Anda di halaman 1dari 27

ANGGARAN DASAR DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA


ANGGARAN DASAR
FORUM SILATURAHIM LEMBAGA DAKWAH KAMPUS INDONESIA
PERIODE 2017-2019

MUQODDIMAH
Bismillahirrohmaanirrohiim

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW. Sesungguhnya hakekat penciptaan manusia adalah untuk menjadi khalifah Allah di muka
bumi. Peradaban di muka bumi akan tegak dan sempurna manakala amanah itu ditunaikan
dalam rangka menyembah dan mengabdi kepada Allah SWT sebagai pribadi muslim. Kaum
muslim adalah pemegang hak atas peradaban dunia yang dibangun atas nilai-nilai tauhid. Oleh
karena itu, seorang muslim memiliki kewajiban asasi untuk berdakwah amar ma’ruf nahi
munkar menegakkan kalimat tauhid. Dakwah tauhid merupakan tugas suci seorang muslim
untuk menyadarkan, membebaskan, dan memerdekan manusia dari penghambaan kepada
manusia dan materi menuju penghambaan yang sejati yaitu kepada Allah SWT.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang
beruntung” (QS. Ali Imran: 104). Dalam ayat di atas ada beberapa pelajaran yang dapat diambil,
diantaranya: (1) keharusan membentuk umat atau jamaah, (2) kemudian setelah jamaah
tersebut terbentuk maka tugas utama yang harus dilakukan adalah menyeru kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar, (3) jika hal itu dilakukan maka akan menjadi orang-orang yang
beruntung. Hal ini yang menjadi pondasi untuk senantiasa beramal jama’i dalam berdakwah.
Mahasiswa merupakan entitas intelektual yang menempati posisi strategis dalam
perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mahasiswa juga merupakan agen-agen
perubahan, teladan perjuangan, dan asset masa depan bangsa Indonesia. Sehingga mahasiswa
harus bisa menjadi da’i-da’i bagi umat ini, yang senantiasa menyeru kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar agar tercipta kampus-kampus yang madani untuk menghasilkan
pemuda-pemuda yang siap untuk berjuang untuk agama, bangsa, dan negara Indonesia. Dengan
semangat tersebut dibentuklah Lembaga Dakwah Kampus disetiap perguruan tinggi di
Indonesia.
Tetapi dengan kondisi obyektif kampus yang berbeda-beda memaksa masing-masing
Lembaga Dakwah Kampus selama ini berkembang dengan pola sendiri-sendiri, sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapinya. Di samping itu, banyaknya persoalan dakwah di dalam
kampus menyebabkan Lembaga Dakwah Kampus juga lebih mengarahkan perhatiannya ke
dalam kampusnya masing-masing, dan kurang memberikan perhatian pada kebersaman gerak
dakwah. Keadaan ini berakibat melemahnya kekuatan gerak dakwah secara global. Oleh karena
itu diperlukan adanya suatu jalinan koordinasi yang baik di antara lembaga dakwah kampus
yang ada demi terciptanya kekuatan gerak dakwah yang terpadu, kokoh, laksana satu bangunan
yang saling menguatkan.
Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia merupakan salah satu bentuk
koordinasi dakwah yang berfungsi sebagai sarana bagi terciptanya gerak dakwah yang teratur,
terpadu, dan kompak untuk menuju ummatam wahidah. Oleh karena itu, sebagai manifestasi
dari jiwa dakwah Islam dan semangat ukhuwah Islamiyah, maka pada tanggal 14-15
Ramadahan 1406 H atau bertepatan dengan 24-25 Mei 1986 M diadakan acara yang bernama
Saresehan Lembaga Dakwah Kampus di Universitas Gajah Mada yang dihadiri oleh 13 Lembaga
Dakwah Kampus se Jawa. Pertemuan inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Forum
Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia.
Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut, maka Forum Silaturahim Lembaga Dakwah
Kampus Indonesia melandaskan pada Anggaran Dasar sebagai berikut:

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Definisi

Anggaran Dasar ini memiliki istilah dan singkatan sebagai berikut:


1. Aktivis Dakwah Kampus merupakan individu muslim berstatus mahasiswa yang berperan
dalam aktivitas dakwah kampus yang selanjutnya disebut ADK;
2. Lembaga Dakwah Kampus merupakan lembaga yang menaungi aktivitas dakwah Islam
secara legal dan formal di lingkungan perguruan tinggi yang selanjutnya disebut LDK;
3. Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Indonesia adalah forum silaturahmi dan
koordinasi antar Lembaga Dakwah Kampus se-Indonesia yang selanjutnya disebut FSLDK
Indonesia;
4. Pusat Komunikasi Nasional adalah LDK yang menjadi koordinator tertinggi dalam struktur
FSLDK Indonesia dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah FSLDK Indonesia untuk masa
kerja dua tahun yang selanjutnya disebut Puskomnas;
5. Badan Khusus Pusat Komunikasi Nasional adalah LDK yang ditunjuk oleh Puskomnas
untuk melakukan kerja-kerja khusus yang selanjutnya disebut BK Puskomnas;
6. Pusat Komunikasi Daerah adalah LDK yang menjadi koordinator FSLDK di daerah, dipilih
dan ditetapkan dalam musyawarah FSLDK tingkat daerah untuk masa kerja dua tahun yang
selanjutnya disebut Puskomda;
7. Rekomendasi FSLDK Indonesia adalah hal–hal yang disepakati untuk dilaksanakan oleh
LDK yang tergabung dalam FSLDK Indonesia dengan koordinasi sesuai struktur FSLDK
Indonesia selama masa bakti;
8. Musyawarah adalah mekanisme pengambilan keputusan yang memiliki ketetapan
mengikat kepada seluruh anggota FSLDK Indonesia;
9. Musyawarah FSLDK tingkat nasional adalah musyawarah yang diikuti oleh perwakilan LDK
Se-Indonesia untuk merumuskan rekomendasi FSLDK Indonesia, memilih Puskomnas
baru, tuan rumah Musyawarah FSLDK tingkat nasional berikutnya, dan tuan rumah Rapat
pimpinan nasional I berikutnya yang selanjutnya disebut FSLDKN;
10. FSLDKN Luar Biasa adalah musyawarah tertinggi nasional yang diselenggarakan di luar
waktu yang telah ditetapkan karena pertimbangan keadaan dan keperluan yang mendesak
yang selanjutnya disebut FSLDKN LB
11. Musyawarah FSLDK tingkat daerah adalah musyawarah yang diikuti oleh perwakilan LDK
di wilayah Puskomda untuk merumuskan rekomendasi FSLDK tingkat Daerah, memilih
Puskomda, tuan rumah Musyawarah FSLDK tingkat daerah berikutnya, dan tuan rumah
Rapat pimpinan daerah berikutnya yang selanjutnya disebut FSLDKD;
12. FSLDKD Luar Biasa adalah musyawarah tertinggi daerah yang diselenggarakan di luar
waktu yang telah ditetapkan karena pertimbangan keadaan dan keperluan yang mendesak
yang selanjutnya disebut FSLDKD LB;
13. Rapat Pimpinan Nasional adalah musyawarah tingkat Nasional yang diikuti oleh
perwakilan LDK yang termasuk struktur pimpinan FSLDK Indonesia yang terdiri dari BK
Puskomnas dan Puskomda yang selanjutnya disebut Rapimnas;
14. Rapat Pimpinan Daerah adalah musyawarah tingkat daerah yang diikuti oleh perwakilan
LDK yang termasuk struktur pimpinan daerah yang terdiri dari Puskomda dan Badan
Pekerja Puskomda yang selanjutnya disebut Rapimda;

Pasal 2
Nama
Forum ini bernama Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Indonesia, disingkat FSLDK
Indonesia

Pasal 3
Waktu
FSLDK Indonesia didirikan di Yogyakarta pada tanggal 15 Ramadhan 1406 H bertepatan dengan
25 Mei 1986 M, sampai batas waktu yang tidak ditentukan

Pasal 4
Tempat Kedudukan
FSLDK Indonesia berkedudukan di Negara Republik Indonesia dan berpusat di kampus yang
menjadi Puskomnas sesuai pada periode masa bakti

Pasal 5
Asas
FSLDK Indonesia berasaskan Islam dan Pancasila

Pasal 6
Sifat
FSLDK Indonesia bersifat terbuka dan independen

Pasal 7
Status
FSLDK Indonesia merupakan forum silaturahmi LDK-LDK di Indonesia

Pasal 8
Fungsi
FSLDK Indonesia berfungsi sebagai wadah silaturahmi bagi LDK-LDK di Indonesia

Pasal 9
Visi
Terwujudnya sinergi antar Lembaga Dakwah Kampus se-Indonesia menuju Indonesia madani

Pasal 10
Misi
1. Membangkitkan kembali identitas Islam pada mahasiswa muslim dan masyarakat yang
tercermin dalam keyakinan dan kepribadiannya sebagai individu muslim;
2. Mengokohkan fikrah dan syariat Islam dalam semua sistem kehidupan umat untuk
melahirkan khoiru ummah;
3. Membangkitkan jiwa nasionalisme dan patriotisme dalam memabangun bangsa dan negara;
4. Membangun, menjaga, dan mengelola jaringan untuk optimalisasi kinerja FSLDK Indonesia;
5. Membangun profesionalitas lembaga;
6. Membentuk dan mengakselerasi kemuslimahan nasional;
BAB II
LOGO FORUM

Pasal 11
Logo Forum

Logo FSLDK Indonesia merupakan rangkaian dari huruf F,S,L,D, dan K yang membentuk seperti
tulisan Allah dan berwarna hijau. Pada bagian tengah terdapat tulisan FSLDK yang berwarna
merah dan pada bagian bawah terdapat tulisan FORUM SILATURAHMI LEMBAGA DAKWAH
KAMPUS yang berwarna hitam dengan membentuk setengah lingkaran.

Pasal 12
Bentuk

Bentuk logo FSLDK Indonesia terdiri dari :


1. Perbandingan logo adalah 70 mm : 55,03 mm. 70 mm untuk panjang keatasnya dan 55,03
mm untuk lebar kesampingnya
2. Font yang digunakan pada tulisan FSLDK adalah arial 15pt dan berwarna merah sedangkan
pada tulisan FORUM SILATURAHMI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS adalah arial 5pt dan
berwarna hitam
3. Warna yang digunakan adalah hijau (CMYK; C=100, M=0, Y=100, K=0) dan merah (CMYK;
C=0, M=100, Y=100, K=0)
4. Warna dasar transparan bukan putih

Pasal 13
Filosofi

1. Logo membentuk lafazd Allah yang menunjukkan bahwa ini adalah gerakan Islam
2. Logo terdiri atas 5 huruf yang membentuk nama forum yaitu FSLDK
3. Tulisan FSLDK menunjukkan nama forum dan tulisan FORUM SILATURAHMI LEMBAGA
DAKWAH KAMPUS memberikan penjelasan dari singkatan FSLDK
4. Warna hijau pada logo mencerminkan fungsi pelayanan atau amal khidami yang
memberikan penjelasan bahwa FSLDK berfokus pada pelayanan bagi seluruh anggotanya
tetapi tidak melupakan amalan untuk masyarakat
5. Warna merah pada tulisan FSLDK mencerminkan energi dan kehangatan, hal ini menjelaskan
bahwa FSLDK energik, dinamis, dan suka tantangan dalam mewujudkan cita-cita Indonesia
madani
6. Warna hitam pada tulisan FORUM SILATURAHMI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS
mencerminkan keberanian dan ketenangan

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 14
Definisi Keanggotaan
Anggota FSLDK Indonesia merupakan LDK-LDK di Indonesia yang telah menerima tanda
anggota FSLDK Indonesia, memiliki struktur keorganisasian, pengurus dan telah melakukan
kegiatan syiar Islamiyah di dalam kampus.

Pasal 15
Tanda Anggota
1. Tanda anggota FSLDK Indonesia berupa surat keputusan yang dikeluarkan oleh Puskomnas;
2. Tanda anggota adalah bukti bahwa LDK tersebut sudah secara resmi tergabung sebagai
anggota FSLDK Indonesia.

Pasal 16
Jenjang Keanggotaan
Jenjang anggota FSLDK Indonesia terdiri atas:
1. LDK Mandiri
2. LDK Madya
3. LDK Mula
4. LDK Pramula
BAB IV
KEORGANISASIAN

Pasal 17
Struktur Pengurus Forum
1. Struktur dan pengurus FSLDK Indonesia terdiri atas pengurus pusat yang disebut
Puskomnas, pengurus daerah yang disebut Puskomda, dan pengurus LDK.
2. Puskomnas dipimpin oleh Ketua Puskomnas, Puskomda dipimpin oleh Ketua Puskomda, dan
pengurus LDK dipimpin oleh Ketua LDK.

Pasal 18
Sifat Kepengurusan
1. Puskomnas terdiri atas satu LDK yang termasuk dalam anggota FSLDK Indonesia;
2. Puskomda terdiri atas satu dan/atau lebih dari satu LDK yang termasuk dalam anggota
FSLDK Indonesia dan masih dalam kawasan daerah tersebut.

Pasal 19
Badan-Badan Khusus
Puskomnas FSLDK Indonesia dapat membentuk Badan-Badan Khusus untuk mencapai visi dan
misi forum dalam bidang dan tugas khusus apabila dianggap perlu

Pasal 20
Lembaga Semi Otonom
Pengurus FSLDK Indonesia dapat membentuk Lembaga Semi Otonom untuk mencapai visi dan
misi forum untuk meningkatkan dan mengembangkan keahlian dan profesionalisme anggota
dan peran pemberdayaan masyarakat dalam bidang tertentu apabila dianggap perlu.

BAB V
MUSYAWARAH

Pasal 21
Jenis Musyawarah
Rapat-rapat permusyawaratan dalam FSLDK Indonesia meliputi:
a) FSLDKN;
b) Rapimnas;
c) FSLDKD;
d) Rapimda;
e) serta bentuk-bentuk pertemuan lain yang dianggap perlu
Pasal 22
Hirarki Permusyawaratan
1. Permusyawaratan tertinggi FSLDK Indonesia berada pada FSLDKN dan FSLDKN LB;
2. Permusyawaratan tertinggi FSLDK Indonesia tingkat daerah berada pada FSLDKD dan
FSLDKD LB.

BAB VI
KEUANGAN

Pasal 23
Keuangan
1. Keuangan FSLDK Indonesia dikelola dengan prinsip halal, transparan, bertanggung jawab,
efektif, efisien, dan berkesinambungan;
2. Sumber keuangan FSLDK Indonesia diperoleh dari iuran anggota, zakat, infaq, shadaqah,
waqaf dan usaha-usaha serta sumbangan-sumbangan lain yang halal, tidak mengikat dan
tidak melanggar hukum Islam.

BAB VII
KETENTUAN LAIN

Pasal 24
Perubahan dan Penetapan
1. Perubahan Anggaran Dasar FSLDK Indonesia hanya dapat dilakukan di FSLDKN apabila
perubahan tersebut disetujui oleh minimal 2/3 jumlah LDK yang hadir pada FSLDKN;
2. Penetapan Anggaran Dasar FSLDK Indonesia dilakukan melalui FSLDKN.

Pasal 25
Pembubaran Forum
1. Pembubaran FSLDK Indonesia dilakukan melalui FSLDKN LB yang dilakukan khusus untuk
agenda tersebut;
2. FSLDKN LB tersebut dalam ayat (1) diusulkan oleh Puskomnas dan disetujui dan dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari LDK;
3. Keputusan pembubaran ditetapkan apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 LDK
yang hadir;
4. Apabila FSLDK Indonesia dibubarkan, maka seluruh harta kekayaan forum akan diserahkan
kepada badan-badan atau lembaga-lembaga Islam yang bergerak dibidang dakwah,
pendidikan, sosial budaya, dan pemberdayaan kaum dhuafa.

Pasal 26
Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur, ditetapkan, ataupun dirinci dalam Anggaran Dasar ini akan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 27
Penutup
1. Anggaran Dasar berlaku sejak tanggal disahkan;
2. Dengan berlakunya Anggaran Dasar, maka segala sesuatu yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar akan diatur kembali dan disesuaikan dalam waktu paling lambat 365 hari;
3. Anggaran Dasar disahkan dalam FSLDKN.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
FORUM SILATURAHIM LEMBAGA DAKWAH KAMPUS INDONESIA
PERIODE 2017-2019

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1
Syarat Keanggotaan
1. LDK di perguruan tinggi
2. Memiliki tanda anggota
3. Satu kampus dapat diwakili oleh satu LDK

Pasal 2
Mekanisme Pengajuan Keanggotaan
1. LDK melakukan komunikasi dengan Puskomnas dan/atau Puskomda;
2. LDK membuat surat pengajuan keanggotaan FSLDK Indonesia kepada Puskomnas;
3. LDK mengisi form keanggotaan FSLDK Indonesia yang diberikan Puskomnas;
4. LDK mendapatkan sosialisasi tentang FSLDK Indonesia oleh Puskomnas dan/atau
Puskomda;
5. LDK menghadiri kegiatan FSLDK tingkat daerah sesuai standar minimal kehadiran yang telah
disepakati bersama sebelum mendapatkan tanda anggota;
6. LDK mendapatkan tanda anggota FSLDK Indonesia pada saat Rapimda, FSLDKD, Rapimnas
atau FSLDKN.

Pasal 3
Jenjang Keanggotaan
1. Jenjang keanggotaan FSLDK Indonesia terdiri atas:
a. LDK Mandiri;
b. LDK Madya;
c. LDK Mula;
d. LDK Pramula.
2. Kriteria dari masing-masing jenjang diatur lebih lanjut dalam peraturan internal komisi
terkait.

Pasal 4
Masa Keanggotaan
1. Keanggotaan FSLDK Indonesia berlaku selama LDK tersebut masih tetap memenuhi syarat
keanggotaan.
2. Syarat keanggotaan akan selalu dievaluasi setidak-tidaknya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
periode kepengurusan FSLDK Indonesia;
Pasal 5
Hak Anggota
Setiap anggota memiliki hak antara lain:
a. Hak suara
b. Hak partisipasi
c. Hak untuk dipilih menjadi pengurus FSLDK Indonesia jika telah memenuhi syarat;
d. Mendapatkan bimbingan dan supervisi terkait manajemen organisasi dari pengurus FSLDK
Indonesia maupun dari LDK yang mempunyai kompentensi pada hal yang dibutuhkan;
e. Mendapatkan pelatihan manajemen organisasi dari pengurus FSLDK Indonesia;
f. Mengikuti semua agenda yang dilaksanakan oleh FSLDK Indonesia.

Pasal 6
Kewajiban Anggota
1. Menjunjung tinggi etika, sopan santun, moralitas dan adab islami dalam berperilaku dan
menjalankan aktivitas di LDK maupun dalam kehidupan sehari-hari;
2. Membayar infaq sesuai dengan kesepakatan masing-masing daerah apabila diperlukan;
3. Tunduk dan patuh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 7
Sanksi
1. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian dari proses supervisi yang diberikan oleh
pengurus FSLDK Indonesia kepada pengurus maupun anggotanya;
2. Anggota yang mendapatkan sanksi karena :
a. Melalaikan tugas dari pengurus FSLDK Indonesia;
b. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh
pengurus FSLDK Indonesia;
c. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik FSLDK Indonesia;
d. Melakukan tindakan kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya.
3. Jenis-jenis sanksi
a. Teguran;
b. Peringatan;
c. Skorsing;
d. Pemberhentian;
e. Atau bentuk lain yang ditentukan oleh pengurus FSLDK Indonesia dan diatur dalam
ketentuan tersendiri.
4. Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum musyawarah yang
diselenggarakan oleh FSLDK Indonesia.

BAB II
KEORGANISASIAN

BAGIAN I
PENGURUS PUSAT

Pasal 8
Status
1. Puskomnas adalah koordinator tertinggi dalam struktur FSLDK Indonesia yang dipilih dan
ditetapkan dalam FSLDKN;
2. Masa jabatan Puskomnas adalah dua tahun terhitung sejak pelantikan/serah terima jabatan
dari Puskomnas demisioner saat FSLDKN;
3. FSLDKN diadakan pada periode Mei, Juni atau Juli pada dua tahun setelah pelantikan
Puskomnas demisioner.

Pasal 9
Puskomnas
1. Pemilihan Puskomnas dilakukan dalam FSLDKN
2. Masa kerja Puskomnas dalam satu periode adalah selama dua tahun
3. LDK yang akan menjadi Puskomnas harus memenuhi syarat umum dan atau syarat khusus
4. Syarat umum menjadi Puskomnas:
a. Lembaga Dakwah Kampus yang telah legal dan formal dalam struktur
organisasi/lembaga diperguruan tinggi;
b. Lembaga Dakwah Kampus tersebut memiliki alur kaderisasi dan pembinaan kader yang
jelas dan terencana;
c. Lembaga Dakwah Kampus yang mempunyai sekretariat tetap;
5. Syarat khusus menjadi Puskomnas, yaitu:
a. pernah menjadi Puskomda,
b. BK Puskomnas, atau
c. Lembaga Semi Otonom
6. Status sebagai Puskomnas akan dapat dicabut jika LDK yang bersangkutan:
a. Dibekukan/dibubarkan oleh pihak perguruan tinggi yang bersangkutan;
b. Mengalami masalah internal yang mengakibatkan tidak bisa menjalankan amanah
Puskomnas dengan baik;
c. Melanggar Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga FSLDK Indonesia.
7. Pencabutan status sebagai Puskomnas dan pengangkatan Puskomnas baru sebelum FSLDKN
hanya dapat melalui Rapimnas yang disetujui minimal 50%+1 suara utusan Rapimnas.

Pasal 10
Personalia Pengurus Pusat
1. Pengurus Pusat dapat terdiri dari:
a. Badan Pengurus Harian untuk selanjutnya disebut sebagai BPH,
b. Pengurus Harian untuk selanjutnya disebut sebagai PH;,
c. Badan Khusus untuk selanjutnya disebut sebagai BK, dan
d. Lembaga Semi Otonom untuk selanjutnya disebut sebagai LSO.
2. Struktur BPH sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris, dan
c. Bendahara
3. Dalam melaksanakan tugasnya, BPH dibantu oleh PH yang merupakan staf-staf dari BPH
4. Susunan Pengurus Pusat terdiri dari 4 komisi, yaitu;
a. Komisi A (isu keumatan);
b. Komisi B (kaderisasi dan kelembagaan);
c. Komisi C (kemuslimahan), dan
d. Komisi D (hubungan masyarakat dan media kreatif).
5. ADK yang dapat menjadi personalia Pengurus Pusat adalah:
a. Bertakwa kepada Allah SWT;
b. Dapat membaca Al Quran.
6. ADK yang dapat menjadi Ketua Puskomnas adalah:
a. Bertakwa kepada Allah SWT;
b. Dapat membaca Al-Quran;
c. Sehat secara jasmani maupun rohani;
d. Pernah menjadi Pengurus LDK;
7. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah FSLDKN, personalia Pengurus Pusat harus
sudah dibentuk;
8. Apabila Ketua Puskomnas tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih
Ketua Puskomnas baru sesuai ketentuan dari LDK yang diamanahkan menjadi Puskomnas
9. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
a. Meninggal dunia;
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 3 (tiga) bulan berturut-
turut.
10.Ketua Puskomnas dapat diberhentikan dan diangkat Ketua Puskomnas baru apabila
melanggar Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga;
11.Pengangkatan dan pemilihan Ketua Puskomnas baru diserahkan sepenuhnya kepada LDK
yang diamanahkan menjadi Puskomnas;
12.Ketua Puskomnas dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Pengurus Pusat
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Puskomnas;
b. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu) semester;
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Puskomnas (di luar bidang yang
bersangkutan);
d. Melanggaran aturan Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 11
Tugas dan Wewenang
1. Menggerakkan FSLDK Indonesia berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga;
2. Melaksanakan ketetapan-ketetapan FSLDKN;
3. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan FSLDK
Indonesia kepada pengurus maupun anggota FSLDK Indonesia;
4. Melaksanakan Rapat Pimpinan Nasional minimal dua kali, selama periode berlangsung;
5. Melaksanakan Rapat Puskomnas minimal dua minggu sekali selama periode berlangsung;
6. Menyampaikan laporan perjalanan dakwah kepada anggota melalui FSLDKN;
7. Memberikan bimbingan dan supervisi kepada Puskomda;
8. Mengeluarkan sertifikat keanggotaan FSLDK Indonesia;
9. Memberikan Pelatihan Manajemen Lembaga Dakwah Kampus;
10. Melaksanakan amanah Puskomnas sesuai dengan Pedoman Petunjuk Kerja Komisi;
11. Melakukan pendataan serta pemetaan kuantitas dan kualitas LDK baik ditingkat daerah
maupun nasional;
12. Mendorong terbentuknya LDK di perguruan tinggi yang belum memiliki LDK dengan cara
bekerja sama dengan Puskomda terkait;
13. Mengesahkan Puskomda;
14. Menerima laporan perjalanan dakwah dari Puskomda;
15. Mengesahkan Pembentukan Daerah Persiapan berdasarkan usulan Puskomda dan
mengesahkan pemekaran Daerah berdasarkan usulan FSLDKD;

BAGIAN II
PENGURUS DAERAH

Pasal 12
Status
1. Puskomda adalah LDK yang menjadi koordinator FSLDK di daerah, dipilih dan ditetapkan
dalam musyawarah FSLDK tingkat daerah untuk masa kerja dua tahun
2. Masa jabatan Puskomda adalah dua tahun terhitung sejak pelantikan/serah terima jabatan
dari Puskomda demisioner

Pasal 13
Puskomda
1. Pemilihan Puskomda dilakukan dalam FSLDKD;
2. Masa Kerja Puskomda dalam satu periode selama dua tahun;
3. LDK yang akan menjadi Puskomda harus memenuhi syarat umum dan atau syarat khusus;
4. Syarat umum menjadi Puskomda:
a. Lembaga Dakwah Kampus yang telah legal dan formal dalam struktur organisasi/
lembaga diperguruan tinggi;
b. Lembaga Dakwah Kampus tersebut memiliki alur kaderisasi dan pembinaan kader yang
jelas dan terencana;
5. Syarat khusus menjadi Puskomda, yaitu:
a. LDK yang memiliki jenjang keanggotaan tertinggi di daerah terkait, atau
b. pernah menjadi BK atau Badan Semi Otonom
6. Status Puskomda akan dapat dicabut jika LDK yang bersangkutan:
a. Dibekukan/dibubarkan oleh pihak perguruan tinggi yang bersangkutan;
b. Mengalami masalah internal yang mengakibatkan tidak bisa menjalankan amanah
Puskomda dengan baik;
c. Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSLDK Indonesia.
7. Pencabutan amanah puskomda dan pengangkatan Puskomda baru sebelum FSLDKD hanya
dapat melalui Rapimda yang disetujui minimal 50%+1 suara utusan Rapimda;
8. Pengesahan Puskomda dilakukan oleh Puskomnas;

Pasal 14
Personalia Pengurus Daerah
1. Pengurus Daerah dapat terdiri dari:
a. Badan Pengurus Harian untuk selanjutnya disebut sebagai BPH,
b. Pengurus Harian untuk selanjutnya disebut sebagai PH;,
c. Badan Khusus untuk selanjutnya disebut sebagai BK, dan
d. Lembaga Semi Otonom untuk selanjutnya disebut sebagai LSO.
2. Struktur BPH sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris, dan
c. Bendahara
3. Dalam melaksanakan tugasnya, BPH dibantu oleh PH yang merupakan staf-staf dari BPH
4. Susunan Pengurus Daerah terdiri dari 4 komisi, yaitu;
a. Komisi A (isu keumatan);
b. Komisi B (kaderisasi dan kelembagaan);
c. Komisi C (kemuslimahan), dan
d. Komisi D (hubungan masyarakat dan media kreatif).
5. ADK yang dapat menjadi personalia Pengurus Daerah adalah:
a. Bertakwa kepada Allah SWT;
b. Dapat membaca Al Quran.
6. ADK yang dapat menjadi Ketua Puskomda adalah:
a. Bertakwa kepada Allah SWT;
b. Dapat membaca Al-Quran;
c. Sehat secara jasmani maupun rohani;
d. Pernah menjadi Pengurus LDK;
7. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah FSLDKD, personalia Pengurus Daerah harus
sudah dibentuk.
8. Apabila KetuaPuskomda tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih Ketua
Puskomda baru sesuai ketentuan dari LDK yang diamanahkan menjadi Puskomda
9. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
a. Meninggal dunia;
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 3 (tiga) bulan berturut-
turut;
10.Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Ketua Puskomda baru apabila melanggar
Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga;
11.Pengangkatan dan pemilihan Ketua Puskomda baru diserahkan sepenuhnya kepada LDK
yang diamanahkan menjadi Puskomda;
12.Ketua Puskomda dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Pengurus Daerah
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Puskomda;
b. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu) semester.
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Puskomda (di luar bidang yang
bersangkutan)

Pasal 15
Tugas dan Wewenang
1. Menggerakkan FSLDK Indonesia tingkat daerah berdasarkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga;
2. Melaksanakan ketetapan-ketetapan FSLDKD;
3. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan FSLDK
Indonesia kepada pengurus maupun anggota FSLDK Indonesia;
4. Melaksanakan Rapat Pimpinan Daerah minimal dua kali, selama periode berlangsung;
5. Melaksanakan Rapat Puskomda minimal dua minggu sekali selama periode berlangsung;
6. Menyampaikan laporan perjalanan dakwah kepada anggota melalui FSLDKD;
7. Memberikan bimbingan dan supervisi kepada LDK;
8. Memberikan Pelatihan Manajemen Lembaga Dakwah Kampus;
9. Melaksanakan amanah Puskomda sesuai dengan Pedoman Petunjuk Kerja Komisi;
10. Melakukan pendataan serta pemetaan kuantitas dan kualitas LDK di tingkat daerah;
11. Menyusun Laporan Perjalanan Dakwah;
12. Mendorong terbentuknya LDK di perguruan tinggi yang belum memiliki LDK;
13. Menaikkan dan menurunkan status LDK berdasarkan evaluasi perkembangan LDK;
14. Mendapatkan arahan kerja dari Puskomnas;
Pasal 16
Pendirian Puskomda
1. Calon Puskomda minimalnya memiliki 1 (satu) LDK mandiri, 2 (dua) madya, dan 5 (lima)
LDK mula, dan pramula atau disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing dan dengan
persetujuan Puskomnas;
2. Puskomda minimal mencakup LDK dalam satu Kota;
3. Usulan pendirian Puskomda disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen
pendukungnya kemudian diserahkan kepada Puskomnas;
4. Pengesahan pendirian Puskomda dilakukan pada saat FSLDKN atau Rapimnas.

Pasal 17
Pembubaran Puskomda
1. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan FSLDKD selambat-lambatnya selama
2 tahun 6 bulan;
2. Sama sekali tidak melaksanakan Rapimda dalam satu periode;
3. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan umum dan/atau peraturan khusus.

BAGIAN III
PENGURUS LDK

Pasal 18
Status
1. LDK adalah lembaga yang menaungi aktivitas dakwah Islam secara legal dan formal di
lingkungan perguruan tinggi;
2. Masa jabatan LDK selama satu tahun terhitung semenjak Musayawah Besar / pelantikan
pengurus LDK atau sesuai dengan periodisasi masing-masing daerah.

Pasal 19
Personalia Pengurus LDK
Personalia pengurus diatur oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LDK masing-
masing

Pasal 20
Tugas dan Wewenang
1. Melakukan syiar keislaman di perguruan tinggi masing-masing;
2. Melakukan rekrutmen dan pembinaan mahasiswa di perguruan tinggi masing-masing;
3. Melakukan silaturahmi yang baik dengan semua stakeholder di perguruan tinggi masing-
masing;
4. Memberikan data kepengurusan LDK kepada Puskomda masing-masing;
5. Menjadi ujung tombak pergerakan dakwah FSLDK Indonesia;
6. Mendapatkan Pembinaan Manajemen Lembaga Dakwah Kampus dari FSLDK Indonesia;
7. Mengikuti semua agenda-agenda yang laksanakan oleh FSLDK Indonesia;
8. Mendapatkan arahan kerja dari FSLDK Indonesia.

Pasal 21
Pendirian LDK
1. Calon LDK sekurang-kurangnya memiliki 5 (lima) calon pengurus dan 10 (sepuluh) anggota;
2. Pendirian LDK bisa dimulai dari tingkat program studi, tingkat fakultas, ataupun tingkat
perguruan tinggi;
3. Pelegalan LDK mengikuti aturan yang berlaku di perguruan tinggi yang bersangkutan;
4. Pendirian dan pelegalan LDK didampingi oleh Puskomda yang bersangkutan;

BAB III
PERMUSYAWARATAN

Pasal 22
Hirarki Permusyawatan dan Rapat-Rapat
1. FSLDKN atau FSLDKN LB
2. Rapimnas
3. FSLDKD atau FSLDKD LB
4. Rapimda

BAGIAN I
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT TIGKAT NASIONAL

Pasal 23
FSLDKN
1. Status
a. FSLDKN adalah musyawarah tertinggi di tingkat nasional;
b. FSLDKN diselenggarakan pada rentang waktu Mei, Juni atau Juli pada periode tersebut;
c. FSLDKN dilakukan satu kali dalam satu periode;
d. Penanggung jawab penyelenggara FSLDKN adalah Puskomnas dan tuan rumah
pelaksanaan FSLDKN;
2. Tugas dan wewenang
a. Tempat untuk Puskomnas bisa melaksanakan laporan perjalanan dakwah selama satu
periode;
b. Menetapkan fokus kerja setiap komisi;
c. Menetapkan panduan kerja FSLDK Indonesia;
d. Memilih dan menetapkan Puskomnas periode selanjutnya;
e. Memilih dan menetapkan tuan rumah serta waktu pelaksanaan FSLDKN periode
selanjutnya;
f. Memilih dan menetapkan tuan Rapimnas I serta waktu pelaksanaannya.
3. Tata tertib
a. Peserta FSLDKN terdiri dari Puskomnas, Badan-Badan Khusus Puskomnas serta LSO di
tingkat Nasional, utusan tiap LDK se Indonesia, dan tamu-tamu undangan;
b. Puskomnas, Badan-Badan Khusus Puskomnas serta LSO di tingkat Nasional, utusan tiap
LDK se Indonesia merupakan peserta penuh; dan tamu-tamu undangan merupakan
peserta peninjau;
c. Peserta penuh mempunyai hak suara, hak bicara dan hak dipilih, sedangkan peninjau
mempunyai hak bicara;
d. Banyaknya utusan tiap LDK ditetapkan oleh Steering Committee (SC) FSLDKN;
e. Jumlah peserta peninjau ditetapkan oleh Puskomnas;
f. Presidium Sidang FSLDKN dipilih dari peserta (utusan/peninjau) oleh peserta utusan dan
berbentuk presidium;
g. FSLDKN baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh ½+1 dari jumlah peserta utusan;
h. Apabila point (g) tidak terpenuhi maka FSLDKN diundur sesuai kesepakatan forum dan
setelah itu dinyatakan sah;
i. Setelah menyampaikan Laporan Perjalanan Dakwah dan dibahas oleh FSLDKN maka
Puskomnas dinyatakan demisioner.

Pasal 24
Rapimnas
1. Rapimnas adalah rapat dengan peserta Puskomnas, Badan-Badan Khusus Puskomnas,
Lembaga Semi Otonom nasional, dan Puskomda;
2. Rapimnas diselenggarakan paling lambat 4 (empat) bulan setelah diselenggarakannya
FSLDKN;
3. Rapimnas berwenang untuk:
a. Membahas dan mengevaluasi kondisi FSLDK Indonesia;
b. Menerima Laporan Perjalanan Dakwah dari Puskomda;
c. Membuat kebijakan dan kegiatan yang bersifat mengikat kepada seluruh anggota FSLDK
Indonesia;
4. Rapimnas sah apabila dihadiri Puskomnas dan 2/3 Puskomda;
5. Dilaksanakan minimal dua kali dalam satu periode;

Pasal 25
FSLDKN LB
1. FSLDKN LB adalah FSLDKN yang diselenggarakan di luar waktu yang telah ditetapkan karena
pertimbangan keadaan dan keperluan yang mendesak
2. FSLDKN LB memiliki tugas yang sama dengan FSLDKN
3. FSLDKN LB dapat diselenggarakan bila Puskomnas tidak dapat melaksanakan kewajiban
dalam masa jabatannya atau karena kondisi tertentu atas permintaan sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah Puskomda
4. Seluruh Puskomda adalah penanggung jawab penyelenggaraan FSLDKN Luar Biasa.
5. Peserta dan tata tertib FSLDKN Luar Biasa sama dengan peserta dan tata tertib pada FSLDKN

BAGIAN II
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT TINGKAT DAERAH

Pasal 26
FSLDKD
1. Status
a. FSLDKD adalah musyawarah tertinggi di wilayah Puskomda yang diikuti oleh perwakilan
LDK;
b. FSLDKD diselenggarakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah diselenggarakannya
FSLDKN pada periode tersebut;
c. FSLDKD diselenggarakan satu kali dalam satu periode;
d. Penanggung jawab penyelenggara FSLDKD adalah Puskomda dan tuan rumah
pelaksanaan FSLDKD.
2. Tugas dan wewenang
a. Tempat untuk Puskomda bisa melaksanakan laporan perjalanan dakwah selama satu
periode;
b. Menetapkan fokus kerja setiap komisi;
c. Menetapkan panduan kerja Puskomda;
d. Memilih dan menetapkan Puskomda periode selanjutnya;
e. Memilih dan menetapkan tuan rumah serta waktu pelaksanaan FSLDKD periode
selanjutnya;
f. Memilih dan menetapkan tuan Rapimda I serta waktu pelaksanaannya.

3. Tata tertib
a. Peserta FSLDKD terdiri dari Puskomda, Badan-Badan Khusus Daerah serta LSO di tingkat
daerah, utusan tiap LDK dalam kawasan Puskomda yang bersangkutan, dan tamu-tamu
undangan;
b. Puskomda, Badan-badan Khusus Daerah serta LSO di tingkat daerah, utusan tiap LDK
dalam kawasan Puskomda yang bersangkutan merupakan peserta penuh; dan tamu-tamu
undangan merupakan peserta peninjau;
c. Peserta penuh mempunyai hak suara, hak bicara dan hak dipilih, sedangkan peninjau
mempunyai hak bicara;
d. Banyaknya utusan tiap LDK dalam kawasan Puskomda yang bersangkutan ditetapkan
oleh Steering Committee (SC) FSLDKD;
e. Jumlah peserta peninjau ditetapkan oleh Puskomda;
f. Presidium Sidang FSLDKD dipilih dari peserta (utusan/peninjau) oleh peserta utusan dan
berbentuk presidium;
g. FSLDKD baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh ½ ditambah 1 dari jumlah
peserta utusan;
h. Apabila point (g) tidak terpenuhi maka FSLDKD diundur selama 1 x 24 jam dan setelah
itu dinyatakan sah;
i. Setelah menyampaikan Laporan Perjalanan Dakwah dan dibahas oleh FSLDKD maka
Puskomda dinyatakan demisioner.

Pasal 27
Rapimda
1. Rapimda adalah Rapat dengan peserta Puskomda, Badan-Badan Khusus, Lembaga Semi
Otonom, dan Ketua-ketua LDK;
2. Rapimda diselenggarakan paling lambat 4 (empat) bulan setelah diselenggarakannya
FSLDKD pada periode tersebut;
3. Rapimda berwenang untuk:
a. Membahas dan mengevaluasi kondisi FSLDK Indonesia tingkat daerah;
b. Menerima Laporan Perjalanan Dakwah dari LDK;
c. Membuat kebijakan dan kegiatan yang bersifat mengikat kepada seluruh LDK pada
daerah tersebut.
4. Rapimda sah apabila dihadiri Puskomda dan 2/3 Ketua-Ketua LDK pada daerah tersebut;
5. Dilaksanakan minimal dua kali dalam satu periode.

Pasal 28
FSLDKD Luar Biasa
1. FSLDKD LB adalah musyawarah daerah yang diselenggarakan di luar waktu yang telah
ditetapkan karena pertimbangan keadaan dan keperluan yang mendesak;
2. FSLDKD LB memiliki tugas yang sama dengan FSLDKD;
3. FSLDKD LB dapat diselenggarakan bila Puskomda tidak dapat melaksanakan kewajiban
dalam masa jabatannya atau karena kondisi tertentu atas permintaan sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah LDK dalam kawasan Puskomda tersebut;
4. Puskomda adalah penanggung jawab penyelenggaraan FSLDKD LB;
5. Peserta dan tata tertib FSLDKD LB sama dengan peserta dan tata tertib pada FSLDKD.

BAB IV
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 29
Cara Pengambilan Keputusan
1. Semua keputusan dalam semua permusyawaratan dan rapat-rapat FSLDK Indonesia
dilaksanakan secara musyawarah untuk mencapai mufakat
2. Jika poin 1 tidak terpenuhi, dilaksanakan mekanisme lobbying selama 2 kali 15 menit;
3. Jika poin 2 tidak terpenuhi, maka akan dilaksanakan mekanisme voting dengan ½ n+1

BAB V
BADAN KHUSUS DAN LEMBAGA SEMI OTONOM

Pasal 30
Badan Khusus
1. BK adalah pembantu pengurus FSLDK Indonesia yang dapat dibentuk apabila perlu demi
pencapaian visi dan misi FSLDK Indonesia dalam bidang dan tugas khusus;
2. BK dapat dibentuk oleh Pengurus FSLDK Indonesia pada seluruh struktur FSLDK Indonesia
dengan Badan Khusus pada struktur lebih tinggi dapat mengkoordinasikan Badan Khusus
sejenis pada struktur di bawahnya;
3. BK bertugas menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan bidangnya;
4. BK bertanggung jawab kepada Ketua Komisi yang bersangkutan;
5. BK dipimpin oleh Ketua;
6. BK dapat mengadakan musyawarah anggota atau musyawarah koordinasi untuk
merumuskan dan mengevaluasi program-program kerja serta memilih Ketua BK;
7. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BK mengacu pada Mekanisme Penyelenggaran
Organisasi.

Pasal 31
Lembaga Semi Otonom
1. LSO adalah Pembantu Pengurus FSLDK Indonesia yang dapat dibentuk berdasarkan aspirasi
dan kepentingan yang merupakan kebutuhan anggota, yang memiliki minat dan bakat dalam
spesifikasi bidang yang sama yang mengarah pada peningkatan keahlian dan profesionalitas
tertentu;
2. LSO dapat dibentuk oleh Pengurus FSLDK Indonesia pada seluruh struktur;
3. FSLDK Indonesia dengan Lembaga Semi Otonom pada struktur lebih tinggi dapat
mengkoordinasikan Lembaga Semi Otonom sejenis pada struktur dibawahnya;
4. LSO bertugas:
a. Meningkatkan dan mengembangkan keahlian dan profesionalisme anggota FSLDK
Indonesia pada bidang tertentu;
b. Mengadakan pendidikan, penelitian, dan pelatihan-pelatihan dalam aktivitas
pemberdayaan masyarakat;
c. Membantu Pengurus FSLDK Indonesia menentukan sikap terhadap masalah-masalah
eksternal sesuai dengan bidang terkait.
5. LSO bertanggung jawab kepada Ketua Puskomnas atau Ketua Puskomda;
6. LSO dipimpin oleh Direktur;
7. LSO dapat mengadakan musyawarah anggota atau musyawarah koordinasi untuk
merumuskan dan mengevaluasi program-program kerja serta memilih Direktur Lembaga
Semi Otonom.

BAB VI
ALUMNI FSLDK

Pasal 32
Alumni
1. Alumni FSLDK Indonesia adalah seluruh Pengurus LDK yang LDK nya menjadi anggota
FSLDK Indonesia;
2. FSLDK Indonesia dan alumni FSLDK Indonesia memiliki hubungan historis, aspiratif, dan
emosional;
3. Alumni FSLDK Indonesia berkewajiban tetap menjaga nama baik FSLDK Indonesia,
meneruskan visi misi FSLDK Indonesia di medan perjuangan yang lebih luas, dan membantu
FSLDK Indonesia dalam merealisasikan misinya.
BAB VII
KEUANGAN

Pasal 33
Pengelolaan Keuangan
1. Prinsip halal maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh tidak berasal dan tidak
diperoleh dengan cara-cara yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam;
2. Prinsip transparansi maksudnya adalah adanya keterbukaan tentang sumber dan besar dana
yang diperoleh serta kemana dan berapa besar dana yang sudah dialokasikan;
3. Prinsip bertanggungjawab maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan sumber dan keluarannya secara tertulis dan bila perlu melalui bukti
nyata;
4. Prinsip efektif maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan berguna dalam rangka
usaha organisasi mewujudkan tujuan organisasi;
5. Prinsip efisien maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan tidak melebihi
kebutuhannya;
6. Prinsip berkesinambungan maksudnya adalah setiap upaya untuk memperoleh dan
menggunakan dana tidak merusak sumber pendanaan untuk jangka panjang dan tidak
membebani generasi yang akan datang.

BAB VIII
PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS

Pasal 34
Petunjuk Pelaksanaan Teknis
Struktur, fungsi struktur, fokus kerja, dan administrasi organisasi diatur dalam Petunjuk
Pelaksanaan Teknis.

BAB IX
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 35
Perubahan dan Penetapan
1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga FSLDK Indonesia hanya dapat dilakukan di FSLDKN
apabila perubahan tersebut disetujui oleh minimal 2/3 jumlah LDK yang hadir pada FSLDKN;
2. Penetapan Peraturan Khusus FSLDK Indonesia dilakukan melalui FSLDKN.

Pasal 36
Hal Lain-Lain
Hal-hal yang belum diatur dan diperinci dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
akan diatur dalam Petunjuk Pelaksaan Teknis.
BAB X
PENUTUP

Pasal 37
Penutup
1. Anggaran Rumah Tangga berlaku sejak tanggal disahkan;
2. Dengan berlakunya Anggaran Rumah Tangga, maka segala sesuatu yang bertentangan
dengan Anggaran Rumah Tangga akan diatur kembali dan disesuaikan dalam waktu paling
lambat 365 hari;
3. Anggaran Rumah Tangga disahkan dalam FSLDKN.

Anda mungkin juga menyukai