P 2016/2017
KISI-KISI 1: KONSEP EKONOMI
Jenis Kebutuhan:
1. Berdasarkan Intensitas:
a. Kebutuhan Primer : kebutuhan ini mutlak harus dipenuhi agar kita tetap hidup,
seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal,dsb.
b. Kebutuhan Sekunder : kebutuhan ini disebut juga kebutuhan kultural, kebutuhan ini
timbul bersamaan meningkatnya peradaban manusia seperti: pendidikan, tamasya, olah raga,
dll.
c. Kebutuhan Tertier : kebutuhan ini ditujukan untuk kesenangan manusia, seperti
kebutuhan akan perhiasan, mobil mewah, rumah mewah, dsb.
2. Berdasar sifat:
a. Kebutuhan jasmani, contohnya: makanan, pakaian, tempat tinggal, dsb.
b. Kebutuhan rohani, contohnya: musik, menonton bola, ibadah, dsb.
3. Berdasar waktu:
a. Kebutuhan sekarang, adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga, seperti:
makan di saat lapar, atau obat-obatan pada saat sakit.
b. Kebutuhan masa depan, yaitu pemenuhan kebutuhan yang dapat ditunda untuk
waktu yang akan datang, misalnya: tabungan hari tua, asuransi kesehatan, dsb.
4. Berdasar Subyek:
a. kebutuhan individu, yaitu kebutuhan yang dapat dilihat dari segi orang yang
membutuhkan, misalnya: kebutuhan petani berbeda dengan kebutuhan seorang guru.
b. Kebutuhan masyarakat, disebut juga kebutuhan kolektif atau kebutuhan bersama,
yaitu alat pemuas kebutuhan yang digunakan bersama, misalnya: telepon umum, jalan
umum, WC umum, rasa aman, dsb.
2. Kelangkaan: Kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk
memuaskan kebutuhan kita.
- Penyebab
a. Keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan yang ada di alam
b. Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia
c. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada
d. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat daripada kemampuan penyediaan
sarana kebutuhan
- Akibat: Manusia membuat pilihan
3. Masalah Pokok Ekonomi:
1. Zaman Dahulu (Klasik) è produksi, distribusi, dan konsumsi
a. Produksi sendiri untuk konsumsi sendiri
b. Jalur distribusi lebih pendek bahkan tidak ada
c. Bila tidak bisa memroduksi sendiri, barter
2. Zaman Sekarang (Modern)
a. Barang dan jasa apa yang akan diproduksi, serta berapa banyaknya ? (What?)
b. Bagaimana cara memproduksi barang/jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat/konsumen? (How?)
c. Untuk siapa barang/jasa itu diproduksi ? (For Whom?)
A.2 Mendeskripsikan biaya peluang (hilangnya kesempatan pada tenaga kerja) atau
sistem ekonomi
4. Biaya Peluang: nilai barang atau jasa yang dikorbankan karena memilih alternatif
kegiatan
1. Biaya Peluang bagi Konsumen, muncul pada saat harus menentukan pilihan dari
beberapa pilihan (alternatif) barang/jasa yang akan digunakan dan paling menguntungkan
untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Biaya Peluang bagi Produsen, muncul pada saat ada keterbatasan dalam
menghasilkan barang/jasa, sehingga harus menentukan pilihan yang paling tepat dan
menguntungkan dalam proses produksi.
5. Sistem Ekonomi
Adalah perpaduan dari aturan-aturan atau cara-cara yang merupakan satu kesatuan dan
digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian
a. Sistem ekonomi tradisional: diterapkan oleh masyarakat tradisional secara turun-
temurun, mengandalkan alam dan tenaga kerja, teknologi sederhana dan penggunaan sistem
barter
b. Sistem ekonomi komando: peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam
mengendalikan perekonomian
c. Sistem ekonomi pasar: kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi dilakukan oleh
pihak swasta
d. Sistem ekonomi campuran: pemerintah dan swasta (masyarakat) saling berinteraksi
dalam memecahkan masalah ekonomi
A.3 Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dalam mencapai kepuasan maksimal
dan pola perilaku produsen dalam mencapai laba/output maksimal, atau peran
konsumen dan produsen
6. Pendekatan Kardinal/Ordinal:
Konsumen pada umumnya selalu berusaha untuk mencapai utilitas. Utilitas adalah derajat
seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang.
Menurul pendekatan kardinal, Nilai Guna Total akan meningkat terus sampai titik tertentu
seiring dengan peningkatan konsumsi, kemudian akan menurun. Sementara tambahan Nilai
Guna Marginal akan menurun terus sampai batas tak terhingga seiring dengan peningkatan
konsumsi sampai berhenti melakukan konsumsi.
Pendekatan Kardinal:
1. Mengukur pendapat individu yang bersifat subyektif dalam menentukan nilai guna
total dan nilai guna marginal.
2. Membahas konsumsi barang-barang yang sederhana.
3. Nilai guna total meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi. Namun tambahan
nilai guna marginal semakin menurun.
Pendekatan kardinal menggunakan:
a. Hukum Gossen I (the law of deminishing marginal utility)
b. Hukum Gossen II (kepuasan yang sama)
Ket.
1. Menyediakan faktor-faktor produksi (arus faktor produksi)
2. Membalas jasa atas penggunaan faktor produksi (arus pendapatan bagi konsumen)
a. Tanah = sewa
b. Tenaga Kerja = upah
c. Modal = bunga
d. Skill wirausaha = laba
3. Balas jasa atas penggunaan barang/jasa (arus uang)
4. Mengirim barang/jasa (arus barang)
2. Perekonomian tiga sektor (tertutup) melibatkan tiga pelaku ekonomi: RTK, RTP, dan
RTN
Muncul arus pajak, subsidi, dan fasilitas umum
3. Perekonomian empat sektor (terbuka) melibatkan tiga pelaku ekonomi: RTK, RTP,
RTN, dan MLN. Muncul arus kegiatan ekspor dan impor
A.6 Mendeskripsikan pasar barang (pasar output) atau pasar faktor produksi (pasar
input)
12. Pasar adalah Tempat bertemunya permintaan dan penawaran sehingga dapat
menetapkan harga
Struktur pasar ialah Berbagai hal yang dapat memengaruhi tingkah laku dan kinerja
perusahaan dalam pasar, seperti jumlah perusahaan, skala produksi, dan jenis produksi
Jenis Pasar berdasar Struktur:
1. Pasar Persaingan Sempurna
Ciri-ciri: banyak pembeli dan banyak penjual, barang bersifat homogen, penjual dan pembeli
bebas keluar masuk pasar, harga berdasarkan mekanisme pasar
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
a. Pasar Monopoli
Ciri-ciri: satu penjual dan banyak pembeli, produk tidak ada substitusinya, ada hambatan
masuk pasar, harga ditentukan penjual
b. Pasar Oligopoli
Ciri-ciri: beberapa penjual, ada saling ketergantungan, penggunaan iklan sangat intensif
c. Pasar Persaingan Monopolistik
Ciri-ciri:beberapa penjual, jenis barang yang dijual berbeda (diferensiasi produk),
promosi penjualan aktif
A.1 Mendeskripsikan ekonomi mikro dan ekonomi makro atau masalah yang dihadapi
pemerintah di bidang ekonomi.
- Ekonomi Mikro
- mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan dan penentuan harga-harga pasar serta
kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan.
- menyelidiki bagaimana sumber-sumber daya ekonomi yang langka dialokasikan di
antara alternatif akhir dan berusaha untuk menentukan faktor-faktor penentu strategis dari
suatu penggunaan sumber-sumber dana secara efisien dan optimal.
- kebijakan ekonomi mikro merupakan penetapan tujuan-tujuan khusus oleh pemerintah
untuk pasar atau industri tertentu dan penggunaan instrumen pengendalian untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
- Tujuan-tujuan ekonomi mikro terpusat pada efisiensi yang digunakan untuk
mengalokasikan sumber-sumber daya dan cara dalam mengatasi segala rintangan terhadap
alokasi sumber daya yang efisien misalnya distorsi monopoli atau penyesuaian pasar melalui
kebijakan persaingan dan kebijakan industri
- Ekonomi Makro
- berkaitan dengan studi tentang perekonomian agregat.
- menyelidiki bagaimana perekonomian secara keseluruhan bekerja, dan menetapkan
faktor-faktor penentu strategis tentang tingkat pendapatan nasional dan output, kesempatan
kerja dan harga-harga.
- kebijakan ekonomi makro berarti penetapan tujuan-tujuan umum oleh pemerintah untuk
keseluruhan ekonomi dan penggunaan alat pengawasan untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
- Tujuan-tujuan ekonomi makro mencakup kesempatan kerja penuh, pencegahan inflasi,
pertumbuhan ekonomi, keseimbangan neraca pembayaran, kebijakan fiskal, dan kebijakan
moneter.
14. Masalah Ekonomi Pemerintah:
1. Kemiskinan 4. Pemerataan
2. Keterbelakangan 5. Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi.
3. Lapangan Pekerjaan 6. dll
A.2 Mendeskripsikan konsep PDB, PDB harga berlaku, PDB harga konstan,
pendapatan nasional, atau pendapatan per kapita
A.3 Mendeskripsikan indeks harga atau inflasi berdasarkan data atau grafik
19. Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan harga barang pada umumnya
mengalami kenaikkan secara terus menerus yang diakibatkan adanya ketidakseimbangan
antara arus uang dengan arus barang.
Jenis-jenis
a. Berdasarkan tingkat keparahannya
(1) Inflasi ringan (kurang dari 10%)
(2) Inflasi sedang (antara 10% sampai dengan 30%)
(3) Inflasi berat (antara 30% sampai dengan 100%)
(4) Inflasi sangat berat (di atas 100%)
b. Berdasarkan sumbernya
(1) Inflasi dari luar negeri
(2) Inflasi dari dalam negeri
c. Berdasarkan penyebabnya
(1) Inflasi karena kenaikan permintaan
(2) Inflasi karena kenaikan biaya produksi
A.4 Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan atau investasi berdasarkan
data atau grafik
Dalam bentuk persamaan linier, notasi fungsi konsumsi dan fungsi tabungan akan menjadi:
Keterangan:
a = konsumsi otonom, yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan nol.
-a = tabungan otonom, yaitu besarnya tabungan pada saat pendapatan nol.
b = hasrat mengonsumsi marjinal (Marginal Propencity to Consume = MPC).
(1-b) = hasrat menabung marjinal (Marginal Propencity to Save = MPS)
APC = Average Propencity to Consume (hasrat konsumsi rata-rata)
ΔC = perubahan konsumsi (C2 – C1), selalu positif
ΔY = perubahan pendapatan (Y2 – Y1), selalu positif
ΔS = perubahan tabungan (S2 – S1), selalu positif.
Fungsi Pendapatan/Konsumsi: =
Fungsi Pendapatan/Tabungan =
Keterangan Y1 = pendapatan sebelum perubahan (mula-mula)
Y2 = pendapatan nasional setelah perubahan
C1 = konsumsi sebelum perubahan (mula-mula)
C2 = konsumsi setelah perubahan
S1 = tabungan sebelum perubahan (mula-mula)
S2 = tabungan setelah perubahan
A.5 Mendeskripsikan konsep dan teori uang, perbankan, atau kebijakan pemerintah di
bidang moneter
23. Untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, pemerintah dalam hal ini Bank Sentral dapat
menggunakan berbagai macam kebijakan moneter.
Kebijakan Moneter:
1. Politik Diskonto (Discount Policy), yaitu kebijakan yang diambil bank sentral untuk
mengatur kestabilan nilai rupiah dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank,
baik tabungan maupun kredit. Ketika jumlah uang yang beredar terlalu banyak, maka diatasi
dengan menaikkan suku bunga. Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar terlalu
sedikit/kurang, diatasi dengan menurunkan suku bunga.
2. Politik Persediaan Kas (Cash Ratio Policy), yaitu kebijakan yang diambil bank sentral
untuk mengatur kestabilan nilai rupiah dengan cara menambah atau mengurangi cadangan
kas pada bank. Ketika jumlah uang yang beredar terlalu banyak, maka diatasi dengan
menambah cadangan persediaan kas (mengurangi pengeluaran/memperketat pemberian
pinjaman). Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar terlalu sedikit/kurang, diatasi dengan
mengurangi cadangan persediaan kas (menambah pengeluaran/memperlonggar pemberian
kredit).
3. Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy), yaitu kebijakan yang diambil bank sentral
untuk mengatur kestabilan nilai rupiah dengan cara menjual atau membeli surat
berharga. Ketika jumlah uang yang beredar terlalu banyak, maka diatasi dengan cara
menjual surat berharga. Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar terlalu sedikit/kurang,
diatasi dengan membeli surat berharga.
Produk Bank:
1. Kredit AKTIF: Kegiatannya diselenggarakan oleh bank umum, dana yang digunakan
masyarakat untuk berbagai tujuan, dan produknya seperti kredit aksep, letter of credit, dan
kredit dokumenter.
2. Kredit PASIF: Aliran dana yang masuk ke bank, kegiatannya diselenggarakan oleh bank
umum, dan produknya terdiri dari giro, deposito, dan tabungan.
Tujuan Kebijakan Moneter:
1. Menjaga stabilitas ekonomi
2. Memperluas kesempatan kerja
3. Menjaga stabilitas harga
4. Mengatur neraca pembayaran.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan Produk Domestik
Bruto (PDB) tanpa menandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan penduduk. Sedangkan pembangunan ekonomi berarti suatu proses yang
bertujuan untuk menaikkan PDB suatu negara atau daerah melebihi tingkat pertumbuhan
penduduk.
Menurut ECAPE (Economic Commission for Asia and Far East) Pertumbuhan
Ekonomi memiliki ciri antara lain:
1. Terjadinya peningkatan GNP dan atau pendapatan perkapita dari tahun ke tahun (Flow
Output Approach);
2. Terjadinya peningkatan investasi potensial (Level of Living Approach);
3. Ditemukannya sumber-sumber produktif dan dapat didayagunakan dengan lebih baik
(Stock of Resources or Productive Asset Approach);
Jenis-jenis Pengangguran
a. Pengangguran friksional, terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan
pemberi kerja dan pelamar kerja atau sedang mencari pekerjaan yang lebih baik
b. Pengangguran siklus, terjadi karena ekonomi menurun (resesi ekonomi)
c. Pengangguran musiman, terjadi karena perubahan cuaca atau faktor alam
d. Pengangguran teknologi, terjadi karena tersingkirnya tenaga kerja manusia oleh
mesin
e. Pengangguran struktural, terjadi karena ketidakseimbangan struktur perekonomian
27. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
APBD adalah daftar yang terperinci mengenai pendapatan dan pengeluaran daerah
dalam waktu satu tahun yang telah disahkan DPRD.
Tujuan Penyusunan APBN, pedoman pengeluaran dan penerimaan negara agar terjadi
keseimbangan yang dinamis dalam melaksanakan kegiatan kenegaraan untuk meningkatkan
produksi dan kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu, anggaran pendapatan dan belanja negara harus dirumuskan sedemikian rupa yang
mencakup perkiraan periodik dari semua pengeluaran dan sumber penerimaan.
Tujuan Penyusunan APBD, mengatur penerimaan dan pengeluaran daerah agar dapat
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yaitu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kemakmuran masyarakat di daerah.
Fungsi APBN
1. Fungsi Stabilitas: mencapai kestabilan arus uang dan barang
2. Fungsi Alokasi: menempatkan sumber-sumber penghasilan ke berbagai sektor
pembangunan
3. Fungsi Distribusi: terbagikan ke semua departemen, dana subsidi, dana pensiun secara
adil dan proporsional
4. Fungsi Pertumbuhan dan Pengendali Inflasi (Fungsi Regulasi atau Pengatur)
5. Fungsi Otorisasi: dasar melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan
30. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengelola
atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara
mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Hal ini berarti dalam pelaksanaan APBN
harus diatur melalui kebijakan agar sesuai dengan arah dan laju pertumbuhan ekonomi yang
diharapkan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan kerja dan kemakmuran
masyarakat. Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk menentukan arah, tujuan, dan prioritas
pembangunan serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan rencana kerja yang telah
digariskan oleh pemerintah, memperbaiki keadaan ekonomi, mengusahakan kesempatan
kerja, dan menjaga kestabilan harga-harga secara umum
Macam-macam Kebijakan Fiskal:
1. Pembiayaan fungsional
2. Pengelolaan anggaran
3. Stabilisasi anggaran otomatis
4. Anggaran belanja seimbang
Contoh Kebijakan Fiskal: pengenaan pajak, subsidi, belanja pemerintah.
B.3 Mendeskripsikan bursa efek atau mekanisme kerja bursa efek.
Bursa efek merupakan pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak lain dengan tujuan memperdagangkan
efek di antara mereka.
Bidang ekspor
1) Diskriminasi harga (perbedaan harga jual produk ekspor di beberapa negara tujuan
ekspor)
2) Premi (bantuan pemerintah terhadap perusahaan eksportir agar produknya berdaya
saing di luar negeri)
3) Dumping (perbedaan harga jual produk ke luar negeri lebih murah daripada harga
produk tersebut di dalam negeri)
4) Politik dagang bebas (free trade)
5) Larangan ekspor
34. Pengertian neraca pembayaran
suatu catatan sistematis yang berisi hubungan ekonomi atau transaksi antarpenduduk dari
suatu negara dengan negara lainnya yang dinilai dalam mata uang pada kurun waktu tertentu,
biasanya satu tahun
Komponen Neraca Pembayaran:
a. Neraca Perdagangan
Berisi nilai ekspor dan impor barang. Diusahakan positif (Ekspor > Impor).
b. Neraca Jasa
Berisi nilai dari hasil jasa.
c. Neraca Modal
Berisi penerimaan hasil pinjaman, simpanan, investasi, saham, dividen, obligasi,
bantuan, dll.
d. Neraca Moneter
Disebut juga Accomodating, karena timbul akibat dari transaksi lain.
Neraca Perdagangan ditambah dengan Neraca Jasa disebut Neraca Transaksi Berjalan.
Ikhtisar Neraca Pembayaran:
a. Sisi Debet, berisi arus uang keluar.
b. Sisi Kredit, berisi arus uang masuk.
Kredit Debet
1. Pengiriman barang ke luar negeri 1. Pemasukan barang dari luar negeri
2. Bunga dan dividen yang diterima dari 2. Bunga dan dividen yang dibayar ke
luar negeri luar negeri
3. Pendapatan jasa yang dikerjakan di luar 3. Jasa yang harus dibayar ke luar
negeri negeri
4. Kredit yang diterima dari luar negeri 4. Kredit yang diberikan ke luar negeri
baik jangka pendek maupun panjang dan pembayaran cicilan utang
Ú Sistem kurs
1) Sistem kurs tetap (penentuan nilai kurs yang ditentukan pemerintah)
2) Sistem kurs bebas (penentuan nilai kurs ditentukan oleh permintaan dan penawaran
(mekanisme) pasar
3) Sistem kurs mengambang terkendali (penentuan nilai kurs yang ditentukan pasar
yang dikendalikan pemerintah)
Menghitung nilai tukar valuta berdasarkan kurs yang berlaku
Kurs Beli è Bank/Money Changer membeli mata uang asing
Kurs Jual è Bank/Money Changer menjual mata uang asing
Ú Faktor-faktor yang memengaruhi hubungan kurs rupiah dengan valuta asing
1) Jumlah uang yang beredar dibandingkan jumlah barang dan jasa
2) Sistem kurs yang dianut
3) Keadaan pasar
Devisa
Pengertian: segala mata uang asing yang beredar di dalam negeri suatu negara dan telah
memiliki catatan kurs resmi di bank sentral
Fungsi devisa
1) Alat tukar internasional
2) Alat pembayaran utang luar negeri
3) Alat stabilisasi mata uang suatu negara
Sumber devisa
1) Ekspor barang dan jasa
2) Pinjaman luar negeri
3) Bunga atau pendapatan dari investasi
36. Badan usaha: Kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor faktor produksi yang
bertujuan mencari laba atau memberi pelayanan kepada masyarakat
A. BUMN:
1. PERJAN (sampai 2003) è tujuan melayani masyarakat dan mencari keuntungan,
berfungsi sosial dan ekonomi, bergerak pada jasa vital, bagian dari departemen, pegawai
berstatus PNS, memperoleh fasilitas negara
2. PERUM è tujuan melayani masyarakat dan mencari keuntungan, berfungsi sosial dan
ekonomi, bergerak pada jasa vital, modal berasal dari kekayaan negara/daerah yang
dipisahkan, pegawai berstatus Pegawai perusahaan negara, memiliki kekayaan sendiri
3. PERSERO è tujuan mencari keuntungan, berfungsi komersial dan ekonomi, modal
saham, tidak mendapat fasilitas negara, dipimpin direksi, status pegawai perusahaan, tidak
mendapat fasilitas negara
B. BUMD è mengelola sektor-sektor strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak
C. BUMS:
1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN è modal dimiliki satu orang, tanggung jawab
tidak terbatas
2. FIRMA è Didirikan oleh dua orang atau lebih dengan nama bersama, tanggung
jawab masing-masing anggota tidak terbatas, kekayaan perusahaan tidak dipisah dari
kekayaan pribadi.
3. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV) è Terdapat sekutu komanditer (pasif)
dengan tanggung jawab terbatas dan sekutu komplementer (aktif) dengan tanggung jawab
tidak terbatas
4. PERSEROAN TERBATAS (PT) èmodal atas saham, dijalankan direksi, dimiliki
pemilik saham sehingga tanggung jawab terbatas
37. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 (sekarang UU Nomor 17 Tahun 2012), pasal 5
mengemukakan bahwa:
1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil, sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; dan
e. kemandirian.
2. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi
sebagai berikut:
a. pendidikan perkoperasian; dan
b. kerja sama antar koperasi.
PEMBAGIAN SHU:
Jasa Modal (Simpanan) = Simpanan per Anggota X % (Jasa Modal x SHU)
Simpanan Total di Koperasi
Jasa Anggota (Usaha) = Pembelian per Anggota X (% Jasa Usaha x SHU)
Penjualan Total Koperasi
(Untuk Koperasi Konsumsi)
Jasa Anggota (Usaha) = Pinjaman per Anggota X (% Jasa Usaha x SHU)
Pinjaman Total Koperasi
(Untuk Koperasi Simpan Pinjam)
SHU ANGGOTA = Jasa Modal + Jasa Anggota (usaha)
Bidang Akuntansi
1. Akuntansi keuangan (pencatatan transaksi perusahaan dan penyusunan laporan
keuangan).
2. Auditing (pemeriksaan terhadap catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan).
3. Akuntansi biaya (penetapan biaya dan kontrol atas biaya produksi suatu barang).
4. Akuntansi Manajemen (informasi kegiatan perusahaan dan keputusan bagi pihak
manajemen).
5. Akuntansi anggaran (penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan).
6. Akuntansi perpajakan (menyusun pemberitahuan pajak dan penghitungan pajak dari
transaksi usaha).
7. Sistem akuntansi (perencanaan, pelaksanaan, dan pengumpulan serta pelaporan data
keuangan).
8. Akuntansi pemerintahan (penyajian laporan transaksi yang dilakukan oleh
pemerintah).
9. Akuntansi pendidikan (kegiatan pengajaran dan pengembangan pendidikan akuntansi).
Profesi Akuntansi
1. Akuntan internal (akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan).
2. Akuntan publik (akuntan independen yang memberikan jasa-jasa akuntansi).
3. Akuntan pemerintah (akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga Pemerintah).
4. Akuntan pendidik (akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi).
2. Penggolongan Akun
Terbagi atas:
a. Akun Riil (laporan Neraca)
1. Harta/aktiva
a. Harta lancar (Kas, Surat Berharga, Piutang wesel/wesel tagih, Piutang usaha,
Persediaan, Beban dibayar di muka, Perlengkapan)
b. Investasi jangka panjang (deposito, saham dan obligasi)
c. Aktiva tetap (Peralatan, mesin mesin,kendaraan, gedung, tanah)
d. Aktiva tidak berwujud (Hak Paten, Hak Cipta, Merk Dagang, Franchese, Good
Will, (Leasing)
e. Aktifa lain-lain (Mesin yang tidak dipakai)
2. Utang/Kewajiban
a. Kewajiban lancar (Utang Usaha, Utang wesel/wesel bayar, Biaya yang masih
harus dibayar, Utang bunga, Pendapatan yang diterima di muka)
b. Kewajiban jangka panjang (Utang hipotik, Utang Obligasi, Utang Bank)
c. Kewajiban lain-lain (Utang kepada direksi, pinjaman dari pelanggan)
3. Modal
Bentuk perusahaan Nama Modal
a. - Perseroan - Modal Pemilik
b. - Persekutuan - Modal Sekutu
c. - Perseroan Terbatass - Modal Saham
d. - Koperasi - Modal Anggota
A.2 Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum atau buku besar berdasarkan
transaksi/dokumen.
Jurnal Umum
Dasar penentuan ke akun mana transaksi dicatat, berapa jumlah yang dicatat, dan di sisi mana
dicatat.
Fungsi jurnal:
- fungsi pencatatan (semua transaksi pada suatu perusahaan harus dicatat)
- fungsi historis (transaksi tercatat sesuai urutan waktu terjadinya)
- fungsi analisis (bukti transaksi dianalisis kemudian dicatat ke jurnal)
- fungsi instruktif (perintah mendebet dan mengkredit akun-akun pada jurnal)
- fungsi informatif (menyajikan tanggal, nama akun, ket. singkat, dan nilai uang pada
suatu transaksi)
Langkah-Langkah Membuat Jurnal
Langkah 1: catat tanggal terjadinya transaksi.
Langkah 2: isi nomor bukti transaksi.
Langkah 3: catat akun yang mengalami perubahan akibat transaksi.
Langkah 4: isi kolom debet/kredit dengan jumlah uang yang terlibat dalam transaksi.
A.3 Membuat jurnal penyesuaian dan atau kertas kerja perusahaan jasa.
46. Jurnal penyesuaian berfungsi mengubah nilai akun sehingga memperlihatkan saldo
sebenarnya dari harta, utang, pendapatan, dan beban.
Akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode akuntansi adalah akun deferal dan
akrual.
Cara Penjurnalan (Ayat Jurnal Penyesuaian/AJP) pada perusahaan jasa:
a. Perlengkapan:
Beban Perlengkapan Rp ………………..
Perlengkapan Rp ………………..
b. Beban dibayar di muka:
1) Bila dicatat di neraca saldo sebagai Beban:
………………………dibayar di muka Rp ………………..
Beban……………………. Rp ………………..
2) Bila dicatat di neraca saldo sebagai………………..dibayar di muka:
Beban …………………… Rp ………………..
……………………..dibayar di muka Rp ………………..
c. Pendapatan diterima di muka:
1) Bila dicatat dalam neraca saldo sebagai Pendapatan:
Pendapatan…………………….. Rp ………………..
…………………….diterima di muka Rp ………………..
Atau
Pendapatan…………………….. Rp ………………..
Utang……………………………….. Rp ………………..
2) Bila dicatat dalam neraca saldo sebagai ……………………diterima di muka:
……………………diterima di muka Rp ………………..
Pendapatan……………………. Rp ………………...
d. Beban yang akan dibayar atau masih harus dibayar:
Beban…………………………. Rp ………………..
Utang…………………………… Rp …………………
e. Pendapatan yang akan diterima:
Piutang………………………… Rp ………………..
Pendapatan……………………. Rp …………………
f. Penyusutan Aktiva Tetap:
Beban Penyusutan…………………… Rp ………………...
Akumulasi Penyusutan……………… Rp …………………
*Rp. Sebesar yg tercantum dlm soal
*Rp. ….. % x Harga perolehan
*Metode Garis Lurus :
Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu
Taksiran Umur (Tahun)
g. Piutang Tak Tertagih:
Beban Penghapusan Piutang………. Rp …………………
Piutang………………………………… Rp ………………….
48. Laporan keuangan disusun berdasarkan kertas kerja yang telah dibuat pada tahap
sebelumnya.
Laporan keuangan yang disusun berdasarkan kertas kerja adalah laporan laba-rugi, laporan
perubahan modal, dan neraca. Untuk laporan arus kas dibutuhkan neraca pada periode
sebelumnya
1. Laporan laba-rugi
Pengertian: laporan tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Unsur-unsur laporan laba-rugi:
a. pendapatan usaha,
b. beban usaha,
c. pendapatan di luar usaha, dan
d. beban di luar usaha.
Bentuk laporan laba-rugi:
- single step: tidak membedakan sumber pendapatan dan alokasi beban, dan
- multiple step: membedakan sumber pendapatan dan alokasi beban.
Laporan laba-rugi hanya menyajikan akun-akun nominal yaitu akun pendapatan dan
beban.
3. Neraca
Pengertian: daftar yang mencatat secara sistematis harta, utang, dan modal perusahaan.
Unsur-unsur neraca:
a. harta,
b. utang, dan
c. modal.
Bentuk neraca:
- skontro, dan
- stafel
A.1 Mencatat jurnal khusus, buku besar utama, atau buku besar pembantu
perusahaan dagang
49. Pengertian jurnal khusus: jurnal yang dikelompokkan sesuai dengan jenis
transaksinya.
Manfaat:
- memungkinkan pembagian pekerjaan
- memudahkan posting ke akun buku besar
- memungkinkan pengendalian internal yang lebih baik
- menghemat biaya
Macam-macam Jurnal Khusus:
1. Jurnal Penerimaan Kas digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang menimbulkan
penerimaan uang tunai atau setara dengan uang tunai
2. Jurnal Pengeluaran Kas digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang menimbulkan
pengeluaran uang tunai atau setara dengan uang tunai (cek, giro pos, giro bilyet, wesel pos,
dan traveler check).
3. Jurnal pembelian digunakan mencatat transaksi pembelian secara kredit
4. Jurnal penjualan digunakan mencatat transaksi penjualan secara kredit
5. Jurnal umum digunakan mencatat retur pembelian, retur penjualan, prive bukan uang,
penjualan aktiva tidak terpakai, beban depresiasi.
A.3 Membuat jurnal penyesuaian dan atau kertas kerja perusahaan dagang
1. Penghitungan laba-rugi
a) Penjualan bersih = penjualan – (retur penjualan + potongan penjualan)
b) Pembelian bersih = (pembelian + beban angkut pembelian) – (retur pembelian +
potongan pembelian)
c) Barang yang Tersedia untuk Dijual (BTUD) =Persediaan Awal + Pembelian bersih
d) Harga pokok penjualan (HPP) = Persediaan Awal + Pembelian bersih – Persediaan
Akhir
e) Laba kotor = Penjualan bersih – HPP
f) Laba usaha = Laba kotor – beban usaha
g) Laba bersih sebelum pajak = laba usaha + pendapatan lain (luar usaha) – beban lain
(luar usaha)
h) Laba bersih setelah pajak = Laba bersih sebelum pajak – pajak
2. Penghitungan perubahan modal
A.5 Mencatat jurnal penutup, posting ke buku besar, atau neraca saldo setelah
penutupan.
54. Neraca Saldo Setelah Penutupan: neraca saldo yang disusun setelah jurnal penutup
dibuat dan diposting ke buku besar. Memasukkan data AJP dan Jurnal Penutup pada Buku
Besar sehingga di Neraca Saldo Setelah Penutupan, yang masih ada hanya Saldo Akun
Riil. Neraca saldo penutupan hanya berisi akun-akun riil.
Akun-akun riil yang terdapat dalam neraca saldo setelah penutupan adalah saldo awal pada
periode berikutnya.
55. Jurnal Pembalikè mencatat balik ayat jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun riil
baru, dilakukan pada awal periode
a. Jurnal pembalik bertujuan mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode
berikutnya.
b. Jurnal pembalik adalah jurnal yang membalik jurnal penyesuaian yang telah dibuat.
c. Pembuatan jurnal pembalik tidak mengubah jumlah yang dicatat dalam laporan
keuangan.
d. Jurnal penyesuaian untuk Akun Persediaan Barang Dagang tidak perlu dibuat jurnal
pembaliknya.
Akun yang memerlukan jurnal pembalik
a) Beban-beban yang masih harus dibayar
AJP:
Beban…………………………. Rp ………………..
Utang…………………………… Rp …………………
Jurnal Pembalik:
Utang…………………………… Rp …………………
Beban…………………………. Rp ………………..
b) Beban dibayar di muka (jika dicatat sebagai beban)
AJP:
………………………dibayar di muka Rp ………………..
Beban……………………. Rp ………………..
Jurnal Pembalik:
Beban …………………… Rp ………………..
……………………..dibayar di muka Rp ………………..
c) Pendapatan yang masih harus diterima
AJP:
Piutang………………………… Rp ………………..
Pendapatan……………………. Rp …………………
Jurnal Pembalik:
Pendapatan……………………. Rp …………………
Piutang………………………… Rp ………………..
d) Pendapatan diterima di muka (jika dicatat sebagai pendapatan)
AJP:
Pendapatan…………………….. Rp ………………..
…………………….diterima di muka Rp ………………..
Jurnal Pembalik:
……………………diterima di muka Rp ………………..
Pendapatan……………………. Rp ………………...
adi_munajat
(Sang Pembelajar)