Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PROGRAM

: PROGRAM PENGENDALIAN DAN


PENGAMANAN
LALU
LINTAS
(10719)

KEGIATAN

: PENGADAAN DAN PEMASANGAN


TRAFFIC LIGHT (10719027)

PAKET PEKERJAAN

: PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
CCTV DI UPT LLAJ SURABAYA,
MALANG, LAMONGAN, MADIUN,
TULUNGAGUNG,
JEMBER,
BANYUWANGI, DAN BANGKALAN (8
UNIT)

SUMBER DANA

: APBD PROVINSI JAWA TIMUR 2015

BIDANG LALU LINTAS JALAN


DINAS PERHUBUNGAN DAN LLAJ
PROVINSI JAWA TIMUR

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)
URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan


kehidupan, sistem pemerintahan dan sistem kemasyarakatan.
Kondisi demografis wilayah mempunyai pengaruh terhadap kinerja
transportasi di wilayah tersebut, demikian juga dengan tingkat
pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut. Hal ini mengakibatkan
terjadinya perubahan pada tata guna lahan yang berimplikasi
terhadap pengembangan wilayah termasuk salah satunya adalah
jalan. Untuk mengimbangi eksploitasi perubahan tata guna lahan
maka perlu dilakukan pengembangan dari sistem transportasi itu
sendiri,
hal
ini
terkait
dengan
tingkat
kemudahan
pencapaian/aksesibilitas menuju suatu wilayah.
Keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas
kendaraan di jalan, merupakan tujuan utama dari sistem
transportasi di jalan selain untuk mendukung kegiatan ekonomi
yang lebih produktif. Tujuan tersebut dapat dipenuhi dengan
dukungan perlengkapan jalan yang ditempatkan pada lokasi yang
tepat diseluruh jaringan ruas jalan, baik pada Jalan Lokal, Jalan
Propinsi, maupun Jalan Nasional.
Perlengkapan jalan yang merupakan Fasilitas Keselamatan LLAJ
sebagai alat kontrol lalu lintas tidak hanya akan memperkecil
konflik kendaraan di jalan tetapi juga terhadap para pemakai tepi
jalan maupun aktifitas pada lahan di sisi jalan. Para pengemudi
kendaraan yang tidak berorientasi pada keadaan didepan maupun
disekelilingnya akan membahayakan, baik dirinya maupun orang
lain. Hal ini mengarah pada dibutuhkannya tanda tanda dan arah
serta
informasi, seperti sistem penomoran, jenis komponenkomponen perlengkapan jalan, tandatanda geografis dan informasi
kondisi jalan yang berkelanjutan. Informasi yang lengkap maupun
tanda tanda pada komponen perlengkapan jalan sebagai alat
kontrol lalu lintas menghasilkan operasional yang efisien terhadap
sistem jaringan ruas-ruas jalan.
Fasilitas Keselamatan LLAJ berupaperlengkapan jalan telah
berkembang baik pada sisi jumlah maupun lokasi-lokasi ruas jalan
dimana fasilitas tersebut terpasang. Pemenuhan terhadap jumlah
fasilitas keselamatan lalu lintas dari tahun ketahun selalu
mengalami peningkatan. Walaupun realisasi dari kebutuhan yang
ada masih jauh dari harapan baik dari segi kwantitas maupun dari
segi kualitas. Pemenuhan kebutuhan fasilitas dimaksud bersumber
dari APBD Propinsi maupun APBN yang dipasang secara menyebar
pada ruas-ruas jalan Nasional maupun jalan Provinsi di wilayah
Propinsi JawaTimur.
Dalam upaya menjaga optimalisasi kinerja lalu lintas pada ruas
jalan, maka setiap bagian ruas jalan perlu dilengkapi dengan
fasilitas dan perlengkapan jalan seperti Rambu, Marka, Traffic
Light, Guardrail, Patok Tikungan, Lampu Penerangan Jalan dan
Perlengkapan Jalan Lainnya.

Pengembangan transportasi dan tataguna lahan memainkan peran


penting dalam kebijakan dan program pemerintah. Salah satu
pengembangan transportasi yang perlu dilakukan adalah terkait
dengan fasilitas perlengkapan jalan seperti Alat Pemberi Isyarat
Lalu Lintas (APILL) atau Traffic Light.
Bukanhal yang aneh bagi kita hampir setiap kota besar di dunia
dihadapkan pada problem transportasi yang serius, antara lain
adalah kemacetan dan tundaan pada ruas-ruas jalan terutama di
persimpanganjalan. Kondisi semacam itu berlangsung pada saatsaat jam sibuk (peak hour), entah itu pada jam keberangkatan
menuju kantor dan sekolah (06.00 - 08.00 WIB), jam pulang sekolah
(12.00 14.00 WIB) maupun jam pulang kantor (16.00 - 20.00 WIB).
Percaya atautidak, fenomena kemacetan lalu lintas di
persimpangan terutama pada saat-saat peak hour pasti akan anda
jumpai di kota-kota besar seperti Surabaya atau Jakarta.
Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasinya, akan tetapi
kebanyakan bahkan boleh dikatakan hamper semua dari metode
tersebut bersifat parsial, contohnya saja untuk mengatasi tundaan
disebuah persimpangan maka dilakukan survey arus lalu lintas di
sekitar lokasi tersebut, yang hasilnya dipakai untuk menata ulang
siklus lampu sinyal pesimpangan supaya didapatkan level kinerja
persimpangan yang lebih baik dengan indicator penurunan panjang
antrian dan tundaan pada persimpangan bersinyal tersebut.
Dengan penataan ulang pada satu persimpangan saja tentu saja
akan merubah pola arus yang keluar dari setiap kaki persimpangan,
yang implikasinya tetap akan mempengaruhi ritme arus lalu lintas
pada ruas jalan lain. Pada titik tertentu, arus ini justru akan
menyebabkan tundaan pada persimpangan lain yang masih memiliki
hubungan dengan persimpangan yang barusaja kita tata ulang siklus
lampunya. Sederhananya, kita telah berhasil melancarkan arus di
satu titik persimpangan, akan tetapi arus yang keluar dari titik
tersebut justru membuat kemacetan di titik persimpangan yang
lain.
Penataan ritme lalu lintas akan lebih baik apabila pemerintah
menerapkan teknologi Area Traffic Control System (ATCS) pada
semua persimpangan lalu lintas yang ada di kota tersebut. ATCS
adalah sebuah system pengaturan lalu lintas bersinyal terkoordinasi
yang diaturmencakup satu wilayah secara terpusat. Dengan ATCS
maka dapat dilakukan upaya manajemen rekayasa lalulintas yang
mengkoordinasikan semua titik-titik persimpangan bersinyal melalui
pusat kontrol ATCS, sehingga diperoleh suatu kondisi pergerakan
lalu lintas secara efisien. Teknologi ATCS sendiri telah banyak
diterapkan di berbagai kota-kotabesar di negara-negaramaju.
Dengan ATCS, penataan siklus lampu lalu lintas dilakukan berdasar
input data lalu lintas yang diperoleh secara real time melalui
kamera CCTV pemantau lalu lintas pada titik-titik persimpangan.
Penentuan waktu siklus lampu persimpangan dapat diubah berkalikali dalam satu hari sesuai kebutuhan lalu lintas paling efisien yang
mencakup keseluruhan wilayah tersebut.

Guna menunjang pertumbuhan lalu lintas yang cukup cepat


terutama di wilayah Propinsi Jawa Timur, maka sangat dibutuhkan
pembangunan Fasilitas Perlengkapan Jalan seperti program ATCS
pada persimpangan yang dibutuhkan. Pada hakekatnya kebutuhan
prasarana fasilitas umum jalan raya ini akan mempengaruhi system
transportasi yang ada.
Perencanaan Pembangunan CCTV di UPT LLAJ Surabaya, Malang,
Lamongan, Madiun, Tulungagung, Jember, Banyuwangi, dan
Bangkalan (8 Unit) memerlukan Perencanaan terlebih dahulu
sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan jumlah dan lokasi
penempatan Area Traffic Control System (ATCS).
2. Maksud dan
Tujuan

Maksud :
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk melakukan Perencanaan
Pembangunan CCTV di UPT LLAJ Surabaya, Malang, Lamongan,
Madiun, Tulungagung, Jember, Banyuwangi, dan Bangkalan (8 Unit).
Tujuan :
a. Menginventarisir
dan
mengevaluasi
kondisi
eksisting
Persimpangan Utama;
b. Menentukan lokasi-lokasi pembangunan CCTV di UPT LLAJ

Surabaya, Malang, Lamongan, Madiun, Tulungagung,


Jember, Banyuwangi, dan Bangkalan (8 Unit) ;
c. Menyusun dokumen pelaksanaan meliputi spesifikasi teknis,
gambar perencanaan pemasangan CCTV di UPT LLAJ

Surabaya, Malang, Lamongan, Madiun, Tulungagung,


Jember, Banyuwangi, dan Bangkalan (8 Unit) dan Rencana
Anggaran Biaya untuk pelelangan pelaksanaan pekerjaan.
3. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen Perencanaan


Pembangunan CCTV di UPT LLAJ Surabaya, Malang, Lamongan,
Madiun, Tulungagung, Jember, Banyuwangi, dan Bangkalan (8 Unit).

4. Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada Jalan Provinsi yang ada di wilayah


UPT LLAJ Surabaya, Malang, Lamongan, Madiun, Tulungagung,
Jember, Banyuwangi, dan Bangkalan (8 Unit).

5. Sumber
Pendanaan

Kegiatan paket pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan


Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015
Satuan Kerja Dinas Perhubungan dan LLAJ Provinsi Jawa Timur.

6. Nama dan
Proyek/Satuan
Kerja Pejabat
Pembuat
Komitmen

Program (10719)

: Pengendalian
Lalu Lintas

Kegiatan (10719027)

: Pengadaan dan Pemasangan Traffic


Light

Pejabat Pembuat Komitmen

: GATOT SOEBROTO,
M.PSDM

Proyek/Satuan Kerja

: Bidang Lalu Lintas Jalan Dinas


Perhubungan dan LLAJ Provinsi
Jawa Timur

Pekerjaan

: Perencanaan Pembangunan CCTV


di UPT LLAJ Surabaya, Malang,
Lamongan, Madiun, Tulungagung,
Jember,
Banyuwangi,
dan
Bangkalan (8 Unit)
RUANG LINGKUP

dan

Pengamanan

A.Md,

SE,

7. Lingkup
Kegiatan

8. Keluaran

9. Peralatan,
Material,
Personil dan
Fasilitas dari
Pejabat
Pembuat
Komitmen
10.Peralatan dan
Material dari
Penyedia Jasa
Konstruksi

Lingkup kegiatan dalam pekerjaan ini, adalah :


Melakukan identifikasi terhadap kondisi prasarana dan fasilitas
perlengkapan jalan yang disurvey sebagai masukan penyusunan
Pemasangan CCTV di UPT LLAJ Surabaya, Malang, Lamongan,
Madiun, Tulungagung, Jember, Banyuwangi, dan Bangkalan (8
Unit)
Melakukan analisis terhadap data sekunder dan data primer yang
diperoleh serta melakukan evaluasi terhadap kebutuhan
Pembangunan CCTV di UPT LLAJ Surabaya, Malang, Lamongan,
Madiun, Tulungagung, Jember, Banyuwangi, dan Bangkalan (8
Unit) ;
Menyusun rekomendasi terhadap kebutuhan pemasangan CCTV di
UPT LLAJ Surabaya, Malang, Lamongan, Madiun, Tulungagung,
Jember, Banyuwangi, dan Bangkalan (8 Unit)
Inventaris dan Evaluasi kondisi eksisting CCTV di UPT LLAJ
Surabaya, Malang, Lamongan, Madiun, Tulungagung, Jember,
Banyuwangi, dan Bangkalan (8 Unit) ;
Penentuan lokasi-lokasi pembangunan CCTV;
Dokumen pelaksanaan meliputi spesifikasi teknis, gambar
perencanaan pemasangan CCTV dan Rencana Anggaran Biaya
untuk pelelangan pelaksanaan pekerjaan.
Peralatan, material, dan personil disiapkan oleh penyedia jasa.

Penyedia barang/jasa wajib menyediakan beberapa peralatan


utama sebagai berikut :
No.

Jenis Peralatan

Jumlah yang disyaratkan

1.

Mobil

2 unit

2.

komputer / laptop

4 unit

printer / ploter

3 unit

Semua peralatan baik milik sendiri atau sewa harus dibuktikan


dengan bukti kepemilikan alat dan tertuang dalam surat keterangan
kepemilikan/sewa/dukungan yang dilegalisir oleh notaris. Surat
keterangan tersebut harus mencantumkan nama paket pekerjaan.
11.Lingkup
Kewenangan
Penyedia Jasa
12.Jangka Waktu
Penyelesaian
Kegiatan

Penyedia jasa mempunyai lingkup kewenangan sesuai dengan


lingkup pekerjaan dan penyusunan laporan.

13.Sertifikat
Badan Usaha

Penyedia barang/jasa mempunyai Sertifikat Badan Usaha (SBU) Subklasifikasi Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi (RE104), dan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Subklasifikasi Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan
Teknik Sipil Transportasi.

Kegiatan Perencanaan Pembangunan CCTV di UPT LLAJ Surabaya,


Malang, Lamongan, Madiun, Tulungagung, Jember, Banyuwangi, dan
Bangkalan (8 Unit) dilaksanakan selama 21 (dua puluh satu) hari
kalender berurutan sejak dikeluarkannya SPMK.

14.Personil

Posisi

Kualifikasi

Jumlah
Orang

Tenaga Ahli:
1. Team Leader

2. Ahli Cost
Estimator

3. Administrasi/
Keuangan

4. Surveyor

5. Drafter

6. Sopir/Driver

7. Office Boy

Team Leader/Ahli Sipil Transportasi


Sarjana S-1 Jurusan Teknik Teknik Sipil
lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah
lulus ujian negara atau yang telah
diakreditasi, atau Perguruan Tinggi
Luar Negeri yang telah diakreditasi,
dibuktikan dengan salinan ijazah yang
sah.
Team
Leader
ini
diutamakan
berpengalaman
melaksanakan
pekerjaan
di
bidang
Teknik
Transportasi
dengan
pengalaman
minimal 4 tahun, dan memiliki SKA.
Ahli Cost Estimator
Sarjana S-1
Jurusan Teknik Teknik Sipil, Lulusan
Perguruan
Tinggi
Negeri
atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah
lulus ujian negara atau yang telah
diakreditasi, atau Perguruan Tinggi
Luar Negeri yang telah diakreditasi,
dibuktikan dengan salinan ijazah yang
sah.
Ahli
Jalan
ini
diutamakan
berpengalaman
melaksanakan
pekerjaan
di
bidang
Teknik
Transportasi
dengan
pengalaman
minimal 3 tahun Memiliki SKA Muda
Teknik Jalan/Teknik Sipil.
Staf
Administrasi/Keuangan
yang
disyaratkan adalah seorang lulusan
SMA/SMK sederajatyang telah lulus
ujian negara atau yang telah
diakreditasi,
dibuktikan
dengan
salinan ijazah yang sah. Diutamakan
berpengalaman sebagai administrasi /
keuangan minimal 1 (satu) tahun.
Surveyor yang disyaratkan adalah
seorang lulusan SMK sederajat yang
telah lulus ujian negara atau yang
telah diakreditasi, dibuktikan dengan
salinan ijazah yang sah. Diutamakan
berpengalaman
sebagai
surveyor
minimal 1 (satu) tahun.
Drafter yang disyaratkan adalah
seorang lulusan SMK sederajat yang
telah lulus ujian negara atau yang
telah diakreditasi, dibuktikan dengan
salinan ijazah yang sah. Diutamakan
berpengalaman
sebagai
drafter
minimal 1 (satu) tahun.
Sopir/Driver yang disyaratkan adalah
seorang SMA/SMK sederajat yang telah
lulus ujian negara atau yang telah
diakreditasi,
dibuktikan
dengan
salinan ijazah yang sah.
Office boy yang disyaratkan adalah

1 orang

1 orang

1 orang

4 orang

1 orang

2 orang

1 orang

15.Jadwal
Tahapan
Pelaksanaan
Kegiatan

seorang SMA/SMK sederajat yang telah


lulus ujian negara atau yang telah
diakreditasi,
dibuktikan
dengan
salinan ijazah yang sah.
Tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a) Pekerjaan Pendahuluan
b) Penentuan titik lokasi, Spesifikasi Teknik, Rencana Anggaran
Biaya;
c) Serah Terima Pekerjaan;
HALHAL LAIN

16.Persyaratan
Kerjasama

Jika kerjasama dengan penyedia barang/jasa lain diperlukan untuk


pelaksanaan kegiatan ini maka harus mematuhi persyaratan yang
telah ditentukan.

17.Alih
Pengetahuan

Jika diperlukan, penyedia barang/jasa berkewajiban untuk


menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen.
Surabaya,

Januari 2015

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

GATOT SOEBROTO, A.Md, SE, M.PSDM


Penata Tingkat I
NIP. 19750525 199903 1 010

Anda mungkin juga menyukai