A.
1. Pemahaman dan Tanggapan Terhadap Latar Belakang Pekerjaan
Pemahaman Terhadap Latar Belakang
Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat
diperlukan seperti halnya infrastruktur jalan dan jembatan. Keterbatasan pembangunan
infrastruktur jalan dan jembatan, menyebabkan melambatnya laju investasi.
Jalan merupakan fasilitas umum yang perlu penanganan khusus, hal ini dilakukan
karena jalan merupakan fasilitas umum yang sangat penting. Begitu pula dengan jembatan,
yang merupakan bagian penting dari suatu sistem jaringan jalan berpengaruh besar
terhadap fungsionalitas jalan. Jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai atau
penghalang lalu lintas lainnya, maka keruntuhan jembatan akan mengurangi atau menahan
lalu lintas, yang mana mengakibatkan terganggunya kenyamanan masyarakat berlalu lintas
dan terganggunya hubungan perekonomian. Karena arti pentingnya jembatan, kondisi
jembatan harus dapat terpantau dan terkelola secara baik.
Di kabupaten Wonogiri banyak jalan dan jembatan yang kurang pemeliharaan,
dengan kondisi tersebut tentunya mempengaruhi bidang ekonomi. Berkaitan dengan
perkembangan ekonomi, investasi jalan memiliki pengaruh yang luas baik bagi pengguna
jalan maupun bagi wilayah secara keseluruhan. jalan merupakan tulang punggung dan urat
nadi perekonomian kota yang berfungsi untuk memperlancar arus lalu lintas distribusi
barang, jasa dan manusia itu sendiri. Sehingga ketepatan penyediaannya melalui besarnya
investasi adalah suatu hal yang sangat penting. Perkembangan sektor transportasi
khususnya sektor jembatan, di harapkan dapat mengubah struktur perekonomian daerah
atau mengubah struktur PDRB antar wilayah.
Keadaaan alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan berbatu gamping yang
termasuk dalam bagian Pegunungan Seribu dan merupakan mata air Bengawan Solo.
Sebagian besar topografi tidak rata dengan kemiringan rata-rata 30° yang menyebabkan
perbedaan kondisi sumber daya alam di Kabupaten Wonogiri. Secara rinci Kabupaten
Wonogiri terbagi dalam 4 wilayah topografi, yaitu:
a. Wilayah dengan topografi datar (kemiringan lahan 0 – 2%) memiliki luas wilayah 432
Hektar. Wilayah dengan topografi datar ini umumnya termasuk dalam Daerah Aliran
Kebupaten Wonogiri terbagi atas dua puluh lima kecamatan dengan dua ratus lima
puluh satu desa dan empat puluh tiga kelurahan serta dua ribu tiga ratus enam dusun atau
Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Wonogiri Dirinci per Kecamatan Tahun 2020
No. Kecamatan Luas (Ha)
1 2 3
1 Girimarto 6.236
2 Jatipurno 5.546
3 Jatisrono 5.002
4 Slogohimo 6.414
5 Puhpelem 3.161
6 Bulukerto 4.051
7 Purwantoro 5.952
8 Kismantoro 6.986
9 Jatiroto 6.277
10 Sidoharjo 5.719
11 Ngadirojo 9.325
12 Wonogiri 8.292
13 Selogiri 5.017
14 Manyaran 8.164
15 Wuryantoro 7.260
16 Eromoko 12.035
17 Baturetno 8.910
18 Nguntoronadi 8.040
19 Tirtomoyo 9.301
20 Karangtengah 8.459
21 Batuwarno 5.165
Dari ke-25 kecamatan yang ada di wilayah Ka bupaten Wonogiri, terdapat dua
kecamatan yang memiliki luas wilayah yang cukup besar bila dibandingkan dengan
kecamatan yang lainnya yaitu Kecamatan Pracimantoro dengan luas 14.214 Ha dan
Kecamatan Eromoko dengan luas 12.035 Ha yang keduanya terdapat dibagian barat
Kabupaten Wonogiri. Sedangkan kecamatan dengan ukuran luas wilayah terkecil adalah
Kecamatan Puhpelem dengan luas 3.161 Ha.
Tabel 2. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Wonogiri (km)
Tahun 2018-2020
Jenis Permukaan Jalan 2018 2019 2020
1 2 3 4
Aspal 1.058,60 1.103,25 1.017,67
Kerikil 6,10 6,73 11,10
Tanah 6,00 4,00 4,80
Lainnya 182,22 138,94 219,35
Jumlah 1.252,92 1.252,92 1.252,92
Dalam Tabel 3 diatas telah jelas bahwa tidak semua jalan di Kabupaten Wonogiri
dalam keadaan baik. Untuk Jalan negara dan jalan propinsi secara keseluruhan sudah
diaspal sedangkan untuk jalan kabupaten meupakan jalan yang sudah diaspal. Kemudian
merupakan jalan yang tidak diaspal dan sisanya masih berupa tanah (tidak dirinci).
4. Referensi Hukum
Dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan, menggunakan
beberapa dasar hukum diantaranya:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
Berikut ini beberapa uraian singkat mengenai dasar hukum yang digunakan dalam
pekerjaan ini:
Dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan, memberikan definisi mengenai Jalan yaitu prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan
tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Adapun definisi Jembatan secara umum adalah suatu
Konstruksi yang dibangun untuk melewatkan suatu massa atau traffic lewat atas suatu
penghalang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya.
Penjelasan Pasal 86 ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “jembatan” adalah
jalan yang terletak di atas permukaan air dan/atau di atas permukaan tanah.
Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan
Jembatan berjumlah 5 (lima) orang yang masing-masing wajib memilki sertifikat keahlian.
Berikut uraian kebutuhan tenaga ahli dalam masing-masing bidang berseta tugas dan
tanggung jawabnya dalam pelaksanaan pekerjaan ini:
1. Ahli Madya Teknik Sipil sebagai Team Leader
Tenaga Ahli Teknik Sipil sebagai Team Leader, dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang
dengan pendidikan minimal S2 Teknik Sipil dan memiliki SKA Teknik Jalan atau Teknik
Jembatan Madya lulusan Universitas Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi, dengan
masa pengalaman kerja paling sedikit 4 (empat) tahun. Tenaga ahli ini memiliki tugas dan
tanggung jawab diantaranya:
a. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai;
3. Surveyor
Tenaga pendukung Surveyor dibutuhkan sebanyak 25 (dua puluh lima) orang dengan
pendidikan minimal SMA/SMK/sederajat, memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi:
a. Melakukan peninjauan lokasi, pencarian data dan turut membantu tenaga ahli dalam
pemeriksaan kondisi jalan dan jembatan.
4. Penginput Data
Tenaga pendukung Penginput Data dibutuhkan sebanyak 3 (tiga) orang dengan
pendidikan minimal SMA/SMK/sederajat, memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi:
a. Melakukan penginputan semua data yang diperoleh.
5. Administrasi
Tenaga pendukung Administrasi dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang dengan
pendidikan minimal SMA/SMK/sederajat, memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi:
a. Mengumpulkan dan mengolah informasi data;
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah dijelaskan beberap kebutuhan personil
dalam pelaksanaan pekerjaan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan beserta uraian kualifikasi
yang disyaratkan. Konsultan memandang kurang jelasnya penjabaran dalam KAK
mengenai minimal pengalaman yang dimiliki untuk tenaga pendukung dalam pekerjaan ini.
Namun, konsultan akan berusaha memberikan kualifikasi tenaga pendukung yang
mumpuni dengan tugas dan tanggungjawabnya dalam pekerjaan ini, sehingga memberikan
kemudahan dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini untuk mencapai keluaran yang
diinginkan.
Uraian bidang tenaga ahli dan asisten tenaga ahli diatas beserta uraian tugas dan
tanggung jawabnya akan memberikan kemudahan bagi team leader dan konsultan dalam
memplotkan jadwal kegiatan dengan kebutuhan personil sesuai dengan kebutuhan target
yang hendak ingin di capai, sehingga setiap tahapan dapat berjalan dengan lancar. Adanya
kelengkapan tenaga ahli yang sesuai dengan keahliannya masing-masing, konsultan yakin
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan menghasilkan suatu
output/keluaran sesuai dengan yang diharapkan.