• BB/TB : 84 kg/164 cm
Status generalis :
Kepala : Normocephal, rambut tidak mudah rontok
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
3mm/3mm
Hidung : bentuk normal, sekret (-/-), epistaksis (-/-), tanda inflamasi
(-)
Telinga : bentuk normal, secret (-/-), tanda inflamasi (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), lidah kotor (-), faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-), JVP kanan
meningkat
Thoraks :
-Pulmo anterior
Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi otot bantu pernapasan (-)
Palpasi : Vokal fremitus tidak menurun
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler kiri = kanan, Wheezing (-/-), Ronkhi (+/+),
-Pulmo posterior
Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi otot bantu pernapasan (-)
Palpasi : Vokal fremitus tidak menurun
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler kiri = kanan, Wheezing (-/-), Ronkhi (+/+),
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak di ICS V sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V sinistra
Perkusi : Batas atas → ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kiri → melebihi ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan → ICS IV linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung, distensi Abdomen (-), luka operasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal, 6x/menit
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+) , Hepatomegali (-), hepatojugular
Reflux (-)
Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen , asites (-)
Extremitas
Atas :
• Kanan : Hangat, edema (-), CRT <2 detik (+), Sianosis (-)
• Kiri : Hangat, edema (-), CRT <2 detik (+), sianosis (-)
Bawah :
• Kanan : Hangat, edema (+), CRT <2 detik (+) , sianosis (-)
• Kiri : Hangat, edema (+), CRT <2 detik (+) , sianosis (-)
Pemeriksaan Neurologi
• Nervus Cranial : Tidak ada parese N.7 dan N.12
• Motorik : 5/5, 5/5
• Sensorik : +/+, +/+
• Otonom : Tidak ada gangguan otonom
• Reflek Fisiologis : Patella (+)
• Reflek Patologis : Babinski (-)
Pemeriksaan EKG :
6/6/17, 04.00WIB
• Sinus normal,
• tidak ada aritmia,
• tidak ada
takikardi.
• Tidak ada AV
Block.
• Tidak ada ST
elevasi/depresi.
• Terdapat Left
Ventrikel
Hyperthropy.
Foto Thorax
• kedua sinus dan diafragma tampak
normal,
• Corakan bronkovaskuler tidak melebar,
• Tidak ada kranialisasi,
• Cor melebihi 50%CTR, dengan apeks
tertanam di diafragma
• Aorta tidak tampak kalsivikasi,
• hili tak tampak.
• Tidak ada infiltrat
• Tidak tampak hiperaerasi dan pelebaran
sela iga.
• Trakea ditengah.
Kesan :
• Tampak cardiomegali tanpa bendungan
Paru
• Tidak tampak TB Paru
RESUME
• Tn. M, 48 tahun datang ke UGD RSI dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari
SMRS. Pasien merasa sesak makin memberat. Sesak dirasa terus menerus baik
istirahat maupun aktivitas, termasuk aktifitas berjalan. Pasien sering terbangun
karena sesak saat tidur dan membaik saat diberi 4 bantal. Ada riwayat hipertensi
tidak terkontrol. Pasien merokok, sehari bisa 10 batang.
Pemeriksaan fisik:
TTV :
• TD : 140/80 mmHg, Nadi : 75 x/menit, Respirasi : 28 x/menit, Suhu : 36,6o C
• JVP kanan meningkat
• Perkusi jantung : Batas kiri → melebihi ICS V linea midclavicularis sinistra
• Auskultasi Paru : ronkhi +/+
Pemeriksaan EKG : terdapat Left Ventrikel Hyperthropy
Pemeriksaan lab : Hemoglobin 12,0 g/dL ,Hematokrit 37,6 %
Pemeriksaan rontgen : Kardiomegali tanpa bendungan paru
DAFTAR MASALAH
• Dispneu, ec CHF
• Paroximal Ortopneu , ec CHF
• Edem Kaki, ec CHF
• Kardiomegali (pemfis/ronsen/EKG), ec HHD
• Hipertensi
ASSESMENT
S : Sesak napas +, sering terbangun karena sesak +, nyeri dada(-)
O :
• Tekanan darah : 140/80 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Respirasi : 22 x/menit,
Suhu : 36,6o C
• JVP kanan meningkat
• Perkusi jantung : Batas kiri → melebihi ICS V linea midclavicularis sinistra
• Auskultasi Paru : Ronkhi +/+
• Usia
• Merokok
• Hipertensi (10-15 %)
• Diabetes Melitus
• Kongenital
• obat-obatan
• Hiperkolesterol
ETIOLOGI
• Disfungsi miokard, endokard, perikardium, pembuluh darah besar,
aritmia, kelainan katup, dan gangguan irama.
• Di Amerika, disfungsi miokard paling sering terjadi pada usia kurang
dari 75 tahun, disusul hipertensi dan DM.
• Data di RS Palembang, hipertensi sebagai penyebab terbanyak, disusul
PJK dan katup.
mekanisme
• hipertrofi miokard, meningkatnya massa elemen kontraktil dan
memperbaiki kontraksi sistolik, namun juga meningkatkan kekakuan
dinding ventrikel, menurunkan pengisisan ventrikel dan fungsi diastolik.
• Penurunan perfusi ginjal menyebabkan stimulasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron (RAA) yang menyebabkan peningkatan kadar
renin, angiotensin II plasma, dan aldosteron.
• Angiotensin II merupakan vasokonstriksi kuat pada arteriol eferen (dan
sistemik) ginjal, yang menstimulasi pelepasan norepinefrin (noradrenalin)
dari ujung saraf simpatik, menghambat tonus vagal, dan membantu
pelepasan aldosteron dari adrenal, menyebabkan retensi natrium dan air
serta ekskresi kalium di ginjal.
• Aktivasi sistem saraf simpatik pada gagal jantung kronis melalui
baroreseptor, menghasilkan peningkatan kontraktilitas miokard pada
awalnya, namun kemudian pada aktivasi sistem RAA dan neurohormonal
berikutnya menyebabkan peningkatan tonus vena (preload jantung) dan
arteri (afterload jantung), meningkatkan norepinefrin plasma, retensi
progresif garam dan air, dan edema.
• Kadar hormon antidiuretik (vasopresin) juga meningkat, menyebabkan
vasokonstriksi dan berperan dalam retensi air dan hiponatremia.
• Konstriksi vena sistemik dan retensi natrium serta air meningkatkan
tekanan atrium dan tekanan serta volume akhir diastolik ventrikel,
pemanjangan sarkomer, dan kontraksi miofibril diperkuat (mekanisme
Frank-Starling).
Cardiac output menurun:
GAGAL JANTUNG • Disfungsi miokard primer
• Kelainan katup jantung
Kelas III Batasan aktivitas bermakna (nyaman saat istirahat namun sedikit
aktivitas menimbulkan gejala)
• Tromboemboli
• Fibrilasi atrium
• Kegagalan pompa progresif
• Aritmia ventrikel
• Kegagalan jantung mendadak
PROGNOSIS