Anda di halaman 1dari 43

Case Report

Congestive Heart Failure

Pembimbing: dr. Panji G. Bhaskara, Sp.PD


Disusun oleh:
Audina AS
Aulia Febriana
Ratih Andriana
Rima Mustafa
Identitas
• Nama : Tn. A
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Usia : 59 tahun
• Alamat : Pasir Salam RT1/RW 6,
Cilograng, Lebak, Banten
• Agama : Islam
• Suku bangsa : Sunda
• Pekerjaan : Wirausaha
• Tanggal masuk : 27 Oktober 2017 pukul 16.44 WIB
Anamnesis
Keluhan Utama Keluhan Tambahan

• Sesak napas ± 2 bulan SMRS • Batuk kering


• Nyeri dada
• Pusing
• Cepat lelah
Riwayat penyakit sekarang
• Pasien datang ke IGD RS Sekarwangi dengan
keluhan sesak berat yang dirasakan sejak ± 2
bulan yang lalu, awalnya sesak dirasakan agak
ringan namun seiring perjalanan, sesak menjadi
semakin berat, sesak dirasakan mendadak dan
sesak dirasakan semakin berat dan terus menerus.
Riwayat penyakit sekarang
• Sesak dirasakan bertambah saat beraktivitas dan
membaik saat istirahat, sesak lebih sering dirasakan saat
malam hari, walaupun pada saat saat tertentu juga
dirasakan saat siang. Biasanya saat pasien sesak, pasien
juga berkeringat dingin. Batuk (+) batuk dirasakan
bersamaan dengan sesak saat malam hari, batuk
dirasakan hilang timbul. Sering terbangun setiap malam
karena sesak dan batuk, lebih sering berkemih saat
malam hari, frekuensi ± 4x setiap malam.
Riwayat penyakit sekarang
• Batuk tidak berdahak dan tidak berdarah. Pasien sehari
hari tidur memakai 2 bantal dirumah, jika tidak terasa
sesak dan sulit bernafas. Dada terasa berdebar debar
dan sering terasa sakit menjalar ke daerah punggung
sebelumnya, Namun kuantitas nyeri dada tersebut saat
ini sudah mulai jarang dan berkurang. Pasien sering
merasa lemas dan tidak bertenaga walaupun di rumah
hanya melakukan aktivitas kecil bahkan saat istirahat pun
pasien sering lelah berlebihan.
Riwayat penyakit sekarang
• Belakangan ini pasien juga mengeluh sering
terasa capek saat beraktifitas, terkadang
beraktifitas sedikit saja sudah lemas. Pasien
juga mengeluh bahwa terkadang kakinya
merasa bengkak sejak 2 hari yang lalu, tidak
dapat menggunakan sendal.
• Tidak ada mual, muntah. BAB normal.
Riwayat penyakit dahulu
• Keluhan serupa sebelumnya disangkal
• Riwayat hipertensi semenjak 10 tahun yang lalu,
pasien tidak rutin kontrol hipertensinya
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat DM disangkal
• Riwayat Asma disangkal
Riwayat penyakit keluarga
• Keluhan serupa pada keluarga disangkal
• Ayah dan ibu pasien memiliki riwayat hipertensi.
• Riwayat penyakit jantung disangkal

• Riwayat DM disangkal

• Riwayat asma disangkal


Riwayat pengobatan

• Untuk keluhan saat ini pasien sudak berobat ke


puskesmas namun tidak ada perbaikan

• Pasien saat ini tidak rutin pengobatan hipertensi.


• Riwayat Alergi
– Riwayat alergi terhadap obat obatan, makanan, cuaca,
hawa dingin, debu, dan minuman disangkal.
• Riwayat Operasi
– Pasien belum pernah menjalani operasi apapun
sebelumnya.
Riwayat Psikososial
• Pasien merokok 12 batang/hari sudah > 10 tahun

• Sering konsumsi gorengan, mie instan, dan makanan


bersantan. Sering minum kopi.

• Tidur dengan 2 bantal, sering terbangun saat tidur.

• Sering berkemih saat malam hari, bisa sampai 4-5x


dalam 1 malam
Pemeriksaan Fisik Umum

• Keadaan umum : Tampak sakit redang


• Kesadaran : compos mentis, GCS 15 (E4M6V5)
• Tanda-tanda vital
– Tekanan darah : 110/70 mmHg
– Denyut nadi : 78 kali/menit
– Pernapasan : 18 kali/menit
– Suhu : 36o C
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : normocephali, deformitas (-), simetris
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
sekret (-/-), mata cekung (-/-),
refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+,
pupil isokor 3mm/3mm
• Telinga : meatus akustikus eksternus +/+,
sekret -/-, serumen -/-
• Hidung : deviasi septum (-), sekret (-/-) cuping hidung
(-), perdarahan (-/-)
• Mulut : mukosa oral basah, lidah kotor (-),sianosis (-)
• Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB leher (-)
Pemeriksaan Fisik
• Thoraks
• Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus simetris
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), wh -/-, rh kering +/+ basal paru
hemitoraks kanan kiri
• Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV
Perkusi : Batas jantung kanan : ICS IV parasternal kanan
Batas jantung kiri : ICS IV LMCS
Batas jantung atas : ICS II parasternal kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular,
murmur(-), gallop S3 (+)
Pemeriksaan Fisik
 Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi: BU (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani seluruh kuadran, pekak
samping (-)
 Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2 detik, sianosis (-),
edema pada tungkai bawah (+/+)
Diagnosis
• CHF FC IV
• HHD
• AKI
Planning Diagnostik
• Darah lengkap
– HB, HT, Leukosit, Eritrosit, Trombosit.
• Cek GDP
• Profil lipid (kolesterol total, trigliserida, HDL, LDL)
• Cek Ureum, Creatinin, Natrium, Kalium
• Rontgen Thorax AP tegak
• EKG dan lead 2 panjang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

27-10-2017 Hemoglobin 11,5 g/dL 13-16

Jumlah Leukosit 11.200 /mm3 4000-11000


Hematokrit 34 % 41-53

Trombosit 284.000 /mm3 150.000-


440.000
Ureum 59 mg/dl 10-50

Creatinin 2,4 mg/dl 0,6-1,1

Natrium 146 mmol/l 135-155

Kalium 4,6 mmol/l 3,6-5,5


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

30-10-2017 Ureum 70 mg/dl 10-50

Creatinin 2,2 mg/dl 0,6-1,1


Pemeriksaan EKG
• Sinus ritme
• HR= 82 x/menit
• Gelombang P 0,04 detik
• Q patologi (-)
• Gelombang R yang tinggi pada V5 V6
• Gelombang S yg dalam pada V1 dan V2
KESIMPULAN=
• SR
• LVH
• LAD
RESUME
Tn A, 59 tahun datnag IGD mengeluh sesak nafas kurang lebih 2 bulan hari
yang lalu, sesak dirasakan semakin lama semakin berat, sesak disertai batuk
kering yang hanya timbul saat keluhan sesak timbul, disertai nyeri dada
terdapat riwayat hipertensi. Dada terasa berdebar debar dan sering terasa
sakit menjalar ke daerah punggung sebelumnya dan pasien sering sekali
cepat lelah baik saat aktivitas maupun saat istirahat, pasien tidur dengan 3-4
bantal.:
Tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi: 78 kali/menit, pernapasan: 18
kali/menit, suhu: 36o C. Pada auskultasi jantung didapatkan gallop S3 (+) dan
auskultasi paru didaparkan rhonki kering (+/+)
Diagnosis : - Congestive Heart Failure FC IV
- HHD
- AKI
Tatalaksana
• Bed rest, O2 3 lpm
• Diet rendah garam
• IVFD asering 500 ml/ 24 jam
• Furosemide IV 40mg – 20mg – 20mg
• Amlodipine PO 0 – 0 – 5mg
• Nitrokaf PO 0 – 2,5mg – 0
• BBCA PO 3 x 1 tab
• Curcuma PO 3 x 1 tab
• Alprazolam PO 0 – 0 – 0,5mg
• V-block PO 2 x 6,25mg
• Avesco PO 0 – 0 – 20mg
Date S O A P

27/10/17 Sesak nafas ↓ KU: sakit sedang CHF FC IV Terapi lanjut


nyeri dada (-), Kes: CM
berdebar debar TD: 130/90 mmHg, nadi HHD
(-), nyeri tengkuk 84 kali/menit, suhu: AKI
(-), lemas (+), kaki 36.5ºC, RR : 20
bengkak (+) kali/menit
K/L : konjungtiva tidak
anemis, Sklera tidak
ikterik, KGB tidak
membesar, JVP 5+4
Auskultasi paru :
vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/- Retraksi -/-
Jantung : S1,S2 reguler,
murmur (-), gallop S3(+)
Abdomen :
Nyeri tekan (-), Bising
usus (+), asites (-)
Ekstremitas : edema
tungkai (+/+), akral
hangat
Date S O A P
28/10/17 Sesak napas ↓, KU: sakit sedang CHF FC IV Terapi lanjut
batuk jarang, Kes: CM
HHD
nyeri dada (-), T: 130/90 mmHg, N
bengkak kaki ↓ 90 x/m, suhu: 36.5ºC, AKI
RR : 20 x/m
K/L : CA -/-, SI -/-,
KGB tidak
membesar, JVP 5+4
Auskultasi paru : ves
+/+, rh -/-, wheezing
-/- Retraksi -/-
Jantung: S1,S2
reguler, murmur (+),
gallop S3(-)
Abdomen : Nyeri
tekan (-), Bising usus
(+), asites (-)
Ekstremitas : edema
tungkai (+/+), akral
hangat
Date S O A P
29/10/17 Sesak napas ↓, KU: sakit sedang CHF FC IV Terapi lanjut
batuk jarang, Kes: CM (+) V-block 2 x
HHD
nyeri dada (-), T: 130/80 mmHg, N 3,125mg PO
bengkak 88 x/m, suhu: 36.5ºC, AKI
tungkai ↓ RR : 20 x/m
K/L : CA -/-, SI -/-,
KGB tidak
membesar, JVP 5+4
Auskultasi paru : ves
+/+, rh -/-, wheezing
-/- Retraksi -/-
Jantung: S1,S2
reguler, murmur (-),
gallop S3(+)
Abdomen : Nyeri
tekan (-), Bising usus
(+), asites (-)
Ekstremitas : Tidak
ada edema, akral
hangat
Date S O A P
30/10/17 Sesak napas ↓, KU: sakit sedang CHF FC IV Terapi lanjut
batuk jarang, Kes: CM (+) Avesco 0 – 0 –
HHD
nyeri dada (-), T: 130/90 mmHg, N 20mg PO
bengkak 90 x/m, suhu: 36.5ºC, AKI
tungkai (-) RR : 20 x/m
K/L : CA -/-, SI -/-,
KGB tidak
membesar, JVP 5+4
Auskultasi paru : ves
+/+, rh -/-, wheezing
-/- Retraksi -/-
Jantung: S1,S2
reguler, murmur (-),
gallop S3(+)
Abdomen : Nyeri
tekan (-), Bising usus
(+), asites (-)
Ekstremitas : Tidak
ada edema, akral
hangat
Date S O A P
31/10/17 Sesak napas (-), KU: sakit sedang CHF FC IV Terapi lanjut
batuk jarang, Kes: CM
HHD
nyeri dada (-), T: 130/90 mmHg, N
bengkak 90 x/m, suhu: 36.5ºC, AKI
tungkai(-) RR : 20 x/m
K/L : CA -/-, SI -/-,
KGB tidak
membesar, JVP 5+4
Auskultasi paru : ves
+/+, rh -/-, wheezing
-/- Retraksi -/-
Jantung: S1,S2
reguler, murmur (-),
gallop S3(+)
Abdomen : Nyeri
tekan (-), Bising usus
(+), asites (-)
Ekstremitas : Tidak
ada edema, akral
hangat
Congestif Heart Failure
DEFINISI
• Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala),
ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat
aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur dan fungsi jantung.
Gagal Jantung Sistolik:
• Gagal jantung sistolik adalah ketidakmampuan kontraksi jantung
memompa sehingga curah jantung menurun dan menyebabkan
kelemahan, fatik, kemampuan aktivitas fisik menurun, dan gejala
hipoperfusi lainnya.
Gagal Jantung Diastolik:
• Gagal jantung diastolik adalah gangguan relaksasi dan gangguan
pengisian ventrikel.
EPIDEMIOLOGI

• Di Eropa, kejadian gagal jantung berkisar 0,4% - 2% dan


meningkat pada usia yang lebih lanjut, dengan rata-rata
umur 74 tahun.
• Framingham Study: Risiko seseorang menderita gagal
jantung terjadi pada 46% laki-laki dan 27% pada wanita.
• Faktor DM dan merokok merupakan faktor yang dapat
berpengaruh pada perkembangan gagal jantung.
• Berat badan serta tingginya rasio kolesterol total dengan
rendahnya kolesterol HDL juga sebagai faktor risiko.
FAKTOR PENCETUS

• Usia
• Merokok
• Hipertensi (10-15 %)
• Diabetes Melitus
• Kongenital
• obat-obatan
• Hiperkolesterol
ETIOLOGI
• Disfungsi miokard, endokard, perikardium, pembuluh
darah besar, aritmia, kelainan katup, dan gangguan
irama.
• Di Amerika, disfungsi miokard paling sering terjadi pada
usia kurang dari 75 tahun, disusul hipertensi dan DM.
• Data di RS Palembang, hipertensi sebagai penyebab
terbanyak, disusul PJK dan katup.
mekanisme
• hipertrofi miokard, meningkatnya massa elemen kontraktil dan
memperbaiki kontraksi sistolik, namun juga meningkatkan kekakuan
dinding ventrikel, menurunkan pengisisan ventrikel dan fungsi
diastolik.
• Penurunan perfusi ginjal menyebabkan stimulasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron (RAA) yang menyebabkan peningkatan
kadar renin, angiotensin II plasma, dan aldosteron.
• Angiotensin II merupakan vasokonstriksi kuat pada arteriol eferen
(dan sistemik) ginjal, yang menstimulasi pelepasan norepinefrin
(noradrenalin) dari ujung saraf simpatik, menghambat tonus vagal,
dan membantu pelepasan aldosteron dari adrenal, menyebabkan
retensi natrium dan air serta ekskresi kalium di ginjal.
• Aktivasi sistem saraf simpatik pada gagal jantung kronis
melalui baroreseptor, menghasilkan peningkatan
kontraktilitas miokard pada awalnya, namun kemudian
pada aktivasi sistem RAA dan neurohormonal berikutnya
menyebabkan peningkatan tonus vena (preload jantung)
dan arteri (afterload jantung), meningkatkan norepinefrin
plasma, retensi progresif garam dan air, dan edema.
• Kadar hormon antidiuretik (vasopresin) juga
meningkat, menyebabkan vasokonstriksi dan berperan
dalam retensi air dan hiponatremia.
• Konstriksi vena sistemik dan retensi natrium serta air
meningkatkan tekanan atrium dan tekanan serta volume
akhir diastolik ventrikel, pemanjangan sarkomer, dan
Cardiac output menurun:
GAGAL JANTUNG • Disfungsi miokard primer
• Kelainan katup jantung

Terjadi mekanisme kompensasi :


• Filling pressure (tek. Atrium kiri dan kanan) meningkat 
• Bila peningkatan tekanan ini menetap, terjadi transmissi
retrograd ke vena pulmonalis dan vena sistemik 
• Terjadi bendungan organ-organ terutama paru-paru.

GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal Jantung kronis


(Congestive Heart Failure = CHF) = Chronic Heart Failure

Bila terjadi Gagal jantung akut (pada IMA) :


• Tekanan diastole akhir LV dan PV  cepat  Edema paru akut =
• tidak cukup waktu untuk berkompensasi  Acute Pulmonary Edema
• paru-paru dipenuhi cairan …………
Klasifikasi menurut New York Heart Association
:

Kelas I Tidak ada batasan aktivitas fisik

Kelas II Sedikit batasan pada aktivitas fisik (rasa lelah, dispnue)

Kelas III Batasan aktivitas bermakna (nyaman saat istirahat namun sedikit
aktivitas menimbulkan gejala)

Kelas IV Gejala saat beristirahat


DIAGNOSIS
• Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan jasmani, EKG/Foto
toraks, ekokardiografi-Doppler, dan keteterisasi.
• Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung
kongestif.
Kriteria Framingham:
• Kriteria Major
– Paroksismal nokturnal dipsnea
– Distensi vena leher
– Ronkhi paru
– Kardiomegali
– Edema paru akut
– Gallop S3
– Peninggian tekanan vena jugularis
– Refluks hepatojugular
Kriteria Minor
– Edema ekstremitas
– Batuk malam hari
– Dipsnea d’effort
– Hepatomegali
– Efusi pleura
– Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
– Takikardi (>120x/menit)
PENATALAKSANAAN
• Diuretik oral maupun parenteral merupakan ujung tombak
pengobatan gagal jantung sampai edema atau asites hilang (tercapai
euvolemik).
• ACE-inhibitor atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dosis kecil
dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal.
• Penyekat beta dosis kecil sampai optimal dapat dimulai setelah
diuretik dan ACE-inhibitor tersebut diberikan.
• Diet jantung:
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk
Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air
KOMPLIKASI

• Tromboemboli
• Fibrilasi atrium
• Kegagalan pompa progresif
• Aritmia ventrikel
• Kegagalan jantung mendadak
PROGNOSIS

• Klinis: gejala pasien membaik, kapasitas aktivitas, dan


gambaran klinis, semakin membaik prognosis.

Anda mungkin juga menyukai