Anda di halaman 1dari 6

ATCS

(AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM)


DI KOTA BITUNG

I. PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan ditegaskan bahwa tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan
angkutan jalan yang aman, tepa,t lancar, teratur, efisien, dan mampu
menjangkau seluruh komponen masyarakat adalah merupakan tanggung
jawab bersama seluruh komponen masyarakat dan pemerintah.

Pembangunan Kota Bitung yang cukup pesat ditandai dengan


prestasi yang dicapai diantaranya Adipura, Adiwiyata, Kota Sehat,
terlaksananya Penghargaan Pelayanan Publik terbaik serta Tata Ruang
terbaik, Adipura berturut selama 9 (sembilan) kali dan penghargaan Tata
Pengelolaan Keuangan yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 4
(empat) tahun berturut – turut, Penghargaan Terminal Terbersih Tingkat
Nasional untuk Kota Sedang, Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) 3
(tiga) tahun berturut-turut untuk kategori lalu lintas serta ditetapkannya
Kota Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Bitung selain itu Pembangunan Jalan Tol Bitung-Manado yang sudah
dimulai tahap pembangunan / konstruksi dan Master Plan Perkretaapian
sudah memasuki tahap survey dan pemetaan adalah bagian dari prestasi
yang dicapai dan mendapat apresiasi dari pemerintah pusat.

Kota Bitung merupakan pintu gerbang Propinsi Sulawesi Utara


untuk kawasan Asia Pasifik. Posisi yang berada di titik pusat kawasan Asia
Pasifik mempermudah barang dan jasa ke Asia Pasifik, karena diukung
dengan fasilitas pelabuhan dan Terminal yang ada maka Bitung merupakan
alternative pusat distribusi barang baik keluar kawasan Asia Pasifik maupun
distribusi kedaerah-daerah lain Indonesia khususnya kawasan timur bahkan
lebih khusus antar daerah dalam propinsi dan antar propinsi.
Pembangunan di sektor perhubungan khususnya perhubungan darat
tentunya memerlukan peran yang serius dari pemerintah yang
mengedepankan keselamatan manusia yang tidak dapat kita abaikan. Kota
Bitung yang mempunyai luas 31.350,35 hektare yaitu meliputi wilayah
daratan Sulawesi disamping itu juga mempunyai wilayah kepulauan yaitu
Pulau Lembeh.

II. KEADAAN WILAYAH


Letak Geografis dan Kependudukan

Letak Kota Bitung berada pada bagian timur Provinsi Sulawesi Utara.
Jarak dari Kota Manado kearah timur ± 50 Km, sebelah utara berbatasan
dengan wilayah kecamatan likupang (Kab. Minahasa Utara) dan laut maluku,
sebelah timur dengan laut maluku, sebelah selatan dengan laut maluku,
sebelah barat dengan wilayah kecamatan kauditan (Kab. Minahasa Utara).

Kota Bitung adalah salah satu Kota di Provinsi Sulawesi Utara dengan
posisi geografis 1°23'23" - 1°35'39" LU dan 125°1'43" -125°18'13" BT, dataran
berbukit 45,06 %, bergunung 32,73 %, hanya 4,18 % merupakan dataran
landai serta sisanya 18,03 % berombak.

Kota Bitung hanya dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Jumlah curah hujan di Kota Bitung cukup beragam
menurut bulan rata-rata berkisar 30 – 305 mm/tahun. Sebagai daerah tropis
Kota Bitung mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata per
bulan pada tahun 2010 berkisar antara 74 sampai dengan 82 persen.

Luas Wilayah 31.350,35 ha atau 313 Km2 dengan Jumlah Penduduk


240.375 jiwa, kepadatan 686,7 Jiwa / Km2, pertumbuhan 3% pertahun
dengan pembagian wilayah 8 Kecamatan 69 Kelurahan.

Keadaan Kota memanjang sepanjang garis pantai selatan (sepanjang


perairan selat lembeh) dengan keadaan geografis datar dan
berbukit/bergunung, juga terdapat 3 (tiga) buah gunung yaitu Gunung Dua
Sudara. Gunung Tangkoko dan Gunung Batuangus.
Luas kota Bitung Menurut Kecamatan

KECAMATAN LUAS (ha) AREA (%)


(1) (2) (3)
Madidir 2.083,00 6,64
Matuari 3.396,00 10,83
Girian 516,55 1,65
Lembe Selatan 2.553,00 8,14
Lembe Utara 2.766,00 8,82
Aertembaga 3.309,30 10,56
Maesa 969,70 3,09
Ranowulu 15.756,80 50,26
Jumlah / Total 31.350,35 100,00

III. BIDANG PERHUBUNGAN DARAT

Guna memaksimalkan pelaksanaan penyelenggaraan lalu lintas dan


angkutan jalan di Kota Bitung perlu ditunjang dengan pengadaan sarana dan
prasarana serta fasilitas lalu lintas yang memadai, sehingga di harapkan akan
termujud system manajemen transportasi perkotaan yang tertib, aman,
nyaman dan terkendali serta ekonomis.

Angkutan Jalan
Kota Bitung yang mempunyai Terminal Tipe A dengan jumlah sarana
angkutan AKDP 30, AKAP 195, Angkutan Perintis 6 dan Angkutan Kota di
Kota Bitung adalah 700 kendaraan yang melayani angkutan kota, terdiri dari
675 kendaraan (kondisi baik), 25 kendaraan (kondisi rusak/tidak laik jalan).
Sedangkan sarana angkutan lainya berupa kendaraan barang/pic up
berjumlah 2.183, belum termasuk kendaraan pribadi dan dinas.
Berdasarkan pengamatan dan hasil survey dilapangan ternyata
permintaan dan penawaran (supply & demand) terjadi lebih tinggi tingkat
permintaan (demand) daripada penawaran (supply) pemakai jasa angkutan
dengan jumlah penduduk Kota Bitung 240.375 jiwa. Kota Bitung juga
merupakan Kota Industri dimana terdapat banyak perusahan sehingga arus
pergerakan orang keluar masuk Kota Bitung sangat tinggi. Juga ketika
pembangunan kawasan industri KEK yang sudah mulai dilaksanakan yang
berakibat banyaknya kendaraan dari luar kota Bitung bahkan luar provinsi
Sulawesi Utara yang sudah beroperasi di Kota, hal itu akan berpengaruh
terhadap arus kendaraan yang ada di Kota Bitung yaitu dapat menyebabkan
kemacetan di sepanjang ruas jalan yang ada di Kota Bitung.

Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas


Prasarana jaringan jalan yang tersedia di Kota Bitung berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Nomor 142 Tahun 2000 tentang Penetapan Jalan di Kota
Bitung dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
631/KPTS/M/2009 adalah sbb :
Panjang jalan di Kota Bitung 410,3 Km
Terdiri dari :
- Jalan Nasional 20,1 Km
- Jalan Provinsi 45,2 Km
- Jalan Kota 345 Km

IV. ATCS (AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM)


Area Traffic Control System atau yang lebih dikenal dengan istilah ATCS
adalah suatu sistem pengendalian lalu lintas berbasis teknologi informasi
pada suatu kawasan yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja jaringan
jalan melalui optimasi dan koordinasi pengaturan lampu lalu lintas di setiap
persimpangan.
Dengan ATCS, penataan siklus lampu lalu lintas dilakukan berdasar
input data lalu lintas yang diperoleh secara real time melalui kamera CCTV
pemantau lalu lintas pada titik-titik persimpangan. Penentuan waktu siklus
lampu persimpangan dapat diubah berkali-kali dalam satu hari sesuai
kebutuhan lalu lintas paling efisien yang mencakup keseluruhan wilayah
tersebut.
Untuk itu maka pengoperasian ATCS diatur dengan sebuah sistem
kontrol terpadu yang melibatkan beberapa komponen berupa :
1.Pengatur arus persimpangan berupa lampu lalu lintas
2.Penginput data lalu lintas berupa kamera CCTV pemantau
3.Pengirim data berupa jaringan kabel data atau pemancar gelombang
4.Software sistem ATCS
5.Ruang kontrol (Central Control Room) ATCS plus operatorny.
Di Kota Bitung rencana pemasangan ATCS ada di beberapa titik
persimpangan seperti pada gambar dibawah ini:
GAMBAR RENCANA TITIK ATCS DI KEC. MADIDIR DAN MAESA

GAMBAR RENCANA TITIK ATCS DI KEC. MATUARI DAN GIRIAN


Lingkup pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan ATCS di Kota Bitung meliputi:

1. Pemasangan, Peningkatan dan Perbaikan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas


(APILL) sebanyak 8 simpang meliputi
a. Simpang 4 Patung Ikan ruas jalan Yos Sudarso,
b. Simpang 4 Kantor Walikota jalan Yos Sudarso,
c. Simpang 3 Tugu Paris jalan Yos Sudarso,
d. Simpang 4 Tongkonan ruas jalan Batas Kota,
e. Simpang 3 mourits mantiri ruas jalan Batas Kota,
f. Simpang 4 pinokalan jalan SH. Sarundajang,
g. Simpang 3 Polres Jalan Wolter Monginsidi,
h. Simpang 3 Leony Jalan Wolter Monginsidi
2. Pengadaan dan pemasangan perangkat Vehicle Detector, Video Traffic
Surveilance,
3. Pemasangan jaringan komunikasi (communication network) dari masing-
masing persimpangan ke ruang kontrol (CC–Room) dengan menggunakan
Fiber Optic.

Desain Peningkatan APILL

Anda mungkin juga menyukai