Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menyusun perencanaan dan desain pembelajaran, merupakan langkah

penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Oleh karena itu

kami rasa perlu memahami hakikat dari perencanaan pembelajaran sebagai

pengenalan awal sebelum anda menyusun rencana pemvelajaran bai peserta

didik anda.

Dalam makalah ini, kami mengupas hal-hal yang berkaitan dengan hakikat

perencanaan pembelajaran itu sendiri. Kami berharap makalah ini dapat

membantu anda yang ingin memahami lebih dalam hakikat dari perencanaan

pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa hakikat dari perencanaan pembelajaran ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh Dr. H. Izhar Salim,

M.Si dan Dr. H. Wanto Riva’ie, M.Ed .

2. Agar lebih memahami hakikat perencanaan pembelajaran.


2

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Menurut Wina Sanjaya ( 2008:23 ) pertama, perencanaan berasal dari kata

rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang dilakukan untuk

mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai

dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta

dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Kedua, pembelajaran dapat

diartikan sebagai proses kerjasama antar guru dan siswa dalam memanfaatkan

segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari diri

siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki

termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti

lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya mencapai tujuan belajar

tersebut.

Dari pendapat diatas maka kami menyimpulkan perencanaan pembelajaran

adalah penentuan tujuan dan menetapkan langkah-langkah untuk

mengembangkan minat, bakat dan kemampuan dasar serta potensi akademik

yang ada didalam diri peserta didik sebagai tujuan utama dari perencanaan

pembelajaran.
3

B. PENTINGNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Bagi seorang profesional, merencanakan sesuai dengan tugas dan

tanggungjawab profesinya merupakan tahap yang tidak boleh ditinggalkan.

Menurut Deshimer ( dalam Wina Sanjaya, 2008: 30 ) dua alasan perlunya

perencanaan Pertama, hakikat manusia yang memiliki kemampuan dan pilihan

untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya. Seorang profesional dapat

menentukan waktu dan cara bertindak yang dianggap sesuai; kedua, setiap

manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya sehingga selamanya membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan

berbagai aktivitas. Dengan demikian, suatu pekerjaan akan berhasil manakala

semua yang terlibat dapat bekerja sesuai dengan perannya masing-masing.

Dua hal itulah selanjutnya dibutuhkan perencanaan matang untuk

mengerjakan sesuatu”.

Perencanaan sangat penting sehingga dibutuhkan dalam pembelajaran. Hal

ini disebabkan oleh beberapa hal berikut

Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Menurut Dick dan

Caley Pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan

prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam

rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Menurut mereka strategi bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan

belajar saja, melainkan juga pengaturan, materi atau paket pembelajaran yang

akan disampaikan kepada peserta didik (dalam Zainal Akib, 2013: 69).
4

Kedua, pembelajaran adalah proses kerja sama. Menurut Martinis Yamin

(2012: 58) kegiatan belajar mengajar dikelas dilakukan oleh seorang guru

sesuai dengan gaya mengajarnya, sebagian guru membuka buku pelajaran dan

menjelaskan materi yang terdapat didalam buku tersebut, sebagian guru yang

lain menanyakan kepada siswa atau peserta didik tentang penguasaan materi

yang yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi

tugas dan lain-lain di kalangan para siswa di kelas tersebut. Ini adalah bentuk

proses kerja sama antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa.

Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran

bukan hanya sekadar menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi suatu

proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisma yang unik, yang

sedang berkembang. Siswa bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja

mereka memiliki bakat dan minat yang berbeda; mereka memiliki gaya

belajar. Itulah sebabnya proses pembelajaran adalah proses yang kompleks,

yang harus memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-

kemungkinan itulah yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang

dari setiap guru ( Wina Sanjaya, 2013 : 32)

Keempat, proses akan lebih efektif manakala memanfaatkan berbagai

sarana prasarana yang ada termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.

Salah satu kelemahan guru dewasa ini dalam pengelolaan pembelajaran adalah

kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia. Padahal, banyak

sekali jenis-jenis teknologi yang dapat digunakan oleh guru untuk menunjang

keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran akan efektif manakala guru


5

memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat. Untuk itu perlu perencanaan

yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien ( Wina Sanjaya, 2013: 32)

C. MANFAAT DAN FUNGSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN

1. Manfaat Perencanaan Pembelajaran

a. Dengan perencanaan yang matang dan akurat, akan dapat diprediksi

seberapa besar keberhasilan yang akan dicapai.

Oleh karena itu akan terhindar dari keberhasilan yang sifatnya

untung-untungan sebab segala kemungkinan kegagalan sudah dapat

diantisipasi oleh guru. Dalam perencanaan, guru harus paham tujuan

apa yang akan dicapai, strategi apa yang tepat dilakukan sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai, dan dari mana sumber belajar yang dapat

digunakan.

b. Sebagai alat untuk memecahkan masalah.

Dengan perencanaan yang matang, maka segala kemungkinan dan

masalah yang akan timbul dapat diantisipasi sehingga dapat diprediksi

pula jalan penyelesaiannya.

c. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.

Dengasn perencanaan yang tepat, maka guru dapat menentukan

sumber-sumber belajar yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu

bahan pembelajaran sebab saat ini banyak sekali sumber belajar yang

ditawarkan baik melalui media cetak maupun elektronik.


6

d. Perencanaan akan membuat pembelajaran berlangsung secara

sistematis.

Dengan perencanaan yang baik, maka pembelajaran tidak akan

berlangsung seadanya, tetapi akan terarah dan terorganisir dan guru

dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran mempunyai beberapa fungsi di antaranya

sebagai berikut:

a. Fungsi kreatif

Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang

akan dapat memberikan umpan balik (feedback) yang dapat

menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan

dapat meningkatkan dan memperbaiki program.

b. Fungsi Inovatif

Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya

kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses

yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram

secara utuh.
7

c. Fungsi selektif

Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana

yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi

selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang

dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d. Fungsi Komunikatif

Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada

setiap orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan

pihak eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen

perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang

baik mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang

dilakukan.

e. Fungsi prediktif

Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat

menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu

tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi

prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan

yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.

f. Fungsi akurasi

Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur

setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran

tertentu, dapat menghitung jam pelajaran efektif.


8

g. Fungsi pencapaian tujuan

Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga

membentuk manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam

aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan.

Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat

dilakukan secara seimbang.

h. Fungsi kontrol

Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran.

Melalui perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi

pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan

dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan

program pembelajaran selanjutnya.

(sumber : http://andinurdiansah.blogspot.co.id/2011/11/manfaat-dan-

fungsi-perencanaan.html)
9

D. KRITERIA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Untuk menghasilkan perencanaan pembelajaran yang baik, tentunya

harus memenuhi kriteria tertentu, dan beberapa nilai yang dapat dijadikan

sebagai kriteria penyusunan perencanaan, diantaranya:

1. Signifikansi

Signifikansi artinya kebermaknaan, ini berarti bahwa perencanaan

pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan

secara efektif san efesien.

2. Relevan

Relevan artinya kesesuaian. Ini berarti bahwa perencanaan yang

dibuat mempunyai kesesuaian baik internal maupun eksternal.

3. Kepastian

Nilai kepastian ini bermakna bahwa perencanaan pembelajaran

yang dibuat hendaknya tidak lagi mengundang sekian banyak alternatif

yang dapat dipilih, akan tetapi sudah selesai dan mengandung langkah-

langkah pasti secara sistematis.

4. Adaptabilitas

Maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus

adaptif artinya dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan

berbagai kondisi.
10

5. Kesederhanaan

Bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun mudah dipahami

dan mudah diimplementasikan, sehingga berfungsi dengan baik sebagai

pedoman untuk guru dalam perencanaan pembelajaran di kelas.

6. Prediktif

Bahwa perencanaan yang baik harus memiliki kemampuan

prediksi yang kuat, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan

yang akan terjadi sehinggga memudahkan guru untuk mengantisipasinya.

Sedangkan dalam penyusunan perencanaan pembelajaran adapun konsep-

konsep yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Konsep perencanaan

pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:

1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan

yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan

tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan

problem-problem pengajaran.

2. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan

dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan

pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang

sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem

perencanaan itu.

3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari

pengetahuan yang senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan


11

teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi

tersebut.

4. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasikan

secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan

pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-

unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan

segala tingkatan kompleksitasnya.

5. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan

pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar

teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas

pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari

proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi

pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.

6. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran

dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke

waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek

secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains

dan dilaksanakan secara sistematik.

(sumber : http://lagibelajargoblog.blogspot.co.id/2014/12/kriteria-dan-

konsep-penyusunan.html )
12

E. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERENCANAAN

PEMBELAJARAN

1. Merumuskan tujuan khusus

Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru

adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi

pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang

kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum

pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator)

pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur.

Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek

penting yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.

a. Domain kognitif

Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek

intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi

mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi, dan prinsip. Semakin

kuat seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi, maka

semakin mudah seseorang dalam melaksanakan aktivitas belajar.

b. Domain afektif

Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan

penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan

perkembagan mental yang ada dalam diri seseorang.


13

c. Domain psikomotor

Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan

kemampuan dan ketrampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk

kerja atau performance yang berupa ketrampilan fisik dan ketrampilan

non fisik.

2. Memilih pengalaman belajar

Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses

berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk

melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta.

3. Menentukan kegiatan belajar mengajar

Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat

dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual.

4. Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran

Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan

sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga

profesional.

5. Memilih bahan dan alat

Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

a. keberagaman kemampuan intelektual siswa.

b. jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus

dicapai siswa.

c. tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus.


14

d. berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

e. bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan.

f. fasilitas fisik yang tersedia..

6. Ketersediaan fasilitas fisik

Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap

keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas,

pusat media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja

sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan

lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses

perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk

adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.

7. Perencanaan evaluasi dan pengembangan

Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan

pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan

pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan

pembelajaran.

(sumber : http://andinurdiansah.blogspot.co.id/2011/11/langkah-langkah-

penyusunan-perencanaan.html)
15

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan

tentang apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses

suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai

melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian

menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

tersebut. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antar guru

dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik

potensi yang bersumber dari diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan

kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang

ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai

upaya mencapai tujuan belajar tersebut.

Perencanaan pembelajaran adalah penentuan tujuan dan menetapkan

langkah-langkah untuk mengembangkan minat, bakat dan kemampuan dasar

serta potensi akademik yang ada didalam diri peserta didik sebagai tujuan

utama dari perencanaan pembelajaran.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada

makalah ini, maka kami membutuhkan saran agar makalah ini dapat lebih

bermanfaat bagi pembaca maupun bagi kami sebagai tim penyusun.

Anda mungkin juga menyukai