Anda di halaman 1dari 16

DATA D.

PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA


DAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK

A. PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KAK

A.
1. Pemahaman dan Tanggapan Terhadap Latar Belakang Pekerjaan
 Pemahaman Terhadap Latar Belakang
Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat
diperlukan seperti halnya infrastruktur jalan dan jembatan. Keterbatasan pembangunan
infrastruktur jalan dan jembatan, menyebabkan melambatnya laju investasi.
Jalan merupakan fasilitas umum yang perlu penanganan khusus, hal ini dilakukan
karena jalan merupakan fasilitas umum yang sangat penting. Begitu pula dengan jembatan,
yang merupakan bagian penting dari suatu sistem jaringan jalan berpengaruh besar
terhadap fungsionalitas jalan. Jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai atau
penghalang lalu lintas lainnya, maka keruntuhan jembatan akan mengurangi atau menahan
lalu lintas, yang mana mengakibatkan terganggunya kenyamanan masyarakat berlalu lintas
dan terganggunya hubungan perekonomian. Karena arti pentingnya jembatan, kondisi
jembatan harus dapat terpantau dan terkelola secara baik.
Di kabupaten Wonogiri banyak jalan dan jembatan yang kurang pemeliharaan,
dengan kondisi tersebut tentunya mempengaruhi bidang ekonomi. Berkaitan dengan
perkembangan ekonomi, investasi jalan memiliki pengaruh yang luas baik bagi pengguna
jalan maupun bagi wilayah secara keseluruhan. jalan merupakan tulang punggung dan urat
nadi perekonomian kota yang berfungsi untuk memperlancar arus lalu lintas distribusi
barang, jasa dan manusia itu sendiri. Sehingga ketepatan penyediaannya melalui besarnya
investasi adalah suatu hal yang sangat penting. Perkembangan sektor transportasi
khususnya sektor jembatan, di harapkan dapat mengubah struktur perekonomian daerah
atau mengubah struktur PDRB antar wilayah.

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 1


Untuk membantu Pemerintah Daerah dalam rangka pembangunan, peningkatan dan
pemeliharaan jalan dan jembatan, maka Pemerintah Pusat memberikan bantuan
pembiayaan yang diberikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Infrastruktur
ataupun Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi Bidang Infrastruktur. Dana Alokasi
Khusus (DAK) merupakan jenis transfer dana perimbangan dari pemerintah pusat kepada
daerah yang bersifat spesific grant (bantuan spesifik). DAK bidang Infrastruktur ataupun
DAK Non Reboisasi bidang Infrastruktur ini, penetapan alokasi dan pedoman umumnya
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan (misal : PMK No. 128/PMK.07/2006 tentang
Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2007 dan
PMK No. 142/PMK.07/2007 tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Pengelolaan
Dana Alokasi Khusus TA 2008).
Dari sisi teknis, penggunaan/pemanfaatannya DAK diatur dalam
Peraturan/Keputusan Menteri Pekerjaan Umum (misal: Peraturan Menteri PU No.
39/PRT/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Infrastruktur Tahun 2007 dan Peraturan Menteri PU No. 42/PRT/M/2007 tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur Tahun 2008). DAK
dialokasikan untuk pemeliharaan berkala jalan sebesar minimal 70% dan peningkatan
jalan sebesar maksimal 30%. Kegiatan pemeliharaan rutin jalan dan pembangunan jalan
tidak dapat dibiayai dengan DAK. DAK infrastruktur jalan terutama dialokasikan untuk
kegiatan pemeliharaan berkala jalan dan peningkatan prasarana jalan dan jembatan pada
ruas-ruas jalan yang secara resmi berstatus jalan kabupaten/kota. Untuk pemanfaatan
DAK, Menteri PU membentuk Tim Koordinasi dan Tim Teknis tingkat departemen, dan
departemen menyediakan biaya khusus untuk kegiatan operasional tim-tim tersebut. Di
tingkat provinsi, gubernur juga membentuk tim penyelenggara yang terdiri dari unsur
Bappeda, dinas teknis terkait, dan satuan kerja pusat di daerah (Perencanaan dan
Pengawasan Jalan dan Jembatan–P2JJ). Untuk melaksanakan kegiatan di tingkat
kabupaten/kota yang didanai oleh DAK, bupati/walikota membentuk tim penyelenggara
yang terdiri dari unsur Bappeda dan dinas terkait. Kepala SKPD yang membidangi urusan
jalan bertanggung jawab secara fisik dan keuangan atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai
dengan DAK.

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 2


Survei kondisi jalan dan jembatan di Indonesia belum dapat dilaksanakan secara
periodik, terutama di ruas-ruas jalan yang termasuk dalam jaringan jalan kabupaten
dikarenakan terbatasnya peralatan dan sumber daya manusia. Ada 2 (dua) cara survei
kondisi jalan dan jembatan yang dapat dilakukan, yaitu survei mekanikal (perlatan) dan
survei visual (formulir standar). Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suvei kondisi jalan
dan jembatan ini dilakukan pemilihan bentuk penanganan jalan dengan penilaian terhadap
kondisi permukaan secara visual. Ada beberapa parameter yang dapat digunakan dalam
melakukan penilaian kondisi jalan, diantara lain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Pavement Condition Index (PCI) dan Road Condition Indes (RCI).

 Tanggapan Terhadap Latar Belakang


Seperti yang telah dipaparkan dalam pemaparan latar belakang pekerjaan yang
dimuat dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) mengenai Survey Kondisi Jalan dan Jembatan
telah menyeluruh, padat, dan jelas.

2. Pemahaman dan Tanggapan Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran


 Pemahaman Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran
Dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan, memiliki
maksud untuk dapat menangani data jembatan dan data hasil survei jalan berbasis RCI dan
melakukan survei ulang jalan guna mendapatkan data kondisi jalan dan jembatan yang ada
saat ini sesuai dengan ruas jalan yang sudah ditentukan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan
Jembatan adalah meningkatkan kapasitas data jaringan jembatan dan mendapatkan data
kondisi jalan dan jembatan dari setiap ruas jalan yang sudah ditentukan, sehingga dapat
membantu pengambilan keputusan dalam setiap penanganan perbaikan jalan dan
jembatan.
Sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan
Jembatan ini secara detail adalah data survei kondisi jalan dan jembatan yang sesuai
dengan perhitungan RCI dan LHR.

 Tanggapan Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 3


Berdasarkan Uraian Kerangka Acuan Kerja (KAK), Maksud, Tujuan dan Sasaran yang
ingin dicapai sudah jelas dan sudah cukup memberikan pemahaman mengenai inti pokok
utama pekerjaan secara umum, sehingga konsultan sudah mendapatkan gambaran yang
jelas mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Konsultan berkeyakinan dapat
menyelesaikan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya.

3. Pemahaman Terhadap Ruang Lingkup Wilayah Pekerjaan dan Ruang


Lingkup Pekerjaan
 Pemahaman Terhadap Ruang Lingkup Wilayah
Lokasi pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan berada di wilayah
administrasi Kabupaten Wonogiri khususnya pada ruas jalan yang sudah ber SK.

Profil Kabupaten Wonogiri


Kabupaten Wonogiri terletak pada garis lintang 70 32' - 8 0 15' Lintang Selatan dan
garis bujur 1100 41' - 1110 18' Bujur Timur dengan luas wilayah 182.236 Ha. Keadaan
alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping, terutama di bagian
Selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan mata air dari Bengawan
Solo. Adapun batas administratif Kabupaten Wonogiri adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.
- Sebelah Timur : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo (Jatim).
- Sebelah Selatan : Kabupaten Pacitan (Jatim) dan Samudra Indonesia.
- Sebelah Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keadaaan alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan berbatu gamping yang
termasuk dalam bagian Pegunungan Seribu dan merupakan mata air Bengawan Solo.
Sebagian besar topografi tidak rata dengan kemiringan rata-rata 30° yang menyebabkan
perbedaan kondisi sumber daya alam di Kabupaten Wonogiri. Secara rinci Kabupaten
Wonogiri terbagi dalam 4 wilayah topografi, yaitu:
a. Wilayah dengan topografi datar (kemiringan lahan 0 – 2%) memiliki luas wilayah 432
Hektar. Wilayah dengan topografi datar ini umumnya termasuk dalam Daerah Aliran

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 4


Sungai (DAS) Sungai Bengawan Solo Hulu, DAS Sungai Keduwang, DAS Sungai
Wiroko, DAS Sungai Temon, DAS Sungai Alang serta DAS Sungai Ngunggahan;
b. Wilayah dengan topografi bergelombang (kemiringan lahan 2 – 15%) memiliki luas
wilayah 7.865 Hektar. Wilayah dengan topografi bergelombang ini menempati
hampir semua wilayah Kabupaten Wonogiri;
c. Wilayah dengan topografi curam (kemiringan lahan 15 – 40%) memiliki luas wilayah
237 hektar. Wilayah dengan topografi curam ini menempati wilayah Kecamatan
Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto, Girimarto, Jatipurno,
Slogohimo, Bulukerto, Puhpelem, Purwantoro, dan Kismantoro;
d. Wilayah dengan topografi sangat curam (kemiringan lahan > 40%) memiliki luas
wilayah 96 hektar. Wilayah dengan topografi sangat curam ini menempati wilayah
Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto, Jatipurno, Slogohimo, Puhpelem,
Purwantoro, dan Kismantoro.

Gambar Peta Administrasi Kabupaten Wonogiri

Kebupaten Wonogiri terbagi atas dua puluh lima kecamatan dengan dua ratus lima
puluh satu desa dan empat puluh tiga kelurahan serta dua ribu tiga ratus enam dusun atau

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 5


lingkungan. Kecamatan Paranggupito adalah kecamatan terjauh dari Ibukota Kabupaten
dengan jarak kurang lebih 68 km, sedangkan Kecamatan Selogiri adalah kecamatan
terdekat dari Ibukota Kabupaten.
Berikut adalah sebaran luas wilayah Kabupaten Wonogiri dirinci per kecamatan
berdasarkan data pada tahun 2020:

Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Wonogiri Dirinci per Kecamatan Tahun 2020
No. Kecamatan Luas (Ha)
1 2 3
1 Girimarto 6.236
2 Jatipurno 5.546
3 Jatisrono 5.002
4 Slogohimo 6.414
5 Puhpelem 3.161
6 Bulukerto 4.051
7 Purwantoro 5.952
8 Kismantoro 6.986
9 Jatiroto 6.277
10 Sidoharjo 5.719
11 Ngadirojo 9.325
12 Wonogiri 8.292
13 Selogiri 5.017
14 Manyaran 8.164
15 Wuryantoro 7.260
16 Eromoko 12.035
17 Baturetno 8.910
18 Nguntoronadi 8.040
19 Tirtomoyo 9.301
20 Karangtengah 8.459
21 Batuwarno 5.165

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 6


No. Kecamatan Luas (Ha)
1 2 3
22 Giriwoyo 10.060
23 Giritontro 6.163
24 Paranggupito 6.475
25 Pracimantoro 14.214
Jumlah 182.224
Sumber: Kabupaten Wonogiri dalam Angka, 2021

Dari ke-25 kecamatan yang ada di wilayah Ka bupaten Wonogiri, terdapat dua
kecamatan yang memiliki luas wilayah yang cukup besar bila dibandingkan dengan
kecamatan yang lainnya yaitu Kecamatan Pracimantoro dengan luas 14.214 Ha dan
Kecamatan Eromoko dengan luas 12.035 Ha yang keduanya terdapat dibagian barat
Kabupaten Wonogiri. Sedangkan kecamatan dengan ukuran luas wilayah terkecil adalah
Kecamatan Puhpelem dengan luas 3.161 Ha.

Jalan di Kabupaten Wonogiri


Panjang jalan yang ada di Kabupaten Wonogiri adalah baik jalan negara, jalan
propinsi maupun jalan kabupaten sendiri pada tahun 2020 berjumlah 1.252,92 Km. Dilihat
dari kondisi jalan tersebut 886,05 km ada pada kondisi baik, 233,50 km pada kondisi
sedang, 110,57 km rusak dan sisanya 22,80 km kondisinya rusak berat.

Tabel 2. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Wonogiri (km)
Tahun 2018-2020
Jenis Permukaan Jalan 2018 2019 2020
1 2 3 4
Aspal 1.058,60 1.103,25 1.017,67
Kerikil 6,10 6,73 11,10
Tanah 6,00 4,00 4,80
Lainnya 182,22 138,94 219,35
Jumlah 1.252,92 1.252,92 1.252,92

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 7


Jenis Permukaan Jalan 2018 2019 2020
1 2 3 4

Sumber: Kabupaten Wonogiri dalam Angka, 2021

Dalam Tabel 3 diatas telah jelas bahwa tidak semua jalan di Kabupaten Wonogiri
dalam keadaan baik. Untuk Jalan negara dan jalan propinsi secara keseluruhan sudah
diaspal sedangkan untuk jalan kabupaten meupakan jalan yang sudah diaspal. Kemudian
merupakan jalan yang tidak diaspal dan sisanya masih berupa tanah (tidak dirinci).

 Pemahaman Terhadap Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan, meliputi:

a. Survei Lapangan terhadap Kondisi Jalan;


b. Survei Lapangan terhadap titik lokasi jembatan;
c. Survei Lapangan terhadap Kondisi Jembatan;
d. Perhitungan Metode RCI dan LHR Kondisi Jalan sesuai dengan Permen PUPR
Nomor 03/PRT/M/2015 tentang Tata Cara Pemeliharaan Jalan;
e. Analisis dan pengolahan data Kondisi Jalan;
f. Analisis dan pengolahan data Jembatan dan kondisinya;
g. Analisis kebutuhan pengembangan sistem.

4. Referensi Hukum
Dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan, menggunakan
beberapa dasar hukum diantaranya:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 8


4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 375/KPTS/M/2004 Tahun 2004 tentang
Penatapan Ruas-Ruas Jalan Dalam Jaringan Primer menurut peranannya sebagai Jalan
Arteri, Jalan Kolektor I, Jalan Kolektor 2, dan Jalan Kolektor 3;
5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 376/KPTS/M/2004 Tahun 2004 tentang
Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 78/PRT/M/2005 tentang Leger Jalan;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan Jalan;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 03/PRT/M/2015 tentang Tata Cara Pemeliharaan Jalan;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 41/PRT/M/2015 tentang Penyelenggaraan Keamanan Jembatan dan
Terowongan Jalan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun 2011 – 2031;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Jalan Daerah;

Berikut ini beberapa uraian singkat mengenai dasar hukum yang digunakan dalam
pekerjaan ini:
Dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan, memberikan definisi mengenai Jalan yaitu prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan
tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Adapun definisi Jembatan secara umum adalah suatu
Konstruksi yang dibangun untuk melewatkan suatu massa atau traffic lewat atas suatu
penghalang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya.
Penjelasan Pasal 86 ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “jembatan” adalah
jalan yang terletak di atas permukaan air dan/atau di atas permukaan tanah.

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 9


5. Tanggapan Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan selama 90 (Sembilan puluh) hari kalender atau 3
(tiga) bulan sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan dilaksanakan
pada Tahun Anggaran 2021. Dengan jangka waktu tersebut, konsultan menilai sudah cukup
dalam masanya memenuhi tahapan-tahapan yang harus dilalui demi berlangsungnya
proses kegiatan yang harus dilalui demi berlangsungnya proses kegiatan agar dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
Agar waktu yang diberikan dimanfaatkan dengan baik, konsultan melakukan
manajemen waktu melalui pembuatan jadwal kegiatan yang berfungsi sebagai acuan
konsultan dalam melaksanakan kegiatan demi tercapainya hasil pekerjaan yang baik,
efisien, bermanfaat, maksimal dan dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang terdapat dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)
menjadi acuan utama tahapan pelaksanaan pekerjaan untuk kemudian disusun tahapan-
tahapan yang lebih detil yang diperlukan guna mendukung kelancaran proses pelaksanaan
pekerjaan,

6. Tanggapan Terhadap Output/Keluaran


Keluaran atau produk yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi
Jalan dan Jembatan meliputi :
a. Tabel Kondisi Jalan RCI pada ruas jalan yang sudah di SK kan dan Data LHR untuk
beberapa ruas jalan yang disepakati, dan dicetak dalam bentuk buku.
b. Tabel dan Peta lokasi jembatan serta kondisi jembatan pada ruas jalan yang sudah di
SK kan.
c. Kondisi kerusakan teknis jembatan, kategori kerusakan dan analisis/kesimpulan
tindak lanjut dan estimasi biaya tindak lanjut.
d. Dokumen laporan berikut softcopy-nya dalam bentuk Dokumen PDF.
e. Softcopy seluruh dokumen laporan dan hasil kegiatan disimpan dalam hard disk.

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 10


B. PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI
PPK

1. Pemahaman dan Tanggapan Terhadap Personil


Pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan ini membutuhkan
beberapa personil sebagaimana tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagai
berikut:
1. Ahli Madya Teknik Sipil sebagai Team Leader
2. Ahli Madya Geoteknik
3. Ahli Madya Perencanaan Wilayah dan Kota
4. Ahli Madya Sistem Analis
5. Ahli Muda Geodesi
6. Asisten Ahli Teknik Sipil
7. Asisten Ahli Geodesi
8. Surveyor
9. Penginput Data
10. Administrasi

 Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan
Jembatan berjumlah 5 (lima) orang yang masing-masing wajib memilki sertifikat keahlian.
Berikut uraian kebutuhan tenaga ahli dalam masing-masing bidang berseta tugas dan
tanggung jawabnya dalam pelaksanaan pekerjaan ini:
1. Ahli Madya Teknik Sipil sebagai Team Leader
Tenaga Ahli Teknik Sipil sebagai Team Leader, dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang
dengan pendidikan minimal S2 Teknik Sipil dan memiliki SKA Teknik Jalan atau Teknik
Jembatan Madya lulusan Universitas Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi, dengan
masa pengalaman kerja paling sedikit 4 (empat) tahun. Tenaga ahli ini memiliki tugas dan
tanggung jawab diantaranya:
a. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai;

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 11


b. Bertanggung jawab atas kebenaran, ketelitian, kemutakhiran dan kelengkapan data
hasil survei sesuai buku pedoman pelaksanaan teknis pembuatan leger jalan;
c. Bertanggung jawab atas ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan untuk pekerjaan survei / pengumpulan data sekunder, pengumpulan data
primer, pengolahan dan penyajian / pelaporan.

2. Ahli Madya Geoteknik


Tenaga Ahli Geoteknik dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang dengan pendidikan
minimal S2 Teknik Sipil dan memiliki SKA Geoteknik Madya/Muda lulusan Universitas
Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi dengan pengalaman dibidang Geoteknik paling
sedikit 4 (empat) tahun. Tenaga ahli ini memiliki tugas dan tanggung jawab diantaranya:
a. Membantu Team Leader dalam melakukan survey untuk inventarisasi, dentifikasi,
dan analisis terhadap permasalahan jalan dan jembatan;
b. Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan
penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data
tanah, dan perhitungan-perhitungan mekanika tanah;
c. Menjamin data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan.
d. Memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan
jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan dan jembatan.

3. Ahli Madya Perencanaan Wilayah dan Kota


Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang
dengan pendidikan minimal S2 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota atau Teknik
Arsitektur dan memiliki SKA Perencanaan Wilayah Madya lulusan Universitas Negeri atau
Swasta yang telah terakreditasi dengan pengalaman paling sedikit 4 (empat) tahun. Tenaga
ahli ini memiliki tugas dan tanggung jawab diantaranya:
a. Membantu Team Leader dalam melakukan survey untuk inventarisasi, dentifikasi,
dan analisis terhadap permasalahan jalan dan jembatan;

4. Ahli Madya Sistem Analis

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 12


Tenaga Ahli Sistem Analis dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang dengan pendidikan
minimal S2 Teknik Informatika dan memiliki sertifikasi internasional ADO.Net dengan
pengalaman minimal 4 (empat) tahun. Tenaga ahli ini memiliki tugas dan tanggung jawab
diantaranya:
a. Membantu Team Leader dalam melakukan survey untuk inventarisasi, dentifikasi,
dan analisis terhadap permasalahan jalan dan jembatan;
b. Mengelola pekerjaan pelaksanaan survey kondisi jalan dan jembatan dalam rangka
persiapan rencana wilayah dan kota;
c. Memonitor pelaksanaan pekerjaan survey dan pengumpulan data;
d. Menyusun hasil survey dan data pendukung.
e. Mengevaluasi hasil kompilasi dan pengolahan data.

5. Ahli Muda Geodesi


Tenaga Ahli Geodesi Pertanian dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang dengan
pendidikan minimal S1 Teknik Geodesi dan memiliki SKA Geodesi Muda lulusan
Universitas Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi dengan pengalaman minimal 3
(tiga) tahun dibidang Perencanaan Wilayah dan Kota. Tenaga ahli ini memiliki tugas dan
tanggung jawab diantaranya:
a. Membantu Team Leader dalam melakukan survey untuk inventarisasi, dentifikasi,
dan analisis terhadap permasalahan jalan dan jembatan;
b. Mengendalikan pengawasan lapangan dan juru ukur serta memberi petunjuk dalam
pelaksanaan survei pengukuran (primer) dan pengumpulan data sekunder jalan dan
jembatan untuk wilayah yang telah ditentukan.
c. Memeriksa hasil olahan semua data hasil survei sekunder dan data primer yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab atas kualitas pengumpulan data mencakup kebenaran, ketelitian,
kemutakhiran dan kelengkapan hasil survei yang dilaksanakan sesuai waktu yang
telah ditetapkan.
e. Bertanggung jawab atas kualitas hasil pengolahan data dalam wilayah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 13


 Tenaga Pendukung
Selain tenaga ahli, juga terdapat tenaga pendukung sebanyak 34 (tiga puluh empat)
orang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan.
Masing-masing personil tenaga pendukung memiliki tugas dan tanggung jawab yang
berbeda-beda terhadap setiap proses pelaksanaan pekerjaan. Berikut tugas dan tanggung
jawab masing-masing tenaga pendukung :
1. Asisten Ahli Teknik Sipil
Asisten tenaga ahli ini dibutuhkan sebanyak 3 (tiga) orang dengan pendidikan
minimal S1/D3 Teknik Sipil, memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi:
a. Mengumpulkan dan mengolah informasi data.

2. Asisten Ahli Geodesi


Asisten tenaga ahli ini dibutuhkan sebanyak 2 (dua) orang dengan pendidikan
minimal S1/D3 Teknik Geodesi/Geomatika, memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi:
a. Mengumpulkan dan mengolah informasi data.

3. Surveyor
Tenaga pendukung Surveyor dibutuhkan sebanyak 25 (dua puluh lima) orang dengan
pendidikan minimal SMA/SMK/sederajat, memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi:
a. Melakukan peninjauan lokasi, pencarian data dan turut membantu tenaga ahli dalam
pemeriksaan kondisi jalan dan jembatan.

4. Penginput Data
Tenaga pendukung Penginput Data dibutuhkan sebanyak 3 (tiga) orang dengan
pendidikan minimal SMA/SMK/sederajat, memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi:
a. Melakukan penginputan semua data yang diperoleh.

5. Administrasi
Tenaga pendukung Administrasi dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang dengan
pendidikan minimal SMA/SMK/sederajat, memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi:
a. Mengumpulkan dan mengolah informasi data;

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 14


b. Melaksanakan administrasi kegiatan, surat menyurat, dll;
c. Memberikan laporan tertulis mengenai progres pekerjaan kepada perusahaan;
d. Menyusun catatan dan rekapitulasi keuangan proyek dan surat-surat
pertanggungjawabannya, berita acara dan notulen diskusi-asistensi;
e. Memelihara bukti kerja dan data kegaiatan dari sub-bagian administrasi kegiatan;
f. Bertanggungjawab terhadap kelancaran kegiatan administrasi kegiatan.

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah dijelaskan beberap kebutuhan personil
dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan beserta uraian kualifikasi
yang disyaratkan. Konsultan memandang kurang jelasnya penjabaran dalam KAK
mengenai minimal pengalaman yang dimiliki untuk tenaga pendukung dalam pekerjaan ini.
Namun, konsultan akan berusaha memberikan kualifikasi tenaga pendukung yang
mumpuni dengan tugas dan tanggungjawabnya dalam pekerjaan ini, sehingga memberikan
kemudahan dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini untuk mencapai keluaran yang
diinginkan.
Uraian bidang tenaga ahli dan asisten tenaga ahli diatas beserta uraian tugas dan
tanggung jawabnya akan memberikan kemudahan bagi team leader dan konsultan dalam
memplotkan jadwal kegiatan dengan kebutuhan personil sesuai dengan kebutuhan target
yang hendak ingin di capai, sehingga setiap tahapan dapat berjalan dengan lancar. Adanya
kelengkapan tenaga ahli yang sesuai dengan keahliannya masing-masing, konsultan yakin
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan menghasilkan suatu
output/keluaran sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pemahaman dan Tanggapan Terhadap Fasilitas Pendukung dari PPK


Mengenai pemahaman dan tanggapan terhadap fasilitas pendukung dari PPK,
konsultan menyayangkan tidak adanya penjelasan dakam Kerangka Acuan Kerja (KAK)
terkait fasilitas yang diberikan oleh pihak PPK. Konsultan memandang perlunya fasilitas
pendukung dari PPK berupa data-data jalan dan jembatan yang sudah ber SK di wilayah
Kabupaten Wonogiri, maupun studi atau data-data pendukung lainnya yang dapat
digunakan dalam kegiatan survey kondisi jalan dan jembatan ini.

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 15


Selain itu, perlunya fasilitas ruang rapat untuk pelaporan laporan kerja sebagaiman
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) terdapat 3 (tiga) tahapan pelaporan
diantaranya Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, dan Laporan Akhir. Hal ini diperlukan
kejelasan apakah fasilitas ruang rapat disediakan oleh PPK, atau konsultan menyiapkan
secara pribadi.
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) juga tidak dijelaskan secara lengkap mengenai
fasilitas, material ataupun peralatan apa saja yang perlu disiapkan konsultan dalam
pelaksanaan kegiatan survey kondisi jalan dan jembatan ini. Namun, dengan beberapa alat
yang telah disebutkan dalam KAK seperti roll meter atau pita ukur, formulir survey dan cat
pylox. Konsultan berinisiatif untuk menyiapkan beberapa alat yang dibutuhkan dalam
pekerjaan ini seperti GPS Navigasi tipe Handled, Tripmeter/Ordometer, Handy Tally
Counter, Peralatan dokumentasi, dll.

Data D. Survey Kondisi Jalan dan Jembatan 16

Anda mungkin juga menyukai