dari sisi kelembagaan (pengelolaan) adalah
sebagai berikut;
Tabel 5.13. Analisis SWOT Cipanas Cipatuh Dilihat Dari Kelembagaan Pariwisata
No Faktor Kelembagaan (Internal dan Eksternal)
Kekuatan (Strength)
1 Sudah terdapat lembaga yang mengelola daya tarik wisata Cipanas Cipatuh
Di Cipanas Cipatuh sudah diterapkan sistem bagi hasil dari retribusi daya tarik
2
wisata antara Perhutani, CV. Kurnia makmur abadi, dan Desa Sukasetia
Kelemahan (Weakness)
1 Masyarakat belum sepenuhnya sadar wisata
2 Pokdarwis (kelompok sadar wisata) belum ada,
Belum ada pemberdayaan masyarakat terhadap pengembangan wisata di Cipanas
3
CIpatuh
Terbatasnya kemampuan SDM yang bergerak di bidang usaha pariwisata,
4
sehingga memerlukan pelatihan dalam mengasah kemempuan.
Kemitraan yang selama ini terjadi antara Perhutani, CV. Kurnia makmur abadi, dan
Desa Sukasetia tidak melibatkan pihak Desa Sundakerta yang mana Cipanas
Cipatuh berada di Desa Sundakerta, serta pemberdayaan untuk masyarakat
5 sundakerta juga tidak dipenuhi. Hal tersebut menjadi permasalahan dalam
pembangunan kepariwisataan di kawasan Cipanas Cipatuh khususnya untuk
permasalahan pendapatan (PAD), sehingga PAD Desa Sundakerta merosot tajam
dikarenakan kerjasama ini.
Peluang (Opportunity)
Adanya komitmen pemerintah di tingkat Kabupaten untuk mengembangkan daya
1
tarik wisata yang potensial dan belum berkembang
2 Dukungan masyarakat terhadap pengembangan daya tarik wisata Cipanas Cipatuh
Faktor pendanaan (dari pusat, daerah, donatur) dapat dimanfaatkan bagi
3
pengembangan pariwisata menurut prioritas pengembangannya.
4 Adanya Program CSR yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan pariwisata.
5 Keberadaan usia produktif yang berpotensi sebagai SDM pariwisata.
Adanya program BUMDes yang dapat diterapkan di kawsan tersebut untuk
6
membantu manajerial pengelolaan Cipanas Cipatuh
Keilmuan Pariwisata dapat diusulkan untuk masukan ke muatan lokal
7
Pendidikan, agar masyarakat sudah sadar wisata sejak dini
Ancaman (Threats)
Pegawai yang dikirim dari daerah luar Kabupaten Tasikmalaya dikhawatirkan
1
akan mengurangi kesempatan kerja SDM lokal.
Ketidaksinkronan kebijakan berikut implementasi kebijakan pemerintah pusat
2
dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah.
Kepemilikan lahan di kawasan wisata Cipanas Cipatuh ialah masyarakat lokal,
3 yang dikhawatirnkan akan menghambat pengembangan dan pembangunan
pariwisata
Pengelolaan yang tidak terorganisir akan dikhawatirkan adanya Pemungutan liar
4
di kawasan wisata
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019
LAP OR AN AK HIR 5 - 52
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
komunitas yang lebih W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5,
menguntungkan bagi semua pihak O6, O7)
dan membuat garis waktu • Mempersiapkan masyarakat sebagai
perencanaan pelaksanaannya (S1, bagian dari pengelolaan community
S2, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7) based tourism (W1, W2, W3, W4, W5,
• Mempertimbangkan pelibatan O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7)
pihak lain yang dapat
menyumbangkan dana
pengelolaan seperti dana CSR atau
sumber pendanaan lainnya (S1, S2,
O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7)
S-T W-T
• Memperbarui kerjasama dengan • Melakukan edukasi dan pembentukan
CV Kurnia Makmur Abadi dan Pokdarwis bagi warga sekitar agar
membuat kesepakan dan siap menjadi bagian dari community
monitoring mengenai pelibatan based tourism (W1, W2, W3, W4, W5,
masyarakat lokal (S1, S2, T1, T2) T1, T4)
• Bersama pihak yang telah
bersepakat, melakukan sosialisasi
ke pemerintah daerah, provinsi
dan pusat untuk menyepakati
kebijakan terkait pelaksanaan
Threat
LAP OR AN AK HIR 5 - 53
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 54
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Strength Weakness
• Melakukan pendekatan dengan • Melibatkan masyarakat dalam
investor dan pihak-pihak perencanaan konsep besar pariwisata
penyedia dana lainnya untuk di daerah Cipatuh (W2, O2)
pengembangan industri • Bekerjasama dengan lembaga terkait
pariwisata yang mendukung untuk mengedukasi dan
daya tarik wisata (S1, O2) menggerakkan industri Pariwisata di
sekitar Cipatuh (W3, W4, W5, O1, O2)
S-T W-T
• Bersama masyarakat dan • Melibatkan warga dan pelaku industri
pelaku industri pariwisata pariwisata sekitar untuk bersama-sama
setempat merumuskan menyusun target jangka panjang
keunikan khas daerah Cipatuh pembangunan dan pelaksanaan industri
agar dapat bersaing dengan pariwisata (W1, W2, W3, T1, T2)
Threat
LAP OR AN AK HIR 5 - 55
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Peluang (Opportunity)
Media promosi seperti media sosial (Instagram, youtube, facebook) dapat membantu
1
promosi
Kerjasama dengan selebgram atau youtuber, serta jurnalis wisata dapat membantu
2
mempromosikan Cipanas Cipatuh
Adanya tren wisatawan yang memilih wisata alam dan adventure sebagai wisata favorit
3
untuk dikunjungi terutama kaum milenial.
4 Belum memilikinya icon destinasi wisata yang khas yang dikenal wisatawan
Terdapatnya komunitas fotografi wisata dapat berpotensi untuk menjadi mitra dalam
5
pembuatan profiling daya tarik wisata Cipanas Cipatuh untuk media promosi
Untuk menarik minat wisatawan dapat dibuatkannya kalender event, bisa dibuat
6 sendiri oleh pengelola Cipanas Cipatuh, ataupun berkolaborasi dengan dayatarik wisata
lainnya di sekitar Cipanas CIpatuh
Saat ini terdapatnya Tren millennial traveler serta
7
Tren wisata petualangan (adventurer) yang dapat menjadi target pasar
Ancaman (Threats)
Belum siapnya pemerintah daerah dalam memanfaatkan teknologi informasi.untuk
1
kegiatan promosi
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019
S-T W-T
Threat
LAP OR AN AK HIR 5 - 56
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Strength Weakness
Cipatuh melalui kanal Cipanas Cipatuh W1, W2, W3, W4, W5, W6,
youtube, instagram, W7, T1)
facebook, dan social
media lainnya oleh
pengunjung (S1, T1)
LAP OR AN AK HIR 5 - 57
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
S-O W-O
nity
LAP OR AN AK HIR 5 - 58
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Strength Weakness
mengenai konsep edutrip dan massal atau minimal kendaraan roda
eduwisata Taman Batu Jasper empat (W1, O1, O2, O3, O4)
(S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4) • Bekerjasama dengan instansi terkait untuk
meyediakan transportasi umum yang
melintas ke wilayah Taman Batu Jasper
(W2, O1, O2, O3, O4)
• Bekerjasama dengan instansi terkait untuk
pemasanga petunjuk arah (W3, O1, O2, O3,
O4)
• Mendirikan fasilitas penunjang pariwisata
lainnya seperti Bank, ATM, homestay, biro
perjalanan, dan lain-lain (W4, O1, O2, O3,
O4)
• Merancang dan membangun sistem
pengelolaan limbah beserta masyarakat
yang tergabung (W5, W6, O1, O2, O3, O4)
• Perancangan pengembangan community
based tourism untuk pengelolaan Taman
Batu Jasper (W7, W8, O1, O2, O3, O4)
S-T W-T
• Melakukan benchmarking dan • Membuat analisis dan perencanaan yang
analisis pasar pada DTW lain lebih detail mengenai pengembangan daya
di Kab Tasikmalaya dan tarik wisata Taman Batu Jasper serta
merumuskan strategi menyusun garis waktu pembangunan
branding khusus dengan fasilitas penunjang daya tarik wisata (W1,
target pasar yang lebih W2, W3, W4, W5, W6, T1, T2)
Threat
terdefinisikan. (S1, S2, S3, S4, • Membangun koordinasi yang jelas antara
T1) pihak-pihak terkait agar dapat mengelola
• Membuat pengelolaan yang bersama daya tarik wisata dengan sistem
baik bekerjasama dengan community based tourism (CBT) (W7, W8,
masyarakat sekitar agar tidak T2)
terjadi perusakan yang akan
berdampak negatif pada daya
tarik wisata (S5, T2)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019
LAP OR AN AK HIR 5 - 59
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Tabel 5.21. Analisis SWOT Taman Batu Jasper Dilihat Dari Industri Pariwisata
No Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Kekuatan (Strength)
1 Belum ada kekuatan di daya tarik wisata dalam hal Industri Pariwisata
Kelemahan (Weakness)
1 Hasil produk industri yang belum ada produksi secara luas sebagai oleh-oleh
Belum diterapkannya standarisasi pengelolaan usaha pariwisata secara umum
2
(misal homestay dan rumah makan).
Belum adanya penataan dan perijinan (Legal kepengurusan atau pengelolaan)
3
untuk UMKM di kawasan tersebut
Belum adanya Identifikasi produk industri untuk UMKM di kawasan wisata Taman
4
Batu Jasper
5 Belum adanya Aspek Legal UMKM/surat ijin usaha
Peluang (Opportunity)
Terbukanya kesempatan berinvestasi dalam pengembangan usaha pariwisata, baik
1
bagi pihak asing maupun dalam negeri.
Ancaman (Threats)
Industri pariwisata cenderung lebih banyak berkembang di dekat ibu kota
1
kabupaten Tasikmalaya
Adanya persaingan yang ketat antar daerah dalam menarik jumlah wisatawan,
2 seperti Pangandaran dan Garut yang memiliki kelebihan sarana dan prasarana
pendukung yang baik untuk kegiatan pariwisata.
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019
LAP OR AN AK HIR 5 - 60
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Strength Weakness
S-T W-T
• N/A • Melibatkan warga dan pelaku industri
pariwisata sekitar untuk bersama-sama
menyusun target jangka panjang
pembangunan dan pelaksanaan industri
pariwisata (W1, W2, W3, T1, T2)
Threat
LAP OR AN AK HIR 5 - 61
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
Ancaman (Threats)
Pegawai yang dikirim dari daerah luar Kabupaten Tasikmalaya dikhawatirkan akan
1
mengurangi kesempatan kerja SDM lokal.
Ketidaksinkronan kebijakan berikut implementasi kebijakan pemerintah pusat
2
dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah.
Kepemilikan lahan di kawasan wisata Taman Batu Jasper ialah masyarakat lokal, yang
3
dikhawatirkan akan menghambat pengembangan dan pembangunan pariwisata
Pengelolaan yang tidak terorganisir akan dikhawatirkan adanya Pemungutan liar di
4
kawasan wisata Taman Batu Jasper
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019
LAP OR AN AK HIR 5 - 62
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 63
P E N YU S U N AN M AS TE R P LAN P E NG E M B AN G AN P AR I WI S AT A D AN E K O N O M I K R E ATI F
K AB U P ATE N T AS I K M AL A Y A
LAP OR AN AK HIR 5 - 64