Anda di halaman 1dari 34

1

RINGKASAN MATERI UNTUK PERSIAPAN US

1. Kebutuhan, Kelangkaan, Biaya Peluang


a. Kebutuhan
Kebutuhan adalah keinginan manusia atas barang dan jasa yang beraneka ragam untuk dapat terpenuhi
dengan alat atau sarana yang ada, sehingga tercapai kemakmuran.
Macam kebutuhan diantaranya :
1. Kebutuhan menurut instensitasnya, dibedakan menjadi : Kebutuhan primer, Kebutuhan sekunder dan
Kebutuhan tersier
2. Kebutuhan menurut sifatnya, dibedakan menjadi ; Kebutuhan jasmani dan Kebutuhan rokhani
3. Kebutuhan menurut waktu penggunaannya, dibedakan menjadi : Kebutuhan sekarang dan Kebutuhan
mendatang
4. Kebutuhan menurut subyeknya atau konsumennya, dibedakan menjadi ; Kebutuhan perseorangan
(individu) dan Kebutuhan masyarakat (sosial)

b. Kelangkaan
Kelangkaan adalah Keadaan timpang antara kebutuhan manusia tidak terbatas, dihadapkan pada sarana
atau alat yang terbatas. Kelangkaan sumber daya ekonomi meliputi kelangkaan sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya modal dan sumber daya kewirausahaan.
Cara mengatasi kelangkaan sumber daya :
1. Menentukan prioritas pemanfaatan sumber daya sehingga masyarakat masih dapat menikmatinya
2. Peduli terhadap kerusakan lingkungan akibat adanya ulah manusia yang cenderung serakah
3. Disiplin dalam menggunakan sumber daya sehemat mungkin
4. Eksplorasi dan penemuan yang dilakukan untuk memperoleh sumber daya yang baru yang belum
diketahui
5. Memanfaatkan sumber daya ekonomi secara selektif, dengan mempertimbangkan kelestariannya, agar
anak cucu kita dapat menikmatinya.
6. Meningkatkan kemampuan sumber daya Indonesia untuk menguasai teknologi
7. Pemanfaatan kembali dan daur ulang barang-barang yang tidak dipakai lagi oleh produsen atau
konsumen

c. Biaya Peluang
Biaya Peluang/Biaya Implisit/Ongkos Alternatif (Opportunity Cost) adalah sejumlah barang atau
pendapatan yang harus dikorbankan agar sejumlah barang yang lain dapat diproduksi/digunakan, atau
kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang hilang karena telah memilih alternatif lain. Jadi Ongkos
alternatif sejumlah barang X adalah sejumlah barang Y yang harus dikorbankan agar sejumlah barang X dapat
diproduksikan.
Biaya Eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya input atau biaya atas
penggunaan faktor produksi, Misalnya Biaya gaji atau biaya tenaga kerja, biaya sewa, biaya listrik dan air,
biaya bahan baku, biaya penjualan, biaya aministrasi dan sebagainya
Biaya Sesungguhnya/Biaya Kesempatan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dan biaya yang
tidak mengharuskan perusahaan untuk membayar biaya-biaya input, sehingga biaya sesungguhnya
merupakan penjumlahan antara biaya implisit dengan biaya eksplisit
Biaya Sesungguhnya = Biaya Implisit + Biaya Eksplisit

Laba-Rugi Akuntansi atau Keuntungan Akuntansi (Accounting Profit) adalah selisih antara seluruh
pendapatan perusahaan (jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu perusahaan sebagai hasil penjualan
output) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan (biaya usaha dan biaya di luar usaha yang
merupakan biaya eksplisit).

Keuntungan Akuntansi = Pendapatan Total – Biaya total atau Biaya Eksplisit

Laba-Rugi Ekonomi atau Keuntungan Ekonomi (Economic Profit) adalah selisih antara pendapatan total
(pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha) dengan biaya sesungguhnya (biaya implisit dan biaya
eksplisit)

Keuntungan Ekonomi = Pendapatan Total – Biaya Sesungguhnya Atau

Keuntungan Ekonomi = Keuntungan Akuntansi – Biaya Implisit

Contoh 1 :
Seorang lulusan SMA diterima di UGM. Yang bersangkutan juga sudah diterima untuk bekerja penuh waktu (full
2
time) di Toko A dengan gaji Rp 3.000.000,00 per bulan, di pabrik B dengan gaji Rp 3.250.000,00 per bulan, dan di
kantor C dengan gaji Rp 3.500.000,00 per bulan. Jika yang bersangkutan memutuskan untuk kuliah dan bukan
bekerja, maka biaya oportunitasnya sebesar Rp 3.500.000,00 perbulan
Contoh 2 :
Perusahaan melakukan pengambilan keputusan mengganti atau tetap memakai mesin yang sekarang digunakan.
Jika biaya operasi mesin lama Rp 100.000,00 perbulan, sedangkan biaya operasi mesin baru Rp 75.000,00
perbulan, maka penghematan biaya Rp 25.000,00 perbulan tersebut merupakan biaya peluang atau biaya
kesempatan bagi alternatif biaya menggunakan mesin lama.
Contoh 3 :
Tn. Amir seorang karyawan perusahaan swasta di kota "Y" memperoleh gaji Rp 3.000.000,00 per bulan. Karena
ingin memiliki usaha sendiri dia berhenti dari perusahaan tempat bekerja dan mendirikan industri batu bata.
Pendapatan dari industri batu bata 1 bulan Rp 5.000.000,00, beli bahan Rp 1.500.000,00, upah karyawan Rp
2.000.000,00 dan biaya lain-lain Rp 750.000,00. Berdasarkan contoh tersebut maka dapat ditentukan hal-hal
berikut ini :
a. Biaya peluang / Biaya implicit sebesar Rp 3.000.000,00
b. Biaya eksplisit = Rp 1.500.000,00 + Rp 2.000.000,00 + Rp 750.000,00
= Rp 4.250.000,00
c. Biaya sesungguhnya = Rp 3.000.000,00 + Rp 4.250.000,00
= Rp 7.250.000,00
d. Laba-Rugi akuntansi = Rp 5.000.000,00 – Rp 4.250.000,00
Laba Akuntansi = Rp 750.000,00
e. Laba-Rugi ekonomi = Rp 5.000.000,00 – Rp 7.250.000,00
Rugi Ekonomi = Rp 2.250.000,00

2. Masalah Pokok Ekonomi dan Sistem Ekonomi


a. Masalah Pokok Ekonomi
Problema / masalah ekonomi adalah adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedangkan alat
pemenuhan kebutuhan sangat terbatas.
Inti masalah ekonomi atau Persoalan dasar ekonomi adalah :
1. Secara Umum, masalah ekonomi adalah kebutuhan lebih besar dari alat pemuas kebutuhan
2. Secara klasik, masalah ekonomi meliputi : Masalah produksi, Konsumsi dan Distribusi
3. Secara Modern, masalah ekonomi meliputi : Barang apa yang akan diproduksi dan berapa banyak
(what), Bagaimana cara memproduksi (How), dan Untuk siapa barang-barang tersebut (For Whom).
b. Sistem Ekonomi
1) Sistem ekonomi tradisional
Masyarakat yang mempunyai sistem ekonomi tradisional adalah masyarakat yang belum ada pembagian
kerja, cara mendapatkan barang dengan “barter” (natura), belum mengenal uang sebagai alat
pembayaran, produksi dan distribusi terbentuk karena tradisi dan hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri/masyarakat.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Belum ada pembagian kerja 1. Setiap masyarakat 1. Tidak ada kerjasama antar
2. Pertukaran dengan sistem termotivasi untuk menjadi individu atau masyarakat
barter produsen 2. Sulit mempertemukan
3. Jenis produksi ditentukan 2. Produksi tidak ditujukan kedua belah pihak yang
sesuai dengan kebutuhan untuk mencari keuntungan saling membutuhkan
4. Hubungan masyarakat 3. Dengan sistem pertukaran 3. Jenis dan jumlah barang
bersifat kekeluargaan barter, masyarakat yang diproduksi sering tidak
5. Bertumpu pada sektor cenderung bertindak jujur mencukupi kebutuhan
agraris 4. Sulit menetapkan ukuran
6. Keadaan masyarakatnya dari barang yang
masih statis, tradisional dan dipertukarkan
msikin

2) Sistem ekonomi sosialis/terpusat/komando


Sistem ekonomi sosialis adalah system ekonomi dimana seluruh kebijaksaanaan perekonomian
ditentukan oleh pemerintah sedangkan masyarakat hanya menjalankan peraturan yang ditentukan.
Sistem ekonomi terpusat ini berdasar pada teori yang dikemukakan oleh Karl Marx dalam bukunya yang
benjudul ‘Das Kapital’ tahun 1867. Jadi sistem ini lebih bersifat memerintah, karena campur tangan
pemerintah di bidang ekonomi melakukan pembatasan - pembatasan atas kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat.

Ciri-ciri Kebaikan Keburukan


1. Perencanaan disusun oleh 1. Pemerintah bertanggung 1. Hak milik perorangan
3
pemerintah pusat jawab penuh dalam sangat dibatasi dan rakyat
2. Semua alat produksi perekonomian kurang memiliki pilihan
dikuasai oleh negara 2. relatif tidak ada jurang 2. Potensi dan daya kreasi
3. Produksi, distribusi dan pemisah antara orang kaya tidak berkembang
konsumsi diatur secara dan miskin 3. Tidak terdapat kebebasan
terpusat 3. Hasil produksi dapat individu
4. Inisiatif dan hak milik dinikmati secara rata
perorangan dibatasi 4. Mudah melakukan
pengendalian harga

3) Sistem ekonomi liberal/bebas/pasar


Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem dimana negara memberi kebebasan kepada setiap orang
untuk mengadakan kegiatan ekonomi. Sistem ini berdasar pada teori yang dikekukakan oleh Adam
Smith (1723 - 1790) dalam bukunya yang berjudul ‘The Wealth of Nations’, yang diterbitkannya pada
tahun 1776, dengan ajaran pokoknya yaitu memberikan kebebasan perseorangan di setiap sektor
ekonomi.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Hak milik atas alat produksi 1. Dapat meningkatkan 1. Menimbulkan persaingan
di tangan perorangan efisiensi dan kualitas barang tidak sehat
2. Harga barang ditentukan yang diproduksi 2. Terdapat kesenjangan kaya
oleh permintaan dan 2. Terdorong untuk mengejar dan miskin
penawaran di pasar kemakamuran bagi dirinya 3. Menimbulkan monopoli
3. Adanya persaingan bebas sendiri 4. Terdapat eksploitasi SDM
4. Tidak ada campur tangan 3. Setiap orang atau 5. Pemanfaatan SDA sering
pemerintah dalam pengusaha termotivasi tidak memperhatikan
perekonomian mencari keuntungan kelestarian lingkungan
5. Modal memegang peran 4. Pemilihan sektor usaha
penting disesuaikan dengan
6. terbuka kesempatan bagi kemampuan
individu untuk mengejar
keuntungan

4) Sistem ekonomi campuran (sosialis dan liberal)


Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem liberal dan sistem sosialis, yang
mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang juga berarti garis antara peran
mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Adanya campur tangan 1. Sektor ekonomi pemerintah 1. Jika peran pemerintah
pemerintah dalam dan swasta terpisah secara mendominasi akan timbul
perekonomian jelas etatisme
2. Pihak swasta ikut berperan 2. Fluktuasi harag dapat lebih 2. Jika peran swasta
dalam kegiatan terkendali mendominasi, akan timbul
perekonomian 3. Hak milik perorangan diakui monopoli yang merugikan
dan pemerintah masyarakat
mendorongnya

3. Kegiatan ekonomi dan Circular Flow


a. Peran Pelaku Kegiatan Ekonomi:
1. Rumah Tangga Produsen/Perusahaan
a. mempergunakan faktor-faktor produksi
b. memberi balas jasa(upah, sewa, bunga, profit)
c. memroduksi barang dan/atau jasa
d. menjual barang dan/atau jasa kepada rumah tangga lain
e. membayar pajak kepada pemerintah
f. menerima subsidi dari pemerintah.
g. agen pembangunan.
2. Rumah Tangga Konsumen atau Rumah Tangga
a. menyediakan dan menjual Faktor Produksi
b. menerima penghasilan sebagai balas jasa
c. membelanjakan penghasilan
d. membeli/menggunakan barang-barang impor
e. membayar pajak kepada pemerintah
f. menerima subsidi dari pemerintah.
4
3. Rumah Tangga Pemerintah/Rumah Tangga Negara
a. menciptakan investasi-investasi umum
b. mendirikan dan mengelola perusahaan negara
c. menarik pajak langsung dan tidak langsung
d. membelanjakan penerimaan negara
e. menyewa/membeli faktor-faktor produksi
f. melakukan berbagai kebijakan
g. memberikan subsidi
h. menjalin hubungan antar negara/pemerintahan
4. Rumah Tangga Masyarakat LN
a. penyedia/penjual barang/jasa impor
b. pembeli barang/jasa ekspor
c. penyedia modal atau tenaga ahli
d. mitra kerja sama
e. wisatawan mancanegara

b. Circular Flow diagram


1. Arus Kegiatan Ekonomi antara Rumat Tangga Produksi (RTP) dan Rumah Tangga Konsumsi (RTK)
Aktivitas ekonomi yang melibatkan Rumah Tangga Produksi dan Rumah Tangga Konsumsi digambarkan
oleh Francois Quesney (1694-1774) dalam bukunya yang berjudul “Tableua Economique”, yang disebut
sebagai “the Circular Flow of Economic Activity” yang artinya arus lingkaran kegiatan ekonomi
yangmeliputi arus barang dan arus uang.

ARUS LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI

Pasar Output
1 b Penjualan barang dan jasa
3
2 a. Uang hasil penjualan

RTP RTK
5

2 b. Sewa, Upah, Bunga dan Laba

4
1 a. Faktor Produksi
Pasar Input(F.P)

Keterangan :
1. Aliran arus barang
a. RTK menawarkan Faktor produksi kepada RTP
b. RTP Menghasilkan barang / jasa untuk dijual kepada RTK
2. Aliran arus uang
a. Uang hasil penjualan barang / jasa
b. Uang untuk membeli atau membayar faktor produksi (sewa, upah, bunga dan laba)
3. Pasar hasil produksi / Pasar output
4. Pasar Faktor Produksi / Pasar Input
5. Hubungan antara RTP dengan RTK

2. Arus Kegiatan Ekonomi antara RTK, RTP, Pemerintah dan masyarakat luar negeri
Hubungan antara pelaku ekonomi dinyatakan dalam arus barang dan arus uang yang bertemu di pasar.
Hubungan-hubungan tersebut digambarkan sebagai berikut.

ARUS LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI


5

c. Utilitas/Kegunaan Kardinal dan Ordinal


Utilitas Kardinal atau Kegunaan Kardinal adalah kepuasan absolut / mutlak yang diperoleh konsumen dari
mengkonsumsi suatu produk. Dan manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitatif, bisa dengan angka, uang atau menggunakan satuan lainnya.
Ciri-ciri Pendekatan Kardinal:
1. Kegunaan suatu barang dapat dihitung secara nominal
2. Mengukur pendapat individu yang bersifat obyektif dalam menentukan nilai guna total dan nilai guna
marginal.
3. Membahas konsumsi barang-barang yang sederhana.
4. Nilai guna total meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi. Namun tambahan nilai guna marginal
semakin menurun.
5. Terjadi hukum the law of deminishing marginal utility

Utilitas Ordinal atau Kegunaan Ordinal adalah kepuasan yang diperoleh seorang konsumen dari penggunaan
sebuah produk yang diukur dengan suatu sekala relatif. Dan manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi.
Ciri-ciri Pendekatan Ordinal:
1. Analisis kepuasan bersifat subjektif
2. Konsumen mempunyai pendapat tertentu yang berbeda-beda.
3. Kepuasaan maksimum dari barang-barang yang dikonsumsi selalu diusahakan konsumen.
4. Kepuasan konsumen atas suatu barang hanya dapat dibandingkan
5. Kepuasan konsumen tidak perlu diukur dan cukup untuk diketahui
6. Pola preferensi konsumen akan barang-barang konsumsi dinyatakan dalam peta/kurva indeferensi.
7. Kurva indeferensi yang semakin jauh dari titik nol menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.

4. Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan


a. Permintaan dan Penawaran
No. Keterangan Permintaan Penawaran
1. Pengertian Jumlah keseluruhan barang dan jasa yang Jumlah keseluruhan barang atau jasa yang
ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai akan dijual atau ditawarkan oleh produsen
macam tingkat harga pada berbagai macam tingkat harga
2. Hukum atau Jumlah barang yang diminta akan selalu Jumlah barang yang ditawarkan akan selalu
hubungan antara berbanding terbalik dengan berbanding lurus dengan harganya (positif)
harga dengan jumlah harganya(negatif), artinya jika harga artinya jika harga barang naik, maka jumlah
barang barang naik, maka jumlah barang yang barang yang ditawarkan bertambah,
diminta akan berkurang, dan jika harga sebaliknya jika harga turun, maka jumlah
barang turun, maka jumlah barang yang barang yang ditawarkan berkurang
diminta akan bertambah
3. Faktor yang a. Pendapatan atau penghasilan a. Biaya produksi artinya biaya yang
mempengaruhi masyarakat dikeluarkan untuk membuat barang
b. Distribusi pendapatan masyarakat atau jasa
c. Selera konsumen terhadap barang b. Kemajuan tehnologi atau adanya
d. Jumlah penduduk/konsumen tehnologi baru
e. Harga barang lain yang berhubungan c. Harga bahan baku untuk membuat
dengan barang tersebut barang (harga faktor produksi)
f. Prediksi masyarakat tentang kondisi di d. Banyaknya produsen yang menawarkan
masa yang akan datang barang
g. Adanya barang substitusi atau harga e. Laba yaang diinginkan produsen
barang terkait f. Kebijakan pajak dan subsidi
h. Kegunaan akan suatu barang g. Harga barang itu sendiri
i. Harga barang itu sendiri h. Jumlah produsen/penjual di pasar
4. Fungsi P = a – b Q atauQ = a – b P P = a + bQ atau Q = a + bP
Fungsi setelah P = a + bQ + t atau Q = a + b(P-t)
pajak/tax (t) dan
setelah subsidi (s) P = a + bQ – s atau Q = a + b(P+s)
6

5. Syarat mutlak Nilai a = Ujudnya angka saja (harus +) Nilai a = Ujudnya angka saja (boleh +/–)
fungsi Nilai b = Yang ada hurufnya ( harus –) Nilai b = Yang ada hurufnya ( harus +)
6. Cara menentukan P−P 1 Q−Q1 P−P 1 Q−Q 1
persamaan fungsi = =
P2 −P1 Q 2 −Q 1 P2 −P1 Q2 −Q 1
7. Grafiknya Melereng dari kiri atas ke kanan bawah Melereng dari kiri bawah ke kanan atas

b. Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar (Price Equillibrium) adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Rumus keseimbangan pasar adalah sebagai berikut.

Pd = Ps atau Qd = Qs
1. Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar
Pajak (Tax) yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan, sehingga
hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.
Sehingga Rumusnya :
Pd = Ps + t

2. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar


Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dan konsumen, sehingga
subsidi selalu megurangi harga barang yang ditawarkan atau hanya mempengaruhi fungsi penawaran,
sedang fungsi permintaannya tetap.
Sehingga Rumusnya :
Pd = Ps - s

5. Elastisitas (Harga, Silang dan Pendapatan)


a. Pengertian Elastisitas
Elastisitas adalah Kepekaan atau angka yang menunjukkan perubahan harga barang terhadap perubahan
jumlah barang atau pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta dan jumlah barang
yang ditawarkan.
Untuk lebih memberikan gambaran seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang
diminta atau yang ditawarkan, maka koefisien elastisitasnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
1) Elastisitas Titik atau Elastisitas secara umum

perubahan nisbi jumlah barang % perubahan jumlah barang


E = perubahan nisbi harga atau E = % perubahan harga barang

Secara Matematis Rumus Elastisitas adalah :


ΔQ P ΔQ 1 ΔP 1
E= x Dan =Q atau =P
ΔP Q ΔP ΔQ
Keterangan :
Q = selisih jumlah barang Q1 = Turunan pertama dari Q
P = selisih harga barang P1 = Turunan pertama dari P
P = harga barang mula-mula
Q = jumlah barang mula-mula
2) Elastisitas Busur
Rumus :
∆Q 1
E= x ¿¿
∆P 2

b. Macam-macam sifat elastisitas/ jenis elastisitas


No. Jenis Elastisitas Rumus Logika Contoh barang
1. Permintaan elastic E>1 %  Q > %  P Keb. Lux atau mewah
2. Permintaan inelastic E<1 %  Q < %  P Keb. Primer/pokok
3. Permintaan uniter/normal E=1 %  Q = %  P Keb. Sekunder
4. Permintaan elastis sempruna E= %  Q , %  P = 0 Keb. Dunia (gandum, minyak)
5. Permintaan inelastis Sempurna E=0 % Q = 0, %  P Keb. Tanah, air minum dsb.
Besarnya koefisien elastisitas dapat bernilai negatif dan positif, untuk menyatakan sifat/jenis elastisitasnya
tanda minus (–) diabaikan. Dan hasil perhitungan elastisitas permintaan yang selalu negatif (–), disebabkan
karena berlakunya hukum permintaan (Jika harga naik, permntaan turun dan jika harga turun permintaa
7
naik)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan dan elastisitas harga penawaran
No. Elastisitas harga permintaan No. Elastisitas harga penawaran
1. Tersedianya barang substitusi 1. Jenis produk yang dihasilkan
2. Pokok tidaknya suatu barang terhadap 2. Sifat perubahan biaya produksi
kebutuhan manusia
3. Proporsi (persentase) kenaikan harga 3. Banyak sedikitnya barang yang
terhadap pendapatan konsumen diperdagangkan
4. Jangka waktu 4. Jangka waktu

d. Cara lain yang lebih praktis menentukan besarnya elastisitas, tanpa mencari turunan Q atau Q’ :
a. Jika persamaan Fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi penawaran)
maka rumus elastisitas :
P
E=
P-a
b. Jika persamaan Fungsi menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP (fungsi penawaran),
maka rumus Elastisitasnya :
bP
E=
Q
c. Jika persamaan fungsi menunjukkan P = aQ 2 +bQ + c maka rumus elastisitasnya :

e. Garfik Elastisitas
Inelastis sempurna
Inelastis

Uniter

Elastis

Elastis sempurna

f. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)


Elastisitas silang (Exy) adalah pengaruh perubahan harga barang X terhadap perubahan jumlah barang Y
yang diminta. Untuk menentukan besarnya Elastisitas silang dirumuskan sebagai berikut :

% perubahan jumlah barang Y yang diminta ΔQ y Px


Exy= Atau
E xy=
ΔP x
x
Qy
% perubahan harga barang X
Keterangan :
Qy = Jumlah barang Y yang diminta
Px = Harga barang X

Elastisitas silang hanya berlaku untuk 2 macam barang :


a. untuk barang komplementer, elastisitas silang bersifat negatif
Jika harga barang X mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang Y mengalami penurunan, dan
sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan, maka jumlah permintaan barang Y mengalami
kenaikan.
b. untuk barang subtitusi, elastisitas silang bersifat positif.
Jika harga barang X mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang Y mengalami kenaikan, dan
sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan, maka jumlah permintaan barang Y mengalami
penurunan.

g. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)


Elastisitas Pendapatan (Ey) adalah Pengaruh perubahan pendapatan terhadap jumlah barang yang diminta.
Untuk menentukan besarnya Elastisitas pendapatan dirumuskan sebagai berikut :

ΔQ Y Keterangan :
E= x Q = Jumlah barang yang diminta
ΔY Q Y = Pendapatan konsumen
8

Elastisitas pendapatan hanya berlaku untuk 2 macam barang :


a. untuk barang inferior (bermutu rendah), elastisitas pendapatan bersifat negatif
Jika pendapatan seseorang mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang inferior mengalami
penurunan, dan sebaliknya jika pendapatan seseorang mengalami penurunan, maka jumlah permintaan
barang inferior mengalami kenaikan.
b. untuk barang superior (bermutu tinggi), elastisitas pendapatan bersifat positif.
Jika pendapatan seseorang mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang superior mengalami
kenaikan, dan sebaliknya jika pendapatan seseorang mengalami penurunan, maka jumlah permintaan
barang superior mengalami penurunan.

6. Ekonomi Mikro dan Makro


a. Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
No. Keterangan Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
1. Pengertian Ilmu yang mempelajari aktivitas- Ilmu Ekonomi yang mempelajari
aktivitas perekonomian yang bersifat mekanisme bekerjanya perekonomian
bagian kecil, sehingga memusatkan secara keseluruhan. Dengan demikian
perhatiannya pada masalah bagaimana hubungan kausal yang dipelajari dalam
konsumen akan mengalokasikan ekonomi makro, pada intinya adalah
pendapatannya yang terbatas terhadap hubungan antar variabel-variabel
berbagai macam barang dan jasa yang ekonomi agregatif (secara
dibutuhkan, yang akhirnya keseluruhan).
memperoleh kepuasan maksimum.
2. Ruang lingkup a. Permintaan, penawaran dan a. Penghitungan pendapatan nasional
yang dipelajari keseimbangan pasar b. Keseimbangan pendapatan nasional
b. Elastisitas permintaan dan elastisitas dalam perekonomian dua sektor
penawaran c. Keseimbangan pendapatan nasional
c. Teori perilaku konsumen dalam perekonomian tiga sektor
d. Teori produksi, biaya produksi, d. Kebijakan fiskal dan sistem
penerimaan produsen dan laba perpajakan
e. Pasar persaingan sempurna e. Uang, Bank dan Penciptaan uang
f. Pasar Monopoli f. Kebijakan moneter dan Uang yang
g. Pasar oligopoli beredar
h. Pasar Persaingan monopolistik g. Pasar uang dan Pasar tenaga kerja
i. Permitaan akan input h. Teori inflasi
j. Mekanisme harga (harga maksimum i. Perdagangan luar negeri, nilai valuta
dan harga minimum) asing dan neraca pembayaran
j. Perdagangan luar negeri dan tingkat
kesimbangan pendapatan nasional
k. Pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi

b. Tujuan-tujuan kebijakan ekonomi makro


Kebanyakan pemerintah dan masyarakat suatu negara menginginkan suatu keadaan perekonomian yang
ideal, sehingga tujuan dari kebijakan ekonomi makro antara lain :
a. Tingkat kesempatan kerja (tingkat Employment) yang tinggi
b. Peningkatan kapasitas produksi nasional yang tinggi
c. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi
d. Keadaan perekonomian yang stabil
e. Neraca pembayaran luar negeri yang seimbang
f. Distribusi pendapatan yang lebih merata
g. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
h. Tingkat inflasi yang rendah

c. Bentuk bentuk kebijakan ekonomi makro


Bentuk kebijakan ekonomi makro secara umum dibedakan sebagai berikut :
Kebijakan Moneter Kebijakan Fiskal
1. Kebijakan yang berhubungan dengan keuangan 1. Kebijakan yang berhubungan dengan dan
dan perbankan. ditempuh melalui APBN.
2. Pada umumnya melalui pengendalian 2. Pada umumnya melalui instrumen perpajakan
9
jumlah uang yang beredar dan tingkat suku dan subsidi, serta anggaran.
bunga.
3. Dirumuskan oleh Bank Sentral (di Indonesia: 3. Dirumuskan oleh Pemerintah bersama
Bank Indonesia). Kementrian Keuangan.
4. Untuk Mencegah terjadinya inflasi (kenaikan 4. untuk mempengaruhi (merangsang, atau
harga barang secara umum) mengendalikan) Permintaan Agregat dan
5. Kebijakan moneter ekspansif (uang menstabilkan perekonomian.
longgar), berarti menambah jumlah uang 5. Kebijakan fiskal ekspansif berarti menambah
beredar output dalam perekonomian. Contoh:
6. Kebijakan moneter kontraktif (uang ketat) menurunkan tarif pajak, menambah subsidi,
berarti mengurangi jumlah uang beredar menambah pengeluaran pemerintah.
6.
Kebijakan fiskal kontraktif berarti mengurangi
output dalam perekonomian. Contoh:
meningkatkan tarif pajak,
mengurangi/menghapus subsidi, menekan
pengeluaran pemerintah.

d. Asumsi dasar ekonomi makro


Asumsi dasar ekonomi makro merupakan instrumen awal yang digunakan sebagai basis perhitungan dalam
penyusunan postur APBN. Perubahan pada setiap variabel asumsi dasar ekonomi makro dari yang semula
ditetapkan, akan memengaruhi besaran pendapatan negara, belanja negara, defisit anggaran, dan
pembiayaan anggaran yang bermuara pada perubahan besaran defisit APBN. Dampak dari perubahan
asumsi dasar ekonomi makro terhadap postur RAPBN tahun 2018 dapat ditransmisikan dalam
bentuk analisis sensitivitas.
Asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN tahun 2018, adalah:
(1) pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen;
(2) inflasi sebesar 3,5 persen;
(3) nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp13.500 per dolar Amerika Serikat;
(4) suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,3 persen;
(5) harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar USD48 per barel;
(6) lifting minyak Indonesia sebesar 800 ribu barel per hari; dan
(7) lifting gas sebesar 1.200ribu barel setara minyak per hari.
Penyusunan asumsi dasar ekonomi makro tersebut mengacu pada sasaran-sasaran pembangunan jangka
menengah yang terdapat pada RPJMN 2015—2019, sasaran-sasaran tahunan dalam RKP tahun 2018, serta
perkembangan dan prospek ekonomi domestik maupun global tahun 2018.

7. Pendapatan Nasional dan Pendapatan Perkapita


a. Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional (National Income) adalah keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
negara dalam waktu satu tahun. Istilah yang sering digunakan dalam pendapatan nasional adalah Produk
Dostik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) dan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National
Product (GNP).
Ada tiga metode dalam perhitungan Pendapatan Nasional, yaitu :
1. Metode Produksi atau Pendekatan Produksi (Produck Approach) adalah dengan menjumlahkan nilai
tambah semua barang-barang dan jasa-jasa tersebut dijumlahkan. Jadi komponen pendapatan
nasional dari sisi produksi, yaitu : macam produk, jumlah produk yang terjual dari berbagai macam
produk, dan harga jual produk.
Rumus :
PN = (P1Q1) + (P2Q2) + …. + (PnQn) Atau PN =  PnQn

dimana : PN = Pendapatan Nasional


Pn = Harga jual suatu produk
Qn = Hasil produksi
Metode produksi dapat digunakan untuk menghindari penghitungan ganda (double counting) di dalam
menghitung pendapatan nasional. Dan besarnya nilai tambah adalah sebesar nilai produk jadi akhir
dari barang yang siap untuk dijual.
2. Metode Pengeluaran atau Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) adalah dengan
menjumlahkan pengeluaran atau expenditure dari masing-masing sektor dalam perekonomian, yaitu :
Pengeluaran konsumsi (C), Pengeluaran Investasi (I), Pengeluaran pembelian pemerintah (G), dan
Ekspor (X), Impor (M) atau Expor netto (X-M).
Rumus : PN = C + I + G + (X – M)
10
3. Metode Pendapatan atau Pendekatan Pendapatan (Income Approach) adalah dengan menjumlahkan
pendapatan yang diterima oleh faktor produksi, yang terdiri dari sewa (rent), upah dan gaji (wage and
salary), bunga (interest), dan laba (profit).
Rumus : PN = r + w + i + p

b. Konsep Pendapatan Nasional


Untuk memberikan gambaran tentang perhitungan pendapatan nasional, di bawah ini diberikan contoh
cara menghitung pendapatan nasional dalam suatu negara. Angka berikut hanya merupakan contoh saja,
agar memudahkan cara berpikir. (Dalam milyar Rupiah)
GDP (Gross Domestic Product) atau PDB Rp 156.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Asing di dalam negeri Rp 26.000,00 -
Rp 130.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Nasional di luar negeri Rp 10.000,00 +
GNP (Gross National Product) atau PNB Rp 140.000,00
Penyusutan dan penggantian barang modal Rp 15.000,00 -
NNP (Nett National Product) Rp 125.000,00
Pajak tidak langsung Rp 22.000,00 -
NNI (Nett National Income) atau NI (National Income) Rp 103.000,00
Dana sosial Rp 3.000,00
Laba yang ditahan Rp 6.000,00
Pajak perusahaan/perseroan Rp 12.000,00 +
Rp 21.000,00 -
Rp 82.000,00
Transfer pemerintah (Pembayaran pindahan pemerintah) Rp 8.000,00 +
PI (Personal Income) Rp 90.000,00
Pajak langsung Rp 4.000,00 -
DI (Disposible Income) Rp 86.000,00
Tabungan (saving) Rp 15.000,00 -
Pengeluaran konsumsi perseorangan Rp 71.000,00

c. Pendapatan Perkapita
Pendapatan Perkapita adalah Pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam suatu Negara selama
kurun waktu 1 tahun, atau ditentukan oleh besarnya pendapatan nasional dan jumlah penduduk.
Pendapatan per kapita suatu negara dinyatakan dengan nilai tukar uang luar negeri atau dinyatakan dalam
dollar Amerika Serikat, sehingga dapat membandingkan dengan negara lain, terutama negara-negara sekitar
yang dekat, misalnya ASEAN dan G-20
Pendapatan perkapita dapat dihitung sebagai berikut :

PNB per kapita = Dan

Pertumbuhan pendapatan perkapita =


PCI tahun ini - PCI tahun lalu
x 100 %
PCI tahun lalu
8. Inflasi dan Indeks Harga
a. Inflasi
1. Inflasi dan Laju inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik. Dan Inflasi
Inersial adalah laju inflasi yang diharapkan (Expected)akan terjadi dan mendasari kontrak atau perjanjian
informal.
Laju inflasi adalah kenaikan atau penurunan inflasi dari periode ke periode atau dari tahun ke tahun.
Untuk menentukan laju infasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Indeks Harga Periode ini - Indeks Harga Periode lalu
x 100%
Laju Inflasi = Indeks Harga Periode Lalu

2. Jenis-jenis inflasi
a. Inflasi ringan, inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu Negara
dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan)
b. Inflasi sedang, inflasi atnara 10% - 30% per tahun (Belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan
kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap)
c. Inflasi berat, inflasi antara 30% - 100% per tahun (Sudah mengacaukan perekonomian karena orang
cenderung enggan menabung dan lebih senang menyimpan barang)
11
d. Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, inflasi di atas 100% per tahun (Mengacaukan kegiatan perekonomian
suatu Negara dan sulit untuk dikendalikan / diatasi)

3. Sebab-sebab timbulnya inflasi.


1. Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan berproduksi (Demand Pull Inflation)
2. Kenaikan biaya produksi (Cost Push Inflation)
3. Meningkatnya jumlah uang yang berdar dalam masyarakat (Money in circulation)
4. Berkurangnya jumlah barang di pasaran (Production of market)
5. Inflasi dari luar negeri (Imported inflation)
6. Inflasi dari dalam negeri (Domestic inflation)

4. Cara Mengatasi Inflasi.


a. Kebijakan Moneter artinya mempengaruhi atau mengurangi jumlah uang yang beredar (Kebijakan
Moneter Kontraktif)
1) Politik diskonto atau suku bunga (Discount Policy), menaikkan suku bunga
2) Politik pasar terbuka (Open market policy), menjual surat-surat berharga
3) Politik pagu kredit atau pembatasan kredit (Plafon credit policy), membatasi pemberian pinjaman
4) Politik cadangan kas atau giro wajib minimum (Cash ratio poticy), menaikkan cadangan kas
5) Politik uang ketat (Tight money policy), mengurangi jumlah uang yang beredar
b. Kebijakan Fiskal artinya kebijakan mengatur pendapatan dan pengeluaran negara (APBN) atau
Kebijakan fiskal kontraktif
1) Mengurangi pengeluaran negara
2) Penghematan pengeluaran pemerintah (disesuaikan dengan rencana)
3) Pengurangan utang luar negeri
4) Menaikkan atau mengefektifkan pajak
c. Kebijakan non moneter dan non fiskal
1) Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran
2) Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan inflasi
3) Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan kebijakan harga maksimum

b. Indeks Harga
1. Pengertian Angka Indeks (Indeks Harga)
Angka indeks merupakan suatu ukuran statistik yang menunjukkan perubahan suatu variabel atau
sekumpulan variabel yang berhubungan satu sama lain pada waktu atau tempat yang sama atau
berlainan. Angka indeks adalah angka relatif yang diyatakan dalam persentase. Biasanya untuk
kesederhanaan bentuk persentase bisa dihilangkan.
Ada tiga kemungkinan dalam perhitungan indeks harga, yaitu :
a. Jika Indeks harga > 1 atau 100%, berarti harga mengalami kenaikan
b. Jika Indeks harga < 1 atau 100%, berarti harga mengalami penurunan
c. Jika Indeks harga = 1 atau 100%, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun)
Indeks harga yang diterima petani (It) atau Index of Prices Received by Farmers, yaitu indeks harga
yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan dengan hasil diterima
petani, atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi
petani. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) atau Index of Prices Paid by Farmers, yaitu indeks harga
yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya atau
indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu
kebutuhan untuk konsumsi sehari-hari maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian. Dari
perhitungan indeks harga yang diterima petani dan dibayar petani, maka dapat ditentukan Nilai Tukar
Petani. Nilai Tukar Petani (NTP) atau Farmers Term of Trade merupakan angka perbandingan antara
indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam
persentase. NTP merupakan salah satu indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Semakin tinggi
NTP, relatif semakin sejahtera tingkat kehidupan petani.

2. Metode Perhitungan Indeks harga


a. Indeks Harga tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana.
Rumus :
Dimana :
IA = Indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar

b. Indeks Jumlah tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana.


Rumus :
12
Dimana :
IA = Indeks Jumlah yang tidak ditimbang
Qn = Jumlah yang dihitung angka indeksnya
Qo = Jumlah pada tahun dasar
c. Angka Indeks Tertimbang
1) Metode agregatif sederhana
Rumus:
Dimana
IA = Indeks harga yang ditimbang
Pn = Nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
W = Faktor penimbang
2) Metode Laspeyres
Angka indeks Laspeyers adalah angka indeks yang ditimbang dengan faktor penimbangnya kuantitas
tahun dasar (Qo)
Rumus: Dimana :
IL = Angka Indeks Laspeyres
Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qo= Kuantitas pada tahun dasar

3) Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan faktor penimbang kuantitas
tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn
Rumus: Dimana:
IP = Angka Indeks Paasche
Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas tahun yang dihitung angka
indeksnya

9. Uang, Bank dan Kebijakan Moneter


a. Pengertian Uang
Uang, yaitu: alat untuk mempermudah pertukaran. (Money was made to facility business transaction), yang
secara umum dapat diterima di dalam bentuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa serta untuk
pembayaran utang.
Alat pertukaran yang dapat disebut sebagai uang, harus memiliki syarat-syarat (kriteria) sebagai berikut:
1. Digemari atau diterima oleh umum (acceptability)
2. Mudah disimpan dan dipindahtangankan (Portability)
3. Tahan lama dan tidak lekas rusak (durability)
4. Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya (devisibility)
5. Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of value)
6. Jumlahnya memenuhi kebutuhan (uniformity)

b. Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan
1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi : Sebagai alat tukar umum (medium of exchange dan Sebagai
satuan hitung (unit of account)
2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi : Sebagai alat pembayaran (means of payment), Sebagai
standar pembayaran utang (standar of defered payment), Penimbun kekayaan, Sebagai alat
pembentukan modal dan pemindahan modal (transfer of value), dan Sebagai ukuran harga atau
pengukur nilai (standard of value)

c. Permintaan dan Penawaran Uang


1. Permintaan Uang (Demand of money)
Permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan
transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu.Permintaan uang datang dari 4 pihak, yaitu : pihak
perseorangan / konsumen, pihak pengusaha / produsen, pihak investor / penanam modal dan pihak
pemerintah (dapat bertindak sebagai produsen, konsumen dan pengatur)
Dalam analisis JM Keynes, masyarakat memegang uang atau permintaan uang, untuk memenuhi tiga
keinginan, yaitu :
13
a. Permintaan uang untuk tujuan Transaksi, Dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
b. Permintaan uang untuk tujuan Berjaga-jaga
c. Permintaan uang untuk tujuan Spekulasi Dipengaruhi oleh tingkat bunga

2. Penawaran Uang(Supply of money)


Penawaran uang adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah atau bank untuk
dapat dimiliki oleh masyarakat. Penawaran uang dapat mempengaruhi tingkat harga, tingkat bunga dan
tingkat kegiatan ekonomi suatu Negara. Oleh karena itu pertambahan penawaran uang dalam
perekonomian perlu dikendalikan. Tugas tersebut dipegang oleh Bank Sentral.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang.


Faktor yang mempengaruhi penawaran uang
Faktor yang mempengaruhi permintaan uang
atau Jumlah Uang yang Beredar (JUB)
1. Alasan transaksi (transaction motive) 1. Tingkat pendapatan
2. Alasan berjaga-jaga (precautionary 2. Tingkat suku bunga
motive)
3. Alasan spekulasi (speculative motive) 3. Selera masyarakat
4. Tingkat harga barang 4. Sistem pembayaran dan kebijakan
moneter
5. Tingkat suku bunga 5. Tingkat harga barang
6. Ekspektasi (perkiraan /ramalan masa yad) 6. Jenis kekayaan yang dimiliki masyarakat

d. Teori Kuantitas Uang


Teori kuantitas uang merupakan teori yang mengemukakan adanya hubungan langsung antara perubahan
jumlah uang yang beredar dengan perubahan harga barang. Hubungan tersebut dapat dikemukakan bahwa
harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang yang beredar. Teori kuantitas tersebut dikemukakan
oleh Irving fisher (persamaan pertukaran), dengan rumus sebagai berikut:

MV=PT Dan M1 V1 + M2 V2 = P T

Dimana
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)
M1 = Jumlah uang kartal yang beredar
M2 – Jumlah uang Giral yang beredar
V = velocity of circulation (kecepatan peredaran uang)
P = price (tingkat harga rata-rata barang)
T= trade (jumlah barang yang diperdagangkan)

e. Bank
1. Pengertian Bank
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Fungsi Bank
Berdasarkan pasal 3 UU No. 7 tahun 1992 Jo UU No. 10 tahun 1998, fungsi utama perbankan di Indonesia
dalam melakukan kegiatannya adalah :
a. Menghimpun dana (Funding) dalam bentuk : Simpanan Giro (Demand Deposit), Simpanan Tabungan
(Saving Deposit), dan Simpanan deposito (Time Deposit),
b. Menyalurkan dana (Lending) atau menjual dana yang dihimpun dari masyarakat, dalam bentuk :
Kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit
profesi
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya

f. Produk Perbankan
Sesuai dengan pengertian bank, maka produk perbankan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kredit Pasif (Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan) yang berupa hal berikut ini :
Giro,Deposito berjangka, Sertifikat deposito, Tabungan dan Surat berharga
b. Kredit aktif (Menyalurkan kepada masyarakat atau melayani pemberian kredit kepada masyarakat, baik
kredit jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang), diantaranya : Kredit Rekening Koran (R/K),
Kredit Reimburs (Letter of Credit), Kredit aksep, Kredit documenter,dan Kredit dengan jaminan surat-
surat berharga,
c. Memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, baik lalu lintas pembayaran dalam negeri dan
pembayaran intenasional
14

g. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter atau politik moneter adalah kebijakan yang meliputi langkah-langkah pemerintah yang
dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (merubah) penawaran uang (jumlah
uang yang beredar) dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga, dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat.
Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Kebijakan Moneter Ekspansif (Easy Money Policy / politik uang longgar) adalah kebijakan untuk
meningkatkan permintaan agregat sehingga dapat menaikkan pendapatan nasional atau produksi
nasional dan berakibat terjadi kenaikan harga-harga (inflasi). Permintaan Agregat (Aggregate Demand
: AD) adalah permintaan keseluruhan atau jumlah barang dan jasa yang akan dibeli oleh konsumen,
perusahaan, dan pemerintah dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga, jumlah pendapatan
tertentu dan variable-variabel tertentu lainnya.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif (Tight Money Policy / Politik uang ketat) adalah kebijakan untuk
meningkatkan penawaran agregat sehingga dapat menambah produksi barang/jasa nasional dan
berakibat terjadi penurunan harga-harga (deflasi). Penawaran Agregat (Aggregate Supply : AS) adalah
pendapatan nasional riil (nilai barang dan jasa atau output) yang akan diproduksikan/diciptakan/dijual
oleh perusahaan pada berbagai tingkat harga, pada kapasitas produksi tertentu dan dengan biaya-
biaya tertentu. Penawaran agregat merupakan Pendapatan Nasional (Y)

10.Ketenagakerjaan, Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi


Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu
usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja / mempunyai pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja.
Tingkat pengangguran dihitung dengan rumus :

Jumlah Pengangguran
Tingkat Pengangguran = x 100%
Jumlah Angkatan Kerja

Pengangguran yang terjadi pada suatu negara, disebabkan oleh beberapa jenis,diantaranya :
1. Pengangguran Ketidakcakapan adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang mempunyai cacat fisik
atau jasmani, sehingga dalam dunia perusahaan mereka sulit untuk diterima menjadi pekerja/karyawan.
2. Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang biasa terjadi pada sektor pertanian, misalnya pada
musim paceklik. Pada musim ini banyak pekerja atau petani yang menganggur, karena musimnya yang tidak
menguntungkan bagi petani.
2. Pengangguran Friksional (peralihan) adalah pengangguran yang terjadi karena penawaran tenaga kerja lebih
banyak dari pada permintaan tenaga kerja atau tenaga kerja yang sudah bekerja tetapi menginginkan pindah
pekerjaan lain, sehingga belum mendapatkan tempat pekerjaan yang baru. Kelebihan tersebut menimbulkan
adanya pengangguran.
3. Pengangguran karena upah terlalu tinggi artinya pengangguran yang terjadi karena para pekerja atau pencari
kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi, sehingga para pengusaha tidak mampu untuk
memenuhi keinginan tersebut, sehingga menimbulkan adanya pengangguran.
4. Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat kelebihan faktor produksi,
khususnya faktor produksi tenaga kerja. Bila suatu perusahaan atau pengusaha terjadi kelebihan semacam
ini, maka akan terdapat pengangguran faktor produksi tersebut, sehingga menimbulkan adanya
pengangguran.
5. Pengangguran Voluntary adalah pengangguran karena seseorang secara sukarela tidak mau bekerja.
6. Pengangguran Tehnologi adalah pengangguran karena adanya pergantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin
7. Pengangguran Siklis atau Konjungtur adalah pengangguran yang disebabkan oleh kondisi perekonomian yang
sedang mengalami resesi atau kelesuan dalam perekonomian suatu negara, sehingga banyak perusahan
mengalami kebangkrutan.

Cara mengatasi pengangguran


Berdasarkan sebab-sebab terjadinya pengangguran, maka cara mengatasinya dapat diuraikan sebagai berikut :
No. Jenis Pengangguran Cara Mengatasi Pengangguran
1. Ketidakcakapan Memberikan ketrampilan yang sesuai dengan konidi fisiknya
2. Musiman Pemberian informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja
pada bidang lain dan melatih seseorang pada masa menunggu
musim tertentu
3. Friksional Mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan dan
15
penawaran tenaga kerja, sehingga mempermudah dalam
pengambilan keputusan
4. Upah terlalu tinggi Memberikan pemahaman tentang kondisi ekonomi suatu usaha
atau perusahaan, sehingga tidak terlalu menimbulkan tuntutan
5. Struktural Memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak
membutuhkan ke tempat yang membutuhkan, meningkatkan
mobilitas tenaga kerja, dan mendirikan industri padat karya
6. Tehnologi Meningkatkan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja agar
memiliki pengetahuan sesuai yang diinginkan, serta
meningkatkan pengatahuan tentang perkembangan tehnologi
7. Siklis / Konjungtur Peningkatan daya beli masyarakat, mengadakan proyek umum
seperti membangun jalan, jembatan, irigasi dan kegiatan lainnya

Dampak Pengangguran:
1. Segi Ekonomi:
a. Produk Domestik Bruto mengalami penurunan
b. Pendapatan Nasional turun
c. Menghambat investasi
d. Daya beli masyarakat turun
e. Menimbulkan kelesuan usaha
f. Meningkatnya kemiskinan
2. Segi Sosial:
a. Perasaan rendah diri (hilang atau turunnya kepercayaan diri)
b. Gangguan keamanan
c. Biaya sosial tinggi
d. Keretakan rumah tangga

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi


Secara spesifik perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi adalah :
PERTUMBUHAN EKONOMI PEMBANGUNAN EKONOMI
1. Kenaikan jumlah hasil produksi barang dan 1. Kenaikan kualitas hasil produksi barang dan
jasa jasa
2. Kenaikan jumlah GNP dari tahun ke tahun 2. Kenaikan jumlah GNP dari tahun ke tahun
dan tidak memperhatikan apakah lebih besar dari pada persentase kenaikan
persentase kenaikannya lebih besar atau jumlah penduduk
lebih kecil dari pada persentase kenaikan
jumlah penduduk
3. Kenaikan GNP tidak disertai perubahan 3. Kenaikan GNP disertai perubahan struktur
struktur ekonomi dan perkembangan iptek ekonomi dan perkembangan iptek
4. Kenaikan GNP tidak disertai peningkatan 4. Kenaikan GNP disertai peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pemerataan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan
distribusi pendapatan distribusi pendapatan
5. Peningkatan Pendapatan Nasional dan 5. Peningkatan kemakmuran
Pendapatan Perkapita

Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan rumus :

ΔGNP atau Δ GDP


Pertumbuhan Ekonomi tahun t = ×100 %
GNP to atau GDP to

11. APBN, APBD, Pajak Penghasilan dan PBB-P2


APBN
1. Pengertian APBN
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 23 ayat (1), (2) dan (3), setiap tahun Presiden mengajukan RAPBN untuk
dibahas bersama DPR. Menurut UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan bahwa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara) juga dapat diartikan sebagai suatu daftar yang memuat secara rinci tentang sumber-sumber
penerimaan negara dan alokasi pengeluarannya dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun.
3. Fungsi dan tujuan APBN
Berdasarkan pasal 3 ayat 4 UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, dijelaskan bahwa
APBN/APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
16
a. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan
dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
b. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
Atau dengan kata lain Fungsi alokasi, yaitu APBN dapat menunjukkan sasaran dan prioritas pembangunan
dan untuk mengalokasikan faltor-faktor produksi yang tersedia di dalam masyarakat, sehingga kebutuhan
masyarakat akan Public Goods atau Kebutuhan umum akan terpenuhi
e. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan. Atau dengan kata lain Fungsi distribusi, yaitu APBN dapat menunjukkan pembagian dana
pada berbagai sektor
f. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. Atau dengan kata lain Fungsi stabilisasi, yaitu
APBN diharapkan dapat menjaga kestabilan arus uang dan arus barang dan untuk terpeliharanya tingkat
kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
cukup memadai.
Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan
dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan negara. Sedangkan tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran negara dalam melaksanakan kegiatan kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan
kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bagi masyarakat.
Dan sekaligus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengendali inflasi
Sedangkan tabungan Negara atau pemerintah dapat dihitung sebagai berikut :

Tabungan Pemerintah = Penerimaan Dalam Negeri – Pengeluaran Rutin

Semakin tinggi tabungan pemerintah atau Negara maka akan dapat meningkatkan investasi atau penanaman
modal untuk usaha sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar atau dengan kata lain APBN
menunjukkan surplus. Dan Keseimbangan primer adalah total penerimaan atau pendapatan Negara dikurangi belanja
dalam APBN tanpa menghitung pembayaran bunga utang. Jika berada dalam kondisi defisit, penerimaan negara
tidak bisa menutup pengeluaran sehingga membayar bunga utang sudah menggunakan pokok utang baru.

APBD
1. Pengertian APBD
Menurut UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) juga dapat
diartikan sebagai suatu rencana kerja pemerintah daerah, yang mencakup seluruh penerimaan dan
pengeluaran daerah selama satu tahun yang dinyatakan dalam satuan uang dan yang disetujui oleh DPRD.
2. Fungsi dan Tujuan APBD
Fungsi dan tujuan APBD sama dengan fungsi dan tujuan APBN, hanya perbedaannya ruang lingkup APBD
terbatas pada wilayah daerah dan pelaksanaannya diserahkan kepada kepala daerah sesuai dengan semangat
otonomi daerah.

PAJAK PENGHASILAN
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan (subyek pajak) atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. Sedangkan penghasilan adalah setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun
Menurut Lembaga Pemungutnya atau Cara Pemungutannya, pajak dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Pen-jualan
atas Barang Mewah, (PPn.BM) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
a. Pajak Provinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik nama Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok
17
b. Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air tanah, Pajak
Sarang Burung Walet, PBB Pedesaan dan Perkotaan, dan Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan atau
Bangunan (BPHTB)
Besarnya Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan PKP (Penghasilan Kena Pajak) dan PKP = Penghasilan
persih pertahun – Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Berdasarkan Pasal 7 UU Nomor 36 tahun 2008, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, dan berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), tertanggal
22 Juni 2016, yaitu:
1) Untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar Rp 54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) pertahun atau Rp
4.500.000,00 perbulan
2) Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin sebesar Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) pertahun
atau Rp 375.000,00 perbulan
3) Tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebesar Rp
54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) pertahun atau Rp 4.500.000,00 perbulan, dan
4) Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga sebesar
Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) pertahun atau Rp 375.000,00 perbulan
Ketentuan atau Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016
Tarif Pajak Penghasilan
1) Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam negeri adalah :
Tarif Pajak
No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Ber NPWP Tidak ber NPWP
1. Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5% 6%
2. Di atas Rp 50.000.000,00 sampai dengan 15 % 18 %
Rp 250.000.000,00
3. Di atas Rp 250.000.000,00 sampai dengan 25 % 30 %
Rp 500.000.000,00
4. Di atas Rp 500.000.000,00 30 % 36 %
Keterangan :
Bagi wajib pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dikenakan tarif 20% lebih
tinggi dari tarif PPh Pasal 17
Contoh 1 :
Penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi, Jumlah Penghasilan Kena Pajak
Rp 600.000.000,00. Maka Pajak Penghasilan yang terutang:
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 200.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
25% x Rp 250.000.000,00 = Rp 62.500.000,00
30% x Rp 100.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 (+)
Jumlah Pajak terutang = Rp125.000.000,00

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN


Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki,
dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Mulai tanggal 1 Januari 2014 PBB Perdesaan dan
Perkotaan merupakan Pajak Daerah Kabupaten/ Kota. Sedangkan untuk PBB Perkebunan, Perhutanan,
Pertambangan masih tetap merupakan Pajak Pusat.
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Berdasarkan pasal 80 UU nomor 28 tahun 2009 Tarif PBB-P2 yang dikenakan pada obyek pajak adalah paling
tinggi 0,3% dari nilai jual obyek kena pajak dan Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling
rendah sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak. Dan Nilai Jual Objek Pajak
Tidak Kena Pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Jadi Besarnya PBB-P2 dapat dihitung dengan rumus :

PBB = Tarif x (NJOP – NJOPTKP)


Contoh :
Tuan Fatah memiliki Objek pajak yang berkaitan dengan tanah dan bangunan : Tanah seluas 400 m 2 dengan Nilai
Jualnya Rp 500.000,00 per m 2, Rumah seluas 300 m2 dengan Nilai jualnya Rp 600.000,00 per m 2. Hitunglah
besarnya PBB yang terutang jika diketahui besarnya NJOPTKP Rp 10.000.000,00 dan tarif yang dikenakan sebesar
0,1%.
Jawab :
18
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
Tanah : 400 x Rp 500.000,00 = Rp 200.000.000,00
Bangunan : 300 x Rp 600.000,00 = Rp 180.000.000,00 +
= Rp 380.000.000,00
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp 10.000.000,00 –
NJOP untuk Penghitungan PBB = Rp 370.000.000,00
===============
PBB-P2 Terutang = 0,1% x Rp 370.000.000,00 = Rp 370.000,00

12. Pasar Modal


Beberapa lembaga penunjang pasar modal :
a. Bursa Efek (Stock Exchange) adalah lembaga/perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan
fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek antar berbagai perusahaan
atau perorangan yang terlibat dengan tujuan memperdagangkan efek perusahaan yang telah dercatat di
Bursa Efek
b. Penjamin Emisi Efek (underwriter) adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan
Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang
tidak terjual.
c. Sector bisnis (emiten), adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran umum (public offering atau go
public) atau Pihak perusahaan yang menawarkan surat berharga (efek) kepada masyarakat investor melalui
penawaran umum.
d. Pialang (broker) adalah individu atau perusahaan yang bertindak sebagai perantara jual dan beli.
e. Perusahaan Publik (Public Company atau Go Public) adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki
sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
f. Reksa Dana (Mutual Funds) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

INSTRUMEN ATAU PRODUK PASAR MODAL


Di dalam pasar modal terdapat surat berharga atau efek yang dapat diperjualbelikan. Instrument dalam pasar
modal yang merupakan instrumen keuangan jangka panjang, diantaranya :
1. Saham (Stocks),
Saham adalah tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas (PT) atau Merupakan surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan atau penyertaan modal investor di dalam suatu perusahaan. Saham yang
diperjualbelikan di Bursa Efek terdiri dari :
a. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa
mempunyai hak untuk memperoleh dividen (bagian laba PT) sepanjang perseroan memperoleh
keuntungan.
b. Saham preferen (preffered stock), yaitu saham yang memiliki hak istimewa untuk mendapatkan lebih dulu
atas dividen dan atau bagian kekayaan pada saat pembubaran perseroan dari saham biasa. Di samping itu,
mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan Direksi/Komisaris.
Karakteristik saham diantaranya :
a. Memperoleh dividen (Pembagian laba yang diterima pemegang saham)
b. Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
c. Dimungkinkan memiliki hak memesan efek terlebih dahulu
d. Terdapat potensial capital gain atau capital loss
Penjualan saham pertama kali kepada publik disebut dengan istilah Pasar Perdana (Primary Market). Batasan
dalam perdagangan saham adalah batasan minimal yang dikenal dengan istilah satuan perdagangan atau lot.
Satu lot setara dengan 100 lembar saham, dan maksimum volume order di pasar reguler dan pasar tunai adalah
50.000 lot.
Keuntungan membeli/memiliki saham:
a. Dividen, yaitu bagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang
dihasilkan perusahaan.
b. Capital Gain, adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang lebih tinggi.
Misalnya seorang investor membeli saham Bank BNI dengan harga Rp 900,00. Beberapa waktu kemudian
investor menjual saham tersebut dengan harga Rp 1.200,00 per lembar. Berarti ia mendapat capital gain
sebesar Rp 300,00 per lembar saham yang dijual.
Risiko atau Kerugian membeli/memiliki saham:
a. Capital Loss adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang lebih rendah
b. Tidak ada pembagian dividen
c. Risiko Likuidasi atau pembubaran perusahaan atau perusahaan bangkrut
19
d. Delisting dari Bursa Efek atau dikeluarkan dari Bursa Efek. Delisting adalah emiten yang efeknya telah
dicatatkan di Bursa dan sekarang dikeluarkan dari pencatatan akibat dari gagalnya persyaratan Bursa
2. Obligasi (Bonds)
Obligasi adalah surat berharga atau bukti utang yang mengandung janji pembayaran bunga dan janji lainnya
serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada saat jatuh tempo sekurang-kurangnya satu tahun sejak
tanggal emisi (penerbitan obligasi). Dengan demikian pada hakikatnya obligasi adalah surat tagihan atas beban
atau tanggungan pihak yang menerbitkan / mengeluarkan obligasi tersebut.
Karakteristik obligasi diantaranya :
a. Merupakan surat tanda berutang yang dietribitkan oleh perusahaan atau pemerintah
b. Periode atau berjangka waktu menengah dan panjang
c. Membayarkan bunga secara periodik (Interest Bearing Bond) biasanya setengah tahun sekali atau tidak
membayarkan bunga sama sekali (zero coupon bond)
Terdapat tiga jenis tingkat penjualan obligasi:
1. Obligasi dijual lebih tinggi dari nilai pokok obligasi (premium) dan selisihnya merupakan Agio Obligasi
2. Obligasi dijual sama dengan nilai pokok obligasi (at par)
3. Obligasi dijual lebih rendah dari nilai pokok obligasi (discount) dan selisihnya merupakan Disagio Obligasi

Keuntungan memiliki/membeli obligasi:


a. Memberikan pendapat tetap berupa kupon (bunga).
b. Capital gain, yaitu keuntungan penjualan obligasi dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan harga
belinya.
c. Dapat dikonversi menjadi saham (untuk obligasi konversi)
d. Memiliki hak klaim pertama pada saat emiten dilikuidasi
e. Adanya kepastian imbal balik
Risiko atau Kerugian memiliki/membeli obligasi:
a. Risiko gagal bayar (default risk) atau perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi maupun risiko
perusahaan tidak mampu mengembalikan pokok obligasi
b. Capital Loss yaitu kerugian penjualan obligasi dengan harga lebih rendah dibandingkan dengan harga
belinya
c. Risiko tingkat suku bunga (interst rate risk)
d. Risiko likuiditas (adanya ketidaklancaran dalam pembayaran atau pengembalian)

FUNGSI DAN MANFAAT PASAR MODAL


1. Fungsi Pasar Modal
Fungsi pasar modal atau bursa efek yaitu :
a. Sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan
b. Sebagai sarana berinvestasi bagi para pemodal
c. sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal;
d. sebagai sarana pemerataan pendapatan;
e. memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas meningkat;
f. menampung tenaga kerja; dan
g. memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah.

2. Manfaat Pasar Modal


a. Manfaat Pasar Modal Bagi Pemerintah
1) Mendorong investasi.
2) Mendorong pemerataan pendapatan melalui pemilikan saham-saham.
3) Mendorong pembangunan.
4) Mendorong terciptanya lapangan pekerjaan.
5) Mengurangi beban anggaran BUMN.
b. Manfaat Pasar Modal Bagi Emiten
1) Dapat menghimpun dana yang besar.
2) Dana dapat diterima pada saat primary market selesai.
3) Ketergantungan terhadap bank dapat diminimumkan.
4) Pihak manajemen perusahaan dapat lebih leluasa dalam mengelola dana.
5) Peningkatan profesionalisme manajemen.
6) Peningkatan citra perusahaan.
c. Manfaat Pasar Modal Bagi Investor / Pemodal
1) Dapat mengoptimalkan perolehan dari dana yang dimiliki investor, seperti memperoleh deviden bagi
pemegang saham dan bunga bagi pemegang obligasi.
2) Pencapaian capital gain akibat peningkatan harga saham.
3) Pemilik saham memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pemilik obligasi
memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).
20
4) Tidak memerlukan penyelidikan sendiri yang amat mendalam sebab perusahaan-perusahaan yang
sudah go public disyaratkan memperoleh pendapat akuntan yang berbunyi “wajar tanpa syarat /
unqualified opinion” atas laporan keuangannya.
5) Investasi dapat langsung dilakukan atas beberapa instrumen dan mudah melakukan penggantian atas
instrumen tersebut.
d. Manfaat Pasar Modal Bagi Lembaga Penunjang Pasar Modal
Perputaran efek yang semakin tinggi, mengakibatkan jenis lembaga penunjang lebih bervariasi dan masing-
masing berupaya meningkatkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan

HUBUNGAN IHSG DAN TINGKAT BUNGA (MONETER)


Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) merupakan cerminan dari kegiatan pasar modal secara umum.
Peningkatan IHSG menunjukkan kondisi pasar modal membaik, sebaliknya jika menurun menunjukkan kondisi
pasar modal sedang memburuk. Untuk itu, seorang investor harus memahami pola perilaku harga saham di
pasar modal. Inflasi adalah kecenderungan barang-barang naik secara umum dan dalam jangka waktu yang
tertentu. Hubungan antara positif antara inflasi dan harga saham adalah semakin tinggi inflasi maka semakin
tinggi barang dan jasa yang pada akhirnya meningkatkan profit perusahaan dan harga sahamnya. Jika suku
bunga ini lebih tinggi daripada return yang diarapkan maka investor akan memilih deposito sebagai pilihan
investasinya dan perubahan tingkat bunga (interest rate) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks
harga saham. Pengaruh yang tepat antara inflasi, dan suku bunga terhadap IHSG dari perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia adalah Semakin tinggi tingkat bunga akan dapat menurunkan inflasi sehingga IHSG di
Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan dan investor akan menambah investasinya.

13. Perdagangan Internasional, Kurs Valuta asing, neraca Pembayaran


a. Pengertian, Faktor- faktor yang menyebabkan dan Manfaat Perdagangan Internasional.
Perdagangan Internasional (International Trade) adalah kegiatan transaksi dagang antara negara yang satu
dengan negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa, dan dilakukan melewati batas daerah
suatu negara. Misalnya Indonesia mengadakan hubungan dagang dengan Perancis, Jepang, China, Amerika
Serkat, Singapura, Malaysia dan lain-lain.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional antara lain
1. Adanya perbedaan sumber alam
2. Adanya perbedaan faktor produksi.
3. Keanekaragaman kondisi geografis
4. Adanya penghematan biaya produksi
5. Adanya perbedaan selera
6. Tidak semua negara mempunyai kondisi ekonomis yang sama.
7. Tidak semua negara dapat memproduksi sendiri suatu barang.
8. Adanya motif keuntungan dalam perdagangan.
9. Adanya persaingan antar pengusaha dan antar bangsa dalam hal perdagangan.

Sedangkan manfaat dari perdagangan internasional diantaranya :


1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi/dipenuhi sendiri
2. Memperluas pasar bagi produk dalam negeri
3. Mengimpor tehnologi modern / adanya alih tehnologi
4. Memperoleh manfaat dari adanya spesialisasi

b. Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan (Balance of Trade) adalah selisih antara nilai ekspor dan nilai impor barang. Neraca
perdagangan Indonesia umumnya mengalami surplus, yang berarti nilai ekspor lebih besar dari nilai impor.
Dalam neraca perdagangan akan dapat mempengaruhi kurs valuta asing, yaitu :
1. Neraca Perdagangan aktif/surplus, menunjukkan nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impor,
sehingga kurs valuta asing mengalami penurunan atau mata uang dalam negeri mengalami apresiasi
2. Neraca Perdagangan pasif/defisit, menunjukkan nilai ekspor lebih kecil dari pada nilai impor, sehingga
kurs valuta asing mengalami kenaikan atau mata uang dalam negeri mengalami depresiasi

c. Neraca Pembayaran (Balance of Payment)


Neraca Pembayaran adalah catatan (dokumen) sistematis yang mengikhtisarkan seluruh transaksi ekonomi
antara penduduk (resident) suatu negara, dengan penduduk negana lain selama masa tertentu (1 tahun).
Dan untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri atau neraca pembayaran internasional, perlu
dibedakan antara transaksi debit dengan transaksi kredit.
a. Transaksi Debit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang
mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.
b. Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya hak bagi penduduk negara yang
mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.
21
d. Pos-pos di debit dan di kredit dalam neraca pembayaran
Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat pada sisi debit dan dicatat pada
sisi kredit. Pos-pos yang di debit dan pos-pos yang di kredit dalam neraca pembayaran
Transaksi Debit Transaksi Kredit
1. Neraca barang/neraca perdagangan 1. Neraca barang/neraca perdagangan
- Impor barang dari Negara lain - Ekspor barang ke Negara lain
2. Neraca jasa 2. Neraca jasa
- Pembayaran jasa ke penduduk LN - Penerimaan jasa dari penduduk LN
- Pembayaran biaya pariwisata ke LN - Penerimaan pariwisata dari LN
3. Neraca Hasil Modal 3. Neraca Hasil Modal
- Pembayaran bunga dan deviden - Penerimaan bunga dan deviden
4. Neraca Modal 4. Neraca Modal
- Kredit yang diberikan ke LN dan - Kredit yang diproleh dari LN dan
Pembayaran cicilan utang Penerimaan cicilan utang
5. Neraca Utang Piutang jangka panjang 5. Neraca Utang Piutang jangka panjang
- Pembelian obligasi dari LN - Penjualan obligasi ke LN
Neraca transaksi berjalan (Current Account) terdiri dari : Neraca Perdagangan (barang), Neraca Jasa,
Neraca Pendapatan (hasil modal), dan neraca Transfer berjalan (Transaksi unilateral / transaksi sepihak
yang tidak menimbulkan kewajiban membayar, msail Gift/hadiah, aid/bantuan dsb)

e. Kurs Valuta asing


Kurs Valuta Asing adalah jumlah satuan mata uang yang harus diserahkan untuk mendapatkan satu satuan
mata uang asing atau nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.
Terdapat dua macam kurs valuta asing, yaitu :
1. Kurs Jual, artinya menukar uang dalam negeri dengan uang asing, dengan cara dibagi.
2. Kurs Beli, artinya menukar uang asing dengan uang dalam negeri, dengan cara dikalikan
3. Kurs Menteri Keuangan adalah kurs yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan yang dipakai
sebagai dasar pelunasan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, Pajak Ekspor dan Pajak Penghasilan.
4. Kurs yang digunakan adalah Kurs Jual karena yang ditanyakan adalah nilai impor, bukan nilai Faktur Pajak
dengan asumsi Tuan Lee membeli US$ dari bank.

14. Devisa dan Perdagangan Bebas


DEVISA
Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri dari adanya transaksi internasional diperlukan suatu alat
pembayaran internasional atau alat pembayaran luar negeri, yang disebut dengan Devisa.
Fungsi Devisa, diantaranya :
a. Alat Tukar Internasional
b. Alat pembayaran utang luar negeri
c. Alat stabilisasi mata uang suatu Negara
d. Alat ukur kemampuan Negara dalam melakukan transaksi internasional
Devisa dapat diperoleh dengan dua sumber, yaitu :
1. Devisa umun adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau dari penjualan jasa, dan transfer.
Tingkat kurs devisa umum ditentukan oleh penawaran dan permintaan valuta asing di pasar valuta asing.
Contoh : Penerimaan hasil minyak dan gas bumi, ekspor barang hasil pertanian, ekspor barang hasil industri,
jasa pengangkutan ke luar negeri, penerimaan bunga obligasi asing, pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI)
ke luar negeri dan sebagainya,
2. Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri. Tingkat kurs devisa kredit
ditentukan oleh Pemerintah, yang bertindak sebagai debitur, bukan oleh permintaan dan penawaran valuta
asing di pasar valuta asing. Contoh : Bantuan atau pinjaman luar negeri, baik jangka pendek maupun jangka
panjang.

Sedangkan tujuan Penggunaan devisa diantaranya :


a. Membayar impor barang-barang dan jasa
b. Pembiayaan kedutaan-kedutaan, konsulat, atase (perwakilan di luar negeri)
c. Pembiayaan perjalanan dinas dan kunjungan pejabat ke luar negeri
d. Pengiriman kontingen kesenian/kebudayaan dan olah raga ke luar negeri
e. Membayar pokok hutang, cicilan hutang, dan bunga atas pinjaman luar negeri
f. Membantu negara lain yang kekurangan dana dan negara yang dilanda bencana alam

PERDAGANGAN BEBAS
22
Perdagangan bebas (Free Trade) adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan bebas
antarnegara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan alas an bahwa
perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang di mana
suatu negara memiliki keunggulan komparatif.
ACFTA adalah suatu kawasan perdagangan bebas di antara anggota-anggota ASEAN dan Cina. Kerangka
kerjasama kesepakatan ini ditandatangani di Phnom Penh, Cambodia, 4 November 2002, dan ditujukan bagi
pembentukan kawasan perdagangan bebas pada tahun 2010, tepatnya 1 Januari 2010. Setelah
pembentukannya ini ia menjadi kawasan perdagangan bebas terbesar sedunia dalam ukuran jumlah penduduk
dan ketiga terbesar dalam ukuran volume perdagangan, setelah Kawasan Perekonomian Eropa dan NAFTA.
Perjanjian ACFTA ini telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dengan KEPPRES No.48 tahun 2004 dan
mulai diberlakukan pada tanggal 1 januari 2010. Namun yang jadi kendala utama pelaksanaan berlakunya
perjanjian ACFTA di Indonesia, bahwa ternyata banyak pihak yang meminta agar waktu berlakunya perjanjian ini
agar direnegoisasi kembali oleh pemerintah, yang menurut prediksi para pelaku bisnis dan pemerhati ekonomi
Indonesia akan dapat merontokkan ketahanan ekonomi nasional dari serbuan produk China yang masuk ke
Indonesia. Adapun yang perlu diperhatikan selanjutnya oleh pemerintah Indonesia dalam merenegosi-asikan
kembali ACFTA dalam lingkup pos-pos tertentu yang dianggap belum siap menghadapi pelaksanaan ACFTA di
Indonesia, maka pemerintah dalam pengertian paham monisme yang dianut pada UU No. 24 tahun 2004,
khususnya Pasal 4 ayat (2) dapat mengarahkan kepada kesamaan kedudukan dan saling menguntungkan
antarnegara peserta. Namun kendalanya adalah UU ini hanya berlaku di Indonesia, maka tugas pemerintah yang
paling berat adalah meyakinkan negara sesama anggota ASEAN agar mendukung rencana yang diusung
pemerintah Indonesia mengenai ketidak siapan beberapa post yang belum siap sepenuhnya menghadapi akibat
dari pelaksanaan perdagangan bebas ACFTA di Indonesia.
Tujuan atau manfaat Kebijakan Perdagangan Internasional, baik negara yang menganut kebijakan
perdagangan proteksionis maupun yang menganut kebijakan perdagangan bebas, pada umumnya melakukan
kebijakan perdagangan internasional dengan tujuan:
1. Mengendalikan Ekspor dan Impor
2. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
3. Menyehatkan Neraca Pembayaran

Sedangkan manfaat kerjasama ekonomi internasional, diantaranya :


1. Dapat Mencukupi Kebutuhan dalam Negeri
2. Dapat Meningkatkan Produktivitas dalam Negeri
3. Dapat Memperluas Lapangan Kerja
4. Dapat Meningkatkan Pendapatan Negara melalui Ekspor
5. Dapat Memperkuat Rasa Persahabatan

1. MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) atau AEC (Asean Economic Community)


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC)) adalah sebuah integrasi
ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN. Untuk menghadapi persaingan
yang teramat ketat selama MEA ini, negara-negara ASEAN haruslah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM)
yang trampil, cerdas, dan kompetitif. MEA atau AEC adalah bentuk kerjasama antar anggota negara-negara ASEAN
yang terdiri dari Brunei, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Melalui MEA yang efektif diawali pada tanggal 1 Januari 2016 terjadi pemberlakuan perdagangan bebas di kawasan
ASEAN. Sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. MEA
dirancang untuk mewujudkan kawasan ASEAN 2020.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam
Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan
memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. dalam mendirikan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke
luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap
sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal
membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat
pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi
pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai
langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Bentuk Kerjasamanya adalah :
1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;
2. Pengakuan kualifikasi profesional;
3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;
4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;
5. Meningkatkan infrastruktur
6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;
7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;
8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
23
1. Pasar dan basis produksi tunggal ,
2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,
3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Sedangkan tujuan utama MEA 2015 yang ingin menghilangkan secara signifikan hambatan-hambatan kegiatan
ekonomi lintas kawasan tersebut, diimplementasikan melalui 4 pilar utama, yaitu
 ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional (single market and production base) dengan
elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas
 ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi (competitive economic region), dengan elemen
peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur,
perpajakan, dan e-commerce;
 ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata (equitable economic development)
dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara
CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam); dan
 ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global (integration into the global
economy) dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan
meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.

15. Unsur manajemen, fungsi manajemen dan Analisis SWOT dalam Manajemen sekolah
a. Unsur-unsur Manajemen
Unsur manajemen (tools of manajemen) tersebut terdapat 6 unsur, yaitu
1. Man (Tenaga Kerja Manusia)
2. Money (Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan)
3. Mathodes (Cara kerja atau sistem kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan)
4. Materials (Bahan-bahan yang diperlukan)
5. Machines (Mesin-mesin yang diperlukan untuk mencapai tujuan)
6. Market (Pasar atau pemasaran sebagai tempat untuk memperjualbelikan hasil produksi)

b. Tingkatan Manajemen
Menurut tingkatannya manajemen dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan yang dapat digambarkan sebagai berikut

1. Top Management (Manajemen Puncak)

2. Middle Management (Manajemen Menengah)

3. First Line Management atau Lower Management (Manajemen Bawah)

1) Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan
dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah Direktur,
Wakil Direktur, Presiden Direktur, General Manager, CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan
CFO (Chief Financial Officer).
2) Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini
pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer
menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3) Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan
manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat
dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor,
manajer departemen, atau mandor (foreman).

c. Fungsi Manajemen menurut GR Terry


1. Planning (Perencanaan) adalah kegiatan yang berhubungan dengan waktu untuk mencapai tujuan
Manfaat perencanaan di antaranya:
1. membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap unit akan terorganisasi menuju arah
yang sama;
2. akan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi;
3. memudahkan pelaksanaan pengawasan;

2. Organizing (Pengorganisasian) adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengatur manusia atau
karyawan atau pegawai.
Pengorganisasian bermanfaat untuk:
1. memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan perusahaan;
2. menciptakan spesialisasi dalam melaksanakan tugas;
3. anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan dalam rangka mencapai tujuan.
3. Actuating (Penggerakan) adalah kegiatan yang berhubungan dengan memotivasi atau memberi
24
semangat kepada karyawan atau pegawai
Manfaat Actuating (Penggerakkan): menggerakkan bawahan untuk bekerja mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Controlling (Pengawasan) adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengendalikan atau mengawasi
setiap pekerjaan serta melakukan tindakan koreksi.
Manfaat Controlling (Pengawasan):
1. mencegah supaya tidak terjadi kesalahan.
2. perencanaan akan sesuai dengan rencana,
3. mencegah adanya kesalahan,
4. menciptakan kondisi agar karyawan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan,
5. mengadakan koreksi terhadap kegagalan yang timbul, dan
6. memberi jalan keluar atas suatu kesalahan.

d. Analisis SWOT
Analisis SWOT dalam manajemen sekolah yang termasuk Strenght (kekuatan) :
1) Lulusan yang dihasilkan berkualitas.
2) Lokasi sekolah yang strategis.
3) Tenaga pendidik yang professional.
4) Sarana dan prasarana memadai
5) Ketertiban dan kedisiplinan tinggi
6) citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai
pihak yang berkepentingan

Analisis SWOT dalam manajemen sekolah yang termasuk Weakness (Kelemahan) :


a.    Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
b.    Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
c.    Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap peluang, sehingga mereka
hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
d.   Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga pendidikan
yang lain dan sebagainya.

Analisis SWOT dalam manajemen sekolah yang termasuk Opportunities :


a.    Kecenderungan peningkatan prestasi yang terjadi dikalangan peserta didik.
b.    Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c.    Perubahan dalam keadaan persaingan.
d.   Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.

Analisis SWOT dalam manajemen sekolah yang termasuk Treaths :


a. faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan
b. minat peserta didik baru yang menurun,
c. motivasi belajar peserta didik yang rendah,
d. kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan

16. Badan Usaha dan Koperasi


A. BUMN : adalah badan usaha yang modalnya milik negara, yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. BUMN bergerak disektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak. Contoh : Perum dan
Persero.
B. BUMD adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh: Bank Jateng,
Bank Jabar, dan PDAM.
C. BUMS: adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh swasta, dapat berbentuk perseorangan
maupun persekutuan. Contoh: Firma, Persekutuan Komanditer, Perseroan Terbatas, Koperasi dan
sebagainya.
1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN adalah suatu bentuk badan usaha yang hanya didirikan oleh seorang,
modalnya dart seorang dan ia sendiri yang memimpin dan bertanggung jawab atas segala pekerjaan
dengan tujuan untuk mendapat laba.
2. FIRMA adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan dan menjalankan suatu perusahaan
di bawah nama bersama, dan masing-masing sekutu atau anggota memiliki tanggungjawab yang sama
terhadap perusahaan. Tanggung jawab sekutu tidak terbatas sehingga tidak ada pemisahan antara
kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi atau prive. Apabila perusahaan menderita kerugian,
maka seluruh kekayaan pribadinya dapat dijaminkan untuk menutup kerugian firma.
3. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV) adalah Persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan usaha
dimana satu atau beberapa orang sebagai sekutu yang hanya menyerahkan modal dan sekutu lainnya
yang menjalankan perusahaan.
25
4. PERSEROAN TERBATAS (PT) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalarn
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang serta peraturan
pelaksanaannya. Atau suatu persekutuan yang mamperoleh modal dengan mengeluarkan sero atau
saham, dimana tiap orang dapat memiliki satu atau lebih saham, serta bertanggungjawab sebesar modal
yang diserahkan.
D. KOPERASI adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, pasal 5 mengemukakan bahwa:
1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil, sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; dan
e. kemandirian.
2. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut:
a. pendidikan perkoperasian; dan
b. kerja sama antar koperasi.
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, mencantumkan:
Fungsi dan Peranan Koperasi adalah:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional
dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

17. Pembagian SHU Koperasi


Pendapatan koperasi selama satu tahun buku setelah dikurangi biaya-biaya disebut Sisa Hasil Usaha (SHU) Sisa
Hasil Usaha Koperasi dibagi sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang dan anggaran dasar koperasi.
SHU untuk anggota :
a. Jasa Modal atau Jasa Simpanan
Yaitu jumlah bagian Sisa Hasil Usaha yang diterima anggota imbalan modalnya dalam koperasi
Perhitungannya :

Simpanan anggota ybs


Bagian anggota = Total simpanan anggota x Jasa modal

b. Jasa penjualan atau Jasa Anggota


Yaitu bagian SHU yang diterima anggota karena jasanya membeli dari koperasi sehingga koperasi itu
memperoleh laba
Penjualan kepada anggota ybs
Bagian anggota = Total penjualan kepada anggota x Jasa penjualan

c. Jasa pinjaman atau Jasa Anggota


Yaitu bagian SHU yang diterima anggota karena jasanya meminjam pada koperasi sehingga dapat
memberikan pendapatan bunga kepada koperasi dan koperasi itu memperoleh laba
Pinjaman anggota ybs
Bagian anggota = Total pinjaman kepada anggota x Jasa pinjaman

Contoh :
Koperasi Bahagia akhir tahun 2014 memeroleh SHU Rp 20.000.000,00 dialokasikan untuk jasa pinjaman 15%,
jasa penjualan 20%, dan jasa modal 25% sebagai berikut:
Simpanan pokok Rp 10.000.000,00
Simpanan wajib Rp 40.000.000,00
Simpanan sukarela Rp 50.000.000,00
26
Penjualan Rp 80.000.000,00
Piutang anggota Rp 20.000.000,00
Tuan Surya seorang anggota koperasi mempunyai data sebagai berikut: Simpanan
pokok Rp 200.000,00
Simpanan wajib Rp 240.000,00
Jumlah pembelian di koperasi Rp 1.000.000,00
Jumlah pinjaman di koperasi Rp 2.000.000,00
Berdasarkan data di atas, hitunglah SHU yang diperoleh Tuan Surya!

Perhitungan SHU yang diterima Tuan Surya :


440 .000
Jasa Simpanan = x 25% x Rp 20.000.000,00 = Rp 44.000,00
50 .000 . 000
1 .000 . 00
Jasa Penjualan = x 20% x Rp 20.000.000,00 = Rp 50.000,00
80 .000 . 000
2. 000 . 00
Jasa Pinjaman = x 15% x Rp 20.000.000,00 = Rp 300.000,00 +
20 .000 . 000
Jumlah SHU Yang diterima = Rp 394.000,00

18. Akuntansi sebagai system Informasi, Persamaan akuntansi dan Mekanisme debit dan
kredit
DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi sering disebut sebagai ”Bahasa Bisnis” atau ”Bahasa Pengambilan Keputusan” , karena semakin
kita dapat memahami dan menguasai ilmu akuntansi, maka akan semakin baik pulan untuk menangani dunia
usaha, dan dapat menangani berbagai aspek keuangan suatu perusahaan. Akuntansi adalah sebagai suatu
proses pencatatan, penggolongan/pengklasifikasian, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan dari
transaksi keuangan suatu organisasi untuk pengambilan keputusan bagi para pemakai informasi keuangan
tersebut.
Informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan memiliki Kegunaan yaitu :
1. sebagai alat perencanaan, pengendalian kegiatan perusahaan dan dasar pembuatan keputusan bagi pimpinan
2. sebagai laporan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak di luar perusahaan.
Sedangkan Pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi antara lain :
a. Pihak intern atau Pimpinan perusahaan (Manajer)
b. Pihak ekstern perusahaan, terdiri dari :
1. Investor atau calon investor
2. Karyawan
3. Pemberi Pinjaman (Bank)
4. Pemasok atau Kreditur lainnya
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Masyarakat

PERSAMAAN AKUNTANSI
1. Prinsip Keseimbangan antara Aktiva dan Pasiva.
Setiap transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan, dicatat dengan menggunakan sistem berpasangan dan
menggunakan prinsip keseimbangan antara aktiva dengan pasiva, artinya jumlah kekayaan harus sesuai
dengan hak atas kekayaan perusahaan tersebut, sehingga persamaan akuntansinya adalah :

AKTIVA = PASIVA
Pasiva dibagi menjadi dua, yaitu hak dari para kreditur (Kewajiban) dan Hak dari Pemilik perusahaan
(Ekuitas), sehingga harta bisa berasal dari pemilik perusahaan yang disebut modal dan bias juga berasal dari
pinjaman (dari luar perusahaa) yang disebut Kewajiban / Utang. Jadi Persamaan akuntansinya berubah
menjadi :
ASET/AKTIVA = LIABILITAS/KEWAJIBAN + EKUITAS atau HARTA = UTANG + MODAL

2. Pengaruh Transaksi Keuangan terhadap Persamaan Akuntansi.


Pencatatan transaksi ke dalam persamaan akuntansi dapat dilakukan sebagai berikut :
Pencatatan
Transaksi
Akun Harta Akun Utang Akun Modal
a. Adanya Investasi awal pemilik Bertambah - Bertambah
27
b. Pembelian aktiva secara tunai Bertambah/Berkurang - -
c. Pembelian aktiva secara kredit Bertambah Bertambah -
d. Penerimaan pendapatan tunai / kredit Bertambah - Bertambah
e. Pembayaran biaya atau beban Berkurang - Berkurang
f. Pengambilan uang tunai untuk pribadi Berkurang - Berkurang
g. Pembayaran / pelunasan utang Berkurang Berkurang

Sedangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi besarnya modal suatu perusahaan dalam pencatatan persamaan
akuntansi, antara lain :
a. Adanya laba atau rugi perusahaan, Laba akan menambah modal dan Rugi akan mengurangi modal
b. Adanya pendapatan yang diterima perusahaan, akan menambah modal
c. Adanya beban yang dikeluarkan perusahaan, akan mengurangi modal
d. Adanya pengambilan untuk keperluan pribadi (Prive), akan mengurangi modal
e. Adanya investasi tambahan dari pemilik atau dari sumbangan (donasi), akan menambah modal

MEKANISME DEBIT DAN KREDIT


Pencatatan transaksi ke sebelah debit dan kredit berarti menunjukkan adanya penambahan atau
pengurangan terhadap rekening atau perkiraan atau akun. Untuk lebih mengetahui analisis transaksi terhadap
perubahan suatu rekening, dapat disajikan daftar atau tabel berikut ini.

Akun/Rekening / Perkiraan Bertambah dicatat Berkurang dicatat Saldo normal


1. Aset/Aktiva atau Harta Debit Kredit Debit
2. Akumulasi penyusutan aktiva tetap Kredit Debit Kredit
3. Liabilitas/Kewajiban atau utang Kredit Debit Kredit
4. Modal atau Ekuitas Kredit Debit Kredit
5. Pengambilan prive pemilik Debit Kredit Debit
6. Pendapatan Kredit Debit Kredit
7. Beban atau biaya Debit Kredit Debit

Jadi berdasarkan analisis pengaruh transaksi keuangan ke dalam suatu rekening atau perkiraan, maka
dengan pertolongan bentuk rekening huruf T yang sederhana, cara mendebit atau mengkredit adalah sebagai
berikut :

D Aset/Aktiva K D Liabilitas/Kewajiban K D Ekuitas/Modal K

+ - - + - +

D Pendapatan K D Beban K

- + + -

19. Jurnal dan Posting


a. JURNAL
Jurnal adalah pencatatan tentang pendebitan dan pengkreditan secara kronologis dari transaksi keuangan
beserta penjelasan yang diperlukan. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan, sebelum dibukukan ke
dalam Buku Besar, harus dicatat dahulud alam jurnal. Oleh karena itu jurnal sering disebut sebagai buku
catatan pertama (Book of Original Entry)
Bentuk Jurnal :
JURNAL UMUM Halaman ………
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
Akun/Rekening yang di debit - Rp xxxxxxx
Akun/Rekening yang dikredit - Rp xxxxxxx
Keterangan : ……………………………..

b. PENCATATAN KE BUKU BESAR (POSTING)


Setelah pencatatan transaksi pertama dalam jurnal, langkah selanjutnya melakukan pencatatan ke
dalam buku besar dengan jalan memindahkan kolom debit jurnal ke buku besar sebelah debit dan
kolom kredit jurnal ke buku besar sebelah kredit. Proses memindahkan catatan dari jurnal yang
28
telah dibuat ke dalam buku besar disebut dengan posting. Sebelum melakukan posting dari jurnal,
terlebih dahulu apabila terdapat saldo awal sebelum memulai kegiatan akuntansi, dilakukan pencatatan
saldo-saldo akun buku besar pada awal periode ke akun buku besar yang sesuai.

Langkah-langkah posting (buku besar bentuk saldo tunggal) secara nyata tampak pada ilustrasi berikut
ini.
JURNAL UMUM Hal . 1
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
2014
Juli 2 Perlengkapan kantor 104 Rp 500.000 00
Utang usaha 201 Rp 500.000 00
Mencatat pembelian perlengkapan
4
1 Perlengkapan kantor No. 104
2 Saldo
3
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
D/K Jumlah
2014
Juli 2 JU.1 Rp 500.000 00 D Rp 500.000 00
2 4
3
Utang usaha No. 201
Saldo
1 Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
D/K Jumlah
2014
Juli 2 JU.1 Rp 500.000 00 K Rp 500.000 00

20. Jurnal Penyesuaian dan Kertas Kerja


a. AYAT JURNAL PENYESUAIAN
Jurnal penyesuaian (Adjustment journal) adalah penyesuaian tentang catatan-catatan atau fakta yang
sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data
penyesuaian atau keterangan penyesuaian akhir periode, sehingga tanggal penyusunan ayat jurnal
penyesuaian (AJP) adalah akhir periode, biasanya tanggal 31 Desember.
Saldo-saldo di dalam neraca saldo yang memerlukan jurnal penyesuaian antara lain sebagai berikut :
No Macam Penyesuaian Jurnal Penyesuaian
a. Pemakaian perlengkapan (Jumlah yang disesuai kan Beban perlengkapan Rp. xxx
adalah jumlah yang terpakai) Perlengkapan Rp. xxx
b. Piutang pendapatan/pendapatan yang masih harus Piutang …… Rp. xxx
diterima Pendapatan ….. Rp. xxx
c. Utang beban/beban yang masih harus dibayar Beban .… .. Rp. xxx
Utang .…… Rp. xxx
d. Utang pendapatan/pendapatan diterima di muka
1) Saat penerimaan dicatat sebagai Utang atau .... diterima di muka Rp. xxx
Kewajiban Pendapatan .… Rp. xxx
(jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang
sudah terlampaui atau jumlah yang sudah
menjadi pendapatan atau jumlah yang sudah
kadaluarsa)
2) Saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan Pendapatan .… Rp. xxx
(jumlah yang disesuaikan adalah jumlah yang .... diterima di muka Rp. xxx
belum terlampaui atau jumlah yang belum
menjadi pendapatan atau belum kadaluarsa)
e. Beban dibayar di muka
1) Saat pembayaran dicatat sebagai harta Beban .… Rp. xxx
(jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang .... dibayar di muka Rp. xxx
sudah terlampaui atau jumlah yang sudah
menjadi beban atau jumlah yang sudah
kadaluarsa)
2) Saat pembayaran dicatat sebagai beban (jumlah .... dibayar di muka Rp. xxx
Yang disesuaikan adalah jumlah yang belum Beban .… Rp. xxx
terlampaui atau jumlah yang belum menjadi
beban atau belum kadaluarsa)
f. Kerugian piutang/piutang yang tidak tertagih Beban kerugian piutang Rp. xxx
29
Cadangan kerugian piutang Rp. xxx
g. Penyusutan aktiva tetap Beban penyusutan .… Rp. xxx
Akumulasi penyusutan..… Rp. xxx

b. KERTAS KERJA
Neraca lajur atau kertas kerja adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan
secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan
menyusun laporan keuangan dengan cara yang sistematis. Kertas kerja yang biasa digunakan adalah kertas
kerja dengan bentuk 10 kolom, yakni kolom Neraca Saldo, Ayat Penyesuaian, Neraca saldo disesuaikan, Rugi-
Laba dan Neraca.
Bentuk neraca lajur yang lazim digunakan dalam praktik suatu perusahaan adalah bentuk 10 kolom, yaitu :
Perusahaan ………………………..
Kertas Kerja
Per 31 Desember 20…..
Nama NS AP NSD L/R Neraca
Akun/Perkiraan D K D K D K D K D K
Akun
Akun
Akun Aku utang
Pendap
Beban harta Akun
atan
modal

21. Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas
(usaha). Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan
dan aurs kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
pemuatan keputusan ekonomi.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 1) Per 1 Juni 2012, Laporan keuangan lengkap terdiri
dari komponen-komponen berikut ini :
1. Laporan posisi keuangan (Neraca atau Balance Sheet) pada akhir periode adalah laporan yang menunjukkan
keadaan keuangan atau possisi keuangan suatu perusahaan pada akhir periode. Posisi keuangan yang
dimaksud terdiri atas jumlah aktiva, kewajiban dan modal. Penyusunan neraca harus diurutkan sesuai dengan
tingkat likuiditasnya atau tingkat kelancarannya. Rekening yang lancar harus didahulukan penyusunannya
dan rekening yang kurang lancar disusun di bawahnya.
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement) komprehensip selama periode adalah laporan yang menunjukkan
pendapatan dan beban dari suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Laporan laba-rugi perusahaan
disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar.
Laba/Rugi = Pendapatan – Beban
3. Laporan Perubahan Ekuitas (Capital Statement) selama periode adalah laporan yang menunjukkan sebab-
sebab adanya perubahan modal, dari modal awal sampai dengan modal akhir periode.
Modal akhir = Modal awal + Laba + Investasi tambahan – Prive
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) selama periode adalah laporan yang menunjukkan arus masuk dan
arus keluar tentang kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau saldo kas dan rekening giro,
sedangkan setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat
dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak
signifikan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan
tersebut
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komprehensip, yang disajikan ketika entitas menerapkan
kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau
ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya

22. Jurnal khusus, Buku Besar dan Buku Pembantu


a. JURNAL KHUSUS
Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi yang bersifat sama dan
sering terjadi atau berulang-ulang, dengan tujuan agara dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Jurnal khusus (Special Journal) yang biasa digunakan dalam akutansi perusahaan dagang ada 4 macam:
1. Jurnal Penerimaan Kas (JKM), untuk mencatat transaksi penerimaan kas.
Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas antara lain sebagai berikut.
1. Penjualan tunai.
2. Penerimaan pelunasan piutang.
30
3. Penerimaan pendapatan (Pendapatan bunga, dividen, sewa, dan lain-lain).
4. Retur pembelian secara tunai.
2. Jurnal Pengeluaran Kas (JKK), untuk mencatat transaksi pengeluaran kas.
Transaksi yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas antara lain sebagai berikut.
1. Pembelian secara tunai.
2. Pembayaran atau pelunasan utang dagang.
3. Pembayaran beban-beban.
4. Retur penjualan secara tunai.
5. Pengambilan uang tunai untuk pribadi.
3. Jurnal Pembelian (JB), untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan dan aktiva lain secara
kredit.
Transaksi yang dicatat dalam jurnal pembelian antara lain sebagai berikut.
1. Pembelian barang dagangan secara kredit
2. Pembelian perlengkapan, peralatan, dan aktiva lain secara kredit.
4. Jurnal penjualan (JP), untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan secara kredit.
Disamping keempat jurnal khusus tersebut, perusahaan dagang harus tetap mempuyai Jurnal Umum untuk
mencatat transaksi yang tidak dapat ditampung dalam jurnal khusus yang tersedia.
Transaksi yang dicatat dalam jurnal umum antara lain sebagai berikut.
a. Transaksi lain yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus, misalnya: retur pembelian kredit, retur
penjualan kredit, perubahan utang atau piutang menjadi wesel, dan lain-lain.
b. Ayat jurnal penyesuaian (adjustment entry)
c. Ayat jurnal koreksi (correcting entry)
d. Ayat jurnal penutup (closing entry)
e. Ayat jurnal pembalikan (reversing entry)
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus dapat dilakukan sebagai berikut :
Pencatatan
Jurnal Khusus
Akun didebit Akun dikredit
1. Jurnal penerimaan kas Kas dan Potongan Penjualan Penjualan, Piutang dagang, Serba-
serbi / rekening lain (Pendapatan,
Retur pembelian, utang bank dan
sebagainya)
2. Jurnal pengeluaran kas Pembelian, Utang dagang, Serba- Kas dan Potongan Pembelian
serbi / rekening lain (Beban,
Perlengkapan, Peralatan, retur
penjualan dsb)
3. Jurnal pembelian Pembelian, Serba-serbi / rekening Utang dagang
lain (Perlengkapan, Peralatan dan
aktiva lainnya)
4. Jurnal penjualan Piutang dagang Penjualan
5. Jurnal umum / memorial Utang dagang, Retur penjualan, dan Piutang dagang, Retur pembelian
Akun lain yang perlu didebit dan Akun lain yang perlu dikredit
b. BUKU BESAR DAN BUKU PEMBANTU
Buku besar pembantu merupakan pencatatan secara rinci nama–nama pelanggan beserta jumlahnya.
Selanjutnya buku besar utama merupakan perkiraan kontrol atau perkiraan pengendali dan buku besar
pembantu merupakan rincian dari perkiraan kontrol. Tanggal posting ke Buku Besar Utama adalah tanggal
akhir bulan dan tanggal posting ke Buku Pembantu adalah tanggal terjadinya transaksi. Bentuk buku
pembantu sama dengan bentuk buku besar utama.
Terdapat tiga macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang, antara lain :
a. Buku besar pembantu piutang, adalah buku tempat mencatat rincian piutang perusahaan menurut
nama pelanggan atau debitur. Sumber pencatatan buku pembantu piutang berasal dari bukti transaksi
yang berkaitan dengan piutang dan dapat berasal dari Jurnal Penjualan, Jurnal Umum dan Jurnal
Penerimaan Kas
b. Buku besar pembantu utang, adalah buku tempat mencatat rincian utang perusahaan menurut nama
kreditur. Sumber pencatatan buku pembantu utang berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan
utang dan dapat berasal dari Jurnal Penmbelian, Jurnal Umum dan Jurnal Pengeluaran Kas
c. Buku besar pembantu persediaan, adalah buku tempat mencatat secara rinci persediaan barang
dagangan, baik jenis, jumlah, harga per unit, maupun harga pokok secara keseluruhan. Sumber
pencatatan buku pembantu persediaan berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan persediaan
barang dan dapat berasal dari Jurnal Penjualan, Jurnal pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal
Pengeluaran Kas dan Jurnal Umum

23. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang


31
Jurnal penyesuaian (adjustment journal) adalah jurnal untuk mengadakan penyesuaian catatan-catatan
dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Tujuannya agar setiap perkiraan riil dan
perkiraan nominal dapat menunjukkan besarnya harta, utang, modal, pendapatan, dan beban yang sebenarnya
dan seharusnya diakui pada akhir periode. Berbeda dengan perusahaan dagang, selain menyusun jurnal
penyesuaian seperti yang telah disebutkan di atas, masih terdapat jurnal penyesuaian untuk akun persediaan
barang dagangan, yaitu persediaan barang dagangan yang belum laku dijual dan masih terdapat di gudang,
untuk dapat dijual pada periode mendatang. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan
data penyesuaian akhir periode, seperti yang telah dilakukan dalam akuntansi perusahaan jasa.
Jurnal penyesuaian untuk akun Persediaan barang dagangan adalah :
1) Metode/Pendekatan Ikhtisar L/R Ikhtisar L/R Rp. xxx
Persed.barang dagangan (awal) Rp. xxx
Persed.barang dagangan (akhir) Rp. xxx
Ikhtisar L/R Rp. xxx
2) Metode/Pendekatan Harga pokok penjualan Harga pokok penjualan Rp. xxx
Persed.barang dagangan (awal) Rp. xxx
Pembelian Rp. xxx
Beban angkut pembelian Rp. xxx
Persed.barang dagangan (akhir) Rp. xxx
Retur pembelian dan PH Rp. xxx
Potongan pembelian Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx

24. Laporan Keuangan Persahaan dagang dan HPP


a. LAPORAN KEUANGAN PD
Laporan keungan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan
transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi
harta, utang, dan modal yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam
pengambilan keputusan. Pada umumnya laporan keuangan meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan
modal, dan neraca.

1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)


Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode
akuntansi. Penyajian laporan laba/rugi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tahap langsung ( single
step) dan bentuk bertahap (multiple step).
Penyajian laporan laba/rugi secara singkat sebagai berikut :
PD ________________________
Laporan laba/Rugi
untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 200___
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Penjualan Rp…………….
Retur penjualan dan Potongan penjualan Rp …………… -
Penjualan bersih Rp ……………
Harga Pokok Penjualan Rp ……….... -
Laba kotor Rp ……………
Beban Usaha (Beban penjualan& Beban admi. dan umum) Rp …………… -
Laba usaha Rp ……………
Pendapatan di luar usaha Rp …………… +
Rp ……………
Beban di luar usaha Rp …………… -
Laba bersih sebelum pajak Rp ……………
Pajak penghasilan Rp …………… -
Laba bersih setelah pajak Rp ……………
===========

Ada dua cara menghitung Laba / Rugi dalam Akuntansi :


1. Laba / Rugi = Pendapatan – Beban Pendapatan terdiri dari :
2. Dari laporan perubahan modal : a. Penjualan
b. Pendapatan lain-lain
Modal awal Rp ...............
Beban terdiri dari :
Laba bersih Rp ............... + a. Retur penjualan dan Potongan penjualan
Rp ............... b. Harga pokok penjualan
Prive pemilik Rp ............... – c. Beban penjualan
Modal akhir Rp ............... d. Beban administrasi
========== e. Beban lain-lain
f. Pajak penghasilan
32

2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)


Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal. Hal-hal yang
diperhitungkan dalam penyusunan laporan perubahan modal adalah sebagai berikut :
a. Besar modal awal periode
b. Besar laba atau rugi usaha
c. Besar pengambilan pribadi pemilik atau prive
d. Besar investasi tambahan dari pemilik
e. Besar modal akhir periode
Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan, atau
firma, sedangkan untuk perusahaan berbentuk perseorangan terbatas (PT) istilahnya adalahlaporan laba
ditahan atau Return Earning Statement.

3. Neraca (Balance Sheet)


Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode, yaitu laporan
tentang besarnya harta, utang, dan modal perusahaan. Penyusunan laporan necara pada perusahaan dagang
caranya sama seperti menyusun laporan neraca dalam perusahaan jasa dan disusun sesuai dengan tingkat
likuiditasnya

b. PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN


Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) adalah harga pokok dari barang-barang yang telah laku dijual
selama periode tertentu.
Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan unsur-unsurnya :
a. Persediaan Barang Dagangan awal (+)
b. Pembelian (+)
c. Beban angkut pembelian (+) Barang tersedia untuk dijual
d. Retur pembelian dan Pengurangan harga (–) Pembelian bersih (a – e)
e. Potongan pembelian (–) (b – e)
f. Persediaan Barang Dagangan akhir (–)

25. Jurnal Penutup, Posting akhir dan Neraca Saldo Setelah Penutupan
a. JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal untuk mengenolkan saldo perkiraan sementara, jika perusahaan ingin
mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode. Sumber penyusunan ayat jurnal penutup berasal dari
kertas kerja kolom rugi–laba.
Prosedur penyusunan jurnal penutup dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
Menutup akun Jurnal Penutup
1. Akun Pendapatan Pendapatan Rp xxx
Ikhtisar L/R Rp xxx
2. Akun Beban Ikhtisar L/R Rp xxx
Beban-beban Rp xxx
3. Akun Ikhtisar L/R
a. Jika diperoleh laba Ikhtisar L/R Rp xxx
Laba diperoleh apabila Ikhtisar L/R K > D Modal pemilik Rp xxx
b. Jika diderita rugi Modal pemilik Rp xxx
Rugi diderita apabila Ikhtisar L/R D > K Ikhtisar L/R Rp xxx
4. Akun Pengambilan prive Modal pemilik Rp xxx
Prive pemilik Rp xxx

b. POSTING AKHIR ATAU MELAKUKAN PENUTUPAN BUKU BESAR


Pada akhir periode angka-angka yang terdapat pada saldo debit dan saldo kredit Akun buku besar akan
ditutup dengan cara memindahbukukan (posting) dari jurnal penyesuaian dan jurnal penutup sesuai dengan
akun buku besar yang digunakan. Setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup dibukukan maka akun
nominal akan seimbang atau bersaldo nol, sedangkan akun riil (akun harta, utang dan modal) masig tetap
bersaldo dan saldo tersebut sebagai dasar dalam menyusun neraca saldo setelah penutupan.

c. NERACA SALDO SETEPAH PENUTUPAN


Tahap yang harus dilalui dalam siklus akuntansi setelah dibuat ayat jurnal penutup dan postingnya adalah
menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah suatu daftar
yang berisi saldo-saldo rekening buku besar setelah perusahaan melakukan penutupan buku,yang
tujuannya supaya aktiva/harta, kewajiban/utang, dan modal selalu dalam keadaan seimbang, sebelum
33
perusahaan memulai pencatatan pada tahun atau periode berikutnya.Dalam NSSP besarnya Harta dan Utang
= tetap dan Besarnya Modal berubah = Modal awal + Laba atau – Rugi – Prive.

26. Analisis Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang diperoleh oleh perusahaan atau kinerja suatu entitas yang
bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data
tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data
yang akan dapat digunakan untuk mendukung keputusan yang akan diambil. Sehungga tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi : aset (aktiva/harta), liabilitas (kewajiban/utang), ekuitas (modal), pendapatan dan
beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Informasi tersebut beserta informasi lain yang terdapat
dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam menganalisis dan memprediksi
kondisi suatu perusahaan.
Laporan keuangan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan tehnik atau metode analisis horisontal dan
analisis vertikal. Analisis horisontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya atau analisisnya dinamis, dan analisis vertikal adalah
analisis laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode atau dengan membandingkan antara pos yang satu
dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil
operasi pada saat itu saja atau analisisnya statis.
Dengan menggunakan analisis yang dinamis akan diperoleh hasil analisis yang lebih memuaskan, karena
dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan diketahui sifat dan tendensi
perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Dalam analisis perbandingan ini dapat ditunjukkan sebagai
berikut :
1. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
2. Kenaikan atau penurunan dalam persentase
3. Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio
4. Data besarnya persentase dari total
5. Pengaruh kinerja suatu perusahaan
6. Pengaruh kenaikan atau penurunan terhadap ekuitas perusahaan
Contoh 1 :
31 Desember Kenaikan/penurunan % dari total
No. Pos-pos Neraca Rasio
2015 (Rp) 2016 (Rp) Rp % 2015 2016
1. Kas 8.000.000,00 16.000.000,00 8.000.000,00 100 2,00 3,43 6,02
2. Piutang dagang 20.000.000,00 5.000.000,00 -15.000.000,00 -75 0,25 8,58 1,88
3. Persediaan Brg 40.000.000,00 30.000.000,00 -10.000.000,00 -25 0,75 17,17 11,28
4. Tanah 75.000.000,00 90.000.000,00 15.000.000,00 20 1,20 32,19 33,83
5. Gedung 50.000.000,00 75.000.000,00 25.000.000,00 50 1,50 21,46 28,20
6. Aktiva tetap lain 40.000.000,00 50.000.000,00 10.000.000,00 25 1,25 17,17 18,80
Jumlah 233.000.000,00 266.000.000,00 33.000.000,00 14 1,14 100,00 100,00
Keterangan :
a. Kinerja perusahaan tersebut membaik dibuktikan dengan kenaikan besarnya aset atau aktiva
perusahaan, sehingga perusahaan mengalami perkembangan atau kemajuan
b. Dengan kenaikan aset atau aktiva, maka juga berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas perusahaan.
Contoh 2 :
31 Desember Kenaikan/penurunan
No. Pos-pos Laba-Rugi Rasio
2015 (Rp) 2016 (Rp) Rp %
1. Penjualan bersih 80.000.000,00 160.000.000,00 80.000.000,00 100,00 2,00
2. Harga pokok penjualan 40.000.000,00 75.000.000,00 35.000.000,00 87,50 1,88
3. Laba kotor 40.000.000,00 85.000.000,00 45.000.000,00 112,50 2,13
4. Beban usaha 15.000.000,00 20.000.000,00 5.000.000,00 33,33 1,33
5. Laba bersih sebelum pajak 25.000.000,00 65.000.000,00 40.000.000,00 160,00 2,60
6. Pajak penghasilan 2.500.000,00 5.000.000,00 2.500.000,00 100,00 2,00
7. Laba bersih setelah pajak 22.500.000,00 60.000.000,00 37.500.000,00 166,67 2,67
Keterangan :
a. Kinerja perusahaan tersebut membaik dibuktikan dengan kenaikan besarnya laba bersih, sehingga
perusahaan mengalami perkembangan atau kemajuan
b. Dengan kenaikan laba, maka juga berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas perusahaan.
34
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan entitas, faktor utama
yang akan dilakukan adalah analisis rasio atau perbandingan laporan keuangan, yang terdiri dari berikut ini.
1. Likuiditas, adalah analisis yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi atau dapat melunasinya dalam jangka pendek, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih atau sewaktu-waktu atau saat jatuh tempo.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya disebut juga ”Likuid” dan
sebaliknya perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya disebut juga
”Illikuid”. Likuiditas dapat ditentukan dengan membandingkan antara Aset lancar (harta lancar) dengan
Libilitas Lancar (Utang Lancar)
2. Solvabilitas, adalah analisis yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan (dibubarkan), atau dapat melunasi kewajiban/utang
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan yang memiliki kemampuan memenuhi seluruh
kewajibannya disebut juga ”Solvabel” dan sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki kemampuan memenuhi
seluruh kewajibannya disebut juga ”Insolvabel”. Solvabilitas dapat ditentukan dengan membandingkan antara
Seluruh aset (harta) dengan seluruh liabilitas (utang)
3. Rentabilitas atau profitabilitas, adalah analisis yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan/laba selama periode tertentu agar dapat terjaga kontinuitasnya. Suatu perusahaan
yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan disebut juga ”Rendabel”. Rentabiltas dapat
ditentukan dengan membandingkan besarnya keuntungan/laba dengan besarnya ekuitas/modal yang
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai