Ada Abstraknya
Ada Abstraknya
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2012
1
ABSTRAK
Andi Koneng Pratiwi dan Andi Fajar Apriani, Gambaran Kenaikan Kadar
Hemoglobin Post Transfusi dengan Menggunakan Whole Blood dan Packed Red
Cell di RS. Ibnu Sina Makassar Periode 1 Januari – 31 Desember 2011 Selama
Bulan September- November 2012, dibimbing oleh Sri Julyani dan Irna Diyana
Kartika
Kata Kunci : Kadar Hemoglobin, Post Transfusi, Whole Blood, Packed Red Cell
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi preklinik di Fakultas
kerja sama serta bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak yang telah
diterima penulis sehingga segala rintangan yang dihadapi selama penelitian dan
yang terhormat :
jajarannya.
2. DR. dr. Hj. Siti Maisuri T. Chalid, Sp.OG(K) selaku Wakil Dekan I
4. Ibunda dr. Sri Julyani, M.Kes, Sp.PK dan ibunda dr. Irna Diyana K. selaku
3
waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis mulai
dari penyusunan proposal sampai pada penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Ayahanda dr. Moch. Erwin, M.Kes selaku penguji dalam ujian proposal
6. Kakanda dr. Edward Pandu Wiriansya selaku sekretaris blok KTI yang
Muslim Indonesia.
8. Kepala RS. Ibnu Sina Makasssar yakni Prof. dr. Husni Tanra, Ph.D beserta
senasib Angkatan 2009 (Hypoglossus) yang dalam suka maupun duka telah
Yunita Purnamasari, Dian Vebyanti, Sigit Dwi Pramono, Andi Tri Sutrisno,
Dzul Ikram dan Nur Aisyah yang telah berjuang bersama-sama menuntut
ilmu.
10. Semua pihak yang terkait dalam membantu proses penyelesaian karya tulis
ilmiah ini.
Teristimewa buat kedua orangtua tercinta serta seluruh keluarga yang telah
dukungan moril dan materil serta do’a restu sehingga penulis dapat menyelesaikan
4
karya tulis ilmiah ini. Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan
baik dalam penguasaan ilmu maupun pengalaman penelitian, sehingga karya tulis
ilmiah ini masih jauh dari dari kesempurnaan. Untuk saran dan kritik yang
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya
Penulis
5
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Fasilitas Tempat Tidur Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina
Kelamin
Penyakit
Darah
Tabel 5.6 Distribusi Peningkatan Kadar Hb Post Transfusi Packed Red Cell
8
DAFTAR GAMBAR
9
DAFTAR LAMPIRAN
10
BAB I
PENDAHULUAN
darah mengalir di dalam sistem sirkulasi dan ruang intravaskuler dapat diisi cairan
pertama kali pada tahun 1667. Kemudian selama Perang Dunia pertama dan
adalah suatu proses pemindahan darah atau komponen darah dari seseorang
(donor) ke orang lain (resipien). Darah yang digunakan adalah darah manusia atau
bagian-bagiannya yang diambil dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan
seluruh dunia, baik yang berupa sukarelawan, dari pihak keluarga maupun donor
bayaran. Kira-kira setengah dari jumlah ini berasal dari negara-negara maju.3
maju dan negara-negara berkembang. Empat puluh delapan persen dari 91.8 juta
donor darah berasal dari negara-negara berpenghasilan tinggi. Empat puluh tiga
kantong darah atau sama dengan 4.3 % dari jumlah total transfusi global.
11
Sedangkan Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, Jerman, Rusia, Italia, Perancis,
Korea Selatan dan Inggris menyumbangkan 65 % dari total donor darah global.
Delapan puluh dua negara-negara lainnya dilaporkan hanya terdapat kurang dari
Mediterania timur, 8 negara benua Eropa, 12 negara terletak di Pasifik Barat dan 7
modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien
berdasarkan penilaian yang tepat dari segi klinis penyakit dan hasil pemeriksaan
laboratorium4.
adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi darah
bertujuan untuk menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang atau
12
Pengaturan volume plasma tergantung kepada keseimbangan antara
pengambilan cairan dan kehilangan cairan, serta penyebaran cairan tubuh. Setelah
penggantian volume darah dalam jumlah besar, hemoglobin (Hb) resipien akan
untuk meningkatkan Hb pasien sampai nilai tertentu dapat dipakai rumus sebagai
berikut5:
V. darah res. normal = vol. darah resipien yang normal (70-80 ml/ kg).
rasional dan efisien yaitu dengan memberikan hanya komponen darah / derivat
meningkatkan jumlah eritrosit dan volume plasma dalam waktu yang bersamaan,
volume darah total, sedangkan packed red cell digunakan untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah pada pasien yang menunjukkan gejala anemia, yang hanya
memerlukan sel darah merah pembawa oksigen saja, misalnya pada pasien gagal
13
Kurangnya data mengenai perbandingan jumlah sel darah merah post
kenaikan kadar hemoglobin post transfusi dengan menggunakan Whole Blood dan
Packed Red Cell di RS. Ibnu Sina Periode 1 Januari – 31 Desember 2011.
Hemoglobin Post Transfusi dengan Menggunakan Whole Blood dan Packed Red
1. Tujuan Umum
whole blood dan packed red cell di RS. Ibnu Sina Makassar Periode 1
2. Tujuan Khusus
2011
14
b. Mengetahui peningkatan kadar Hb post transfusi packed red cell pada
2011
menggunakan whole blood dan packed red cell di RS. Ibnu Sina periode
1. Manfaat ilmiah
2. Bagi peneliti
4. Bagi masyarakat
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hemoglobin (Hb) adalah suatu protein yang kompleks yang tersusun dari
protein globin dan senyawa non protein yaitu hem. Satu molekul hem
mengandung satu atom besi demikian juga satu protein globin yang hanya dapat
mengikat satu molekul hem. Sebaliknya satu molekul hemoglobin terdiri atas
empat buah kompleks globin dengan hem. Jadi, dalam tiap molekul hemoglobin
terkandung empat atom besi. Hemoglobin berada didalam eritrosit yang berfungsi
tubuh.9
(SDM) dan berfungsi antara lain untuk mengikat dan membawa oksigen dari paru
paru ke seluruh jaringan tubuh, mengikat dan membawa CO2 dari seluruh jaringan
tubuh ke paru paru, memberi warna merah pada darah, dan mempertahankan
mempunyai berat molekul 64.450 Dalton. Darah mengandung 7.8 – 11.2 mMol
hemoglobin monomer 8/L (12,6 – 18.4 gr/dL), tergantung pada jenis kelamin dan
umur individu.10
16
Kadar Hb = Ru / Rs x konsentrasi standar (gr %) = ……g %
Keterangan :
Transfusi ialah suatu proses pemindahan darah atau komponen darah dari
dengan tepat akan dapat menyelamatkan penderita, tetapi jika salah diberikan
dapat menimbulkan efek samping yang disebut reaksi transfusi bahkan dapat
menimbulkan kematian.12
melakukan transfusi adalah kadar hemoglobin dibawah 7,0 atau 8,0 g/dL, kecuali
17
Transfusi diberikan untuk mengatasi anemia, menambah volume darah,
tubuh pasien. Transfusi dilakukan terutama pada keadaan sebagai berikut: oxygen-
akibat trombositopenia.4
pada anemia dan perdarahan. Namun, pada beberapa keadaan transfusi tidak
dibutuhkan pada pasien anemia dengan kondisi stabil, mempunyai faktor resiko
oxygen carrying capacity yang tidak adekuat adalah denyut jantung >100x/menit,
lain.
18
Keadaan anemia yang memerlukan transfusi darah adalah4:
maka penderita tersebut telah sampai dalam fase yang membahayakan, dan
2. Anemia hemolitik
transfusi darah.
jumlah darah yang dibutuhkan adalah tepat, dan diberikan bagi pasien yang tepat.
Penggunaan darah dan komponen darah yang rasional dan tepat dibutuhkan untuk
Oleh karena itu indikasi transfusi darah harus diketahui dengan baik.
Indikasi pemberian transfusi darah lengkap atau komponen darah dapat dilihat
19
Tabel I : Indikasi Transfusi Darah
pemakaian rutin
disirkulasi
perdarahan aktif
Plasma efektif
20
2.2.2 Persiapan Transfusi Darah
mandapat perhatian. Padahal tahapan ini juga berperan penting, dan apabila
dilaksanakan dengan baik dan benar, akan dapat menghindari atau mengurangi
1. Permintaan darah
2. Penyediaan darah
3. Pendistribusian darah
Transfusi darah harus melalui prosedur yang ketat untuk mencegah efek
1. Penentuan golongan darah ABO dan Rh. Baik donor maupun resipien
b. Tes serologi untuk hepatitis (B&C), HIV, sifilis (VDRL) dan CMV
21
4. Pemeriksaan klerikal (identifikasi):
identifikasi (klerikal)
transfusi.
Reaksi yang dapat ditimbulkan akibat transfusi darah disebut sebagai reaksi
transfusi. Reaksi transfusi darah ini dapat dibedakan atas reaksi cepat, reaksi
22
1. Reaksi segera (immediate reactions), yaitu:
a. Reaksi Hemolitik
Reaksi ini dapat terjadi segera atau lambat. Reaksi segera yang mengancam
yang mengaktifkan komplemen dari kelas IgM atau IgG, biasanya dengan
cocok silang antara leukosit donor dengan serum resipien pada pasien yang
atau 50 mg kortison oral setiap 6 jam selama 48 jam sebelum transfusi dapat
c. Reaksi Anafilaksis
berat. Reaksi ini terjadi dalam beberapa menit awal transfusi dan ditandai
23
Anafilaksis dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan cepat dan
agresif.15,16
Kelebihan cairan menyebabkan gagal jantung dan edema paru. Hal ini
dapat terjadi bila terlalu banyak cairan yang ditransfusikan, transfusi terlalu
cepat, atau penurunan fungsi ginjal. Kelebihan cairan terutama terjadi pada
hemolitik lambat yang berat dan mengancam nyawa disertai syok, gagal
merah dalam plasma pasien dan pemilihan sel darah kompatibel dengan
antibodi tersebut.16,17
potensial membahayakan pada transfusi sel darah merah atau trombosit. Hal
trombosit pada resipien. Gejala dan tanda yang timbul adalah perdarahan
dan adanya trombositopenia berat akut 5-10 hari setelah transfusi yang
24
penting terutama bila hitung trombosit kurang atau sama dengan 50.000/uL
keefektifan skrining yang digunakan, status imun resipien dan jumlah donor
tiap unit darah. Saat ini dipergunakan model matematis untuk menghitung
risiko transfusi darah, antara lain untuk penularan HIV, virus hepatitis B dan
fakta bahwa penularan penyakit terutama timbul pada saat window period
(periode segera setelah infeksi dimana darah donor sudah infeksius tetapi
2.2.5 Aferesis
25
menggunakan alat separasi sel. Tujuan tindakan aferesis ini adalah untuk
mengambil sebagian komponen darah untuk diberikan pada orang lain (aferesis
donor), atau mengurangi jumlah komponen darah yang berlebihan di dalam tubuh
komponen darah bagi transfusi (aferesis donor). Jenis tindakan pada aferesis dapat
komponen darah, bisa berupa sel atau plasma saja. Dalam pengawasan yang baik,
deplesi, komponen sel dan plasma, reaksi terhadap cairan dan plasma, reaksi
samping yang paling sering terjadi pada prosedur aferesis adalah hipokalsemia
dengan gejala yang timbul berupa kesemutan bibir dan jari tangan, dada rasa
trombosit, dan albumin dibawah normal; golongan ABO/Rhesus tidak cocok, atau
26
usia tua, menderita penyakit serius (jantung/paru/ginjal dan lainnya).
Kontraindikasi prosedur aferesis terapeutik untuk seorang pasie adalah bila ada
gangguan hemodinamik yang nyata atau keadaan umum sudah tidak baik lagi.19
Darah lengkap ini berisi sel darah merah, leukosit, trombosit, dan plasma.
Satu unit kantong darah lengkap berisi 450 mL darah dan 63 mL antikoagulan. Di
antikoagulan, ada juga yang 1 unit kantong berisi 350 mL darah dengan 49 mL
antikoagulan. Suhu simpan antara 10- 60 Celcius. Satu unit darah (250-450 ml)
menjadi 2, yaitu darah segar (fresh blood), yaitu darah yang disimpan kurang dari
6 jam, masih lengkap menngandung trombosit dan factor pembeku, serta darah
yang disimpan (stored blood), yaitu darah yang sudah disimpan lebih dari 6 jam.12
kandungan trombosit dan sebagian faktor pembeku (terutama faktor labil) sudah
menurun jumlahnya.12
1. Indikasi
lengkap. Darah lengkap harus dicadangkan untuk pendarahan medis atau bedah
yang parah, misalnya selama pendarahan saluran makanan yang cepat atau pada
trauma mayor saat diperlukan pemulihan daya angkut oksigen, volume, dan faktor
27
pembekuan. Bahkan pada syok hemoragik, kombinasi sel darah merah dan larutan
kristaloid atau koloid biasanya efektif. Pada keadaan darurat, pergantian volume
secara cepat biasanya mendahului penggantian sel darah merah dan cairan
resusitasi bebas sel harus digunakan apabila jenis darah resipien sedang
ditentukan. Bila defisit sel darah merah kritis, diindikasikan pemberian sel darah
merah tipe O atau untuk spesifik tipe yang tidak dicocokkan terlebih dahulu.20
Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
volume plasma dalam waktu yang bersamaan, misalnya pada pendarahan aktif
dengan kehilangan darah lebih dari 25-30 % volume darah total. Namun
menjadi pilihan utama karena pemulihan segera volume darah pasien lebih
penting daripada penggantian sel darah merah atau transfusi yang masih
memerlukan waktu.8
2. Kontraindikasi
kronik yang normovolemik atau yang bertujuan meningkatkan sel darah merah.8
Dosis tergantung keadaan klinis pasien8. Menurut teori, satu unit darah
lengkap pada orang dewasa akan meningkatkan Hb sekitar 0.5 – 0.6 g/dL4. Pada
Pemberian darah lengkap sebaiknya melalui filter darah dengan kecepatan tetesan
dalam 4 jam.8
28
2.3.2 Sel Darah Merah Pekat (Packed Red Cell / PRC)
Sel darah merah pekat merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit
plasma dari satu unitnya6. PRC merupakan pilihan utama untuk anemia kronik
karena volumenya yang lebih kecil dibandingkan dengan whole blood12. Setiap
unit PRC mempunyai volume kira-kira 128-240 mL, tergantung pada volume
kadar Hb donor dan proses separasi komponen awal. Dari volume tersebut,
Packed Cells yang dibuat khusus di dalam kantong plastik pada saat segera
setelah donasi darah diputar secara khusus sehingga terpisah dari komponen-
komponen lainnya, jauh lebih baik dan lebih tahan lama disimpan. Sedangkan
Packed Cells yang dibuat dengan cara pengendapan darah didalam botol lalu
bagian plasmanya disedot keluar tidak menghasilkan komponen yang ideal karena
Hb 7 g/dl akan tetapi suplai oksigen ke jaringan dinilai adekuat. Hal ini dapat
29
perubahan aliran darah ke arteri koroner maupun otak. Namun hal ini tidak terjadi
pada pasien berusia lanjut yang disertai anemia, penyakit jantung dan paru-paru.
Oleh karena itu transfusi PRC dibutuhkan bagi pasien tersebut pada kadar Hb >
7g/dl.4
diberikan bila terdapat indikasi secara klinis dan bersifat individual. Pedoman
pemberian transfusi PRC yang rasional diberikan pada perdarahan akut karena
1. Indikasi
penderita 5 gr%5. Sel darah merah pekat ini digunakan untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah pada pasien yang menunjukkan gejala anemia, yang hanya
memerlukan massa sel darah merah pembawa oksigen saja misalnya pada pasien
Kesehatan RI yaitu21 :
pada anemia akut. Jika pasien asimptomatik dan/atau ada terapi spesifik
lainnya yang lebih tepat, maka batas kadar Hb yang lebih rendah dapat
30
diterima, misalnya anemia hemolitik autoimun dapat diterapi dengan
steroid .
c. Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb ≥10 g/dl, kecuali bila ada indikasi
lebih tinggi (contoh: penyakit paru obstruktif kronik berat dan penyakit
≤11 g/dL; bila tidak ada gejala batas ini dapat diturunkan hingga 7 g/.
Jika terdapat penyakit jantung atau paru atau yang sedang membutuhkan
dengan darah jenuh diantaranya adalah menaikan Hb dapat diatur sesuai dengan
2. Kontraindikasi
31
3. Dosis dan Cara pemberian
Pada orang dewasa, 1 unit sel darah merah pekat akan meningkatkan Hb
sekitar 1 g/dL atau hematokrit 3-4%, sedangkan dosis pada neonatus dan anak
biasanya diberikan 10-15 mL/kg, selama 2-3 jam akan meningkatkan sekitar 2-3
g/dL4. Pemberian sel darah ini harus melalui filter darah standar (170µ).
diberikan salin normal 50-100ml sebagai pencampuran sediaan sel darah merah
dalam CPD (citrate fosfat dekstrose) atau CPDA-1 (citrate fosfat dekstrose
Jumlah PRC = ∆ Hb x 3 x BB
BB = berat badan.5
makin sedikit jumlah darah yang diberikan per et mal di dalam suatu seri transfusi
32
2.4 Kerangka Teori
Dilakukan transfusi
Keterangan :
33
2.5 Kerangka Konsep
Transfusi dengan
whole blood (darah
lengkap) Kenaikan kadar Hb
(Hemoglobin)
Transfusi dengan
Packed Red Cell
(PRC)
Keterangan :
= variabel independen
= variabel dependen
34
BAB III
METODE PENELITIAN
hemoglobin (Hb) pasca transfusi dengan menggunakan Whole Blood (WB) dan
Packed Red Cell (PRC) di RS. Ibnu Sina Makassar, yang dimaksudkan untuk
mendeskripsikan data sebagaimana adanya. Data yang diperoleh dari hasil survey
4. Lokasi
5. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
35
dirawat di RS Ibnu Sina periode 1 Januari – 31 Desember 2011 yang
6. Metode Sampling
7. Kriteria Sampel
a. Seluruh rekam medik pasien transfusi darah yang tercatat di RS. Ibnu
8. Batasan Penelitian
transfusi yaitu 17 tahun, dan usia tertua pasien transfusi yaitu 79 tahun.
Berdasarkan umur pasien pada sampel ini, diketahui bahwa seluruh sampel
yang didapatkan tergolong usia dewasa, dan tidak didapatkan pasien anak-
Whole blood adalah darah lengkap yang berisi sel darah merah, leukosit,
36
2. Packed Red Cell (PRC)
unitnya.
Anak-anak : 1 g/dL
sebesar 0,1 g/dl dan tertinggi yaitu sebesar 3,5 g/dl. Angka tersebut
rata-rata dari selisih kenaikan pre dan post transfusi dengan pembagi
dua sehingga diperoleh interval angka 0,1 – 1,75 dan 1,76 – 3,5 g/dl.
37
3.5 Pengumpulan Data
berdasarkan semua rekam medik pasien yang telah menjalani transfusi darah pada
menyajikan data. Analisis ini merupakan langkah awal untuk melakukan analisis
institusi oleh pihak lain dengan cara mengajukan permohonan izin kepada
penelitian ini menjadi prioritas dengan cara tidak akan disebutkan namanya dalam
38
2. Kerahasiaan informasi (Confidentiality).
39
BAB IV
Rumah sakit Ibnu Sina UMI merupakan Rumah Sakit Umum Swasta, yaitu
eks Rumah Sakit “45” yang didirikan pada tahun 1988 berdasarkan Keputusan
I/SK/TV.1/X/88, tanggal 05 Oktober 1988 dan pada hari senin tanggal 16 Juni
2003 telah dilakukan penyerahan kepemilikan dari Yayasan Andi Sose kepada
Yayasan Wakaf UMI, yang ditanda tangani oleh Ketua Yayasan Andi Sose dan
Basalamah SE, MSi. Berdasarkan atas Hak kepemilikan baru ini, maka nama
Rumah Sakit “45” oleh Yayasan Wakaf UMI dirubah menjadi Rumah Sakit Ibnu
Sina UMI.
40
Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI dibangun diatas tanah 18.008 m2 dengan
luas bangunan 12.025 m2, beralamat jalan Letnan Jenderal Urip Sumoharjo km 5
no. 264 Makassar, berdasarkan surat permohonan dari Yayasan Wakaf UMI
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, menerbitkan surat izin uji
coba penyelengaaan operasional Rumah Sakit bnu Sina YW-UMI pada tanggal 23
17 Mei 2004, Rumah Sakit bnu Sina YW-UMI diresmikan oleh Gubernur
Sulawesi Selatan bapak H.M. Amin Syam, serta Rumah Sakit Ibnu Sina
tahun 1991 telah memiliki Fakultas Kedokteran dan telah menghasilkan dokter
umum, maka keberadaan Rumah Sakit bnu Sina YW-UMI akan lebih menambah
klinik bagi calon dokter umum dan calon dokter ahli. Dengan demikian
diharapkan bahwa luaran dokter fakultas Kedokteran UMI pada masa mendatang
akan lebih meningkatkan kualitas, keterampilan, dan ahlaq mulia serta memiliki
integritas pengabdian yang tinggi bagi umat Islam dan masyarakat pada
umumnya.
41
4.2 SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT
A. Gedung
Rumah Sakit Ibnu Sina mempunyai luas tanah 18.008 m2 dengan luas
ICU, ICCU
Kamar Operasi
Administrasi
Umum, Poliklinik
spesialis,
Poliklinik
Spesialis
Konsultan
42
Fasilitas tempat tidur rawat inap terdiri dari 175 tempat tidur.
Tabel 4.2. Fasilitas Tempat Tidur Rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina
3 Kelas I A 9 9 5,14 %
4 Kelas I B 28 78 44 %
5 Kelas II B 8 32 18,2 %
1 Pegawai Tetap 88
3 Honorer 158
5 Tenaga Magang 15
Total 391
43
Tabel 4.4. Ketenagaan Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2011
(Orang)
1 Dokter Spesialis 31
2 Dokter Umum 9
3 Perawat 165
4 Bidan 16
8 Apotek 18
9 Laboratorium 13
10 Radiology 7
12 Dapur / Gizi 30
13 Teknisi 13
14 Satpam 20
15 Sopir 7
16 Bagian Kesekretariatan 6
17 Bagian Keuangan 12
18 Bagian Akuntansi 3
44
21 Loundry 6
22 Kamar Mayat 3
23 K3 3
24 Bank Darah 3
Total 406
dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat jalan dan terdiri dari Poliklinik
Umum dan beberapa Poliklinik Spesialis dalam berbagai bidang disiplin ilmu
kedokteran klinis.
dari luar Rumah Sakit Ibnu Sina. Termasuk penyakit kardiologi, penyakit
45
3. Poliklinik Penyakit Anak
kerja.
46
BAB V
Hemoglobin Post Transfusi dengan Menggunakan Whole Blood dan Packed Red
Cell (PRC) di RS. Ibnu Sina Makassar Periode 1 Januari – 31 Desember 2011”
jumlah sampel yang memenuhi kriteria yaitu sebanyak 35 sampel, yang terdiri
dari 15 sampel whole blood dan 20 sampel Packed Red Cell (PRC). Berdasarkan
Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 5.1 diatas, diketahui bahwa jumlah sampel paling banyak
berada pada umur > 50 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 57.14 % dari
total sampel yang diperoleh, umur 15 – 49 tahun yaitu sebanyak 15 sampel atau
sebesar 42.87 %, dan tidak didapatkan sampel pada golongan umur 0 – 14 tahun.
47
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Sampel Berdasarkan Jenis
Kelamin
1 Laki-laki 12 34.28
2 Perempuan 23 65.71
Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 5.2 diatas, diketahui bahwa jumlah sampel paling banyak
yaitu pasien berjenis kelamin wanita, yaitu sebanyak 23 sampel atau 65.71 % dari
Diagnosis Penyakit
1 Neoplasma 17 48.57
5 Trauma/pembedahan 3 8.57
Jumlah 35 100
48
Berdasarkan tabel 5.3 diatas, dapat dilihat bahwa kasus neoplasma
merupakan kasus terbanyak dilakukannya transfusi pada sampel ini, yaitu sebesar
Golongan Darah
1 A 14 40
2 B 7 20
4 AB 4 11.42
3 O 10 28.57
Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 5.4 diatas, dapat dilihat bahwa pasien yang memiliki
penelitian ini, yaitu sebanyak 14 kasus (40%), diikuti pasien dengan golongan
kasus (20%), dan paling sedikit yaitu yang bergolongan darah AB, sebanyak 4
kasus (11.42%).
49
5.2 Hasil Penelitian
Hemoglobin Post Transfusi dengan Menggunakan Whole Blood dan Packed Red
Cell (PRC) di RS. Ibnu Sina Makassar Periode 1 Januari – 31 Desember 2011”
jumlah sampel yang memenuhi kriteria yaitu sebanyak 35 sampel, yang terdiri
dari 15 sampel whole blood dan 20 sampel Packed Red Cell (PRC). Dari jumlah
setelah transfusi pada sampel yaitu sebesar 0,1 g/dl, sedangkan kenaikan kadar Hb
tertinggi yang diperoleh dari sampel diatas yaitu sebesar 3,5 g/dl. Angka tersebut
merupakan interval kenaikan kadar Hb yang didasarkan pada jumlah rata-rata dari
selisih kenaikan pre dan post transfusi dengan pembagi dua sehingga diperoleh
Berikut ini hasil penelitian yang telah dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan Microsoft Excel, dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan
penjelasannya.
50
Dari tabel 5.5 di atas dapat kita ketahui bahwa pasien yang mendapatkan
sebanyak 3 orang (20 %). Dan nilai rata-rata kadar Hb sebelum ditransfusi yaitu
8,96 g/dl dan nilai rata-rata kadar Hb setelah ditransfusi adalah 10,05 g/dl.
Tabel 5.6 : Distribusi Peningkatan Kadar Hb Post Transfusi Packed Red Cell
Dari tabel 5.6 di atas dapat kita ketahui bahwa pasien yang mendapatkan
sebanyak 14 orang (70 %). Dan nilai rata-rata kadar Hb sebelum ditransfusi yaitu
6,88 g/dl dan nilai rata-rata kadar Hb setelah ditransfusi adalah 9.09 g/dl.
51
Tabel 5.7 : Perbandingan Peningkatan Kadar Hb Post Transfusi dengan
Dari tabel 5.7 di atas dapat kita ketahui bahwa pasien yang mendapatkan
transfusi packed red cell (PRC) yang mengalami peningkatan Hb sebesar 0-1,75
g/dl lebih banyak yaitu 6 orang (30%) dibandingkan dengan yang mendapatkan
transfusi whole blood yaitu 12 orang (80%), sedangkan untuk pasien yang
mendapatkan transfusi whole blood yaitu 3 orang (20%). Nilai rata-rata kadar Hb
sebelum transfusi WB sebesar 8,96 g/dl, sedangkan PRC sebesar 6,88 g/dl. Nilai
sebesar 9,09 g/dl. Nilai rata-rata kenaikan kadar Hb dengan menggunakan whole
blood yaitu sebesar 1,08 g/dl, sedangkan nilai rata-rata kenaikan kadar Hb dengan
52
5.3 Pembahasan
Whole Blood
Dari hasil penelitian di atas dapat kita ketahui bahwa pasien yang
1,76 – 3,5 g/dl sebanyak 20 %. Berdasarkan teori, satu unit whole blood pada
orang dewasa akan meningkatkan Hb hanya sekitar 0,5 – 0,6 g/dL4 dan pada
kadar Hb yang terlalu tinggi. Hal ini bisa disebabkan oleh pemberian sediaan
whole blood dapat meningkatkan jumlah sel darah merah sekaligus volume
plasma dalam waktu yang bersamaan, misalnya pada pendarahan aktif dengan
kehilangan darah lebih dari 25-30 % volume darah total, sehingga kenaikan kadar
bahwa pasien yang mendapatkan transfusi dengan menggunakan packed red cell
pada orang dewasa 1 unit packed red cell akan meningkatkan kadar Hb sekitar 1
53
g/dL atau hematokrit sebesar 3-4%, dan pada neonatus dan anak biasanya
diberikan 10-15 mL/kg, selama 2-3 jam akan meningkatkan sekitar kadar Hb
sebesar 2-3 g/dL.4 Dapat dilihat bahwa kenaikan kadar Hb pada pasien-pasien
kenaikan kadar Hb yang lebih tinggi. Hal ini dimungkinkan karena packed red
cell mengandung konsentrasi hematokrit yang jauh lebih tinggi dan volume
plasma yang kecil dibandingkan dengan whole blood, dimana PRC ini merupakan
komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan memisahkan
Dari hasil penelitian di atas, dapat dilihat bahwa pasien yang diberikan
kenaikan kadar Hb post transfusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien-
pasien yang ditransfusi dengan menggunakan whole blood. Hal ini dapat dilihat
dari persentase kenaikan kadar Hb post transfusi dengan sediaan packed red cell
rendah dibandingkan dengan yang menggunakan sediaan packed red cell, dimana
54
peningkatan kadar Hb 1,76 – 3,5 g/dl hanya sebesar 20 % saja. Hal ini sesuai
packed red cell mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pada orang dewasa, 1 unit packed red cell akan meningkatkan kadar Hb sekitar 1
g/dL atau hematokrit 3-4%, dan pada neonatus dan anak biasanya diberikan 10-15
mL/kg, selama 2-3 jam akan meningkatkan sekitar 2-3 g/dL.4 Sedangkan dengan
menggunakan sediaan whole blood, satu unitnya pada orang dewasa akan
meningkatkan Hb hanya sekitar 0,5 – 0,6 g/dL,4 dan pada anak-anak, 8 mL/kg
55
BAB VI
6.1 Kesimpulan
(WB) dan packed red cell (PRC) di RS. Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari –
2. Terjadi peningkatan kadar Hb pasien post transfusi packet red cell 0 – 1,75
3. Mean selisih kadar Hb pre dan post transfusi PRC lebih tinggi yakni 2,21
6.2 Saran
1. Bagi para klinisi sebaiknya menggunakan Packed Red Cell (PRC) daripada
daripada WB.
2. Diharapkan bagi pihak rumah sakit menyediakan Whole blood (WB) dan
56
3. Diharapkan bagi pihak rumah sakit pada bagian rekam medik untuk
pasien post transfusi dengan menggunakan whole blood dan packet red cell.
57
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo W., Setiyohadi B., Alwi. I., Simadibahara M., Setiati S.,
Harmono M.T. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V, Jilid II, 2009,
3. Blood Safety :Key Global Fact and Figures in 2011. Geneva : 2011.
75, 85.
6. Hassan R., Alatas H., Latief A., Napitupulu P.M., Pudjiadi A., Ghazali
M.V., Putra S.T., Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1, 2005, Jakarta :
58
7. Rahardjo Kunto., 1988, Transfusi Darah: Beberapa Segi Yang Penting
8. Sudoyo W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibahara M., Setiati S., Darah
Haroen Harlinda. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V, Jilid II,
12,14-15,17.
10. Soewoto H., Sadikin M., Kurniati M.M.V., Wanandi S.I., Retno D., Abadi
11. Kee J.L.F., Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, 1997,
13. Sudoyo W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibahara M., Setiati S., Dasar-
halaman 1186.
14. Hoffbrand A.V., Pettit J.E., Moss P.A.H., Kapita Selekta Hematologi,
59
15. Mehta A.B., Hoffbrand A.V., At a Glance Hematology, Edisi 2, 2005,
16. National Blood Users Group. A Guideline for Transfusion of Red Blood
Maret 2012.
19. Sudoyo W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibahara M., Setiati S., Aferesis
Donor dan Terapeutik, dalam, Hukom R.A. Buku Ajar Ilmu Penyakit
20. Isselbacher K.J., Braunwald E., Wilson J.D., Martin J.B., Fauci A.S.,
Kasper D.L., Golongan Darah dan Transfusi Darah, dalam, Klein H.G.
halaman 44-45.
60
BIODATA PENULIS
Agama : Islam
Jurusan/Fakultas : Kedokteran
61
Anak ke : Tiga (3) dari Tiga (3) bersaudara
e-mail : akonengp@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
62
BIODATA PENULIS
Agama : Islam
Jurusan/Fakultas : Kedokteran
63
Anak ke : Dua (2) dari tiga (3) bersaudara
e-mail : belle.baida@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
64