Anda di halaman 1dari 25

PRATIKUM PENGUKURAN OTOMOTIF

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas makalah Pratikum Pengukuran Otomotif yang dibina oleh :
Windra Irdianto , M.Pd

Oleh :
Moh. Shofi Ainun Najib (170513624097)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Pratikum Pengukuran Otomotif" ini
dapat di selesaikan.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengukuran Otomotif. Materi
dalam makalah ini berasal dari hasil praktik yang telah dilakukan. Laporan hasil pratikum
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar. Serta juga dapat
memahami tata cara dan teknik dalam penggunaan alat ukur dalam bidang otomotif. Mudah-
mudahan dengan mempelajari makalah ini, akan mampu menghadapi masalah-masalah atau
kesulitan-kesulitan yang timbul dalam perbaikan kendaraan bermotor. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk membantu menambah wawasan.

Malang, 30 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................................................II

BAB 1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................1

1.2 TUJUAN....................................................................................................................................2

1.3 MANFAAT.................................................................................................................................2

BAB 2

HASIL PRATIKUM........................................................................................................................3

2.1 AKTIVITAS PRATIKUM.........................................................................................................3

2.2 JOBSHEET PERTAMA............................................................................................................3

2.3 JOBSHEET KEDUA...............................................................................................................12

2.4 JOBSHEET KETIGA..............................................................................................................17

BAB 3

PENUTUP.....................................................................................................................................22

KESIMPULAN..............................................................................................................................22

daftar pustaka.................................................................................................................................23

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pratikum Pengukuran Otomotif adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam mata kuliah
jurusan mesin terutama pada program studi teknik otomotif. Kegiatan pratikum ini agar
mahasiswa bisa mempraktekan, menggunakan, dan membaca hasil alat ukur yang digunakan
dalam kegiatan kerja di bengkel. Penggunaan alat ukur sangatlah vital saat melakukan kegiatan
pekerjaan di bengkel otomotif.

Dengan melakukan pratikum maka mahasiswa bisa mengetahui jenis-jenis alat, fungsi
alat, dan cara kerjanya. Apabila bisa memahami hal tersebut saat penggunaan alat ukur akan
mudah dilakukan dalam kegiatan praktek kerja di lapangan tanpa harus mempelajarinya lagi atau
harus membutuhkan bantuan orang lain dalam mengidentifikasi suatu masalah.

Jenis alat ukur yang digunakan memiliki beberapa macam diantaranya alat ukur
konvensional dan modern. Pada pratikum ini mahasiswa menggunakan beberapa jenis alat ukur
mekanik dan listrik. Selanjutnya agar bisa mengetahui fungsi alat tersebut digunakan dalam
pengukuran di bidang mana. Dan memahami cara langkah kerja alat ukur saat digunakan dalam
proses perbaikan dan pekerjaan bengkel otomotif serta pembacaan hasil ukur yang dilakukan.

Maka untuk itu pratikum pengukuran otomotif sangat penting untuk mengetahui jenis alat
ukur, fungsi alat ukur, dan cara kerja alat ukur. Dengan melaksanakan pratikum mahasiswa bisa
mengdidentifikasi kerusakan terlebih dahulu sebelum melakukan perbaikan kendaraan bermotor.

1
1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis alat ukur.


2. Mahasiswa mengetahui fungsi alat ukur.
3. Mahasiswa bisa memahami cara kerja alat ukur.
4. Mahasiswa dapat membaca hasil ukur benda yang diukur.
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sebelum melakukan perbaikan.

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis alat ukur


2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat ukur
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari alat ukur
4. mempunyai keterampilan dalam penggunaan alat ukur.
5. Mahasiswa bisa menggunakan alat ukur sesuai SOP.
.

BAB 2

HASIL PRATIKUM

2
2.1 Aktivitas Selama Pratikum

Dalam proses praktik terdapat beberapa jobsheet yang harus diselesaikan, dalam
penyelesain jobsheet dibagi menjadi 4 kelompok yang dilakukan secara roling dalam
menyelesaikan setiap jobsheet dalam praktik. Penggunaan alat ukur dalam praktik yaitu alat ukur
tekanan, alat ukur dial, avo meter, dan alat ukur mekanik.

2.2 Jobsheet pertama

1). Bahan yang diukur

 Kabel tegangan tinggi


 Kapasitor
 Coil
 Komponen Alternator
 Komponen Regulator
 Komponen Motor stater
 Baterai
 Motor stater (untuk tes)

2). Alat ukur

 Multimeter digital
 Multimeter analog
 Hydrometer
 Watt meter

3). Tabel hasil pengukuran

Mengukur menggunakan avometer

No Komponen Spesifikasi Hasil ukur Keterangan


1 Pengukuran Multimeter analog: Saat
hubungan antar X1= 0 ohm menggunakan
segmen X2= 0 ohm mutitester analog

3
komutator X3= 0 ohm tidak ada
dengan skala X4= 0 ohm kontinyunitas,
Ohm tetapi saat
Mutimeter digital: menggunakan
0,4 ohm multitester digital
menunjukan hasil
Kontinyuitas angka 0,4 Ohm

2 Pengukuran Multimeter analog:


hubungan antar X1= 0 ohm
segmen X2= 0 ohm
komutator X3= 0 ohm
dengan skala X4= 0 ohm Tidak ada
Ohm kontinyunitas
Mutimeter digital:
0 ohm
Tidak ada kontinyuitas

3 Kontinyuitas Multimeter analog: Terdapat


2 ohm kontinyuitas
Mutimeter digital:
3 ohm

4 Tidak ada kontinyuitas Multimeter analog: Tidak ada


0 ohm kontinyuitas

4
Mutimeter digital:
0 ohm

5 Tidak ada kontinyuitas Multimeter analog: Tidak ada


0 ohm kontinyuitas
Mutimeter digital:
0 ohm

6 Multimeter analog: Ada kontinyuitas


2 ohm
Mutimeter digital:
6 ohm

7 Multimeter analog: Terdapat


3 ohm kontinyuitas
Mutimeter digital:
0,07 ohm

8 Tahanan: 1,1-1,3 Multimeter analog: Hasil nilai


ohm 4,5 ohm tahanan melebihi
Mutimeter digital: nilai standar dan
2,4 ohm kemungkinan
mengalami
kerusakan

5
9 Internal resistor Tahanan 0,9-1,2 Multimeter analog: Tahanan melebihi
ohm 3,5 ohm daya batas
Mutimeter digital: maksimal
1,3 ohm

10 Tanpa internal resistor Tahanan primer Multimeter analog: Tahanan melebihi


1,3-1,6 ohm 4 ohm batas standar
Mutimeter digital:
2,3 ohm

11 Dengan internal resistor Tahanan primer Multimeter analog: Hasil nilai


1,5-1,0 ohm 4 ohm tahanan primer
Mutimeter digital: melebihi batas

6
2,3 ohm toleransi

12 Tanpa internal resistor Tahanan Multimeter analog: Hasil masih


sekunder 10,7- 4 ohm dibatas standar
14,5 ohm Mutimeter digital:
13,38 ohm

13 Dengan internal resistor Tahana sekunder Multimeter analog: Hasil pengukuran


13,7-18,5 ohm 4 ohm dibawah nilai
Mutimeter digital: toleransi dan
13,38 ohm kemungkinan
terjadi kerusakan

14 Tanpa internal resistor Tahanan tak Multimeter analog: Hasil ukur


hingga 0 ohm menunjukan
Mutimeter digital: tahanan tak
0 ohm hingga

7
15 Tahanan Multimeter analog: Kabel tegangan
maksismum 25 Kabe: tinggal sangat
ohm tiap kabel 1) 2 ohm vital apabila
2) 0 ohm
terjadi kerusakan
3) 5 ohm
4) 0 ohm harus diganti
Tegangan tinggi
8,5 ohm
Mutimeter digital:
Kabel:
1)12,88 ohm
2) 0 ohm
3) 6,19 ohm
4) 0 ohm
Tegangan tinggi
12,1 ohm

16 Tahanan 3,9-4,1 Multimeter analog: Nilai melebihi


ohm (20oc) 6 ohm dari nilai standar
Mutimeter digital:
6,8 ohm

Ada kontinyuitas

17 Tidak ada kontinyuitas Multimeter analog: Tidak ada


0 ohm kontinyuitas

8
Mutimeter digital:
0 ohm

18 ada kontinyuitas Multimeter analog:


2,5 ohm
Mutimeter digital:
6 ohm Ada kontinyuitas

19 Tidak ada kontinyuitas Multimeter analog: Tidak ada


0 ohm kontinyuitas
Mutimeter digital:
0 ohm

20 Tipe 40 A 1. Multimeter
analog:
0,7 ohm
1. Mutimeter
digital:
2,5 ohm
Ada kontinyuitas
2. Multimeter
analog:

9
2,5 ohm
2. Mutimeter
digital:
1,6 ohm

21 Regulator Tahanan IG-F Multimeter analog: Ada kontinyuitas,


bebas 0,0 ditarik IG-F = 16 ohm Memilki nilai
+110 ohm Mutimeter digital: standar
IG-F = 11,6 ohm

22 Tahanan B-E Multimeter Tidak terdapat


bebas tak analog: kontinyuitas
terbatas ditarik B-E = 0 ohm pada B-E
masuk +100 B-L = 0 ohm +100 ohm,
ohm Mutimeter maupu B-L
digital: pada B-E +0
Tahanan B-E B-E = 0 ohm ohm.
bebas tak B-L = 0 ohm
terbatas ditarik
masuk +0 ohm
23 Tahanan N-E: Multimeter Memiliki nilai
23 ohm analog: dibawah rata-
0 ohm rata
Mutimeter
digital:
2,68 ohm

10
24 Menghitung Multimeter Baterai
tegangan analog: memiliki
baterai denagn 10 volt tengangan
menggunakan Mutimeter sebesar 10 volt
multitester digital:
analog dan 9,96 volt
digital

25 Mengukuir Daya motor Motor stater


besar daya dari stater memiliki daya
motor stater Volt = 9 volt sebesar 24
Ampere = 24 watt
A
Daya = 216
watt

2.3 Jobsheet Kedua

1). Bahan yang diukur

 katup
 spring valve
 head cylinder
 rokerm shaft
 camshaft

2). Alat ukur

 Jangka sorong
 Micrometer
 Dial indicator

11
 Macnetic stand
 Block v
 Sping tester
 Mistar siku
 Feeler gauge

3). Tabel hasil ukur

Mengukur katup

No Komponen Spesifikasi Hasil Ukur Keterangan


1 Batang katup In : Kondisi kerataan
In : 7,951-7,991 A : 7,96 mm terutama disisi
mm B: 7,96 mm ujung terjadi
C : 7,95 mm keausan akibat
Ex : 7,960-7,986 Ex : dari gesekan
mm A : 7,94 mm didalam ruang
B : 7,94 mm bakar saat mesin
C : 7,93 mm bekerja
2 Baling keliling In = Ukuran dari
kepala katup 1. 0,02 mm setiap daun
2. 0,10 mm katup berbeda-
3. 0,04 mm beda tergantung
4. 0,06 mm pada keausan
Ex = dari daun katup
1. 0,01 mm itu sendiri.
2. 0,05 mm
3. 0,02 mm
4. 0,09 mm

12
4 Lebar In = Setiap katup in
persentuhan 1. 0,10 mm dan ex pada
katup dan 2. 0,05 mm katup memiliki
dudukan katup 3. 0,05 mm lebar
4 0,09 mm persentuhan
Ex = yang berbeda-
1. 0,05 mm beda.
2. 0,10 mm
3. 0,10 mm
4. 0,05 mm
5 Ketebalan tepi katup In = Ketebala dari
1. 2,60 mm tepi katup
2. 2,10 mm berbeda-deda
3. 2,00 mm tergantung dari
4 2,10mm ke ausan katup.
Ex =
1. 2,00 mm
2. 2,10 mm
3. 2,10 mm
4. 1,80 mm
6 Panjang In = dari kondisi
keseluruhan 1. 124,10 mm spesifik yang
standar : 2. 124,18 mm tertulis mungkin
In : 99,9 mm 3. 124,94 mm karena pebedaan
Ex : 100,1 mm 4 . 124,10mm dari katup
Ex =
Minimum : 1. 124,30 mm
In : 99,4 mm 2. 124,10 mm
Ex : 99,95 mm 3. 124,20 mm
4. 124,0 mm

13
7 Kemiringan In = Kemiringan dari
pegas 1. 0,60 mm pegas katup
2. 0,10 mm berbeda-beda
3. 0,90 mm dari katup in dan
4. 0,16 mm ex. Tergantung
Ex = dari ke ausan
1. 0,50 mm pegas katup.
2. 0,40 mm
3. 0 mm (tdk
miring)
4. 0,05 mm
8 Panjang pegas In = Panajang dari
1. 50 mm pegas katup
2. 50 mm berbeda-beda,
3. 50,30 mm tergantung dari
4 850,20 mm ke ausan pegas
Ex = katup.
1. 50 mm
2. 50 mm
3. 50,24 mm
4. 50, 50mm
9 Pada 38,4 mm In = Daya tekan yang
(1,512 in) : 296- 1. 34 kg dimiliki kedua
328 N.m (30,2- 2. 35 kg pegas masih
33,4 kgf ; 66, 6- 3. 34 kg sesuai batas
73,6 lbf) 4. 34 kg standar
Ex =
1. 34 kg
2. 35 kg
3. 33 kg
4. 34 kg
Mengukur rocker arm dan camshaft

14
No Komponen Spesifikasi Hasil ukur Keterangan
1 Run out mak: Run out dari
0,30 mm 0,15 mm celah oli masih
(0,0118 in) standart belum
sampai melebihi
0,30 mm

0,30 mm

2 Run out mak: 1) -0,5 mm Run out max dari


0,30 mm (cekung) rocker shaft
2) 0,5 (cembung)
(0,0024 in) masih normal
antara cekung
-0,5 mm dan
cembung 0,5 mm

3 Ketinggian cam 1. 36,1 mm Ketinggian dari


2. 36,69 mm
standar. camshft memiliki
3. 36,38 mm
4. 36,09 mm ketinggian yang
5. 36,74 mm
standar.
6. 36,68 mm
7. 36,73 mm
8. 36,40 mm

4 Journal 1) 42,88 mm
2) 43, 85mm
chamshaft
2.4 Jobsheet Ketiga

1). Bahan yang diukur

15
 piston
 tromol rem
 kanvas kopling
 crankhaft

2). Alat ukur

 Jangka sorong (Vernier Caliper)


 Dial indicator
 Blok v
 Magnetic stand

3). Tabel hasil ukur

Mengukur piston

No Komponen Spesifikasi Hasil ukur keterangan


1 Diameter piston Piston : Diameter
1) 77, 44 mm piston
2) 77,42 mm
memiliki
3) 77,38 mm
4) 77,44 mm ukuran yang
berbeda-beda
tergantung
pada ke ausan
piston.

16
2 Lubang pen Piston : Lubang pen
piston 1) 19,20 mm piston
2) 19,20mm
memiliki
3) 19,20mm
4) 19,20mm diameter
19,20 mm.

3 Pen piston Piston: Pen piston


1) 18, 99 mm memiliki
2) 18,99 mm
ukuran 18,99
3) 18,99 mm
4) 18,99 mm mm.

4 Celah ring Piston: Celah ring


piston 2. a) 0,60 mm memiliki
b) 0,40 mm ukuran yang
3. a) 0,50 mm berbeda
b) 0,50 mm tergantung
pada keusan
dari ring
piston.

17
5 Celah ring Piston: Celah ring
dalam alur 2. a) 0,15 mm pada alur
b) 0,05 mm dalam piston
3. a) 0,10 mm berbeda-beda,
b) 0,05 mm tergantung
pada ke ausan
ring piston.

Mengukur crankshaft

No Komponen Spesifikasi Hasil ukur Keterangan


1 Run out max :
0,03 mm 0,02 mm
(0,0012 in)
2 Juornal 1. 49,85 mm
2. 49,90 mm
crankshaft

3 Crank pin 1. 49,90 mm


2. 49,92 mm

18
4 1. Lebar 1. 33,20 mm
2. 26, 95
ujung
mm
besar
2. Lebar
dari pen
poros
engkol

5 Celah toalak 1. 0,15 mm Celah tolak


2. 0,25 mm
ujung besar ujiung besar
3. 0,25 mm
4. 0,25 mm memiliki
kelonggaran
yang
berbeda-
beda.

Mengukur kampas kopling mobil dan kampas rem

No Komponen Spesifikasi Hasil ukur Keterangan


1 1. 0,2 mm
2. 0,45 mm
3. 0,7 mm
4. 0,2 mm
5. 0,1 mm
6. 0,1 mm
7. 0,4 mm
8. 0,15 mm
9. 0,55 mm

19
2 1. 0,07 mm Terjadi
2. 0,065 mm keausan yang
3. 0,05 mm tidak merata
4. 0,02 mm
5. 0,06 mm
6. 0,065 mm
7. 0,06 mm
Kedalaman atau ketebalan kanvas
8. 0,006 mm
kopling
3 Terjadi
Kerataan kanvas kopling keausan di
0,15 mm
tiap sisi
kanvas
kopling
4 Ketebalan
kanvas rem tipe a) 1,15
sepatu mm
b) 0,8 mm

BAB 3

PENUTUP

20
Kesimpulan

Betapa pentingnya pengetahuan tentang alat ukur yang digunakan dalam dunia
perbengkelan, tidak hanya untuk mengetahui tentang pengetahuan tentang alat ukur saja. Namun
membedakan jeni-jenis alat ukur harus bisa dilakukan dan juga bagaimana cara kerja alat ukur
tersebut.

Jenis alat ukur terdapat beberapa macam diantaranya alat ukur mekanik, alat ukur
tekanan, dan alat ukur digital. Penggunaan alat ukur harus sesuai dengan fungsinya masing-
masing misalnya alat ukur dial yang hanya bisa untuk mengukur suatu permukaan dari benda
kerja.

Apabila sudah mengetahui perbedaan alat ukur maka kita harus bisa mengetahui cara
kerja dari setiap jenis alat ukur tersebut. Dan tidak hanya itu saja kita juga harus bisa membaca
hasil alat ukur karena pembacaan hasil alat ukur sangat berpengaruh sekali dalam menentukan
hasil identifikasi sebelum melakukan perbaikan atau service.

Dengan itu maka praktik prngukuran otomotif sangat penting dalam prnggunaan alat
ukur, fungsi alat ukur, dan cara kerja alat ukur sesuai sop. Pembacaan hasik juga sangat
dibutuhkan dalam mengidentifikasi suatu masalah yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Luciandika, Ariva. 2016. Cerdas Menulis Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang

21
Najib, Moh. Shofi Ainun . 2018. Dokumentasi Foto Pribadi. Malang: Universitas Negeri Malang

22

Anda mungkin juga menyukai