Anda di halaman 1dari 43

41

BAB I
INTI MASALAH EKONOMI, KEBUTUHAN,
KELANGKAAN DAN SISTEM EKONOMI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN


1. Memahami permasalahan ekonomi dalam Masalah pokok ekonomi
kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan Kelangkaan
dan sistem ekonomi, konsep ekonomi dalam Sistem ekonomi
kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan
produsen,permintaan, penawaran, harga
keseimbangan, dan pasar.

A. INTI MASALAH EKONOMI ATAU PERSOALAN DASAR EKONOMI


Problema / masalah ekonomi adalah adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas
sedangkan alat pemenuhan kebutuhan sangat terbatas.
Inti masalah ekonomi atau Persoalan dasar ekonomi adalah :
a. Secara klasik, masalah ekonomi meliputi : Masalah produksi, Konsumsi dan Distribusi
b. Secara Modern, masalah ekonomi meliputi : Barang apa yang akan diproduksi dan
berapa banyak (what), Bagaimana cara memproduksi (How), dan Untuk siapa
barang-barang tersebut (For Whom).

B. KEBUTUHAN
1. Kebutuhan menurut instansitasnya, dibedakan menjadi : Kebutuhan primer,
Kebutuhan sekunder dan Kebutuhan tersier
2. Kebutuhan menurut sifatnya, dibedakan menjadi ; Kebutuhan jasmani dan
Kebutuhan rokhani
3. Kebutuhan menurut waktu penggunaannya, dibedakan menjadi : Kebutuhan
sekarang dan Kebutuhan mendatang
4. Kebutuhan menurut subyeknya atau konsumennya, dibedakan menjadi ; Kebutuhan
perseorangan (individu) dan Kebutuhan masyarakat (sosial)

C. KELANGKAAN
Keadaan timpang antara kebutuhan manusia tidak terbatas, dihadapkan pada sarana
atau alat yang terbatas dinamakan kelangkaan (scarcity).
Barang dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya:
a. Menurut sifatnya, barang dibedakan menjadi : Barang ekonomi dan Barang bebas
b. Menurut fungsinya (tujuan penggunaannnya), barang dibedakan menjadi : Barang
konsumsi dan Barang produksi/barang modal
c. Menurut wujudnya, barang dibedakan menjadi : Barang konkrit/nyata/material
dan Barang abstrak/immaterial
d. Menurut cara penggunaannya, barang dibedakan menjadi : Barang substitusi dan
Barang komplementer
e. Menurut pengerjaannya, barang dapat dibedakan menjadi : Barang
mentah/bahan mentah, Barang setengah jadi dan Barang jadi
Menurut AL Meyers jenis-jenis kegunaan barang atau benda sebagai berikut :
a. Element Utility (faedah elemen)
b. Time Utility (faedah waktu)
c. Place utility (faedah tempat)
d. Form Utility (faedah bentuk)
e. Ownership utility (faedah hal milik)
Macam-macam barang yang lain dalam ilmu ekonomi, diantaranya :
a. Barang inferior adalah Barang yang permintaannya turun pada saat pendapatan
seseorang naik, contob : gaplek, cirinya kualiasnya rendah.
b. Barang giffen adalah Hampir sama dengan barang inferior yaitu barang yang
kualitasnya rendah. Bedanya barang giffen memiliki efek pendapatan yang lebih
besar dari efek substitusinya, sedangkan barang inferior memiliki efek pandapatan
yang negatif yang lebih besar dari efek substitusinya.
c. Barang superior : Barang yang bermutu tinggi
41

D. BIAYA SEHARI-HARI DAN BIAYA PELUANG


Biaya sehari-hari adalah biaya / ongkos yang dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari dengan berbagai macam barang/jasa yang diperlukan agar tercapai
kemakmuran
Sedangkan Biaya Peluang/Ongkos Alternatif (Opportunity Cost) adalah sejumlah
barang atau pendapatan yang harus dikorbankan agar sejumlah barang yang lain dapat
diproduksi/digunakan. Jadi Ongkos alternatif sejumlah barang X adalah sejumlah barang
Y yang harus dikorbankan agar sejumlah barang X dapat diproduksikan.
Contoh :
Suatu ruangan Toko disewakan dengan pendapatan sewa Rp 150.000,00 perbulan.
Pemilik mempertimbangkan untuk menggunakan sendiri, karena jika digunakan sendiri
diperkirakan akan menghasilkan Rp 175.000,00 perbulan. Jadi biaya kesempatan yang
dikorbankan sebesar Rp 150.000,00 dan keuntungan yang diperoleh atas keputusan ini
sebesar Rp 25.000,00, yang diperoleh dari Rp 175.000,00 dikurangi Rp 150.000,00.
E. METODE EKONOMI
1. Metode Induksi : Metode yang bermula dari kenyataan/fakta yang ada ,di
masyarakat, dianalisa kemudian dibuat kesimpulan ekonomi
2. Metode Deduksi : Metode yang bermula dari teori-teori / dalil-dalil umum yang
telah ada lalu dianalisa kemudian dibuat kesimpulan ekonomi.
3. Metode Sintesa : Metode yang menggunakan kenyataan dan teori secara
bersama-sama untuk membuat kesimpulan ekonomi.

F. PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI


1. Prinsip ekonomi adalah pedoman / patokan yang digunakan manusia dalam
melakukan kegiatan tindakan ekonomi. Pedoman tersebut berupa : Dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil yang tertentu atau
dengan pengorbanan yang tertentu untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
2. Motif ekonomi adalah gejala sesuatu yang mendorong manusia untuk melakukan
tindakan ekonomi
Tindakan atau motif ekonomi tersebut berupa :
a. Untuk mencari keuntungan / kemakmuran
b. Untuk mencapai penghargaan
c. Untuk mencapai kekuasaan
d. Untuk melakukan kegiatan sosial
G. HUKUM EKONOMI
Hukum ekonomi adalah hubungan / pertalian antara dua variabel ekonomi yang saling
berkaitan.
Contoh : Hukum permintaan, hukum penawaraan, hukum Gresham, dan lain-lain
Ciri-ciri Hukum Ekonomi:
Hukum ekonomi berlaku jika keadaan yang lain tetap (Ceteris Paribus), dan keadaan
tersebut adalah :
a. Pendapatan konsumen tetap
b. Selera konsumen tetap
c. Harga barang lain tetap
d. Praduga tentang harga tetap
e. Tidak ada barang pengganti /substitusi
Hubungan dalam hukum ekonomi ada dua macam, yaitu:
1. Hubungan Kausal (sebab akibat)
Adalah hubungan yang menerangkan bahwa perubahan suatu variabel akan
menyebabkan perubahan variabel yang lain (hubungan ini bersifat searah)
2. Hubungan Fungsional / Interdependence (saling mempengaruhi)
Adalah perubahan variabel ekonomi dimana perubahan suatu variabel ekonomi akan
menyebabkan perubahan variabel ekonomi yang lain, dan sebaliknya (hubungan ini
berlaku secara timbal balik)

H. SISTEM EKONOMI

a. Sistem ekonomi tradisional


41

Masyarakat yang mempunyai sistem ekonomi tradisional adalah masyarakat yang belum ada pembagian kerja, cara mendapatkan barang
dengan barter (natura), belum mengenal uang sebagai alat pembayaran, produksi dan distribusi terbentuk karena tradisi dan hanya untuk
memenuhi kebutuhan sendiri/masyarakat.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Belum ada 1. Setiap 1. Tidak ada
pembagian kerja masyarakat kerjasama antar
2. Pertukaran termotivasi untuk individu atau
dengan sistem menjadi produsen masyarakat
barter 2. Produksi tidak 2. Sulit
3. Jenis produksi ditujukan untuk mempertemukan
ditentukan sesuai mencari keuntungan kedua belah pihak
dengan kebutuhan 3. Dengan sistem yang saling
4. Hubungan pertukaran barter, membutuhkan
masyarakat bersifat masyarakat 3. Jenis dan jumlah
kekeluargaan cenderung barang yang
5. Bertumpu pada bertindak jujur diproduksi sering
sektor agraris tidak mencukupi
6. Keadaan kebutuhan
masyarakatnya 4. Sulit menetapkan
masih statis, ukuran dari barang
tradisional dan yang dipertukarkan
msikin

b. Sistem ekonomi sosialis/terpusat


Sistem ekonomi sosialis adalah system ekonomi dimana seluruh kebijaksaanaan
perekonomian ditentukan oleh pemerintah sedangkan masyarakat hanya
menjalankan peraturan yang ditentukan. Sistem ekonomi terpusat ini berdasar pada
teori yang dikemukakan oleh Karl Marx dalam bukunya yang benjudul Das Kapital
tahun 1867. Jadi sistem ini lebih bersifat memerintah, karena campur tangan pemerintah di bidang ekonomi melakukan pembatasan -
pembatasan atas kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Perencanaan 1. Pemerintah 1. Hak milik
disusun oleh bertanggung jawab perorangan sangat
pemerintah pusat penuh dalam dibatasi dan rakyat
2. Semua alat perekonomian kurang memiliki
produksi dikuasai 2. relatif tidak ada pilihan
oleh negara jurang pemisah 2. Potensi dan daya
3. Produksi, antara orang kaya kreasi tidak
distribusi dan dan miskin berkembang
konsumsi diatur 3. Hasil produksi 3. Tidak terdapat
secara terpusat dapat dinikmati kebebasan individu
4. Inisiatif dan hak secara rata
milik perorangan 4. Mudah
dibatasi melakukan
pengendalian harga

c. Sistem ekonomi liberal


Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem dimana negara memberi kebebasan kepada setiap orang untuk mengadakan kegiatan ekonomi.
Sistem ini berdasar pada teori yang dikekukakan oleh Adam Smith (1723 - 1790) dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations, yang
diterbitkannya pada tahun 1776, dengan ajaran pokoknya yaitu memberikan kebebasan perseorangan di setiap sektor ekonomi.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Hak milik atas 1. Dapat 1. Menimbulkan
alat produksi di meningkatkan persaingan tidak
tangan perorangan efisiensi dan kualitas sehat
2. Harga barang barang yang 2. Terdapat
ditentukan oleh diproduksi kesenjangan kaya
permintaan dan 2. Terdorong untuk dan miskin
penawaran di pasar mengejar 3. Menimbulkan
3. Adanya kemakamuran bagi monopoli
persaingan bebas dirinya sendiri 4. Terdapat
4. Tidak ada 3. Setiap orang atau eksploitasi SDM
41

campur tangan pengusaha 5. Pemanfaatan SDA


pemerintah dalam termotivasi mencari sering tidak
perekonomian keuntungan memperhatikan
5. Modal memegang 4. Pemilihan sektor kelestarian
perang penting usaha disesuaikan lingkungan
6. terbuka dengan kemampuan
kesempatan bagi
individu untuk
mengejar
keuntungan

d. Sistem ekonomi campuran (sosialis dan liberal)


Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem liberal dan sistem sosialis, yang
mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang juga berarti garis antara
peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Adanya campur 1.Sektor ekonomi 1. Jika peran pemerintah
tangan pemerintah pemerintah dan mendominasi akan
dalam perekonomian swasta terpisah secara timbul etatisme
2. Pihak swasta ikut jelas 2. Jika peran swasta
berperan dalam 2.Fluktuasi harag dapat mendominasi, akan
kegiatan lebih terkendali timbul monopoli yang
perekonomian 3.Hak milik perorangan merugikan masyarakat
diakui dan pemerintah
mendorongnya

e. Sistem ekonomi Indonesia (Demokrasi Ekonomi)


Demokrasi ekonomi yang diterapkan di Indonesia mengandung ciri-ciri positif sebagai
berikut :
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
d. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan permufakatan
Lembaga-lembaga Perwakilan Rakyat serta pengawasan terhadap
kebijaksanaannya ada pada Lembaga-lembaga Perwakilan rakyat pula
e. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki
serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak
f. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat
g. Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara diperkembangkan
sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum
h. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

Sedangkan ciri negatif dalam sistem perekonomian Indonesia yang harus dihindarkan
diantaranya :
a. Sistem. free fight liberalism, yakni yang menumbuhkan eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa lain.
b. Sistem etatisme, yakni negara serta aparatur ekonomi bersifat dominan,
mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit ekonomi di luar sektor
negara
c. Monopoli, yakni pemusatan kekuasaan ekonomi pada satu kelompok.
41

BAB II
PERILAKU KONSUMEN DAN PERILAKU PRODUSEN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN


1.Memahami permasalahan ekonomi dalam Peranan dan Perilaku
kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan konsumen/produsen
dan sistem ekonomi, konsep ekonomi dalam dalam kegiatan ekonomi
kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan
produsen, permintaan, penawaran, harga
keseimbangan, dan pasar.

A. PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN


Konsumen adalah pihak yang melakukan kegiatan untuk menghabiskan atau
memanfaatkan barang dan jasa. Sedang Produsen adalah pihak yang melakukan
kegiatan untuk menghasilkan atau menciptakan barang dan jasa, sehingga kedua
pihak tersebut dapat melakukan kegiatan ekonomi.
1. Pelaku ekonomi untuk menjalankan kegiatan ekonomi
Kegiatan-kegiatan ekonomi dilakukan atau dijalankan oleh 5 pelaku dalam suatu
perekonomian, yaitu:
1. Rumah tangga / Rumah Tangga Konsumsi
2. Perusahaan / Produsen atau Rumah Tangga Produksi
3. Pemerintah / Negara
4. Lembaga-lembaga keuangan (Bank dan Bukan Bank)
5. Masyarakat Luar Negeri
2. Nilai suatu barang
1. Nilai pakai (Value in use), yang terdiri dari : Nilai pakai subyektif dan Nilai pakai
obyektif
2. Nilai Tukar (Value in exchange), yang terdiri dari : Nilai tukar subyektif dan Nilai
tukar obyektif
TEORI NILAI OBYEKTIF
Ada beberapa teori nilai obyektif dan tokohnya, diantaranya :
1. Teori nilai pasar (oleh Humme dan Locke).Nilai suatu barang sangat tergantung
pada permintaan dan penawaran barang di pasar.
2. Teori nilai biaya produksi (oleh Adam Smith). Nilai suatu barang ditentukan oleh
jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang
tersebut.
3. Teori nilai tenaga kerja (oleh David Recardo). Nilai suatu barang ditentukan oleh
jumlah biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut.
4. Teori nilai biaya reproduksi (oleh Carey). Nilai suatu barang ditentukan oleh
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya
reproduksi). Sebab untuk menentukan nilai suatu barang tidak berpangkal pada
biaya produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya produksi yang dikeluarkan
sekarang.
5. Teori nilai kerja rata-rata atau Teori nilai lebih (oleh Karl Marx).
TEORI NILAI SUBYEKTIF
a. Herman Henrich Gossen (1854)
Gossen mempelajari cara pemuasan kebutuhan menjadi Hukum Gossen I dan
Hukum Gossen II.
Hukum Gossen I, yaitu hukum kepuasan yang semakin berkurang (Law of
diminishing utility), yang berbunyi :
Jika suatu kebutuhan dipenuhi terus menerus, maka kenikmatannya makin lama
makin berkurang, sehingga akhirnya dicapai rasa kepuasan
Hukum Gossen II, yaitu hukum perata nilai batas atau Law of Marginal utility,
yang berbunyi :
Manusia akan berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya sampai
pada tingkat intensitas yang sama
41

b. Karl Manger (Teori nilai Australia)


Karl Manger melanjutkan penelitiannya berdasarkan Hukum Gossen dengan
membuat daftar kebutuhan konsumen, sehingga konsumen akan membagi
pendapatnya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan sampai mencapai
tingkat intensitas yang harmonis.
c. Von Bohm Bawerk (Teori nilai batas)
Nilai batas adalah nilai yang diberikan kepada barang yang dimilikinya paling akhir
atau nilai pemuasan yang paling akhir.

2. Teori Perilaku Konsumen


a. Pendekatan Marginal Utility, yang bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan
(utility) setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain,
sehingga konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.
b. Pendekatan Kurva Indiferen (Indifference Curve) adalah kurva yang menunjukkan
kombinasi konsumen antara 2 macam barang, yang memberikan tingkat kepuasan
yang sama bagi konsumen.
c. Hukum Engel
Hubungan antara pendapatan dengan konsumsi adalah berbanding terbalik seperti
yang dikemukakan oleh sarjana ekonomi Jerman bernama ENGEL yang terkenal
dengan HUKUM ENGEL, berbunyi :
Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan
untuk konsumsi, dan sebaliknya
3. Fungsi Produksi atau Persamaan Produksi
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan
antara tingkat output dan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input.
Secara matematis fungsi produksi adalah :
Q = f (C, L, R, T)

Q : Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)


f : Fungsi (simbol persamaan fungsional)
C : Capital (modal atau sarana yang digunakan)
L : Labour (tenaga kerja)
R : Resources (sumber daya alam)
T : Technologi (tehnologi dan kewirausahaan)
TP TP
Marginal Product = Average Product =
Sedangkan X Dan X

Keterangan : TP = Selisih besarnya total produksi TP = Total produksii


X = Selisih besarnya input X = besarnya input

4. Teori Produksi
a. Tahapan Produksi
1. Sektor produksi primer meliputi bidang ekstraktif dan bidang agraris
2. Sektor produksi sekunder meliputi bidang industri dan bidang
perdagangan
3. Sektor produksi tersier meliputi bidan g jasa/ pelayanan
b. Faktor-faktor Produksi
1. Faktor produksi asli, terdiri dari : Faktor produksi alam dan Faktor
produksi tenaga kerja
2. Faktor produksi turunan, terdiri dari : Faktor produksi modal dan
Faktor produksi pengusaha
41

5. Perilaku Produksi
Menurut David Recardo penambahan faktor produksi tidak selalu dapat
memberikan hasil yang sebanding, seperti yang digambarkan dalam Hukum hasil
lebih yang semakin berkurang atau The Law of diminishing returns yang berbunyi
Dengan suatu tekhnik tertentu, maka mulai titik tertentu penambahan faktor
produksi tidak lagi memberikan penambahan hasil produksi yang sebanding. Atau
dengan kata lain tambahan hasil lama kelamaan akan menurun, meskipun faktor
produksi terus bertambah.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini :
Contoh :
Tanah : 1 Ha, Modal Rp 5.000.000,00
Tambahan Law of diminishing retuns
Hasil Total terjadi pada pekerja yang ke-4
Hasil
Pekerja (Total dan seterusnya, yaitu setelah
(Marginal
Product) tercapai marginal product
Product)
maksimum sebesar 13.
1 10 10
2 21 11
3 34 13
4 42 8
5 46 4
6 48 2

6. Produktivitas
Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut :
1. Secara Ektensif yaitu menambah jumlah faktor produksinya.
2. Secara Intensif yaitu meningkatkan produktivitas setiap faktor produksi atau
memaksimalkan faktor produksi yang sudah ada.
3. Rasionalisasi yaitu mengeluarkan kebijaksanaan yang rasional yang mengarah pada
efisiensi produksi agar produktivitas optimal.
Rasionalisasi dapat ditempuh dengan jalan :
1. Mekanisasi Yaitu mengganti alat-alat produksi dengan mesin-mesin/ alat-alat
yang serba modern.
2. Standardisasi yaitu dilakukan dengan membuat suatu standar/ ukuran dalam
hal mutu, bentuk, ukuran dan lain-lain terhadap suatu produk
tertentu.
3. Spesialisasi/ pembagian kerja.
4. Menempatkan pekerja pada tempat yang sebenarnya (the right man on
the right place)
4. Kurva Kemungkinan Produksi (Production Possibility Curve = PPC)
Kurva kemungkinan produksi adalah kurva yang menggambarkan berbagai
kemungkinan kombinasi maksimum output yang dapat dihasilkan.

B. DIAGRAM ARUS KEGIATAN EKONOMI


Aktivitas ekonomi yang melibatkan Rumah Tangga Produksi dan Rumah Tangga
Konsumsi digambarkan oleh Francois Quesney (1694-1774) dalam bukunya yang
berjudul Tableua Economique, yang disebut sebagai the Circular Flow of Economic
Activity yang artinya arus lingkaran kegiatan ekonomi yangmeliputi arus barang dan
arus uang.
41

ARUS LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI

Penjualan barang dan jasa


1
3

2 Uang hasil penjualan

RTP 5 RTK

2 Sewa, Upah, Bunga dan Laba

4
1
Faktor Produksi

Keterangan :
1. Aliran arus barang 3. Pasar faktor
produksi / Pasar input
2. Aliran arus uang 5. Hubungan antara
RTP dengan RTP
3. Pasar hasil produksi / Pasar output

C. PERAN KONSUMEN DAN PRODUSEN

a. Peran Konsumen
1. Sebagai pemakai barang atau jasa yang
dihasilkan oleh produsen
2. Sebagai penyedia faktor-faktor produksi
(alam, tenaga kerja, modal dan pengusaha)
3. Dapat mempengaruhi kebijakan
pemerintah dalam rangka melindungi konsumen
4. Memperlancar peredaran atau perputaran
barang dan jasa
5. Dapat menaikkan harga faktor-faktor
produksi, artinya dapat menaikkan harga sewa, upah, bunga dan laba

b. Peran Produsen
1. Sebagai penghasil barang atau jasa yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen
2. Sebagai pemakai atau pengguna faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh konsumen
3. Dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam rangka
meingkatkan produksinya
4. Memperlancar penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan
konsumen
5. Dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga
akan meningkatkan kemakmuran bangsa
6. Sebagai pihak yang dapat meingkatkan inovasi-inovasi di
bidang produksi barang atau jasa
7. Melakukan pembayaran faktor-faktor produksi sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
41

BAB III
PERMINTAAN, PENAWARAN, HARGA KESEIMBANGAN
DAN PASAR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN


1. Siswa mampu memahami permasalahan ekonomi Permintaan dan penawaran
dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Harga keseimbangan
kelangkaan dan sistem ekonomi, konsep ekonomi Berbagai bentuk pasar barang
dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi Pasar input (Pasar Faktor
konsumen dan produsen, konsep ekonomi dalam Produksi)
kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga
keseimbangan, dan pasar.

A. PERMINTAAN (DEMAND) DAN PENAWARAN


(SUPPLY)
No. Keterangan Permintaan Penawaran
1. Pengertian Jumlah keseluruhan barang dan Jumlah keseluruhan barang atau
jasa yang ingin dibeli oleh jasa yang akan dijual atau
konsumen pada berbagai macam ditawarkan oleh produsen pada
tingkat harga berbagai macam tingkat harga
2. Hukum atau Jumlah barang yang diminta Jumlah barang yang ditawarkan
hubungan akan selalu berbanding terbalik akan selalu berbanding lurus
antara harga dengan harganya (negatif), dengan harganya (positif)
dengan jumlah artinya jika harga barang naik, artinya jika harga barang naik,
barang maka jumlah barang yang maka jumlah barang yang
diminta akan berkurang, dan ditawarkan bertambah,
jika harga barang turun, maka sebaliknya jika harga turun,
jumlah barang yang diminta maka jumlah barang yang
akan bertambah ditawarkan berkurang
3. Faktor yang a. Pendapatan atau a.
mempengaruhi penghasilan masyarakat Biaya produksi artinya biaya
b. Distribusi yang dikeluarkan untuk
pendapatan masyarakat membuat barang atau jasa
c. Selera konsumen b.
terhadap barang Kemajuan tehnologi atau
d. Jumlah penduduk adanya tehnologi baru
e. Harga barang lain c.
yang berhubungan dengan Harga bahan baku untuk
barang tersebut membuat barang
f. Prediksi d.
masyarakat tentang kondisi di Banyaknya produsen yang
masa yang akan datang menawarkan barang
g. Adanya barang e.
substitusi Laba yaang diinginkan produsen
h. Kegunaan akan f.
suatu barang Kebijakan pajak dan subsidi
4. Fungsi P = a b Q atau Q = a b P P = a + bQ atau Q = a + b P
5. Syarat mutlak Nilai a = Ujudnya angka saja Nilai a = Ujudnya angka saja
fungsi (harus +) (boleh +/)
Nilai b = Yang ada hurufnya Nilai b = Yang ada hurufnya
( harus ) ( harus +)
6. Cara P P1 Q Q1 P P1 Q Q1

menentukan P2 P1 Q 2 Q1 P2 P1 Q 2 Q1
persamaan
fungsi
7. Grafiknya M elereng dari kiri atas ke kanan Melereng dari kiri bawah ke
41

bawah kanan atas

Ada tiga macam barang dimana kurva permintaan yang menurun tidak berlaku,
yaitu;
a. Barang giffen adalah barang inferior (barang bermutu rendah) yang efek
pendapatannya lebih besar dari pada efek substitusinya
b. Barang spekulasi adalah bila konsumen berhadap bahwa harga barang di masa
mendatang akan mengalami kenaikan, maka kenaikan harga sekarang justru
diikuti dengan kenaikan permintaan
c. Barang prestise adalah kesediaan konsumen untuk membayar barang dengan
harga yang lebih tinggi, karena unsur prestise, misal pakaian bekas milik orang
kenamaan, permataan bekas orang terkenal dan sebagainya.

B. KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan pasar (Price Equillibrium) adalah harga yang terjadi apabila jumlah
barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Rumus keseimbangan pasar adalah sebagai berikut.
Pd = Ps atau
Qd = Qs

Keterangan :
Pd = P untuk fungsi permintaan Qd = Q untuk fungsi permintaan
Ps = P untuk fungsi penawaran Qs = Q untuk fungsi penawaran.
Contoh:
Fungsi permintaan P = 1000 20Q dan fungsi penawaran P = -600 + 20Q. Tentukan
besarnya keseimbangan!
Jawab:
Pd = Ps 1000 - 20 Q = -600 + 20 Q
-40 Q = - 1600
Q = 40 unit
Jika Q = 40, maka P = 1000 - 20 (40) = 200. Jadi keseimbangan pasarnya : Q = 40
dan P = 200 atau (40,200).
Gambarnya:
P

1.000
D

200

0 30 40 50 Q

- 600

C. PERGESERAN KURVA PERMINTAAN DAN KURVA PENAWARAN

a. Grafik permintaan yang bergeser ke kanan dan grafik


penawaran yang bergeser ke kiri tampak sebagai berikut :
41

D1 S1
P
D E3 S
3 E2
P E1
2 E
P
1
P S1
S D1
D

Q1 Q Q2 Q3
Keterangan :
No. Sebelum perubahan Perubahan kuva Perubahan kurva
kurva permintaan permintaan ke kanan penawaran ke kiri dari S
dan penawaran dari D D1 S1
1. Harga pasar setinggi Harga pasar setinggi OP2 Harga pasar setinggi OP1
OP (harga naik dari P P2) (harga naik dari P P1)
2. Jumlah barang sebesar Jumlah barang sebesar Jumlah barang sebesar
OQ OQ3 (jumlah barang naik OQ1 (jumlah barang
dari Q Q3) turun dari Q Q1)
3. Keseimbangan pasar di Keseimbangan pasar di E2 Keseimbangan pasar di E1
E
Jika kurva permintaan dan penawaran mengalami perubahan semua, maka
harga pasar setinggi OP3, jumlah barang sebesar OQ2 dan keseimbangan
pasar sebesar E3

b. Grafik permintaan yang bergeser ke kiri dan grafik


penawaran yang bergeser ke kanan tampak sebagai berikut :

D S
P D1 E S1
P1 E2
P2 E1
P3 E3
S
S1 D
D1

Q1 Q2 Q Q3

Keterangan :
No. Sebelum perubahan Perubahan kuva Perubahan kurva
kurva permintaan permintaan ke kiri dari penawaran ke kanan
dan penawaran D D1 dari S S1
1. Harga pasar setinggi Harga pasar setinggi OP2 Harga pasar setinggi OP1
OP (harga turun dari P P2) (harga turun dari P P1)
2. Jumlah barang sebesar Jumlah barang sebesar Jumlah barang sebesar
OQ OQ1 (jumlah barang OQ3 (jumlah barang naik
turun dari Q Q1) dari Q Q3)
3. Keseimbangan pasar di Keseimbangan pasar di E1 Keseimbangan pasar di E2
E
Jika kurva permintaan dan penawaran mengalami perubahan semua, maka
41

harga pasar setinggi OP3, jumlah barang sebesar OQ2 dan keseimbangan
pasar sebesar E3

* PENGARUH PAJAK TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR

Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang
ditawarkan, sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi
permintaannya tetap.
Contoh:
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan P = 50 2Q, dan fungsi penawaran
ditunjukkan dengan P = -30 + 2 Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak
sebesar Rp 10,00 per unit. Tentukan Titik keseimbangan pasar setelah pajak.
Jawab:
Penawaran sesudah pajak: P = -30 + 2 Q + 10
P = -20 + 2 Q
Sedangkan persamaan permintaan tetap.
Keseimbangan pasar setelah pajak Pd = Ps
50 2Q = -20 + 2 Q
-4 Q = -70
Q = 17,5
Jika Q = 17,5 maka P = 50 2 (17,5) P = 15
Jadi keseimbangan setelah pajak adalah P = 15 dan Q = 17,5 atau (17,5 ; 15)

Pengaruh pajak dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :


a. Beban pajak yang harus ditanggung oleh konsumen (tk)
Untuk pajak perunit : Untuk pajak keseluruhan
tk = P1 P tk = (P P ) Q1
1

Dimana:
tk = beban pajak yang ditanggung konsumen
PI = harga keseimbangan setelah pajak
P = harga keseimbangan sebelum pajak
Q1 = Jumlah keseimbangan setelah pajak

Berdasarkan contoh diatas maka pajak yang ditanggung konsumen perunit


adalah :
Tk = 15 10 = Rp 5,00 .
b. Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)
Untuk pajak perunit : Untuk pajak keseluruhan :
tp = t - tk tp = (t - tk ) Q1

Dimana: tp = beban pajak yang ditanggung produsen


t = besarnya pajak per unit
tk = besarnya pajak yang ditanggung konsumen
Berdasarkan contoh di atas, maka pajak yang ditanggung produsen perunit
adalah :
tp = 10 5 = Rp 5,00
c. Pajak yang diterima Pemerintah (T)
T = QI x t Dimana Q1 = Jumlah keseimbangan setelah pajak
t = Besarnya pajak perunit

Berdasarkan contoh di atas maka Pajak yang diterima pemerintah adalah :


T = 17,5 x 10 = Rp 175,00

* PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR


41

Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dan


konsumen, sehingga subsidi selalu megurangi harga barang yang ditawarkan atau
hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.
Contoh:
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan P = 50 2Q, dan fungsi penawaran
ditunjukkan dengan P = -30 + 2 Q. Terhadap barang tersebut Pemeintah memberi
subsidi Rp 10,00 per unit. Tentukan Titik keseimbangan pasar setelah subsidi
Jawab:
Penawaran tanpa subsidi : P = -30 + 2 Q
Penawaran dengan subsidi: P = -30 + 2 Q 10
P = -40 + 2 Q
Karena persamaan permintaannya tetap, maka keseimbangan setelah subsidi
adalah
50 2Q = -40 + 2 Q
-4 Q = -90
Q = 22,5
Jika Q = 22,5 maka P = 50 2 (22,5) = 5
Jadi keseimbangan setelah subsidi adalah: P = 5 dan Q = 22,5 atau (22, 5)
Subsidi dibagi menjadi tiga bagian antara lain sebagai berikut :
a. Bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk)
Subsidi konsumen perunit : Subsidi konsumen keseluruhan :
sk = P - PI sk = (P P1) Q1

Dimana:
sk = subsidi yang dinikmati konsumen
P = harga keseimbangan sebelum subsidi
PI = harga keseimbangan dengan adanya subsidi
Q1 = Jumlah keseimbangan setelah subsidi
b. Bagian subsidi yang dinikmati produsen (sp)
Subsidi produsen perunit : Subsidi produsen keseluruhan :
sp = s - sk sp = (s sk) Q1

Dimana:
sp = subsidi yang dinikmati produsen
s = subsidi per unit
sk = subsidi yang dimiliki konsumen
c. Jumlah sibsidi yang dibayarkan oleh pemerintah (S)
S = Q1 x s

Dimana: S = subsidi yang dibayar oleh pemerintah


QI = jumlah barang yang terjual setelah subsidi
s = subsidi per unit

D. PASAR ATAU STRUKTUR PASAR


Pasar adalah hubungan keseluruhan dari permintaan dengan penawaran terhadap
barang atau jasa. Dilihat dari hubungan antar pembeli dan penjual, pasar dibedakan
menjadi :
1. Pasar persaingan sempurna Adalah pasar dimana terdapat banyak penjual dan
banyak pembeli untuk memperdagangkan barang yang homogen. Ciri-ciri pasar
persaingan sempurna diantaranya :
a. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak
b. Barang yang dijual bersifat homogen
c. Terdapat kebebasan keluar masuk pasar, baik bagi pembeli maupun penjual
d. Ada mobilitas barang, sehingga pembeli dapat memperoleh barang dalam
jumlah berapapun
e. Penjual dan pembeli memahami keadaan pasar yang sebenarnya.
41

2. Pasar persaingan tidak semuprna Adalah pasar dimana syarat-syarat pasar


persaingan sempurna tidak terpenuhi. Pasar persaingan tidak sempurna, terdiri
dari :
a. Pasar Monopoli adalah Pasar yang terdapat satu pihak penjual yang menguasai
b. Pasar Duopoli adalah Pasar yang terdapat dua pihak penjual yang menguasai
c. Pasar Oligopoli adalah Suatu pasar yang didalamnya terdapat beberapa penjual
menguasai (3 10 penjual / produsen)
d. Pasar Persaingan Monopolistis adalah Pasar terdapat banyak penjual dalam
suatu jenis barang tertentu, tetapi tiap penjual mempunyai ciri barang yang
berbeda (differensiasi produk).

E. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN


Elastisitas adalah Kepekaan atau angka yang menunjukkan perubahan harga barang
terhadap perubahan jumlah barang atau pengaruh perubahan harga terhadap jumlah
barang yang diminta dan jumlah barang yang ditawarkan.
Terdapat beberapa macam Koefisien elastisitas (E), diantaranya :
1. Elastisitas Harga (Price Elasticity) adalah Perbandingan antara persentase
perubahan jumlah barang dengan persentase perubahan harga barang.
2. Elastisitas silang (Cross Elaticity) adalah pengaruh perubahan harga barang
x terhadap jumlah barang y yang diminta, jadi rasio antara jumlah barang y yang
diminta dengan harga barang x
3. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity) adalah pengaruh perubahan
pendapatan terhadap jumlah barang yang diminta.
Untuk lebih memberikan gambaran seberapa besar pengaruh perubahan harga
terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, maka koefisien
elastisitasnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
perubahan nisbi jumlah barang
E= perubahan nisbi harga
Rumus : atau

E
Q P Q P
P'
x Q1
P Q P Q
Dan atau

Keterangan :
Q = selisih jumlah barang
P = selisih harga barang
P = harga mula-mula
Q = jumlah barang mula-mula

Macam-macam sifat elastisitas


No. Jenis Elastisitas Rumus Logika Contoh barang
1. Permintaan elastic E>1 %Q>% Keb. Lux atau mewah
P
2. Permintaan inelastic E<1 %Q<% Keb. Primer/pokok
P
3. Permintaan E=1 %Q=% Keb. Sekunder
uniter/normal P
4. Permintaan elastis E= %Q,%P Keb. Dunia (gandum,
sempruna =0 minyak)
5. Permintaan inelastis E=0 % Q = 0, % Keb. Tanah, air minum
Sempurna P dsb.

Cara Smart menentukan besarnya elastisitas, tanpa mencari turunan Q atau Q,


yaitu :
a. Jika persamaan gungsi menunjukkan P = a bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ
(fungsi penawaran) maka rumus elastisitas :
P
E
P-a
41

b. Jika persamaan menunjukkan Q = a bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP


(fungsi penawaran), maka rumus Elastisitasnya :
bP
E
bP a

F. ELASTISITAS SILANG
Untuk menentukan besarnya Elastisitas silang dirumuskan sebagai berikut :
% perubahan jumlah barang Y yang diminta Q y Px
Exy E xy x
% perubahan harga barang X Px Qy
Atau
Keterangan :
Qy = Jumlah barang Y yang diminya
Px = Harga barang X
Elastisitas silang hanya berlaku untuk 2 macam barang :
a. untuk barang komplementer, elastisitas silang bersifat negatif
b. untuk barang subtitusi, elastisitas silang bersifat positif.

G. ELASTISITAS PENDAPATAN
Untuk menentukan besarnya Elastisitas pendapatan dirumuskan sebagai berikut :
Q Y Keterangan :
E x
Y Q Q = Jumlah barang yang diminya
Y = Pendapatan konsumen

Elastisitas pendapatan hanya berlaku untuk 2 macam barang :


a. untuk barang inferior (bermutu rendah), elastisitas pendapatan bersifat negatif
b. untuk barang superior (bermutu tinggi), elastisitas pendapatan bersifat positif.

H. EXCESS DEMAND DAN EXCESS SUPPLY


a. Excess demand adalah kelebihan permintaan akibat harga turun (penetapan harga
maksimum oleh pemerintah)
b. Excess supply adalah kelebihan penawaran akibat harga naik (penetapan harga
minimum oleh pemerintah)
D S

Harga Minimum Excess Supply


P2

Harga PasarP E

P1
Harga Maksimum Excess demand
S D
0 Q1 Q Q2
KETERANGAN :
Sebelum ada Setelah ada Akibat
No. Kebijakan Tujuan
kebijakan kebijakan kebijakan
1. Harga 1. menurunkan OP : hargaOP1 : Harga pasar Harga pasar
Maksimum harga pasar pasar OQ1 : jumlahturun
2. melindungi OQ : jumlahpenawaran Kelebihan
konsumen barang OQ2 : jumlahpermintaan
permintaan (Excess demand)
2. Harga 1. menaikkan harga OP : hargaOP2 : Harga pasar Harga pasar
Minimum pasar pasar OQ1 : jumlahturun
2. melindungi OQ : jumlahpermintaan Kelebihan
41

produsen barang OQ2 : jumlahpenawaran


penawaran (Excess supply)

I. PASAR FAKTOR PRODUKSI ATAU PASAR INPUT


Pasar Faktor produksi / pasar input adalah pasar yang memperjualbelikan faktor-
faktor produksi, baik factor produksi alam, tenaga kerja, modal dan pengusaha.
1. Pasar tanah (Sumber Daya Alam) adalah Pasar yang menghubungkan penjual
dengan pembeli tanah untuk melakukan transaksi perdagangan. PemilikTanah
menerima imbalan jasa berupa sewa
Teori sewa tanah :
a. Menurut David Ricardo. Tinggi rendahnya sewa tanah akan ditentukan oleh
kesuburan tanah Karena membedakan kesuburan tanah, maka teori ini disbeut
juga Teori Differensial
b. Menurut Von Thuen. Tinggi rendahnya sewa tanah selain ditentukan oleh
perbedaan kesuburan tanah juga sangat ditentukan oleh jauh dekatnya (letak)
tanah dengan pasar.
2. Pasar Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia) adalah pasar yang menghubungkan
penjual dan pembeli tenaga kerja untuk melakukan transaksi perdagangan.
Tenaga kerja akan memperoleh upah/gaji
Teori upah / gaji
a. Menurut David Ricardo (Teori Upah Alami), Besarnya upah buruh sama dengan
biaya hidup minimum buruh besar keluarganya
b. Menurut J.S. Mill (teori Dana Upah), Besranya upah akan ditentukan oleh dana
upah yang tersedia dan jumlah buruh.
c. Menurut Von Thunen (Teori Upah Ethis), Besarnya upah akan bergantung pada
besarnya biaya pemeliharaan hidup dan besarnya produktivitas kerja buruh
d. Menurut Karl Mark (Teori Upah Lebih), Tenaga kerha memiliki nilai tukar dan
nilai pakai bagi pengusaha. Pengusaha harus membayar nilai tukarnya untuk
mendapatkan nilai pakainya. Kelebihan nilai pakai atas nilai tukar ini disebut
nilali lebih.
3. Pasar Modal (Sumber Daya Modal) adalah pasar yang menghubungkan antara
penjual dan pembeli modal uang untuk melakukan transaksi perdagangan. Pemilik
modal akan menerima pendapatan berupa bunga modal
Teori bunga modal :
a. Menurut J.B. say (Teori Produktivitas)
Bung amodal merupakan kontra prestasi karena modal itu dapat menghasilkan
suatu produk/barang.
b. Menurut Nassau W. Senior (teori Abstinence / penghematan)
Bung amodal merupakan balas jasa kepada pemiliknya karena ia telah
melakukan penghematan (tidak berkonsumsi) membentuk modal
c. Menurut Von Bohn Bawerk (Teori Agio / Time Preference)
Bunga modal ini berdasarkan pada nilai uang. Nilai uang akan senantiasa
turun . maka bunga modal ini dimaksudkan agar nilai uang yang dikembalikan
tetap sama dengan nilai uang tersebut pada saat dipinjamkan
4. Kewirausahaan / pengusaha. Pengusaha akan memperileh balas jasa berupa
keuntungan / laba.
Teori Laba Pengusaha
1) Menurut J.B. Say. Laba pengusaha akan ditentukan oleh keahlian dalam
memimpin perusanaan dan resiko yang akan ditanggungnya
2) Menurut J. Schumpeter. Laba pengusaha merupakan balsa jasa karen a
kemampuan pengusaha dalam mengadakan kombinasi baru dalam proses
produksinya :
41

a. Penggunaan teknik pemasaran yang baru


produksi yang baru d. Penggunaan manajemen
b. Penemuan bahan dasar yang baru
yang baru e. Penggunaan teknik
c. Pembukaan daerah pemasaran yang baru
BAB IV
PENDAPATAN NASIONAL, INDEKS HARGA DAN INFLASI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN


2. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang Pendapatan nasional
ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Indeks harga dan inflasi
Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional
(PN), inflasi konsumsi dan investasi, uang dan
Perbankan.

A. KONSEP PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

1. Komponen Pendapatan Nasional / Metode Perhitungan


Pendapatan Nasional
1. Metode Produksi atau Pendekatan Produksi (Produck Approach)
adalah dengan menjumlahkan nilai tambah semua barang-barang dan jasa-
jasa tersebut dijumlahkan.
Rumus :
PN = (P1Q1) + (P2Q2) + . + (PnQn)
Atau

PN = PnQn dimana : PN = Pendapatan Nasional


Pn = Harga jual suatu produk
Qn = Hasil produksi
2. Metode Pengeluaran atau Pendekatan Pengeluaran (Expenditure
Approach) adalah dengan menjumlahkan pengeluaran atau expenditure dari
masing-masing sektor dalam perekonomian, yaitu : Pengeluaran konsumsi
(C), Pengeluaran Investasi (I), Pengeluaran pembelian pemerintah (G), dan
Ekspor (X), Impor (M) atau Expor netto (X-M).
Rumus : PN = C + I + G + (X M)

3. Metode Pendapatan atau Pendekatan Pendapatan (Income Approach)


adalah dengan menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor
produksi, yang terdiri dari sewa (rent), upah dan gaji (wage and salary),
bunga (interest), dan laba (profit).
Rumus : PN = r + w + i + p

2. Konsep dan cara perhitungan pendapatan nasional


Dalam perhitungan pendapatan nasional suatu negara dikenal beberapa konsep
pendapatan nasional, yaitu :
1. GDP (Gross Domestic Product = Produk Domestik Bruto) adalah jumlah
seluruh produksi yang dihasilkan masyarakat, baik masyarakat asing yang
berada di dalam negeri, maupun masyarakat nasional dalam waktu satu
tahun.
2. GNP (Gross National Product = Produk Nasional Bruto) adalah jumlah
seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara tanpa
menghitung produk yang dihasilkan oleh masyarakat asing di dalam negeri
dalam waktu satu tahun.
3. NNP (Nett National Product = Produk Nasional Bersih) adalah GNP setelah
dikurangi dengan penyusutan dan perbaikan barang modal.
41

4. NNI (Nett National Income = Pendapatan Nasional Bersih) adalah NNP


setelah dikurangi dengan pajak tidak langsung, yang merupakan pendapatan
nasional yang dihitung berdasarkan balas jasa yang diterima para pemilik
faktor produksi.
5. PI (Personal Income = Pendapatan Perseorangan) adalah NNI dikurangi
dengan dana sosial, pajak perusahaan, laba yang ditahan dan ditambah
transfer payment pemerintah, yang merupakan pandapatan yang diterima
oleh masyarakat atau rumah tangga.
6. DI (Disposible Income = Pendapatan yang siap dibelanjakan) adalah
pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat dan siap untuk
dibelanjakan. Besarnya DI yaitu PI setelah dikurangi dengan pajak
langsung/pajak personal/pajak perseorangan. DI dipergunakan untuk dua
sektor, yaitu :Saving (tabungan) Compsumtion (konsumsi)

Untuk memberikan gambaran tentang perhitungan pendapatan nasional, di


bawah ini diberikan contoh cara menghitung pendapatan nasional dalam suatu
negara. Angka berikut hanya merupakan contoh saja, agar memudahkan cara
berpikir. (Dalam milyar Rupiah)
GDP (Gross Domestic Product) Rp 156.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Asing di dalam negeri Rp 26.000,00
-
Rp 130.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Nasional di luar negeri Rp
+ 10.000,00
GNP (Gross National Product) Rp 140.000,00
Penyusutan dan penggantian barang modal Rp 15.000,00
-
NNP (Nett National Product) Rp 125.000,00
Pajak tidak langsung Rp 22.000,00
-
NNI (Nett National Income) atau NI (National Income) Rp 103.000,00

NNI (Nett National Income) atau NI (National Income) Rp 103.000,00


Dana sosial Rp 3.000,00
Laba yang ditahan Rp 6.000,00
Pajak perusahaan/perseroan Rp 12.000,00
+
Rp 21.000,00-
Rp 82.000,00
Transfer pemerintah (Pembayaran pindahan pemerintah) Rp 8.000,00
+
PI (Personal Income) Rp 74.000,00
Pajak langsung Rp 4.000,00-
DI (Disposible Income) Rp 70.000,00
Tabungan (saving) Rp 15.000,00
-
Pengeluaran konsumsi perseorangan Rp 55.000,00

B. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)


Produk Domestik Regional Bruto merupakan produksi yang dihasilkan oleh suatu
masyarakat dalam kurun waktu 1 tahun yang berada di daerah / regional tertentu.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator ekonomi memuat
berbagai instrumen ekonomi yang didalamnya terlihat dengan jelas keadaan makro
ekonomi suatu daerah dengan pertumbuhan ekonominya, income percapita dan
berbagai instrumen lainnya.
C. MANFAAT MEMPELAJARI PENDAPATAN NASIONAL
1. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara, apakah agraris, industri
dan sebagainya.
2. Untuk mengetahui kemajuan ekonomi atau perkembangan perekonomian dari
tahun ke tahun, apakah mengalami kemajuan, kemunduran atau tetap.
3. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran masyarakat setelah
dibandingkan dengan jumlah penduduk, yaitu tentang pendapatan perkapitanya.
4. Untuk membandingkan perekonomian antar negara di dunia.
5. Sebagai pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijaksanaan
yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan ekonomi nasional.
6. Untuk mengetahui penggunaan pendapatan masyarakat
41

7. sebagai pedoman untuk melaksanakan pembangunan


Sedangkan PNB Riil dihitung dengan rumus :
IH to IH to = Indeks harga pada tahun sebelumnya
PNB Riil t n = x PNB tn PNB Riil tn = PNB Riil pada tahun n
IH tn IH tn = Indeks harga pada tahun n
PNB tn = PNB pada tahun n
D. PENDAPATAN PERKAPITA.
Pendapatan Perkapita adalah Pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk
dalam suatu Negara selama kurun waktu 1 tahun, atau ditentukan oleh besarnya
pendapatan nasional dan jumlah penduduk.
Pendapatan perkapita dapat dihitung sebagai berikut :
PDB tahun t PNB tahun t
PDB per kapita = PNB per kapita =
Jumlah Penduduk tahun t Atau Jumlah Penduduk tahun t

E. DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL


Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tingi
rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu Negara. Untuk mengetahui tingkat
pemerataan distribusi pendapatan suatu Negara dapat diketahui dari grafik yang
dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva yang menggambarkan hubungan antara
distribusi jumlah penduduk dengan distribusi pendapatan. Sedangkan indicator untuk
mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan adalah Koefisien Gini atau Indeks
Gini.
Untuk lebih jelasnya perhatikan kurva Lorenz berikut ini.
E A
Keterangan :
1. Semakin besar indeks gini, semakin timpang
(tidak merata) distribusi pendapatannya
% Pendapatan

2. Semakin kecil indeks gini, semakin merata


distribusi pendapatannya
B 3. Kurva Lorenz ditunjukkan garis lengkung OA
B 4. OA merupakan garis kemerataan sempurna
5. Indeks Gini / Koefisien Gini dirumuskan :
C Luas Daerah B
IG = Luas Segitiga OAD

O D
% Penduduk
Kriteria nilai Indeks Gini atau Koefisien Gini sebagai berikut :
a. Kurang dari 0,4 atau 40%, tingkat ketimpangannya rendah
b. Antara 0,4 (40%) sampai dengan 0,5 (50%), tingkat ketimpangannya
sedang
c. Lebih besar dari 0,5 atau 50%, tingkat ketimpangannya tinggi

F. INDEKS HARGA

1. Pengertian Angka Indeks (Indeks Harga)


Angka indeks merupakan suatu ukuran statistik yang menunjukkan perubahan suatu
variabel atau
sekumpulan variabel yang berhubungan satu sama lain pada waktu atau tempat yang
sama atau berlainan.
Angka indeks adalah angka relatif yang diyatakan dalam persentase. Biasanya untuk
kesederhanaan bentuk
persentase bias dihilangkan.
Ada tiga kemungkinan dalam perhitungan indeks harga, yaitu :
a. Jika Indeks harga > 1 atau 100%, berarti harga mengalami kenaikan
b. Jika Indeks harga < 1 atau 100%, berarti harga mengalami penurunan
41

c. Jika Indeks harga = 1 atau 100%, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak
turun)

2. Metode Perhitungan Indeks harga


1. Indeks Harga tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana.
a. Angka indeks harga (price = P)
Dimana :
Rumus : IA =
Pn x 100 IA = Indeks harga yang tidak ditimbang
Po Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar

b. Angka indeks kuantitas (Quantity = Q)


Rumus : Dimana :
IA =

Qn
x 100 IA = Indeks kuantitas yang tidak ditimbang
Qo Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar

2. Angka Indeks Tertimbang


a. Metode agregatif sederhana
Rumus: Dimana
IA
(Pn.W ) x100 IA = Indeks harga yang ditimbang
(Po.W ) Pn = Nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
W = Faktor penimbang

b. Metode Laspeyres Dimana :


Rumus:
IL

Pn. Qo
x100
IL = Angka Indeks Laspeyres
Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po. Qo Po = Harga pada tahun dasar
Qo = Kuantitas pada tahun dasar

c. Metode Paasche Dimana:


Rumus:
IP

Pn.Qn
x100
IP = Angka Indeks Paasche
Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po. Qn Po = Harga pada tahun dasar
Qn= Kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya

d. Metode Drobisch and Bowley


Rumus: Dimana:
IL IP IA = angka indeks Drosbich
ID
2 IL = Angka indeks Laspeyres
IP = Angka indeks Paasche

e. Metode Irving Fisher (Indeks Ideal)


Rumus : IF IL X IP

f. Metode Marshal Edgewarth


Rumus: IM (Qo Qn)Pn x100
(Qo Qn)Po

G. INFLASI
41

1. Inflasi dan Laju inflasi


Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level)
cenderung naik. Dan laju inflasi adalah kenaikan atau penurunan inflasi dari
periode ke periode atau dari tahun ke tahun.
Untuk menentukan laju infasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Indeks Harga Periode ini - Indeks Harga Periode lalu
Laju Inflasi = x 100%
Indeks Harga Periode Lalu
2. Sebab-sebab timbulnya inflasi.
1. Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan
berproduksi (Demand Pull Inflation)
2. Kenaikan biaya produksi (Cost Push Inflation)
3. Meningkatnya jumlah uang yang berdar dalam masyarakat
4. Berkurangnya jumlah barang di pasaran
5. Inflasi dari luar negeri (imported inflation)
6. Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation)
3. Jenis-jenis inflasi
a. Inflasi ringan, inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan
perekonomian suatu Negara dan masih dapat dengan mudah untuk
dikendalikan)
b. Inflasi sedang, inflasi atnara 10% - 30% per tahun (Belum membahayakan,
tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan
tetap)
c. Inflasi berat, inflasi antara 30% - 100% per tahun (Sudah mengacaukan
perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang
menyimpan barang)
d. Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, inflasi di atas 100% per tahun
(Mengacaukan kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit untuk
dikendalikan / diatasi)
4. Teori Inflasi
1. Teori Kuantitas adalah suatu teori yang mengemukakan bahwa terjadinya inflasi
itu sebenarnya hanya disebabkan oleh satu factor, yaitu kenaikan jumlah uang
yang beredar (JUB)
2. Teori Keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan pada teori makronya. Menurut teori
Keynes inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonominya.
3. Teori Strukturalis.
Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-
sebab inflasi yang berasal dari kekakuan (inleksibilitas) struktur ekonomi suatu
Negara. Menurut teori ini ada 2 ketegaran (kekakuan) utama dalam
perekonomian Negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi,
yaitu : Ketegaran suplai bahan makanan dan barang-barang ekspor
5. Cara Mengatasi Inflasi.
1. Kebijakan Moneter artinya mempengaruhi jumlah uang yang beredar
a. Politik diskonto atau suku bunga (Discount Policy), menaikkan suku bunga
b. Politik pasar terbuka (Open market policy), menjual surat berharga
c. Politik pagu kredit atau pembatasan kredit (Plafon credit policy), membatasi
pemberian pinjaman
d. Politik uang ketat (Tight money policy), mengurangi jumlah uang yang
beredar
e. Politik cadangan kas atau giro wajib minimum (cash ratio poticy), menaikkan
cadangan kas
2. Kebijakan Fiskal artinya kebijakan mengatur pendapatan dan pengeluaran
negara (APBN)
a. Mengurangi pengeluaran negara
b. Penghematan pengeluaran pemerintah (disesuaikan dengan rencana)
c. Pengurangan utang luar negeri
d. Menaikkan atau mengefektifkan pajak
3. Kebijakan non moneter dan non fiskal
41

a. Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran


b. Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan
inflasi
c. Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan
kebijakan harga maksimum

6. Deflasi
Deflasi merupakan suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum mengalami
penurunan. Keadaan harga barang dapat mengalami kenaikan dan penurunan,
dimana ternyata dari hasil perhitungan diketahui bahwa sebagian besar barang
mengalami penurunan harga dan sebagian yang lain mengalami kenaikan, maka
terjadi deflasi.
7. Dampak inflasi terhadap perekonomian
1. Terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi
dan berkurangnya minat menabung.
2. Masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang,
karena harga barang mengalami kenaikan.
3. Jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi
pengangguran, karena pemerintah berusaha untuk menekan harga.
4. Masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang daripada menyimpan
uang.
5. Nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang.
41

BAB V
KONSUMSI DAN INVESTASI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN


2. Siswa mampu memahami kebijakan pemerintah Fungsi konsumsi dan fungsi
dalam bidang ekonomi, Produk Domestik Bruto tabungan
(PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Pendapatan Nasional (PN), konsumsi dan
investasi, uang dan Perbankan.

A. FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

1. Pengertian
Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara
keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori
penggunaan, yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan. Menurut John
Keterangan:
Maynard Keynes, pendapatan suatu negara dapat dirumuskan sebagai berikut.
Y = income/pendapatan
a. Ditinjau dari segi perseorangan C = consumption/konsumen
Y=C+S S = saving/tabungan
I = investment/investasi

b. Ditinjau dari segi perusahaan


Y=C+I

S=I
Dari dua persamaan tersebut berarti besarnya

2. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C)
dengan pendapatan (Y). pada umumnya fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai
persamaan linear, sebagai berikut.
Syarat mutlak fungsi Konsumsi :
C = a + bY Nilai a = Harus positif
Nilai b = Harus positif
Dimana:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nasional nol atau
Autonomous Consumption.(konsumsi otonom)
b = MPC (Marginal Propencity to consume) yaitu hasrat untuk berkonsumsi
batas
Untuk mengetahui besarnya a, dihitung dengan menggunakan rumus.
a = (APC MPC)Y

Dimana APC menunjukkan besarnya Average Propencity to Consume artinya


hasrat untuk berkonsumsi rata-rata. MPC adalah perbandingan antara besarnya
konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional, dengan besarnya tingkat
pendapatan nasional itu sendiri.
Jadi :
APC =
C
Keterangan :
Sedangkan Y
C = Kenaikan konsumsi
C Y = Kenaikan pendapatan
b = MPC =
Y
41

3. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara
tabungan (S) dengan pendapatan (Y).
Fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut
Syarat Mutlak fungsi tabungan :
S = -a + (1 b) Y
Nilai a = harus negatif
Nilai 1 b = harus positif
Keterangan :
S S = Kenaikan Tabungan
1 b atau MPS =
Y Y = Kenaikan pendapatan

Dimana:
S = tingkat tabungan nasional.
1 b = MPS (Marginal Propencity to save) yaitu hasrat untuk menabung batas.

4. Tingkat pendapatan BEP (Break Even Point) atau Break Even Income (BEI).
Tingkat pendapatan BEP adalah tingkat pendapatan di mana besarnya pendapatan
sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi.
Dimana Y = Tingkat Pendapatan
Y = C atau S = 0 C = Fungsi Konsumsi
S = Fungsi Tabungan
5. Hubungan Antara MPC (marginal Propencity to Consument) dengan MPS
(Marginal Propencity to Save)
Hubungan Antara MPC apat dinyatakan seperti berikut ini.
MPC + MPS = 1 atau MPC = 1 MPS atau MPS = 1 - MPC

6. Angka Pengganda (Multiplier)


Angka pengganda adalah angka yang menunjukkan tambahan pendapatan nasional
akibat adanya perubahan konsumsi atau tabungan. Angka pengganda biasa ditulis
dengan huruf k dan dirumuskan sebagai berikut.
1 1
k= atau k=
1 - MPC MPS

Contoh:
Pada tingkat pendapatan nasional per tahun sebesar Rp. 400 milyar, besarnya
konsumsi per tahunnya adalah Rp. 300 milyar, dan
Pada tingkat pendapatan nasional per tahun sebesar Rp. 500 milyar, besarnya
konsumsi per tahunnya Rp. 360 milyar.
Tentukan hal berikut :
1. Fungsi konsumsi 4. Hubungan antara MPC dan MPS
2. Fungsi tabungan 5. Angka Pengganda Pendapatan
3. Tingkat BEP 6. Grafik fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan
Jawab:
1. Mencari fungsi konsumsi 100C = 30000 24000 +
APC = C = 300 = 0,75 60Y
Y 400 100C = 6000 + 60Y
MPC = b = C = 360 - 300 = 60 C = 60 milyar + 0,6Y
= 0,60 (sama)
Y 500 - 400 100 2. Fungsi tabungan
a = (APC MPC) Y S = -a +(1 b)Ymaka: S = - 60 + (1
a = (0,75 0,6) 400 0,6)Y
a = 0,15 x 400 S = - 60 milyar + 0,4 Y
a = 60 milyar 3. Tingkat pendapatan BEP
Jadi Fungsi konsumsi C = a + bY Y=C
adalah : C = 60 milyar + 0,6 Y Y = 60 milyar + 0,6Y
Atau dengan cara : 0,4Y= 60 milyar
Y = 150 milyar
C - C1 Y - Y1
Jadi besarnya BEP pada saat
C2 C1 Y2 Y1 pendapatan
Rp. 150 milyar
4. Hubungan antara MPC dengan MPS
C 300 = Y 400 . MPC + MPS = 1
360 300 500 400 0,6 + 0,4 = 1 (terbukti)
C 300 = Y 400 . 5. Angka pengganda
60 100 k = 1 = 1 = 1
100C 30000 = 60Y 24000 = 2,5
1 MPC 1 0,6 0,4
41

6. Grafik fungsi konsumsi dan fungsi tabungan

C/S Y=C

C = 60 + 0,6Y

BEP

60
S = - 60 + 0,4 Y

0 Y
150 200

-60

Hal-hal lain yang Berhubungan dengan Fungsi Konsumsi dan Fungsi tabungan (Smart
Solution) :

1. Menentukan besarnya kenaikan kunsumsi tambahan konsumsi (C)


C = Y (1 MPS)

2. Menentukan besarnya kenaikan tabungan atau tambahan tabungan (S)


S = Y (1 MPC)

3. Menentukan besarnya kenaikan pendapatan atau tambahan pendapatan (Y)


Y = Y =
S Atau I
1 - MPC 1 - MPC

Contoh :
Diketahui fungsi konsumsi suatu negara C = 250 + 0,8 Y, dan jika pendapatan meningkat
dari Rp 200.000,00 menjadi Rp 300.000,00 tentukan besarnya kenaikan tabungan
Jawab :
Kenaikan tabungan, S = Y (1 MPC)
S = 100.000 (1 0,8)
S = 100.000 x 0,2
S = Rp 20.000,00

B. KURVA PERMINTAAN INVESTASI

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-


penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Kurva permintaan investasi dalam perekonomian diperoleh dengan cara
menjumlahkan investasi seluruh perusahaan pada masing-masing tingkat bunga. Pada
tingkat bunga yang lebih rendah, semakin banyak proyek investasi yang menguntungkan
suatu perusahaan, sehingga total belanja dalam investasi meningkat dan sebaliknya,
sehingga kurva permintaan investasi berbentuk garis yang melereng dari kiri atas ke
kanan bawah
Sedangkan fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dan tingkat
pendapatan nasional dinamakan Fungsi Investasi. Fungsi Investasi digambarkan sejajar
dengan sumbu datar atau horisontal, yang juga disebut sebagai Investasi otonom,
artinya besar kecilnya pembentukan modal tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya
pendapatan nasional. Besar kecilnya pengeluaran investasi perusahaan ditentukan oleh
faktor-faktor berikut ini, yaitu :
1. Tingkat bunga yang berlaku
2. Tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari investasi
3. Prediksi atau ramalan keadaan ekonomi di masa depan
4. Kemajuan tehnologi suatu negara
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

Dalam analisis perhitungan pendapatan nasional suatu negara, keseimbangan


perekonomian negara pada perekonomian dua sektor, dapat dirumuskan sebagai berikut
C = Fungsi konsumsi
Y = C + I atau S = I I = Besarnya investasi
S = Fungsi tabungan

Contoh :
Pada suatu perekonomian negara Z diketahui fungsi konsumsi C = 60 milyar +
0,60 Y, sedangkan besarnya pengeluaran investasi perusahaan ( I ) sebesar Rp 20
milyar. Tentukan :
a. Besarnya Pendapatan Nasional Keseimbangan
b. Besarnya Konsumsi Keseimbangan
c. Besarnya Tabungan Keseimbangan
d. Gambar grafik fungsi Konsumsi, tabungan dan Investasi dalam keadaan
keseimbangan.
Jawab :
a. Besarnya Pendapatan Nasional Keseimbangan
Y=C+I Atau dengan rumus S = I, maka :
Y = 60 milyar + 0,6 Y + 20 milyar - 60 milyar + 0,4 Y = 20 milyar
Y 0,6 Y = 80 milyar 0,4 Y = 80 milyar
Y = 200 milyar
0,4 Y = 80 milyar
Y = 200 milyar
Jadi pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 200 milyar
b. Besarnya Konsumsi keseimbangan
C = 60 milyar + 0,6 Y, dan jika Y = 200 milyar, maka
C = 60 milyar + 0,6 (200 milyar)
C = 60 milyar + 120 milyar
C = 180 milyar. Jadi Konsumsi keseimbangan sebesar Rp 180 milyar

c. Besarnya Tabungan Keseimbangan


Jika C = 60 milyar + 0,6 Y, maka S = - 60 milyar + 0,4 Y
Dan jika Y = 200 milyar, maka S = - 60 milyar + 0,4 ( 200 milyar )
S = - 60 milyar + 80 milyar
S = 20 milyar
Atau dengan menggunakan rumus Y = C + S, maka S = Y C, sehingga
S = 200 milyar 180 milyar = 20 milyar
Jadi tabungan Keseimbangan sebesar Rp 20 milyar

d. Grafik Keseimbangan perekonomian


- Untuk fungsi konsumsi dimulai dari titik a
- Untuk fungsi tabungan dimulai dari titik a
- Kemudian kedua titik tersebut ditarik garis lurus memotong titik BEP

C/S/I

Y=C
41

Y=C+1
C = 60 + 0,6Y

BEP

S = -60 + 0,4 Y
80
60
S=I
20

0 Y
150 200
-60
41

BAB VI
UANG DAN BANK
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN
2. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang Uang
ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Perbankan
Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan
Nasional (PN), inflasi konsumsi dan investasi,
uang dan Perbankan.

A. UANG

a. Pengertian Uang
Uang, yaitu: alat untuk mempermudah pertukaran. (Money was made to facility
business transaction), yang secara umum dapat diterima di dalam bentuk pembelian
barang-barang atau jasa-jasa serta untuk pembayaran utang.
Alat pertukaran yang dapat disebut sebagai uang, harus memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Digemari atau diterima oleh umum (acceptability)
2. Mudah disimpan dan dipindahtangankan (Portability)
3. Tahan lama dan tidak lekas rusak (durability)
4. Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya (devisibility)
5. Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of value)
6. Jumlahnya memenuhi kebutuhan (uniformity)

b. Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan
1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi : Sebagai alat tukar umum (medium of
exchange dan Sebagai satuan hitung (unit of account)
2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi : Sebagai alat pembayaran (means
of payment), Sebagai standar pembayaran utang (standar of defered payment),
Penimbun kekayaan, Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan modal
(transfer of value), dan Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard of
value)
c. Jenis-jenis uang
1. Berdasarkan bahan (material), uang dibedakan menjadi ; Uang logam dan Uang
kertas merupakan uang fiduaciry (uang kepercayaan)
2. Berdasarkan Lembaga atau badan pembuatnya, uang dibedakan menjadi :
Uang kartal (uang kertas dan uang logam) dan Uang giral (cek, giro, atau surat
perintah pembayaran lainnya/telegrafic transfer)
3. Berdasarkan Nilainya, Uang dibedakan menjadi : Uang bernilai penuh (full
bodied money) dan Uang yang tidak bernilai tidak penuh (representative full
bodied money ) atau Uang bertanda (Token money) ,
4. Berdasarkan Kawasan / Daerah berlakunya, uang dibedakan menjadi : Uang
domestic dan Uang Internasional

b. Permintaan dan Penawaran Uang


1. Permintaan Uang (Demand of money)
Permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat
untuk melakukan transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu. Permintaan
uang datang dari 4 pihak, yaitu : pihak perseorangan / konsumen, pihak
pengusaha / produsen, pihak investor / penanam modal dan pihak pemerintah
(dapat bertindak sebagai produsen, konsumen dan pengatur)
Dalam analisis JM Keynes, masyarakat memegang uang atau permintaan uang,
untuk memenuhi tiga keinginan, yaitu :
a. Permintaan uang untuk tujuan Transaksi, Dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
b. Permintaan uang untuk tujuan Berjaga-jaga
41

c. Permintaan uang untuk tujuan Spekulasi ----- Dipengaruhi oleh


tingkat
bunga
2. Penawaran Uang(Supply of money)
Penawaran uang adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah
atau bank untuk dapat dimiliki oleh masyarakat. Penawaran uang dapat
mempengaruhi tingkat harga, tingkat bunga dan tingkat kegiatan ekonomi suatu
Negara. Oleh karena itu pertambahan penawaran uang dalam perekonomian perlu
dikendalikan. Tugas tersebut dipegang oleh Bank Sentral.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang.


Faktor yang mempengaruhi permintaan Faktor yang mempengaruhi penawaran
uang uang (JUB)
1. Alasan transaksi (transaction motive) 1. Tingkat pendapatan
2. Alasan berjaga-jaga (precautionary 2. Tingkat suku bunga
motive)
3. Alasan spekulasi (speculative motive)3. Selera masyarakat
4. Tingkat harga barang 4. Sistem pembayaran dan kebijakan
moneter
5. Tingkat suku bunga 5. Tingkat harga barang
6. Ekspektasi (perkiraan /ramalan masa 6. Jenis kekayaan yang dimiliki
yad) masyarakat
c. Teori Kuantitas Uang
Teori kuantitas uang merupakan teori yang mengemukakan adanya hubungan langsung
antara perubahan jumlah uang yang beredar dengan perubahan harga barang.
Hubungan tersebut dapat dikemukakan bahwa harga barang berbanding lurus dengan
jumlah uang yang beredar. Teori kuantitas tersebut dikemukakan oleh Irving fisher
(persamaan pertukaran), dengan rumus sebagai berikut:

MV=PT

Dimana
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)
V = velocity of circulation (kecepatan peredaran uang)
P = price (tingkat harga rata-rata barang)
T= trade (jumlah barang yang diperdagangkan)

Dari persamaan tersebut dapat diketahui hal berikut.


1. Apabila terdapat perubahan pada M atau V, maka akan mengakibatkan perubahan
yang sebanding terhadap P.
2. Apabila terdapat perubahan terhadap T, maka akan terjadi perubahan yang
sebaliknya terhadap P.
Kecepatan laju peredaran uang ditentukan oleh :
a. kebiasaan pembelajnaan konsumen,
b. frekuensi pembayaran pendapatan,
c. praktek-praktek bank, dan
d. keadaan psikologi umum.

d. Nilai Uang
a. Nilai nominal nilai yang berdasarkan pada tulisan yang tertera pada uang.
b. Nilai intrinsik yaitu nilai yang berdasarkan pada bahan yang digunakan untuk
membuat uang.
c. Nilai Internal, nilai yang diukur dengan kemampuan uang untuk ditukarkan dengan
sejumlah barang dan jasa.
d. Nilai Eksternal yaitu nilai yang diukur dengan kemampuan uang untuk ditukarkan
dengan sejumlah mata uang luar negeri atau uang asing.
41

e. Uang yang beredar dalam masyarakat dan Uang inti


1. Uang yang beredar adalah mata uang dalam peredaran atau
seluruh jumlah mata uang yang telah diedarkan oleh bank sentral ditambah
dengan uang giral yang dimiliki oleh perorangan, perusahaan dan badan
pemerintah (M1)
Sedangkan dalam arti luas uang yang beredar (M2) adalah :
a. mata uang dalam peredaran / uang kartal (uang kertas dan uang logam)
b. uang giral (cek dan giro)
c. uang kuasi (near money / hampir uang), yang terdiri dari deposito berjangka,
tabungan dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestic
2. Uang inti (reserve money) merupakan inti dari proses
penciptaan uang, baik bagi penciptaan uang kartal maupun uang giral. Tanpa ada
uang inti, tidak akan ada uang kartal maupun uang giral.
Jadi uang inti dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. saldo rekening korang (giro) milik bank-bank umum atau masyarakat pada Bank
Indonesia dan
b. uang tunai yang dipegang baik bank-bank umum maupun oleh masyarakat
umum
f. Sistem Standar Moneter
Standar moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang,
termasuk di dalamnya peraturan tentang cirri-ciri / sifat-sifat dari uang,
pengaturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam maupun kertas),
ekspor-impor logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand
deposit (simpanan yang setiap saat dapat diambil)
Standar uang dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Standar kertas adalah sitem keuangan dimana uang kertas berlaku sebagai alat
tukar/ alat pembayaran yang sah dan tak terbatas, akan tetapi tidak
ditukarkan dengan emas dan perak pada bank sirkulasi.
b. Standar logam (Metalisme)
g. Beberapa Istilah Tentang Uang
a. Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami
kenaikan secara terus menerus atau terjadi penurunan nilai uang dalam negeri.
b. Deflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat peristiwa penurunan harga
barang umum secara terus menerus atau terjadi peningkatan nilai uang.
c. Devaluasi adalah kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan jumlah ekspor ke luar negeri dan membatasi jumlah
impor serta menambah devisa negara.
d. Revaluasi adalah kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
meningkatkan nilai mata uang di dalam negeri terhadap mata uang asing.
e. Apresiai adalah suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri yang
disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan.
f. Depresiasi adalah suatu proses penurunan nilai mata uang dalam negeri yang
disebabkan adanya mekanisme pedagangan.
g. Sanering adalah kebijaksanaan pemerintan untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat dengan cara memotong uang (nilai mata uang). Cara ini
dilakukan bila berbagai cara untuk menjaga kestabilan nilai mata iang tidak
membawa hasil.

B. BANK

a. Pengertian dan Peranan Bank


Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bank badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

b. Fungsi dan Jenis Bank


41

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari beberapa segi, diantaranya :

1. Dilihat dari segi fungsinya, jenis bank terdiri dari :


a. Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, jenis bank diantaranya :
Bank Umum, Bank Pembangunan, Bank Tabungan, Bank Pasar, Bank Desa,
Lumbung Desa, Bank Pegawai dan Bank lainnya
b. Menurut UU Pokok Perbankan nomor 10 tahun 1988, jenis bank diantaranya :
Bank umum dan Bank perkreditan Rakyat
2. Dilihat dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri dari : Bank milik
pemerintah, Bank milik swasta nasional, Bank milik Koperasi, Bank milik asing dan
Bank milik campuran
3. Dilihat dari segi status, jenis bank terdiri dari :
a. Bank devisa, yaitu bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan
b. Bank non devisa yaitu bank yang belum mempunyai ijin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi yang
berhubungan dengan luar negeri.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga, jenis bank terdiri dari :
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat)
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)

Dalam menjalankan fungsinya bank harus memperhatikan :


a. Likuiditas artinya kemampuan bank untuk melunasi kewajiban sewaktu-waktu
atau saat jatuh tempo atau dapat melunasinya dalam jangka pendek
b. Solvabilitas artinya kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajibannya
bila bank tersebut bubar, atau dapat melunasinya dalam jangka pendek maupun
jangka panjang
c. Rentabilitas artinya kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan atau
laba agar dapat terjaga kontinuitasnya.
d. Soliditas artinya Kemampuan bank untuk memperoleh kepercayaan dari
masyarakat, sehingga menunjukkan bahwa bank tersebut dalam kondisi sehat

c. Bank Sentral
Bank sentral di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia. Menurut UU Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang
independen bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang tersebut.
Fungsi Bank Sentral adalah sebagai bank dari pemerintah dan sebagai bank dari bank
umum (banker's bank), sekaligus untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.
Adapun tugas bank sentral antara lain sebagai berikut.
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3) Mengatur dan mengawasi bank
4) Sebagai penyedia dana terakhir (last lending resort) bagi bank umum dalam
bentuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)

Kewenangan Bank Indonesia

Kewenangan yang dimiliki Bank Indonesia selaku bank sentral tidak dapat dipisahkan
dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
1. Dalam rangka melaksanakan tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, BI memiliki kewenangan:
a. menetapkan sasaran-sasaran moneter, dengan memperhatikan sasaran laju
inflasi
b. melakukan pengendalian moneter, dengan menggunakan berbagai
instrumen kebijakan moneter (operasi pasar terbuka, fasilitas diskonto,
penetapan giro wajib minimum, dan imbauan).
41

2. Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem


pembayaran, BI diberi kewenangan:
a. Menetapkan penggunaan alat pembayaran, meliputi : mengeluarkan,
mengedarkan, menarik, dan memusnahkan uang rupiah, termasuk menetapkan
macam, harga, ciri uang, bahan yang digunakan, serta tanggal mulai
berlakunya.
b. Mengatur dan menyelenggarakan sistem pembayaran meliputi kewenangan
memberikan izin kepada pihak lain untuk menyelenggarakan jasa sistem
pembayaran, mengatur sistem kliring dan menyelenggarakan kliring antar bank
serta menyelenggarakan penyelesaian akhir (setelmen) transaksi pembayaran
antarbank.
3. Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, BI memiliki
kewenangan:
a. memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu
dari bank
b. menetapkan peraturan di bidang perbankan
c. melaksanakan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak langsung
d. mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perundangan.

Independensi Bank Indonesia


Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia memiliki
lima indepensi, yaitu:
1. Independensi Kelembagaan (Institutional Independence)
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang bebas dari campur tangan pemerintah
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
2. Independensi Sasaran Akhir (Goal Independence)
Bank Indonesia dalam menetapkan sasaran akhir kebijakan moneter yaitu sasaran
inflasi mempunyai tingkat independensi yang rendah, karena harus berkoordinasi
dengan pemerintah.
3. Independensi Instrumen (Instrument Independence)
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menetapkan sendiri sasaran-sasaran
moneter dan melaksanakan pengendalian moneter dengan menggunakan berbagai
instrumen moneter yang lazim digunakan.
4. Independensi Personal (Personal Independence)
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menolak atau mengabaikan intervensi
dalam bentuk apa pun dan dari pihak mana pun.
5. Independensi Keuangan (Financial Independence)
Dewan Gubernur berwenang menetapkan anggaran tahunan Bank Indonesia yang
meliputi anggaran kegiatan operasional, anggaran kebijakan moneter, sistem
pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan perbankan.

Organisasi Bank Sentral


Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur.
Dewan Gubernur terdiri atas:
1. Gubernur (sebagai ketua)
2. Deputi Gubernur Senior (sebagai wakil ketua)
3. Deputi Gubernur, minimal empat orang dan maksimal tujuh orang (sebagai
anggota)
Dewan Gubernur mempunyai masa jabatan maksimal lima tahun dan hanya dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
Dewan Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan DPR.
Pada organisasi bank sentral umumnya terdapat tiga badan yang memiliki
kewenangan tertinggi:
1. Badan Pembuat Kebijakan (Policy Making Unit) = Dewan Gubernur
2. Badan Pelaksana Kebijakan (Executing Unit) = Angota Dewan Gubernur
3. Badan Pengawas (Supervisory Unit) = dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
41

d. Bank Umum
Bank umum merupakan yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Dari definisi tersebut, kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan :
a. Menghimpun dana (Funding) dalam bentuk : Simpanan Giro (Demand Deposit),
Simpanan Tabungan (Saving Deposit), dan Simpanan deposito (Time Deposit),
b. Menyalurkan dana (Lending) atau menjual dana yang dihimpun dari masyarakat,
dalam bentuk : Kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit
produktif, kredit konsumtif, dan kredit profesi
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya

e. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
Usaha bank perkreditan rakyat, meliputi hal berikut.
1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai yang
ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berkangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.

f. Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatannya dengan aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan
atau pembayaran kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah Islam.
Dalam perdagangan Islam ada dua konsep utama, yaitu:
a. Larangan atas penerapan bunga
b. Sebagai penggantiannya dipakai sistem bagi hasil

Prinsip bank syariah antara lain :


a. Prinsip Mudharabah (pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil)
Bank memberi modal, nasabah memberikan keahliannya, laba dibagi menurut
rasio nisbah yang disetujui.
b. Prinsip Murabahah (Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan)
nasabah membeli suatu komoditi menurut rincian tertentu, bank mengirimkan
kepada nasabah imbalan harga tertentu berdasarkan perstujuan awal kedua belah
pihak.
c. Prinsip Musharakah (Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal)
Bank dan nasabah menjadi mitra usha dengan masing menyumbang modal dan
menyepakati rasio laba dimuka untuk waktu tertentu.
d. Prinsip Ijarah (Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan)
e. Prinsip Ijarah wa iqtina (Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain)

C. LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK (LKBB)

Sebagaimana bank,Lembaga Keuangan bukan bank ini juga berfungsi sebagai


pengumpul dan penyalur dana dari dan ke masyarakat, maksudnya adalah untuk
menunjang pengembangan pasar uang dan pasar modal serta membantu permodalan
perusahaan perusahaan. LKBB didrikan atas dasar Surat Keputusan Menteri Keuangan
No. KEP-792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 19670 tentang Lembaga Keuangan,
yang telah diubah dan titambah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan No.
41

562/KMK.011/1982 tanggal 1 September 1982 tentang Perubahan dan Tambahan Surat


Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-38/MK/IV/1972 tanggal 18 Januari 1972.
Menurut jenisnya, lembaga keuangan bukan bank dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Lembaga pembiayaan pembangunan (Development Finance Corporation DFC),
b. Lembaga Perantara Penerbitan dan Perdagangan surat-surat.
c. Lembaga penjamin kredit

D. PRODUK PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN

Sesuai dengan pengertian bank, maka produk perbankan diantaranya adalah sebagai
berikut.
a. Kredit Pasif (Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan) yang berupa
hal berikut ini : Giro,Deposito berjangka, Sertifikat deposito, Tabungan dan Surat
berharga
b. Kredit aktif (Menyalurkan kepada masyarakat atau melayani pemberian kredit
kepada masyarakat, baik kredit jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang), diantaranya : Kredit Rekening Koran (R/K), Kredit Reimburs (Letter of
Credit), Kredit aksep, Kredit documenter,dan Kredit dengan jaminan surat-surat
berharga,
c. Memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, baik lalu lintas pembayaran dalam
negeri dan pembayaran intenasional.

Seperti bank, lembaga keuangan bukan bank juga memiliki produk-produk tertentu
dalam kegiatannya, diantaranya, sebagai berikut :
a. Perusahaan pembiayaan,
b. Perusahaan sewa-guna (leasing),
c. Perusahaan anjak piutang,
d. Perusahaan pegadaian,
e. Perusahaan kartu kredit,
f. Perusahaan asuransi, dan
g. Perusahaan penyelenggaraan dana pensiun

E. KREDIT

a. Pengertian
Kata kredit bersal dari bahasa latin Credere yang artinya kepercayaan. Dalam
masyarakat kata tersebut sering disamakan dengan pinjaman, artinya bila
seseorang mendapat kredit berarti mendapat pinjaman. Dengan demikian kredit
dapat diartikan sebagai tiap-tiap perjanjian suatu jasa (prestasi) dan adanya balas
jasa (kontra prestasi) di masa yang akan datang.
Kredibilitas adalah layak atau tidaknya seseorang untuk memperoleh kredit.
Kredibilitas tersebut harus memenuhi lima syarat yang biasa dikenal dengan istilah
5C, yaitu sebagai berikut : Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition
of Economic

b. Jenis-jenis Kredit.
Kredit yang masih diberlakukan sampai dengan saat ini diantaranya adalah :
1. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (BLBI, diantaranya : Kredit Usaha Tani
(KUT), Kredit kepada Koperasi (KUD), Kredit kepada Bulog untuk pengadaan
pangan dan gula, dan Kredit investasi yang diberikan oleh bank-bank
pembangunan dan LKBB
2. Kredit yang tidak ditunjang oleh Kredit Likuiditas Bank Indonesia,
diantaranya : Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit ekspor, Kredit Kepada
Kontarktor Nasional, Kredit Produksi, Impor dan Penyaluran Pupuk dan Obat
Hama untuk BIMAS, Kredit Investasi Kecil (Kredit Modal Kerja Permanen),
Kredit Investasi (Kredit modal Kerja sampai dengan Rp 75.000.000,00), Kredit
kepada Guru, Kredit Mahasiswa Indonesia dan Kredit Asrama Mahasiswa
41

c. Kebaikan dan keburukan kredit.


Kredit mempunyai beberapa kebaikan, diantaranya sebagai berikut.
1. meningkatkan produktivitas
2. memperlancar konsumsi barang atau jasa
3. memperlancar tukar menukar atau perdagangan
4. memperlancar arus peredaran uang dan barang
Keburukan kredit antara lain sebagai berikut.
1. Produk yang dihasilkan akan mengalami kelebihan (over production), sehingga
dapat menjatuhkan harga barang.
2. Timbul spekulasi dalam perdagangan, sehingga membawa akibat yang tidak
baik.
3. Dapat menimbulkan inflai (kenaikan harga barang), karena meningkatkan
jumlah uang yang beredar.
4. Kredit konsumtif dapat mendorong masyarakat untuk hidup melebihi
kemampuannya.
5. Kredit produktif memberi kesempatan kepada orang-orang atau badan
mendirikan badan usaha untuk mencoba-coba atau secara ekonomis tidak dapat
dipertanggung jawabkan, sehinga mengakibatkan kegagalan atau jatuh pailit.
41

BAB VII
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI,
BIAYA PRODUKSI, PENERIMAAN DAN LABA
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN
2. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang Kebijakan pemerintah di
ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB), Produk bidang ekonomi /
Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan moneter pasca krisis 1997
Nasional (PN), inflasi konsumsi dan investasi, Biaya produksi, penerimaan dan
uang dan Perbankan. laba

A. PERBEDAAN ANTARA EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO

No. Keterangan Ekonomi Mikro Ekonomi Makro


1. Pengertian Ilmu yang mempelajari Ilmu Ekonomi yang mempelajari
aktivitas-aktivitas perekonomian mekanisme bekerjanya
yang bersifat bagian kecil, perekonomian secara
sehingga memusatkan keseluruhan. Dengan demikian
perhatiannya pada masalah hubungan kausal yang dipelajari
bagaimana konsumen akan dalam ekonomi makro, pada
mengalokasikan pendapatannya intinya adalah hubungan antar
yang terbatas terhadap berbagai variabel-variabel ekonomi
macam barang dan jasa yang agregatif (secara keseluruhan).
dibutuhkan, yang akhirnya
memperoleh kepuasan
maksimum.
2. Ruang lingkup a. a.
yang dipelajari Permintaan, penawaran dan Penghitungan pendapatan
keseimbangan pasar nasional
b. b.
Elastisitas permintaan dan Keseimbangan pendapatan
elastisitas penawaran nasional dalam perekonomian
c. dua sektor
Teori perilaku konsumen c.
d. Keseimbangan pendapatan
Teori produksi, biaya produksi, nasional dalam perekonomian
penerimaan produsen dan tiga sektor
laba d.
e. Kebijakan iskal dan sistem
Pasar persaingan sempurna perpajakan
f. e.
Pasar Monopoli Uang, Bank dan Penciptaan uang
g. f.
Pasar oligopoli Kebijakan moneter dan Uang
h. yang beredar
Pasar Persaingan monopolistik g.
i. Pasar uang dan Pasar tenaga
Permitaan akan input kerja
j. h.
Mekanisme harga (harga Teori inflasi
maksimum dan harga i.
minimum) Perdagangan luar negeri, nilai
valuta asing dan neraca
pembayaran
j.
Perdagangan luar negeri dan
41

tingkat kesimbangan
pendapatan nasional
k.
Pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi

B. MASALAH YANG DIHADAPI PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI


a. Masalah Pertumbuhan ekonomi
b. Masalah Ketidakstabilan kegiatan ekonomi
c. Masalah Pengangguran dan Inflasi
d. Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

C. TUJUAN DAN KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO


1. Tujuan-tujuan kebijakan ekonomi makro
Kebanyak pemerintah dan masyarakat suatu negara menginginkan suatu keadaan
perekonomian yang ideal, sehingga tujuan dari kebijakan ekonomi makro antara
lain :
a. Tingkat kesempatan kerja (tingkat Employment) yang tinggi
b. Peningkatan kapasitas produksi nasional yang tinggi
c. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi
d. Keadaan perekonomian yang stabil
e. Neraca pembayaran luar negeri yang seimbang
f. Distribusi pendapatan yang lebih merata
g. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
h. Tingkat inflasi yang rendah
2. Bentuk bentuk kebijakan ekonomi makro
a. Kebijakan Fiskal, meliputi langkah-langkah pemerintah untuk membuat
perubahan dalam pendapatan ddam pengeluaran negara dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian atau mempengaruhi
jalannya perekonomian.
b. Kebijakan Moneter, meliputi langkah-langkah pemerintah yang dijalankan oleh
Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi atau merubah penawaran
uang dalam masyarakat atau merubah tingkat bunga (mempengaruhi jumlah
uang yang beredar), dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat
c. Kebijakan segi Penawaran, bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaa sehingga dapat menawarkan barang nya dengan harga yang lebih
murah atau dengan mutu yang lebih baik.

D. KEBIJAKAN MONETER DAN PENGARUHNYA DALAM PEREKONOMIAN

1. Pengertian Kebijakan moneter


Kebijakan moneter atau politik moneter adalah kebijakan yang meliputi langkah-
langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk
mempengaruhi (merubah) penawaran uang dalam perekonomian atau merubah
tingkat bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
2. Jenis-jenis kebijakan moneter
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif
Kebijakan moneter dalam rangka untuk mempengaruhi JUB yang bersifat
kuantitatif antara lain:
a. Discount Policy (Politik diskonto) artinya kebijakan untuk menaikkan
atau menuruntak suku bunga bank dalam rangka untuk memperlancar
likuiditas sehari-hari.
b. Open Market Policy (Politik pasar terbuka atau operasi pasar terbuka)
artinya Kebijakan untuk memperjualbelikan surat-surat berharga oleh Bank
Indonesia di pasar uang.
c. Cash Receive Ratio (Politik Cadangan Kas atau Giro wajib minimum)
artinya kebijakan untuk menaikan atau menurunkan cadangan kas yang
harus ada di bank-bank umum.
41

Jumlah uang yang beredar dapat dirumuskan sebagai berikut :


Alat Likuid atau Uang tunai
Jumlah uang yang beredar =
Cadangan wajib minimum

2. Kebijakan Moneter Kualitatif


a. Plafon Credit Policy (Politik Pagu kredit) artinya kebijakan untuk mmperketat
atau mempermudah dalam pembelian pinjaman kepada masyarakat.
b. Moral Suation Policy (Politik Pembujukan Moral) artinya Bank Indonesia
menghimbau kepada bank-bank umum untuk mempertimbangkan kondisi
ekonomi secara makro agar arus uang dapat berjalanlancar.

E. BIAYA PRODUKSI, PENERIMAAN PRODUSEN DAN LABA


1. Biaya Produksi (Cost)
Biaya produksi adalah jumlah pengorbanan biaya yang dikeluarkan produsen untuk
menghasilkan sejumlah output. Untuk memperoleh keuntungan maksimum, setiap
produsen harus berusaha menekan biaya produksi serendah mungkin
Pada dasarnya biaya produksi ada dua macam, yaitu :
a. Biaya Tetap Total/Total Fixed Cost/TFC adalah biaya yang besarnya tak
tergantung pada unit yang diproduksi
b. Biaya variabel Total/Total Variable Cost/TVC adalah biaya yang tergantung
pada unit yang diproduksi
Secara matematis Konsep biaya produksi (fungsi biaya produksi ) adalah :
1. Biaya Total / Total Cost / TC artinya keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
produksi

TC = TFC + TVC AtauTC = a + bQ

2. Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Coast / AFC artinya biaya tetap yang
dibebankan pada setiap unit produksi
TFC
AFC = Q Q = Unit produksi

3. Biaya Variabel Rata-rata / Average Variabel Cost / AVC artinya biaya variable
yang dibebankan pada setiap unit produksi
TVC
AVC = Q

4. Biaya Rata-rata / Average Coast /AC artinya biaya total yang dibebankan pada
setiap unit produksi atau setiap output
TC
AC = AFC + AVC atau AC = Q

5. Biaya Marjinal / Marginal Cost / MC artinya tambahan biaya karena adanya


tambahan satu unit produksi
TC TVC
MC = Q Q atau MC = TC1

Contoh soal :
Untuk memperoduksi 250 unit barang dikeluarkan biaya tetap Rp. 30.000,00 dan
41

biaya variabel Rp. 200,00 per-unit. Tentukan fungsi TC, besarnya TC, AC, AFC,
AVC dan MC, jika produksi dinaikkan menajdi 300 unit, serta grafiknya!

Jawab : - Besarnya MC
- Fungsi biaya total TC 90.000 80.000
MC = Q 300 250
=200
TC = 30.000 + 200Q
- Besarnya biaya total - Grafiknya TC
TC = 30.000 + 200 (250) = 80.000
- Besarnya AC
80.000 70.000
AC = = 320
250 60.000 TVC
- Besarnya AFC 50.000
30.000 40.000
AFC = = 120
250 30.000 TFC
- Besarnya AVC 20.000
200( 250) 10.000
AVC = = 200 Q
250
0 100 200 300

2. Penerimaan (Revenue) Produsen


Penerimaan (revenue) adalah penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan
outputnya.
Secara matematis konsep revenue (Fungsi penerimaan) antara lain :
a. Total Revenue (TR)Yaitu penerimaan produsen sebagai hasil penjualan seluruh
outputnya. Total Revenue adalah jumlah output (Quantity) kali harga jual (Price)
Dan
TR = P x Q TR = f (Q)

b. Average Revenue (AR) Yaitu penerimaan produsen per unit output. Jadi AR adalah
harga jual per unit output
TR
AR = Q atau AR = P

c. Marginal Revenue (MR) Yaitu kenaikan penerimaan total (TR) sebagai akibat
bertambahnya satu unit output
TR
MR = Q atau MR = TR1

Contoh :
Diketahui fungsi permintaan P = 100 2Q. Tentukan fungsi permintaan total ,
besarnya penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan penerimaan marjinal jika
terjual 10 unit!
Jawab :
- Fungsi penerimaan total TR = 100Q 2Q2
TR = P x Q TR = (100 2Q) Q - Besarnya penerimaan total
41

Jika Q = 10 TR = 100 (10) 2 - Besarnya penerimaan marjinal


(102) = 800 MR = TR MR = 100 4Q
- Besarnya penerimaan rata-rata Jika Q = 10 MR = 100 4 (10) =
TR 800 60
AR = Q AR = =80
10

2) Keuntungan Maksimal (Profit)


= TR - TC
1. Keuntungan / kerugian ()

2. Titik impas / titik pulang pokok / tidak laba dan tidakTR = TC


rugi

3. Keuntungan maksimum atau laba maksimum MR = MC atau TR1 = TC1

Jadi keuntungan maksimum atau laba maksimum yang diperoleh suatu perusahaan
dalam berbagai bentuk pasar, terjadi saat kurva MC memotong kurva MR atau MC =
MR

Contoh :
Diketahui fungsi permintaan P = 250 Q dan fungsi biaya produksi TC = Q 2 + 50Q +
400.
Tentukan besarnya unit yang menghasilkan laba maksimum dan besarnya laba
maksimum !
Jawab :
- Unit yang menghasilkan laba
maksimum
Jika P = 250 Q, maka
TR = 250 Q Q2
MR = TR = 250 2Q
Jika TC = Q2 + 50Q + 400, maka
MC = TC = 2Q + 50
Jadi unit pada laba maks :
MR = MC
250 2Q = 2Q + 50
- 4Q = -200
- Q = 50 unit
- Besarnya laba maksimum
Jika Q = 50 unit maka
TR = 250 (50) - 502 = 10.000
TC = 502 + 50 . 50 + 400 = 5.400
Laba maksimum =
4.600
======
Syarat keuntungan maksimum :

a. Keuntungan Maksimum pada pasar b. Keuntungan maksimum pada


pasar
Persaingan sempurna Monopoli

MC
Harga Harga MC

AC AC

P1 B
P1 B P=AR=MR=D

P2 C
P2 C

AR = D = P

MR
0 Q1 Output 0 Q1 Output

Keterangan :
1. Harga berbentuk saat MC memotong MR
2. Harga pasar setinggi OP1
3. TR = OQ1BP1
4. TC = OQ1CP2
5. Keuntungan maksimum P1P2CB dengan jumlah output OQ1 dan harga OP1
6. Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum

Anda mungkin juga menyukai