SUMATERA UTARA
D
OLEH:
NIM: 161000099
MEDAN
2016
1. Nias
Ibukota : Gunung Sitoli
Orbitasi : 349 + 80 mile
Luas Wilayah : 1 842,51 km2
Letak Geografis : a. Lintang Utara : 0◦12'00'' – 1◦32'00''
b. Lintang Selatan : 97◦00'00'' – 98◦00'00''
33. Gunungsitoli
Ibu Kota : Gunung sitoli
Luas Wilayah : 280,78 km2
Orbitasi : 349 + 80 mile
Letak Geografis : a.Lintang Utara : 1016'58''
b.Lintang Selatan : 97º00'00''
Batas Wilayah
Utara : Kabupaten Nias Utara
Selatan : Kabupaten Nias
Barat : Kabupaten Nias Utara
Timur : Samudera Indonesia
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Tengah
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota (jiwa) ,
Rasio Jenis
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelamin
Kabupaten
02. Mandailing Natal 209 401 216 981 426 382 96,51
03. Tapanuli Selatan 135 707 137 425 273 132 98,75
04. Tapanuli Tengah 172 037 170 865 342 902 100,69
05. Tapanuli Utara 143 794 147 070 290 864 97,77
12. Deli Serdang 998 669 985 929 1 984 598 101,29
14. Nias Selatan 151 380 153 630 305 010 98,54
15. Humbang
89 906 91 120 181 026 98,67
Hasundutan
16. Pakpak Bharat 22 435 22 085 44 520 101,58
18. Serdang Bedagai 304 403 301 964 606 367 100,81
19. Batu Bara 199 508 196 971 396 479 101,29
20. Padang Lawas
124 229 123 057 247 286 100,95
Utara
21. Padang Lawas 126 313 125 614 251 927 100,56
22. Labuhanbatu
156 578 150 593 307 171 103,97
Selatan
23. Labuhanbatu Utara 175 405 172 060 347 465 101,94
Kota
SD **)
Kabupaten/Kota TK
Laki-laki Perempuan
Kabupaten
1. Nias - 12 403 11 514
2. Mandailing Natal - 34 340 32 027
3. Tapanuli Selatan - 22 177 20 195
4. Tapanuli Tengah - 20 081 18 407
5. Tapanuli Utara - 23 475 21 374
6. Toba Samosir - 13 247 12 086
7. Labuhanbatu - 30 047 27 976
8. Asahan - 41 563 38 064
9. Simalungun - 51 440 47 180
10. Dairi - 20 757 18 872
11. Karo - 23 586 22 035
12. Deli Serdang - 101 612 92 236
13. Langkat - 57 072 52 323
14. Nias Selatan - 26 052 23 245
15. Humbang Hasundutan - 15 658 14 332
16. Pakpak Bharat - 3 394 3 008
17. Samosir - 10 099 9 340
18. Serdang Bedagai - 39 559 36 037
19. Batu Bara - 25 165 23 037
20. Padang Lawas Utara - 17 785 16 262
21. Padang Lawas - 19 002 17 355
22. Labuhanbatu Selatan - 20 092 18 270
23. Labuhanbatu Utara - 24 036 22 574
24. Nias Utara - 12 357 10 748
25. Nias Barat - 7 528 7 019
Kota
71. Sibolga - 8 358 7 675
72. Tanjungbalai - 9 271 8 601
73. Pematangsiantar - 10 047 9 432
74. Tebing Tinggi - 16 107 15 039
75. Medan - 119 876 110 335
76. Binjai - 16 770 15 020
77. Padangsidimpuan - 12 559 11 631
78. Gunungsitoli - 9 219 8 243
Sumatera Utara 2014 - 874 734 801 492
2013 - 799 029 719 125
2012 80 862 77 392 71 784
2011 121 541 771 197 717 212
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
Keterangane: - Data tidak tersedia
Jumlah Murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota,
SMP SMA
Kabupaten/Kota
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Kabupaten
1. Nias 4 204 5 139 820 792
2. Mandailing Natal 7 336 7 584 3 095 4 071
3. Tapanuli Selatan 5 205 5 623 1 678 2 210
4. Tapanuli Tengah 8 320 8 675 3 282 3 907
5. Tapanuli Utara 10 174 10 731 4 608 6 154
6. Toba Samosir 5 978 6 381 3 187 3 667
7. Labuhanbatu 8 484 8 431 4 655 6 505
8. Asahan 13 744 13 710 5 106 7 502
9. Simalungun 17 984 19 094 7 431 9 330
10. Dairi 9 656 9 651 4 088 4 873
Kota Medan merupakan salah satu dari Daerah Tingkat II di Provinsi Sumatera Utara,
sekaligus merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara yang di kenal sebagai kota
terbesar ke tiga di Indonesia. Sebagai kota besar, Medan memiliki beragam kondisi social
budaya yang dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya: agama, kepercayaan yang dianut,
dan organisasi social kemasyarakatannya.
1. Agama yang Dianut Masyarakat Kota Medan
Islam
Sekitar 67,83% penduduk Kota Medan menganut agama Islam. Persentase tersebut
menjadikan Islam sebagai agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Kota Medan.
Tempat ibadah : Mesjid.
Di kota Medan sendiri, kita bisa memukan keberadaan Mesjid Gang bangkok yaitu sebagai
mesjid tertua di kota medan sementara Mesjid Raya adalah mesjid terbesar di kota medan.
Aliran agama: Muhamadiyah dan N.U (Nahdatul Ulama).
Kristen
Terbagi menjadi
Katolik
Sekitar 2,89% penduduk Kota Medan menganut agama Katolik.
Tempat ibadah : Gereja
Gereja terbesar umat Katolik: Gereja Katolik Katedral
Protestan
Sekitar 18,13% penduduk Kota Medan menganut agama Protestan.
Tempat ibadah: Gereja
Gereja terbesar: HKBP Jenderal Sudirman.
Pentakosta
Advent
Buddha
Sekitar 10,4% penduduk Kota Medan menganut agama Budha.
Tempat ibadah: Vihara
Vihara terbesar: Vihara Cemara
Hindu
Sekitar 0,68% penduduk Kota Medan menganut agama Hindu.
Tempat ibadah: Kuil
Kuil tertua: Kuil Shri Mariamman
Konghucu
Tempat ibadah: Kelenteng
Kelenteng terbesar: Vihara Gunung Timur, yang terletak di jalan Hang Tuah.
2. Kepercayaan yang Diyakini Oleh Masyarakat Kota Medan
Di kota medan terdapat berbagai macam suku dengan berbagai bentuk kepercayaan
yang diyakini. Antara lain
Suku Batak
Kepercayaan mula Batak asli adalah agama parmalim. Ada juga kepercayaan sipele
begu. Kepercayaan ini yang di yakini dianut oleh raja Sisingamangaraja. Uniknya,
kepercayaan parmalim ini juga mendapat pengaruh dari agama kristen, juga islam.
Kepercayaan pada Dewa “Mulajadi Nabolon” juga pada arwah-arwah menunjukkan suatu
karakter animisme pada ritual-ritual memohon berkat.
Tidak jauh berbeda pada batak karo juga menganut kepercayaan agama pemena yang
menonjolkan sifat animismenya.
Suku Jawa
Meski tidak menjadi suku mayoritas di kota Medan, suku Jawa juga masih memiliki
kepercayaan yang masih melekat di kota perantauan ini. Ada kepercayaan suku Jawa yang
disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan
kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal
akan sifat sinkretisme kepercayaannya.
Suku Tionghoa
Kepercayaan Tionghoa tidak mempunyai kitab suci resmi dan sering merupakan
sinkretisme antara beberapa kepercayaan atau filsafat antara
lainBuddhisme, Konfusianisme dan Taoisme. Kepercayaan tradisional Tionghoa ini juga
mengutamakan lokalisme seperti dapat dilihat pada penghormatan pada datuk di kalangan
Tionghoa di Sumatera sebagai pengaruh dari kebudayaan Melayu.
Secara umum, kepercayaan tradisional Tionghoa mementingkan ritual penghormatan
yaitu:
Penghormatan leluhur: Penghormatan kepada nenek moyang merupakan intisari dalam
kepercayaan tradisional Tionghoa. Ini dikarenakan pengaruh ajaran Konfusianisme yang
mengutamakan bakti kepada orang tua termasuk leluhur jauh.
Penghormatan dewa-dewi: Dewa-dewi dalam kepercayaan tradisional Tionghoa tak
terhitung jumlahnya, ini tergantung kepada popularitas sang dewa atau dewi. Mayoritas dewa
atau dewi yang populer adalah dewa-dewi yang merupakan tokoh sejarah, kemudian
dikultuskan sepeninggal mereka karena jasa yang besar bagi masyarakat Tionghoa di zaman
mereka hidup.
Suku Minangkabau
Dalam kepercayaan minangkabau, dikenal adanya Palasikyang bukanlah hantu tetapi
manusia yang memiliki ilmu hitam tingkat tinggi. Palasik juga terkenal dengan nama Pelesit.
Pelesit sangat ditakuti oleh ibu-ibu di Minangkabau yang memilikibalita karena makanan
pelesit adalah anak bayi/balita, baik yang masih dalam kandungan ataupun yang sudah mati
(dikubur), tergantung dari jenis pelesit tersebut.
Ilmu palasik dipercayai sifatnya turun-temurun. Apabila orang tuanya adalah seorang
palasik maka anaknya pun akan jadi palasik.
Pada umumnya palasik bekerja dengan melepaskan kepalanya. Ada yang badannya yang
berjalan mencari makan dan ada pula yang kepalanya yang melayang-layang mencari makan.
Dan uniknya kepercayaan ini masih bertumbuh di masyarakat kota Medan. Itu
sebabnya kebanyakan orang tua lebih waswas menjaga bayinya ketika berpergian dan
bertemu dengan orang asing.
3. Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang Ada di Kota Medan
Terdapat banyak organisasi-organisasi kemasyarakatan yang berkembang di kota
medan. Diantaranya:
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KNPI (KOMITE NASIONAL
PEMUDA INDONESIA)
Organisasi ini Bertugas mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pendidikan dan
pengabdian, meliputi koneksi unit lembaga masyarakat, menjalin kerjasama dengan instansi
masyarakat, menyoroti ketiadaan aktivitas dan kreatifitas pengabdian pemuda.
IKATAN PEMUDA KARYA
Organisasi ini Merupakan himpunan pelajar, mahasiswa, dan wanita sebagai kekuatan
sosial yang punya persamaan semangat dan kehendak sesuai dengan kedudukan di tengah
masyarakat untuk beramal, berbakti kepada masyarakat, serta melaksanakan pembaharuan di
segala bidang.
LSM (LEMBAGA SOSIAL MASYARAKAT) GALATEA
Organisasi ini Berperan dalam mengurangi dampak buruk penyalah-gunaan napza dan
pengendalian HIV/AIDS.
PIMANSU (PUSAT INFO MASYARAKAT ANTI NARKOBA SUMATRA UTARA)
Organisasi ini Berperan dalam pengendalian dampak buruk penyalah-gunaan narkoba.
PEMUDA PANCASILA
Organisasi ini Bergerak di bidang organisasi dan kaderisasi, ideologi dan politik ,
ekonomi, agama dan sosial budaya, dan lingkungan hidup pemuda yang berlandaskan
pancasila.
LSM PERINTIS
Organisasi ini Berperan pengawasan terhadap jalannya pembangunan di Indonesia
serta kepedulian terhadap masalah Hukum, Sosial, Lingkungan, Pendidikan, Kesehatan, dan
masalah Buruh – Tani & Nelayan.
PERWARI (PERSATUAN WARIA INDONESIA)
Organisasi ini Menaungi para waria untuk tetap merasakan kodrat sebagai manusia
yang bisa berkreasi tanpa dipandang sebelah mata sebagai oknum yang hina.
SECI (SEMPURNA COMMUNITY INDONESIA)
Organisasi ini Menaungi para gaya.
LSM GAFATAR
Organisasi ini Bergerak di bidang budaya, sosial, dan IPTEK. Perlu di ketahui LSM
ini tidak bergerak di bidang politik.
POLMAS (POLISI MASYARAKAT)
Organisasi ini Berperan serta membantu aparat kepolisian dalam tugasnya.
LSM CARITAS
Organisasi ini Berperan dalam menangani korban tsunami, dan sebagainya.
HIKMA (HIMPUNAN KELUARGA MANDAILING)
Organisasi ini Menjadi sebuah wadah perkumpulan agar lebih mempererat rasa
kekeluargaan di antara suku batak mandailing.
a) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting
memegang bayi, sebelum menyiapkan makanan), meminum air yang sehat atau air yang
telah diolah antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau
proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar
serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
b) Cikungunya
Pencegahan : Di awali dengan menguras bak mandi 2 kali dalam seminggu, menanam
a. Malaria
Pencegahan : dengan 3M + 1T (menutup tempat penampungan air, menguras bak
pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah
meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan
memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah
(lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
c. Bronchitis
Pencegahan : Hindari debu, asap bahan kimia dengan menggunakan masker/saputangan untuk
menutup hidung dan mulut, hindari tembakau dan rokok lainnya.
3. Kab. Karo
a. Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting
(sebelum makan, setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang
bayi, sebelum menyiapkan makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah
antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi,
pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga, membuang air besar
dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septic.
b. Bronchitis
Pencegahan: Hindari debu, asap bahan kimia dengan menggunakan masker/saputangan untuk
menutup hidung dan mulut, hindari tembakau dan rokok lainnya.
c. Luka lambung
Pencegahan : Biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan maupun
sesudah buang air besar, masaklah makanan dengan baik dan benar.
4. Kab. Asahan
Penyakit Spesifik dan cara penanggulangannya :
a. Scabies (Gudikan)
Pencegahan : Sebaiknya mandi 3 kali sehari dengan menggunakan air bersih, bersihkan
tubuh dengan sabun setelah memegang anjing, bersihkan secara menyeluruh lingkungan
sekitar dan barang-barang yang digunakan, jika sudah terkena penyakit ini maka harus diberi
a. Kolera
Pencegahan : Dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan
kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah
meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan
memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan
mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
5. Kab. Batubara
Penyakit Spesifik dan cara penanggulangannya :
a. ISPA
Pencegahan : Pemberian antibiotic yang dapat mencegah terjadinya infeksi.
b. Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting
(sebelum makan, setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang
bayi, sebelum menyiapkan makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah
antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi,
pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga, membuang air besar
dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septic.
c.Rematik
Pencegahan : Untuk mencegah demam rematik, obati pharyngitis segera dengan penicilin
selama 10 hari, untuk mencegah kambuhnya demam rematik dan tambahan kerusakan
jantung, anak yang pernah menderita demam rematik harus mendapatkan penicillin selama
10 hari, begitu ada tanda pertama sakit leher. Jika tanda-tanda kerusakan jantung telah
terlihat, anak tersebut harus mendapat penicillin secara teratur mendapatkan suntikan
benzathin penicillin setiap bulan, mungkin selama hidupnya. Ikutilah nasehat seoarang
6. Kab. Dairi
Spesifik Penyakit dan cara penanggulangannya :
a) Kolera
Pencegahan : Dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran
(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah
dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci
sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan
kerang yang dimasak setengah matang.
b) Rabies
Pencegahan :
1. Usaha yang paling efektif untuk dilakukan adalah dengan segera mencuci luka gigitan dengan air
bersih dan sabun atau deterjen selama 5-10 menit dibawah air mengalir/diguyur. Lalu keringkan dengan
kain yang bersih..
2. Luka diberi antiseptik (obat luka yang tersedia misalnya betadine, obat merah, alkohol 70%, Yodium
tincture atau lainnya) lalu dibalut dengan pembalut yang bersih.
3. Penderita luka gigitan harus segera dibawa ke dokter, Puskesmas atau rumah sakit yang terdekat
untuk mendapatkan pengobatan sementara maupun perawatan lebih lanjut, sambil menunggu hasil
c) Gondok endemis
Pencegahan : Di awali dengan menguras bak mandi 2 kali dalam seminggu, menanam kaleng-
kaleng bekas yang tidak digunakan, menghindari tergenangnya air, menutup tempat penampungan air.
b) Malaria
Pencegahan : dengan 3M + 1T (menutup tempat penampungan air, menguras bak penampungan air,
mengubur barang bekas, telungkupkan tempat penampungan air.
c) TBC
Pencegahan : Hindari lingkungan yang disukai kuman TB seperti ruangan padat, sumpek, rumah
yang kurang disinari matahari karena kurangnya ventilasi, indikasi kasus dengan tepat dan tidak lanjut
dengan melakukan pemeriksaan dan berbagai tes, kemoterapi yang efektif. Dengan vaksinasi BCG, bila
berhadapan dengan penderita TB sebaiknya tutup hidung dan mulut saat ia batuk/bersin, selalu jaga
kondisi tubuh dengan istirahat yang teratur, memakan makanan 4 sehat 5 sempurna serta berolahraga
yang teratur.
a) Malaria
Pencegahan : dengan 3M + 1T (menutup tempat penampungan air, menguras bak penampungan air,
mengubur barang bekas, telungkupkan tempat penampungan air.
b) ISPA
Pencegahan : Pemberian antibiotic yang dapat mencegah terjadinya infeksi.
a) Malaria
Pencegahan : dengan 3M + 1T (menutup tempat penampungan air, menguras bak penampungan air,
mengubur barang bekas, telungkupkan tempat penampungan air.
b) ISPA
Pencegahan : Pemberian antibiotic yang dapat mencegah terjadinya infeksi.
a) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septic.
b) Kolera
Pencegahan : Dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran
(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah
dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci
sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan
kerang yang dimasak setengah matang.
c) Malaria
Pencegahan : dengan 3M + 1T (menutup tempat penampungan air, menguras bak penampungan air,
mengubur barang bekas, telungkupkan tempat penampungan air.
d) ISPA
Pencegahan : Pemberian antibiotic yang dapat mencegah terjadinya infeksi.
a) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septic.
b) ISPA
c) Malaria
Pencegahan : dengan 3M + 1T (menutup tempat penampungan air, menguras bak penampungan air,
mengubur barang bekas, telungkupkan tempat penampungan air.
a) ISPA
b) Malaria Klinis
Pencegahan : dengan 3M + 1T (menutup tempat penampungan air, menguras bak penampungan air,
mengubur barang bekas, telungkupkan tempat penampungan air.
Pencegahan :
1. Skrining terhadap anak sekolah dan masyarakat usia di bawah 15 tahun untuk menemukan penderita
2. Memberikan pengobatan yang akurat kepada penderita di unit pelayanan kesehatan (UPK) dan di
lakukan pencarian kontak
3. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang Perilaku hidup Sehat dab Bersih (PHBS)
4. Perbaikan kebersihan perorangan melalui penyediaan sarana dan prasarana air bersih serta
penyediaan sabun untuk mandi
Sekumpulan gejala yang timbul kerana tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus
menerus dalam jangka waktu yang cukup lama.
a) Malaria
Pencegahan : dengan 3M + 1T (menutup tempat penampungan air, menguras bak penampungan air,
mengubur barang bekas, telungkupkan tempat penampungan air.
a) Malaria
Pencegahan : dengan 3M + 1T (menutup tempat penampungan air, menguras bak penampungan air,
mengubur barang bekas, telungkupkan tempat penampungan air.
b) Hypertensi
Pencegahan : Hindari gemuk yang berlebihan dengan makan tang teratur serta olahraga tertatur, jika
ada masalah cari teman untuk cerita sehingga tidak jadi stres.
c) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.
a) Hypertensi
Pencegahan : Hindari gemuk yang berlebihan dengan makan tang teratur serta olahraga tertatur, jika
ada masalah cari teman untuk cerita sehingga tidak jadi stres.
b) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.
Pencegahan : Hindari lingkungan yang disukai kuman TB seperti ruangan padat, sumpek, rumah yang
kurang disinari matahari karena kurangnya ventilasi, indikasi kasus dengan tepat dan tidak lanjut
dengan melakukan pemeriksaan dan berbagai tes, kemoterapi yang efektif. Dengan vaksinasi BCG, bila
berhadapan dengan penderita TB sebaiknya tutup hidung dan mulut saat ia batuk/bersin, selalu jaga
kondisi tubuh dengan istirahat yang teratur, memakan makanan 4 sehat 5 sempurna serta berolahraga
yang teratur.
a) Kolera
Pencegahan : Dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran
(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah
dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci
sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan
kerang yang dimasak setengah matang.
a) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.
b) Cacingan
Pencegahan : Menjaga Kebersihan Perorangan dan menjaga Kebersihan Lingkungan.
c) Bronchitis
Pencegahan : Hindari debu, asap bahan kimia dengan menggunakan masker/saputangan untuk
menutup hidung dan mulut, hindari tembakau dan rokok lainnya.
a) DBD
Pencegahan : Di awali dengan menguras bak mandi 2 kali dalam seminggu, menanam kaleng-
kaleng bekas yang tidak digunakan, menghindari tergenangnya air, menutup tempat penampungan air.
b) Rabies.
Pencegahan :
1. Usaha yang paling efektif untuk dilakukan adalah dengan segera mencuci luka gigitan dengan air
bersih dan sabun atau deterjen selama 5-10 menit dibawah air mengalir/diguyur. Lalu keringkan dengan
kain yang bersih.
2. Luka diberi antiseptik (obat luka yang tersedia misalnya betadine, obat merah, alkohol 70%, Yodium
tincture atau lainnya) lalu dibalut dengan pembalut yang bersih.
3. Penderita luka gigitan harus segera dibawa ke dokter, Puskesmas atau rumah sakit yang terdekat
untuk mendapatkan pengobatan sementara maupun perawatan lebih lanjut, sambil menunggu hasil
observasi hewan tersangka rabies.
4. Walaupun sudah dilakukan pencucian luka gigitan, penderita harus dicuci kembali lukanya di
Puskesmas atau rumah sakit.
5. Luka gigitan dibalut longgar dan tidak dibenarkan dijahit, kecuali pada luka yang sangat parah. Jika
keadaan terpaksa dilakukan penjahitan, maka harus diberikan serum anti rabies (SAR) sesuai dosis,
selain itu dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian vaksin anti tetanus, maupun antibiotik dan
analgetik.
a) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik
b) ISPA
Pencegahan : Pemberian antibiotic yang dapat mencegah terjadinya infeksi
c) Bronchitis
Pencegahan : Hindari debu, asap bahan kimia dengan menggunakan masker/saputangan untuk menutup
hidung dan mulut, hindari tembakau dan rokok lainnya.
a) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik .
b) Kolera
Pencegahan : Dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran
(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah
dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci
sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan
kerang yang dimasak setengah matang.
c) Hypertensi
Pencegahan : Hindari gemuk yang berlebihan dengan makan tang teratur serta olahraga tertatur, jika
ada masalah cari teman untuk cerita sehingga tidak jadi stres.
a) Rabies
Pencegahan :
1. Usaha yang paling efektif untuk dilakukan adalah dengan segera mencuci luka gigitan dengan air
bersih dan sabun atau deterjen selama 5-10 menit dibawah air mengalir/diguyur. Lalu keringkan dengan
kain yang bersih..
2. Luka diberi antiseptik (obat luka yang tersedia misalnya betadine, obat merah, alkohol 70%, Yodium
tincture atau lainnya) lalu dibalut dengan pembalut yang bersih.
3. Penderita luka gigitan harus segera dibawa ke dokter, Puskesmas atau rumah sakit yang terdekat
untuk mendapatkan pengobatan sementara maupun perawatan lebih lanjut, sambil menunggu hasil
observasi hewan tersangka rabies.
4. Walaupun sudah dilakukan pencucian luka gigitan, penderita harus dicuci kembali lukanya di
Puskesmas atau rumah sakit.
5. Luka gigitan dibalut longgar dan tidak dibenarkan dijahit, kecuali pada luka yang sangat parah. Jika
keadaan terpaksa dilakukan penjahitan, maka harus diberikan serum anti rabies (SAR) sesuai dosis,
selain itu dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian vaksin anti tetanus, maupun antibiotik dan
analgetik.
b) Kolera
Pencegahan : Dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran
(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah
dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci
sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan
kerang yang dimasak setengah matang.
Pencegahan :
1. Skrining terhadap anak sekolah dan masyarakat usia di bawah 15 tahun untuk menemukan penderita
2. Memberikan pengobatan yang akurat kepada penderita di unit pelayanan kesehatan (UPK) dan di
lakukan pencarian kontak
3. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang Perilaku hidup Sehat dab Bersih (PHBS)
4. Perbaikan kebersihan perorangan melalui penyediaan sarana dan prasarana air bersih serta
penyediaan sabun untuk mandi
b) Kolera
Pencegahan : Dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran
(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah
dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci
sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan
kerang yang dimasak setengah matang
a) ISPA
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.
a) DBD
Pencegahan : Di awali dengan menguras bak mandi 2 kali dalam seminggu, menanam kaleng-
kaleng bekas yang tidak digunakan, menghindari tergenangnya air, menutup tempat penampungan air
b) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.
a) HIV/AIDS
Pencegahan : Keluarga sadar AIDS, cegah kehamilan bagi ibu yang terinfeksi HIV/AIDS, hindari
penularan melalui darah, Abstinence (tidak berhubungan sex dengan pengidap HIV/AIDS, tidak gonta-
ganti pasangan dalam berhubungan intim.
b) DBD
Pencegahan : Di awali dengan menguras bak mandi 2 kali dalam seminggu, menanam kaleng-
kaleng bekas yang tidak digunakan, menghindari tergenangnya air, menutup tempat penampungan air.
c) Hypertensi
Pencegahan : Hindari gemuk yang berlebihan dengan makan tang teratur serta olahraga
tertatur, jika ada masalah cari teman untuk cerita sehingga tidak jadi stress.
a) ISPA
b) Scabies (Gudiken)
Pencegahan : Sebaiknya mandi 3 kali sehari dengan menggunakan air bersih, bersihkan tubuh
dengan sabun setelah memegang anjing, bersihkan secara menyeluruh lingkungan sekitar dan barang-
barang yang digunakan, jika sudah terkena penyakit ini maka harus diberi obat yang biasanya berupa
lation.
c) DBD
Pencegahan : Di awali dengan menguras bak mandi 2 kali dalam seminggu, menanam kaleng-
kaleng bekas yang tidak digunakan, menghindari tergenangnya air, menutup tempat penampungan air.
a) DBD
Pencegahan : Di awali dengan menguras bak mandi 2 kali dalam seminggu, menanam kaleng-kaleng
bekas yang tidak digunakan, menghindari tergenangnya air, menutup tempat penampungan air.
b) Kolera
Pencegahan : Dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran
(feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah
dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci
sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan
kerang yang dimasak setengah matang.
c) ISPA
Pencegahan : Pemberian antibiotic yang dapat mencegah terjadinya infeksi.
a) DBD
Pencegahan : Di awali dengan menguras bak mandi 2 kali dalam seminggu, menanam kaleng-
kaleng bekas yang tidak digunakan, menghindari tergenangnya air, menutup tempat penampungan air.
a) Diare
Pencegahan : Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting (sebelum makan,
setelah buang air besar, setelah mencebokkan anak, sebelum memegang bayi, sebelum menyiapkan
makanan), meminum air yang sehat atau air yang telah diolah antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, pengelolaan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar serangga, membuang air besar dan air kecil pada tempatnya sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.
a) DBD
Pencegahan : Di awali dengan menguras bak mandi 2 kali dalam seminggu, menanam kaleng-
kaleng bekas yang tidak digunakan, menghindari tergenangnya air, menutup tempat penampungan air.
b) Rabies.
Pencegahan :
1. Usaha yang paling efektif untuk dilakukan adalah dengan segera mencuci luka gigitan dengan air
bersih dan sabun atau deterjen selama 5-10 menit dibawah air mengalir/diguyur. Lalu keringkan dengan
kain yang bersih.
2. Luka diberi antiseptik (obat luka yang tersedia misalnya betadine, obat merah, alkohol 70%, Yodium
tincture atau lainnya) lalu dibalut dengan pembalut yang bersih.
3. Penderita luka gigitan harus segera dibawa ke dokter, Puskesmas atau rumah sakit yang terdekat
untuk mendapatkan pengobatan sementara maupun perawatan lebih lanjut, sambil menunggu hasil
observasi hewan tersangka rabies.
4. Walaupun sudah dilakukan pencucian luka gigitan, penderita harus dicuci kembali lukanya di
Puskesmas atau rumah sakit.
5. Luka gigitan dibalut longgar dan tidak dibenarkan dijahit, kecuali pada luka yang sangat parah. Jika
keadaan terpaksa dilakukan penjahitan, maka harus diberikan serum anti rabies (SAR) sesuai dosis,
selain itu dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian vaksin anti tetanus, maupun antibiotik dan
analgetik.
c) Malaria
air.