Anda di halaman 1dari 2

Jakarta, 05 Desember 2019

Nomor : 089/S.Kel/MT.XII/2019
Perihal : Permohonan Audensi
Lampiran : Terlampir

Kepada Yang Terhormat


Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kementerian Agama Republik Indonesia
Jl. Lap. Banteng No. 03
Jakarta 10710

Dengan Hormat,

Perkenankan kami, MASTER TRUST LAW FIRM berdasarkan Surat Kuasa (terlampir)
selaku Kuasa Hukum dari para korban jamaah PT First Anugerah Karya Wisata (First
Travel) sebanyak 30.000 (tiga puluh ribu) orang tersebar diberbagai daerah Republik
Indonesia.

Dalam kesempatan ini kami hendak menyampaikan permohonan audiensi terkait


persoalan-persoalan yang terjadi mengenai korban penipuan yang dilakukan oleh
First Travel yang dimana juga baru-baru ini telah ada putusan Pengadilan Tingkat
Kasasi Nomor 3096 K/Pid.Sus/2018 yang menyatakan bahwa “…barang bukti tersebut
akan dirampas untuk Negara”. Sampai dengan hari ini hal tersebut menjadi perhatian
oleh banyak pihak apalagi mengingat banyaknya korban akibat daripada ini.

Persoalan yang paling mengemuka saat ini adalah semakin tidak jelasnya status
korban jamaah First Travel, terlebih lagi pasca putusan kasasi Nomor 3096
K/Pid.Sus/2019 tersebut.

Jika Negara merampas aset-aset dalam perkara ini First Travel maka juga sudah
seharusnyalah Negara juga turut hadir untuk bertanggung jawab atas itu, terlepas
daripada itu juga beberapa dasar hukum mulai dari UUD 1945 sampai dengan
Undang-Undang No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada
Pasal 86 ayat (3) dan (4):

“(3) Selain oleh PPIU, penyelenggaraan perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan oleh
Pemerintah.
(4) Penyelenggaraan perjalanan Ibadah Umrah yang dapat dilakukan oleh Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan jika terdapat keadaan luar biasa
atau kondisi darurat.”
Sehubungan dengan permohonan audiensi ini, kami mengajukan 4 (empat) poin
harapan dan tuntutan mendesak oleh paran korban jamaah terutama 30.000 (tiga
puluh ribu) orang korban tersebut, yaitu:

1. Mengeluarkan Surat Keputusan terkait bersedianya Negara Bertanggung


Jawab atas Permasalahan First Travel;
2. Melakukan segera penganggaran (DIPA) terkait pemberangkatan para korban
jamaah umrah First Travel;
3. Melakukan pengurusan seluruh administrasi serta fasilitas untuk kepentingan
keberangkatan para korban jamaah;
4. Memberangkatkan para korban jamaah umrah First Travel terutama 30.000
(tiga pulu ribu) orang yang nama-namanya kami akan lampirkan dan
keberangkatan selambat-lambatnya bulan Maret 2020.

Demikian surat ini kami sampaikan agar dapat segera diagendakan audensi untuk
mendiskusikan jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Atas perhatian dan kesediannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,
Master Trust Law Firm

Natalia Rusli, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai