Kelompok 12
Universitas Andalas
2020
Pengertian Pragmatik
Richards dkk. (1985: 225) bahwa Pragmatics is the study of the use of language
in communication, particularly the relationship between sentences and the context
and situations in which they are used. Pragmatik merupakan ilmu penggunaan bahasa
dalam komunikasi, khususnya hubungan antarkalimat dan konteks dan situasi kalimat
itu digunakan. Dari kutipan ini, dapat dikatakan bahwa bila berbicara tentang
pragmatik berarti berbicara tentang bagaimana penutur memilih bentuk-bentuk
bahasa untuk mencapai tujuan bertutur (Gunarwan, 2004: 2).
Ilmu pragmatik pertamakali dikemukakan oleh Morris pada tahun 1938( Mey,
1993:35). Ketika ia membicarakan bentuk umum ilmu tanda (semiotic). Ia
menjelaskan dalam (Levinson, 1983:1) bahwa semiotic memiliki tiga bidang kajian,
yaitu sintaksis (syintax), semantik (semantics), dan pragmatik (pagmatics). Sintaksis
merupakan kajian lingustik yang mengkaji hubungan formal antartanda.Semantik
adalah kajian linguistic tentang hubungan tanda dengan orang yang
menginterpretasikan tanda tersebut. Namun , tahun 1955, Austin, dalam bukunya
yang berjudul How To Do Things Word (1962), telah mengembangkan ilmu ini
dengan menurunkan teori tindak tutur. Buku ini dianggap sebagai peletak dasar
kajian pragmatic. Teori Austin dilanjutkan oleh muridnya, Searle (1969), dengan
karya yang berjudul Speech Acts. Beranjak dari teori Austin, Searle mencoba
mengembangkan kerangka yang lebih sistematik mengenai tindak tutur dan
menghubungkannya dengan teori-teori linguistik
Langkah Searle ini memancing perhatian linguis, seperti Grice (1975) dengan
Teori Grice-nya yang membuahkan prinsip pragmatik, Levinson (1983), Gazdar
(1979), Leech (1983), dan linguis lainnya untuk memperkaya khasanah kajian dan
teori-teori pragmatik. Oleh karena itu, sebagai subdisiplin termuda linguistik
pragmatik telah berkembang cukup pesat ( Purwo, 1990:11 dan Gunarwan, 2004:3).
Tiga hal mendasar yang terjadi pada peta perkembangan kajian kebahasaan dalam
sejarah munculnya kajian pragmatik:
Ruang Lingkup
1. Deiksis
Deiksis adalah salah satu gejala semantic yang terdapat pada kata
yang hanya dapat di tafsirkan acuannya dengan mempertimbangan
konteks pembicaraan (Hasan Alwi dkk, 1998).
2. Pra anggapan
Pra anggapan adalah apa yang digunakan oleh penutur sebagai dasar
bersama bagi para peserta percakapan (Brown danyale, 1996).
3. Tindak Tutur
Suatu tuturan atau ujaran yang merupakan satuan fungsional dalam
komunikasi (Richard, Plat, 1993).
4. Implikatur Percakapan
Istilah implikatur dipakai oleh Grice (1975) untuk menerangkan apa
yang mungkin di artikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur,
yang berbeda dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur itu
(Brown dan Yule, 1996). Menurut Levinson (1983), implikatur
percakapan merupakan penyimpangan dari muatan semantic suatu
kalimat.
Daya Pragmatik
. Daya retorika adalah makna tuturan diihat dari ketaatan penutur pada prinsip-
prinsip retorik (misalnya sejauh mana penutur mengatakan yang benar, berbicara
dengan sopan, atau bernada ironis). Daya pragmatic berkaitan dengan interpretasi atas
tuturan.
Daftar Pustaka
http://repository.ut.ac.id/4754/1/PBIN4212-M1.pdf
http://digilib.unila.ac.id/6426/13/BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/PRAGMATIK_KONSEP_DASAR_MEMAHAMI_
KONTEKS_TUTURAN.pdf