LK Efusi Pleura

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 32

1

EFUSI PLEURA

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura beru-
pa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya ketidakseimbangan antara
produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura bukanlah suatu disease
entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa
penderita. Terjadinya efusi pleura disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
1. Infeksi :
- Tuberkulosis
- Pneumonitis
- Abses paru
- Abses subfrenik
2. Non infeksi :
- Karsinoma paru
- Karsinoma pleura : primer dan sekunder
- Karsinoma mediastinum
- Tumor ovarium
- Bendungan jantung : gagal jantung, perikarditis konstruktiva
- Gagal hati
- Gagal ginjal
- Hipotiroidisme
- Kilotoraks
- Emboli paru

I. PATOFISIOLOGI
Di dalam rongga pleura terdapat kurang lebih 5 ml cairan yang cukup untuk membasahi
seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler
pleura parietalis karena adanya tekanan hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis.
Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil
lainnya (10-20 %) mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga pasase cairan di sini
mencapai 1 liter seharinya.
Terkumpulnya cairan di rongga pleura (efusi pleura) terjadi bila keseimbangan antara
produksi dan absorpsi terganggu misalnya pada hiperemia akibat inflamasi, perubahan
2

tekanan osmotik, (hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal jantung). Transudat


misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena disertai peningkatan tekanan
hidrostatik, dan sirosis hepatik tekanan osmotik koloid yang menurun. Eksudat dapat
disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler
sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak
sel darah putih. Sebaliknya transudat kadar proteinnya rendah sekali atau nihil sehingga
berat jenisnya rendah.
Infeksi tuberkulosis pleura biasanya disebabkan oleh efek primer sehingga berkembang
pleuritis eksudativa tuberkulosa. Pergeseran antara kedua pleura yang meradang akan
menyebabkan nyeri. Suhu badan mungkin hanya sub febril, kadang ada demam. Diagnosis
pleuritis tuberkulosa eksudativa ditegakkan dengan pungsi untuk pemeriksaan kuman basil
tahan asam dan jika perlu torakskopi untuk biopsi pleura.
Pada penanganannya, selain diperlukan tuberkulostatik, diperlukan juga istrahat dan kalau
perlu pemberian analgesik. Pungsi dilakukan bila cairan demikian banyak dan
menimbulkan sesak napas dan pendorongan mediastinum ke sisi yang sehat. Penanganan
yang baik akan memberikan prognosis yang baik, pada fungsi paru-paru maupun pada
penyakitnya.

II. PENGKAJIAN
1. Anamnesis:
Pada umumnya tidak bergejala . Makin banyak cairan yang tertimbun makin cepat
dan jelas timbulnya keluhan karena menyebabkan sesak, disertai demam sub febril
pada kondisi tuberkulosis.

2. Kebutuhan istrahat dan aktifitas


- Klien mengeluh lemah, napas pendek dengan usaha sekuat-kuatnya, kesulitan
tidur, demam pada sore atau malam hari disertai keringat banyak.
- Ditemukan adanya tachicardia, tachypnea/dyspnea dengan usaha bernapas se-
kuat-kuatnya, perubahan kesadaran (pada tahap lanjut), kelemahan otot , nyeri
dan stiffness (kekakuan).

3. Kebutuhan integritas pribadi


a. Klien mengungkapkan faktor-faktor stress yang panjang, dan kebutuhan
3

akan pertolongan dan harapan


b. Dapat ditemukan perilaku denial (terutama pada tahap awal) dan kecemasan

4. Kebutuhan Kenyamanan/ Nyeri


- Klien melaporkan adanya nyeri dada karena batuk
- Dapat ditemukan perilaku melindungi bagian yang nyeri, distraksi, dan
kurang istrahat/kelelahan

5. Kebutuhan Respirasi
- Klien melaporkan batuk, baik produktif maupun non produktif, napas
pendek, nyeri dada
- Dapat ditemukan peningkatan respiratory rate karena penyakit lanjut dan
fibrosis paru (parenkim) dan pleura, serta ekspansi dada yang asimetris,
fremitus vokal menurun, pekak pada perkusi suara nafas menurun atau tidak
terdengan pada sisi yang mengalami efusi pleura. Bunyi nafas tubular
disertai pectoriloguy yang lembut dapat ditemukan pada bagian paru yang
terjadi lesi. Crackles dapat ditemukan di apex paru pada ekspirasi pendek
setelah batuk.
- Karakteristik sputum : hijau/purulen, mucoid kuning atau bercak darah
- Dapat pula ditemukan deviasi trakea

6. Kebutuha Keamanan
- Klien mengungkapkan keadaaan imunosupresi misalnya kanker, AIDS ,
demam sub febris
- Dapat ditemukan keadaan demam akut sub febris

7. Kebutuhan Interaksi sosial


- Klien mengungkapkan perasaan terisolasi karena penyakit yang diderita,
perubahan pola peran

III. PEMERIKSAAN FISIK


4

Pada pemeriksaan fisik didapatkan perkusi pekak, fremitus vokal menurun atau asimetris
bahkan menghilang, bising napas juga menurun atau hilang. Gerakan pernapasan menurun
atau asimetris, lenih rendah terjadi pada sisi paru yang mengalami efusi pleura.
Pemeriksaan fisik sangat terbantu oleh pemeriksaan radiologi yang memperlihatkan jelas
frenikus kostalis yang menghilang dan gambaran batas cairan melengkung.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Kultur sputum : dapat ditemukan positif Mycobacterium tuberculosis
Apusan darah asam Zehl-Neelsen : positif basil tahan asam
Skin test : positif bereaksi (area indurasi 10 mm, lebih besar, terjadi selama 48 – 72 jam
setelah injeksi.
Foto thorax : pada tuberkulosis ditemukan infiltrasi lesi pada lapang atas paru, deposit
kalsium pada lesi primer, dan adanya batas sinus frenikus kostalis yang menghilang, serta
gambaran batas cairan yang melengkung.
Biakan kultur : positif Mycobacterium tuberculosis
Biopsi paru : adanya giant cells berindikasi nekrosi (tuberkulosis)
Elektrolit : tergantung lokasi dan derajat penyakit, hyponatremia disebabkan oleh retensi
air yang abnormal pada tuberkulosis lanjut yang kronis
ABGs : Abnormal tergantung lokasi dan kerusakan residu paru-paru
Fungsi paru : Penurunan vital capacity, paningkatan dead space, peningkatan rasio residual
udara ke total lung capacity, dan penyakit pleural pada tuberkulosis kronik tahap lanjut.

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan
primer dan sekresi yang statis
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya akumulasi sekret
jalan napas
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi
paru, kerusakan membran alveolar kapiler
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
keinginan makan sekunder akibat dyspnea
5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat
mengenai proses penyakit dan pengobatan
5

VI. PERENCANAAN DAN RASIONALISASI


1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan
primer dan sekresi yang statis
Batasan karakteristik : diagnosis tuberkulosis paru +
Kriteria hasil : Klien akan dapat :
1. Mengidentifikasi cara pencegahan dan penurunan resiko penyebaran infeksi
2. Mendemonstrasikan teknik/gaya hidup yang berubah untuk meningkatkan
lingkungan yang aman terhadap penyebaran infeksi.

Intervensi Rasionalisasi
1. Jelaskan tentang patologi penyakit secara 1. Membantu klien
sederhana dan potensial penyebaran infeksi menyadari/menerima prosedur
melalui droplet air borne pengobatan dan perawatan untuk
mencegah penularan pada orang lain
dan mencegah komplikasi

2. Ajarkan klien untuk batuk dan 2. Membiasakan perilaku yang penting


mengeluarkan sputum dengan menggunakan untuk mencegah penularan infeksi
tissue. Ajarkan membuang tissue yang
sudah dipakai serta mencuci tangan dengan
baik

3. Monitor suhu sesuai sesuai indikasi 3. Reaksi febris merupakan indikator


berlanjutnya infeksi

4. Observasi perkembangan klien setiap hari 4. Membantu memonitor efektif


dan kultur sputum selama terapi tidaknya pengonbatan dan respons
klien

5. Kolaborasi pemberian INH, 5. Inh merupakan drug of choice untuk klien


etambutol,rifampicin. beresiko terhadap perkembangan TB dan
dikombinasikan dengan “primary drugs”
lain jhususnya pada penyakit tahap lanjut.

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di jalan
napas

Batasan karakteristik :
- Suara napas abnormal, ritme, kedalaman napas abnormal.
- Perubahan respiratory rate, dyspnea, stridor.
6

Kriteria hasil :
1. Klien akan dapat mempertahankan jalan napas yang paten
2. Memperlihatkan perilaku mempertahankan bersihan jalan napas

Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji fungsi paru, adanya bunyi napoas 1. Penurunan bunyi napas mungkin
tambahan, perubahan irama dan kedalaman, menandakan atelektasis, ronchi,
penggunaan otot-otot aksesori wheezing menunjukkan adanya
akumulasi sekret, dan ketidakmampuan
untuk membersihkan jalan napas
menyebabkan penggunaan otot aksesori
dan peningkatan usaha bernapas.

2. Atur posisi semi fowler 2. Memaksimalkan ekspansi paru dan


menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi
maksimal dapat membuka area
atelektasis, mempermudah pengaliran
sekret keluar

3. Pertahankan intake cairan 2500 ml/hari 3. Intake cairan mengurangi penimbunan


sekret, memudahkan pembersihan

4. Kolaborasi :
- Pemberian oksigen lembab - Mencegah mukosa membran kering, me-
ngurangi sekret
- Mucolytic agent - Menurunkan sekret pulmonal dan memfa-
silitasi bersihan.
- Bronchodilator - Memperbesar ukuran lumen pada perca-
bangan tracheobronchial dan menurunkan
pada percabangan tracheobronchial dan
menurunkan pertahanan aliran.
-Mengatasi respons inflamasi sehingga tidak
- Kortikosteroid terjadi hipoxemia.

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi


paru, kerusakan membran akveolar kapiler.
Batasan karakteristik :
- Penurunan ekspansi dada
- Perubahan RR, dyspnea, nyeri dada
- Penggunaan otot aksesori
- Penurunan fremitus vokal, bunyi napas menurun
Kriteria hasil :
7

- Klien akan :
1.Melaporkan berkurangnya dyspnea
2.Memperluihatkan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
3.ABGs dalam batas normal
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji adanya dyspnea, penuruna 1. Tuberkulosis pulmonal dapat
suara nafas, bunyi nafas tambahan, menyebabkan efek yang luas,
peningkatan usaha untuk bernafas, termasuk penimbunan cairan di
ekspansi dada yang terbatas , pleura sehingga menghasilkan gejala
kelelahan distress pernafasan.

2. Evaluasi perubahan kesadaran . 2. Akumulasi sekret yang berlebihan


Perhatikan adanya cyanosis , dan dapat mengganggu oksigenasi organ
perubahan warna kulit, membran dan jaringan vital
mukosa dan clubbing finger

3. Dorong/ajarkan bernapas melalui 3. Menciptakan usaha untuk melawan


mulut saat ekshalasi outflow udara, mencegah kolaps
karena jalan napas yang sempit,
membantu doistribusi udara dan
menurunkan napas yang pendek

4. Tingkatkan bedrest / pengurangi 4. Mengurangi konsumsi oksigen


aktifitas selama periode bernapas dan
menurunkan gejala sesak napas

5. Monitor ABGs 5. Penurunan tekanan gas oksigen


(PaO2) dan saturasi atau peningkatan
PaCO2 menunjukkan kebutuhan
untuk perubahan terapetik

6. . Kolaborasi suplemen oksigen 6. Mengoreksi hypoxemia yang


meyebabkan terjadinya penurunan
sekunder ventilasi dan berkurangnya
permukaan alveolar.

A. DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC , Jakarta


8

Carpenito, Lynda Juall (1995), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC,
Jakarta
Doengoes, Marilyn (1989), Nursing Care Plans Second Edition, FA Davis Company,
Philadelphia
Long, Barbara C (1989), Perawatan Medikal Bedah, Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjadjaran, Bandung
Luckmann’s Sorensen (1996), Medical Surgical Nursing, WB Saunders, Philadelphia
Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, EGC, Jakarta

1. PENGKAJIAN DATA

Nama Mahasiswa : Simon Sani Kleden


Tempat Praktek : Ruang Paru Laki RSUD DR Soetomo
9

Tanggal :

I Identitas diri klien


Nama : Tn. Chamdan Tanggal MRS : 29 April 2001
Umur : 51 tahun Sumber informasi : Klien & Istri
Jenis kelamin : Laki-laki Keluarga yang bisa dihubungi : Istri
Alamat : Gresik Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Kawin Pekerjaan : PNS Depag
Agama : Islam Alamat : Idem
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Distributor
Lama bekerja : 12 tahun

II. Status Kesehatan Saat Ini


1. Alasan utama masuk ke rumah sakit : Sesak, dan batuk yang tidak sembuh
Keluhan utama saat ini : Batuk dan dahak yang sulit keluar
2. Faktor pencetus : udara lembab dan polusi udara
3. Lamanya keluhan : 2 bulan
4. Timbulnya keluhan : mendadak
5. Faktor yang memperberat : bekerja keras / lembur ke luar daerah
6. Upaya untuk mengatasi sendiri :berobat ke puskesmas
7. Diagnosa Medik : sebelumnya tidak pernah dirawat di RS

III. Riwayat Kesehatan yang lalu


1. Penyakit yang pernah dialami saat anak-anak tidak ada
2. Tidak alergi terhadap apapun
3. Klien sewajtu kecil tidak diimunisasi
4. Klien biasa merokok sekitar 1 bungkus sehari
5. Klien tidak tergantung pada obat-obatan
6. Pola nutrisi : Frekwensi 3 x sehari
TB = 158 cm BB= 38 kg
10

- Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk, nuah


- Makanan yang disukai : Buah segar
- Makanan yang tidak disukai : tidak spesifik
- Makanan pantang : tidak ada
- Nafsu makan : sedang, alasan: nafsu makan kurang
- Perubahan BB dalam 6 bulan terakhir : turun drastis jadi kurus

7. Pola eliminasi :
- BAB : frekuensi 1 x sehari, tidak menggunakan pencahar, kebiasaan waktu
pagi, warna kecoklatan, konsistensi lunak
- BAK : Frekuensi 1 – 2 x sehari, jumlah kira-kira 750 – 1000 cc, warna
kuning , bau amoniak

8. Pola tidur dan istrahat: waktu tidur tidak tentu sesuai kondisi pekerjaan, lama tidur
kira-kira 5 – 6 jam, kebiasaan pengantar tidur tidak ada, kebiasaan saat tidur tidak
ada, sekarang mengalami kesulitan tidur karena merasa panas

9. Pola Aktifitas dan Latihan


- Kegiatan dalam pekerjaan : distributor dan teknikal perusahaan minyak
- Tidak pernah berolahraga
- Kegiatan di waktu luang : tidur
- Tidal mengalami kesulitan yang berartiuntuk kebutuhan seharihari kecuai
mudah merakan lelah bila beraktifitas berat.

10. Pola bekerja : Jenis pekerjaan berat karena harus mengantar dan menjemput minyak
ke daerah, jadwal kerja rata-rata di atas 10 jam tergantung kebutuhan, jadwal kerja
setiap hari.
IV. Riwayat Keluarga
Genogram :
11

Istri klien menderita TB Paru sejak tahun 1997, anak nomor 2 juga sedang mengikuti
pengobatan tuberculosis.

V. Riwayat Lingkungan
Klien dan keluarga tinggal di lingkungan industri petrokimia Gresik sehingga memiliki
ancaman besar terhadap polusi debu, Kamar bagian belakang gelap, kebersihan terjaga.

VI.Aspek Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi: klien menggunakan kacamata ukuran plus dan minus sejak
tahun 1994 (klien tidak tahu ukurannya)
Kesulitan yang dialami : Klien tidak mengeluh sering pusing, menurunnya sensi-
tifitas sakit dan sensitifitas terhadap panas dan dingin
2. Persepsi diri :
Hal yang amat dipikirkan saat ini : klien merasa penyakitnya adalah penyakit yang
sukar disembuhkan.
Harapan setelah menjalani perawatan : klien ingin cepat sembuh
Perubahan yang dirasakan setelah sakit : tidak mampu meneruskan pekerjaan
3. Suasana hati : cemas
Rentang perhatian : Klien memikirkan kehidupan keluarganya yang sudah terkena
TB Paru (Istrinya mengidap TB Paru sejak tahun 1997, kemudian menyusul put-
ranya yang nomor dua kemudian klien sendiri masuk dengan diagnosis yang sama )
4. Hubungan komunikasi
12

- Klien berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dengan jelas,
relevan, mampu mengekspresikan perasaan dan mampu mengerti orang lain.
- Klien tinggal di rumah milik sendiri beserta istri, putra nomor 2 dan putri bungsu
(nomor 4 )
- Adat istiadat yang dianut adalah adat Jawa, klien sebagai kepala rumah tangga
membuat keputusan dalam keluarga, keuangan memadai.
- Tidak ada kesulitan dalam hubungan antar anggota keluarga. Klien mengalami
gangguan libido menurun, tetapi klien tidak menganggap hal tersebut suatu hal
yang serius karena menganggap dirinya sudah tua dan lebih mengutamakan
kesembuhan penyakitnya.
- Yang disukai dari dirinya sendiri adalah klien mampu mencari nafkah yang
cukupo memadai bagi keluarganya. Yang ingin dirubah dari kehidupan adalah
lingkaran penularan penyakit TB paru dalam keluarganya.
- Yang dilakukan jika klien stress adalah mencari penyelesaian masalah dengan
mendidkusikannya dengan istri.
- Agar perawatan klien nyaman, klien merubah posisi yang dianggap nyaman.
- Sumber kekuatan bagi klien adalah Tuhan, klien menganggp Tuhan, Agama
dan Kepercayaan penting bagi klien
- Kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah sakit adalah berdoa agar cepat
sembuh

VII. Pengkajian Fisik


1. Keadaan Umum
Baik, bisa memenuhi kebutuhan ADL sendiri tapi belum mampu beraktifitas yang
berat.

2. Tanda-tanda vital
S = 37 o C per axilla
N = 80 x/mnt teratur
T = 120/80 mmHg lengan kanan
RR = 20 x / mnt
HR = 80 x/mnt
13

3. Body System
3.1 Pernapasan ( B1 : Breating )
- Pernapasan melalui hidung, tidak ada kelainan bentuk, epistaksis tidak ada, alergi
tidak ada, deviasi tidak ada. Trachea normal, tidak ada deviasi.
- Bentuk dada pectus excavatus (dingding dada gepeng dengan sternum depressi),
ekspansi dada menurun pada kedua paru terutama sebelah kiri. Retraksi interkostal
tidak ada, penggunaan otot bantu pernafasan tidak ada . Pelebaran pembuluh
kolateral tidak nampak, cyanosis tidak ada, warna kulit agak pucat. Irama pernapasan
reguler RR 20 x/mnt . Clubbing finger tidak ada, capillary refill 3 detik.
a. Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ekspansi paru menurun dan lebih rendah
pada dada sebelah kiri, fremitus vokal menurun pada daerah infra
klavikularis kanan dan kiri.
b. Perkusi : Pekak pada kedua lapang paru, redup pada area jantung
c. Auskultasi : ronchi positif pada kedua lapang paru, rales terutama pada paru
sebelah kiri

3.2 Cardiovaskular ( B2 : Bleeding )


-Nyeri dada tidak ada, nyeri saat beraktifitas ada, kadang-kadang pusing, palpitasi tidak
ada, ictus cordis tampak pada ics 5 mid sternal kiri, distensi vena jugularis tidak
tampak. Edema tidak ditemukan.
- Palpasi : teraba ictus cordis pada ics 5 mid sternal kiri
d. Perkusi : redup pada area jantung
e. Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, irama gallop
tidak ada

3.3 Persyarafan (B3 : Brain )


a. Kesadaran komposmentis, GCS 456 total nilai 15.
b. Kepala bentuk mesoceophal tidak ada pelebaran vena di temporal, tidak ada
bekas luka. Wajah simetris.
c. Bentuk mata simetris, sklera putih, conjunctiva pucat, pupil ukuran 2 mm
isokor, reflek pupil dan reflek kornea normal.
14

d. Tidak ada pembesaran kelenjar di leher


e. Kaku kuduk tidak ada, kernig sign tidak ada

Persepsi sensori
- Tidak ada gangguan pendengaran, tidak menggunakan hearing aids
- Fungsi penciuman normal
- Fungsi pengecapan normal, dapat membedakan rasa manis, asin, pahit
- Fungsi penglihatan menurun, menggunakan kacamata +/- (klien tidak tahu
ukurannya) sejak tahun 1997
- Tidak ada gangguan fungsi perabaan, bisa membedakan panas, dingin dan
tekan,

3.4 Perkemihan-eliminasi uri ( B4 : Bladder )


Produksi urin per hari kirkira 1750 cc frekuensi berkemih 2– 3 x/hari warna
kuning bau amoniak, tidak ada gangguan perkemihan, nyeri saat berkemih tidak
ada

3.5 Pencernaan – Eliminasi Alvi ( B5 : Bowel )


a. Gigi taring dan pre molar kiri dan kanan bagian atas dan bawah tanggal
berjumlah 8 buah, tidak ada gangguan menelan
b. Abdomen simetris bilateral, datar dan warna sama dengan kulit sekitarnya,
tidak ada pembesaran vena, nyeri tekan tidak ada, suara hipersonor pada
epigastrium, redup pada kuadran kanan ats dan kuadran kiri atas, pekak
pada kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah, distensi abdomen tidak
ada, bowel sound menurun .
c. Ada riwayat hemorroid, tetapi berobat ke dokter ( tidak dioperasi)
d. BAB frekuensi 1 x/hari konsistensi padat dan keras, tidak menggunakan
pencahar

3.6 Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )


a. Kemampuan pergerakan sendi bebas tanpa ada tahanan dan kekakuan,
parese dan paralise tidak ada, kelemahan gerak ada
b. Ekstremitas atas tidak ada kelainan, ekstremitas bawah
15

tidak ada kelainan


- Tulang belakang normal, tidak lordosis maupun skoliosis
Kulit :
- Warna kulit sawo matang, pucar, integritas intake, tidak ada bekas
perlukaan, peradangan maupun edema, turgor kulit baik, akral hangat

3.7 Sistem Endokrin


- Tidak tampak eksophtalmus, toleransi terhadap sensasi panas/dingin baik,
palpitasi tidak ada, rigiditas tidak ada

3.8 Sistem Hematopoietik


Tidak ada riwayat gangguan hematopietik, lebam dan peteki tidak ada

3.9 Psikososial
Konsep Diri:
- Citra diri/body image : Klien menganggap dirinya tidak sekuat dulu, ia
menyukai semua bagian tubuhnya. Yang kurang disukai adalah gigi yang
tidak lengkap lagi sehingga kesulitan untuk mengunyah
- Identitas : Status klien dalam keluarga adalah sebagai kepala rumah tanga,
klien puas terhadap status dan posisinya dalam keluarga
- Peran : Klien senang dengan perannya sebagai kepala keluarga, sanggup
melaksanakannya da puas terhadap perannya
- Ideal diri/harapan :
* Klien berharap semua anggota tubuhnya masih dapat berfungsi dengan baik,
posisi klien dalam keluarga sebagai pencari nafkah, status sebagai kepala
keluarga dan berharap ia segera dapat kembali ke rumah untuk meneruskan
usaha warungnya.
* Klien berharap anggota keluarga tidak ada yang tertular TB paru lagi, dan
berharap lingkungan tempat tinggalnya bisa berkurang atau bebas dari polusi
pabrik.
- Harga Diri : Tanggapan klien terhadap harga dirinya tinggi

Sosial / Interaksi
16

- Hubungan klien dengan lingkungan sangat baik, dukungan keluarga aktif,


reaksi klien saat interaksi dengan perawat defensif terutama bila
menyinggung penyakit TB paru, konflik yang terjadiadalah terhadap nilai
yang dianut.

3.10 Spiritual
- Klien percaya bahwa penguasa kehidupan adalah Allah, sumber kekuatan
dan harapan di saat sakit adalah kehendak Allah, ritual ibadah yang
dilakukan saat ini adalah sholat
- Tidak ada upaya kesehatan yang bertentangan dengan agama, klien percaya
bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit dan klien
percaya penyakitnya dapat disembuhkan. Klien menganggap penyakitnya
sebagai cobaan/peringatan dari Tuhan.

VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tgl 25-4-2001 Foto Roentgent : Efusi Pleura + KP Duplex
Tgl 29-4-2001 Hb : 12,0 g/dl
Leukosit : 7,5 x 10 g/l (N : 4,3 – 10,3 )
PCV : 0,35 (N : 0,40 – 0,47)
Glukosa : 108 mg/dl
Protein total : 5,21 g/dl
Sel : 1129 sel/cm
Mono : 93 %
Poli : 7%
Tgl 30-4-2001 BTA negatif
Urinalisis : Protein, glukosa, bilirubin, urobilin negatif
Sedimen : darah merah + ( 0-1 )
darah putih + (1-2 )
sel epitel + (0-1 )
kristal negatif

Terapi :
Asam mefenamat 3x1
17

Etambutol 3x1
Multivit 3x1

Thoracentesis :
I. Tgl 29-4-2001 750 cc
II. Tgl 30-4-2001 975 cc
III. Tgl 1-5-2001 750 cc

Tanda Tangan Mahasiswa:

( SRI WAHYUNI A )

2. ANALISA DATA

ANALISA MASALAH
DATA
18

DS : Penurunan pertahanan Resiko tinggi penyebaran


- Klien mengatakan batuk primer dan sekresi yang infeksi
lebih kurang sebulan, statis
tidak ada sputum, berobat
di puskesmas tidak
sembuh
DO :
- Ronchi di paru kanan dan
kiri
- Rales terutama di kanan, di
kiri menurun
- Bentuk dada
simetris, pectus excavatus
- Foto Ro” : Efusi pleura +
KP duplex

DS : Akumulasi sekret di jalan Bersihan jalan nafas tidak


- Klien mengatakan jika napas efektif
batuk susah mengeluarkan
dahak
DO :
-Ronchi di paru kanan dan
kiri
-Rales terutama di kanan, di
kiri menurun
-Fremitus vokal menurun di
daerah infra sklapularis
kanan dan kiri
-Foto Ro” : Efusi pleura
kanan dan KP duplex

DS : Penurunan kemampuan eks- Gangguan Pertukaran Gas


-Klien mengatakan sesak pansi paru
jika duduk tegak
DO :
-Foto Ro” : Efusi pleura +
KP duplex
Ronchi di paru kanan dan
kiri
- Rales terutama di kanan,
menurun di kiri
Thoracentesis :
I. Tgl 29/4 750 cc
II. Tgl 30/4 975 cc
III. Tgl 1/5 750 cc
19

DS : Penurunan keinginan makan Perubahan nutrisi kurang


- Klien mengatakan sekunder akibat dyspnea dari kebutuhan
hanya bisa menghabiskan
sepa-ruh dari porsi yang di
be- rikan
- Klien mengeluh sesak jika
duduk tegak
- Klien mengeluh batuk jika
menelan sesuatu

DO :
- TB 158 cm BB 38 kg
- Konjungtiva pucat
- Klien nampak kurus
- Makanan yang dihabiskkan
hanya separuh dari porsi

DS : Informasi yang tidak adeku- Pengetahuan kurang


- Klien mengemukakantidak at mengenai proses penyakit
tahu tentang penyakitnya dan pengobatan
-Klien mengemukakan pe-
nyebab penyakitnya karena
tidur tidak teratur dan kele-
lahan

DO :
-Klien meminta informasi
tentang penyakitnya
-Klien menanyakan tentang
proses/tahapan pengobatan-
nya

a. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan primer dan
sekresi yang statis
20

DS :
- Klien mengatakan batuk lebih kurang 1 bulan, sputum tidak ada, berobat ke
puskesmas tidak sembuh
- Klien mengemukakan sesak jika duduk tegak
DO :
- Ronchi di paru kanan dan kiri
- Rales terutama di kanan, menurun di kiri
- Bentuk dada simetris pectus excavatus
- Foto Ro” : Efusi pleura + KP duplex

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan akumulasi


sekret di jalan napas
DS :
- Klien mengatakan jika batuk susah mengeluarkan dahak
DO :
- Ronchi di paru kanan dan kiri
- Rales terutama di kanan, menurun di kiri
- Foto Ro” : Efusi pleura + KP duolex
- Fremitus Vokel menurun di daerah infra skapularis kanan- kiri

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi


paru
DS :
- Klien mengatakan sesak jika duduk tegak
DO :
- Foto Ro” : Efusi pleura + KP duplex
- Ronchi di paru kanan dan kiri
- Rales terutama di kanan, di kiri menurun
-
- Thoracentesis : I. tgl 29/4 750 cc
II. tgl 30/4 975 cc
III. tgl 1/5 750 cc
21

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan keinginan


makan sekunder akibat dyspnea
DS :
- Klien mengatakan hanya bisa menghabiskan separuh dari porsi yang
diberikan
- Klien mengeluh sesak jika duduk tegak
- Klien mengeluh sesak jika menelan sesuatu
DO :
- TB : 158 cm BB 38 kg
- Konjungtiva pucat
- Makanan yang dihabiskan hanya separuh porsi

5. Pengetahuan kurang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai


proses penyakit dan pengobatan
DS :
- Klien mengemukakan tidak tahu tentang penyakitnya
- Klien mengemukakan penyebab penyakit karena tidur tidak teratur dan
kelelahan
DO :
- Klien meminta informasi tentang penyakitnya
- Klien menanyakan tentang proses /tahapan pengobatannya

3. RENCANA TINDAKAN PERAWATAN

TGL DX Kep dan Hasil Rencana Tindakan Rasionalisasi


yang diharapkan
22

1/5/2001 Resiko tingggi 1. Jelaskan tentang pato- Membantu klien


penyebaran infeksi logi penyakit secara menyadari/menerima
b.d penurunan sederhana dan potensil prosedur pengobatan dan
pertahanan primer penyebaran infeksi perawatan untuk mencegah
dan sekret yang melalui droplet air borne komplikasi
statis
Tujuan : Membiasakan pe- rilaku
Dalam waktu 2 x 2Ajarkan klien untuk ba- yang penting untuk
pertemuan klien tuk dan mengeluarkan mencegah penularan infeksi
akan dapat sputum dengan tissue /
sapu tangan dan mencuci
1.Mengidentifikasi tangan dengan baik Reaksi febris merupakan
cara pencegahan dan indikator berlanjutnya
penurunan resiko 3.Monitor suhu sesuai infeksi
penyebaran infeksi indikasi
2.Memperlihatkan Membantu memo-nitor
teknik/ gaya hidup efektif tidak-nya pengobatan
berubah untuk 4.Observasi perkemba- dan respons klien
meningkatkan ngan setiap hari dan kul
lingkungan yang tur sputum selama terapi INH adalah drug of choice
aman terhadap untuk klien beresiko dan
penyebaran infeksi dikom-binasikan dengan
5.Kolaborasi pemberian “primary drugs” lain khusus
Kriteria hasil : INH,etambutol,rifampicin nya pada penyakit tahap
1. Klien lanjut.
menjelaskan cara
pencegahan dan
penurun-an resiko Penurunan bunyi
penyebaran in- nafas dapat menan-dakan
feksi. atelektasis, ronchi
2. Menutup menunjukkan adanya
mulut dengan akumulasi sekret, dan
1/5/2001 tissue/sapu tangan 1.Kaji fungsi paru, ada- adanya ketidakmampuan
bila batuk nya bunyi nafas tamba- untuk membersihkan jalan
3. Memalingkan han , perubahan irama napas menye-babkan
tubuh jika dan kedalaman, penggu- penggunaan otot asesori dan
berhadapan naan otot-otot aksesori peningkatan usaha bernapas
dengan orang lain
saat batuk. Memaksimalkan
4. Sputum ekspansi paru dan
ditampung diwa- menurunkan upaya
dah tertutup. pernafasan yang berlebihan.
Ventilasi maksimal dapat
membuka area atelektasis,
Bersihan jalan napas mening-katkan perpindahan
tidak efektif sekret keluar
berhubungan dengan 2. Atur posisi semi fowler
akumulasi sekret di Intake cairan me-ngurangi
jalan napas penimbu-nan sekret, memu-
23

Tujuan : dahkan pembersihan


Dalam jangka waktu
2x24 jam klien akan Memudahkan pengeluaran
memperta-hankan sekret jalan napas secara
jalan nafas yang e- efektif
fektif
Kriteria hasil : Menurunkan sek-ret
- Klien dpat pulmonal dan memfasilitasi
melakukan teknik 3.Pertahankan cairan bersi-han
napas dalam dan 2500 ml/hari bila tanpa
batuk yang efektif KI TB Pulmonal dapat
- Klien melaporkan menyebabkan efek yang
sesak yang luas, termasuk penimbunan
berkurang 4. Ajarkan teknik napas cairan di pleura sehingga
dalam dan batuk efek- menghasilkan gejala distres
tif pernafasan

Akumulasi sekret yang


5. Kolaborasi : berlebihan dapat
-Mucolytic agent mengganggu oksigenasi
organ / jaringan vital

1/5/2001 1.Kaji adanya dyspnea, Menciptakan usa-ha untuk


penurunan suara nafas, melawan outflow udara
bunyi nafas tambahan, men-cegah kolaps karena
peningkatan usaha untuk jalan napas yang sempit,
bernapas, ekspansi dada membantu distribusi udara
yang terbatas, kelelahan dan menurunkan napas
pendek.

2.Evaluasi perubahan Mengurangi kon-sumsi


kesadaran. Perhatikan oksigen sela-ma periode
adanya cyanotis dan bernapas dan mengurangi
perubahan warna kulit ge-jala sesak napas
dan membran mukosa
serta clubbing finger Penurunan tekanan
O2(PaO2) dan satu-rasi atau
3.Dorong/ajarkan berna- peningkatan PaCO2
Gangguan pas melalui mulut selama munjukkan kebutuhan untuk
Pertukaran gas ekshalasi pe-rubahan terapetik
berhubungan dengan
penu-runan Mengoreksi hipok-semia
kemampuan yang menye-babkan
ekspansi paru terjadinya penurunan
Tujuan : sekunder ventilasi dan
Dalam jangka waktu berku-rangnnya permukaan
1 x 24 jam alveolar
kebutuhan 4. Tingkatkan bedrest/
24

pertukaran gas akan pengurangan aktifitas Berguna untuk menentukan


terpenuhi derajat masalah dan penen-
Kriteria hasil : tuan intervensi se-lanjutnya
- Klien melaporkan
berku-rangnya
dyspnea 5.Monitor ABGs bila per-
- Klien lu Membantu meng-
memperlihatkan identifikasi kebutu-han
peningkatan ventilasi nutrisi
dan oksigenasi yang
adekuat
-ABGs dalam batas
normal 6.Kolaborasi suplemen Dapat disebabkan kerena
oksigen bila perlu perubahan diet,
mengidentifika-si pemilihan
nutrisi yang sesuai

Membantu penyim panan


enrgi bila ke-butuhan
metabolik meningkat
1/5/2001 1.Kaji status nutrisi saat terutama saat demam
MRS, turgor kulit dan
derjat penurunan BB, Menurunkan rasa tidak
kemampuan mengunyah, nyaman karena sputum atau
kelembaban mukosa pengo-batan tertentu yang
membran, dan riwayat bisa merangsang mual
mual/muntah
Pembelajaran ter- gantung
2.Monitor intake dan out- pada status emosional dan
put dan BB secara perio- kesia- pan fisik dalam pe-
dik nerimaan belajar

Indikasi progresif atau


reaktivasi pe-nyakit atau
3.Perhatikan adanya efek sam-ping pengobatan,
keluhan anorexia, mual, serta untuk evaluasi lebih
muntah lanjut

Meningkatkan ke-sadaran
kebutuhan nutrisi untuk
4.Tingkatkan kebutuhan memi-nimalkan kelemahan
istrahat
Meningkatkan kerjasama
/partisipa-si terapetik dan
Perubahan nutrisi men-cegah putus obat
kurang dari
kebutuhan berhubu- 5.Ajarkan pemeliharaan Dapat mengurangi rasa
ngan dengan gigi dan mulut kurang nyaman dari
penurunan keinginan pengobatan un-tuk
25

makan sekunder perbaikan kondi-si klien


akibat dyspnea
Tujuan : Memberikan kesempatan
Dalam jangka waktu 1.Kaji kemampuan bela- untuk mengoreksi misper-
1/5/2001 1 minggu klien akan jar, tingkat kecemasan, sepsi dan mengura - ngi
menun-jukkan partisipasi, media yang kecemasan
kebutuhan nutrisi sesuai untuk belajar
terpenuhi Paparan yang ber-lebihan
Kriteria hasil : dari polusi udara
-BB meningkat meningkatkan resiko negatif
-Konjungtiva tidak 2.Identifikasi simptom fungsi pernapasan
anemis yang harus dilaporkan ke Merokok dapat
-Wajah tidak pucat dokter/perawat menyebabkan dis-fungsi
-Turgor kulit normal pernapasan
-Membran mukosa
lembab Pengetahuan dapat
menurunkan resiko
3.Tingkatkan pengetahu- penularan TB
an tentang kebutuhan
TKTP

4.Jelaskan instruksi dan


informasi misalnya pen-
jadwalan pengobatan

5.Kaji ulang potensial


efek samping pengobatan

Pengetahuan kurang 6.Dorong klien mengeks-


berhu-bungan presikan ketidaktahuan/
dengan informasi kecemasan dan beri infor-
yang tidak adekuat masi yang dibutuhkan
menenai proses
penyakit dan pengo-
batan 7.Evaluasi faktor resiko
Tujuan : yang berhubungan deng-
Dalam jangka waktu an pekerjaan
2x30 menit klien
akan memper-
lihatkan kemampuan 8.Tingkatkan motivasi
pema-haman yang untuk berhenti merokok
adekuat ten-tang
penyakit dan
pengoba-tannya 9.Review pengetahuan
26

Kriteria hasil : tentang tuberculosis paru


1.Klien menjelaskan
secara sederhana
penyebab penyakit
dan pencegahan
penularan
2.Klien
menjelaskantentang
alasan pengobatan
penya-kitnya

4. TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN NAMA


PERAWAT
1/5/2001 DX No.1
13.30 1.Menjelaskan secara sederhana tentang : SRI W
- Patologi tuberkulosis paru
- Cara penularan dan pencegahannya
13.45 2.Mengajarkan penggunaan tissue/saputangan
bila batuk dan mencuci tangan dengan baik
12.00 3.Memonitor TTV :
- S : 37 o C
- N : 80 x/mnt
- P : 20 x/mnt
- T : 110/70 mmHg
14.00 4. Melakukan observasi :
- Dyspnea disaat duduk tegak
- Kelelahan tidak ada
- Sputum BTA negatif ( lab tgl 30/4/2001)

14.00 5. Memberikan informasi tentang waktu minum


obat :
- INH
- Multivit

1/5/2001 DX No.2 SRI W


13.20 1.Follow up suara nafas :
- Ronchi di paru kanan dan kiri
- Krepitasi diparu kanan, kiri tdak jelas
- Penggunaan otot aksesoti tidak ada
- RR : 20 x/mnt reguler
- Ekspansi dada kurang
27

13.40 2. Merubah posisi semi fowler


13.50 3.Mengajarkan pentingnya kebutuhan cairan
14.00 4.Mengajarkan teknik napas dalam dan batuk

1/5/2001 DX No.3 SRI W


13.20 1.Follow up suara napas:
- Ronchi di paru kanan dan kiri
- Krepitasi di paru kanan, kiri tidak jelas
- RR 20 x/mnt reguler
- Ekpansi dada kurang
13.20 2.Follow up kesadaran :
- Composmentis, GCS 456
- Cyanosis tidak ada
- Membran mukosa kering
- Clibbing finger tidak ada
14.10 3.Menganjurkan bed rest dan mengurangi
aktifitas

2/5/2001 DX No.4 SRI W


07.00 1.Melakukan pengkajian status nutrisi
- BB 38 kg TB : 158 cm
-Membran mukosa kering
-Konjungtiva anemis
-Turgor kulit normal
2.Memonitor intake dan output:
07.10 -Intake pagi susu 1 gelas (200 cc) sarapan
dihabiskan separuh
-Output : BAK pagi kira-kira 200 cc
BAB pagi konsistensi keras
3.Mengobservasi keluhan gangguan nutrisi
07.15 -Mual/muntah tidak ada
4.Menganjurkan bedrest dan mengurangi aktifitas
07.30 5.Menganjurkan melakukan oral hygiene

2/5/2001 DX No. 5 SRI W


13.00 1.Melakukan pengkajian terhadap kemampuan
s/d 14.00 belajar : klien mampu menangkap materi yang
diberikan dengan baik
2.Mengajarkan hal-hal yang harus dilaporkan
tentang :
- Hemoptysis
- Nyeri dada
- Dyspnea
- Gangguan pendengaran
- Vertigo
3.Mendorong dan menajarkan pengetahuan
28

tentang perlunya pengetahuan tentang perlunya


kebutuhan konsumsi TKTP bagi penderita TB
paru
4.Menjelaskan fungsi obat :
- Asam mefenamat
- Etambutol
- INH
- Multivit
5.Mengobservasi efek samping thoracentesis :
- Nyeri terdapat di daerah bekas thoracentesis
-Dyspnea pada saat duduk tegak
6.Mendengarkan keluhan klien dan memberikan
informasi tentang perlunya pengobatan lanjutan
bila pulang ke rumah
7.Mengkaji faktor resiko pekerjaan :
- Klien tinggal di daerah berpolusi tinggi (dekat
Pabrik Petrokimia)
- Klien serumah dengan penderita TB Paru (istri
dan anak no.2)
8.Mendorong/motivasi untuk berhenti merolol
9.Mereview pengetahuan tentang TB :
- Klien belum jelas tentang penyakit
yang diderita tapi mengerti
penyebaran TB paru
29

1) EVALUASI

DX No.1 DX No.2 DX No.3


Tgl 2/5/2001 Tgl 2/5/2001 Tgl 2/5/2001
S: S: S:
-Klien menjelaskan secara -Klien mengungkapkan se- -Klien mengungkapkan se-
sederhana pencegahan penu- sak berkurang dan dapat be- sak berkurang dan dapat ber-
laran raktifitas ringan aktifitas ringan
O: O: O:
--Klien menutup mulut saat -Klien dapat beraktifitas -Klien dapat beraktifitas
batuk dengan menggunakan ringan ringan
sapu tangan -Klien belum dapat mela- -Ekspansi dada terbats
-Klien memalingkan tubuh kukan teknik nafas dalam -Ronchi di paru kanan-kiri
saat batuk dan batuk efektif -Rales dominan di kanan
Sputum tidak ada - Sputum tidak ada -Demam tidak ada, S:36,5C
A: Masalah teratasi sebagian - Cairan yang -Penggunaan otot aksesori
P: dihabiskan semalam tidak ada
-Lanjutkan perencanaan no: kurang lebih 1250 cc A: Masalah sebagian teratasi
3,4,5 - Ronchi di dada P:
-Beri reinforcement terhdap kanan-kiri, krepitasi -Lanjutkan perencanaan
hasil yang dicapai dominan di kanan no:1,2,3,4
A: Masalah teratasi sebagian -Beri reinforcement terhadap
P: -Lanjutkan perencanaan kemajuan yang dicapai
no: 1,3,4
Tgl 3/5/2001 Tgl 3/5/2001
S: Tgl 3/5/2001 S:
-Klien menjelaskan penu- S: Klien mengungkapkan se-
runan resiko penularan pe- -Klien mengungkapkan se- sak berkurang dan dapat ber-
nyakit, cara pencegahan sak berkurang dan dapat be- aktifitas ringan
O: raktifitas ringan O:
--Klien menutup mulut saat O: -Klien dapat beraktifitas
batuk dengan menggunakan -Klien dapat beraktifitas ringan
sapu tangan ringan -Ekspansi dada terbats
-Klien memalingkan tubuh - Klien memperagakan -Ronchi di paru kanan-kiri
saat batuk teknik napas dalam dan -Rales dominan di kanan
-Sputum tidak ada batuk efektif -Demam tidak ada, S:36,5C
A: Masalah teratasi - Sputum tidak ada -Penggunaan otot aksesori
P: - Cairan yang tidak ada
-Beri reinforcement dihabiskan semalam 1500 A: Masalah sebagian teratasi
terhadap hasil yang dicapai cc P:
-Follow kepatuhan dan pe- - Ronchi di dada - Lanjutkan perencanaan no:
rubahan perilaku sehat seti- kanan-kiri, krepitasi 1,2,4
ap sehat dominan di kanan -Beri reinforcement terhadap
A: Masalah teratasi sebagian kemajuan yang dicapai
P: -Lanjutkan perencanaan
no 1,3
30

Tgl.4/5/2001 Tgl4/5/2001
S: S:
-Klien menjelaskan penu- -Klien mengungkapkan se-
runan resiko penularan pe- Tgl 4/5/2001 sak berkurang dan dapat ber-
nyakit, cara pencegahan S: aktifitas ringan
O: Klien mengungkapkan se- O:
--Klien menutup mulut saat sak berkurang dan dapat be- -Klien dapat beraktifitas
batuk dengan menggunakan raktifitas ringan ringan
sapu tangan O: -Ekspansi dada terbats
-Klien memalingkan tubuh -Klien dapat beraktifitas -Ronchi di paru kanan-kiri
saat batuk ringan -Rales dominan di kanan
-Sputum tidak ada - Klien memperagakan -Demam tidak ada, S:37C
A: Masalah teratasi teknik napas dalam dan -Penggunaan otot aksesori
P: batuk efektif tidak ada
-Beri reinforcement - Sputum tidak ada A: Masalah sebagian teratasi
terhadap hasil yang dicapai - Cairan yang P:
-Follow kepatuhan dan pe- dihabiskan semalam2000 - Lanjutkan perencanaan no:
rubahan perilaku sehat seti- cc 1,2,4
ap sehat - Ronchi di dada -Beri reinforcement terhadap
kanan-kiri, krepitasi kemajuan yang dicapai
dominan di kanan
A: Masalah teratasi
P:
- Beri reinforcement terha-
dap hasil yang dicapai
-Follow up tentang pemenu-
han hidrasi untuk mengen-
cerkan sputum

DX No. 4 DX No. 5
Tgl2/2001 Tgl 2/5/2001
S: S:
-Klien mengeluh belum bisa -Klien mengemukakan pengertian dan
menghabiskan porsi yang diberikan penularan penyakit paru
O: -Klien mengemukakan belum jelas
-Porsi yang diberikan dihabiskan 1/2 tentang diagnosa penyakitnya
bagian O:
-Mual/muntah tidak ada -Klien masih menanyakan informasi
-Konjungtiva pucat lanjut tentang proses pengobatan
-Turgor kulit normal -Klien melakukan defek mechanism bila
-Klien dapat beraktifitas ringan disinggung tentang penyakit TB paru
A: Masalah teratasi sebagian yang ia derita
P: A: Masalah teratasi sebagian
31

-Lanjutkan perencanaan no: 1,2,3,4,5 P:


- Lanjutkan perencanaan no:6,7,8,9
-Beri rennforcement terhadap - Kaji faktor-faktor kelebihan dan
kemajuan yang diperoleh kekurangan yang bisa mendukung
peningkatan pengetahuan dan kesadaran
- Lakukan pendekatan lebih intensif

DX No. 4 DX No. 5
Tgl 3/5/2001 Tgl3/5/2001

S: S:
-Klien mengeluh belum bisa -Klien mengemukakan pengertian dan
menghabiskan porsi yang diberikan penularan penyakit paru
O: -Klien mengemukakan belum jelas
-Porsi yang diberikan dihabiskan 3/4 tentang diagnosa penyakitnya
bagian O:
-Mual/muntah tidak ada -Klien masih menanyakan informasi
-Konjungtiva pucat lanjut tentang proses pengobatan
-Turgor kulit normal -Klien mu;ai terbuka dengan perawat
-Klien dapat beraktifitas ringan tapi masih melakukan defek mechanism
A: Masalah teratasi sebagian bila disinggung tentang penyakit TB
P: paru yang ia derita
-Lanjutkan perencanaan no: 1,2,3,4,5 A: Masalah teratasi sebagian
-Beri reninforcemen terhadap P:
kemajuan yang diperoleh - Lanjutkan perencanaan no:6,7,8,9
-Diskusikan tentang alternatif menu - Kaji faktor-faktor kelebihan dan
yang disukai oleh klien kekurangan yang bisa mendukung
peningkatan pengetahuan dan kesadaran
- Lakukan pendekatan lebih intensif

Tgl 4/5/2001 Tgl 4/5/2001


S: S:
-Klien mengeluh belum bisa -Klien mengemukakan pengertian dan
menghabiskan porsi yang diberikan penularan penyakit paru
-Klien mengatakan ia sudah bisa -Klien mengungkapkan mengerti ten
menghabiskan 1 gelas susu yang -tang penularan penyakit paru
diberikan O:
O: -Klien mulai terbuka dengan perawat
-Porsi yang diberikan dihabiskan 3/4 tapi masih melakukan defek mechanism
bagian bila disinggung tentang penyakit TB
-Mual/muntah tidak ada paru yang ia derita
-Konjungtiva pucat A: Masalah teratasi sebagian
-Turgor kulit normal P:
-Klien dapat beraktifitas ringan - Lanjutkan perencanaan no:6,7,8,9
A: Masalah teratasi sebagian - Kaji faktor-faktor kelebihan dan
P: kekurangan yang bisa mendukung
-Lanjutkan perencanaan no: 1,2,3,4,5 peningkatan pengetahuan dan kesadaran
32

-Beri reninforcemen terhadap - Lakukan pendekatan lebih intensif


kemajuan yang diperoleh
-Diskusikan tentang alternatif menu
yang disukai oleh klien

Anda mungkin juga menyukai