Anda di halaman 1dari 24

The Relationship Between Serum 25 Hydroxy Vitamin D

Levels and Asthma in Children (Hubungan Antara Kadar


Serum 25 Hidroksi Vitamin D dan Asma pada Anak )

Dessy Aditya Damayanti


2012730027

Dr. Rudi Dermawan, Sp.P


Sejumlah penelitian epidemiologi telah menunjukkan bahwa
defisiensi vitamin D berkaitan dengan peningkatan insiden
gejala asma.

Hubungan antara kadar vitamin D dengan asma dan alergi


masih belum jelas.

Asupan vitamin D yang lebih tinggi pada ibu selama


kehamilan dikaitkan dengan penurunan risiko kekambuhan
wheezing pada anak-anak muda.

Ginde et al. menemukan hubungan terbalik antara kadar


vitamin D serum dan infeksi saluran pernafasan atas,
terutama pada penyakit pernapasan kronis seperti asma.
Penyakit asma dan gangguan alergi lainnya telah
meningkat dalam beberapa dekade terakhir ini di hampir
semua negara.

Banyak penelitian mempercayai tentang peran defisiensi


vitamin D dengan penyakit yang berhubungan dengan T-
helper 1 dan T-helper 2, namun belum jelas hubungan
antara vitamin D, alergi, dan asma.

Dalam penelitian ini akan dievaluasi hubungan


antara kadar serum 25-hidroksi vitamin D3 dengan
kejadian penyakit asma dan derajat keparahannya.
Desain Penelitian : cross-sectional

Pada 100 anak,usia 6 - 18 tahun

Klinik Motahari Ilmu kedokteran


Universitas Shiraz di musim
gugur, 2009
50 kontrol yang
50 pasien asma (31 laki-
laki, 19 perempuan) sehat (31 pria, 19 perempuan)

gejala berulang (yaitu, Tanpa riwayat


lebih dari dua) episode mengi,
batuk,sesak napas, atau gangguan alergik
kombinasi dari ini pribadi dan keluarga

didokumentasikan
reversibilitas dengan bronkodila
tor
Kadar vitamin D serum 25
(OH) :
Sampel darah dikumpulkan,
Kuesioner : selama pemeriksaan
disentrifugasi, aliquoted,
usia, jenis kelamin, dan dibekukan sampai -
Indeks Massa Tubuh, dan 70 sampai diperlukan.
bbrp pertanyaan tentang Konsentrasi serum 25 (OH) D
beratnya asma. diuji menggunakan kit
RIA (DRG, Marburg, Jerman)
setelah ekstraksi dengan
asetonitril.
Dengan
melihat:
Bandingkan jumlah eosinofil
antara 2 FEV1, FVC, FEV1/FVC
kelompok penggunaan obat anti
inflamasi, rawat inap,
jumlah kambuh dlm
setahun, durasi dan
keparahan penyakit
KATEGORI KADAR
VITAMIN D

Insufisiensi
Defisiensi Cukup
20
< 20 ng/mL 30 ng / mL
dan <30 ng /mL
Pada
subyek asma, spirometri dilakukan dengan
spirometer .
FEV1 terbaik, FVC,dan nilai-
nilai FEV1/FVC yang dipilih untuk analisis.
T-test, Anova, chi-square (dengan probabilitas
preset P<0,05) dengan program SPSS versi 16
Analisis regresi sederhana, ganda, dan logistik,
efek simultan variabel pembaur ( usia, jenis
kelamin, tingkat vitamin D, dan indeks massa
tubuh (BMI) pada keadaan asma diukur).
Asumsi normalitas distribusi tersebut dapat
diterapkan berdasarkan uji Kolmogorov-
Smirnov.
Table 1. Characteristics of patients in asthmatic and non-asthmatic groups

Parameter Groups P value


Non-asthma Asthma
Age (yr) 10.913.28 9.312.67 0.009*
Sex 19/31 19/31 1+
(female/male)

BMI (kg/m2) 17.683.63 17.563.7 0.866*


Calcium 8.430.67 8.430.55 0.991*
Phosphorus 4.890.54 4.890.76 0.992*
Vitamin D 66.8228.76 49.2921.44 0.001*

Two-sample t-test; + Chi-squere Test.


BMI, body mass index
Tabel 2. Characteristic of asthmatic patients
Characteristics Asthmatic Quartiles of vitamin D level P value
patients 1st quartile 2nd quartile 3rd quartile 4th quartile
(49.2921.44 (16.433.23) (33.2443.25) (43.2661.28) (61.28 102.9)
ng/mL)

No. of patients 50 12 13 13 12
Age (yr) 9.312.67 10.213.34 9.692.31 7.921.55 9.52.94 0.156*
Sex (female/male) 19/31 7/5 6/7 6/7 0/12 0.006
BMI (kg/m2) 17.563.7 15.854.55 20.022.9 16.032.74 18.263.01 0.008*
Eosinophil count (cells/mm3) 236.3136.4 217.83176.61 238.08134.98 254.46115.15 233.08128.54
0.932*

Use of anti-inflammatory 17/33 4/8 4/9 4/9 5/7


drugs (no/yes) 0.687

Hospitalization in the 42/8 11/1 11/2 10/3 10/2


previous year (no/yes) 0.487

Unscheduled visits (no/yes) 22/28 5/7 5/8 6/7 6/6


0.943

FEV1, L (absolute) 1.920.71 20.99 1.910.57 1.70.56 2.1128.54 0.552*


FEV1, L (predicted) 112.8119.81 101.4825.32 108.3215.24 120.3419.32 120.8312.07
0.032*

FEV1/FVC ratio 100.0818.33 93.7216.89 93.2224.65 106.8514.87 106.5310.43


0.084*

FVC, L (absolute) 2.231.07 2.661.64 2.150.79 1.950.93 2.20.73 0.415*


FVC, L (predicted) 105.1529.83 105.4345.48 102.4125.02 109.4830.76 103.1412.08
0.936*

One Way Anova; + linear by linear correlation (Chi-Square); + chi-square test


BMI,body mass index; FEV1,;fVC
Table 3. Vitamin D levels according to asthmatic state
Vitamin D levels Asthmatic state

Asthma (%) Non-asthma (%)

<20 ng/mL 2 (4) 1 (2)

2030 ng/mL 6 (12) 1 (2)

>30 ng/mL 42 (84) 48 (96)

Chi-Square value for linear by linear association =2.82; P=0.094


Table 4. Association between asthmatic state and age, sex,
and Vitamin D levels in multivariate analysis*

Parameter Coefficient of B Standard error OR (95% CI) P value


Age -0.321 0.092 0.726 (0.606 0.0001
0.868)

Sex 1.106 0.55 3.023 (1.029 0.044


8/88)

Vitamin D -0.05 0.013 0.951 (0.928 0.0001


0.975)

Constant 5/432 1.32 - 0.001

BMI excluded from the model; + male is the reference group.


OR, odds ratio; CI, Confidence interval
Vitamin D berpengaruh dalam pemeliharaan homeostasis
imun.
Vitamin D mempromosikan penginduksian dari pengaturan sel
T

Vitamin D mungkin membalikan resistensi glukokortikoid dalam asma resisten


steroid
Brehm et all menemukan bahwa 25 % dari
pasien asma mempunyai kadar serum
vitamin D < 30 ng/mL,dan 3,4 %
mempunyai kadar <20 ng/mL

4% dari subjek asma


mendapatkan kadar dengan
serum vitamin <20 2%dalam
kelompo Secara
ng/mL
12%mempunyai k control statistik tidak
kadar 20-30 bermakna
ng/mL
16% mempunyai 4% mengkonfirmasikan
kadar 30 ng/mL dari persentase kadar vitamin D Yang
group lebih rendah diantara pasien
control asma
Terdapat hubungan langsung yang
signifikan antara FEV1 prediktif (p=0,024)
dan juga dengan FEV1/FVC (p=0,026).

Keterlibatan vitamin D dalam faal paru dan


perkembangan pembatasan aliran udara
PENELITIAN KONTRADIKTIF

Litonjua et.al25 :
Brehm et.al8:
- Anak dengan kadar 25(OH)
-Hubungan terbalik antara D yang insufisien memiliki
kadar sirkulasi vitamin D dan kemungkinan terjadinya
beberapa penanda alergi beberapa eksaserbasi
dan keparahan asma seperti
jumlah eosinofil, kadar IgE, -Tidak ada hubungan antara
eksaserbasi asma, vitamin D dengan respon
responsitivas saluran napas, terhadap bronkodilator atau
dan reaktivitas uji kulit hiperresponsivitas saluran
napas
PENELITIAN KAMI

Tidak ada hubungan antara kadar vitamin D dengan


jumlah eosinofil, penyebab penyakit, eksaserbasi
asma, atau penggunaan obat-obatan anti inflamasi

Karena
subyek yang lebih kecil dan distribusi jenis kelamin yang tidak
rata
FAKTOR PREVALENSI
PERANCU DEFISIENSI VIT
D TINGGI PADA
Anak asma yang AREA SINAR
lebih sering di MATAHARI
dalam ruangan
FAKTOR
PERILAKU

Peran vitamin E FAKTOR


lemah INTRINSIK
ANJURAN :Dosis vitamin D :
200-600 IU/ hari

Pada orang yang insufisiensi


Dosis vitamin D : 700-100 IU/ hari

Kadar 25(OH) D :
30-40 ng/mL (75-100 nmol/L/ hari
Kadar serum 25-hidroksi vitamin
D berbanding terbalik dengan
kejadian asma.

Ada hubungan langsung dan


signifikan antara tingkat vitamin D dan
hasil tes faal paru pada anak-anak
penderita asma

Anda mungkin juga menyukai