Bab I (Baru)
Bab I (Baru)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja di Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena Sumber Daya Manusia
maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit yang tidak
memenuhi standar.
telah lama diterapkan di berbagai sektor industri (akhir abad 18), kecuali di
preventif. Fokus pada kualitas pelayanan bagi pasien, tenaga profesi di bidang
1
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) seperti yang tercantum dalam
buku standar pelayanan rumah sakit dan terdapat dalam instrument akreditasi
khususnya pasal 165 : “Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk
kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satu nya adalah
melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan kerja. Rumah sakit harus
atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di Rumah
sakit. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk melaksnakan upaya Kesehatan
satu upaya untuk menigkatkan mutu pelayanan rumah sakit, khususnya dalam hal
kesehatan dan keselamatan baik Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit,
2
pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat sekitar rumah sakit. Hal ini
rumah sakit, pasal 40 ayat 1 yakni “dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit wajib dilakukan akreditas secara berkala minimal 3 (tiga) tahun
sekali”. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) termasuk sebagai salah satu
No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, bahwa “ rumah sakit harus memenuhi
tersebut tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau tidak diperpanjang izin
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
4
BAB II
pada tahun 1917 dan disebut Militaire Hospital. Pada waktu penyerahan
pada TNI-AD dan diubah namanya menjadi Rumah Sakit Tentara Teritorium
VII.
Pada tanggal 1 Juni 1957 dengan berubahnya Tentara Teritorium (TT) VII
yang kemudian berubah nama menjadi Kodam XIV Hasanuddin, maka Rumah
Sakit pun berubah nama dari RST TT. VII menjadi Rumkit KDMSST kemudian
menjadi Rumah Sakit Kodam XIV/Hn “Pelamonia”. Dan kini dikenal dengan
Daerah Militer (KESDAM). Kesdam dan Rumah Sakit sesuai DSPP berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat nomor
5
Pada tahun 2004 mengalami perubahan (validasi) organisasi berdasarkan
Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat nomor: Kep /
di lingkungan TNI-AD.
pelayanan kesehatan bagi prajurit TNI, PNS beserta keluarganya yang berhak di
kesehatan kepada masyarakat umum yang ada di sekitar Makassar dan Sulawesi
Selatan pada umumnya. Selain Rumah Sakit Pelamonia juga sebagai pusat
6
2. Lokasi Rumah Sakit
Rumah Sakit TK.II Pelamonia terletak di tempat yang strategis di Pusat Kota
Sulawesi Selatan
e-mail : rsadpelamonia@gmail.com
7
rawat jalan, Poliklinik, Laboratorium dan Apotik masih menggunakan bangunan
lama.
a. Visi :
b. Misi :
secara paripurna.
c. Motto :
8
4. Peran Rumah Sakit
a. Membina kesehatan prajurit dan PNS serta membina aspek kesehatan satuan-
umum, gigi, dan spesialis kepada prajurit TNI di wilayah dimana Rumah Sakit
personel Militer, Pns beserta keluarganya yang berhak, baik personel Satpur,
9
Rumah Sakit Tk.II Pelamonia sebagai Badan pelaksana Kesdam VII/Wrb
TNI dan Pns beserta keluarganya di jajajaran Kodam VII/Wrb. Selain itu Rumah
Sakit Tk.II Pelamonia juga melayani penderita rujukan dari Kodam XVII/Trikora
dan Kodam XVI Pattimura, serta pelayanan kesehatan masyarakat umum bagi
masyarakat Makassar.
fungsi-fungsi:
Dalam rangka mewujudkan Visi, Misi dan Motto rumah sakit guna
dan program kerja yang telah dirancangkan dalam kurun waktu satu tahun,
termasuk kebijakan pimpinan baik dalam jangka panjang maupun pendek, yang
10
bertujuan untuk memajukan dan mengedepankan pelayanan kesehatan di Rumkit
TK.II Pelamonia.
13 Agustus 2009.
Agustus 2011.
a. Sarana
11
5) Ruang perawatan Isolasi :6 TT
Jumlah : 407 TT
yang terbaik dan terjangkau bagi seluruh pasien. Bagi pasien umum ruang
masing pasien.
b. Fasilitas Penunjang
Rawat jalan :
3) Ruang ICU/ICCU
12
5) Sistem informasi Audio
10) Apoti Dinas bagi pasien aktif TNI, PNS dan keluarganya
14) Laundry
19) Kantin
ASKES, PT. JAMSOSTEK dan beberapa mitra mitra kerja yang lain.
13
terus menerus berusaha untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
9. Personel
Medis)
14
h. Ahli Gizi Konservatif : 1 orang
Jumlah : 20 orang
b. THT : 2 orang
d. Kandungan : 1 orang
e. Kulkel : 3 orang
f. Radiologi : 2 orang
h. Mata : 2 orang
i. Saraf : 1 orang
j. Anak : 3 orang
k. Endoktrin : 1 orang
m. Paru : 1 orang
Jumlah : 21 orang
15
Kualifikasi Tenaga Medis :
Jumlah : 68 orang
dilaksanakan meliputi:
Lafiad untuk pengobatan pasien aktif anggota TNI, PNS dan keluarganya
yang berhak.
16
d. Tetap memberikan perhatian untuk pemeliharaan terhadap peralatan yang
baru.
Adapun jenis pelayanan rawat jalan yang ada di Rumkit Tk.II Pelamonia sbb:
a. UGD 24 jam.
f. Poliklinik Jantung
g. Poliklinik Paru
h. Poliklinik THT
i. Poliklinik Bedah
j. Poliklinik Mata
k. Poliklinik Saraf
l. Poliklinik Jiwa/Psikiatri
n. Poliklinik B.K.I.A
q. Poliklinik Orthopedi
r. Poliklinik Urologi
17
s. Poliklinik VCT/CST (HIV/AIDS)
t. Poliklinik Fisioterapi
v. Klinik Gizi
x. Klinik SUSI
y. Bank Darah
Dokter Tamu Spesialis yang ada di Rumkit Tk.II Pelamonia. Setiap anggota
yang bersangkutan.
1) Foto Thorax
2) CT Scan 3 Dimensi
3) ESWL
4) EEG/EKG
5) Treadmill
18
6) Rontgen
9) Endoscopy
10) Arthroscoy
19
B. STRUKTUR ORGANISASI
WAKIL KEPALA
KABINAYANMASUM
UNIT
RIKKES
20
BAB III
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam
antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal
ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan
karyawan sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar
setiap pegawai akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam
lingkungan kerja.
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang
kerja merupakan keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat
21
akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan
kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih
banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien
(Sedarmayanti, 2001:12).
bekerja di lingkungan kerja yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal
akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang pegawai bekerja
dalam lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja
secara optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat
warna dan lain-lain yang dalam hal ini berpengaruh terhadap hasil kerja
manusia tersebut.
22
Faktor-faktor lingkungan kerja fisika (physic) meliputi:
a. Pencahayaan
bagian, yaitu: cahaya yang berasal dari matahari dan cahaya buatan berupa
lampu. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang
karyawan akan dapat bekerja dengan cermat dan teliti ssehingga hasil
mengakibatkan:
2) Kelelahan mental.
23
3) Keluhan pegal didaerah mata dan sakit kepala disekitar mata.
1) Kehilangan produktivitas.
Pengendalian:
a. Pengendalian Teknis
3) Reflektor.
mengkilat).
b. Pengendalian Administrative
1) Seleksi pekerja.
24
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Lingkungan Kerja.
b. Kebisingan
25
konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukan akan banyak timbul
kesalahan ataupun kerusakan sehingga akan menimbulkan kerugian.
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
26
Catatan :
Efek Kebisingan:
tiba.
1) Gangguan komunikasi.
2) Gangguan tidur.
Pengendalian Kebisingan:
1) Enginering control
2) Andmistrative contol.
27
3) Alat pelindung diri di bedakan menjadi dua macam :
2. Lingkungan kegiatan:
a. Rumah sakit atau sejenisnya 55
b. Sekolah atau sejenisnya 55
c. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
28
B. Kesehatan Kerja
Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor dan sebagainya) dan yang menjadi
pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar
Secara eksplisit rumusan atau batasannya adalah bahwa hakikat kesehatan kerja
29
1) Pertama: sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
1) pen
kenikmatan kerja.
C. Keselamatan Kerja
D. Pengelolaan Limbah
30
1. Limbah cair
limbah cair adalah semua bahan buangan berbentuk cair yang berasal dari rumah
extended aeration. Pada awalnya air limbah dialirkan ke dalam influent chamber.
Dalam proses penyaluran ke influent chamber ini padat dapat masuk ke sistem
penyaluran. Jika bahan padat masuk ke sistem penyaluran dan mencapai unit
pengelolaan maka proses pengelolaan limbah cair dapat terganggu. Oleh karena
itu, pada fluent chamber dilakukan pengelolaan pendahuluan yaitu melalui proses
penyaringan dengan bar screen. Air limbah dialirkan melalui saringan besi untuk
menyaring sampah yag berukuran besar. Sempah yang tertahan oleh saringan besi
Didalam equalizing tank, air limbah dibuat menjadi homogen dan alirannya diatur
dengan flow regulation. Flow regulation yang terdapat pada bak ekualisasi ini dan
dapat mengendalikan fluktuasi jumlah air limbah yang tidak merata,yaitu selama
jam kerja air diperlukan dalam jumlah banyak dan sedikit pada malam hari.
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
2. Bagi petugas yang tidak menaati aturan sebaiknya diberikan sanksi agar
Pelamonia.
sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko yang selalu ada
di rumah sakit.
32
.
33
Ruang Boiler
Lingkungan Kerja Pengendalian
1. Faktor fisik
a. Kebisingan
Dari hasil pengukuran
kebisingan yang kami
lakukan di ruang boiler
Kesehatan Kerja
Keselamatan Kerja
Pengelolaan Limbah
34