Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUGAS LAPANGAN

MASALAH SOSIAL

“PROBLEMATIKA LAHAN PARKIR DI KOTA BUKITTINGGI MENGGUNAKAN


ANALISIS STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY, THREAD (S.W.O.T)”

OLEH

KELOMPOK 2

1. MUHAMMAD IKSAN KARMEDI


2. GALIH ARYA W
3. RAGA CIPTA PRAKASIH
4. PUTRI LENGGOGENI
5. ROZA LINDA
6. DWI WANDARI PURWA NUGRAHA
7. RINA WATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
DESKRIPSI WILAYAH KOTA BUKITTINGGI

A. Kondisi Geografis
1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Kota Bukittinggi terletak pada posisi 100020’ – 100025’ Bujur Timur dan 00016’ – 00016’
Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Bukittinggi adalah 25,239 km2 yang merupakan 0,05 persen
luas Provinsi Sumatera Barat. Posisi Kota Bukittinggi sangat strategis karena terletak pada
lintasan regional yang menghubungkan Kota Bukittinggi – Kota Padang Panjang dan Kota
Padang, serta Kota Bukittinggi – Kota Payakumbuh, Kota Solok, Batusangkar, Lubuk Sikaping
dan Lubuk Basung. Pada dasarnya Lokasi Kota Bukittinggi berada pada persimpangan
transportasi darat di provinsi Sumatera Barat. Sehingga penduduk yang akan menuju dan dari
berbagai kota di Sumatera Barat, umumnya melalui jalan di Kota Bukittinggi.

2. Kondisi Topografi
Kota Bukittinggi terletak pada ketinggian antara 756 – 960 m diatas permukaan laut. Kemiringan
wilayah Kota Bukittinggi dengan lokasi yang berada pada dataran tinggi, sangat bervariasi dan
dapat dibagi menjadi topografi yang relative datar, berbukit-bukit dan terjal. Wilayah yang
berada di kawasan ngarai sianok (15,38 %), sementara daerah perbukitan (9,64%) berada
disekitar ngarai, kawasan Gulai Bancah, Campago Ipuh, Campago Guguak Bulek, Benteng Pasar
Atas, serta Kubu Tanjung. Lahan yang memiliki kemiringan relatif datar (74,98%) terdapat
sebagaian besar di Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh bagian barat, kecamatan Guguak Panjang
bagian barat dan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan bagian tengah dan timur.
3. Kondisi Klimatologi
Karena berada di kawasan perbukitan cuaca di Kota Bukittinggi cenderung sejuk dengan rata-rata
suhu 18 – 25 derajat selsius. Karena dikelilingi kawasan perbukitan, kondisi hujan orografis juga
sering mempengaruhi suhu kota sehingga lebih sejuk dan nyaman dibandingkan cuaca kota-kota
lain di Sumatera Barat.
B. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bukittinggi, penduduk kota Bukittinggi
diperkirakan berjumlah 128.783 jiwa pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan
penduduk Kota Bukittinggi adalah 5.103 jiwa/km. Jumlah penduduk ini akan terus bertambah
sejumlah 2,06 % setiap tahun (2017).

Pertumbuhan Penduduk Kota Bukittinggi


140000

120000

100000

80000

60000

40000

20000

0
1980 1990 2000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Penduduk

C. Kondisi Rencana Tata Ruang

Berdasarkan data Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Bukittinggi tahun 2016 – 2021, kawasan Sarana Pelayanan umum mencakup 93,361 hektar dari 2.523,
83 hektar luas wilayah penggunaan lahan di Kota Bukittinggi. Jumlah ini hanya mencakup 3, 68 %
dari total luas Kota Bukittinggi. Hal ini termasuk sangat kecil dan belum tentu semua dari 3,68 %
kawasan sarana Pelayanan Umum tersebut termanfaatkan sebagai sarana Parkir kendaraan yang dapat
dipastikan memiliki luas yang lebih kecil lagi.
ANALISIS SWOT (STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY, THREAD)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Sebagai kota wisata alam, sejarah, budaya dan belanja kota 1. Faktor topografi yang tidak datar memberikan kesulitan
Bukittinggi memiliki peran sebagai melting pot berbagai latar terhadap akses wilayah yang berbukit-bukit.
belakang penduduk di Provinsi Sumatera Barat. 2. Dengan luas wiilayah 25,238 km2 dan Jumlah Penduduk
2. Didukung oleh cuaca yang sejuk karena terletak di dataran 128.783 jiwa maka kota Bukittinggi memiliki kepadatan
tinggi, memberikan rasa nyaman kepada wisatawan yang ingin penduduk 5.103 jiwa perkilometer persegi menjadikan Kota
melepaskan letih dari kehidupan hari-hari. Bukittinggi sebagai kota terpadat di Sumatera Barat.
3. Keramahtamahan penduduk yang cenderung open minded 3. Masih rendahnya penanganan masalah parkir kendaraan
terhadap wisatawan. bermotor yang cenderung memakan badan jalan sehingga
4. Wisata alam yang diakibatkan oleh lokasi kota yang berada di menyebabkan perlambatan dan tekanan terhadap aksesibilitas
dataran tinggi dikelilingi kawasan perbukitan penduduk kota
Peluang (Opportunity) Ancaman (Thread)
1. Masih besarnya potensi wisata alam dan budaya serta belanja di 1. Parkir liar berdampak pada kemacetan. Padahal parkir legal
Kota Bukittinggi yang belum terekspose dan tereksplore secara yang disediakan bertarif lebih murah namun keberadaannya
maksimal sehingga jika di garap dengan baik dapat jauh dari tujuan wisatawan sehingga masyarakat cenderung
memberikan manfaat besar bagi masyarakat. lebih memilih parkir liar yang dekat dengan tujuan wisata.
2. Peningkatan pendapatan asli daerah jika pengaturan tempat 2. Rendahnya kepatuhan penduduk terhadap peraturan lalu lintas
parkir legal dan terstruktur dapat dimaksimalkan karena sebagai yang telah ditetapkan oleh lembaga pemerintah terkait sehingga
kota wisata, Bukittinggi menerima jumlah wisatawan domestic meminimalisir potensi pendapatan daerah dari parkir.
cukup besar setiap akhir pekan.
DOKUMENTASI

Pengurusan Surat Izin Penelitian di Kantor Kesatuan Bangsa dan Pengurusan Surat Izin Pengambilan Data di Kantor Dinas Perhubungan
Politik (Kesbangpol) Kota Bukittinggi Kota Bukittinggi

Salah Satu contoh kawasan parkir di Pinggir Jalan Kota Bukittinggi Terlihat Keadaan Lokasi Parkir memakan Badan Jalan
DAFTAR PUSTAKA

BPBD Bukittinggi, (2015). Peta Administrasi Kota Bukittinggi. Bukittinggi : BPBD.

Mahendra, Made. (2008). Jurnal : Analisis SWOT dan SMART keragaan fasilitas dan utilitas Pasar di
Indonesia. Denpasar : Universitas Udayana.

Putong, Iskandar. (2003). Jurnal Ekonomi dan Bisnis : Teknik Pemanfaatan Analisis SWOT tanpa
Skala Industri (A-SWOT-TSI). Jakarta: Binus University.

Syahroni, Benny., Irawati, Rusda. (2013). Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis :
Analisis SWOT Pelabuhan Ferry Internasional Sekupang. Batam : Politeknik Batam.

Walikota Bukittinggi, (2017). Peraturan Daerah No. 12 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
No. 4 tahun 2016 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 – 2021.
Bukittinggi: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai