Laba-Rugi Akuntansi atau Keuntungan Akuntansi (Accounting Profit) adalah selisih antara seluruh
pendapatan perusahaan (jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu perusahaan sebagai hasil
penjualan output) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan (biaya usaha dan biaya di luar
usaha yang merupakan biaya eksplisit).
Keuntungan Akuntansi = Pendapatan Total – Biaya total atau Biaya Eksplisit
Laba-Rugi Ekonomi atau Keuntungan Ekonomi (Economic Profit) adalah selisih antara pendapatan
total (pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha) dengan biaya sesungguhnya (biaya implisit dan
biaya eksplisit)
Keuntungan Ekonomi = Pendapatan Total – Biaya Sesungguhnya Atau
Pasar Output
1 b Penjualan barang dan jasa
3
2 a. Uang hasil penjualan
RTP RTK
5
4
1 a. Faktor Produksi
Pasar Input
Keterangan :
1. Aliran arus barang
a. RTK menawarkan Faktor produksi kepada RTP
b. RTP Menghasilkan barang / jasa untuk dijual kepada RTK
2. Aliran arus uang
a. Uang hasil penjualan barang / jasa
b. Uang untuk membeli atau membayar faktor produksi (sewa, upah, bunga dan laba)
3. Pasar hasil produksi / Pasar output
4. Pasar Faktor Produksi / Pasar Input
5. Hubungan antara RTP dengan RTK
2. Arus Kegiatan Ekonomi antara RTK, RTP, Pemerintah dan masyarakat luar negeri
Hubungan antara pelaku ekonomi dinyatakan dalam arus barang dan arus uang yang bertemu di pasar.
Hubungan-hubungan tersebut digambarkan sebagai berikut.
5
ARUS LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI
Utilitas Ordinal atau Kegunaan Ordinal adalah kepuasan yang diperoleh seorang konsumen dari
penggunaan sebuah produk yang diukur dengan suatu sekala relatif. Dan manfaat atau kenikmatan
yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi.
Ciri-ciri Pendekatan Ordinal:
1. Konsumen mempunyai pendapat tertentu yang berbeda-beda.
2. Kepuasaan maksimum dari barang-barang yang dikonsumsi selalu diusahakan konsumen.
3. Kepuasan konsumen atas suatu barang hanya dapat dibandingkan
4. Kepuasan konsumen tidak perlu diukur dan cukup untuk diketahui
5. Pola preferensi konsumen akan barang-barang konsumsi dinyatakan dalam peta/kurva
indeferensi.
6. Kurva indeferensi yang semakin jauh dari titik nol menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin
tinggi.
b. Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar (Price Equillibrium) adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Rumus keseimbangan pasar adalah sebagai berikut.
Pd = Ps atau Qd = Qs
1. Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar
Pajak (Tax) yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan,
sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.
Sehingga Rumusnya :
Pd = Ps + t
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan dan elastisitas harga penawaran
No. Elastisitas harga permintaan No. Elastisitas harga penawaran
1. Tersedianya barang substitusi 1. Jenis produk yang dihasilkan
2. Pokok tidaknya suatu barang terhadap 2. Sifat perubahan biaya produksi
kebutuhan manusia
3. Proporsi (persentase) kenaikan harga 3. Banyak sedikitnya barang yang
terhadap pendapatan konsumen diperdagangkan
4. Jangka waktu 4. Jangka waktu
d. Cara lain yang lebih praktis menentukan besarnya elastisitas, tanpa mencari turunan Q atau Q’ :
a. Jika persamaan Fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi
penawaran) maka rumus elastisitas :
P
E
P-a
b. Jika persamaan Fungsi menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP (fungsi
penawaran), maka rumus Elastisitasnya :
bP
E
Q
P
E
2aQ 2 bQ
e. Garfik Elastisitas
Inelastis sempurna
Inelastis
Uniter
Elastis
Elastis sempurna
Keterangan :
Qy = Jumlah barang Y yang diminta
Px = Harga barang X
ΔQ Y Keterangan :
E x Q = Jumlah barang yang diminta
ΔY Q Y = Pendapatan konsumen
c. Pendapatan Perkapita
Pendapatan Perkapita adalah Pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam suatu Negara
selama kurun waktu 1 tahun, atau ditentukan oleh besarnya pendapatan nasional dan jumlah
penduduk. Pendapatan per kapita suatu negara dinyatakan dengan nilai tukar uang luar negeri atau
dinyatakan dalam dollar Amerika Serikat, sehingga dapat membandingkan dengan negara lain,
terutama negara-negara sekitar yang dekat, misalnya ASEAN dan G-20
Pendapatan perkapita dapat dihitung sebagai berikut :
GNP atau PNB tahun t
PNB per kapita = Dan
Jumlah Penduduk tahun t
Laju Inflasi = Indeks Harga Periode ini - Indeks Harga Periode lalu x 100%
Indeks Harga Periode Lalu
2. Jenis-jenis inflasi
a. Inflasi ringan, inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu
Negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan)
b. Inflasi sedang, inflasi atnara 10% - 30% per tahun (Belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan
kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap)
11
c. Inflasi berat, inflasi antara 30% - 100% per tahun (Sudah mengacaukan perekonomian karena orang
cenderung enggan menabung dan lebih senang menyimpan barang)
d. Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, inflasi di atas 100% per tahun (Mengacaukan kegiatan
perekonomian suatu Negara dan sulit untuk dikendalikan / diatasi)
b. Indeks Harga
1. Pengertian Angka Indeks (Indeks Harga)
Angka indeks merupakan suatu ukuran statistik yang menunjukkan perubahan suatu variabel
atau sekumpulan variabel yang berhubungan satu sama lain pada waktu atau tempat yang sama
atau berlainan. Angka indeks adalah angka relatif yang diyatakan dalam persentase. Biasanya
untuk kesederhanaan bentuk persentase bisa dihilangkan.
Ada tiga kemungkinan dalam perhitungan indeks harga, yaitu :
a. Jika Indeks harga > 1 atau 100%, berarti harga mengalami kenaikan
b. Jika Indeks harga < 1 atau 100%, berarti harga mengalami penurunan
c. Jika Indeks harga = 1 atau 100%, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun)
Indeks harga yang diterima petani (It) atau Index of Prices Received by Farmers, yaitu indeks
harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan dengan
hasil diterima petani, atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas
hasil produksi petani. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) atau Index of Prices Paid by
Farmers, yaitu indeks harga yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk
biaya produksi pertaniannya atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga
kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi sehari-hari maupun
kebutuhan untuk proses produksi pertanian. Dari perhitungan indeks harga yang diterima petani
dan dibayar petani, maka dapat ditentukan Nilai Tukar Petani. Nilai Tukar Petani (NTP) atau
Farmers Term of Trade merupakan angka perbandingan antara indeks harga yang diterima
petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. NTP
merupakan salah satu indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Semakin tinggi NTP, relatif
semakin sejahtera tingkat kehidupan petani.
3) Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan faktor penimbang
kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn
Rumus: Dimana:
IP = Angka Indeks Paasche
Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas tahun yang dihitung angka
indeksnya
b. Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan
1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi : Sebagai alat tukar umum (medium of exchange dan
Sebagai satuan hitung (unit of account)
2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi : Sebagai alat pembayaran (means of payment),
Sebagai standar pembayaran utang (standar of defered payment), Penimbun kekayaan, Sebagai
alat pembentukan modal dan pemindahan modal (transfer of value), dan Sebagai ukuran harga
atau pengukur nilai (standard of value)
13
Dimana
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)
M1 = Jumlah uang kartal yang beredar
M2 – Jumlah uang Giral yang beredar
V = velocity of circulation (kecepatan peredaran uang)
P = price (tingkat harga rata-rata barang)
T= trade (jumlah barang yang diperdagangkan)
e. Bank
1. Pengertian Bank
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
2. Fungsi Bank
Berdasarkan pasal 3 UU No. 7 tahun 1992 Jo UU No. 10 tahun 1998, fungsi utama perbankan di
Indonesia dalam melakukan kegiatannya adalah :
a. Menghimpun dana (Funding) dalam bentuk : Simpanan Giro (Demand Deposit), Simpanan
Tabungan (Saving Deposit), dan Simpanan deposito (Time Deposit),
b. Menyalurkan dana (Lending) atau menjual dana yang dihimpun dari masyarakat, dalam bentuk
: Kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit produktif, kredit konsumtif,
dan kredit profesi
14
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya
f. Produk Perbankan
Sesuai dengan pengertian bank, maka produk perbankan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kredit Pasif (Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan) yang berupa hal berikut ini :
Giro,Deposito berjangka, Sertifikat deposito, Tabungan dan Surat berharga
b. Kredit aktif (Menyalurkan kepada masyarakat atau melayani pemberian kredit kepada masyarakat,
baik kredit jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang), diantaranya : Kredit Rekening
Koran (R/K), Kredit Reimburs (Letter of Credit), Kredit aksep, Kredit documenter,dan Kredit
dengan jaminan surat-surat berharga,
c. Memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, baik lalu lintas pembayaran dalam negeri dan
pembayaran intenasional
g. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter atau politik moneter adalah kebijakan yang meliputi langkah-langkah pemerintah
yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (merubah) penawaran
uang (jumlah uang yang beredar) dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga, dengan maksud
untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Kebijakan Moneter Ekspansif (Easy Money Policy / politik uang longgar) adalah kebijakan untuk
meningkatkan permintaan agregat sehingga dapat menaikkan pendapatan nasional atau
produksi nasional dan berakibat terjadi kenaikan harga-harga (inflasi). Permintaan Agregat
(Aggregate Demand : AD) adalah permintaan keseluruhan atau jumlah barang dan jasa yang
akan dibeli oleh konsumen, perusahaan, dan pemerintah dalam perekonomian pada berbagai
tingkat harga, jumlah pendapatan tertentu dan variable-variabel tertentu lainnya.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif (Tight Money Policy / Politik uang ketat) adalah kebijakan untuk
meningkatkan penawaran agregat sehingga dapat menambah produksi barang/jasa nasional dan
berakibat terjadi penurunan harga-harga (deflasi). Penawaran Agregat (Aggregate Supply : AS)
adalah pendapatan nasional riil (nilai barang dan jasa atau output) yang akan
diproduksikan/diciptakan/dijual oleh perusahaan pada berbagai tingkat harga, pada kapasitas
produksi tertentu dan dengan biaya-biaya tertentu. Penawaran agregat merupakan Pendapatan
Nasional (Y)
Jumlah Pengangguran
Tingkat Pengangguran = x 100%
Jumlah Angkatan Kerja
Pengangguran yang terjadi pada suatu negara, disebabkan oleh beberapa jenis,diantaranya :
1. Pengangguran Ketidakcakapan adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang mempunyai cacat
fisik atau jasmani, sehingga dalam dunia perusahaan mereka sulit untuk diterima menjadi
pekerja/karyawan.
2. Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang biasa terjadi pada sektor pertanian, misalnya pada
musim paceklik. Pada musim ini banyak pekerja atau petani yang menganggur, karena musimnya yang
tidak menguntungkan bagi petani.
2. Pengangguran Friksional (peralihan) adalah pengangguran yang terjadi karena penawaran tenaga kerja
lebih banyak dari pada permintaan tenaga kerja atau tenaga kerja yang sudah bekerja tetapi
menginginkan pindah pekerjaan lain, sehingga belum mendapatkan tempat pekerjaan yang baru.
Kelebihan tersebut menimbulkan adanya pengangguran.
3. Pengangguran karena upah terlalu tinggi artinya pengangguran yang terjadi karena para pekerja atau
pencari kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi, sehingga para pengusaha tidak
mampu untuk memenuhi keinginan tersebut, sehingga menimbulkan adanya pengangguran.
4. Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat kelebihan faktor produksi,
khususnya faktor produksi tenaga kerja. Bila suatu perusahaan atau pengusaha terjadi kelebihan
semacam ini, maka akan terdapat pengangguran faktor produksi tersebut, sehingga menimbulkan
adanya pengangguran.
15
5. Pengangguran Voluntary adalah pengangguran karena seseorang secara sukarela tidak mau bekerja.
6. Pengangguran Tehnologi adalah pengangguran karena adanya pergantian tenaga manusia dengan
tenaga mesin
7. Pengangguran Siklis atau Konjungtur adalah pengangguran yang disebabkan oleh kondisi
perekonomian yang sedang mengalami resesi atau kelesuan dalam perekonomian suatu negara,
sehingga banyak perusahan mengalami kebangkrutan.
Dampak Pengangguran:
1. Segi Ekonomi:
a. Produk Domestik Bruto mengalami penurunan
b. Pendapatan Nasional turun
c. Menghambat investasi
d. Daya beli masyarakat turun
e. Menimbulkan kelesuan usaha
f. Meningkatnya kemiskinan
2. Segi Sosial:
a. Perasaan rendah diri (hilang atau turunnya kepercayaan diri)
b. Gangguan keamanan
c. Biaya sosial tinggi
d. Keretakan rumah tangga
Semakin tinggi tabungan pemerintah atau Negara maka akan dapat meningkatkan investasi atau
penanaman modal untuk usaha sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar atau dengan kata
lain APBN menunjukkan surplus. Dan Keseimbangan primer adalah total penerimaan atau pendapatan Negara
dikurangi belanja dalam APBN tanpa menghitung pembayaran bunga utang. Jika berada dalam kondisi
defisit, penerimaan negara tidak bisa menutup pengeluaran sehingga membayar bunga utang sudah
menggunakan pokok utang baru.
APBD
1. Pengertian APBD
Menurut UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan bahwa Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah
17
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
juga dapat diartikan sebagai suatu rencana kerja pemerintah daerah, yang mencakup seluruh
penerimaan dan pengeluaran daerah selama satu tahun yang dinyatakan dalam satuan uang dan yang
disetujui oleh DPRD.
2. Fungsi dan Tujuan APBD
Fungsi dan tujuan APBD sama dengan fungsi dan tujuan APBN, hanya perbedaannya ruang lingkup APBD
terbatas pada wilayah daerah dan pelaksanaannya diserahkan kepada kepala daerah sesuai dengan
semangat otonomi daerah.
PAJAK PENGHASILAN
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan (subyek pajak) atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. Sedangkan penghasilan adalah setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan
wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun
Menurut Lembaga Pemungutnya atau Cara Pemungutannya, pajak dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan
Pajak Pen-jualan atas Barang Mewah, (PPn.BM) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea
Materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
a. Pajak Provinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik nama Kendaraan Bermotor,
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok
b. Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air tanah,
Pajak Sarang Burung Walet, PBB Pedesaan dan Perkotaan, dan Pajak Perolehan Hak atas
Tanah dan atau Bangunan (BPHTB)
Besarnya Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan PKP (Penghasilan Kena Pajak) dan PKP = Penghasilan
persih pertahun – Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Berdasarkan Pasal 7 UU Nomor 36 tahun 2008, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, dan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP), tertanggal 22 Juni 2016, yaitu:
1) Untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar Rp 54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) pertahun
atau Rp 4.500.000,00 perbulan
2) Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin sebesar Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah)
pertahun atau Rp 375.000,00 perbulan
3) Tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebesar Rp
54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) pertahun atau Rp 4.500.000,00 perbulan, dan
4) Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap
keluarga sebesar Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) pertahun atau Rp 375.000,00
perbulan
Ketentuan atau Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016
Tarif Pajak Penghasilan
1) Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam negeri adalah :
Tarif Pajak
No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Ber NPWP Tidak ber NPWP
1. Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5% 6%
2. Di atas Rp 50.000.000,00 sampai dengan 15 % 18 %
Rp 250.000.000,00
3. Di atas Rp 250.000.000,00 sampai dengan 25 % 30 %
Rp 500.000.000,00
4. Di atas Rp 500.000.000,00 30 % 36 %
Keterangan :
Bagi wajib pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dikenakan tarif 20%
lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 17
Contoh 1 :
Penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi, Jumlah Penghasilan Kena
Pajak Rp 600.000.000,00. Maka Pajak Penghasilan yang terutang:
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
18
15% x Rp 200.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
25% x Rp 250.000.000,00 = Rp 62.500.000,00
30% x Rp 100.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 (+)
Jumlah Pajak terutang = Rp125.000.000,00
b. Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan (Balance of Trade) adalah selisih antara nilai ekspor dan nilai impor barang.
Neraca perdagangan Indonesia umumnya mengalami surplus, yang berarti nilai ekspor lebih besar
dari nilai impor.
Dalam neraca perdagangan akan dapat mempengaruhi kurs valuta asing, yaitu :
1. Neraca Perdagangan aktif/surplus, menunjukkan nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impor,
sehingga kurs valuta asing mengalami penurunan atau mata uang dalam negeri mengalami
apresiasi
2. Neraca Perdagangan pasif/defisit, menunjukkan nilai ekspor lebih kecil dari pada nilai impor,
sehingga kurs valuta asing mengalami kenaikan atau mata uang dalam negeri mengalami
depresiasi
PERDAGANGAN BEBAS
Perdagangan bebas (Free Trade) adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan
bebas antarnegara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan alas an
bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi
barang di mana suatu negara memiliki keunggulan komparatif.
ACFTA adalah suatu kawasan perdagangan bebas di antara anggota-anggota ASEAN dan Cina.
Kerangka kerjasama kesepakatan ini ditandatangani di Phnom Penh, Cambodia, 4 November 2002, dan
ditujukan bagi pembentukan kawasan perdagangan bebas pada tahun 2010, tepatnya 1 Januari 2010.
Setelah pembentukannya ini ia menjadi kawasan perdagangan bebas terbesar sedunia dalam ukuran
jumlah penduduk dan ketiga terbesar dalam ukuran volume perdagangan, setelah Kawasan Perekonomian
Eropa dan NAFTA.
Perjanjian ACFTA ini telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dengan KEPPRES No.48 tahun 2004
dan mulai diberlakukan pada tanggal 1 januari 2010. Namun yang jadi kendala utama pelaksanaan
berlakunya perjanjian ACFTA di Indonesia, bahwa ternyata banyak pihak yang meminta agar waktu
berlakunya perjanjian ini agar direnegoisasi kembali oleh pemerintah, yang menurut prediksi para pelaku
bisnis dan pemerhati ekonomi Indonesia akan dapat merontokkan ketahanan ekonomi nasional dari
serbuan produk China yang masuk ke Indonesia. Adapun yang perlu diperhatikan selanjutnya oleh
pemerintah Indonesia dalam merenegosi-asikan kembali ACFTA dalam lingkup pos-pos tertentu yang
dianggap belum siap menghadapi pelaksanaan ACFTA di Indonesia, maka pemerintah dalam pengertian
paham monisme yang dianut pada UU No. 24 tahun 2004, khususnya Pasal 4 ayat (2) dapat mengarahkan
kepada kesamaan kedudukan dan saling menguntungkan antarnegara peserta. Namun kendalanya adalah
UU ini hanya berlaku di Indonesia, maka tugas pemerintah yang paling berat adalah meyakinkan negara
sesama anggota ASEAN agar mendukung rencana yang diusung pemerintah Indonesia mengenai ketidak
siapan beberapa post yang belum siap sepenuhnya menghadapi akibat dari pelaksanaan perdagangan
bebas ACFTA di Indonesia.
23
Tujuan atau manfaat Kebijakan Perdagangan Internasional, baik negara yang menganut kebijakan
perdagangan proteksionis maupun yang menganut kebijakan perdagangan bebas, pada umumnya
melakukan kebijakan perdagangan internasional dengan tujuan:
1. Mengendalikan Ekspor dan Impor
2. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
3. Menyehatkan Neraca Pembayaran
15. Unsur manajemen, fungsi manajemen dan Analisis SWOT dalam Manajemen
sekolah
a. Unsur-unsur Manajemen
24
Unsur manajemen (tools of manajemen) tersebut terdapat 6 unsur, yaitu
1. Man (Tenaga Kerja Manusia)
2. Money (Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan)
3. Mathodes (Cara kerja atau sistem kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan)
4. Materials (Bahan-bahan yang diperlukan)
5. Machines (Mesin-mesin yang diperlukan untuk mencapai tujuan)
6. Market (Pasar atau pemasaran sebagai tempat untuk memperjualbelikan hasil produksi)
b. Tingkatan Manajemen
Menurut tingkatannya manajemen dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan yang dapat digambarkan sebagai berikut
1) Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan
kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen
adalah Direktur, Wakil Direktur, Presiden Direktur, General Manager, CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief
Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
2) Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara
manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang
termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3) Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional,
merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-
manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift,
manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
d. Analisis SWOT
Analisis SWOT dalam manajemen sekolah yang termasuk Strenght (kekuatan) :
1) Lulusan yang dihasilkan berkualitas.
25
2) Lokasi sekolah yang strategis.
3) Tenaga pendidik yang professional.
4) Sarana dan prasarana memadai
5) Ketertiban dan kedisiplinan tinggi
6) citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan
berbagai pihak yang berkepentingan
.
b. Jasa penjualan atau Jasa Anggota
Yaitu bagian SHU yang diterima anggota karena jasanya membeli dari koperasi sehingga koperasi itu
memperoleh laba
Penjualan kepada anggota ybs
Bagian anggota = x Jasa penjualan
Total penjualan kepada anggota
Contoh :
Koperasi Bahagia akhir tahun 2014 memeroleh SHU Rp 20.000.000,00 dialokasikan untuk jasa pinjaman
15%, jasa penjualan 20%, dan jasa modal 25% sebagai berikut:
Simpanan pokok Rp 10.000.000,00
Simpanan wajib Rp 40.000.000,00
Simpanan sukarela Rp 50.000.000,00
Penjualan Rp 80.000.000,00
Piutang anggota Rp 20.000.000,00
Tuan Surya seorang anggota koperasi mempunyai data sebagai berikut:
Simpanan pokok Rp 200.000,00
Simpanan wajib Rp 240.000,00
Jumlah pembelian di koperasi Rp 1.000.000,00
Jumlah pinjaman di koperasi Rp 2.000.000,00
Berdasarkan data di atas, hitunglah SHU yang diperoleh Tuan Surya!
27
Perhitungan SHU yang diterima Tuan Surya :
𝟒𝟒𝟎.𝟎𝟎𝟎
Jasa Simpanan = 𝟓𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 x 25% x Rp 20.000.000,00 = Rp 44.000,00
𝟏.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎
Jasa Penjualan = 𝟖𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 x 20% x Rp 20.000.000,00 = Rp 50.000,00
𝟐.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎
Jasa Pinjaman = 𝟐𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
x
15% x Rp 20.000.000,00 = Rp 300.000,00 +
Jumlah SHU Yang diterima = Rp 394.000,00
18. Akuntansi sebagai system Informasi, Persamaan akuntansi dan Mekanisme debit
dan kredit
DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi sering disebut sebagai ”Bahasa Bisnis” atau ”Bahasa Pengambilan Keputusan” , karena
semakin kita dapat memahami dan menguasai ilmu akuntansi, maka akan semakin baik pulan untuk
menangani dunia usaha, dan dapat menangani berbagai aspek keuangan suatu perusahaan. Akuntansi
adalah sebagai suatu proses pencatatan, penggolongan/pengklasifikasian, peringkasan, pelaporan, dan
penganalisaan dari transaksi keuangan suatu organisasi untuk pengambilan keputusan bagi para
pemakai informasi keuangan tersebut.
Informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan memiliki Kegunaan yaitu :
1. sebagai alat perencanaan, pengendalian kegiatan perusahaan dan dasar pembuatan keputusan bagi
pimpinan
2. sebagai laporan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak di luar perusahaan.
Sedangkan Pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi antara lain :
a. Pihak intern atau Pimpinan perusahaan (Manajer)
b. Pihak ekstern perusahaan, terdiri dari :
1. Investor atau calon investor
2. Karyawan
3. Pemberi Pinjaman (Bank)
4. Pemasok atau Kreditur lainnya
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Masyarakat
PERSAMAAN AKUNTANSI
1. Prinsip Keseimbangan antara Aktiva dan Pasiva.
Setiap transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan, dicatat dengan menggunakan sistem
berpasangan dan menggunakan prinsip keseimbangan antara aktiva dengan pasiva, artinya jumlah
kekayaan harus sesuai dengan hak atas kekayaan perusahaan tersebut, sehingga persamaan
akuntansinya adalah :
AKTIVA = PASIVA
Pasiva dibagi menjadi dua, yaitu hak dari para kreditur (Kewajiban) dan Hak dari Pemilik perusahaan
(Ekuitas), sehingga harta bisa berasal dari pemilik perusahaan yang disebut modal dan bias juga berasal
dari pinjaman (dari luar perusahaa) yang disebut Kewajiban / Utang. Jadi Persamaan akuntansinya
berubah menjadi :
ASET/AKTIVA = LIABILITAS/KEWAJIBAN + EKUITAS atau HARTA = UTANG + MODAL
Jadi berdasarkan analisis pengaruh transaksi keuangan ke dalam suatu rekening atau perkiraan, maka
dengan pertolongan bentuk rekening huruf T yang sederhana, cara mendebit atau mengkredit adalah
sebagai berikut :
+ - - + - +
D Pendapatan K D Beban K
- + + -
Langkah-langkah posting (buku besar bentuk saldo tunggal) secara nyata tampak pada ilustrasi
berikut ini.
29
JURNAL UMUM Hal . 1
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
2014
Juli 2 Perlengkapan kantor 104 Rp 500.000 00
Utang usaha 201 Rp 500.000 00
Mencatat pembelian perlengkapan
4
1 Perlengkapan kantor No. 104
2 Saldo
Tgl Keterangan Ref Debit 3 Kredit
D/K Jumlah
2014
Juli 2 JU.1 Rp 500.000 00 D Rp 500.000 00
2 4
3
Utang usaha No. 201
Saldo
1 Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
D/K Jumlah
2014
Juli 2 JU.1 Rp 500.000 00 K Rp 500.000 00
25. Jurnal Penutup, Posting akhir dan Neraca Saldo Setelah Penutupan
a. JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal untuk mengenolkan saldo perkiraan sementara, jika perusahaan
ingin mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode. Sumber penyusunan ayat jurnal penutup
berasal dari kertas kerja kolom rugi–laba.
Prosedur penyusunan jurnal penutup dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
Menutup akun Jurnal Penutup
1. Akun Pendapatan Pendapatan Rp xxx
Ikhtisar L/R Rp xxx
2. Akun Beban Ikhtisar L/R Rp xxx
Beban-beban Rp xxx
3. Akun Ikhtisar L/R
a. Jika diperoleh laba Ikhtisar L/R Rp xxx
Laba diperoleh apabila Ikhtisar L/R K > D Modal pemilik Rp xxx
b. Jika diderita rugi Modal pemilik Rp xxx
Rugi diderita apabila Ikhtisar L/R D > K Ikhtisar L/R Rp xxx
4. Akun Pengambilan prive Modal pemilik Rp xxx
Prive pemilik Rp xxx
34
b. POSTING AKHIR ATAU MELAKUKAN PENUTUPAN BUKU BESAR
Pada akhir periode angka-angka yang terdapat pada saldo debit dan saldo kredit Akun buku besar
akan ditutup dengan cara memindahbukukan (posting) dari jurnal penyesuaian dan jurnal penutup
sesuai dengan akun buku besar yang digunakan. Setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup
dibukukan maka akun nominal akan seimbang atau bersaldo nol, sedangkan akun riil (akun harta,
utang dan modal) masig tetap bersaldo dan saldo tersebut sebagai dasar dalam menyusun neraca
saldo setelah penutupan.