Materi Pertemuan V
Untuk memecahkan ketiga masalah pokok ekonomi di atas dapat dilakukan dengan
berbagai cara, di antaranya kebiasaan dan tradisi, insti ng, serta komando
(paksaan/perintah) . Sementara itu bagi masyarakat modern, pemecahan masalah
mengandalkan mekanisme harga di pasar. Adapun mekanisme hargaitu sendiri adalah proses
yang berjalan atas dasar daya tarik- menarik antara konsumen dengan produsen
yang bertemu di pasar. Gerak harga yang terjadi di pasar akan dapat memecahkan ketiga
masalah pokok ekonomi di masyarakat, dengan jalan sebagai berikut.
a. Masalah What
Masalah What merupakan masalah apa dan berapa banyak barang yang akan diproduksi
yang besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh permintaan masyarakat. Jika permintaan
masyarakat meningkat, maka harga akan cenderung naik dan produsen memperoleh
keuntungan, sehingga akan memperbesar produksinya. Sebaliknya j ika permintaan
asyarakat menurun, maka harga akan cenderung turun, sehingga keuntungannnya
sedikit dan produsen akan mengurangi produksinya.
b. Masalah How
Masalah How merupakan masalah bagaiman a sumber- sumber ekonomi ( faktor-
faktor produksi) yang tersedia harus dipergunakan untuk memproduksi barang-
barang, tergantung pada gerak harga faktor produksi tersebut. Bila harga faktor produksi
naik, maka produsen akan menghemat penggunaan faktor produksi tersebut dan
menggunakan faktor produksi yang lain. Jadi gerak harga faktor produksi
menentukan kombinasi yang digunakan produsen dalam produksinya.
Materi Pertemuan VI
SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi adalah cara untuk mengatur atau mengorganisasi
seluruh aktivitas ekonomi, baik ekonomi rumah tangga negara atau pemerintah,
maupun rumah tangga masyarakat atau swasta. Aktivitas ekonomi yang dimaksudkan
di sini adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang meliputi kegiatan produksi,
distribusi, dan konsumsi. Setiap pengusaha atau usahawan sebaiknya mengetahui
sistem ekonomi untuk membantu dan mempermudah dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi sehari- hari, karena sistem ekonomi tersebut tidak dapat lepas dari
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang ekonomi.
Pada dasarnya, sistem ekonomi bisa dibagi menjadi empat sistem yang
mendasar, yaitu sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi l iberal, sistem ekonomi
terpusat, dan sistem ekonomi campuran. Satu per satu sistem ekonomi
tersebut dijelaskansebagai berikut.
Q = f (C, L, R, T)
berikut.
Q : Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)
f : Fungsi (simbol persamaan fungsional)
C : Capital (modal atau sarana yang digunakan)
L : Labour (tenaga kerja)
R : Resources (sumber daya alam)
T : Technology (teknologi dan kewirausahaan)
Dari persamaan tersebut dapat dikatakan bahwa output merupakan fungsi dari
input, artinya setiap barang yang dihasilkan merupakan akibat dari input yang
dimasukkan.
Proses produksi dapat diarti kan sebagai proses urutan kegiatan yang harus
dilaksanaan dalam usaha untuk menghasilkan barang maupun jasa. Agar proses
produksi mencapai ti ti k opti mum, maka diperlukan adanya peningkatan
produktivitas dengan jalan menambah faktor-faktor produksi. Akan tetapi menurut
David Ricardo penambahan faktor produksi ti dak selalu dapat memberikan hasil
yang sebanding, seperti yang digambarkan dalam hukum hasil lebih yang semakin
berkurang atau The law of diminishing returns yang berbunyi “Dengan suatu teknik
tertentu, maka mulai titik tertentu penambahan faktor produksi tidak lagi memberikan
penambahan hasil produksi yang sebanding”. Atau dengan kata lain tambahan hasil lama-
kelamaan akan menurun, meskipun faktor produksi terus bertambah.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di bawah ini.
Contoh:
Tanah : 1 Ha, modal Rp5.000.000,00
Pekerja Hasil Total Produksi
(Total Marjinal
Product) (Marginal
Product)
1 10 10
2 21 11
3 34 13
4 42 8
5 46 4
6 48 2
Law of diminishing retuns terjadi pada pekerja yang ke-4 dan seterusnya, yaitu
setelah tercapai marginal product maksimum sebesar 13.
f. Teori Produksi
1) Pembagian Produksi
Produksi dapat digolongkan dalam lima bidang, yaitusebagai berikut.
a) Bidang ekstraktif, artinya setiap usaha untuk mengambil hasil alam secara
langsung. Contoh produksi bidang ekstraktif, antara lain, pertambangan,
perikanan laut, berburu, dan menebang hutan.
b) Bidang agraris, artinya setiap usaha mengerjakan atau mengolah alam agar
diperoleh hasil dari tumbuhan dan hewan. Contoh produksi bidang agraris,
antara lain, pertanian, perkebunan, perikanan darat, dan peternakan.
c) Bidang industri, artinya setiap usaha mengolah dari bahan mentah sampai
menjadi barang jadi. Contoh produksi bidang industri, antara lain, perakitan,
pertekstilan, ukir-ukiran, dan kerajinan.
d) Bidang perdagangan, artinya setiap usaha untuk membeli barang dan
menjualnya kembali tanpa merubah bentuk. Contoh produksi bidang
perdagangan, antara lain, perdagangan regional, perdagangan nasional dan
internasional.
e) Bidang jasa, artinya setiap usaha memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan tujuan memperoleh keuntungan. Contoh produksi bidang jasa, antara
lain, perbankan, asuransi, pengangkutan, jasa, dan hukum.
2) Tahapan Produksi
Lapangan produksi dapat digolongkan menjadi tiga sektor produksi atau tiga
tahapan produksi berikut ini.
a) Sektor produksi primer, meliputi bidang ekstraktif dan bidang agraris.
b) Sektor produksi sekunder, meliputi bidang industri dan bidang perdagangan.
c) Sektor produksi tersier, meliputi bidang jasa/ pelayanan
g. Produktivitas
Produkti vitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah
barang dengan faktor produksi yang tersedia. Produktivitas dapat ditingkatkan
dengan cara sebagai berikut.
1) Secara ektensif, yaitu upaya untuk meningkatkan jumlah produksi dengan cara
menambah jumlah faktor produksi.
2) Secara intensif, yaitu upaya untuk meningkatkan jumlah produksi dengan cara
meningkatkan produktivitas setiap faktor produksi.
3) Rasionalisasi, yaitu upaya untuk meningkatkan jumlah produksi dengan cara
mengeluarkan kebijakan yang rasional yang mengarah pada efisiensi produksi agar
produktivitas optimal.
Upaya rasionalisasi dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut.
a) Mekanisasi, yaitu dilakukan dengan mengganti alat-alat produksi dengan
mesin-mesin/alat- alat yang serba modern
b) Standardisasi, yaitu dilakukan dengan membuat suatu standar/ukuran dalam
hal mutu, bentuk, ukuran dan lain-lain terhadap suatu produk tertentu.
c) Spesialisasi/pembagian kerja.
d) Menempatkan pekerjapada tempat yang sebenarnya (the right man on the
right place)
h. Kurva Kemungkinan Produksi (Production Possibility Curve = PPC)
Dalam ekonomi, kurva kemungkinan produksi (Inggris: production–possibility frontier
(PPF), production–possibility curve, production-possibility boundary atauproduct
transformation curve) adalah grafik atau kurva yang menggambarkan berbagai
kemungkinan kombinasi maksimum output yang dapat dihasilkan.
Biaya produksi adalahjumlah keseluruhanbiaya yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan sejumlah
output atau barang yang diproduksi. Untuk memperoleh keuntungan maksimum, setiap produsen harus
berusaha menekan biaya produksi serendah mungkin.
Pada dasarnya biaya produksi ada dua macam, yaitu :
a. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost = TFC) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada unit yang
diproduksi, berapapun unit yang diproduksi, besarnya biaya tetap yang dikeluarkansama. Contoh : Biaya
sewa, Biaya asuransi, Biaya penyusutan aktiva tetap,dan sebagainya.
b. Biaya variabel Total (Total Variable Cost = TVC) adalahbiaya yang tergantungpada unit yang diproduksi,
semkin banyakjumlahyang diproduksi, semakin besar biaya variabel yang dikeluarkan. Contoh : Biaya
gaji, Biaya Tenaga Kerja, Biaya listrik dan air, Biaya bahan baku, Biaya bahan penolong, Biaya bahan
pembantu, dan sebagainya.
Dalam jangka panjang semua biaya yang dikeluarkanolehprodusen merupakanbiaya variabel (tidakada biaya
tetap), sebab biaya produksi akan selalu mengalami perubahan.
Secara matematis Konsep biaya produksi (fungsi biaya produksi ) adalah :
1. Biaya Total (Total Cost = TC) artinya keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk produksi
TC = TFC + TVC TC = FC + VC TC = a + bQ
Atau Atau
2. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Coast =AFC) artinya biaya tetap yang dibebankan pada setiap unit
produksi
AFC =
Q = Unit produksi
3. Biaya Variabel Rata-rata (Average Variabel Cost = AVC) artinya biaya variabel yang dibebankanpada setiap
unit produksi
AVC =
4. Biaya Rata-rata (Average Cost = AC) atau Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost = ATC) artinya biaya
total yang dibebankanpada setiap unit produksi atausetiap output. Pada saat kurva AC menurun berarti
terjadi Economisc of Scale (efisiensi biaya produksi), yakni situasidimana biaya produksi rata -rata (AC)
menurun denganbertambahnya produksi dan pada saat kurva AC menaik berarti terjadi Diseconomics of
Scale.
AC = AFC + AVC atau AC = TC = AC x Q
Dan
5. Biaya Marjinal(Marginal Cost = MC) artinya tambahanbiaya karena adanya tambahansatu unit produksi
MC =atau MC = TC1
6. Tingkat output pada biaya total minimum, artinya besarnya biaya total pada unit yang minimum
TC1 = 0 atau MC = 0
7. Tingkat output pada biaya rata-rata minimum artinya besarnya biaya rata-rata pada unit yang minimum
MC = AC
Penerimaan produsen (revenue) adalah penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan outputnya.
Secara matematis konsep revenue (Fungsi penerimaan) antara lain :
1. Total Revenue (Penerimaan Total = TR) yaitu penerimaan produsen sebagai hasil penjualan seluruh
outputnya. Total Revenue adalah jumlah output (Quantity) kali harga jual (Price)
TR = P x Q Dan TR = f (Q)
2. Average Revenue (Penerimaan rata-rata = AR) yaitu penerimaanprodusenper unit output. Jadi AR adalah
harga jual per unit output
TR
AR =atau AR = P
Q
3. Marginal Revenue (Penerimaan Marjinal = MR) yaitu kenaikan penerimaan total (TR) sebagai akibat
bertambahnya satu unit output
MR =atau MR = TR1
4. Penerimaan Total Maksimum (TR Maksimum) yaitu besarnya penerimaantotal pada unit yang maksimum
MR = 0 atau TR1 = 0
2. Titik impas / titik pulang pokok / tidak laba dan tidak rugi (Break Even Point = BEP)
TR = TC
PERILAKU KONSUMEN
1. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Konsumsi dan Konsumen
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang
dan jasa. Konsumen adalah orang atau pihak yang melakukan kegiatan konsumsi
tersebut.
Benda yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan disebut benda
konsumsi. Benda konsumsi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia
2) Dapat habis jika digunakan secara terus-menerus
3) Habisnya Nilai Barang
b. Tujuan Konsumsi
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sebenarnya konsumsi
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia guna memperoleh kepuasan.
Jadi tujuan akhir dari kegiatan konsumsi adalah kepuasan. Jika kita lapar makan akan
merasa puas jika sudah makan, begitu juga kita akan merasa puas jika kita haus
memperoleh minuman yang segar.
c. Nilai Suatu Barang
1) Nilai Pakai (Value in Use)
Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang untuk dapat memuaskan
kebutuhan. Tinggi atau rendahnya nilai pakai barang ditentukan oleh intensitas
kebutuhan, tempat dan waktu.
a) Nilai pakai subjektif,
b) Nilai pakai objektif,
2) Nilai Tukar (Value in Exchange)
Nilai tukar diartikan sebagai kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan
dengan barang lain di pasar. Tinggi atau rendahnya nilai tukar suatu barang
ditentukan oleh nilai pakai barang tersebut. Contoh beras memiliki nilai pakai yang
lebih besar daripada pasir.
a) Nilai tukar subjektif
b) Nilai tukar objektif
d. Teori Nilai
1) Teori Nilai Objektif
a) Teori Nilai Pasar
Menurut Humme dan Locke, nilai suatu barang sangat tergantung pada
permintaan dan penawaran barang di pasar.
b) Teori Nilai Biaya Produksi
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, nilai suatu barang
ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen
untuk membuat barang tersebut. Menurutnya, semakin tinggi nilai pakai
suatu barang, nilai tukarnya pun juga akan semakin tinggi. Jika biaya
produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk memproduksi suatu barang
adalah Rp500.000,00 maka nilai dari barang tersebut sebesar Rp500.000,00
pula.
c) Teori Nilai Tenaga Kerja Masyarakat
Menurut David Ricardo, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya
tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut.
d) Teori Nilai Biaya Reproduksi dari Carey
Menurut Carey, nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan barang itu kembali (biayareproduksi). Oleh
karena untuk menentukan nilai suatu barang tidak berpangkal pada biaya
produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya produksi yang dikeluarkan
sekarang.
e) Teori Nilai Kerja Rata-Rata atau Teori Nilai Lebih
Menurut Karl Marx, barang dinilai berdasarkan pada biaya rata-rata
tenaga kerja di masyarakat. Karl Marx juga berpendapat bahwa upah yang
diberikan kepada buruh tidak sesuai dengan harga barang yang dijual
sehingga terjadi pemerasan terhadap buruh. Laba yang diterima pengusaha
didapat dari selisih nilai jual dengan biaya produksi yang rendah karena
pemerasan terhadap buruh disebut nilai lebih. Oleh karena itu, teori ini
disebut teori nilai lebih.
= =
10. Perhatikan tabel penambahan tenaga kerja dan penambahan hasil produksi berikut!
1 5 5
2 15 10
3 40 25
4 60 20
5 75 15
6 87 12
TUGAS KELOMPOK
Bacalah wacana berikut dengan teliti dan rasa ingin tahu yang tinggi!
Wacana 1.
LEGAL OPINION
KASUS BIOREMEDIASI ‘FIKTIF’ CHEVRON
Resa Raditio., SH., MH (Tulisan Pribadi)
30 Mei 2013
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang beroperasi di wilayah Riau, sejak tahun 2003–2011
melakukan proses bioremediasi di beberapa wilayah yang terdeteksi terkontaminasi limbah untuk
mengembalikan tanah yang terkontaminasi limbah hasil produksi minyak bumi. Bioremediasi ini
dianggarkan USD 270 juta yang diambil dari klaim biaya pemulihan (cost recovery) yang ditanggung oleh
pemerintah. Proyek bioremediasi dikerjakan oleh CPI beserta tujuh perusahaan swasta, dua di
antaranya adalah PT Green Planet Indonesia (GPI) dan PT Sumigita Jaya (SJ) sebagai kontraktor
pelaksana bioremediasi. Mekanisme pemilihan kontraktor sebagai pihak ketiga dari proyek bioremediasi
ini dipilih dengan cara tender. Namun, pada pelaksanaannya proses bioremediasi tidak dilakukan
sebagaimana mestinya, sehingga muncul adanya dugaan korupsi di dalamnya. Belakangan CPI
mengajukan biaya cost recovery yang diduga merugikan negara hingga Rp 210,25 miliar.
Sumber: http://www.icel.or.id/2013/05/30/legal-opinion-kasus-bioremediasi-fiktif-chevron/
Wacana 2.
SKK Migas Mulai Khawatir Produksi Minyak Merosot
Lili Sunardi - Selasa, 20 Agustus 2013, 15:37 WIB
Bisnis.com, JAKARTA-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mulai
mengkhawatirkan penurunan produksi minyak akibat kasus dugaan suap yang menjerat Rudi Rubiandini.
Gde Pradnyana, Sekretaris SKK Migas, mengatakan kasus yang melanda lembaganya itu dapat memecah
perhatian pelaku industri hulu migas. Pasalnya, kasus tersebut akan mengganggu psikologis para
pengambil keputusan di perusahaan migas yang beroperasi di dalam negeri. Pihaknya akan terus
mendorong pelaku industri hulu migas untuk terus bekerja dan mencapai target yang telah ditetapkan
bersama. Termasuk meminta para pengambil keputusan di KKKS agar tidak ragu dalam mengambil
keputusan dalam menaikkan produksinya. Dia sebelumnya memprediksi capaian lifting tahun ini tidak
akan lebih dari 840.000 barel per hari. hal itu disebabkan banyaknya persoalan yang dihadapi industri
hulu migas, seperti pencurian minyak di pipa ruas Tempino-Plaju, persoalan perizinan, dan pembebasan
lahan.
Kegiatan pemeliharaan sejumlah lapangan migas juga menjadi penyebab utama menurunnya
produksi beberapa bulan terakhir. Akan tetapi, semester 2 tahun ini akan ada tambahan produksi dari
tiga sumur Blok West Madura Offshore yang sudah dibor, meski masih terkendala dengan persoalan
pipa.
Kasus dugaan suap itu awalnya dianggap tidak akan mempengaruhi industri hulu migas. Lukman
Mahfoedz, Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), mengatakan investasi di sektor hulu migas
tidak akan terganggu dengan penetapan Rudi Rubiandini sebagai tersangka. Alasannya, hulu migas
merupakan sektor yang selalu menjunjung tinggi tata kelola usaha yang baik dan sesuai aturan.
Menurutnya, investor akan melihat kejadian yang menimpa SKK Migas itu sebagai hal yang positif,
karena proses penegakan hukum berjalan dengan baik.
Editor : Ismail Fahmi
Sumber: http://www.bisnis.com/skk-migas-mulai-khawatir-produksi-minyak-merosot
Materi Pertemuan IX
PELAKU-PELAKU KEGIATAN EKONOMI
Produsen dan konsumen adalah para pelaku ekonomi. Konsumen adalah pihak
yang melakukan kegiatan untuk menghabiskan atau memanfaatkan barang dan jasa.
Sementara itu, produsen adalah pihak yang melakukan kegiatan untuk menghasilkan atau
menciptakan barang dan jasa, sehingga kedua pihak tersebut dapat melakukan kegiatan
ekonomi.
Produsen dan konsumen yang hidup di wilayah negara Indonesia, memiliki peran dalam
perekonomian yang diatur dan diawasi oleh pemerintah. Perekonomian negara secara terbuka
juga melibatkan masyarakat luar negeri. Nah, bagaimanakah kita mendeskripsikan para pelaku
kegiatan ekonomi dalam perekonomian? Siapa pulakah yang disebut sebagai konsumen,
produsen, pemerintah, dan masyarakat luar negeri dalam kegiatan perekonomian? Marilah ikut
pembahasan tentang pelaku kegiatan ekonomi berikut.
1. Pengertian Pelaku Ekonomi
a. Pelaku ekonomi adalah orang atau perorangan atau pun badan yang melakukan
kegiatan ekonomi.
b. Pelaku ekonomi adalah subjek yang menjalankan/melakukan kegiatan produksi,
konsumsi, atau distribusi.
Seti ap orang, seti ap rumah tangga keluarga, seti ap organisasi masyarakat,
badan usaha swasta, lembaga- lembaga pemerintah dan masyarakat luar negeri
mempunyai peran melakukan kegiatan ekonomi yang saling berkaitan satu sama
lain.
2. Pelaku-Pelaku Ekonomi
a. Rumah Tangga atau Rumah Tangga Konsumsi
Sektor/rumah tangga konsumsi memiliki faktor-faktor produksi, seperti tanah, tenaga
kerja, modal, dan kewirausahaan. Rumah tangga konsumsi sebagai pemilik faktor produksi,
akan menjual faktor-faktor produksi tersebut kepada produsen dengan memperoleh
kompensasi. Sektor/rumah tangga konsumsi akan menerima pendapatan dalam bentuk
Sewa, Upah/gaji, Bunga dan Keuntungan
Kegiatan- kegiatan pokok yang dilakukan oleh sektor rumah tangga konsumsi,
yaitu sebagai berikut.
1) Menerima penghasilan dari para produsen / perusahaan yang berupa sewa, upah dan
gaji, bunga, dan laba.
2) Menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas simpanan-
simpanan mereka.
3) Menjalankan penghasilan tersebut di pasar barang (sebagai konsumen).
4) Menyisihkan sisa dari penghasilan tersebut untuk ditabung pada lembaga-
lembaga keuangan.
5) Membayar pajak kepada pemerintah.
6) Masuk dalam pasar uang sebagai pembeli, karena kebutuhan mereka akan
uang tunai untuk transaksi sehari-hari.
3
a Uang hasil penjualan
RTP RTK
5
2 b Sewa, Upah, Bunga dan Laba
4
1 a Faktor Produksi
Pasar Input
Keterangan :
1. Aliran arus barang
a. RTK menawarkan Faktor produksi kepada RTP
b. RTP Menghasilkan barang / jasa untuk dijual kepada RTK
2. Aliran arus uang
a. Uang hasil penjualan barang / jasa
b. Uang untuk membeli atau membayar faktor produksi (sewa, upah, bunga
dan laba)
3. Pasar hasil produksi / Pasar output
4. Pasar Faktor Produksi / Pasar Input
5. Hubungan antara RTP dengan RTK
2. Arus Kegiatan Ekonomi antara RTK, RTP, Pemerintah dan masyarakat luar negeri
Hubungan antara pelaku ekonomi dinyatakan dalam arus barang dan arus uang yang
bertemu di pasar. Hubungan-hubungan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Sektor Rumah Tangga, terdiri dari individu-individu yang bersifat homogen.
1) Hubungan RTK dengan RTP
a) Sektor RTK melakukan pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
untuk konsumsi.
b) Sektor RTK mendapatkan pendapatan berupa gaji, upah, sewa, dividen, bunga,
dll dari perusahaan.
2) Hubungan RTK dengan Pemerintah
a) Sektor RTK menyetorkan sejumah uang sebagai pajak.
b) Sektor RTK menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas
jasa, dan lain lain.
3) Hubungan dengan Dunia Internasional
Sektor RTK mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
b. Sektor rumah tangga produksi, merupakan gabungan unit kegiatan yang menghasilkan
produk barang dan jasa.
1) Hubungan sektor RTP dengan RumahTangga
a) Sektor RTP menghasilkan produk-produk barupa barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh masyarakat.
b) Sektor RTP memberikan penghasilan dan keuntungan kepada rumah tangga berupa
gaji, deviden, sewa, upah, bunga, dan sebagainya.
2) Hubungan sektor RTP dengan Pemerintah
a) Sektor RTP membayar pajak kepada pemerintah.
b) sektor RTP menjual produk dan jasa kepada pemerintah.
3) Hubungan Sektor RTP dengan Dunia Internasional
a) Sektor RTP melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negeri.
b) Sektor RTP melakukan eksor atas produk barang maupun jasa ke luar negeri.
c. Sektor Pemerintah, bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat
dan bisnis.
1) Hubungan Sektor Pemerintah dengan RumahTangga
a) Pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional,
pembangunan, dan lain-lain.
b) Pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat berupa Bantuan
Langsung Tunai,
Subsidi, Bea siswa, dan sebagainya
2) Hubungan Sektor Pemerintah dengan Perusahaan
a) Pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari pengusaha.
b) Pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja
yang
ada.
d. Sektor Masyarakat Luar Negeri, melakukan hubungan ekspor dan impor produk
barang dan jasa dengan luar negeri.
1) Hubungan Masyarakat Luar Negeri dengan RumahTangga
Dunia internasional atau masyarakat luar negeri menyediakan barang dan jasa untuk
kepentingan rumah tangga.
2) Hubungan Masyarakat Luar Negeri dengan Perusahaan
Dunia internasional atau masyarakat luar negeri mengekspor produknya kepada bisnis-
bisnis perusahaan.
TUGAS MANDIRI
Hubungan antara konsumen dan produsen sudah kamu pelajari dalam berbagai segi ilmu.
Sekarang, cobalah kamu melakukan survei ke perusahaan di daerahmu. Carilah informasi
tentang hubungan antara perusahaan tersebut sebagai produsen dan masyarakat di
sekitarnya sebagai konsumen. Buatlah laporan pekerjaan disertai bukti -bukti wawancara
dan kumpulkan hasilnya kepada guru sebagai bahan apresiasi di kelas.
c. Hukum Permintaan
Hukum permintaan mengatakan bahwa jumlah barang yang diminta akan
selalu berbanding terbalik dengan harganya. Permintaan artinya jika harga
barang naik, jumlah barang yang dimintaakan berkurang; sebaliknyajikaharga
barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah. Syarat-syarat
berlakunya hukum permintaan apabila keadaan yang lain ceteris paribus (tetap).
d. Jenis-Jenis Permintaan
1) Permintaan Efektif (Effective Demand)
2) Permintaan Absolut (Absolute Demand)
3) Permintaan Potensial (PotentialDemand)
e. Kurva Permintaan
Kurva permintaan ( demand curve) adalah kurva ya ng menggambarkan
hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta. Sesuai dengan hukum
permintaan, maka bentuk kurva permintaan melereng dari kiri atas ke kanan bawah
atau dari kanan bawah ke kiri atas.
f. Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva permintaan dapat bergeser ke kanan dan ke kiri, jika keadaan lain yang
ceteris paribus tidak dipenuhi. Apabila pendapatan seseorang bertambah,
permintaan barang yang akan dibeli juga bertambah, sehingga kurva bergeser ke
kanan. Sebaliknya, apabila pendapatan seseorang berkurang, permintaan juga
berkurang, sehingga kurva bergeser ke kiri.
g. Pergerakan di sepanjang Kurva Permintaan
Pergerakan di sepanjang kurva permintaan menunjukkan perubahan jumlah barang
yang diminta yang diakibatkan oleh perubahan harga barang itu sendiri . Apabila harga
mengalami kenaikan, maka permintaan barang yang akan dibeli berkurang, dan
sebaliknya apabila harga mengalami penurunan, permintaan barang yang akan dibeli
bertambah, sehingga kurva permintaan bergerak di sepanjang kurva dan melereng dari
kiri atas ke kanan bawah.
2. Penawaran (Supply)
a. Pengertian Penawaran
Penawaran datang dari pihak produsen. Barang-barang yang dihasilkan oleh produsen
ditawarkan kepada para konsumen. Dalam arti ekonomi, penawaran ( supply)
adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang akan dijual atau ditawarkan oleh
produsen pada berbagai macam tingkat harga.
b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran
1) Biaya produksi artinya biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang atau jasa
2) Kemajuan teknologi atau adanya teknologi baru
3) Harga barang itu sendiri
4) Harapan masa yang akan datang
5) Laba yang diinginkan produsen atau penjual
c. Hukum Penawaran
Bunyi hukum penawaran adalah semakin tinggi harga suatu barang/jasa
semakin besar jumlah penawaran barang/jasa dari pihak produsen. Sebaliknya,
semakin rendah harga barang/jasa semakin rendah pula penawaran barang/jasa.
d. Kurva Penawaran
Kurvapenawaran(supplycurve) adalahkurvayangmenggambarkan hubungan antara harga
dan jumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada masing-masing tingkat harga.
e. Pergeseran Kurva Penawaran
Bentuk kurva penawaran tersebut akan dapat bergeser ke kanan jika jumlah barang
yang diproduksi melimpah karena kemajuan teknologi/karena laba yang diinginkan.
Sebaliknya, kurva penawaran bergeser ke kiri jika jumlah produksinya menurun.
TUGAS MANDIRI
1. Mengapa hukum permintaan yang menurun pada saat harga naik tidak berlaku
untuk barang-barang tertentu seperti barang giffen, barang spekulasi, dan barang
prestise?
2. Berikan contoh barang-barang tersebut untuk memperjelas jawaban di atas!
3. Tulislah di buku tugasmu untuk dilaporkan kepada Gurumu!
Materi Pertemuan XI
Keterangan:
Q : jumlah barang yang diminta
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)
Adapun syarat mutlak fungsi permintaan adalah sebagai berikut:
1) nilai a harus positif (+), dan
2) nilai b harus negatif (–).
Untuk menentukan fungsi permintaan atau persamaan kurva penawaran dapat dicari
dengan menggunakan rumus berikut.
Keterangan:
Q : jumlah barang yang ditawarkan
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)
Adapun syarat fungsi penawaran adalah sebagai berikut:
1) nilai a boleh positif atau negatif (+ / – ), dan
2) nilai b harus positif (+).
a. Grafik permintaan yang bergeser ke kanan dan grafik penawaran yang bergeser ke kiri
tampak sebagai berikut.
D1 S1
P3 D E3 S
P2 E2
P1 E1
P
E
S1
S D1
D
Q1 Q Q2 Q3
b. Grafik permintaan yang bergeser ke kiri dan grafik penawaran yang bergeser ke kanan
tampak sebagai berikut.
DS
P ES1 D1
P1
E2
P2
P3 E1
E3
S D
S1D1
Q1 Q2 Q Q3
Gambar 4.19 b Grafik Keseimbangan Pasar
Keterangan :
Sebelum Perubahan Perubahan Kuva Perubahan Kurva
No. Kurva Permintaan Permintaan ke Kiri dari D Penawaran ke Kanan dari
dan – S
Penawaran D1 – S1
1. Harga pasar setinggi OP Harga pasar setinggi OP2 Harga pasar setinggi OP1
(harga turun dari P – P2) (harga turun dari P – P1)
2. Jumlah barang sebesar Jumlah barang sebesar OQ1 Jumlah barang sebesar OQ3
OQ (jumlah barang turun dari Q (jumlah barang naik dari Q –
– Q1) Q3)
3. Keseimbangan pasar di E Keseimbangan pasar di E1 Keseimbangan pasar di E2
Jika kurva permintaan dan penawaran mengalami perubahan semua, maka harga
pasar setinggi OP3, jumlah barang sebesar OQ2 dan keseimbangan pasar sebesar E3
Qd = Qs atau Pd = Ps
Keterangan:
Qd : jumlah barang yang diminta (Q untuk fungsi permintaan)
Qs : jumlah barang yang ditawarkan (Q untuk fungsi penawaran)
Pd : jumlah barang yang diminta (P untuk fungsi permintaan)
PS : jumlah barang yang ditawarkan (P untuk fungsi penawaran)
atau
Dan atau
Keterangan :
Q = selisih atau perubahan jumlah barang yang diminta
P = selisih atau perubahan harga barang yang diminta
P = harga barang mula-mula
Q = jumlah barang mula-mula
Ed = koefisien elastisitas permintaan
1
Q = Turunan pertama dari Q
P1 = Turunan pertama dari P
Macam-macam elastisitas permintaan apabila digambarkan dalam bentuk
tabel, terlihat seperti berikut.
e. Elastisitas Penawaran
elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan
harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan
perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun
yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan
perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan
harganya.
Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus
sebagai berikut.
Ed =
Atau secara matematis rumus elastisitas permintaan dapat dituliskan sebagai berikut.
atau
Dan atau
Keterangan :
Q = selisih atau perubahan jumlah barang yang ditawarkan
P = selisih atau perubahan harga barang yang ditawarkan
P = harga barang mula-mula
Q = jumlah barang mula-mula
Es = koefisien elastisitas penawaran
Q1 = Turunan pertama dari Q
P1 = Turunan pertama dari P
Atau
Keterangan :
Qy = Jumlah barang Y yang
diminya Px = Harga barang X
Elastisitas silang hanya berlaku untuk dua macam barang, yaitu barang komplementer
dan barang substitusi, yaitu dijelaskan sebagai berikut.
1) Untuk barang komplementer, elastisitas silang bersifat negatif
Jika harga barang X mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang Y
mengalami penurunan, dan sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan,
maka jumlah barang Y mengalami kenaikan.
2) Untuk barang subtitusi, elastisitas silang bersifat positif
Jika harga barang X mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang Y
mengalami kenaikan, dan sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan,
maka jumlah barang Y mengalami penurunan.
j. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Amatilah ketika seseorang membeli atau mengonsumsi barang untuk memenuhi
kebutuhannya. Tentunya, orang tersebut akan mengonsumsikan sesuai besar kecilnya
pendapatan yang dimiliki. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, ia
akan membeli barang dengan harga yang mahal atau mengonsumsi barang mewah.
Namun sebaliknya, apabila seseorang mempunyai pendapatan yang rendah, ia akan
membeli barang dengan harga yang murah atau mengonsumsi barang yang bermutu
rendah. Pengaruh perubahan pendapatan terhadap jumlah barang yang diminta
dinamakan elastistas pendapatan.
Kondisi seperti ini bisa memberikan gambaran kepada seseorang dalam membeli
barang yang besar kecilnya dengan mempertimbangkan pendapatan yang dimiliki atau
yang diperoleh.
Untuk menentukan besarnya elastisitas pendapatan dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan :
Q= Jumlah barang yang diminya
Y = Pendapatan konsumen
Elastisitas pendapatan hanya berlaku untuk dua macam barang, yaitu sebagai berikut.
1) Untuk barang inferior (bermutu rendah), elastisitas pendapatan bersifat negatif
Jika pendapatan seseorang mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang
inferior mengalami penurunan, dan sebaliknya jika pendapatan seseorang
mengalami penurunan, maka jumlah permintaan barang inferior mengalami
kenaikan.
2) Untuk barang superior (bermutu tinggi), elastisitas pendapatan bersifat positif
Jika pendapatan seseorang mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang
superior mengalami kenaikan, dan sebaliknya jika pendapatan seseorang
mengalami penurunan, maka jumlah permintaan barang superior mengalami
penurunan.
0 40 Q
14. Diketahui fungsi permintaan P = 800 – 4Q dan fungsi penawaran P = 600 + Q, tentukan
besarnya koefisien elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran pada keseimbangan
pasar!
15. Diketahui fungsi permintaan P = 1000 – 2Q dan fungsi penawaran P = 400 + 2Q. Terhadap
barang ini dikenakan pajak sebesar Rp 100,00 perunit. Tentukan besarnya koefisien
elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran pada keseimbangan pasar sebelum dan
setelah pajak !
BANK SENTRAL
1. Pengertian dan Status Bank Indonesia (Bank Sentral)
Bank sentral di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia. Menurut UU Nomor 23
Tahun 1999 sebagaimana diubah menajdi UU Nomor 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia,
Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang tersebut.
Untuk memperjelas pemahamanmu tentang hubungan antara Bank Indonesia
(BI) dan pemerintah, kamu perlu memperhatikan UU Nomor 3 Tahun 2004, antara lain,
memuat sebagai berikut.
a. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah.
b. Untuk dan atas nama pemerintah, Bank Indonesiadapat menerima pinjaman luar
negeri, menatausahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan
pemerintah terhadap pihak luar negeri.
c. Pemerintah wajib meminta pendapat BI dan atau mengundang BI dalam sidang
kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang
berkaitan dengan tugas BI atau kewenangan BI.
d. Memberikan pendapat dan perti mbangan kepada pemerintah mengenai
Rancangan APBN.
e. Dalam hal pemerintah menerbitkan surat-surat utang negara, pemerintah wajib
terlebih dahulu berkonsultasi dengan BI dan pemerintah juga wajib terlebih dahulu
berkonsultasi dengan DPR.
f. Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat utang negara yang diterbitkan
oleh pemerintah.
g. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah.
Selanjutnya hubungan antara Bank Indonesia dan dunia internasional, antara lain,
sebagai berikut.
1) Dapat melakukan kerjasama dengan bank sentral negara lain dan organisasi atau
lembaga internasional.
2) Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota internasional dan atau lembaga multilateral
adalah negara, maka BI dapat bertindak untuk dan atas nama negara RI sebagai
anggota.
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata
ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia
berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari
undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan
wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan
atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.
Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur.
Dewan Gubernur terdiri atas sebagai berikut.
a. Gubernur (sebagai ketua)
b. Deputi Gubernur Senior (sebagai wakil ketua)
c. Deputi Gubernur, minimal empat orang dan maksimal tujuh orang (sebagai anggota)
Dewan Gubernur mempunyai masa jabatan maksimal lima tahun dan hanya dapat diangkat
kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Dewan Gubernur diusulkan dan diangkat
oleh Presiden dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan DPR.
Pada organisasi bank sentral umumnya terdapat tiga badan yang memiliki kewenangan
tertinggi:
a. Badan Pembuat Kebijakan (Policy Making Unit) = Dewan Gubernur
b. Badan Pelaksana Kebijakan (Executing Unit) = Angota Dewan Gubernur
c. Badan Pengawas (Supervisory Unit) = dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Badan Pengawasan Perbankan akan dipindahkan ke lembaga Otoritas Jasa Keuangan
per 31 Desember 2013.
6. Stabilitas Sistem Keuangan
Stabilitas sistem keuangan adalah stabilitas lembaga keuangan dan pasar keuangan yang
membentuk sistem keuangan, sedagkan Stabilitas moneter terkait dengan stabilitas tingkat
harga secara umum (inflasi). Stabilitas lembaga dan pasar keuangan yang membentuk
sistem keuangan selalu dijaga oleh Bank Indonesia. Stabilitas pasar keuangan adalah
minimalnya volatilitas harga yang dapat mengganggu perekonomian.
Stabilitas Sistem Keuangan bertujuan untuk:
a. menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi deposan dan investor;
b. meningkatkan efisiensi intermediasi keuangan;
c. meningkatkan fungsi pasar keuangan dan memperbaiki alokasi sumber daya;
d. mengembangkan sistem keuangan yang sehat dan transparansi;
e. mengurangi gejolak dan risiko sistemik.
Adapun lima pilar utama stabilitas sistem keuangan, yaitu sebagai berikut:
a. lingkungan makro-ekonomi yang stabil ;
b. kerangka pengawasan prudensial yang sehat;
c. lembaga keuangan yang dikelola dengan baik;
d. pasar keuangan yang beroperasi secara efisien dan lancar;
e. sistem pembayaran yang aman dan lancar.
2. Alat Pembayaran
Untuk memperlancar berkembangnya kegiatan ekonomi, pembayaran atas
transaksi keuangan digunakan suatu alat pembayaran, yang terdiri atas sebagai berikut.
a. Alat Pembayaran Tunai
Alat pembayaran tunai adalah alat pembayaran dengan memakai uang kartal
(uang kertas dan logam), yang terdiri atas uang dengan nilai nominal Rp100, Rp200,
Rp500, Rp1000, Rp2000, Rp5000, Rp10000, Rp20000, Rp50000, dan Rp100000.
Alat pembayaran tunai berupa uang kartal tersebut masih berperan penting
dalam lalu lintas pembayaran dalam transaksi sehari-hari yang tentu saja bernilai
kecil. Dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran
tunai seperti uang kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral.