(RPP)
Kompetensi Inti
KI-1 K1-2
K1-3 K1-4
Melalui discovery learning peserta didik dapat menganalisis aspek makna dan kebahasaan
dalam teks biografi serta menyusun teks biografi tokoh dengan sikap jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun, serta responsif.
C. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Analisis makna setiap struktur teks biografi
2. Unsur kebahasaan teks biografi
Pertemuan Kedua
1. Cara mendata pokok-pokok isi dan ciri kebahasaan teks biografi
Pertemuan Ketiga
1. Langkah-langkah menyusun teks biografi dengan memperhatikan struktur, isi dan ciri
kebahasaan
2. Cara menyunting teks biografi dengan memperhatikan struktur, isi dan ciri kebahasaan
F. Sumber Belajar
1. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X, Kemdikbud 2016
2. Buku teks Siswa Bahasa Indonesia Kelas X, Kemdikbud 2016
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 JP @ 45 menit)
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.15.1 Menganalisis makna dalam setiap struktur teks biografi
3.15.2 Menganalisis unsur kebahasaan teks biografi
I. Pembelajaran Remidial
a. Rancangan Pembelajaran Remidial (Terlampir)
Pembelajaran remedial diberikan kepada siswa yang belum mencapai KKM. Remidial
yang diberikan dapat berupa modul, penugasan, dan tes ulang. Apabila memiliki cukup
waktu, siswa yang belum mencapai KKM diberi pembelajaran ulang.
b. Rancangan Pengayaan (Terlampir)
Pengayaan diberikan kepada siswa yang sudah mencapai KKM tetapi nilai yang
diperoleh bukanlah nilai gemuk. Misalnya, KKM 80 sedangkan nilai yang diperoleh
siswa sekitar 80-85. Maka siswa yang mendapat nilai 80-85 mendapat pengayaan.
Pengayaan yang diberikan dapat berupa penugasan maupun tambahan materi.
Bahan Ajar
Kutipan Makna
2) Unsur Kebahasaan
a. Pronomina, yaitu kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai
seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita dan kami.
b. Pengacu dan hal yang diacu, yaitu alat kohesi yang baik karena dapat menghindari
pengulangan kata yang sama terus-menerus.
c. Kata hubung yaitu kata yang berfungsi penghubung antara satu kata dengan kata lain
dalam satu kalimat
LK (Lembar Kerja) pertemuan pertama
Soekarno
Soekarno, yang akrab dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Dia anak
seorang guru sekolah rakyat, Raden Soekami dan wanita Bali berdarah bangsawan, Ida Ayu Rai.
Sebagai anak priyayi yang memang pandai, Soekarno bisa mengecap pendidikan tinggi dan lulus
dari Sekolah Teknik Tinggi di Bandung (kini ITB) pada 1925. Sebagai mahasiswa teknik,
Soekarno terbilang pandai. Akan tetapi, ide-ide nasionalisme rupanya telah membuat dirinya
terpikat. Tiga bulan setelah lulus, pada 1926, lelaki yang dikenal sebagai orator ulung ini
memuatkan ide-ide politiknya di media massa dalam artikel yang berjudul “Nasionalisme, Islam,
dan Marxisme”. Tulisan ini sangat menekankan ide persatuan antarkelompok yang kemudian
menandai pemikiran politiknya sepanjang kariernya.
Perjuangan politik merebut kemerdekaan berlanjut dengan dibentuknya Partai Nasional
Indonesia (PNI) pada 1927. Soekarno menerapkan sikap nonkooperasi dengan Belanda yang
membuatnya beberapa kali masuk tahanan. Pada 1929 dia ditahan oleh Belanda di penjara
Sukamiskin, Bandung, karena aktivitas politiknya, tetapi dibebaskan dua tahun kemudian. Dia
ditahan lagi pada 1933, diasingkan ke Ende, kemudian ke Bengkulu, sampai dia dibebaskan oleh
Jepang pada 1942. Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno mendapat kesempatan lebih besar
untuk mempromosikan cita-cita nasional Indonesia yang bekerja sama dengan Jepang melawan
Sekutu. Sikap mau bekerja sama dengan Jepang ini tidak pelak mengundang kritik keras dari
pelbagai kalangan “garis keras” yang menginginkan sikap nonkooperasi dengan Jepang.
Pada 17 Agustus 1945, tak lama setelah Jepang takluk pada Sekutu, atas desakan para
aktivis pemuda yang sempat menculik Soekarno ke Rengas Dengklok, Soekarno dan Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian Soekarno-Hatta diangkat menjadi
presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Mereka segera terlibat dalam perjuangan
melawan pendudukan kembali oleh Belanda. Pada masa itu Soekarno-Hatta sempat dibuang
kembali ke Parapat dan Bangka. Namun, ketika secara resmi Belanda mengakui kedaulatan
Indonesia pada 1949, kedudukan Soekarno sebagai presiden kembali dipulihkan.
Ketika sistem pemerintahan parlemen terbukti tidak berjalan efektif, Soekarno pada akhir
1956 menyerukan pembubaran semua partai politik. Dia kemudian membentuk Demokrasi
Terpimpin pada 1959, dan pada tahun berikutnya membubarkan parlemen terpilih. Soekarno
mencoba menerapkan gagasannya akan tiga pilar kekuatan bangsa, yaitu Nasakom (Nasionalis,
Agama, dan Komunis). Namun, kondisi kisis ekonomi dan politik dalam negeri terus bertambah
runyam.
Dalam bidang politik luar negeri, Soekarno bersikap curiga terhadap AS dan kekuatan
Barat. Untuk mengimbagi kekuatan Barat, dia berperan sebagai pemimpin nengara-negara baru
melawan kekuatan kolonial dan “neokolonial”. Dia berhasil “memaksa” Belanda untuk
menyerahkan Irian Barat (kemudian pada 1963 disebut Irian Jaya, kini Papua). Soekarno
mempermaklumkan “konfrontasi” dengan Federasi Malaysia yang baru dibentuk pada 1963. Pada
1965 Indonesia keluar dari PBB dan Soekarno semakin aktif sebagai tokoh negara-negara “new
emerging forces”. Kharismanya yang hebat tidak hanya memengaruhi rakyat Indonesia, tetapi
juga bangsa-bangsa yang baru merdeka di Asia-Afrika. Dia juga dikenal sebagai salah satu
pemimpin negara Nonblok yang paling terkemuka. Situasi politik Indonesia memuncak dengan
perebutan kekuasaan yang gagal pada 30 September 1965. Kejadian ini kemudian berlanjut
dengan pembunuhan besar-besaran, pembubaran Partai Komunis, dan buntutnya Soekarno
tersingkir. Pemimpin militer Mayjen Soeharto meminta Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan
efektifnya melalui Supersemar pada Maret 1966. Soeharto kemudian menjadi presiden
menggantikan Soekarno pada 1968. Sampai kematian Soekarno di Jakarta pada 21 Juni 1970, dia
masih berada dalam status tahanan rumah. Namun, pemerintah menganugerahinya Pahlawan
Proklamasi.
Sebagai Founding Father atau Bapak Bangsa Indonesia, Bung Karno telah mengantarkan
bangsa Indonesia kepada kemerdekaan. Dengan perjuangan yang tanpa pamrih, Bung Karno telah
membangun tatanan keadilan yang menyejahterakan rakyat Indonesia serta berhasil
menyejajarkan Indonesia dengan negara lainnya. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat
menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.
Kutipan Makna
Lembar Observasi
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam
menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi
1.
2.
3.
4.
Petunjuk Penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Nama :
Kelas :
NO Pernyataan TP KD SR SL
Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Skor
NO Pernyataan 1 2 3 4 5
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
1
sesuatu kegiatan
2 Tidak menyontek pada saat mengerjakan tugas
Tidak menyalin karya orang lain tanpa
3 menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
Sebagai siswa melakukan tugas-tugas dengan
4
baik
Berani menerima resiko atas tindakan yang
5
dilakukan
6 Masuk kelas tepat waktu
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengerjakan tugas yang diberikan
9 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
Petunjuk Penyekoran :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Peserta didik memperoleh nilai :
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 16 - 20
Baik : apabila memperoleh skor 11 - 15
Cukup : apabila memperoleh skor 6 - 10
Kurang : apabila memperoleh skor 1 – 5
Instrumen Penilaian
1. Analisislah makna dalam setiap struktur teks biografi “Soekarno”
2. Carilah unsur kebahasaan pada teks “Soekarno”
Rambu-rambu
Kutipan Makna
Tabel Penskoran
No Jawaban Skor
Lampiran 2
Pertemuan Kedua
Indikator :
3.15.3 Mendata pokok isi teks biografi
3.15.4 Mendata ciri kebahasaan teks biografi
Bahan Ajar
Soekarno
Soekarno, yang akrab dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Dia anak
seorang guru sekolah rakyat, Raden Soekami dan wanita Bali berdarah bangsawan, Ida Ayu Rai.
Sebagai anak priyayi yang memang pandai, Soekarno bisa mengecap pendidikan tinggi dan lulus
dari Sekolah Teknik Tinggi di Bandung (kini ITB) pada 1925. Sebagai mahasiswa teknik,
Soekarno terbilang pandai. Akan tetapi, ide-ide nasionalisme rupanya telah membuat dirinya
terpikat. Tiga bulan setelah lulus, pada 1926, lelaki yang dikenal sebagai orator ulung ini
memuatkan ide-ide politiknya di media massa dalam artikel yang berjudul “Nasionalisme, Islam,
dan Marxisme”. Tulisan ini sangat menekankan ide persatuan antarkelompok yang kemudian
menandai pemikiran politiknya sepanjang kariernya.
Perjuangan politik merebut kemerdekaan berlanjut dengan dibentuknya Partai Nasional
Indonesia (PNI) pada 1927. Soekarno menerapkan sikap nonkooperasi dengan Belanda yang
membuatnya beberapa kali masuk tahanan. Pada 1929 dia ditahan oleh Belanda di penjara
Sukamiskin, Bandung, karena aktivitas politiknya, tetapi dibebaskan dua tahun kemudian. Dia
ditahan lagi pada 1933, diasingkan ke Ende, kemudian ke Bengkulu, sampai dia dibebaskan oleh
Jepang pada 1942. Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno mendapat kesempatan lebih besar
untuk mempromosikan cita-cita nasional Indonesia yang bekerja sama dengan Jepang melawan
Sekutu. Sikap mau bekerja sama dengan Jepang ini tidak pelak mengundang kritik keras dari
pelbagai kalangan “garis keras” yang menginginkan sikap nonkooperasi dengan Jepang.
Pada 17 Agustus 1945, tak lama setelah Jepang takluk pada Sekutu, atas desakan para
aktivis pemuda yang sempat menculik Soekarno ke Rengas Dengklok, Soekarno dan Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian Soekarno-Hatta diangkat menjadi
presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Mereka segera terlibat dalam perjuangan
melawan pendudukan kembali oleh Belanda. Pada masa itu Soekarno-Hatta sempat dibuang
kembali ke Parapat dan Bangka. Namun, ketika secara resmi Belanda mengakui kedaulatan
Indonesia pada 1949, kedudukan Soekarno sebagai presiden kembali dipulihkan.
Ketika sistem pemerintahan parlemen terbukti tidak berjalan efektif, Soekarno pada akhir
1956 menyerukan pembubaran semua partai politik. Dia kemudian membentuk Demokrasi
Terpimpin pada 1959, dan pada tahun berikutnya membubarkan parlemen terpilih. Soekarno
mencoba menerapkan gagasannya akan tiga pilar kekuatan bangsa, yaitu Nasakom (Nasionalis,
Agama, dan Komunis). Namun, kondisi kisis ekonomi dan politik dalam negeri terus bertambah
runyam.
Dalam bidang politik luar negeri, Soekarno bersikap curiga terhadap AS dan kekuatan
Barat. Untuk mengimbagi kekuatan Barat, dia berperan sebagai pemimpin nengara-negara baru
melawan kekuatan kolonial dan “neokolonial”. Dia berhasil “memaksa” Belanda untuk
menyerahkan Irian Barat (kemudian pada 1963 disebut Irian Jaya, kini Papua). Soekarno
mempermaklumkan “konfrontasi” dengan Federasi Malaysia yang baru dibentuk pada 1963. Pada
1965 Indonesia keluar dari PBB dan Soekarno semakin aktif sebagai tokoh negara-negara “new
emerging forces”. Kharismanya yang hebat tidak hanya memengaruhi rakyat Indonesia, tetapi
juga bangsa-bangsa yang baru merdeka di Asia-Afrika. Dia juga dikenal sebagai salah satu
pemimpin negara Nonblok yang paling terkemuka. Situasi politik Indonesia memuncak dengan
perebutan kekuasaan yang gagal pada 30 September 1965. Kejadian ini kemudian berlanjut
dengan pembunuhan besar-besaran, pembubaran Partai Komunis, dan buntutnya Soekarno
tersingkir. Pemimpin militer Mayjen Soeharto meminta Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan
efektifnya melalui Supersemar pada Maret 1966. Soeharto kemudian menjadi presiden
menggantikan Soekarno pada 1968. Sampai kematian Soekarno di Jakarta pada 21 Juni 1970, dia
masih berada dalam status tahanan rumah. Namun, pemerintah menganugerahinya Pahlawan
Proklamasi.
Sebagai Founding Father atau Bapak Bangsa Indonesia, Bung Karno telah mengantarkan
bangsa Indonesia kepada kemerdekaan. Dengan perjuangan yang tanpa pamrih, Bung Karno telah
membangun tatanan keadilan yang menyejahterakan rakyat Indonesia serta berhasil
menyejajarkan Indonesia dengan negara lainnya. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat
menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.
Pokok-pokok isi
Ciri Kebahasaan
Lembar Observasi
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam
menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi
Nama Tanggung Disiplin Santun Jumlah
No Spritual
Peserta jawab Skor
.
didik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
Petunjuk Penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 16 - 20
Baik : apabila memperoleh skor 11 - 15
Cukup : apabila memperoleh skor 6 - 10
Kurang : apabila memperoleh skor 1 - 5
Nama :
Kelas :
NO Pernyataan TP KD SR SL
Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Lembar Penilaian Antarpeserta Didik
Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran
Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu
Skor
NO Pernyataan 1 2 3 4 5
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
1
sesuatu kegiatan
2 Tidak menyontek pada saat mengerjakan tugas
Tidak menyalin karya orang lain tanpa
3 menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
Sebagai siswa melakukan tugas-tugas dengan
4
baik
Berani menerima resiko atas tindakan yang
5
dilakukan
6 Masuk kelas tepat waktu
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengerjakan tugas yang diberikan
9 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
Petunjuk Penyekoran :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Instrumen Penilaian
Bahan Ajar
Kesesuaian isi
Kesesuaian ciri
kebahasaan
1. Susunlah sebuah teks Biografi seseorang, sesuai dengan struktur, isi dan
kebahasaan!
Orientasi
Peristiwa dan
Masalah
Reorientasi
2. Suntinglah teks biografi milik teman sesuai dengan struktur, isi dan ciri kebahasaan!
1.
2.
3.
4.
Petunjuk Penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Nama :
Kelas :
NO Pernyataan TP KD SR SL
Skor
NO Pernyataan 1 2 3 4 5
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
1
sesuatu kegiatan
2 Tidak menyontek pada saat mengerjakan tugas
Tidak menyalin karya orang lain tanpa
3 menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
Sebagai siswa melakukan tugas-tugas dengan
4
baik
Berani menerima resiko atas tindakan yang
5
dilakukan
6 Masuk kelas tepat waktu
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengerjakan tugas yang diberikan
9 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
Petunjuk Penyekoran :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Peserta didik memperoleh nilai :
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 16 - 20
Baik : apabila memperoleh skor 11 - 15
Cukup : apabila memperoleh skor 6 - 10
Kurang : apabila memperoleh skor 1 – 5
Instrumen Penilaian
Rambu-rambu
1. Susunlah sebuah teks biografi milik teman yang telah disusun sesuai dengan struktur, isi dan
ciri kebahasaan.
2. Suntinglah teks biografi milik teman yang telah disusun sesuai dengan struktur, isi dan ciri
kebahasaan.
Agus Safari
Agus Safari lahir pada 5 Mei 1969 di Lingkungan Singomayan, Kelurahan Singonegaran,
Banyuwangi. Ia terlahir dari pasangan Moh. Kahfi dan Sapiyah. Ayahnya adalah seorang
pensiunan prajurit TNI AD yang bertugas di Batalyon 510 Macan Putih, ibunya adalah seorang
ibu rumah tangga biasa. Agus adalah anak kedelapan dari sembilan bersaudara.
Agus menjalani pendidikannya mulai di bangku SD Negeri 3 Singonegaran, kemudian
melanjutkan SMP dan SMA Islam Al-Khairiyah, Banyuwangi. Pada usia 9 tahun, Agus sudah
ditinggalkan ayahnya yang meninggal pada usia 65 tahun, disusul setahun kemudian, ibunya
meninggal dunia. Kondisi ini memaksa Agus untuk berupaya keras membiayai kebutuhan
pendidikannya dengan berjualan pisang goreng keliling kampung. Di usia SMP, Agus ikut orang
lain untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga, hal ini dilakukan untuk membiayai
kebutuhan hidup dan sekolahnya. Hingga menginjak SMA, Agus menjalani pekerjaan sebagai
“pembantu umum” di SD Islam Al-Khairiyah. Sejak itulah, Agus mulai berkecimpung dalam
dunia pendidikan. Sebagai pembantu umum, Agus harus melakukan aktivitasnya tiap pagi,
bangun subuh dan membersihkan halaman-ruangan kantor dan kelas. Pekerjaan ini dijalaninya
untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya di SMA.
Lulus dari SMA (1987-1988), Agus Safari merantau selama empat tahun di Jakarta
sebagai kenek (kernet) sebuah bus kota yang disebut PPD (Perusahaan Penumpang Djakarta)
dengan trayek Rawamangun-Blok M. Selama empat tahun itulah, Agus ditempa kehidupan yang
keras di jalanan dan menghabiskan malam-malamnya di terminal Rawamangun, Jakarta.
Sepulang dari merantau di Jakarta (1992), Agus memutuskan diri untuk pulang ke kota
kelahirannya di Banyuwangi. Sejak tahun 1992, Agus mulai peka melihat kenyataan sosial di
tengah-tengah masyarakat Banyuwangi. Dengan hasil uang sebagai kenek PPD di Jakarta, Agus
melanjutkan kuliah di IKIP PGRI Banyuwangi (1992), jurusan sejarah. Dalam perjalanan
pendidikannya di perguruan tinggi, Agus Safari pernah menjabat Sekretaris Senat Mahasiswa
IKIP PGRI Banyuwangi (1993). Semasa itu, ia aktif sebagai aktivis mahasiswa yang tampil di
tengah-tengah ketimpangan masyarakat, di mana rezim Orba masih berkuasa.
Karena kecenderungan Agus pada wilayah politik, maka Agus Safari berhenti mengajar
selama dua tahun. Dalam waktu dua tahun itu, Agus pernah aktif di lembaga underbouw sebuah
partai politik, PPP, ia terpilih sebagai ketua GPK (Gerakan Pemuda Ka’bah) pada tahun 1998
sampai 2002. Pergumulannya di dunia politik, membawa Agus menjabat ajudan Calon Gubernur
Jatim, Brigjend (Purn) TNI AD, Abdul Kahfi-Ir. H. Ridwan Hisyam yang dicalonkan dari PKB
pada tahun 2002. Setelah kegagalan Calon Gubernur Jatim tersebut, Agus kembali ke
Banyuwangi dan menekuni sebuah lembaga swadaya masyarakat, yakni Lembaga Kajian
Kebijakan Publik dan Politik Lokal Banyuwangi. Agus Safari aktif melakukan kajian dan analisa
kebijakan publik dan politik lokal Banyuwangi.
Tulisan-tulisannya dimuat di Radar Banyuwangi. Pada akhir tahun 2003, Agus Safari
mengikuti tes CPNS daerah di Banyuwangi, pada Sabtu 22 Nopember 2003, dan lulus tahap
pertama ujian tulis. Pada tanggal 3 Desember 2003, Agus mengikuti ujian Psikotes, dan
dinyatakan lulus kembali. Pada 19 Januari 2004, berdasarkan SK Bupati, Agus dinyatakan resmi
sebagai CPNS Pangkat Penata Muda Golongan III/a untuk melaksanakan tugas sebagai guru
Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Giri. Empat bulan kemudian, Agus Safari ditarik atau diberi
tugas di kantor Pemda pada Bagian Umum sebagai Ajudan Bupati Banyuwangi, Ir. H. Samsul
Hadi (2004-2005).
Pada tahun 2006, Agus kembali melaksanakan tugas sebagai Guru Madya di SMP Negeri
I Giri, terhitung sejak 2 Januari 2006. Sejak itu pula, Agus kembali menekuni dan berkonsentrasi
pada dunia pendidikan dengan segala dinamikanya. Agus menikah pada tahun 1997 di usia 28
tahun. Agus menikahi seorang gadis lulusan Pondok Pesantren, Denanyar, Jombang, bernama
Ilmi Nafi’ah. Empat tahun setelah pernikahannya tersebut, pada tahun 2001, Agus Safari
dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Farodis Azhari. Setahun kemudian, dia
kembali dikarunia anak perempuan diberi nama Nila Ayu Rahmani.
Kini Agus tinggal di Banyuwangi dan terus aktif dalam dunia pendidikan di Banyuwangi.
Beliau adalah contoh sosok guru yang patut diteladani.dengan segala perannya dalam dunia
pendidikan, semoga dapat menjadi pengobar semangat untuk para pendidik agar menjadi
pendidik yang berdedikasi tinggi. Semoga semangatnya menjadi pemicu tekad untuk guru-guru
seluruh Indonesia.
Tabel Penskoran
No Jawaban Skor
Tabel Penskoran
No Jawaban Skor