0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
64 tayangan9 halaman
Teks bercerita tentang perjalanan hidup Rony, seorang pemuda berprestasi yang harus menghadapi cobaan berat setelah mengalami patah tulang dan akhirnya harus mengamputasi kakinya. Namun, dukungan dari teman-teman dan kesempatan bermain di tim sepak bola penyandang cacat membuatnya tetap semangat menjalani hidup meski dalam keterbatasan.
Teks bercerita tentang perjalanan hidup Rony, seorang pemuda berprestasi yang harus menghadapi cobaan berat setelah mengalami patah tulang dan akhirnya harus mengamputasi kakinya. Namun, dukungan dari teman-teman dan kesempatan bermain di tim sepak bola penyandang cacat membuatnya tetap semangat menjalani hidup meski dalam keterbatasan.
Teks bercerita tentang perjalanan hidup Rony, seorang pemuda berprestasi yang harus menghadapi cobaan berat setelah mengalami patah tulang dan akhirnya harus mengamputasi kakinya. Namun, dukungan dari teman-teman dan kesempatan bermain di tim sepak bola penyandang cacat membuatnya tetap semangat menjalani hidup meski dalam keterbatasan.
berputar. Seiring berjalannya waktu akan ada masanya untuk perubahan datang. Perubahan pasti terjadi tanpa memandang setiap individu. Yang semula baik bisa menjadi buruk ataupun yang semula buruk menjadi lebih baik. Semua bergantung pada keteguhan hati setiap orang. Bagaiman cara mereka untuk membawa perubahan yang lebih baik dalam kehidupan mereka. Tekad yang kuat membuat hidup menjadi lebih baik. Siapa yang memiliki tekad untuk berubah menjadi lebih baik maka ia akan menemukan kekuatan yang besar dalam hidupnya.
Perjalanan hidup yang begitu sulit dialami oleh
Rony. Seorang pemuda dari keluarga yang kurang mampu harus merasakan pahitnya kehidupan selama bertahun-tahun. Hal tak terduga datang ditengah- tengah karirnya yang membaik. Semua kebahagiaan sekejap berubah menjadi masa-masa penderitaan.
Rony merupakan salah satu mahasiswa
berprestasi di Universitas Negeri Jakarta, baik dibidang akademik maupun non akademik khusunya di cabang olahraga sepak bola. Disamping itu, kepribadiannya yang baik membuat dia disegani teman-temannya. Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, ia sama sekali tidak merasa malu justru ia menjadi mahasiswa kebanggan di kampusnya.
Malam itu Rony begadang untuk menonton
tim sepak bola favoritnya di televisi. Tanpa disadari sebelum pertandingan selesai Rony tertidur. Pagi itu sinar matahari menerobos masuk ke kamar, membangunkan Rony dari tidur nyenyaknya. Rony terbangun dan segera melirik jam di meja dekat ranjangnya. Ia terkejut, ia bangun kesiangan. Dari balik pintu kamarnya, terdengar suara ibunya yang sedang marah.
“Rony bangun! Ini sudah siang apa kamu tidak
mau berangkat ke kampus? Makanya jangan begadang hanya untuk nonton bola!” Perintah Ibunya
“Iya Bu, ini Rony sudah bangun.” Jawa Rony
dari dalam kamar. “Ya sudah cepat mandi setelah itu pergi makan. Mama sudah menyiapkan sarapan di meja.” Sahut Ibunya.
“Iya Bu...”
Rony bergegas mandi dan bersiap untuk
berangkat ke kampus. Setelah semua siap, ia pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya. Selesai makan Rony berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat ke kampus.
"Bu, Rony nanti pulang lebih sore karena ada
latihan sepak bola."
"Iya nak, hati-hati nanti pulangya." Jawab
ibunya
Setelah berpamitan, Rony bergegas berangkat
ke kampusnya mengendarai sepeda motor buntutnya. Sesampainya di kampus, ia segera pergi menuju ke kelas. Di tengah langkah kakinya, ia terkejut ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.
"Woy Ron buru-buru amat kenapa lu?" Tanya
Bima. "Ah lu Bim ngagetin gue aja. Maaf Bim gue udah telat ini, duluan ya."
Rony kemudian bergegas menuju ke kelasnya.
Sesampainya di kelas, Bu Maya menyuruhnya untuk langsung duduk. Ia kemudian pergi menuju tempat duduk yang kosong.
"Lu pasti tadi malem begadang nonton sepak
bola kan?" Tanya Dea.
"Iya Dea, tadi malem Barcelona main." Jawab
Rony.
Pembelajaran hari itu berlangsung normal
hingga waktu pulang. Jam menunjukan pukul 15.30 sore. Pembelajaran hari ini telah berakhir. Rony mengemasi bukunya dan pergi meninggalkan kelas. Ia kemudian pergi menuju lapangan sepak bola di dekat kampusnya untuk menjalani seleksi tahap terakhir Persija U-19. Sesampainya dilapangan, ia melihat banyak temannya sudah berkumpul untuk menjalani sesi latihan.
Beberapa saat kemudian pak Rian datang dan
menyuruh semua pemain untuk bersiap-siap. Pak Rian merupakan pelatih sepak bola di Persija U-19. Setelah semua siap, sesi latihan dimulai. 30 menit telah berlalu, sesi latihan fisik telah dijalani oleh semua pemain.
"Baik sekarang kita akan fun game. Saya akan
membagi kalian menjadi dua tim." Ungkap pak Rian.
Setelah dibagi, semua pemain bergegas ke
lapangan menempati posisi masing-masing. Rony selalu mendapat posisi gelandang tengah. Sebelumnya ia juga merupakan jenderal lapangan tengah di klub Universitas Negeri Jakarta.
Prittt..... ( peluit kick of )
Semua pemain bermain dengan baik, khusunya
Rony. Dia bermain begitu indah. Ketika mendapatkan bola ia selalu menari-nari dengan tekukan-tekukan indahnya ia berhasil mengelabuhi lawannya. Beberapa saat kemudian hal tak terduga terjadi. Rony yang sedang menggiring bola disliding tackle yang sangat keras oleh lawannya.
"Aduh..Aduh......" Rony meringis kesakitan
sambil memegangi kakinya yang terkena sliding tackel. Semua pemain bergegas menuju Rony termasuk pak Rian. Setelah melihat kondisi yang dialami Rony, pak Rian dan beberapa anak bergegas membawa Rony ke rumah sakit. Beliau mengerti bahwa kaki Rony mengalami patah tulang sehingga perlu perawatan khusus.
Setelah beberapa lama, akhirnya mereka
semua sampai di rumah sakit. Rony segera mendapatkan penanganan oleh dokter. Dan benar saja, Rony mengalami patah tulang dan harus dirawat di rumah sakit. Setelah mendapat informasi tersebut, pak Rian segera menelepon keluarga Rony untuk memberitahukan kejadian ini.
Keluarga Rony bergegas ke rumah sakit setelah
mendapat berita bahwa anaknya mengalami patah tulang dan harus dirawat di rumah sakit. Sesampainya di sakit mereka bergegas menuju kamar Rony. Disitu ibunya menangis karena kasihan melihat anaknya, sedangkan ayahnya bertanya kepada pak Rian tentang apa yang terjadi.
Semua hal yang tidak diinginkan telah terjadi.
Rony harus dirawat di rumah sakit. Setelah beberapa hari dirawat, Rony dan keluarganya memutuskan untuk pulang karena keterbatasan biaya. Dokter tidak bisa melarang mereka karena semua itu adalah hak mereka.
Selama 2 bulan lebih Rony hanya bisa rebahan
di kamarnya dan menahan sakit yang begitu menyiksa. Berbagai pengobatan alternatif telah dilakukan namun semua sia-sia. Hingga akhirnya Rony memutuskan untuk pergi kedokter lagi. Tak disangka dokter Rony harus mengambil keputusan yang begitu berat yaitu dia harus mengamputasi kakinya agar organ tubuh lainnya tidak ikut rusak. Semua merasa sangat sedih dengan kondisi tersebut. Rony terus memikirkan tentang nasib hobinya yang pada saat itu sedang membaik. Sedangkan kedua orang tuanya memikirkan biaya yang harus dibayarkan.
"Assalamualaikum" ( terdengar suara dari luar
kamar )
"Waalaikimsalam, siapa ?" Tanya Ibu Rony.
"Saya Erlang temannya Rony. Saya
mendapatkan informasi bahwa Rony harus diamputasi kakinya. Apakah itu benar ?" Tanya Erlang. "Iya nak, itu semua benar. Rony sekarang harus menghadapai ujian yang begitu besar dari Allah." Jawab Ibunya
"Kami turut prihatin Bu. Ini sedikit bantuan
yang tak seberapa Bu. Ini bantuan dari kami semua, teman-temannya Rony. Kami semua menginginkan yang terbaik untuk Rony." Ungkap Erlang
"Terima kasih banyak nak ini sangat membantu
bagi kami." Jawab Ibu Rony.
Beberapa saat kemudian Rony menuju ruangan
operasi untuk menjalani proses amputasi. Setelah lama menunggu akhirnya dokter keluar ruangan dan memberitahu bahwa proses amputasi berjalan lancar. Semua orang yang berada diluar kamar tersebut merasa senang karena proses berjalan lancar.
Beberapa hari kemudian Rony diperbolehkan
untuk pulang. Rony masih bersedih tentang apa yang menimpanya. Ia tak percaya akan itu semua. Namun dukungan dari keluarga dan teman-temannya membuat dia mampu bertahan. Rony seakan-akan kembali hidup dan sangat bersemangat menjalani hidupnya. Pagi itu ada seseorang berpakain rapi mendatangi rumahnya
"Apakah benar ini rumah Rony?" Tanya orang
tersebut.
"Iya benar, saya sendiri Rony. Bapak siapa?."
Tanya Rony.
"Saya manager Indonesia Amputee Football
(INAF). Tujuan saya kemari adalah ingin mengajak anda bermain di INAF. Saya telah mendapat banyak informasi mengenai Anda. Ini kesempatan kamu untuk tetap melanjutkan hobimu meskipun dalam keterbatasan." Ungkap orang tersebut.
Roni sangat bahagia dan menerima tawaran
tersebut. Ia memberitahu kedua orang tuanya tentang hal tersebut. Semua tidak percaya dengan hal tersebut seakan-akan semua ini mimpi. Dari sinilah kehidupan Rony semakin membaik. Ia terus bersinar di INAF. Tekad dan semangatnya untuk tidak menyerah membuahkan hasil. Sekarang kehidupannya semakin membaik dan mampu membanggakan orang disekitarnya meski dalam keterbatasan.