Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

“Ketuban Pecah Dini”

Pembimbing :
dr. Helmina, Sp.OG.

Disusun Oleh :
Adli Wafi Jabar (2012730002)
Rima Mustafa (2012730086)

KEPANITERAAN KLINIK
STASE ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
BAB I

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN

- Nama : Ny. K

- Umur : 33tahun

- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

- No. MR : 00 7899 xx

- Alamat : Jln. Kompi Udin, No.234

- Tgl. Masuk : 6 September 2016

- Dokter yang Merawat: dr. Marleni

ANAMNESIS

- Keluhan Utama

Keluar cairan dari jalan lahir sejak 3 jam SMPKM

- Riwayat Penyakit Sekarang

G2P1A0 Hamil 36 minggu datang ke Puskesmas Kemayoran dengan

keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 3 jam SMRS. Cairan

jernih,tidak berbau. Cairan keluar cukup banyak, pasienmerasakan adanya

2|KPD
mules, terdapat lendir dan darah. Os masih merasakan adanya gerakan

bayi, demam disangkal, BAK dan BAB normal

- Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi, diabetes, dan asma disangkal

- Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat hipertensi : Ibu


Riwayat diabetes dan asma disangkal

- Riwayat Pengobatan dan Alergi:

Os mengaku hanya mengkonsumsi vitamin hamil saja dan tidak memiliki

riwayat alergi terhadap makanan, debu, maupun obat-obatan.

- Riwayat Psikososial:

Os mengaku jarang olahraga. Pola makan teratur 3x/hari.Tidak meminum

minuman beralkohol, tidak merokok.

3|KPD
RIWAYAT OBSTETRI

- Riwayat Perkawinan:

Perkawinan pertama, masih menikah, lama pernikahan sejak 2007.

- Riwayat Haid:

Menarche 13 tahun, lama haid5 - 7 hari, siklus haid 30 hari, nyeri saat hari

pertama haid.

HPHT : 23 Desember 2015

Taksiran Persalinan :30 September 2016

- Riwayat ANC:

ANC rutin ke dokter

- Riwayat Persalinan:

Gravida (2), Aterm (1), Prematur (0), Abortus (0), Anak Hidup (1), SC (0)

No Tempat Penolong Tahun Aterm Jenis JK BB / PB Keadaan


bersalin persalinan

1. RM Bidan 2008 Aterm Spontan Lk 2600gram Baik

2. Hamil ini

4|KPD
PEMERIKSAAN FISIK

- Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


- Kesadaran : Composmentis
- BB : 56 kg

TANDA VITAL

- Suhu : 37,1⁰C

- TD : 140/90 mmHg

- RR : 22 x/menit

- Nadi : 96 x/menit reguler, isi cukup

STATUS GENERALIS

- Kepala : Normocephal

- Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, reflex pupil +/+

- Mulut : Kering (-), sianosis (-)

- Leher : Pembesaran KGB submandibula -/-, pembesaran kelenjar


tiroid -/-

- Paru : Vesikular +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-

- Jantung : Bunyi I &II murni, regular

- Ekstremitas:

Atas : Akral hangat +/+, edema -/-, CRT <2 detik

Bawah : Akral hangat +/+, edema -/-, CRT <2 detik

5|KPD
STATUS OBSTETRI

Tinggi Fundus Uteri : 30 cm

Taksiran Berat Janin : 2300 gram

HIS : 2x10’ 30”

Denyut Jantung Janin : 145x/menit

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : linea nigra (-), striae gravidarum (-)

Palpasi : Leopold I : Teraba bagian besar, tidak keras, kesan bokong.

Leopold II : Bagian kanan teraba datar memanjang, kesan


punggung, bagian kiri teraba bagian-bagian kecil dari
janin, kesan ekstremitas.

Leopold III : Teraba bagian keras kesan kepala

Leopold IV : Belum masuk PAP

Pemeriksaan Dalam

Portio tebal lunak, pembukaan 1 cm, ketuban mengalir, warnajernih.

6|KPD
Permeriksaan Penunjang

 USG

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 11 Januari 2016

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Hemoglobin 9.5 g/dL 11.7 – 15.5
Golongan darah(ABO) B
Golongan darah rhesus Positif (+)
FAAL HEMOSTASIS
MASA PROTROMBIN (PT)
Pasien 9.0 detik 9.3 – 11.4
Kontrol 11.0 detik
APTT
Pasien 31.2 detik 31.0 – 47.0
Kontrol 35.0 detik
IMUNOSEROLOGI

7|KPD
HBsAg (kualitatif) (-) negatif (-) negatif

RESUME

G2P1A0 Hamil 36 minggu datang ke Puskesmas Kemayoran dengan

keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 3 jam SMPKM. Cairan

jernih,tidak berbau. Cairan keluar cukup banyak, pasien merasakan adanya

mules, terdapat lendir dan darah. Os masih merasakan adanya gerakan

bayi.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD: 140/90mmHg, RR: 22x/menit, N:


96x/menit Suhu: 37.1⁰C.

Pada pemeriksaan luar didapatkan TFU: 30 cm, TBJ: 2300 gram,

Leopold I : Teraba bagian besar, tidak keras, kesan bokong.

Leopold II : Bagian kanan teraba datar memanjang, kesan punggung,


bagian kiri teraba bagian-bagian kecil dari janin, kesan
ekstremitas.

Leopold III : Teraba bagian keras kesan kepala

Leopold IV : Belum masuk PAP

8|KPD
DIAGNOSA

Ibu : G2P1A0, hamil 36 minggu inpartu dengan KPD

Anak : Janin tunggal, hidup, intrauterin

PENGOBATAN

Ketorolac IX 2 x 1amp

Ceftriaxon 1 X 2 gr

Ondancentron 1 x 1 amp

Rativol 3x1

Alinamin 2x1

RENCANA TINDAKAN:

 Observasi TTV

 Observasi DJJ

 Rujuk RS

 Sectio Secaria

PROGNOSIS

- Ibu : ad bonam
- Janin : ad bonam

9|KPD
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang

terjadi pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya (Nugroho, 2010). Ketuban

pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan mulai dan

ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.

Ketuban pecah dini didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari waktu pecah

ketuban sampai awitan persalinan yaitu interval periode laten yang dapat terjadi kapan

saja dari 1-12 jam atau lebih. Insiden KPD banyak terjadi pada wanita dengan serviks

inkopenten, polihidramnion, malpresentasi janin, kehamilan kembar, atau infeksi vagina

Arti klinis Ketuban Pecah Dini adalah :

1. Bila bagian terendah janin masih belum masuk pintu atas panggul

maka kemungkinan terjadinya prolapsus talipusat atau kompresi

talipusat menjadi besar.

2. Peristiwa KPD yang terjadi pada primigravida hamil aterm dengan

bagian terendah yang masih belum masuk pintu atas panggul

seringkali merupakan tanda adanya gangguan keseimbangan feto

pelvik..

10 | K P D
3. KPD seringkali diikuti dengan adanya tanda-tanda persalinan sehingga

dapat memicu terjadinya persalinan preterm dengan segala akibatnya.

4. Peristiwa KPD yang berlangsung lebih dari 24 jam (prolonged rupture

of membrane) seringkali disertai dengan infeksi intrauterine dengan

segala akibatnya.

5. Peristiwa KPD dapat menyebabkan oligohidramnion dan dalam jangka

panjang kejadian ini akan dapat menyebabkan hilangnya fungsi

amnion bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.

EPIDEMIOLOGI

Dalam keadaan normal 8 - 10% perempuan hamil aterm akan mengalami

ketuban pecah dini. Sedangkan ketuban pecah dini premature terjadi pada 1%

kehamilan.

ETIOLOGI

Penyebab KPD menurut Manuaba, 2009 dan Morgan, 2009 meliputi

antara lain :

(1) Serviks inkompeten

(2) Faktor keturunan

(3) Pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban (infeksi genetalia)

(4) Overdistensi uterus

(5) Malposisi atau malpresentase janin

11 | K P D
(6) Faktor yang menyebabkan kerusakan serviks

(7) Riwayat KPD sebelumnya dua kali atau lebih

(8) Faktor yang berhubungan dengan berat badan sebelum dan selama

hamil

(9) Merokok selama kehamilan

(10) Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat

dari pada usia muda

(11) Riwayat hubungan seksual baru-baru ini

(12) Paritas

(13) Anemia

(13) Keadaan sosial ekonomi.

GEJALA KLINIS

Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban

berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih

merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini

tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi

bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya

mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina

yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-

tanda infeksi yang terjadi (Manuaba, 2009).

12 | K P D
DIAGNOSIS

Penegakkan diagnosis KPD dapat dilakukan dengan berbagai cara yang

meliputi :

a. Menentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban di

vagina

b. Memeriksa adanya cairan yang berisi mekonium, vernik kaseosa, rambut

lanugo dan kadang-kadang bau kalau ada infeksi

c. Dari pemeriksaan inspekulo terlihat keluar cairan ketuban dari cairan

servikalis

d. Test nitrazin/lakmus, kertas lakmus merah berubah menjadi biru (basa) bila

ketuban sudah pecah

e. Pemeriksan penunjang dengan menggunakan USG untuk membantu dalam

menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak plasenta serta

jumlah air ketuban.

Pemeriksaan air ketuban dengan tes leukosit esterase, bila leukosit darah lebih dari

15.000/mm3 , kemungkinan adanya infeksi (Sarwono, 2010).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan laboratorium cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa

warna, konsentrasi, bau dan PHnya.

13 | K P D
1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah

menjadi biru ,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis)

2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas

objek dan dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik

menunjukkan gambaran daun pakis

b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk

melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat

jumlah cairan ketuban yang sedikit (Manuaba, 2009).

KOMPLIKASI

Komplikasi ketuban pecah dini Komplikasi yang biasa terjadi pada KPD meliputi :

a. mudah terjadinya infeksi intra uterin

b. partus premature

c. prolaps bagian janin terutama tali pusat (Manuaba, 2009).

Terdapat tiga komplikasi utama yang terjadi pada ketuban pecah dini yaitu :

a. peningkatan morbiditas neonatal oleh karena prematuritas

b. komplikasi selama persalinan dan kelahiran

c. resiko infeksi baik pada ibu maupun janin, dimana resiko infeksi karena

ketuban yang utuh merupakan barrier atau penghalang terhadap masuknya

penyebab infeksi (Sarwono, 2010).

14 | K P D
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan KPD memerlukan pertimbangan usia kehamilan, adanya infeksi

pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan. Penanganan

ketuban pecah dini menurut Sarwono (2010), meliputi :

a. Konserpatif

1) Pengelolaan konserpatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada

ibu maupun pada janin) dan harus di rawat dirumah sakit.

2) Berikan antibiotika (ampicilin 4 x 500 mg atau eritromicin bila tidak

tahan ampicilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.

3) Jika umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih

keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.

4) Jika usia kehamilan 32-27 minggu, belum in partu, tidak ada infeksi,

tes buss negativ beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan

kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.

5) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,

berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24

jam.

6) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan

lakukan induksi.

7) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra


uterin).

15 | K P D
8) Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memicu
kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin

dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis

tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4

kali.

b. Aktif

1) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio

sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6

jam maksimal 4 kali

2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi. Dan

persalinan diakhiri.

3) Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan servik, kemudian induksi.

Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea

4) Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.

16 | K P D
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Taufan. 2010. Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahannya.

Yogyakarta : Nuha Medika

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, 2009. Gadar Obstetri & Ginekologi & Obstetri

Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta, EGC

Morgan, G, Hamilton, C. 2009. Obstetri dan Ginekologi, Panduan Praktik.

Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan, Edisi Keempat. Jakarta: PT. Bina

Pustaka Sarwono Prawihardjo.

17 | K P D

Anda mungkin juga menyukai