BAB I
INTI MASALAH EKONOMI, KEBUTUHAN,
KELANGKAAN DAN SISTEM EKONOMI
B. KEBUTUHAN
1. Kebutuhan menurut instansitasnya, dibedakan menjadi : Kebutuhan primer,
Kebutuhan sekunder dan Kebutuhan tersier
2. Kebutuhan menurut sifatnya, dibedakan menjadi ; Kebutuhan jasmani dan
Kebutuhan rokhani
3. Kebutuhan menurut waktu penggunaannya, dibedakan menjadi : Kebutuhan
sekarang dan Kebutuhan mendatang
4. Kebutuhan menurut subyeknya atau konsumennya, dibedakan menjadi ; Kebutuhan
perseorangan (individu) dan Kebutuhan masyarakat (sosial)
C. KELANGKAAN
Keadaan timpang antara kebutuhan manusia tidak terbatas, dihadapkan pada sarana
atau alat yang terbatas dinamakan kelangkaan (scarcity).
Barang dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya:
a. Menurut sifatnya, barang dibedakan menjadi : Barang ekonomi dan Barang bebas
b. Menurut fungsinya (tujuan penggunaannnya), barang dibedakan menjadi : Barang
konsumsi dan Barang produksi/barang modal
c. Menurut wujudnya, barang dibedakan menjadi : Barang konkrit/nyata/material
dan Barang abstrak/immaterial
d. Menurut cara penggunaannya, barang dibedakan menjadi : Barang substitusi dan
Barang komplementer
e. Menurut pengerjaannya, barang dapat dibedakan menjadi : Barang
mentah/bahan mentah, Barang setengah jadi dan Barang jadi
Menurut AL Meyers jenis-jenis kegunaan barang atau benda sebagai berikut :
a. Element Utility (faedah elemen)
b. Time Utility (faedah waktu)
c. Place utility (faedah tempat)
d. Form Utility (faedah bentuk)
e. Ownership utility (faedah hal milik)
Macam-macam barang yang lain dalam ilmu ekonomi, diantaranya :
a. Barang inferior adalah Barang yang permintaannya turun pada saat pendapatan
seseorang naik, contob : gaplek, cirinya kualiasnya rendah.
b. Barang giffen adalah Hampir sama dengan barang inferior yaitu barang yang
kualitasnya rendah. Bedanya barang giffen memiliki efek pendapatan yang lebih
besar dari efek substitusinya, sedangkan barang inferior memiliki efek pandapatan
yang negatif yang lebih besar dari efek substitusinya.
c. Barang superior : Barang yang bermutu tinggi
41
H. SISTEM EKONOMI
Masyarakat yang mempunyai sistem ekonomi tradisional adalah masyarakat yang belum ada pembagian kerja, cara mendapatkan barang
dengan barter (natura), belum mengenal uang sebagai alat pembayaran, produksi dan distribusi terbentuk karena tradisi dan hanya untuk
memenuhi kebutuhan sendiri/masyarakat.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Belum ada 1. Setiap 1. Tidak ada
pembagian kerja masyarakat kerjasama antar
2. Pertukaran termotivasi untuk individu atau
dengan sistem menjadi produsen masyarakat
barter 2. Produksi tidak 2. Sulit
3. Jenis produksi ditujukan untuk mempertemukan
ditentukan sesuai mencari keuntungan kedua belah pihak
dengan kebutuhan 3. Dengan sistem yang saling
4. Hubungan pertukaran barter, membutuhkan
masyarakat bersifat masyarakat 3. Jenis dan jumlah
kekeluargaan cenderung barang yang
5. Bertumpu pada bertindak jujur diproduksi sering
sektor agraris tidak mencukupi
6. Keadaan kebutuhan
masyarakatnya 4. Sulit menetapkan
masih statis, ukuran dari barang
tradisional dan yang dipertukarkan
msikin
Sedangkan ciri negatif dalam sistem perekonomian Indonesia yang harus dihindarkan
diantaranya :
a. Sistem. free fight liberalism, yakni yang menumbuhkan eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa lain.
b. Sistem etatisme, yakni negara serta aparatur ekonomi bersifat dominan,
mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit ekonomi di luar sektor
negara
c. Monopoli, yakni pemusatan kekuasaan ekonomi pada satu kelompok.
41
BAB II
PERILAKU KONSUMEN DAN PERILAKU PRODUSEN
4. Teori Produksi
a. Tahapan Produksi
1. Sektor produksi primer meliputi bidang ekstraktif dan bidang agraris
2. Sektor produksi sekunder meliputi bidang industri dan bidang
perdagangan
3. Sektor produksi tersier meliputi bidan g jasa/ pelayanan
b. Faktor-faktor Produksi
1. Faktor produksi asli, terdiri dari : Faktor produksi alam dan Faktor
produksi tenaga kerja
2. Faktor produksi turunan, terdiri dari : Faktor produksi modal dan
Faktor produksi pengusaha
41
5. Perilaku Produksi
Menurut David Recardo penambahan faktor produksi tidak selalu dapat
memberikan hasil yang sebanding, seperti yang digambarkan dalam Hukum hasil
lebih yang semakin berkurang atau The Law of diminishing returns yang berbunyi
Dengan suatu tekhnik tertentu, maka mulai titik tertentu penambahan faktor
produksi tidak lagi memberikan penambahan hasil produksi yang sebanding. Atau
dengan kata lain tambahan hasil lama kelamaan akan menurun, meskipun faktor
produksi terus bertambah.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini :
Contoh :
Tanah : 1 Ha, Modal Rp 5.000.000,00
Tambahan Law of diminishing retuns
Hasil Total terjadi pada pekerja yang ke-4
Hasil
Pekerja (Total dan seterusnya, yaitu setelah
(Marginal
Product) tercapai marginal product
Product)
maksimum sebesar 13.
1 10 10
2 21 11
3 34 13
4 42 8
5 46 4
6 48 2
6. Produktivitas
Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut :
1. Secara Ektensif yaitu menambah jumlah faktor produksinya.
2. Secara Intensif yaitu meningkatkan produktivitas setiap faktor produksi atau
memaksimalkan faktor produksi yang sudah ada.
3. Rasionalisasi yaitu mengeluarkan kebijaksanaan yang rasional yang mengarah pada
efisiensi produksi agar produktivitas optimal.
Rasionalisasi dapat ditempuh dengan jalan :
1. Mekanisasi Yaitu mengganti alat-alat produksi dengan mesin-mesin/ alat-alat
yang serba modern.
2. Standardisasi yaitu dilakukan dengan membuat suatu standar/ ukuran dalam
hal mutu, bentuk, ukuran dan lain-lain terhadap suatu produk
tertentu.
3. Spesialisasi/ pembagian kerja.
4. Menempatkan pekerja pada tempat yang sebenarnya (the right man on
the right place)
4. Kurva Kemungkinan Produksi (Production Possibility Curve = PPC)
Kurva kemungkinan produksi adalah kurva yang menggambarkan berbagai
kemungkinan kombinasi maksimum output yang dapat dihasilkan.
RTP 5 RTK
4
1
Faktor Produksi
Keterangan :
1. Aliran arus barang 3. Pasar faktor
produksi / Pasar input
2. Aliran arus uang 5. Hubungan antara
RTP dengan RTP
3. Pasar hasil produksi / Pasar output
a. Peran Konsumen
1. Sebagai pemakai barang atau jasa yang
dihasilkan oleh produsen
2. Sebagai penyedia faktor-faktor produksi
(alam, tenaga kerja, modal dan pengusaha)
3. Dapat mempengaruhi kebijakan
pemerintah dalam rangka melindungi konsumen
4. Memperlancar peredaran atau perputaran
barang dan jasa
5. Dapat menaikkan harga faktor-faktor
produksi, artinya dapat menaikkan harga sewa, upah, bunga dan laba
b. Peran Produsen
1. Sebagai penghasil barang atau jasa yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen
2. Sebagai pemakai atau pengguna faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh konsumen
3. Dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam rangka
meingkatkan produksinya
4. Memperlancar penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan
konsumen
5. Dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga
akan meningkatkan kemakmuran bangsa
6. Sebagai pihak yang dapat meingkatkan inovasi-inovasi di
bidang produksi barang atau jasa
7. Melakukan pembayaran faktor-faktor produksi sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
41
BAB III
PERMINTAAN, PENAWARAN, HARGA KESEIMBANGAN
DAN PASAR
Ada tiga macam barang dimana kurva permintaan yang menurun tidak berlaku,
yaitu;
a. Barang giffen adalah barang inferior (barang bermutu rendah) yang efek
pendapatannya lebih besar dari pada efek substitusinya
b. Barang spekulasi adalah bila konsumen berhadap bahwa harga barang di masa
mendatang akan mengalami kenaikan, maka kenaikan harga sekarang justru
diikuti dengan kenaikan permintaan
c. Barang prestise adalah kesediaan konsumen untuk membayar barang dengan
harga yang lebih tinggi, karena unsur prestise, misal pakaian bekas milik orang
kenamaan, permataan bekas orang terkenal dan sebagainya.
B. KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan pasar (Price Equillibrium) adalah harga yang terjadi apabila jumlah
barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Rumus keseimbangan pasar adalah sebagai berikut.
Pd = Ps atau
Qd = Qs
Keterangan :
Pd = P untuk fungsi permintaan Qd = Q untuk fungsi permintaan
Ps = P untuk fungsi penawaran Qs = Q untuk fungsi penawaran.
Contoh:
Fungsi permintaan P = 1000 20Q dan fungsi penawaran P = -600 + 20Q. Tentukan
besarnya keseimbangan!
Jawab:
Pd = Ps 1000 - 20 Q = -600 + 20 Q
-40 Q = - 1600
Q = 40 unit
Jika Q = 40, maka P = 1000 - 20 (40) = 200. Jadi keseimbangan pasarnya : Q = 40
dan P = 200 atau (40,200).
Gambarnya:
P
1.000
D
200
0 30 40 50 Q
- 600
D1 S1
P
D E3 S
3 E2
P E1
2 E
P
1
P S1
S D1
D
Q1 Q Q2 Q3
Keterangan :
No. Sebelum perubahan Perubahan kuva Perubahan kurva
kurva permintaan permintaan ke kanan penawaran ke kiri dari S
dan penawaran dari D D1 S1
1. Harga pasar setinggi Harga pasar setinggi OP2 Harga pasar setinggi OP1
OP (harga naik dari P P2) (harga naik dari P P1)
2. Jumlah barang sebesar Jumlah barang sebesar Jumlah barang sebesar
OQ OQ3 (jumlah barang naik OQ1 (jumlah barang
dari Q Q3) turun dari Q Q1)
3. Keseimbangan pasar di Keseimbangan pasar di E2 Keseimbangan pasar di E1
E
Jika kurva permintaan dan penawaran mengalami perubahan semua, maka
harga pasar setinggi OP3, jumlah barang sebesar OQ2 dan keseimbangan
pasar sebesar E3
D S
P D1 E S1
P1 E2
P2 E1
P3 E3
S
S1 D
D1
Q1 Q2 Q Q3
Keterangan :
No. Sebelum perubahan Perubahan kuva Perubahan kurva
kurva permintaan permintaan ke kiri dari penawaran ke kanan
dan penawaran D D1 dari S S1
1. Harga pasar setinggi Harga pasar setinggi OP2 Harga pasar setinggi OP1
OP (harga turun dari P P2) (harga turun dari P P1)
2. Jumlah barang sebesar Jumlah barang sebesar Jumlah barang sebesar
OQ OQ1 (jumlah barang OQ3 (jumlah barang naik
turun dari Q Q1) dari Q Q3)
3. Keseimbangan pasar di Keseimbangan pasar di E1 Keseimbangan pasar di E2
E
Jika kurva permintaan dan penawaran mengalami perubahan semua, maka
41
harga pasar setinggi OP3, jumlah barang sebesar OQ2 dan keseimbangan
pasar sebesar E3
Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang
ditawarkan, sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi
permintaannya tetap.
Contoh:
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan P = 50 2Q, dan fungsi penawaran
ditunjukkan dengan P = -30 + 2 Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak
sebesar Rp 10,00 per unit. Tentukan Titik keseimbangan pasar setelah pajak.
Jawab:
Penawaran sesudah pajak: P = -30 + 2 Q + 10
P = -20 + 2 Q
Sedangkan persamaan permintaan tetap.
Keseimbangan pasar setelah pajak Pd = Ps
50 2Q = -20 + 2 Q
-4 Q = -70
Q = 17,5
Jika Q = 17,5 maka P = 50 2 (17,5) P = 15
Jadi keseimbangan setelah pajak adalah P = 15 dan Q = 17,5 atau (17,5 ; 15)
Dimana:
tk = beban pajak yang ditanggung konsumen
PI = harga keseimbangan setelah pajak
P = harga keseimbangan sebelum pajak
Q1 = Jumlah keseimbangan setelah pajak
Dimana:
sk = subsidi yang dinikmati konsumen
P = harga keseimbangan sebelum subsidi
PI = harga keseimbangan dengan adanya subsidi
Q1 = Jumlah keseimbangan setelah subsidi
b. Bagian subsidi yang dinikmati produsen (sp)
Subsidi produsen perunit : Subsidi produsen keseluruhan :
sp = s - sk sp = (s sk) Q1
Dimana:
sp = subsidi yang dinikmati produsen
s = subsidi per unit
sk = subsidi yang dimiliki konsumen
c. Jumlah sibsidi yang dibayarkan oleh pemerintah (S)
S = Q1 x s
E
Q P Q P
P'
x Q1
P Q P Q
Dan atau
Keterangan :
Q = selisih jumlah barang
P = selisih harga barang
P = harga mula-mula
Q = jumlah barang mula-mula
F. ELASTISITAS SILANG
Untuk menentukan besarnya Elastisitas silang dirumuskan sebagai berikut :
% perubahan jumlah barang Y yang diminta Q y Px
Exy E xy x
% perubahan harga barang X Px Qy
Atau
Keterangan :
Qy = Jumlah barang Y yang diminya
Px = Harga barang X
Elastisitas silang hanya berlaku untuk 2 macam barang :
a. untuk barang komplementer, elastisitas silang bersifat negatif
b. untuk barang subtitusi, elastisitas silang bersifat positif.
G. ELASTISITAS PENDAPATAN
Untuk menentukan besarnya Elastisitas pendapatan dirumuskan sebagai berikut :
Q Y Keterangan :
E x
Y Q Q = Jumlah barang yang diminya
Y = Pendapatan konsumen
Harga PasarP E
P1
Harga Maksimum Excess demand
S D
0 Q1 Q Q2
KETERANGAN :
Sebelum ada Setelah ada Akibat
No. Kebijakan Tujuan
kebijakan kebijakan kebijakan
1. Harga 1. menurunkan OP : hargaOP1 : Harga pasar Harga pasar
Maksimum harga pasar pasar OQ1 : jumlahturun
2. melindungi OQ : jumlahpenawaran Kelebihan
konsumen barang OQ2 : jumlahpermintaan
permintaan (Excess demand)
2. Harga 1. menaikkan harga OP : hargaOP2 : Harga pasar Harga pasar
Minimum pasar pasar OQ1 : jumlahturun
2. melindungi OQ : jumlahpermintaan Kelebihan
41
O D
% Penduduk
Kriteria nilai Indeks Gini atau Koefisien Gini sebagai berikut :
a. Kurang dari 0,4 atau 40%, tingkat ketimpangannya rendah
b. Antara 0,4 (40%) sampai dengan 0,5 (50%), tingkat ketimpangannya
sedang
c. Lebih besar dari 0,5 atau 50%, tingkat ketimpangannya tinggi
F. INDEKS HARGA
c. Jika Indeks harga = 1 atau 100%, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak
turun)
G. INFLASI
41
6. Deflasi
Deflasi merupakan suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum mengalami
penurunan. Keadaan harga barang dapat mengalami kenaikan dan penurunan,
dimana ternyata dari hasil perhitungan diketahui bahwa sebagian besar barang
mengalami penurunan harga dan sebagian yang lain mengalami kenaikan, maka
terjadi deflasi.
7. Dampak inflasi terhadap perekonomian
1. Terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi
dan berkurangnya minat menabung.
2. Masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang,
karena harga barang mengalami kenaikan.
3. Jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi
pengangguran, karena pemerintah berusaha untuk menekan harga.
4. Masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang daripada menyimpan
uang.
5. Nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang.
41
BAB V
KONSUMSI DAN INVESTASI
1. Pengertian
Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara
keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori
penggunaan, yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan. Menurut John
Keterangan:
Maynard Keynes, pendapatan suatu negara dapat dirumuskan sebagai berikut.
Y = income/pendapatan
a. Ditinjau dari segi perseorangan C = consumption/konsumen
Y=C+S S = saving/tabungan
I = investment/investasi
S=I
Dari dua persamaan tersebut berarti besarnya
2. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C)
dengan pendapatan (Y). pada umumnya fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai
persamaan linear, sebagai berikut.
Syarat mutlak fungsi Konsumsi :
C = a + bY Nilai a = Harus positif
Nilai b = Harus positif
Dimana:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nasional nol atau
Autonomous Consumption.(konsumsi otonom)
b = MPC (Marginal Propencity to consume) yaitu hasrat untuk berkonsumsi
batas
Untuk mengetahui besarnya a, dihitung dengan menggunakan rumus.
a = (APC MPC)Y
3. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara
tabungan (S) dengan pendapatan (Y).
Fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut
Syarat Mutlak fungsi tabungan :
S = -a + (1 b) Y
Nilai a = harus negatif
Nilai 1 b = harus positif
Keterangan :
S S = Kenaikan Tabungan
1 b atau MPS =
Y Y = Kenaikan pendapatan
Dimana:
S = tingkat tabungan nasional.
1 b = MPS (Marginal Propencity to save) yaitu hasrat untuk menabung batas.
4. Tingkat pendapatan BEP (Break Even Point) atau Break Even Income (BEI).
Tingkat pendapatan BEP adalah tingkat pendapatan di mana besarnya pendapatan
sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi.
Dimana Y = Tingkat Pendapatan
Y = C atau S = 0 C = Fungsi Konsumsi
S = Fungsi Tabungan
5. Hubungan Antara MPC (marginal Propencity to Consument) dengan MPS
(Marginal Propencity to Save)
Hubungan Antara MPC apat dinyatakan seperti berikut ini.
MPC + MPS = 1 atau MPC = 1 MPS atau MPS = 1 - MPC
Contoh:
Pada tingkat pendapatan nasional per tahun sebesar Rp. 400 milyar, besarnya
konsumsi per tahunnya adalah Rp. 300 milyar, dan
Pada tingkat pendapatan nasional per tahun sebesar Rp. 500 milyar, besarnya
konsumsi per tahunnya Rp. 360 milyar.
Tentukan hal berikut :
1. Fungsi konsumsi 4. Hubungan antara MPC dan MPS
2. Fungsi tabungan 5. Angka Pengganda Pendapatan
3. Tingkat BEP 6. Grafik fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan
Jawab:
1. Mencari fungsi konsumsi 100C = 30000 24000 +
APC = C = 300 = 0,75 60Y
Y 400 100C = 6000 + 60Y
MPC = b = C = 360 - 300 = 60 C = 60 milyar + 0,6Y
= 0,60 (sama)
Y 500 - 400 100 2. Fungsi tabungan
a = (APC MPC) Y S = -a +(1 b)Ymaka: S = - 60 + (1
a = (0,75 0,6) 400 0,6)Y
a = 0,15 x 400 S = - 60 milyar + 0,4 Y
a = 60 milyar 3. Tingkat pendapatan BEP
Jadi Fungsi konsumsi C = a + bY Y=C
adalah : C = 60 milyar + 0,6 Y Y = 60 milyar + 0,6Y
Atau dengan cara : 0,4Y= 60 milyar
Y = 150 milyar
C - C1 Y - Y1
Jadi besarnya BEP pada saat
C2 C1 Y2 Y1 pendapatan
Rp. 150 milyar
4. Hubungan antara MPC dengan MPS
C 300 = Y 400 . MPC + MPS = 1
360 300 500 400 0,6 + 0,4 = 1 (terbukti)
C 300 = Y 400 . 5. Angka pengganda
60 100 k = 1 = 1 = 1
100C 30000 = 60Y 24000 = 2,5
1 MPC 1 0,6 0,4
41
C/S Y=C
C = 60 + 0,6Y
BEP
60
S = - 60 + 0,4 Y
0 Y
150 200
-60
Hal-hal lain yang Berhubungan dengan Fungsi Konsumsi dan Fungsi tabungan (Smart
Solution) :
Contoh :
Diketahui fungsi konsumsi suatu negara C = 250 + 0,8 Y, dan jika pendapatan meningkat
dari Rp 200.000,00 menjadi Rp 300.000,00 tentukan besarnya kenaikan tabungan
Jawab :
Kenaikan tabungan, S = Y (1 MPC)
S = 100.000 (1 0,8)
S = 100.000 x 0,2
S = Rp 20.000,00
Contoh :
Pada suatu perekonomian negara Z diketahui fungsi konsumsi C = 60 milyar +
0,60 Y, sedangkan besarnya pengeluaran investasi perusahaan ( I ) sebesar Rp 20
milyar. Tentukan :
a. Besarnya Pendapatan Nasional Keseimbangan
b. Besarnya Konsumsi Keseimbangan
c. Besarnya Tabungan Keseimbangan
d. Gambar grafik fungsi Konsumsi, tabungan dan Investasi dalam keadaan
keseimbangan.
Jawab :
a. Besarnya Pendapatan Nasional Keseimbangan
Y=C+I Atau dengan rumus S = I, maka :
Y = 60 milyar + 0,6 Y + 20 milyar - 60 milyar + 0,4 Y = 20 milyar
Y 0,6 Y = 80 milyar 0,4 Y = 80 milyar
Y = 200 milyar
0,4 Y = 80 milyar
Y = 200 milyar
Jadi pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 200 milyar
b. Besarnya Konsumsi keseimbangan
C = 60 milyar + 0,6 Y, dan jika Y = 200 milyar, maka
C = 60 milyar + 0,6 (200 milyar)
C = 60 milyar + 120 milyar
C = 180 milyar. Jadi Konsumsi keseimbangan sebesar Rp 180 milyar
C/S/I
Y=C
41
Y=C+1
C = 60 + 0,6Y
BEP
S = -60 + 0,4 Y
80
60
S=I
20
0 Y
150 200
-60
41
BAB VI
UANG DAN BANK
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN
2. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang Uang
ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Perbankan
Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan
Nasional (PN), inflasi konsumsi dan investasi,
uang dan Perbankan.
A. UANG
a. Pengertian Uang
Uang, yaitu: alat untuk mempermudah pertukaran. (Money was made to facility
business transaction), yang secara umum dapat diterima di dalam bentuk pembelian
barang-barang atau jasa-jasa serta untuk pembayaran utang.
Alat pertukaran yang dapat disebut sebagai uang, harus memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Digemari atau diterima oleh umum (acceptability)
2. Mudah disimpan dan dipindahtangankan (Portability)
3. Tahan lama dan tidak lekas rusak (durability)
4. Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya (devisibility)
5. Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of value)
6. Jumlahnya memenuhi kebutuhan (uniformity)
b. Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan
1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi : Sebagai alat tukar umum (medium of
exchange dan Sebagai satuan hitung (unit of account)
2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi : Sebagai alat pembayaran (means
of payment), Sebagai standar pembayaran utang (standar of defered payment),
Penimbun kekayaan, Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan modal
(transfer of value), dan Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard of
value)
c. Jenis-jenis uang
1. Berdasarkan bahan (material), uang dibedakan menjadi ; Uang logam dan Uang
kertas merupakan uang fiduaciry (uang kepercayaan)
2. Berdasarkan Lembaga atau badan pembuatnya, uang dibedakan menjadi :
Uang kartal (uang kertas dan uang logam) dan Uang giral (cek, giro, atau surat
perintah pembayaran lainnya/telegrafic transfer)
3. Berdasarkan Nilainya, Uang dibedakan menjadi : Uang bernilai penuh (full
bodied money) dan Uang yang tidak bernilai tidak penuh (representative full
bodied money ) atau Uang bertanda (Token money) ,
4. Berdasarkan Kawasan / Daerah berlakunya, uang dibedakan menjadi : Uang
domestic dan Uang Internasional
MV=PT
Dimana
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)
V = velocity of circulation (kecepatan peredaran uang)
P = price (tingkat harga rata-rata barang)
T= trade (jumlah barang yang diperdagangkan)
d. Nilai Uang
a. Nilai nominal nilai yang berdasarkan pada tulisan yang tertera pada uang.
b. Nilai intrinsik yaitu nilai yang berdasarkan pada bahan yang digunakan untuk
membuat uang.
c. Nilai Internal, nilai yang diukur dengan kemampuan uang untuk ditukarkan dengan
sejumlah barang dan jasa.
d. Nilai Eksternal yaitu nilai yang diukur dengan kemampuan uang untuk ditukarkan
dengan sejumlah mata uang luar negeri atau uang asing.
41
B. BANK
Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari beberapa segi, diantaranya :
c. Bank Sentral
Bank sentral di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia. Menurut UU Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang
independen bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang tersebut.
Fungsi Bank Sentral adalah sebagai bank dari pemerintah dan sebagai bank dari bank
umum (banker's bank), sekaligus untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.
Adapun tugas bank sentral antara lain sebagai berikut.
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3) Mengatur dan mengawasi bank
4) Sebagai penyedia dana terakhir (last lending resort) bagi bank umum dalam
bentuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Kewenangan yang dimiliki Bank Indonesia selaku bank sentral tidak dapat dipisahkan
dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
1. Dalam rangka melaksanakan tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, BI memiliki kewenangan:
a. menetapkan sasaran-sasaran moneter, dengan memperhatikan sasaran laju
inflasi
b. melakukan pengendalian moneter, dengan menggunakan berbagai
instrumen kebijakan moneter (operasi pasar terbuka, fasilitas diskonto,
penetapan giro wajib minimum, dan imbauan).
41
d. Bank Umum
Bank umum merupakan yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Dari definisi tersebut, kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan :
a. Menghimpun dana (Funding) dalam bentuk : Simpanan Giro (Demand Deposit),
Simpanan Tabungan (Saving Deposit), dan Simpanan deposito (Time Deposit),
b. Menyalurkan dana (Lending) atau menjual dana yang dihimpun dari masyarakat,
dalam bentuk : Kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit
produktif, kredit konsumtif, dan kredit profesi
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya
f. Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatannya dengan aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan
atau pembayaran kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah Islam.
Dalam perdagangan Islam ada dua konsep utama, yaitu:
a. Larangan atas penerapan bunga
b. Sebagai penggantiannya dipakai sistem bagi hasil
Sesuai dengan pengertian bank, maka produk perbankan diantaranya adalah sebagai
berikut.
a. Kredit Pasif (Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan) yang berupa
hal berikut ini : Giro,Deposito berjangka, Sertifikat deposito, Tabungan dan Surat
berharga
b. Kredit aktif (Menyalurkan kepada masyarakat atau melayani pemberian kredit
kepada masyarakat, baik kredit jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang), diantaranya : Kredit Rekening Koran (R/K), Kredit Reimburs (Letter of
Credit), Kredit aksep, Kredit documenter,dan Kredit dengan jaminan surat-surat
berharga,
c. Memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, baik lalu lintas pembayaran dalam
negeri dan pembayaran intenasional.
Seperti bank, lembaga keuangan bukan bank juga memiliki produk-produk tertentu
dalam kegiatannya, diantaranya, sebagai berikut :
a. Perusahaan pembiayaan,
b. Perusahaan sewa-guna (leasing),
c. Perusahaan anjak piutang,
d. Perusahaan pegadaian,
e. Perusahaan kartu kredit,
f. Perusahaan asuransi, dan
g. Perusahaan penyelenggaraan dana pensiun
E. KREDIT
a. Pengertian
Kata kredit bersal dari bahasa latin Credere yang artinya kepercayaan. Dalam
masyarakat kata tersebut sering disamakan dengan pinjaman, artinya bila
seseorang mendapat kredit berarti mendapat pinjaman. Dengan demikian kredit
dapat diartikan sebagai tiap-tiap perjanjian suatu jasa (prestasi) dan adanya balas
jasa (kontra prestasi) di masa yang akan datang.
Kredibilitas adalah layak atau tidaknya seseorang untuk memperoleh kredit.
Kredibilitas tersebut harus memenuhi lima syarat yang biasa dikenal dengan istilah
5C, yaitu sebagai berikut : Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition
of Economic
b. Jenis-jenis Kredit.
Kredit yang masih diberlakukan sampai dengan saat ini diantaranya adalah :
1. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (BLBI, diantaranya : Kredit Usaha Tani
(KUT), Kredit kepada Koperasi (KUD), Kredit kepada Bulog untuk pengadaan
pangan dan gula, dan Kredit investasi yang diberikan oleh bank-bank
pembangunan dan LKBB
2. Kredit yang tidak ditunjang oleh Kredit Likuiditas Bank Indonesia,
diantaranya : Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit ekspor, Kredit Kepada
Kontarktor Nasional, Kredit Produksi, Impor dan Penyaluran Pupuk dan Obat
Hama untuk BIMAS, Kredit Investasi Kecil (Kredit Modal Kerja Permanen),
Kredit Investasi (Kredit modal Kerja sampai dengan Rp 75.000.000,00), Kredit
kepada Guru, Kredit Mahasiswa Indonesia dan Kredit Asrama Mahasiswa
41
BAB VII
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI,
BIAYA PRODUKSI, PENERIMAAN DAN LABA
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) URAIAN
2. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang Kebijakan pemerintah di
ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB), Produk bidang ekonomi /
Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan moneter pasca krisis 1997
Nasional (PN), inflasi konsumsi dan investasi, Biaya produksi, penerimaan dan
uang dan Perbankan. laba
tingkat kesimbangan
pendapatan nasional
k.
Pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi
2. Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Coast / AFC artinya biaya tetap yang
dibebankan pada setiap unit produksi
TFC
AFC = Q Q = Unit produksi
3. Biaya Variabel Rata-rata / Average Variabel Cost / AVC artinya biaya variable
yang dibebankan pada setiap unit produksi
TVC
AVC = Q
4. Biaya Rata-rata / Average Coast /AC artinya biaya total yang dibebankan pada
setiap unit produksi atau setiap output
TC
AC = AFC + AVC atau AC = Q
Contoh soal :
Untuk memperoduksi 250 unit barang dikeluarkan biaya tetap Rp. 30.000,00 dan
41
biaya variabel Rp. 200,00 per-unit. Tentukan fungsi TC, besarnya TC, AC, AFC,
AVC dan MC, jika produksi dinaikkan menajdi 300 unit, serta grafiknya!
Jawab : - Besarnya MC
- Fungsi biaya total TC 90.000 80.000
MC = Q 300 250
=200
TC = 30.000 + 200Q
- Besarnya biaya total - Grafiknya TC
TC = 30.000 + 200 (250) = 80.000
- Besarnya AC
80.000 70.000
AC = = 320
250 60.000 TVC
- Besarnya AFC 50.000
30.000 40.000
AFC = = 120
250 30.000 TFC
- Besarnya AVC 20.000
200( 250) 10.000
AVC = = 200 Q
250
0 100 200 300
b. Average Revenue (AR) Yaitu penerimaan produsen per unit output. Jadi AR adalah
harga jual per unit output
TR
AR = Q atau AR = P
c. Marginal Revenue (MR) Yaitu kenaikan penerimaan total (TR) sebagai akibat
bertambahnya satu unit output
TR
MR = Q atau MR = TR1
Contoh :
Diketahui fungsi permintaan P = 100 2Q. Tentukan fungsi permintaan total ,
besarnya penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan penerimaan marjinal jika
terjual 10 unit!
Jawab :
- Fungsi penerimaan total TR = 100Q 2Q2
TR = P x Q TR = (100 2Q) Q - Besarnya penerimaan total
41
Jadi keuntungan maksimum atau laba maksimum yang diperoleh suatu perusahaan
dalam berbagai bentuk pasar, terjadi saat kurva MC memotong kurva MR atau MC =
MR
Contoh :
Diketahui fungsi permintaan P = 250 Q dan fungsi biaya produksi TC = Q 2 + 50Q +
400.
Tentukan besarnya unit yang menghasilkan laba maksimum dan besarnya laba
maksimum !
Jawab :
- Unit yang menghasilkan laba
maksimum
Jika P = 250 Q, maka
TR = 250 Q Q2
MR = TR = 250 2Q
Jika TC = Q2 + 50Q + 400, maka
MC = TC = 2Q + 50
Jadi unit pada laba maks :
MR = MC
250 2Q = 2Q + 50
- 4Q = -200
- Q = 50 unit
- Besarnya laba maksimum
Jika Q = 50 unit maka
TR = 250 (50) - 502 = 10.000
TC = 502 + 50 . 50 + 400 = 5.400
Laba maksimum =
4.600
======
Syarat keuntungan maksimum :
MC
Harga Harga MC
AC AC
P1 B
P1 B P=AR=MR=D
P2 C
P2 C
AR = D = P
MR
0 Q1 Output 0 Q1 Output
Keterangan :
1. Harga berbentuk saat MC memotong MR
2. Harga pasar setinggi OP1
3. TR = OQ1BP1
4. TC = OQ1CP2
5. Keuntungan maksimum P1P2CB dengan jumlah output OQ1 dan harga OP1
6. Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum