Anda di halaman 1dari 19

AKUPUNKTUR DAN MOKSIBASI

Sejarah Perkembangan dan Indikasi Titik Akupunktur

William Adi Teja

1
Pendahuluan

Akupunktur dan moksibasi (zhen jiu) merupakan salah satu pengobatan tertua di dunia. Dalam
perkembangannya moksibasi berkembang lebih dahulu dibandingkan dengan akupunktur dan sempat
mencapai kejayaannya di masa dinasti Song. Ada 2 hal itu yang menyebabkan moksibasi lebih
berkembang pada zaman dulu. Yang pertama, banyak tertulis dalam kitab kitab klasik, bahwa be;ajar
akupunktur itu sulit dan membutuhkan orang yang tepat. Tidak boleh dipelajari secara sembarangan dan
orang yang mempelajaru harus yang mempunyai hati yang bersih. Yang kedua, tentunya juga karena
zaman itu teknologi pembuatan jarum tidak semaju sekarang sehingga produksi jarum akupunktur terbatas.
Hal ini juga yang mendasari mereka sangat ketat dalam pemilihan titik dan menggunakan titik yang sangat
sedikit.
Pada awal penggunaan akupunktur ataupun moksibasi memang terpaku pada satu gejala dan satu titik.
Kita bisa melihat bahwa meridian dan titik pernah berkembang sendiri sendiri. Hingga pada satu saat, titik
itu kemudian dimasukan kedalam jalur meridian itu. Tentunya ini sangat menarik untuk dibahas dan
didiskusikan. Pada kesempatan ini, kita mencoba memperkenalkan beberapa hal, seperti memperkenalkan
beberapa kitab klasik yang penting dalam perkembangan akupunktur dan moksibasi, membahas tentang
definisi titik, dan terakhir membahas beberapa titik yang mempunyai sejarah yang sangat menarik untuk
kita bahas.
Semakin hari ilmu akupunktur dan moksibasi mengalami perubahan, dan teori-teori klasik yang
harusnya dipelajari justru sudah mulai ditinggalkan. Teori-teori klasik itulah yang sebenarnya membuat
akupunktur dan moksibasi bisa bertahan sampai sekarang. Fungsi titik akupunktur yang saat ini kita
jumpai pada banyak buku (terutama buku-buku pembelajaran di perguruan tinggi) ternyata sudah berbeda
dengan fungsi titik pada teori aslinya. Fungsi titik berkembang dari waktu ke waktu. Tidak hanya itu,
bahkan pada perkembangannya banyak ditemukan titik-titik baru dan banyak pula titik yang lokasinya
berbeda dengan titik yang dahulu. Jika letaknya berubah maka indikasinya juga akan berubah. Oleh karena
itu sangat penting untuk mengetahui tentang sejarah perkembangan akupunktur dan moksibasi serta
teori-teori klasik.
Dengan mengetahui sejarah perkembangannya maka akan lebih mudah untuk mengetahui fungsi dan
indikasinya. Sering kali kita mendengar pepatah “tak kenal maka tak sayang”, jika kita tidak mengenalnya
dengan baik maka kita tidak bisa memahaminya dengan baik. Ketahuilah asal-muasalnya baru anda akan
tahu bagaimana fungsinya.

2
Isi

A. Kitab-kitab dalam perkembangan ilmu akupunktur dan moksibasi


Kitab zu bi shi yi mai jiu jing (disingkat zu bi) dan kitab yin yang shi yi mai jiu jing (yin yang). Kitab
khusus tentang meridian (jing mai). Mengenai kapan kedua kitab ini ditulis, tidak ada waktu yang tepat,
tetapi yang pasti ditulis sebelum kitab Huang di nei jing. Kedua kitab ini ditemukan tahun 1973 di kuburan
Ma wang dui (Gundukan Raja Ma), merupakan situs arkeologi yang terletak di kota Chang Sha, provinsi
Hu nan. Situs tersebut terdiri dari dua bukit dan berisi makam tiga orang dari Dinasti Han barat (tahun 206
sebelum masehi - 9 masehi).
Dilihat dari isinya, kitab zu bi ditulis lebih awal dari kitab yin yang. Kitab zu bi, menggunakan kata zu
(kaki) untuk menyebut meridian di tungkai bawah, yang terdiri dari 6 meridian, dan menggunakan kata bi
(lengan) untuk menyebut meridian di tungkai atas dan terdiri dari 5 meridian. Urutan ke-11 meridian,
dimulai dari kaki ke tangan, dan perjalanan meridiannya adalah dari ujung kaki tangan ke dada, perut atau
kepala. Untuk penyakit, tercatat 78 penyakit dan penggunaan moksa untuk penyakit tersebut.
Kitab yin yang ditulis setelah kitab zu bi. Kitab ini ditulis untuk menyempurnakan isi kitab zu bi. Kitab
yin yang berisi tentang shao yang mai, zu yang ming mai, jian mai (bahu), er mai (telinga), chi mai
(gigi), zu tai yin mai, zu jue yin mai, zu shao yin mai, bi ju yang mai, bi shao yin mai. Selain itu di dalam
kedua kitab tersebut berisi tentang cara pengobatan moksibasi untuk penyakit-penyakit tertentu. Dari 11
meridian ini, terdapat 9 meridian yang sama dengan yang ditulis dalam kitab zu bi, dari kaki tangan menuju
tengah badan. Sedangkan jian mai (bahu) dan zu shao yin mai, bermula dari kepala atau perut bagian bawah
menuju ke ujung kaki atau tangan. Tertulis 147 macam penyakit.
Dari kedua kitab ini, ada 4 hal yang menjadi ciri ciri awal mula meridian yaitu:
1. Awal titik perjalanan meridian umumnya ada di sekitar pergelangan tangan atau kaki.
2. Gambaran perjalanan meridian sangat simpel, ada beberapa meridian hanya tertulis awal dan akhirnya
saja.
3. Perjalanan meridian dari bawah ke atas, tidak ada hubungan antara meridian yang satu dengan yang lain,
dan tidak ada hubungan dengan organ dalam.
Dari ciri-ciri tersebut, dapat tergambarkan bahwa pada zaman itu definisi meridian sangat primitif, simpel
dan belum terbentuk sebuah sistem jaringan meridian. Apa yang tergambarkan pada kedua kitab tersebut
mempunyai hubungan yang erat pada kitab Ling shu Bab 10 tentang perjalanan meridian, yang tentunya
sudah lebih terstruktur dan kompleks.
Kitab Huang di nei jing terdiri dari kitab Su wen dan kitab Ling shu dan merupakan kitab pengobatan
Tiongkok paling tua. Di kitab inilah, teori dasar akupunktur terbentuk, termasuk teori Yin yang, teori lima
elemen, teori diagnosa, teori organ, teori meridian dan yang lainnya. Kitab Su wen terdiri dari 81 bab dan
3
kitab Ling shu juga terdiri dari 81 bab. Titik yang tertulis di kitab huang di nei jing sebanyak 172 titik.
Perjalanan meridian pada kitab ini juga sudah terstruktur dan sistematis. Dalam kitab tersebut sistem
meridian terdiri atas : Jing mai (meridian Jing, kitab Ling shu bab 10), Luo mai (meridian luo, kitab Ling
shu bab 10) : menghubungkan kedua meridian yang berhubungan Biao dan Li, meridian cabang, yang
berjumlah 12 buah itu masing-masing memiliki nama yang sesuai dengan nama meridian darimana meridian
tersebut mulai bercabang. Dan ke-12 meridian cabang itu mempunyai persamaan yang khusus, yaitu :
1. Umumnya mulai bercabang dari meridian asalnya pada daerah di bawah lipat lutut atau lipat siku.
Perjalanan meridian cabang dari anggota gerak menuju ke tubuh untuk seterusnya berjalan dalam tubuh.
Meridian cabang yang dalam perjalanannya akan kembali bertemu dengan meridian asalnya, sedangkan
meridian cabang yin akan bersatu dengan meridian cabang yang yang merupakan ‘luar’ nya.
2. Setiap meridian cabang berhubungan dengan organ Zang fu masing-masing. Meridian cabang Zu yang
ming tersebar sekitar limpa dalam perjalanan meridiannya, juga meridian cabang Zu shao yang di
sekitar hati, dan meridian cabang Zu tai yang di sekitar ginjal; sedangkan meridian cabang yang lainnya
melewati dan berhubungan tetapi tidak tersebar seperti ketiga meridian cabang itu.
3. Fungsi meridian cabang adalah melengkapi kekurangan meridian umum dalam perawatan dan
penguasaan bagian tubuh yang lebih dalam serta mempererat hubungan meridian Yin dan Yang, juga
Zang dan Fu.
Kemudian Jing jin (meridian tendon, kitab Ling shu bab 13), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Seluruh meridian tendon berjalan dari alat gerak menuju ke tubuh atau kepala dan letaknya lebih ke
permukaan daripada letak meridian umum.
2. Setiap meridian tendon tidak berhubungan dengan organ dalam (zang fu).
3. Meridian tendon 3 yang tangan berkumpul di sudut rambut kepala (daerah temporal), meridian tendon
yin tangan berkumpul di daerah dada, meridian tendon 3 yang kaki berkumpul di daerah sacral dan
meridian tendon 3 yin kaki berkumpul di alat kelamin.
4. Meridian tendon 3 yin kaki berkumpul di daerah alat kelamin dan berhubungan dengan meridian zu yang
ming (yang ming kaki lambung), pada alat kelamin itu.
5. Meridian tendon zu jue yin mempengaruhi seluruh meridian tendon.
6. Kelainan meridian tendon merupakan kelainan gerakan.
Selain itu ada juga meridian kulit (kitab Su wen bab 56). Karena pada awal akupunktur dan moksibasi
dipakai, pendiagnosaan hanya terpaku pada penyakit apakah ada di kulit, otot, pembuluh darah, tendon atau
tulang. Cara diagnosanya pun sangat simpel yaitu melihat perubahan warna di wajah, berikut cara
pendiagnosaanya:
1. Jika ada perubahan warna di atas alis mata, maka penyakit ada di kulit
2. Jika ada perubahan warna di sekitar bibir, maka penyakit ada di otot
3. Jika ada perubahan warna di daerah pipi, maka penyakit ada di pembuluh darah
4. Jika ada perubahan warna ada di sekitar mata, maka penyakit ada di tendon
4
5. Jika ada perubahan warna ada di daun telinga, maka penyakit ada di tulang.
Tapi dalam perkembangannya, diagnosa seperti itu tidak dapat menyelesaikan banyak masalah, sehingga
berkembanglah cara diagnosa yang lain selain diagnosa warna yaitu pemeriksaan nadi, diagnosa suara,
perabaan kulit lengan bawah bagian dalam, diagnosa sifat manusia, diagnosa menurut waktu, tempat dan
lain lain.
Kitab Huang di ming tang jing, yang ditulis sekitar tahun 138 sebelum masehi sampai dengan tahun
106 sesudah masehi. Kitab ini merupakan kitab tertua yang menulis khusus tentang titik akupunktur. Dalam
kitab ini tercatat 349 titik akupunktur, beserta lokasi titik, cara penusukan dan moksibasi, serta indikasi
gejalanya.
Kitab Zhen jiu jia yi jing, ditulis oleh Huang pu mi, sekitar tahun 256 - 259. Kitab ini merupakan kitab
pertama yang khusus menulis tentang akupunktur dan moksibasi. Penulis mengumpulkan teori yang ada di
dalam kitab Su wen dan Ling shu, kemudian menjabarkan penyebab, pathogenesis dan prinsip pengobatan
suatu penyakit, serta memasukan isi dari kitab Huang di ming tang jing tentang titik-titik menjadi satu kitab
akupunktur.
Kitab Huang di nei jing tai su, ditulis oleh Yang shang shan (575-670). Pada tahun 605-616 pernah
menjadi dokter kerajaan. Dan kitab ini di tulis sekitar tahun 662-670
Kitab Qian jin yi fang, ditulis oleh Sun si miao tahun 682. Kitab ini merupakan kitab penyempurnaan
dari kitab sebelumnya yaitu kitab Qian jin yao fang, yang berisi tentang pengalaman masa tua selama 30
tahun terakhir.
Kitab Wai tai mi yao, ditulis oleh Wang tao sekitar tahun 752. Kitab ini mengumpulkan kitab-kitab
pengobatan pada zaman sebelum dinasti Tang dan zaman dinasti Tang. Walaupun penulisnya bukan seorang
dokter, tapi kitab ini mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan ilmu akupunktur. Pengaruh
kitab ini antara lain:
1. Kitab resep moksibasi
Dalam kitab ini tercatat sekitar 422 resep moksibasi untuk bermacam macam penyakit. Misalnya
untuk penyakit pembesaran kelenjar gondok (penyakit ying), menggunakan moksa di titik jian yu, kanan
dan kiri. Dan tertulis jika laki-laki, moksa bagian kiri 18 zhuang dan kanan 17 zhuang. Sedangkan
perempuan, moksa bagian kanan 18 zhuang dan kiri 17 zhuang.
2. Menjabarkan prinsip pengobatan moksibasi.
Misalnya cara moksibasi sindrom yin, yang, biao dan li : penyakit jiao qi, jika penyakit dimulai dari
yin, yaitu dimulai dari kedua ibu jari kaki bagian dalam, naik ke atas betis bagian dalam dan lutut bagian
dalam, nyeri dan baal, atau bengkak dulu pada bagian ini, maka harus dimoksa titik fu liu, zhong du, yin
ling quan dahulu. Moksa harus di mulai dari atas ke bawah. Moksa masing masing 20 zhuang,
kemudian 7 hari kemudian moksa 7 zhuang. Jika penyakit dari yang, yaitu dimulai dari jari kelingking
kaki bagian luar, naik ke atas betis bagian luar, dari jue gu sampai feng shi, nyeri dan baal, atau bengkak
pada bagian ini, harus moksa titik yang pu, yang ling quan, feng shi. Cara moksa sama dengan penyakit
5
dari yin. Selain itu juga ada menulis bagaimana moksa bagian tangan, kaki, punggung, perut, juga
bagaimana moksa orang tua dan anak kecil, juga titik mana yang tidak boleh dimoksa.
3. Pengaruhnya terhadap teori meridian : Menggolongkan 357 titik ke dalam 12 meridian.
4. Pengaruhnya terhadap titik (Shu xue) : Setiap titik tercatat meridiannya, letak, sifat, cara moksibasi,
nama lain titik. Tetapi karena penulis sangat berhati hati dan mempunyai pandangan bahwa akupunktur
juga bisa membunuh orang, maka dalam kitab tersebut tidak tercatat dalamnya penusukan dan formula
titik serta kombinasi titik-titik.
5. Pengaruhnya terhadap titik khusus.
Kitab Tai ping sheng hui fang, ditulis oleh Wang Huai Yin dan Wang You selama 14 tahun (tahun
978-992). Kitab ini ditulis atas perintah Kaisar dinasti song utara yang bernama Kaisar Song Taizong.
Didalam kitab ini pada 2 bab terakhir, yaitu bab 99 bernama Zhen jing (kitab akupunktur) mencatat 291 titik.
Kemudian bab 100 bernama Jiu jing (kitab moksibasi) yang merupakan sebuah kitab moksibasi zaman
dinasti Tang yang ditulis sekitar tahun 618-907, yang bernama kitab Huang di ming tang jiu jing. Kitab
Huang di ming tang jiu jing ini kemudian dimasukan kembali pada zaman dinasti Yuan oleh Dou gui fang
bernama kitab 4 buku akupunktur dan moksibasi. Selain itu kitab Huang di ming tang jiu jing sampai
sekarang menjadi buku pegangan dokter atau praktisi moksibasi di Jepang. Yang menarik adalah dalam
kitab Jiu jing ini mempunyai pandangan yang perlu kita pelajari lebih lanjut : Titik berbeda, hasil
akupunktur dan moksibasi berbeda. Pakai banyak moksa tapi kecil. 164 titik, ada 22 titik yang dilarang.
Moksa Hua nong. Moksa untuk penyakit akut.
Kitab Yi xin fang (ishimpo), yang ditulis oleh keturunan perantauan Tiongkok di Jepang yang bernama
Yasuyori Tamba (911-995) pada tahun 982-984. Kitab ini meniru kitab Wai tai mi yao. Perbedaannya
adalah bahwa Wang tao menitikberatkan pada moksibasi yang menyebabkan di kitab Wai tai mi yao tidak
memuat satu pun pengobatan menggunakan akupunktur. Sedangkan kitab Yi xin fang ini menulis bagian
akupunktur dan moksibasi di bab ke-2 dari 30 bab, dan satu satu nya bab yang ada kata pengantar. Yang
menarik dalam bab mengenai akupunktur dan moksibasi adalah Yasuyori Tamba mencatat beberapa kitab
akupunktur klasik yang sudah hilang, seperti Hua tuo zhen jiu jing, Bian jue zhen jiu jing dll. Selain itu
juga memuat gambat perjalanan meridian yang paling tua yang masih ada. Sebelum ini, gambar perjalanan
meridian yang tertua yang masih ada, adalah dinasti Song, Wang wei yi pada tahun 1036 ketika menulis
kitab Tong ren shu xue zhen jiu tu jing juga memuat gambar perjalanan meridian. Tapi sebenarnya Kitab
Yi xin fang muncul 40 tahun lebih dulu dibanding kitab yang di tulis Wang wei yi
Kitab Tong ren shu xue zhen jiu tu jing, ditulis oleh Wang wei yi tahun 1026. Tercatat 354 titik
(penambahan titik Qing ling, Jue yin shu, Gao huang shu, Ling tai, Yao yang guan).
Kitab Sheng ji zong lu. Merupakan kitab yang disusun oleh Kaisar dinasti song utara, Kaisar Song
Huizong pada tahun 1111-1117.
Kitab Zhen jiu zi sheng jing, ditulis pada tahun 1220 (dinasti song selatan) oleh Wang Zhi Zhong.
Menitikberatkan kembali titik, tercatat ada 364 titik, titik luar 21 titik, gambar 46 buah. Kembali mengikuti
6
pembagian seperti Zhen jiu jia yi jing. Kemudian Pengambilan titik menurut titik nyeri atau sensitif. Ketiga,
Penambahan fungsi dan indikasi beberapa titik, Misalnya titik Xin hui untuk kepala dingin atau sakit kepala
karena minum alkohol (sakit kepala seperti mau pecah). Titik Bai hui untuk gelisah, jantung berdebar,
mudah kaget, dimentia, defisiensi. Keempat, mencatat banyak literatur tentang moksibasi, misalnya
moksibasi Zhong wan untuk penyakit limpa dan ginjal, moksibasi Shui fen untuk edema, moksibasi Da dun
untuk hernia, moksibasi Si man untuk menstruasi yang tidak lancar, moksibasi Yu ji untuk abses di payudara,
dan masih banyak lagi. Kelima, dibab ke-3 sampai ke-7 sebagai bab penatalaksanaan, setiap penyakit dan
gejala dibahas dari penggolongan sindrom dan cara terapinya, serta digabungkan dengan pengalaman sang
penulis. Misalnya dalam bab ke-3 mencatat ‘Buang air kecil 5 warna’ : ‘Air seni ada 5 warna, warna merah
dan putih yang paling banyak, warna merah umumnya karena minum alkohol terlalu banyak, harus minum
formula Qing xin wan. Warna putih disebabkan Yuan qi dingin, harus di tonifikasi, dan moksibasi Shen shu,
Guan yuan, Xiao chang shu, Pang guang shu. ‘nyeri lutut’ : San li untuk nyeri di paha dan betis, Yang jiao
untuk faringitis, wajah bengkak, Bi dingin, lutut dan paha lemas. Tiao kou untuk lutut dan betis dingin pegal
dan nyeri, telapak kaki tidak bisa menapak, tidak ada tenaga, Bi lembab, telapak kaki panas. Yin gu untuk
lutut nyeri seperti di pukul, tidak bisa fleksi dan ekstensi. Keenam, menulis tentang gejala yang boleh dan
tidak boleh di akupunktur atau moksibasi. Misalnya pada bab ke-7 penyakit patogen dingin : ‘hanya sindrom
Yin boleh di moksibasi, sisanya hanya boleh di akupunktur’ bab ke-3 penyakit Xiao ke : ‘penyakit Xiao ke
100 hari keatas, tidak boleh moksibasi. Ketujuh, Jarum api : penyakit asma, tusuk Fei shu dengan jarum api;
Kaki bengkak, tusuk Zu san li pakai jarum api. Kedelapan, akupunktur dan moksibasi untuk menjaga
kesehatan, memperpanjang usia : Moksibasi Zu san li, Xuan zhong.
Kitab Shi si jing fa hui, ditulis oleh Hua shou (1304-1386) pada tahun 1341. Pertama kali mencetuskan
‘14 meridian’. Memasukan semua titik ke dalam 14 meridian. Pengaruhnya besar sekali di Jepang dan
Korea.
Kitab Pu ji fang (bagian akupunktur dan moksibasi), penyusun kitab ini dipimpin oleh Pangeran
kerajaan dinasti Ming yang bernama Zhu Di tahun 1390. Pangeran Zhu Di ini kelak pada tahun 1402 naik
tahta menjadi raja ke-3 pada zaman dinasti Ming dan dikenal sebagai Kaisar Yongle.
Kitab Dong yi bao jian, ditulis tahun 1610 di Korea oleh Xu jun (1539-1615).
Selain beberapa kitab penting diatas, ada satu nama penting dalam perkembangan ilmu akupunktur dan
moksibasi terutama setelah dinasti Song, yaitu Dou jie (1195-1280), menulis kitab Zhen jiu zhi nan, yang
didalamnya ada 2 bab pengalaman praktek yang ditulis seperti puisi atau nyanyian, yaitu Biao you fu dan
Tong xuan zhi yao fu.

B. Definisi Titik Akupunktur (Shu Xue)


Dalam ruang lingkup ilmu akupunktur dan moksibasi klasik, ‘letak titik’ dilihat dari titik masuk di
permukaan sebagai suatu yang penting, titik masuk yang berbeda dilihat sebagai titik yang berbeda pula.
Dalam praktek akupunktur di zaman modern ini, kita sering meminjam teori ‘nerve stimulation’ dan ‘nerve
7
block’ untuk mengembangkan indikasi titik-titik yang ada. Misalnya penusukan ‘sphenopalatine ganglion’
untuk pengobatan allergic rhinitis, titik yang sering dipakai adalah titik Xia guan, titik ‘die e’, dan titik
Quan liao, penusukan diarahkan ke tempat yang sama yaitu ‘sphenopalatine ganglion’ dan mendapatkan
hasil yang sama. Pada saat itu, kita akan secara langsung mengambil kesimpulan bahwa 3 titik itu adalah 1
titik. Tapi dilain kesempatan,kita akan melihat itu merupakan 3 titik yang berbeda tapi mempunyai indikasi
yang sama. Sehingga sebenarnya tidak peduli titik masuknya, tapi yang penting adalah arah penusukannya.
Arah penusukan yang berbeda menghasilkan hasil atau indikasi yang berbeda pula.
Sebelum zaman dinasti Song, semua kitab yang membahas titik menulis cara penusukan kebanyakan
adalah tegak lurus. Ujung jarum, letak titik di permukaan, ujung jarum di area dan titik bagian dalam
menjadi 1 garis, oleh karena itu zaman itu letak titik di permukaan menjadi penting dalam penusukan. Pada
zaman dinasti Jin dan Yuan (tahun 1115-1368), penusukan dua atau tiga titik dengan satu jarum (penusukan
menembus titik) sangat sering digunakan. Satu titik, karena ditusuk menembus titik yang lain , maka muncul
hasil yang berbeda, hal ini tercermin dalam kitab Dou tai shi zhen jiu jing, karangan Dou jie, membuat
definisi titik klasik mendapatkan semakin banyak tantangan. Khususnya, pada saat sekarang dimana ilmu
anatomi syaraf begitu maju, banyak praktisi sudah mulai menitikberatkan pada arah ujung jarum di bawah
permukaan, makin banyak pengalaman antara klasik dan modern, antara kesehatan tradisional tiongkok dan
kedokteran konvensional, membuat orang sadar bahwa menggunakan jarum menusuk di satu titik, indikasi
dan fungsi di pengaruhi oleh arah jarum, dan bukan titik masuk jarum di permukaan. Dalam semua kitab
buku klasik dan buku teks akupunktur di universitas dalam memberikan definisi titik sudah tidak bisa
mencangkup perkembangan titik yang ada, misalnya :
 Kitab Huang di nei jing menulis tentang penusukan ‘Qi’, tusuk satu ditengah, kemudian tusuk di sisi
kiri kanan nya, untuk indikasi patogen dingin kecil dan dalam. Penusukan ‘Yang’, tusuk satu di tengah,
kemudian tusuk di sisi atas bawah kiri dan kanan tapi dangkal, untuk indikasi patogen dingin dangkal
tapi lebar.
 ‘Mendatar 3 cun’ adalah cara moksibasi dari titik yang dipilih kemudian mendatar 3 cun. Merupakan
cara moksibasi yang sangat berkembang pada zaman dinasti Sui Tang (sekitar tahun 581-907).
 Titik ‘Ba liao’ di dalam kitab huang di nei jing dilihat sebagai 1 titik. Titik Tai yuan dan Jing qu, titik
He gu dan Yang xi, sebenarnya merupakan meridian titik yang merupakan 1 titik, tapi sampai kitab
Huang di ming tang jing menjadi 2 atau 3 titik yang berbeda dan mempunyai indikasi tersendiri.
 Akupunktur kulit kepala. Dengan adanya 6 area di kepala maka definisi titik menjadi sebuah area atau
area titik.
 Pengambilan titik Huan tiao. Kecuali literatur klasik yang menulis harus dalam posisi berbaring miring,
dalam prakteknya juga sering menggunakan posisi tengkurap. Posisi tubuh yang berbeda, posisi
permukaan tubuh juga berbeda, tapi siapa juga tidak akan melihat menjadi 2 titik yang berbeda.
Itulah sebabnya, 1 titik bisa digunakan untuk bermacam penyakit. Dan tentunya harus benar benar
menguasai sudut, arah, kedalaman masuknya jarum dan tentunya manipulasinya sehingga 1 titik itu dapat
8
mendapatkan hasil yang maksimal. Definisi ‘letak titik’ mengalami perubahan dari 2 dimensi menjadi 3
dimensi, dari statik menjadi dinamik.

C. Penemuan dan Perkembangan Titik Akupunktur (Shu Xue)


Sebelum adanya titik, letak tempat penusukan dan moksibasi lebih luas, ada yang tusuk dan moksa di
pembuluh darah, ada yang tusuk di otot, ada yang tusuk di tendon. Seperti dalam kitab Huang di nei jing :
‘Penyakit ada di pembuluh darah maka terapi di darah, penyakit di darah maka terapi di Luo,
penyakit di Qi maka terapi di Wei, penyakit di otot maka terapi di otot, penyakit di tendon maka
terapi di tendon dan penyakit di tulang maka terapi di tulang’.
Karena pada awal permulaan, ‘jalur besar’ (pembuluh darah atau nadi di permukaan), ‘luo kecil’
merupakan letak yang sering digunakan untuk penusukan dan moksibasi, maka kemudian tempat tempat ini
menjadi titik. Kemudian muncul istilah ‘xi gu’ yaitu antara otot dan otot, baik itu lekukan seperti lembah (xi)
dan gundukan seperti bukit (gu). Setelah itu muncul istilah ‘gu kong’ yaitu lubang tulang.
Sekarang dari 15 titik luo, kita bisa melihat hubungan yang erat antara titik dan pembuh darah, 15 titik
luo merupakan tempat diagnosa Luo, merupakan tempat untuk terapi, dan tempat asalnya meridian Luo.
Tempat pemeriksaan nadi, ‘Cun kou’ juga kemudian menjadi titik meridian, oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tempat diagnosa dipermukaan tubuh kemudian berkembang menjadi titik yang penting.
Di dalam kitab huang di nei jing tertulis meridian ‘Tong yin’ yang kemudian berkembang menjadi titik Yang
pu; meridian ‘Hui yin’ yang berkembang menjadi titik Cheng jin; meridian ‘Chang yang’ yang berkembang
menjadi titik Fu liu; Pembuluh darah (nadi) di tengah telapak kaki yang kemudian kita kenal dengan titik
Yong quan.
Selain itu juga banyak lagi titik yang bertransformasi dari pembuluh darah, misalnya Da ying, Ren
ying, Tian fu, Tian chi, Tian rong, Tian chuang, Tian zhu, Da zhu, Chi mai. Walaupun penusukan pembuluh
darah, tapi sebenarnya yang ditusuk adalah area bukan satu titik. Misalnya meridian ‘Chong yang’ yaitu
tempat palpasi arteria dorsalis pedis, ada panjangnya, karena merupakan tempat pemeriksaan nadi dan juga
tempat terapi, maka perlahan berubah menjadi titik. Dan karena pembuluh darah ini agak panjang, maka
ketika berubah menjadi titik terjadi perbedaan letak, misalnya ada yang menulis ‘2 cun dibelakang ibu jari
kaki’, ada yang menulis ‘3 cun’, ‘4 cun’ dan ‘5 cun’.
Misalnya lagi titik ‘Nie ru’ sebenernya merupakan pembuluh darah menjadi 3 titik yaitu titik Han yan,
Xuan lu dan Xuan li. Indikasinya hampir sama, semuanya untuk ‘penyakit panas, migren menjalar ke
ujung mata luar’.
Pembuluh darah kecil di belakang telinga, pada awalnya untuk mendiagnosa kejang pada anak, tetapi
kemudian berkembang manjadi 2 titik yaitu titik Chi mai dan Lu xi.
Dalam kitab Huang di ming tang jing juga kita bisa melihat ada titik yang mempunyai definisi yang
berbeda yaitu titik Hui zong, letak di ‘3 cun di belakang pergelangan tangan’ dan titik Hui zong terbagi
menjadi 3 yaitu ‘atas menguasai kulit dan bulu’, ‘tengah menguasai otot’, ‘bawah menguasai epilepsi dan
9
ketulian’. Ini menandakan bahwa titik kecuali hanya berhubungan dengan letak di permukaan, ada juga
hubungan dimensi dan lapisan yang berbeda. Ini semua merupakan hal yang perlu kita teliti lebih lanjut.
Perkembangan masa depan titik (Shu xue) bukan semakin banyak menemukan titik-titik baru, tetapi
adalah menemukan satu titik yang sama, di lapisan yang berbeda, arah penusukan yang berbeda, dan cara
penusukan yang berbeda, akan sangat berhubungan erat dengan hasil penusukan itu sendiri.

D. Pembahasan Beberapa Titik (Shu Xue)


1. Zhong fu dan Yun men
Titik Zhong fu pertama kali muncul dalam kitab Huang di nei jing. Dalam kitab Huang di nei jing
fungsi dari titik Zhong fu hanya ada satu yaitu mengeliminasi panas di dada. Mengenai letak, pertama
tertulis pada kitab Zhen jiu jia yi jing, dan tertulis ‘dibawah titik yun men 1 cun, di atas puting susu
(ambing mamalia), tengah cekungan tiga tulang iga ke atas, ada detak nadi ketika disentuh, di
ambil dalam posisi terlentang’. Titik Zhong fu adalah titik Mu dari meridian paru. Ada 5 indikasi
yaitu :
1. Penyakit Fei zhang (dada penuh, sesak napas dan batuk).
2. Patogen ada di paru : nyeri di kulit, panas dan menggigil, sesak napas, keringatan, batuk
menyebabkan bahu dan punggung bergerak.
3. Penyakit ge zhong, yaitu penyakit langsung muntah ketika makanan atau minuman masuk. (Qi
defisiensi, kanker esophagus).
4. Nyeri bahu dan punggung.
5. Pada zaman dinasti Jin Yuan, Guru besar Dou menulis di bukunya, bahwa titik Zhong fu dipakai
untuk penyakit abses payudara (Mastitis : suatu proses peradangan pada satu ada lebih segmen
payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi, gejala yang menonjol yaitu payudara
menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak dan terasa sangat nyeri).
Penusukan titik Zhong fu harus hati-hati, ada 2 cara penusukan yaitu:
 Tusuk 0.3 cun, ditinggal 5 kali buang napas. Moksa 5 zhuang. [kitab Huang di ming tang jing].
 Tusuk 0.1 cun, kemudian menembus bawah kulit kearah luar 1.5 cun. Moksa 27 zhuang. [kitab Dou
tai shi zhen jing].
Pada umumnya jika dilakukan penusukan dibawah kulit lebih dari 1.5 cun, maka sudah masuk
bagian dalam ketiak. Masuk ke bagian ketiak ada axillary artery, axillary vein dan fasciculus medialis
plexus branchialis. Oleh karena itu jangan melakukan manipulasi yang berlebihan. Jika untuk
mengobati masalah paru paru , penusukan 0.5-1 cun. Jika untuk mengobati masalah dada, bahu dan
punggung, penusukan 1-1.5 cun.
Membahas tentang titik Zhong fu tidak bisa lepas dari titik Yun men. Karena walaupun posisinya
hanya 1 cun diatas titik Zhong fu, tapi dalam pembahasan letak titik ini tertulis ‘dibawah tulang
klavikula, 2 cun disamping titik Qi Hu, ada detak nadi ketika disentuh tangan’. Diambil dalam
10
posisi mengangkat tangan. Cara pengambilan titik sama dengan titik Jian Yu, dan berbeda dengan cara
pengambilan titik-titik yang ada di dada. Di titik Yun men ini ada anterior deltoid, pectoralis major
bagian atas, coracoclavicolar ligament, carocoid process, dan brachial plexus serta subclavian artery
yang melewati titik ini. Sehingga jika ada jaringan lunak yang terluka dan menekan syaraf, artery dan
vein, maka akan muncul nyeri di bahu dan lengan atas, detak nadi di radial artery menjadi lemah atau
hilang, tangan dingin. Dan ketika kita menarik tangan yang bermasalah dan mendorong leher kepala
kesisi yang berlawanan, maka gejala akan bertambah parah, klavikula bagian atas dapat tersentuh detak
dan getaran, ada nyeri tekan, ini yang dinamakan Dejerine-Klumpke syndrom. Terhadap gejala ini,
dalam kitab Huang di nei jing tertulis cara pengobatannya : ‘satu meridian, atas ekses, bawah
defisiensi dan stagnasi, pasti ada meridian Luo yang stagnasi di meridian itu sehinga muncul
stagnasi. Maka diperiksa meridian Luo yang mana dan kemudian sedasi meridian Luo itu.’ Titik
Yun men ini hanya beda 1 cun dengan titik Zhong fu, tetapi titik Yun men ini menitik beratkan pada
pengobatan untuk masalah tangan. Titik untuk mengatasi gejala nyeri bahu, tangan tidak bisa diangkat,
sangat banyak, tapi gejala ‘nyeri menjalar ke klavikula’ merupakan ciri khas titik Yun men. Nadi cun
kou tidak teraba, tangan dingin tapi nadi di titik Yun men terasa keras, merupakan indikasi yang
sempurna untuk pemakaian titik Yun men.
2. Tian fu, Xia bai, Chi ze, Bi nao, Nao shu dan Nao hui
Tian fu dalam kitab huang di nei jing, lebih banyak dipakai sebagai nama tempat pemeriksaan
nadi. Karena dalam ilmu akupunktur titik itu merupakan tempat diagnosa dan tempat terapi, maka Tian
fu yang sebelumnya merupakan tempat pemeriksaan nadi kemudian berubah menjadi titik untuk terapi.
Ini merupakan salah satu contoh nyata dimana tempat pemeriksaan nadi menjadi titik akupunktur. Yang
lebih menarik dari titik Tian fu ini adalah sejarah perubahan letak, dalam buku ajar akupunktur yang ada
sekarang tertulis : bagian lengan atas, 3 cun dibawah ujung garis lekukan ketiak, sisi radial. (Buku
akupunktur dasar: pada sulkus biseptis radialis 3 cun distal dari plika aksilaris ventralis dari m. biceps
brachii, tepi lateral m. biceps brachii caputlongus). Tapi dalam kitab Huang di ming tang jing tertulis :
‘3 cun dibawah ketiak, lengan atas bagian dalam ada detak nadi’. Posisi ini merupakan tempat arteri
brakialis di lengan atas melewati biceps sisi ulna turun kebawah, sekarang sama dengan letak daerah
yang dilalui meridian Zu shao yin jantung. Tapi entah bagaimana prosesnya, paling telat sekitar zaman
dinasti Song tahun 1023-1032, titik Tian fu berubah dari sisi ulna ke sisi radius, dan tanpa disadari letak
yang sekarang ini sudah tidak bisa lagi terdeteksi nadi, Sehingga untuk indikasi titik Tian fu ini pun
mengalami perubahan. Sebelum zaman dinasti Song, posisi titik Tian fu di sisi ulna :
1. Pendarahan dari hidung dan mulut yang disebabkan panas menyerang meridian hati dan paru paru.
[kitab Huang di nei jing, kitab Zhen jiu jia yi jing, kitab Huang di ming tang jing].
2. Batuk, sesak napas, badan bengkak, sesak napas ketika tidur berbaring, keluar keringat, sesak,
banyak air liur, gelisah, dementia, suka berbaring tapi tidak tidur. (gejala seperti gagal jantung).
[kitab Huang di ming tang jing].
11
3. Vertigo, penglihatan kabur. [kitab Tai ping sheng hui fang].
4. Penyakit mata merah, bengkak, katarak, glukoma. [kitab Dou tai shi zhen jing].
5. Penyakit pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran kelenjar gondok.
6. Panu (tinea versikolor). [Kitab Dou tai shi zhen jing].
Sedangkan pada zaman dinasti Song, setelah posisi berpindah ke sisi radial, maka indikasinya pun
berubah, tidak bisa menggunakan indikasi di atas. Maka titik Tian fu di posisi sekarang lebih condong
untuk masalah paru-paru, dada dan tangan.
Bersamaan dengan titik Tian fu, 1 cun dibawahnya ada 1 titik, namanya titik Xia bai. Titik Xia bai
juga mengalami perubahan seperti titik Tian fu.Yang sebelumnya ada pada sisi ulna berpindah ke sisi
radius. Dalam buku teks akupunktur di Jepang, titik Xia bai berlokasi di tengah antara sisi ulna dan
radial. Dalam kitab huang di ming tang jing, letak ada di ‘dibawah titik Tian fu, 5 cun diatas siku, ada
detak nadi’. Ini dikarenakan titik Tian fu dan titik Xia bai berasal dari pembuluh darah yang sama. Hal
ini juga berlaku pada titik Chi ze, yang pada awal mulanya letaknya ada di ‘detak nadi di bagian siku’
semuannya ada di sisi ulna. Sehingga indikasi yang sebelumnya lebih ke masalah jantung, misalnya titik
Xia bai, ‘Nyeri jantung, batuk, muntah, gelisah’; titik Chi ze ‘Nyeri jantung, nyeri siku,
tenggorokan buntu, batuk, lidah kering, gelisah’. Sekarang karena letaknya berpindah, maka indikasi
lebih mengarah ke masalah paru paru, epilepsi, mual muntah dan masalah sendi siku.
Bi nao merupakan nama tempat tubuh manusia, dan juga nama titik. Pada dinasti Tang, dalam
kitab Qian jin yi fang, cara mencari titik Tian fu ditafsir sebagai Bi nao, maka kedua titik ini
menyebabkan kekacauan di kemudian hari. Bi nao pada awalnya di dalam kitab Huang di nei jing,
merupaka nama bagian tubuh manusia, yaitu lengan atas dan bukan titik. Dalam kitab Wai tai mi yao
ada tercatat resep moksibasi ‘cara mencari nadi di lengan’ isinya : ‘dapat mengobati nadi
mengambang dan besar, hidung kering, dapat menghentikan mimisan. Moksa nadi di lengan atas.
Cara mencari nadi di lengan atas, dengan menggunkan hidung mencium lengan atas, tempat yang
tersentuh oleh ujung hidung adalah titiknya. Kedua lengan begitu’. Disini walaupun tidak menyebut
nama titik, tapi dari indikasinya, cocok dengan indikasi titik Tian fu, sehingga Wang wei yi ketika
menyusun kitab Tong ren shu xue zhen jiu tu jing, khusus menambahkan isi itu ke titik Tian fu. Tapi
dalam kitab Qian jin yao fang, ketika mengulas tetang resep moksibasi tersebut, diberi nama titik Tou
chong, sampai kitab Qian jin yi fang, belakangnya ditulis ‘Bi nao’. Di tambah lagi titik Tian fu terletak
di Bi nao (lengan atas, anggota tubuh) dan orang mengartikan itu adalah titik Bi nao. Sehingga sampai
sekarang kedua titik yang berbeda letak dan meridian, tanpa disadari sempat menjadi rancu. Titik Bi nao
sendiri, indikasi awalnya adalah ‘Panas dan menggigil, pembengkakan kelenjar getah bening di
leher, bahu dan lengan tidak bisa diangkat’. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher merupakan
ciri khas indikasi titik ini. Yang umumnya gejala tersebut diterjemahkan sebagai scrofula yaitu infeksi
TB pada kelenjar getah bening. Selain itu ada 1 kekhususan dari titik Bi nao yaitu untuk penyakit mata,
walaupun ada yang mengangap bahwa yang bisa digunakan untuk penyakit mata adalah titik Tian fu.
12
Perbedaan ini dikarenakan dan dimulai dari dinasti Tang. Tapi ada juga literatur yang menunjukan titik
Bi nao digunakan untuk penyakit mata konjungtivitis akut (peradangan selaput mata dan permukaan
bagian dalam kelopak mata). Tentunya hal ini perlu kita buktikan pada praktek di lapangan.
Titik Bi nao juga sempat rancu dengan titik Nao shu. Kerancuan itu di mulai dari kitab Zhen jiu jia
yi jing, tertulis ‘Panas dan menggigil, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, bahu dan
lengan tidak bisa diangkat, pakai titik Bi Nao Shu’ menyebabkan dari kitab wai tai mi yao sampai
buku teks sekarang menulis gejala yang sama dengan titik Bi nao. Padahal sebebarnya indikasi titik Nao
shu ini adalah ‘panas dan menggigil, bahu bengkak dan nyeri menjalar ke tulang belikat, bahu dan
lengan pegal’. Yang menjadi ciri khas nyeri bahunya adalah ‘menjalar ke tulang belikat’.
Kemudian titik Nao hui, juga di sebut Nao liao. Di kitab Huang di ming tang jing, letaknya
tertulis ‘lengan atas bagian depan, 3 cun dibawah acromial angle’, dan tertulis meridian Luo dari
Shou yang ming (usus besar), sudah seharusnya masuk ke dalam meridian usus besar. Tapi pada zaman
sebelum dinasti Song, ada 2 pendapat:
1. Kitab Qian jin yao fang, berpendapat meridan Luo umumnya berhubungan biao dan li, maka titik
ini harusnya masuk ke meridian paru paru.
2. Ada yang berpendapat, titik Nao hui merupakan titik pertemuan meridian Luo usus besar dan San
jiao, maka dalam kitab Tong ren shu xue zhen jiu tu jing, memasukan titik Nao hui ke dalam
meridian San jiao.
Titik ini digolongkan ke dalam meridian San jiao menimbulkan masalah baru : di lengan atas, jalur
meridian San jiao dari titik Qing leng yuan menuju titik Xiao luo (sisi ulna) kemudian kembali menuju
titik Nao hui (sisi radius), terakhir lembali naik ke titik Jian liao, membentuk huruf ‘S’. Mungkin untuk
menghapus garis lekukan ‘S’ ini, maka semua buku akupunktur sekarang, memindahkan titik Xiao luo
dan titik Nao hui di atas garis yang menghubungkan titik Jian liao dan titik Tian jing. Sehingga dari
perubahan letak ini, sebenarnya indikasi titik Nao hui pun berubah. Dari yang sebenarnya tertulis di
kitab Huang di ming tang jing yaitu ‘pembesaran kelenjar gondok (Ying)’, dan ada satu gejala lagi
yang sampai saat ini belum ada penjelasannya, yaitu ‘Zou li qi’, ‘Zou’ adalah tempat san jiao
berhubungan dengan dengan Yuan Qi (Qi asal), tempat Qi dan darah masuk; sedangkan ‘Li’ adalah pori
pori yang ada di kulit dan organ zang fu. ‘Qi’ adalah faktor yang paling mendasar untuk membentuk
manusia dan bertahan hidup. ‘Zou li’ sendiri sekarang banyak diartikan sebagai posisinya di bawah kulit
dan diatas otot. Penghubung antara luar dan dalam, hampir sama dengan San jiao. Mungkin ini juga
yang mendasari kemudian titik Nao hui ini digolongkan sebagai meridian San jiao.
Jika dilihat indikasi titik Nao hui sekarang dengan letak yang berbeda, maka titik ini hanya
digunakan untuk indikasi masalah ‘bahu nyeri menjalar ke tulang belikat’, sama dengan titik Bi nao,
dan juga letaknya yang berdekatan dengan titik Bi nao.
3. Qing ling yuan dan Qing ling

13
Qing ling yuan, pada zaman dinasti Tang, karena pada saat itu kaisarnya bernama Li yuan, maka
orang menghindar menggunakan ‘Yuan’ dan menganti dengan kata ‘Quan’ sehingga bernama ‘Qing ling
quan’. Tapi selain itu ada juga orang yang mengganti nama Qing ling yuan menjadi Qing ling, sampai
dinasti Song, Wang wei yi tidak mengetahui permasalahan ini, dan menganggap ini merupakan titik baru
dan memasukannya ke dalam meridian Shou shao yin jantung, dan terus dipakai hingga sekarang, maka
tidak heran kalau kita lihat disemua buku akupunktur, indikasi kedua titik ini sama yaitu ‘bahu tidak
bisa diangkat. Tidak bisa pakai baju. Sakit kepala dan menggigil’. Letak ada di ‘3 cun diatas siku,
diambil dalam posisi ekstensi siku kemudian angkat lengan’ [kitab Huang di ming tang jing].
4. Zhou liao, Shao hai, Xiao hai, Qu chi, Tian jing, Qu ze.
Untuk mencari titik di sekitar siku, maka ada 4 tanda penting : cubital crease (garis lipatan siku),
biceps tendon, medial epicondyle dan lateral epicondyle. Pada sendi siku sisi fleksi, di dua sisi biceps
tendon ada 2 cekungan, bagian dalam adalah titik Qu ze, dan bagian luar adalah titik Chi ze. Di sisi
depan dan belakang dari medial epicondyle ada 2 cekungan, sisi depan adalah titik Shao hai, dan sisi
belakang adalah titik Xiao hai. Pada sisi depan dan dan belakang dari lateral epicondyle juga ada 2
cekungan, sisi depan adalah titik Qu chi, dan sisi belakang adalah titik Zhou liao. Urutannya sangat rapih
dan beraturan. Dan hubungan antara titik Tian jing dan Zhou liao adalah : titik Tian jing berada di sisi
ulna dari triceps tendon, dan titik Zhou liao berada di sisi radius dari triceps tendon.
Posisi titik Zhou liao berbeda dengan yang ada pada buku akupunktur sekarang : siku fleksi,
proksimal dari epikondilus radialis os humeri. Dari epikondilus, antara triceps dan biceps dekat
art.collateralis radialis n.radialis. 1 cun proksimal dari Qu chi (LI11) atau pada insersio dari
m.brachilis. Yang intinya dalah 1 cun diatas titik Qu chi, persis di sebelah tulang humerus. Sehingga
hubungan antara titik-titik itu sudah tidak rapih dan teratur lagi, juga kehilangan ciri khas dari kata ‘liao’
yang artinya cekungan, sehingga namanya seharusnya bukan ‘Zhou liao’ lagi. Dari bukti yang ada
sekarang, pada tahun 1443 (dinasti ming), membuat patung titik akupunktur yang meniru patung
akupunktur zaman dinasti Song. Dari patung tersebut jelas terlihat, bahwa titik Zhou liao sudah
berpindah letaknya. Jadi ada 2 kemungkinan yaitu pindahnya letak itu dimulai sejak dinasti Song atau
waktu meniru, mereka salah menulisnya, sehingga perpindahan itu terus dipakai hingga sekarang.
Titik Zhou liao mempunyai indikasi : ‘sendi bahu dan sendi siku pegal, berat, nyeri, tidak bisa
melakukan gerakan fleksi (menekuk) dan ekstensi (meluruskan)’.
Titik Qu chi mempunyai indikasi : [kitab Huang di ming tang jing]
1. Penyakit panas yang sudah membaik tapi panas didalam belum hilang, umumnya masih ada gejala
panas rendah, lesu, nafsu makan belum pulih.
2. Nyeri : depan telinga, gigi, mata.
3. Pembesaran kelenjar getah bening di leher.
4. Bahu dan siku nyeri, sulit melakukan gerakan fleksi dan ekstensi, tangan tidak bisa diangkat,
pergelangan tangan berat dan nyeri.
14
5. Penglihatan kabur (penyakit mata).
6. Penyakit kejiwaan, epilepsi, kejang.
7. Sindrom Bi dan Wei di kaki.
8. Sakit tenggorokan (faringitis, laringitis) yang menyebabkan sulit keluar suara.
Selain itu karena di dalam kitab huang di nei jing, Ling shu bab 6 tertulis ‘penyakit ada di kulit,
tusuk titik He meridian Yang’, dan titik Qu chi merupakan titik He dari meridian usus besar (Yang),
maka biasa juga digunakan untuk penyakit kulit seperti dermatitis dan urticaria. Pada buku akupunktur
sekarang, tercatat 2 indikasi yaitu : menstruasi tidak teratur dan mual. Indikasi menstruasi tidak teratur
pertama kali muncul pada dinasti Ming, kitab Zhen jiu ju ying (tahun 1529), tapi sebenernya merupakan
formula titik yaitu kombinasi antara titik ‘Qu chi, Zhi gou, San li, San yin jiao’, sehingga tidak bisa
dimasukan kedalam indikasi titik Qu chi. Sedangkan mual, dalam kitab kitab klasik tidak tertulis titik Qu
chi untuk gejala mual, dan memang agak aneh dimana titik meridian usus besar tidak digunakan untuk
penyakit pencernaan.
Titik Qu ze mempunyai ciri khusus indikasi yaitu ‘Jantung berdebar debar mudah kaget’, ‘nyeri
jantung kolik dan disertai batuk, titik Qu ze (blood letting)’, ‘kepala dan leher tremor’, ‘wajah kehijauan’,
‘tangan dingin’.
Titik Shao hai dan titik Xiao hai sering terjadi kerancuan, karena tulisan dan pelafalannya hampir
sama, sehingga banyak terjadi kesalahan indikasi. Titik Shao hai mempunyai indikasi ‘Badan panas,
malaria, Qi berbalik yang menyebabkan mudah keselak, sendawa, mual muntah; tangan kram dan nyeri’.
[kitab huang di ming tang jing]. Ada satu gejala yaitu ‘nyeri jantung’ yang didalam buku akupunktur
sekarang menjadi salah satu indikasi titik Shao hai. Indikasi tersebut di mulai dari kitab Dou tai shi zhen
jing yang ditulis oleh ahli akupunktur yang fenomenal pada zaman antara dinasti Jin dan dinasti Yuan,
yaitu Dou jie (1196-1280). Dalam kitab tersebut pertama kali tertulis titik Shao hai untuk ‘Nyeri dada
dan jantung, sedasi; siku dan lengan bawah tidak bertenaga, tonifikasi. Juga untuk mengobati
semua jenis pembengkakan kelenjar getah bening’. Selanjutnya pada dinasti Ming, kitab Zhen jiu ju
ying menulis ‘nyeri jantung, tangan tremor dan dimentia’ pada indikasi titik ini.
Sedangkan titik Xiao hai mempunyai indikasi : ‘Vertigo, sakit kepala’, ‘malaria, punggung
sampai tulang ekor menggigil’, ‘nyeri di leher belakang menjalar sampai ke ketiak dan siku’,
‘nyeri pinggang menjalar sampai ke perut bagian bawah’, ‘kaki tangan tidak bisa diangkat’,
‘penyakit panas’, ‘penyakit kejiwaan’, ‘sakit gigi’. [kitab Huang di ming tang jing]. Gejala ‘malaria,
punggung sampai tulang ekor menggigil’ dalam kitab Huang di nei jing tertulis merupakan indikasi
titik Wei zhong. Kitab Tai ping sheng hui fang menulis ‘epilepsi’ merupakan satu satunya indikasi titik
Xiao hai. Sedangkan kitab Dou tai shi zhen jing menulis ‘pembesaran kelenjar getah bening di leher’
dan ‘inguinal hernia’ sebagai indikasi titik ini. Yang menarik adalah bahwa pada buku teks akupunktur
sekarang indikasinya tertulis sakit kepala, nyeri leher, bahu, siku dan lengan bawah, paralisa nervus
ulnaris, ketulian. Gejala ini sebeneranya mengikuti kitab Zhen jiu ju ying (Dinasti Ming) yang mencatat
15
gejala gejala tersebut berdasarkan gejala meridian usus kecil, penulis Gao wu menurut pemahamannya
terhadap cara ‘tonifikasi dan sedasi titik ibu dan anak’ mengambil gejala meridian usus kecil dimasukan
ke dalam titik Yuan (titik Wan gu) dan titik He meridian usus kecil. Dan tidak seharusnya seperti itu.
Titik Tian jing, dalam kitab huang di nei jing menulis ‘malaria, kambuh waktu makan’, ‘nyeri
jantung, sedih’, ‘nyeri jantung disertai bahu kesemutan dan baal’, ‘Angin besar yang
menyebabkan badan nyeri tapi tidak ada tempat yang jelas, suka berbaring, mudah terkejut,
kram dan kejang’, ‘siku nyeri menjalar ke bahu, tidak bisa fleksi dan ekstensi’, ‘nyeri di leher
belakang, bahu dan punggung disertai lengan nyeri baal dan tidak bertenaga’, ‘epilepsi’, ‘leher
bengkak’. Pada dasarnya indikasi titik Tian jing terbatas pada masalah bahu dan lengan, juga jantung
dan masalah kejiwaan. Tapi pada kitab Zhen jiu ju ying ditambahnkan gejala ‘migren (nyeri kepala
satu sisi), ujung mata nyeri, ketulian dan sakit tenggorokan’ yang merupakan kesalahan dari penulis
Gao wu dalam memahami gejala meridian usus kecil.

5. Fu tu, Ren ying, Tian you, Tian zhu, Tian rong, Tian chuang.
Dalam kitab Huang di ming tang jing, 6 titik ini ditambah dengan Tian fu, Tian tu, Feng fu dan
Tian chi secara acak muncul di 3 bab yang berbeda, yang secara tidak langsung menunjukan suatu hal
yang sangat penting. Tetapi selain titik-titik itu merupakan tempat pemeriksaan nadi dan diagnosa
meridian, tidak ada lagi pembahasan atau penelitian yang lebih.
Ren ying, Zu yang ming, Pembuluh darah besar di leher, ada detak nadi ketika ditekan. Fungsi
memeriksa Qi 5 organ zang. Dengan titik Shui tu dibawahnya berasal dari pembuluh darah yang sama,
sehingga indikasi keduanya mempunyai kesamaan yaitu ‘dada penuh, sesak napas, napas pendek’.
Perbedaannya adalah penyebabnya, titik Ren ying dalam kitab Huang di nei jing ditulis ‘Yang qi
berbalik ke atas menyebabkan sakit kepala’ yang artinya ciri khas titik Ren ying adalah ‘Yang qi
berbalik ke atas’ yang menyebabkan sesak napas dan sakit kepala. Sedangkan titik Shui tu bersebelahan
dengan titik Tian ding dan titik Tian tu, sama sama mempunyai indikasi laringitis atau faringitis.
Perbedaannya adalah titik Shui tu mempunyai ciri khas ‘abses di laring atau faring’ yang menyebabkan
sesak napas dan napas pendek. Titik Tian ding mempunyai ciri khas ‘laringitis atau faringitis yang
menyebabkan suara hilang, tenggorokan tersumbat, makanan dan minuman sulit masuk’. Titik Tian tu
mempunyai ciri khas ‘leher ada stagnasi Qi atau ada pembengkakan di leher’.
Fu tu, Shou yang ming. Juga di sebut Shui xue (titik air), letak ‘1 cun dibawah lekukan tulang
rahang bawah, dibelakang Ren ying’, ciri khususnya ‘Kehilangan suara akut, tenggorokan seperti ada
duri yang menganjal di tenggorokan’, ‘batuk, asma, tenggorokan bersuara’.
Tian you, Shou shao yang. Letak di ‘otot besar di leher (otot sternocleidomastoid), diatas Que pen,
di belakang Tian rong, di depan Tian zhu, di bawah Wan gu’. Indikasi ada :
1. Kitab Huang di nei jing menulis : ‘Ketulian akut, vertigo, pendengaran dan penglihatan tidak jelas’.

16
2. Kitab Huang di ming tang jing menulis : ‘Bahu dan punggung nyeri’, ‘Panas dan menggigil’,
‘Pembengkakan kelenjar getah bening di leher’. Dan di dalam kitab Sheng ji zong lu menulis
tentang penggunaan titik Tian you untuk kasus pembengkakan kelenjar getah bening yaitu ‘moksa
Tian you 5 zhuang’.
3. Dalam buku ilmu akupunktur dan moksibasi karangan Cheng xin nong, tertulis ‘pembengkakan
wajah’. Indikasi ini muncul pertama kali pada kitab Tai ping sheng hui fang, dan dalam kitab ini
tertulis juga cara terapinya, yaitu ‘Moksibasi bengkak di wajah dan mata menutup, ambil dulu titik
Yi xi, kemudian tusuk titik Tian you dan Feng chi, penyakit bisa sembuh. Jika tidak ambil titik Yi xi,
penyakit sulit sembuh’.
Dari titik Ren ying ke belakang satu deret, ada titik Fu tu dan titik Tian Chuang.
Tian chuang, Shou tai yang. Letak di ‘bawah lekukan tulang rahang bawah, dibelakang Fu tu, ada
detak nadi ketika ditekan’. Tian rong, Shou tai yang. Nama lainnya ‘Chuang long’ yang artinya telinga.
Yang mempunyai arti titik ini berhubungan dengan telinga, oleh karena itu dalam kitab huang di ming
tang jing tertulis indikasinya ‘telinga berdenging, ketulian’. Disamping itu, titik ini juga mempunyai
indikasi ‘sakit tenggorokan yang menyebabkan kehilangan suara’, nyeri di bahu menjalar ke leher
bagian belakang sehingga tidak bisa menengok’. Guru besar Dou menulis ‘Pembesaran kelenjar getah
bening, sedasi’.
Tian rong, dalam kitab Zhen jiu jia yi jing dan Wai tai mi yao semua mencatat ‘keluar dari Qi
meridian Shou shao yang’. Kitab Huang di nei jing memasukan ke dalam meridian Zu shao yang,
seperti kitab Ling shu bab 5 menulis ‘Zu shao yang berakar di Qiao yin, mengalir di Qiu xu, bermuara di
Yang pu, masuk ke Tian rong dan Guang ming’. Di kitab Ling shu bab 2 menulis ‘Meridian Zu shao
yang, bernama Tian rong’. Kitab Huang ni nei jing tai su, penulis Yang shang shan 2 kali menulis
‘Keluar dari Qi meridian Zu shao yang’, tetapi ketika Yang shang shan menjelaskan kitab Huang di
ming tang jing, menulis ‘Shou shao yang 3 jiao, Zu shao yang kandung empedu’. Kitab Tong ren Shu
xue zhen jiu tu jing memasukan titik Tian rong ini ke dalam meridian Shou tai yang usus kecil.
Sehingga dari dinasti Song sampai buku akupunktur sekarang, semuanya memasukan titik Tian rong ke
meridian usus kecil.
Penyebab indikasi titik Tian rong hampir sama denga titik Ren ying yaitu ‘Qi berbalik’ hanya
bedanya, titik Ren ying gejala ada di kepala, sedangkan titik Tian rong, dalam kitab Wai tai mi yao
merangkum gejalanya yaitu ‘Qi berbalik ke atas, naik menyerang ke dada, sesak napas sehingga
harus menggunakan bahu untuk menarik napas, tidak bisa berbaring, tenggorokan buntu, napas
sulit masuk’. Yang sebenarnya sang penulis Wang tao hanya menyalin gejala tersebut dari kitab Ling
shu bab 75. Dalam buku akupunktur sekarang, indikasi titik Tian rong ini menitik beratkan pada
‘ketulian, tinitus, sakit tenggorokan, nyeri dan pembengkakan leher’.
Untuk cara penusukan, dalam kitab huang di nei jing tertulis ‘tususk Tian rong, tidak lebih dari
1 cun’.
17
Tian zhu. Zu tai yang. Merupakan nama titik, nama meridian (pembuluh darah) dan juga nama
tulang. Sebagai pembuluh darah, Tian zhu merupakan pembuluh darah yang berasal dari tulang belakang
(vertebralis) sebagai muara nadi dari Zu tai yang. Sebagai tulang, adalah tulang cervikal ke-3. Sehingga
sulit menentukan nama Tian zhu ini berasal dari nama tulang, atau nama tulang berasal dari nama titik.
Dalam kitab Huang di nei jing muncul beberapa kali, diantaranya :
1. Kitab Ling shu bab 34 : ‘Qi ada di kepala, ambil titik Tian zhu, Da zhu, jika tidak membaik, ambil
titik Ying dan titik Shu meridian Zu tai yang (Zu tong gu, Shu gu)’.
2. Kitab Ling shu bab 21 : ‘Kram, kejang, vertigo, kaki tidak bisa menapak, ambil titik Tian zhu’
3. Kitab Ling shu bab 24 : ‘Sakit kepala, tulang leher belakang nyeri dahulu, kemudian diikuti
punggung dan pinggang, ambil dulu titik Tian zhu, kemudian ambil Zu tai yang.
4. Kitab Ling shu bab 28 : ‘Jing tidak naik sampai mata menyebabkan mata tidak bisa melihat,
dinamakan Tuo jing. Tonik titik Tian zhu’.
Titik Tian zhu di dalam kitab Huang di ming tang jing mempunyai indikasi :
1. Vertigo, sakit kepala dan terasa berat, mata nyeri seperti dicopot, leher nyeri seperti ditarik, leher
kaku tidak bisa menengok, kaki kram, kaki tidak bisa menapak, nyeri seperti patah.
2. Penyakit panas.
3. Epilepsi, kejang, penyakit kejiwaan, halusinasi.
4. Penglihatan kabur, mata merah dan nyeri.
5. Faringitis dan pharingitis yang menyebabkan sulit bicara.
Ada 1 gejala yang tertulis di buku akupunktur sekarang yaitu ‘obstruksi hidung, tidak bisa
membedakan bau’, pertama kali tertulis di dalam kitab Zhen jiu ju ying. Sang penulis salah menyalin
kitab Qian jin yao fang, sehingga sudah seharusnya tidak dimasukan ke dalam indikasi titik Tian zhu.

18
Penutup

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari masa ke masa akupunktur dan moksibasi mengalami
banyak perubahan. Terdapat banyak kitab klasik yang menjelaskan teori-teori klasik dan perkembangan
akupunktur dan moksibasi dari masa ke masa. Ini juga yang membuat ilmu ini terus bertahan hingga
sekarang. Seminar ini merupakan suatu proses pengenalan awal tentang kitab-kitab klasik, perkembangan
definisi titik, dan pembahasan beberapa titik sebagai contohnya. Tentu masih ada banyak hal yang belum
dibahas pada seminar kali ini, seperti: perkembangan meridian, manipulasi penusukan, cara diagnosa dan
masih banyak lagi lainnya.
Perkembangan dan perubahan itu memerlukan proses, dan proses yang baik itu selalu melalui
‘diwariskan - dikembangkan - berinovasi - mewariskan’. Dan proses ini sudah terus berlangsung ribuan
tahun dan terus berproses sampai sekarang.
Besar harapan kami bahwa perkembangan ilmu akupunktur dan moksibasi di Indonesia berjalan pada
jalan yang benar sehingga dapat memberikan sumbangsih yang besar bagi kesehatan rakyat Indonesia.
Seperti yang dikatakan oleh Ahli pengobatan Tiongkok yang terkenal pada jaman dinasti Han, Zhang zhong
jing (150-219) yang berkata : “ke atas berguna untuk bangsa, ke tengah berguna untuk keluarga, ke
bawah berguna untuk orang banyak.”
Terima kasih atas waktu dan kesempatannya.

Wassalam,
Surakarta, 10 Desember 2017
William Adi Teja

19

Anda mungkin juga menyukai